Paket A
1. A. BCG
Keyword :
BCG
DPT-1
PCV-1
HiB-1
Polio-1
2. C. 6
Keyword :
Skor TB
*note : BB normal anak menurut usia bisa ditaksir dengan rumus 2n+8, n dalam tahun
Sumber : Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. WHO 2008
Sumber : Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. WHO 2008
3. A. Hiperinflasi paru
Keyword :
Anak, 1 tahun, sesak 1 hari, demam 2 hari
RR 40x/m, napas cuping hidung (+), retraksi otot bantu napas
intercostal dan suprasternal
Wheezing(+/+) rhonki basah (+/+), dan ekspirasi memanjang
Honeycomb appearance
Hiperinflasi paru
Atelektasis lobar
Bronkiolitis
Episode pertama wheezing
pada anak < 2 tahun, tidak
respon dgn bronkodilator
Hiperinflasi dinding dada
Fine inspiratory crackles
Ekspirasi memanjang
Tanda/Gejala pada
pneumonia DAPAT dijumpai
Sumber : Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. WHO 2008
Pedoman pelayanan medis IDAI jilid I. 2010
PJB
Sulit makan/menyusu
Sianosis
Bising jantung
Benda asing
Riwayat tersedak
Stridor/distress pernapasan
Wheeze, atau suara napas
menurun fokal
Asma
Wheezing berulang, riwayat
atopi, respon dgn
bronkodilator
Tatalaksana bronkiolitis :
terapi suportif. Tidak
perlu steroid, chest
fisioterapi, inhalasi B2
agonis, maupun
antibiotic.
Tatalaksana pneumonia :
Antipiretik, nebulisasi
dengan NaCL
Amoksisilin bila intake oral
baik
Ampisilin+kloramfenikol iv
bila intake oral buruk
4. E. Prednison
Keyword :
Tatalaksana
Medikamentosa
Suportif
Bedrest
Diet protein normal (1.5-2g/kgbb/hari) Karena pada SN terjadi protein loss
dan anak butuh protein untuk tumbuh kembang. Diet rendah protein diberikan
pada sindrom nefritik.
Furosemide 1-2mg/kg/hari bila perlu dikombinasikan dengan spironolakton 2-3
mg/kg/hari (diberikan bila ada edema anasarka/mengganggu aktivitas)
ACE-I bila ada hipertensi
Rujuk bila ada penurunan fungsi ginjal, usia < 1tahun, SN relaps, atau resisten
steroid
5. E. Transfusi darah
Keyword :
Anak 9 bulan, pucat, lemas
Sklera ikterik, hepatosplenomegali (+)
Hb 5.1 g/dl, bilirubin indirek 7.5 mg/dL, MCV 60 fl MCH
20 pg
Anemia :
Gangguan pembentukan eritrosit : anemia aplastic,
penyakit ginjal kronik, inflamasi kronik, defisiensi besi,
anemia sideroblastik, defisiensi b12 dan folat
Proses hemolitik : thalassemia, reaksi antibody, kelainan
membran eritrosit
Sumber : pendekatan praktis pucat : masalah kesehatan yang terabaikan pada
bayi dan anak. PKB IKA LII, 2007
Perdarahan akut
Penyakit
Pucat/Anemia
Perdarahan
Organomegal
i
Anemia defisiensi Fe
-/+
Anemia aplastic
Leukemia akut
Infeksi kronik
-/+
Pada soal ditemukan anemia, organomegali, dan ikterik. Berdasarkan tabel di atas, anemia yang
punya organomegali adalah anemia hemolitik kronik dan leukemia akut.
Leukemia akut disingkirkan karena leukosit dan trombosit normal serta karena adanya ikterik
Ikterik disebabkan hemolysis eritrosit sehingga kadar bilirubin indirek dalam darah meningkat
Sumber : pendekatan praktis pucat : masalah kesehatan yang terabaikan pada
bayi dan anak. PKB IKA LII, 2007
Note :
Defisiensi besi
Anemia sideroblas :
Thalasemia
sumsum tulang
Sideroblastik
memproduksi ring
Inflamasi kronik
sideroblas > eritrosit
normal
Makrositik :
Anemia megaloblastik
Bisa jadi
keganasan/leukemia
Anemia aplastic
(AML) di kemudian hari
Normositik
Pada anemia sideroblas
Penyakit ginjal kronik
kadar besi normal tapi
Kehilangan darah akut
tidak bisa membentuk
Sumber : pendekatan praktis pucat : masalah kesehatan yang terabaikan pada
hemoglobin
bayi dan anak. PKB IKA LII, 2007
Thalassemia
Kasus di soal kemungkinan anemia hemolitik kronik ec
thalassemia.
Harus dibuktikan dengan pemeriksaan morfologi darah
tepi dan elektroforesis Hb
Thalassemia : kelainan sintesis hemoglobin yang
diturunkan
Pikirkan thalassemia bila ada : pucat kronis,
organomegali, riwayat transfusi berulang, riwayat
keluarga, gangguan pertumbuhan, facies Cooley
Tatalaksana : mengobati anemia dengan transfusi darah
Bila Hb<8 transfusi
Medikamentosa lain :
Asam folat
Vitamin E
Kelasi besi bila ferritin > 1000 mg/dL
Vitamin C
Option lain
Kemoterapi untuk leukemia akut
Kriopresipitat faktor VIII hemophilia A
Suplementasi B12 dan asam folat anemia defisiensi
besi dan folat
Suplementasi besi anemia defisiensi besi
Terapi : besi elemental 3-6 mg/kg dalam 2 dosis, 30 menit
sebelum makan pagi dan makan malam. (100 mg SF = 2 mg
besi elemental)
Empty stomach : full absorption, tp sering bikin mual muntah
Full stomach : absorpsi Cuma 50%, dosis diberikan 5-6 mg/kg
Sumber : Panduan terapi sinar pada neonates. American Academy of Pediatrics 2004.
Komplikasi hiperbilirubinemia
pada neonatus
Kernikterus : bilirubin melewati blood-brain barrier,
mewarnai dan membentuk jaringan parut di basal
ganglia, hippocampus, substantia nigra, dan
brainstem nuclei. Kerusakan ireversibel, anak dapat
mengalami palsi serebral di kemudian hari
Anemia : karena proses hemolitik, dapat diobati
dengan transfusi, sifatnya reversible
*Sirosis bilier : penyakit autoimun progresif yang
merusak saluran empedu, lama-lama dapat
menyebabkan sirosis hepatis karena empedu
tertumpuk di hepar (bukan komplikasi hiperbil ya ^^)
7.
D. Ketoasidosis
Keyword :
Anak 7 tahun
banyak makan dan minum serta sering buang air kecil
tampak lemas, sesak, nafas cepat dalam, bau nafas berbau
khas
KAD
DMT-1
Tatalaksana KAD
Terapi cairan
Insulin
Koreksi elektrolit
(Natrium dan kalium,
asidosis tidak dikoreksi)
Pemantauan
Penanganan infeksi
Tatalaksana DMT-1
Insulin
Pengaturan makan
Olahraga
Edukasi
Home monitor
8. D. Ringer lactate
Keyword :
Anak, diare > 10 kali/hari
Anak tampak rewel, nadi 120 x/menit, kehausan, turgor kulit
< 2 detik, jumlah respirasi permenit 40 x/menit
Rewel, gelisah
Mata cekung
Minum dgn lahap, haus
Cubitan kulit kembali lambat, tp masih <2 detik.
Composition
Na+
K+
Cl
Ca++
Lactate
Glucose
Calories
mmol/l
mmol/l
mmol/l
mmol/l
mmol/l
g/l
cal/l
Ringer's
lactate
(Hartmann's)
130
5.4
112
1.8
27
Normal saline
(0.9% NaCl)
154
154
10% glucose
100
400
0.45 NaCl/5%
glucose
77
77
50
200
Darrow's
solution
121
35
103
53
Half-strength
Darrow with
5% glucosea
61
17
52
27
50
200
Half-strength
Ringer's
lactate with
5% glucose
65
2.7
56
14
50
200
0.18%
NaCl/4%
glucoseb
31
31
40
160
5% glucoseb
50
200
IV fluid
OSA :
Mengorok, bernapas lewat mulut
Etiologi tersering : hipertrofi adenoid dan tonsil (ditandai
dengan hidung tersumbat)
Komplikasi : gagal tumbuh, enuresis, cor pulmonale
Hemofilia
X-linked resesif, perdarahan spontan maupun pasca trauma
Riwayat kelainan yang sama dalam keluarga (yaitu laki-laki)
Ibu diduga sebagai karier bila memiliki lebih dari 1 anak lakilaki yang menderita hemophilia
Tatalaksana : fresh frozen plasma, kriopresipitat, terapi
Sumber : Pedoman pelayanan medis IDAI Jilid I.2010
pengganti factor VIII atau IX
Sumber : www.hemophilia-information.org
Option lain
Rangsang sampai menangis : TIDAK BOLEH.
Rangsang/stimulasi bayi maksimal 30 detik. Bila
bayi tak kunjung menangis/merespon harus
langsung VTP.
Elevasi kepala : SALAH. Harusnya sedikit ekstensi
supaya airway terbuka
VTP : dilakukan bila bayi tetap tidak
menangis/merespon setelah dilakukan langkah
awal
Sumber
Beri
oksigen : oksigen diberikan saat memberikan
: Neonatal resuscitation. Circulation 2010.
VTP
Option lain
Diet TKTP : pemberian makan dalam jumlah sedikit tapi
sering dan rendah osmolaritas dan laktosa. Untuk initial
refeeding digunakan F-75 (75kkal/1000 ml)
Suplementasi Vit A dan Fe : vitamin A pada hari
pertama, Fe mulai minggu kedua
IVFD RL 150cc/kg : jangan gunakan infus untuk rehidrasi
kecuali kasus dehidrasi berat dengan syok. Untuk
rehidrasi beri resomal per oral atau NGT
F-100 3x150 cc pada hari pertama : hari pertamaketujuh F-75, diberikan dengan frekuensi sesering
mungkin, tiap 2 jam atau 3 jam.
13. B. Eosinofilia
Keyword :
Sering pilek sejak 3 bulan yang lalu
sering bersin berulang kali sampai lebih dari 6 kali,
memberat terutama pada pagi hari dan semakin
membaik pada siang hari
Kakek pasien adalah penderita asma
Rinitis alergi :
bersin pagi hari, hidung meler, tersumbat, riwayat atopi
(+)
Pemeriksaan fisik : allergic shiner, salute, crease
Pemeriksaan penunjang : skin prick test, darah tepi :
eosinofilia
Eosinofilia
Acute hypereosinophilic syndrome (a rare but
sometimes fatal leukemia-like condition)
An allergic reaction (can also reveal how severe the
reaction is)
Early stages of Cushing's disease
Infection by a parasite
Normal result : Less than 350 cells per microliter
(cells/mcL).
Sumber : Eosinophil count.
www.nlm.nih.gov
14. B. SNAD
Keyword :
Sepsis neonatal
Early onset sepsis :
Timbul dalam 3 hari pertama
Gangguan multisystem + gejala pernapasan menonjol, onset
tiba2 dan cepat berkembang jadi syok septik
Ditularkan oleh ibu (korioamnionitis, ketuban pecah dini)
Pemeriksaan penunjang :
Leukositosis atau leukopenia, neutropenia, I/T ratio >0.2
Peningkatan CRP
Sumber : Pedoman pelayanan medis IDAI Jilid I.2010
Hipoglikemia, hiperbilirubinemia, asidosis metabolik
Tatalaksana
Antibiotik :
Ampisilin dan gentamisin
Bila organisme tidak ditemukan dan bayi tetap
menunjukkan tanda infeksi sesudah 48 jam ganti dengan
sefotaksim
Preventif
Mengobati Ibu demam dengan kecurigaan infeksi
intrauterine
Mengobati ibu dengan KPD
Perawatan antenatal
Sumber : Pedoman pelayanan medis IDAI Jilid I.2010
Cuci tangan
Option lain
Enterokolitis : nekrosis intestinal akut, terjadi pada
BBLR setelah diberikan minum enteral, lebih sering
pada yang diberi sufor.
ABC
Diazepam supositoria di rumah atau bila belum terpasang akses iv
Diazepam iv 0.3-0.5mg/kg bb
Fenitoin iv 20 mg/kg dilarutkan dalam NaCl 0.9%
Fenobarbital iv 15-20 mg/kg
Pada pasien telah terpasang akses iv, maka pilihannya adalah Diazepam IV
Dosis : 0.3mgxBB (asumsikan 16 kg, usia 4 tahun)=4.8mg
0.5mgxBB = 8 mg
Atresia esophagus
Gangguan patensi esophagus, merupakan kelainan kongenital
Risiko aspirasi, hipersalivasi (excessive oral secretions)
Dapat disertai fistula trakeoesofagus
Riwayat hidramnion selama kehamilan
Associated anomalies : VACTERL (vertebral defects, anorectal
malformations, cardiovascular defects, trakeoesophageal defects, renal
anomalies, limb deformities
Sumber : Esophageal atresia. www.emedicine.Medscape.com
Option lain
HPS : muntah non bilious pada usia 4-8 minggu, massa
seperti buah zaitun di epigastrium, USG : target sign
Hirschprung disease : riwayat meconium keluar > 24
jam, distensi perut, BAB menyemprot bila dilakukan
colok dubur
Atresia duodenum : muntah kurang lebih 30 menit
setelah asupan oral, perut distensi, pada foto polos
abdomen ada double bubble sign
Ileus obstruktif : distensi perut, bab tidak keluar, flatus
(-), muntah, bising usus metallic sound, foto polos
abdomen gambaran herring bone atau stack of coins
18. D. Alkalosis
Keyword :
Anak 7 tahun
Sesak sejak usia 3 tahun dan hilang timbul, muncul terutama pada
malam hari
Ayah pasien memiliki riwayat asma
Penggunaan otot bantu napas dan mengi di kedua lapang paru,
SpO2 92%.
Anak sudah diberikan salbutamol inhalasi 2 kali namun tak
membaik
19.A. Nistatin
Keyword :
Bayi, 8 hari, bercak bercak putih pada mukosa mulut dan
lidah yang sukar dibersihkan
Candidiasis oral
Sering terjadi pada bayi dan anak, pasien yang
mendapat terapi antibiotic dan steroid inhalasi
Terlihat sebagai bercak putih yang sulit dibersihkan,
kadang disertai dengan gangguan makan
Drug of choice : fluconazole atau suspense nistatin
oral
20. B. Intrakutan
Keyword :
Sindrom Turner
Kelainan kromosom, 45 XO
Pubertas terlambat, obesitas, perawakan pendek,
amenorrhea primer/steril
Gangguan kardiovaskular (stenosis aorta, CoA aorta),
ginjal (horseshoe kidney)
ADHD dan non verbal learning disability
Sumber : Pocket pediatrics.
Edwards, trisomy 18
Turner, 45 XO
Klinefelter, 45 XXY
23. C. Kawasaki
Keyword :
anak usia 7 tahun demam sejak 4 hari yang lalu
keluhan mata merah serta berair dan juga kemerahan di
tangan dan kaki.
injeksi konjungtiva, bibir pecah-pecah, strawberry tounge,
dan eritema akut di area palmar dan plantar.
Hb 9.5 mg/dL, Leukosit 17.500/mm3, dan LED 50mm/jam
Kawasaki disease :
Penyakit vaskulitis akut dengan komplikasi fatal (aneurisme
arteri koroner)
Etiologi belum diketahui
Ditegakkan dengan adanya tanda/gejala + hasil ekokardiografi
Terapi : aspirin, IVIG
Manifestasi Klinis
Demam persisten lebih dari 5 hari
ditambah 4 dari 5 gejala di bawah ini :
-Angioedema
ekstremitas
dengan
indurasi atau deskuamasi
-Exanthema polimorfik
-Injeksi konjungtiva bilateral tanpa
eksudat
-Perubahan pada bibir dan kavitas oral,
seperti fisura bibir, injeksi faring, dan
strawberry tounge
-Limfadenopati servikal akut non-purulen
(>1.5cm)
Kriteria laboratorium
-Albumin >3g/dl
-CRP >3mg
-LED > 40 mm/jam
-Peningkatan alanin aminotransferase
(SGPT)
-Leukositosis >15.000/mm3
-Anemia normositik normokrom sesuai
usia
-Pyuria steril; leukosit > 10/mm3
Option lain :
Rubella : demam, rash, limfadenopati postaurikuler
Rubeola : conjunctivitis, coryza, cough, demam,
rash dari belakang kepala menyebar ke seluruh
tubuh
HFMD : menyerang anakk <5tahun, gejala berupa
demam, sariawan, dan rash di tangan dan kaki.
Disebabkan coxsackie virus atau enterovirus.
SSSS : eksfoliasi akut pada kulit didahului eritema,
ada gejala prodromal seperti demam, batuk, pilek,
diare
Rubella
Pertussis
Option lain
Omfalokel : protrusi organ intraabdomen ditutupi
membrane berupa amnion dan peritoneum
Hernia umbilikalis : protrusi organ intraabdomen ke
area sekitar umbilikus
Omfalitis : infeksi/inflamasi tali pusat
Ekstropia buli : ketiadaan kongenital sebagian
dinding abdomen dan dinding kandung-kemih.
Kandung-kemih tampak membalik dari dalam kelua
RABIES: Diagnosis
Riwayat gigitan HPR dengan manifestasi neurologi
yang khas
Diagnosis Laboratorium
Manifestasi klinis tidak khas
Viral detection vs Serological diagnosis
Gold standard: Fluorescent Antibody Technique
Microscopis: ditemukan Negri Bodies
Spesimen
Penemuan virus vs serologi
Sumber: http://www.who.int/rabies/human/postexp/en/
Treatment
Category I no treatment is required,
Category II immediate vaccination
Category III immediate vaccination and
administration of rabies immune globulin are
recommended in addition to immediate washing
and flushing of all bite wounds and scratches.
27. A. Hipoglikemia
Keyword:
penurunan kesadaran, penurunan nafsu makan, tidak
mau makan.
Mendapat obat: insulin, glibenklamid, dan metformin
Hipoglikemia
Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah <
60 mg/dL
Bila terdapat penurunan kesadaran pada penyandang diabetes
harus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya hipoglikemia.
Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh penggunaan
sulfonilurea dan insulin.
Gejala hipoglikemia:
gejala adrenergik (berdebar-debar,banyak keringat, gemetar, dan
rasa lapar)
gejala neuro-glikopenik (pusing, gelisah, kesadaran menurun
sampai koma).
Penanganan Hipoglikemia
pasien dengan kesadaran yang masih baik
diberikan makanan yang mengandung karbohidrat
atau minuman yang mengandung gula berkalori
atau glukosa 15-20 gram melalui intra vena.
Untuk penyandang diabetes yang tidak sadar
sementara dapat diberikan glukosa 40% intravena
terlebih dahulu sebagai tindakan darurat, sebelum
dapat dipastikan penyebab menurunnya kesadaran.
Perlu dilakukan pemeriksaan ulang glukosa darah
15 menit setelah pemberian glukosa. Glukagon
diberikan pada pasien dengan hipoglikemia berat.
Diagnosis: DM Tipe-2
Pemeriksaan glukosa plasma puasa 126 mg/dL
dengan adanya keluhan klasik
Diagnosis: HT Urgency
Terapi?
Captopril: awitan 15 menit
Labetolol, klonidin, furosemide: awitan -2 jam
KRISIS HIPERTENSI
BATASAN
Keadaan hipertensi yang memerlukan penurunan TD segera
karena akan mempengaruhi keadaan pasien selanjutnya
Hipertensi Emergency
Situasi dimana diperlukan penurunan TD segera dengan
OAH parenteral karena adanya kerusakan organ target
akut/progresif
Hipertensi urgency
Situasi dimana adanya peningkatan TD yang bermakna
tanpa gejala yang berat atau kerusakan organ target
progresif
& TD perlu
diturunkan
jam. - PAPDI
Sumber:
Pedoman
Pelayanan
Medis dlm
Ilmubeberapa
Penyakit Dalam
TATA LAKSANA
Target tata laksana hipertensi emergency : sd TD diastolik 110 mmHg, atau berkurangnya MAP 25% (pada
strok penurunan hanya boleh 20% dan khusus strok iskemik, TD baru diturunkan secara bertahap bila sangat
tinggi > 220/130 mmHg) dlm waktu 2 jam. Setelah yakin tidak ada hipoperfusi organ, penurunan TD dapat
dilanjutkan pada 12-16 jam selanjutnya sd mendekati normal.
Captopril, dosis : 6,25-50 mg oral/SL, awitan 15 mnt, lama kerja 4-6 jam
Klonidin, dosis awal 0,15 mg (oral), selanjutnya 0,15 mg/jam, dpt diberikan sd dosis total 0,9 mg, awitan : -2 jam, lama
kerja 6-8 jam
Labetolol 100-200 mg (oral), awitan sd 2 jam, lama kerja 8-12 jam
Furosemid 20-40 mg (oral), -1 jam, lama kerja 6-8 jam
Diuretik
Furosemid 20-40 mg, dapat diulang, hanya bila ada retensi cairan, awitan 5-15 menit, lama kerja 2-3 jam
Vasodilator
Nitrogliserin infus 5-100 mcg/menit. Dosis awal 5 mcg/mnt, dapat ditingkatkan 5 mcg/mnt setiap 3-5 mnt, awitan 2-5 menit,
lama kerja 5-10 menit.
Diltiazem, bolus IV 10 mg,(0,25 mg/kgBB), dilanjutkan infus 5-10 mg/jam
Klonidin, 6 ampul dlm 250 ml cairan infus, dosis diberikan dgn titrasi
Nitroprosid, infus 0,25-10 mcg/kgBB/mnt (max 10 menit), awitan segera, lama kerja 1-2 menit
Krisis Hipertensi
Hipertensi Emergensi:
TD>180/120 mmHg dengan adanya target organ damaged
Tanda dari target organ damaged: hypertensive
encephalopathy, intracerebral hemorrhage, acute MI, acute
left ventricular failure with pulmonary edema, unstable
angina pectoris, dissecting aortic aneurysm, or eclampsia
Hipertensi urgensi
TD>180/120 mmHg tanpa adanya target organ damaged
Contoh: upper levels of stage II hypertension associated
with severe headache, shortness of breath, epistaxis, or
severe anxiety.
hypertensive emergencies
treatment
Patients with hypertensive emergencies should be admitted
to an intensive care unit for continuous monitoring of BP
and parenteral administration of an appropriate agent
The initial goal of therapy in hypertensive emergencies:
reduce mean arterial BP by no more than 25 percent (within
minutes to 1 hour),
THEN if stable, to 160/100110 mmHg within the next 26 hours.
Excessive falls in pressure that may precipitate renal, cerebral, or
coronary ischemia should be avoided.
EXCEPTIONS:
Sumber: JNC 7
Sumber: JNC 7
32. C. SLE
Keyword:
Wanita (27 tahun)
nyeri sendi pada jari-jari tangan, pergelangan tangan
dan kaki.
PF: konjungtiva pucat.
Lab: peningkatan kadar CRP dan ANA (+).
Diagnosis: SLE
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis ACR 1982. diagnosis ditegakan bila
didapatkan 4 dari 11 kriteria di bawah ini :
Ruam malar
Ruam discoid
Fotosensitivitas
Ulserasi di mulut atau nasofaring
Arthritis
Serositis (pleuritis atau perikarditis)
Kelainan ginjal (proteinuri > 0.5 g/hari, atau silinder sel)
Kelainan neurology, kejang-kejang atau psikosis
Kelainan hematology, anemia hemolitik, atau lekopenia, atau
limfopenia, atau trombopenia.
Kelainan imunologik, sel LE positif atau anti DNA positif, atau anti
Sm positif, tes serologis untuk sifilis positif palsu.
Antibody antinuclear (ANA) positif
TATA LAKSANA
Penyuluhan
Proteksi terhadap sinar matahari, sinar ultraviolet, dan sinar fluoresein
Pada manifestasi non-organ vital (kulit, sendi, fatigue) dapat diberikan klorokuin
4 mg/kgBB/hari.
Bila mengenai organ vital, berikan prednison 1-1.5 mg/kgBB/hari selama 6
minggu, kemudian tapering off
Bila terdapat peradangan terbatas pada 1-2 sendi, dapat diberikan injeksi
steroid intravaskular
Pada kasus berat atau mengancam nyawa dapat diberikan metilprednisolon
1gr/hari IV selama 3 hari berturut-turut, lalu prednison 40-60 mg/hari per oral
Bila pemberian glukokortikoid selama 4 minggu tidak memuaskan. Maka dimulai
pemberian imunosupresif lain, missal siklofosfamid 500-1000 mg/m2 sebulan
sekali selama 6 bulan. Kemudian tiap 3 bulan sampai 2 tahun.
Imunosupresan lain yang dapat diberikan adalah azatioprin, siklosporin-A
34. B. Morfin
Keyword:
Penurunan kesadaran, ditemukan suntik dan sebotol
obat.
PF: TD 90/60 mmHg, HR 60 kali/menit, RR 12 kali/menit,
S: 36,60C, pupil miosis.
Tanda Intoksikasi
Tanda
Tekanan
darah
Frekuensi
nadi
Frekuensi
napas
Suhu
Ukuran
pupil
Bising usus
Keringat
Antikolinergik
Naik
Naik
Naik
Turun
Turn
Kolinergik
Turun
Turun
Naik
Halusinogenik
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Opioid
Turun
Turun
Turun
Turn
Turun
Turun
Turun
Simpatomimetik Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Naik
Sedatif-hipnotik
Turun
Turun
Turun
Turun
Turun
Turun
36. A. Underweight
Keyword:
Laki-laki datang dengan keluhan muntah darah.
PF: sklera ikterik,
TB 160 cm, BB 43 kg.
37. A. NS-1
Keyword:
demam 2 hari.
gusi berdarah dan bintik-bintik merah pada tangan dan
kaki.
Diagnosis: DBD
Pemeriksaan penunjang yang tepat dilakukan?
NS-1
38. A. dispepsia
Keyword:
kembung dan mual. rutin minum obat anti nyeri.
PF: nyeri tekan di epigastrium (+).
Diagnosisnya adalah
Dispepsia
Am J Gastroenterol 2005;100:23242337)
39. E. Mentega
Keyword
nyeri perut kanan atas
Murphy sign (+).
Diagnosis: Kolesistitis
Makanan yang sebaiknya dihindari oleh pasien
tersebut?
Mentega
http://www.webmd.com/digestive-disorders/features/gallbladder-diet-foods-for-gallbadder-problems
40. D. Simvastatin
Keyword:
hasil laboratorium kolesterol total 240, trigliserida 204,
lainnya dalam batas normal
Diagnosis: dislipidemia
Terapi yang tepat untuk pasien tersebut?
Simvastatin
Dislipidemia
Kelainan metabolisme lipid, ditandai oleh kelainan
(peningkatan atau penurunan) fraksi lipid dalam plasma.
Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar
kolesterol total, kenaikan kadar trigliserid serta penurunan
kadar kolesterol HDL.
Dalam proses terjadinya aterosklerosis ketiganya
mempunyai peran penting dan berkaitan, sehingga dikenal
sebagai triad lipid.
Klasifikasi :
Hiperkolesterolemia
Hipertrigliseridemia
Campuran
Sumber: Pedoman Pelayanan Medis Ilmu Penyakit Dalam - PAPDI
Diagnosis?
Sindroma metabolic harus memenuhi minimal 3
kondisi (lihat slide berikutnya)
National Cholesterol Education Program National Heart, Lung, and Blood Institute
National Institutes of Health
NIH Publication No. 02-5215 September 2002
43. B OAINS
Keyword:
Pria (55 tahun) kedua kakinya bengkak sehingga tidak
bisa berjalan. Keluhan seperti ini sebelumnya (+).
Tofus di telinga kanan dan siku kiri, MTP eritema dan
terasa nyeri, ROM terbatas.
Asam urat meningkat.
44. D. GERD
Keyword:
nyeri di ulu hati yang menjalar sampai ke dada dan
punggung, dada terasa seperti terbakar.
Keluhan ini hilang timbul dalam 1 tahun terakhir.
Diagnosisnya: GERD
45. B. TBG , T4
Keyword:
Laki-laki dengan riwayat konsumsi kortikosteroid jangka
panjang.
Sumber: emedicine/medscape
Pemeriksaan
Pemeriksaan low-dose dexamethasone suppression
test:
Supresi (+): bukan cushing sindrom
Supresi (-): cushing sindrom (+)
Sumber: emedicine/medscape
Diagnosisnya adalah
Struma difusa toksik (Graves Disease)
Gejala hipertiroidisme
Sistem
Umum
Gastrointestinal
Muskular
Rasa lemah
Genitourinaria
Kulit
Jantung
Skelet
Sumber: emedicine/Medscape
48. C. Insulin
Keyword:
Seorang wanita (18 tahun), penurunan kesadaran sering
BAK baik siang-malam.
Kesadaran: somnolen
GDS = 835 ; Ur = 52 ; Cr = 0,7 ; AGD = pH 7,16 ;
Urin = glukosa (-), reduksi (+++), keton (+++).
Diagnosis: KAD
Tatalaksana:
Insulin
Diagnosis: Hipoglikemia
Penatalaksanaan yang paling dibutuhkan
Dextrose 40%
Hipoglikemia
Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah <
60 mg/dL
Bila terdapat penurunan kesadaran pada penyandang diabetes
harus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya hipoglikemia.
Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh penggunaan
sulfonilurea dan insulin.
Gejala hipoglikemia:
gejala adrenergik (berdebar-debar,banyak keringat, gemetar, dan
rasa lapar)
gejala neuro-glikopenik (pusing, gelisah, kesadaran menurun
sampai koma).
Penanganan Hipoglikemia
pasien dengan kesadaran yang masih baik
diberikan makanan yang mengandung karbohidrat
atau minuman yang mengandung gula berkalori
atau glukosa 15-20 gram melalui intra vena.
Untuk penyandang diabetes yang tidak sadar
sementara dapat diberikan glukosa 40% intravena
terlebih dahulu sebagai tindakan darurat, sebelum
dapat dipastikan penyebab menurunnya kesadaran.
Perlu dilakukan pemeriksaan ulang glukosa darah
15 menit setelah pemberian glukosa. Glukagon
diberikan pada pasien dengan hipoglikemia berat.
50. B. Nefropati DM
Keyword:
Laki-laki (61 tahun) menderita DM.
Kadar Ureum dan Creatinin meningkat.
bengkak pada kedua tungkai dan puffy face
hipoalbumin pada DM dipikirkan adanya
albuminuria
Diagnosis: Nefropati DM
Penyulit Menahun
1. Makroangiopati
a. Pembuluh darah jantung
b. Pembuluh darah tepi
c. Pembuluh darah otak
2. Mikroangiopati
a. Retinopati
b. nefropati
3. Neuropati
Nefropati DM
kadar albumin > 30 mg dalam urin 24 jam pada 2
dari 3 kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3- 6
bulan, tanpa penyebab albuminuria lainnya
Pembunuhan
Bunuh Diri
ALAT PENJERAT
Simpul
Jumlah lilitan
Arah
Jarat titik tumpu-simpul
Simpul mati
Satu
Datar
Dekat
Hidup
Satu/lebih
Serong ke atas
Jauh
KORBAN
Jejas jerat
Luka perlawanan
Luka-luka lain
Jarak dari lantai
Datar
+
Ada
Jauh
TKP
Lokasi
Kondisi
Pakaian
Variasi
Tidak teratur
Robek/tidak teratur
Sembunyi
Teratur
Rapi dan baik
Alat
Dari si pembunuh
Surat peninggalan
Ruangan
Autoerotic hanging
= mati saat masturbasi
Pada laki-laki postadolescence
Karakteristik: ditemukan telanjang/tidak memakai
celana, tangan sedang memegang genitalia, dapat
ditemukan materi porno/parafilia lain di TKP, ada bukti
terjadi orgasme sebelum kematian
Anoksia
Anoksia ketiadaan O2 pada sel atau jaringan
Jenis-jenis anoksia:
Anoksia anoksik tidak ada O2 di paru akibat:
Keywords:
Luka Lecet
1. Luka lecet gores (scratch)
Variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhan benda dengan
kulit lebih lebar
Arah kekerasan dilihat dengan melihat arah tumpukan epitel
56. E. Beneficence
Keywords:
Pasien miskin dengan keluhan mual muntah
Dokter memutuskan memberikan obat generik
Rahasia Kedokteran
PP no. 10 tahun 1966 kewajiban seorang dokter
untuk menyimpan rahasia kedokteran, meliputi
segala fakta yang didapatkan selama menangani
pasien (mulai dari pemeriksaan dan diagnosis
hingga penatalaksanaan)
Pengungkapan Rahasia
Kedokteran
Benhard-Knight (1972) pengungkapan rahasia
profesional dapat dilakukan bila:
58. A. Justice
Keywords:
Anak laki-laki 4 tahun datang dengan patah lengan kanan yang
diakui akibat jatuh dari sepeda
Dokter mencurigai adanya kekerasan
59. A. Depresi
Keywords:
Pasien sakit berat yang membutuhkan operasi
Dokter, saya tidak bersedia dioperasi. Kalau saya
dioperasi juga saya hanya akan menyusahkan keluarga
saya"
60. E. Nonmaleficence
Keywords:
Pasien tidak sadar
Orang tua (dalam kasus ini sebagai proxy) panik & tidak
bisa mengambil keputusan
Dokter melakukan tindakan tanpa persetujuan keluarga
NO. 61: A
Keyword: 57 tahun, KU: penglihatan berkabut
Diagnosis kerja: katarak
KATARAK
Katarak (latin: cataracta = air terjun): setiap keadaan
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat keduanya
Etiologi: usia lanjut, kelainan kongenital, karena penyakit
mata sebelumnya (glaukoma, ablasio retina, uveitis, dll),
bahan toksik kimia dan fisik, dan kelainan sistemik
Tanda dan gejala: penglihatan berasap, tajam penglihatan
menurun progresif, pupil berwarna putih/abu-abu
Pemeriksaan: shadow test, slitlamp, funduskopi (bila
mungkin), tonometer, tajam penglihatan
Tatalaksana: pembedahan
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
NO. 62: A
Keywords: pandangan kabur sejak 2 hari, nyeri
kepala hebat. TIO OD 50
Diagnosis kerja: Glaukoma akut
ANAMNESIS
MATA MERAH
VISUS NORMAL
struktur yang
bervaskuler
sklera
konjungtiva
tidak
menghalangi
media refraksi
MATA MERAH
VISUS TURUN
Keratitis
Keratokonjungtivitis
Ulkus kornea
Uveitis anterior
Glaukoma akut
Endoftalmitis
Panoftalmitis
MATA TENANG
VISUS TURUN
MENDADAK
MATA TENANG
VISUS TURUN
PERLAHAN
Glaukoma Akut
Etiologi: iris bomb (oklusi COA oleh iris perifer). Iris bomb
biasanya terbentuk dari mata yang hiperopik dengan kelainan
anatomis COA yang sempit, biasanya dieksaserbasi oleh
pembesaran massa kristalin lensa, diasosiasikan dengan
penuaan.
Patofisiologi: iris bomb hambatan aliran keluar aqueous
humor peningkatan TIO nyeri akut, mata merah,
penglihatan kabur.
Serangan akut dieksaserbasi oleh dilatasi pupil (lingkungan
gelap, obat-obatan antikolinergik, atau simpatomimetik)
Tanda dan Gejala:
Penurunan visus mendadak, nyeri, halo, mual, muntah
Peningkatan TIO, COA dangkal, kornea keruh, pupil dilatasi
sedang, injeksi siliar
Sumber: Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan and Asburys General Ophtalmology 17th ed. Philadephia:
McGraw-Hill, 2007.
Pemeriksaan:
Tonometri : mengukur tekanan Intraokuler (TIO)
Funduskopi: menilai pembesaran diskus optikus dan pemucatan
diskus
Pemeriksaan lapang pandang dengan kampimeter dan perimeter
Gonioskopi: menilai sudut COA
Tatalaksana:
Menurunkan TIO: Asetazolamid IV dan oral ditambah agen topikal
(beta bloker, apraclonidine, agen hiperosmotik)
Steroid topikal utk mengurangi inflamasi intraokular
Setelah TIO normal, Laser peripheral Iridotomy membuat
hubungan antara COA dan COP
Sumber: Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan and Asburys General Ophtalmology 17th ed. Philadephia:
McGraw-Hill, 2007.
NO. 63: D
Keywords: 23 tahun, pandangan kabur
menggunakan kacamata. Usia 17 tahun, memakai
kacamata S- 2,5 OD, S-2,75 OS. Sekarang pasien
dapat melihat normal dengan kacamata S-7,25 OD,
S-8,5 OS
Diagnosis kerja: miopia progresif
JENIS MIOPIA
Berdasarkan penyebab:
Berdasarkan derajat:
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
NO. 64: C
Keywords:
Pandangan kabur sejak 1 hari setelah terkena lemparan
bola. PF: gumpalan darah pada sebagian bilik mata.
Pemeriksaan Rutin :
Tatalaksana :
HIFEMA
Darah dalam bilik mata depan, akibat trauma tumpul
yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar.
Tanda dan gejala: sakit, epifora, blefarospasme. Bila
duduk, hifema terkumpul di bawah BMD, dapat
memenuhi seluruh BMD
Tatalaksana:
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
Glaukoma
penyakit saraf mata yang berhubungan dengan
peningkatan tekanan bola mata (TIO Normal : 1024mmHg)
Konjungtivitis
Inflamasi atau infeksi konjungtiva
Blefaritis
Radang kelopak dan tepi kelopak mata
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
NO. 65: D
Keywords:
Pandangan mata kabur.
Segmen anterior: injeksi konjungtiva +/-, selaput dari
nasal menutupi kornea dari 2/3 limbus
PTERIGIUM
Pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif.
Tanda dan gejala: segitiga dengan puncak di daerah
kornea, jika teriritasi, berwarna merah, astigmatisma
Secara Klinis Pterigium terbagi atas:
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
NO. 66: A
Keywords:
Benjolan pada pangkal bulu mata, tampak merah dan
nyeri pada penekanan
HORDEOLUM
Peradangan supuratif kelenjar kelopak mata
Infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea
Gejala: kelopak bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah,
nyeri bila ditekan, ada pseudoptosis/ptosis akibat bertambah berat
kelopak
2 bentuk :
Hordeolum internum: infeksi kelenjar Meibom di dalam tarsus. Penonjolan
dapat ke arah kulit dan ke daerah konjungtiva tarsal
Hordeolum eksternum: infeksi kelenjar Zeiss atau Moll. Penonjolan
terutama ke daerah kulit, dapat berupa infeksi dari folikel bulu mata
Tatalaksana :
Kompres hangat 3 kali sehari selama 10 menit hingga pus keluar
Antibiotik topikal
Antibiotik sistemik: eritromisin atau dikloksasilin
Insisi bila pus tidak dapat keluar
Ilmu Penyakit Mata, Sidharta Ilyas
Dakrioadenitis
Peradangan kelenjar lakrimal
Merah, nyeri, edema pada bagian temporal
kelopak mata, injeksi konjungtiva
Dakriosistitis
Peradangan sakus lakrimal
Eritema, nyeri, edema pada kantus medial,
menyebar ke kelopak mata
Sumber:
Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
Kanski JJ. Jack J Kanski Sign in Ophtalmology: Causes and Differential Diagnosis. Windsor:
Elsevier Limited, 2010.
NO. 67: B
Keywords:
65 thn, keluhan pandangan berkabut
Pemeriksaan didapatkan shadow test (+) dan penebalan
nukleus
Imatur
Matur
Hipermatur
Kekeruhan
Ringan
Sebagian
Seluruh
Masif
Cairan lensa
Normal
Bertambah
Normal
Berkurang
Iris
Normal
Terdorong
Normal
Tremulans
BMD
Normal
Dangkal
Normal
Dalam
Sudut bilik
mata
Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Shadow test
Negatif
Positif
Negatif
Pseudopos
Penyulit
Glaukoma
Uveitis+Glauko
ma
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
Imatur
Insipiens
Hipermatur
Matur
NO. 68: B
Keywords:
HIPERMETROPIA
= rabun dekat, gangguan kekuatan pembiasan mata
dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan
sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina
Dikenal dalam bentuk:
Hipermetropia manifes: hipermetrop yang dapat
dikoreksi dengan kacamata positif maksimal yang
memberikan tajam penglihatan normal, tidak ada
akomodasi sama sekali
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
NO. 69: A
Keywords:
Mata kiri tersemprot parfum. VODS 6/6
Klasifikasi :
Derajat 1: kornea jernih dan tidak ada
iskemik limbus (prognosis sangat baik)
Derajat 2: kornea berkabut dengan
gambaran iris yang masih terlihat dan
terdapat kurang dari 1/3 iskemik limbus
(prognosis baik)
Derajat 3: epitel kornea hilang total,
stroma berkabut dengan gambaran iris
tidak jelas dan sudah terdapat 1/2
iskemik limbus (prognosis kurang)
Derajat 4: kornea opak dan sudah
terdapat iskemik lebih dari 1/2 limbus
(prognosis sangat buruk)
Pemeriksaan Penunjang :
Kertas Lakmus : cek pH berkala
Slit lamp : cek bag. Anterior mata dan
lokasi luka
Tonometri
Funduskopi direk dan indirek
http://samoke2012.files.wordpress.com/2012/10/trauma-kimia-pada-mata.pdf
Trauma Kimia
Tatalaksana Emergensi :
Irigasi : utk meminimalkan
durasi kontak mata dengan
bahan kimia dan
menormalkan pH mata; dgn
larutan normal saline (atau
setara)
Double eversi kelopak mata :
utk memindahkan material
Debridemen : pada epitel
kornea yang nekrotik
Tatalaksana Medikamentosa :
Steroid : mengurangi
inflamasi dan infiltrasi
neutrofil
Siklopegik : mengistirahatkan
iris, mencegah iritis (atropine
atau scopolamin) dilatasi
pupil
Antibiotik : mencegah infeksi
oleh kuman oportunis
NO. 70: D
Keywords:
Mata kiri tidak dapat melihat ke samping kiri
Gerakan bola mata kanan normal
NO. 71: A
Keywords:
Mata kiri merah, silau jika melihat cahaya dan
penglihatan terganggu.
Pemeriksaan oftalmologis: Aqueous humor sel (+)
keratik presipitat (+), Sinekia posterior (+).
ANAMNESIS
MATA MERAH
VISUS NORMAL
struktur yang
bervaskuler
sklera
konjungtiva
tidak
menghalangi
media refraksi
MATA MERAH
VISUS TURUN
Keratitis
Keratokonjungtivitis
Ulkus kornea
Uveitis anterior
Glaukoma akut
Endoftalmitis
Panoftalmitis
MATA TENANG
VISUS TURUN
MENDADAK
MATA TENANG
VISUS TURUN
PERLAHAN
UVEITIS ANTERIOR
=iridosiklitis, suatu manifestasi klinik reaksi imunologi
tipe lambat, tipe cepat, atau yang dimediasi sel
terhadap jaringan uvea anterior, terdapat 2 bentuk:
Granolomatosa akut-kronis (sarkoiditis, sifilis, tuberkulosis,
dll)
Non granulomatosa akut kronis (trauma, diare kronis,
penyakit Reiter, dll)
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
Tatalaksana:
steroid topikal, steroid sistemik jika perlu
Siklopegik, untuk mengurangi rasa sakit, melepas
sinekia, mengistirahatkan iris yang meradang
Pengobatan spesifik jika penyebab diketahui
Asetazolamid bila terdapat glaukoma sekunder
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
NO. 72: D
Keywords:
55 tahun, sulit membaca tulisan.
Saat ini memiliki kacamata dengan ukuran S -4.00 C-1.00
x 90 untuk penglihatan jauh.
PRESBIOPIA
Gangguan akomodasi pada usia lanjut yang terjadi
akibat:
Kelemahan otot akomodasi
Lensa mata tidak kenyal atau elastisitasnya berkurang
akibat sklerosis
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
NO. 73: C
Keywords:
Mata kiri mendadak tidak bisa melihat tanpa disertai
nyeri.
Beberapa bulan terakhir kedua mata kabur namun
masih bisa melihat pada jarak beberapa meter
Penderita diabetes sejak 10 tahun, tidak rutin minum
obat anti diabet.
PF: VOD 5/40 dan VOS light perception (+)
ANAMNESIS
MATA MERAH
VISUS NORMAL
struktur yang
bervaskuler
sklera
konjungtiva
tidak
menghalangi
media refraksi
MATA MERAH
VISUS TURUN
MATA TENANG
VISUS TURUN
MENDADAK
Uveitis posterior
Perdarahan vitreous
Ablasio retina
Oklusi arteri atau vena retinal
Neuritis optik
Neuropati optik akut karena
obat (misalnya etambutol),
migrain, tumor otak
MATA TENANG
VISUS TURUN
PERLAHAN
Retinopati Diabetik
Komplikasi DM pada mata:
Abnormalitas kornea
Glaukoma
Neovaskularisasi iris
Katarak
Retinopati diabetik paling
sering dan paling potensial
menyebabkan kebutaan
Pemeriksaan :
Tajam penglihatan
Funduskopi dalam keadaan
pupil dilatasi : direk/indirek
Foto Fundus
USG bila ada perdarahan
vitreus
Tatalaksana :
Fotokoagulasi laser
CLASSIFICATION
No DR
SYMPTOMS
None
FEATURE
Normal retina
Severe non-proliferative
severe pre-proliferative
None
Proliferative retinopathy
Floaters,
sudden visual
loss
http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/532/basics/classification.html
http://medweb.bham.ac.uk/easdec/gradingretinopathy.htm
NO. 74: A
Keywords
Mata merah, berair dan terasa seperti ada benda asing
yang mengganjal sejak 1 hari
Injeksi konjungtiva (+/+), visus 5/5.
ANAMNESIS
MATA MERAH
VISUS NORMAL
struktur yang
bervaskuler
sklera
konjungtiva
tidak
menghalangi
media refraksi
MATA MERAH
VISUS TURUN
Konjungtivitis
Trakoma
mata kering, xeroftalmia
Pterigium
Pinguekula
Episkleritis
skleritis
MATA TENANG
VISUS TURUN
MENDADAK
MATA TENANG
VISUS TURUN
PERLAHAN
Konjungtivitis
Inflamasi atau infeksi konjungtiva
Patologi
Etiologi
Bakteri
staphylococci
streptococci,
gonocci
Corynebacter
ium strains
Virus
Adenovirus
herpes
simplex virus
or varicellazoster virus
http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatment.html
Tatalaksana
Patologi
Etiologi
Tatalaksana
Jamur
Antijamur topikal
Vernal
Alergi
Hindari alergen
Antihistamin topikal
Inklusi
Chlamydia
trachomatis
NO. 75: D
Keywords:
Mata kiri kabur, mata merah
Pemeriksaan oftalmologi: epifora, fotofobi, infiltrat (+),
mixed injection (+), visus OS 6/40
ANAMNESIS
MATA MERAH
VISUS NORMAL
struktur yang
bervaskuler
sklera
konjungtiva
tidak
menghalangi
media refraksi
MATA MERAH
VISUS TURUN
Keratitis
Keratokonjungtivitis
Ulkus Kornea
Uveitis
Glaukoma akut
Endoftalmitis
Panoftalmitis
MATA TENANG
VISUS TURUN
MENDADAK
MATA TENANG
VISUS TURUN
PERLAHAN
KERATOKONJUNGTIVITIS
Keratokonjungtivitis merupakan peradangan pada kornea dan
konjungtiva. Keratokonjungtivitis dapat ditemui dalam bentuk:
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
KERATOKONJUNGTIVITIS
Tanda dan gejala:
Merasa seperti ada benda asing, penglihatan menurun,
nyeri periorbita
Infiltrat kornea, terdapat injeksi konjungtiva dan
kornea
Sumber: Iyas S. Ilmu Penyakit Mata 3rd ed. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia, 2004
78. B. Erisepelas
Keywords : bercak kemerahan di lengan bawah
kanan, berbatas tegas, riwayat jari tengah tangan
kanan terluka.
Diagnosis : Erisepelas : penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh streptokokus, gejala utamanya
yaitu eritema berwarna merah cerah dan berbatas
tegas. Biasanya disertai gejala konstitusi.
Pengobatan : sistemik dengan antibiotik, topikal
diberi kompres terbuka dengan larutan antiseptik.
Jika terdapat edema diberi diuretika.
terapi
Atasi infeksi sekunder dg antibiotik topikal/oral
pilih gol antibiotik u/ gram positif (kulit)
Selanjutnya pengobatan sesuai Dermatitis atopi
pada umumnya
Topikal :
- hidrasi kulit :
- & kortikosteroid topikal
Klasifikasi MH
Pada dasarnya MH dibagi tipe PB & MB.
PB (respon imun si penderita baik) lesi sedikit (<5),
gejala sensoris jelas
MB (respon imun si penderita buruk) lesi difus,
banyak (>5), gejala sensoris tidak jelas/tidak ada
Pengobatan PB: Rifampicin + Dapson
Pengobatan MB: Rifampicin + Dapson + klofazimin
Note: Rifampicin single dose di hari pertama tiap
bulan, jadi hari ke 2,3,28 tidak ada rifampicin
82. E - SSSS
Keywords : kulit mengelupas dihampir seluruh tubuh
sejak 2 hari yang lalu, riwayat demam. PF : bula kendur,
skuama dan erosi, kulit mengelupas dihampir seluruh
tubuh
Nama lain: Pemphigus neonatorum or Ritter's disease
Epidemiologi : pada anak < 5 thn, laki2 > perempuan
Ciri khas : epidermolisis.
Gejala klinis : demam tinggi, ispa, kelainan kulit yg
pertama timbul eritema, yg timbul mendadak pada
muka, leher, ketiak dan lipat paha kemudian
menyeluruh dalam waktu 24 jam. Kemudian dalam
waktu 24-48 jam akan timbul bula2 besar berdinding
kendur.
Sumber: http://web2.tmu.edu.tw/g158090009/jacklecs/pictest/ans014.html
Thx: Griseofulvin
84. C. Gonnorhoe
Keywords : laki2 keluar sekret dari ostium
eksternum setelah berhubungan intim dgn PSK.
Sekret mukopurulen pada penis eritem, edem dan
mudah berdarah.
Diagnosis : Gonore
Pemeriksaan penunjang : Diplokokus gram negatif
terapi
Cefixime 400 mg single dose kontrol hari ke 3
(angka kesembuhan 95%)
Penisilin G prokain akua 4,8 juta unit + 1 gram
probenecid (angka kesembuhan 91%)
Kanamisin 2 gram IM (85%)
Ampisilin/amoksisilin 3,5 gram + 1 gram probenecid
(64%) terdapat kuman penghasil penisilinase shg
kurang efektif
86. A - Morbili
Keywords: anak, demam 3 hari, Koplik spot
Dx: Morbili/Campak
Conjungtivitis, Cough, Coriza, Rash
Terapi : suportif, bed rest, antipiretik, cairan, terapi
untuk mengatasi komplikasi
Komplikasi tersering yg dpt terjadi adl pneumonia
88. A - Skabies
Keywords: papul dan gatal dari vulva ke bokong,
suami mengalami hal yg sama. Tidak terdapat
sekret dr kemaluan
Dx: Skabies
Thx: Permetrin 5%
Gamexan (lebih dipilih untuk org dewasa) dpt
membunuh semua stadium
89. A. permetrin 5%
Keywords: papul dan gatal dari vulva ke bokong,
suami mengalami hal yg sama. Tidak terdapat
sekret dr kemaluan
Dx: Skabies
Thx: Permetrin 5%
Gamexan (lebih dipilih untuk org dewasa) dpt
membunuh semua stadium
Tes Penala
Rinne : tempelkan di mastoid, pindahkan ke
depan telinga
(+) normal/ tuli saraf
(-) tuli konduktif
Weber : di garis tengah kepala
Lateralisasi ke telinga yg sakit telinga tsb tuli
konduktif
Lateralisasi ke telinga sehat telinga yg
mengalami sakit tuli saraf
EPISTAKSIS
EPISTAKSIS ANTERIOR
UMUMNYA BERDARAH-BERHENTI
SPONTAN
UNILATERAL
PEMBULUH: PLEXUS KIESSELBACH
ATAU A.ETMOIDALIS ANTERIOR
PENCETUS: PANAS, UDARA DINGIN
DAN KERING, MENGOREK-NGOREK
HIDUNG
TATALAKSANA: TEKAN, BILA PERLU
TAMPON ANTERIOR
EPISTAKSIS POSTERIOR
PERDARAHAN SERING BILATERAL
SAMPAI TERLIHAT DI FARING
PREDISPOSISI PADA ORANG TUA
PENCETUS = EPISTAKSIS ANTERIOR +
ASPIRIN JANGKA LAMA, LEUKEMIA
PEMBULUH: A. ETMOIDALIS
POSTERIOR, A. SFENOPALATINA
TATALAKSANA: PASANG TAMPON
BELLOCQ 72 JAM. INDIKASI RAWAT !!
Tata Laksana
Steroid oral : prednison 30-60mg
Steroid topikal
Bila pasien anak dengan multiple benign nasal
polyposis atau terdapat rhinosinusitis
berulangPembedahan: simple polypectomy,
endoscopic sinus surgery
Sumber: TO3 no 63
Stadium OMA
Stadium Oklusi tube Eustachius: rektraksi membran
timpani. Thx: Tetes hidung HCl efedrin 0,5% dlm
larutan fisiologik (anak < 12 thn); HCl efedrin 1%
(dewasa or anak >12 thn)
Stadium Hiperemis/pre-supurasi : pembuluhdarah
melebar di membran timpani atau seluruh membran
timpani tampak hiperemis & edem. Thx:
Ampisilin/amoksisilin/ eritromisin selama 7 hari
Stadium Rupurasi : edem hebat pd mukosa telinga
tengah & hancurnya sel epitel superfisial, terbentuk
eksudat purulen di kavum timpani menyebabkan
buldging.
Sumber: Buku THT FKUI ed 6
Tonsilitis
Akut viral&bakteri. Kripta tidak melebar, detritus
(+/-). Thx: penisilin, eritromisin
Membranosa c/ difteri
Kronik permukaan tonsil tdk rata, kripta melebar.
Thx: terapi lokal ditujukan pada higiene mulut dg
berkumur/obat hisap; tonsilektomi
97. E. Timpanometri
Keyword: anak usia 4 tahun, keluar cairan jika
pilek
Dx: dipikirkan OMSK sudah terjadi perforasi
membran timpani
Untuk menunjang dx dilakukan timpanometri
Tes yg lain kurang menunjang, sebab ditujukan
untuk menentukan derajat tuli/menentukan tuli
sensoris atau konduktif
99. Miringotomi
Keywords: nyeri telinga kanan 3 hari, membran
tipani menonjol ke lateral, kadang tampak pulsasi.
Dx: OMA stadium supurasi
Thx: keluarkan cairan untuk kurangi tekanan dg
tujuan mencegah rupturnya membran timpani
Miringotomi
Sumber: www.fpnotebook.com
100. C. IgE
Keywords: bersin saat menyapu lantai, hilang
timbul, riwayat asma pd ibu pasien.
Dx: Rhinitis Alergi
Pemeriksaan penunjang : hitung eosinofil atau
IgE
Thx: hindari faktor pencetus (dlm hal ini alergen
inhalan (debu))
Antihistamin H-1
IgE
IgE total: kurang spesifik, kadang nilainya normal
kecuali bila pasien memiliki lebih dr 1 macap alergi;
misal rhinitis alergi + asma bronkial
IgE spesifik dengan RAST (Radio Immuno Sorbent
Test) atau ELISA lebih bermakna
SUMBER: Emedicine
Ascaris
Lumbricoides
Trichuris
trichiura
Oxyuris
vermicularis
Schistosoma
Hookworms
(Ancylostoma &
Necator)
Keywords: Diare, gatal pada anus, mules, nafsu makan menurun, ditemukan telur berdinding
pipih.
Telur Oxyuris vermicularis telur asimetris berdinding pipih di satu sisi
Manifestasi klinis: Gatal di area anus (terutama pada malam hari atau pagi hari), sulit tidur,
abdominal discomfort, penurunan nafsu makan.
Tatalaksana:
Demam
Limfadenopati axilla atau inguinal
Nyeri testis atau inguinal
Skin exfoliation
Inflamasi dan limfedema berulang dapat menyebabkan
kerusakan limfatik, pembengkakan dan elephantiasis
lengan, tungkai, skrotum, vulva, dan payudara
Perdarahan Postpartum
Perhatikan 4 T
Tonus Atonia Uteri
Tissue Retensio plasenta
109. A. Meflokuin
Keywords: Wanita, usia 28 tahun, hamil 4 bulan,
meminta profilaksis malaria, ke Lombok selama 3
minggu. Area tujuan terdapat Plasmodium
falciparum yg resisten klorokuin
http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2014/chapter-3infectious-diseases-related-to-travel/malaria#3938
110. C. Rubella
Keywords: Bayi kecil masa kehamilan, mikrosefal, kornea keruh, patent ductus arteriosus.
Pada ibu :
IgG CMV (+), IgM CMV (-)
IgG Toxoplasma (+), IgM Toxoplasma (-)
IgG Rubella (+), IgM Rubella (-)
IgG HSV (+), IgM HSV (-)
Hepatitis
Manifestasi kulit blueberry muffin spot
Lesi tulang
Gangguan endokrin (muncul di kemudian hari, dapat berupa gangguan tiroid, DM)
Gangguan hematologi, misalnya anemia, atau trombositopenik purpura
111. C. Kortikosteroid IM
Keywords: Wanita 28 tahun, G1P0A0 hamil 33
minggu, nyeri perut yang menjalar ke pinggang
belakang, dirasakan setiap 30 menit. VT
pembukaan 1 dan kepala di hodge 1
Di soal
Hamil masih 33 minggu, kontraksi hebat, nyeri
pinggang, pembukaan 1 terapi awal berikan obat
tokolitik calcium channel blockers, beta-agonists,
prostaglandin synthetase inhibitors, nitric oxide donors
and oxytocin receptor antagonists
Yang ditanya adalah terapi untuk mencegah komplikasi
pada janin pemberian kortikosteroid IM untuk
pemtangan paru (surfaktan, mencegah HMD)
Jadi, pertama memang diberikan nifedipin terlebih
dahulu sebagai agen tokolisis, kemudian diberikan
kortikosteroid IM untuk mencegah komplikasi pada
janin
115. E. Endometritis
Keywords: Keluar cairan dari kemaluan yang berbau, delapan hari yang lalu baru melahirkan, anak
lahir normal, BBL 3000 gram, TD 110/70 mmHg, HR 110 kali/menit. TFU: pertengahan antara
simfisis dengan pusat, ditemukan lochia yang berbau
Lochia adalah cairan yg keluar dari vagina setelah melahirkan, yang terdiri atas darah, mucus, dan
jaringan uterus
Subinvolusi uterus merupakan sebuah keadaan uterus yg tidak kembali ke ukuran normal setelah
melahirkan, umumnya disebabkan oleh infeksi (endometritis) atau perdarahan post partum yg
terlambat karena sisa plasenta.
Weydert JA, Banda JA. Subinvolution of the placental site as an anatomic cause of postpartum uterine
bleeding: a review. Arch Pathol Lab Med. 2006 Oct;130(10):1538-42.
Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi (mengandung
oosista)
2.
Makan makanan yang tercemar oosista dari feses (kotoran) kucing yang menderita TORCH.
3.
Transfusi darah (trofozoid), transplantasi organ atau cangkok jaringan (trozoid, sista),
kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan TORCH masuk ke dalam tubuh atau tanpa
sengaja masuk melalui luka (Remington dan McLeod 1981, dan Levine 1987).
4.
Hubungan seksual
6.
7.
Keringat yang menempel pada baju atau pun yang masih menempel di kulit
8.
plasenta
122. C. Antibiotik
Keywords: G1P0 hamil 36 minggu, perut kenceng-kenceng dan air ketuban
pecah. VT belum ada pembukaan, serviks kaku, kepala S3
Pada pasien Ketuban Pecah Dini, perlu dilakukan observasi terhadap
kemungkinan infeksi intrauterine (ibu demam, janin takikardi, leukositosis).
Sebuah penelitian meta-analisis pada 6000 pasien KPD, menunjukkan bahwa
pemberian antibiotic mengurangi risiko terjadinya infeksi intrauterine
Selain itu, perlu dilakukan pematangan serviks dengan pemberian misoprostol
http://www.rcog.org.uk/womens-health/clinical-guidance/preterm-prelabour-rupture-membranes-green-top-44
123. A. Amniotomi
60 Langkah Asuhan Persalinan Normal
6. Membersihkan vulva dan perineum
7. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap.
Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan
sudah lengkap, lakukan amniotomi.
fase aktif
Pada pasien terlihat his masih adekuat, jadi yang harus dilakukan
selanjutnya adalah observasi
126 B
Keywords: kesadaran menurun, tekanan darah
60/palpasi, nadi 120x/menit, napas 32x/menit,
Akral teraba dingin, berkeringat, pucat
127. C
Keywords: jatuh, pasien
menahan tubuhnya
dengan sikunya dalam
posisi fleksi
Nervus ulnaris berjalan
medial arteri brakhialis di
bagian atas lengan atas
epicondylus medial
128. A
Keywords: laki-laki 6 tahun, benjolan pada ujung
penis, preputium penis melingkar dibawah glans
penis dan tidak dapat dikembalikan, glans penis
bengkak, dan edema. Komplikasi?
Kulit prepusium menjepit glans penis
Parafimosis
Tatalaksana sirkumsisi
Parafimosis
129. B
Keywords: pergelangan tangan kanan bengkak dan
nyeri, nyeri bila pergelangan tangan dan jari-jari
digerakkan
130. C
Keywords: bayi baru lahir, sesak napas dan tampak biru, air ketuban
ibu terlalu banyak ditemukan bising usus di area toraks, tampak
gambaran dekstrokardia, serta gambaran serupa organ abdomen
dirongga toraks
Hernia diafragma kongenital usus masuk ke rongga toraks
(biasanya lewat foramen Bochdalek) penekanan paru sesak
Bila neonatus tampak biru & sesak meskipun sudah diberikan terapi
oksigen, ada 3 kemungkinan yang harus dipertimbangkan:
Pneumothorax (karena tekanan O2 yang diberikan terlalu tinggi)
Penyakit Jantung Bawaan
Hernia diafragma kongenital
Hernia Diafragmatika
usus masuk ke rongga dada
Atresia
Duodenum
Double bubble
sign
131. B
Keywords: wanita 60 th, susah BAB dan tidak bisa
kentut, muntah-muntah hijau kecoklatan, perut
kembung, susah BAB dan suka berdarah, abdomen
distended +, defense muscular +
Trias obstruksi tidak BAB, muntah, perut
kembung
Defans muskular abdomen akut?
Pemeriksaan radiologi yang harus disegerakan?
Immediate
Blood
Same Day
(on indication)
Hematocrit, white blood cell count, Clotting studies, amylase, liver
urea, creatinine, crossmatching,
function tests.
arterial gases.
Next Day
(on indication)
Specific tests.
Urine
Specific tests.
Stool
Occult blood.
Endoscopy
Other
132. B
Keywords: Laki-laki, 36 tahun, kuning sejak 3 hari lalu,
lemah, demam (+), mual dan muntah (+), sklera dan
kulit tampak ikterik, nyeri pada perut sebelah kanan,
pasien diketahui mengonsumsi obat golongan fibrat
namun pasien tidak rutin
Right upper quadrant pain, jaundice, fever Charcot
triad, khas pada kolangitis
Koledokolitiasis
Kolesistitis
Kolangitis
Nyeri kolik
+/-
+/-
Nyeri tekan/
Murphys sign
Demam
+ (low-grade)
+ (high-grade)
Ikterus
133. C
Keywords: laki-laki 25 tahun, BAB berdarah sejak 1
tahun yang lalu, darah menetes pada akhir BAB dan
tidak bercampur dengan feses, bibir dan lidah
pucat, sfingter ani terjepit, mukosa licin, ampula
kosong, teraba massa lunak, handscoen : darah +
Diagnosis: hemoroid interna
Pilihan lain
Fistula ani fistula (semacam terowongan) yang terbentuk
karena infeksi di anal canal yang menginvasi jaringan di bawahnya
dan menembus sampai ke kulit di kulit tampak ada lubang
Hemoroid eksterna masa berisi pelebaran pembuluh darah di
plexus hemoroidalis yang dibungkus oleh kulit benjolannya
kulit bukan mukosa
Polip ani bertangkai, lebih umum ditemukan pada anak
Karsinoma rekti lebih umum ditemukan pada orang tua,
biasanya disertai gejala seperti penurunan berat badan dan
perubahan pola defekasi
Lowry SF, Eisenstat TE. Perianal complaints. In: Lowry SF, Ciocca RG, Rettie CS. Learning surgery: the clerkship manual. New York: Springer; 2005. p. 468-78.
134. B
Keywords: laki-laki 25 th, nyeri seluruh perut, riwayat
minum aspirin secara rutin, TD 80/50, nadi 120x/menit,
pernafasan 32x/menit, suhu 38.20C, pada foto polos
toraks tampak udara bebas di bawah diafragma
Peritonitis sekunder
Disebabkan oleh suatu proses yang mengiritasi dan
menyebabkan inflamasi peritoneum
135. B
Keywords: luka terbuka terkena pecahan kaca,
sadar penuh namun perdarahan masih aktif, TD
130/70, nadi 108x/menit, pernafasan 24x/menit,
suhu 36,80C
ATLS sequence
Airway & cervical spine control
Amankan & bersihkan jalan nafas
Imobilisasi vertebra servikal
Breathing
Look, listen & feel
Waspadai tanda tension pneumothorax
Disability
GCS
Mini neurologic examination
136. B
Keywords: Pasien jatuh dari gedung tinggi, tekanan
darah 80 per palpasi, nadi 132x/menit, diberikan
bolus normal saline 20cc/kgBB, tekanan darah
tetap 80 per palpasi, nadi 136x/menit
Shock hemoragik? neurologik?
Hemoragik perdarahan (kemungkinan perdarahan
organ dalam) intravascular volume loss hipotensi
Neurologik trauma vertebra loss of sympathetic
tone hipotensi
Fluid challenge
137. B
Keywords: anak 10 tahun, benjolan di pangkal
paha, ketika dokter memasukkan jari dari skrotum
ke arah kanalis inguinalis, benjolan tersebut
menyentuh ujung jari
Benjolan turun lewat kanalis inguinalis
Pada anak disebabkan karena procesus vagnialis gagal
menutup secara sempurna
Hernia inguinalis indirek
Hernia femoralis
lewat kanalis femoralis
Pilihan Lain...
Hernia skrotalis usus yang turun sudah sampai di
skrotum
Hernia femoralis usus turun dari kanalis
femoralis
Hernia abdominalis disebut juga ventral hernia,
usus menonjol dari dinding perut karena
kelemahan dinding perut
Tatalaksana
Chandler JJ. Groin hernia and masses, and abdominal hernias. In: Lowry SF, Ciocca RG, Rettie CS. Learning surgery: the clerkship manual. New York: Springer; 2005. p. 479-98.
138. C
Keywords: Seorang pria berusia 18 tahun mengeluh
nyeri mendadak di daerah skrotum. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan testis kiri membesar,
tampak merah, terletak lebih tinggi dari kanan,
posisi mendatar. Dari USG didapatlan testis dengan
kaput epididimis serta korda spermatika membesar
dengan koleksi cairan sekitar testis
Torsio testis
Torsio Testis
Sebenarnya yang terpuntir bukan testisnya, tapi spermatic cord-nya
139. B
Keywords: anak 7 tahun, korban kebakaran, kulit
pucat, tampak beberapa bula dan ada juga bula
yang sudah pecah, anak kesakitan
Derajat luka bakar?
Bula khas untuk luka bakar derajat II
Derajat IIA nyeri menonjol
Derajat IIB nyeri mulai menghilang
Derajat III nyeri (-)
II
Dalam
III
Jaringan yang
rusak
Epidermis
Klinis
Respon Nyeri
Waktu Sembuh
Hasil
- Sakit
Hiperalgesi
- Merah
- Kering
Sakit merah/kuning, Hiperalgesi atau
basah, bula
normal
7 hari
Normal
7 14 hari
Normal, pucat,
berbintik
Hanya kelenjar
keringat yang
utuh
14 31 hari
Dermis
seluruhnya
21 hari
persekundam
Cicatrix,
hipertropi
Sebagian
dermis, folikel,
rambut dan
kelenjar keringat
utuh
Moenadjat Y. Luka Bakar, Penatalaksanan Awal dan Penatalaksanaannya. Ramlim, Umbas R, Panigoro SS, Kedaruratan Non-Bedah dan Bedah.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2000 : 62-70.
140. A
Keywords: Bayi berusia 30 hari, muntah
menyemprot setiap kali disusui, dialami sejak lahir,
anak kuat menyusu, namun setiap disusui selalu
muntah dan diikuti dengan BAB sedikit, perut anak
nampak cekung, dari pemeriksaan radiologi
dijumpai gambaran string-umbrella-shoulder
String-umbrella-shoulder sign khas untuk
hypertrophic pyloric stenosis
Umbrella
sign
Pilihan lain...
Obstruksi esophagus NGT mentok atau terlipat di
esofagus
Obstruksi duodenum double bubble sign
Intususepsi doughnut sign pada USG
Penyakit hirschprung pada pemeriksaan barium
enema tampak diameter rektum yang kecil, zona
transisi, dan kolon sigmoid yang membesar
141. A
Keywords: Wanita 43 tahun, tidak bisa
menggerakkan tangan kanan, pasien terjatuh
dengan menopang pada telapak tangan
Mechanism of Injury:
Smith vs Colles
142. A
Keywords: korban kecelakaan, kaki abduksi, rotasi
eksterna
Gambaran khas untuk dislokasi sendi panggul ke
anterior
Disorder
Tornetta P. Hip dislocations and fractures of the femoral head. in: Bucholz RW,
Heckman JD, Court-Brown CM, editors. Rockwood & Green's Fractures in Adults. 6th
ed. New York: Lippincott Williams & Wilkins. 2006. p. 1715-52.
Allis Maneuver
143. A
Keywords: perempuan berumur 25 tahun datang
dengan keluhan perut kanan bawah yang
bertambah berat bila pasien batuk. Tekanan darah
90/60, nadi 80x/menit, RR 20x/menit, 36oC. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri lepas di regio
abdomen kiri
Penekanan abdomen kiri usus di sisi kiri
terdorong ke kanan (ke arah apendiks) apendiks
yang meradang bergoyang nyeri (ROVSING SIGN)
Tanda apendisitis
pada pemeriksaan jasmani
A. Nyeri tekan titik McBurney; B. Rovsing sign; C. Psoas sign; D. Obturator sign
Pilihan lain...
Curvoiser sign kantong empedu teraba membesar
pada pasien dengan ikterus obstruktif yang disebabkan
oleh tumor traktus biliaris atau kaput pankreas
Turtle sign tanda distosia bahu pada saat persalinan
(kepala bayi keluar-masuk karena bahu nyangkut)
Puddle sign tanda asites, diperiksa dengan
mengetok dinding perut dan mendengarkan rambatan
suara lewat stetoskop yang ditempelkan di posisi
terbawah perut saat pasien dalam posisi menungging
144. A
Keywords: laki-laki datang ke IGD, dengan tandatanda fraktur tulang-tulang wajah
Apakah pemeriksaan yang pertama kali dilakukan?
Foto polos kepala
CT or MRI
Plain x-ray, CT for complicated cases
Panorex
Duplex ultrasound
Lateral soft tissue x-ray of neck
Plain x-ray if calcified or metallic (fish bones not
visible)
Lateral soft tissue x-ray film; if positive, CT to
determine extent
CT (preferred) or MRI
Serum TSH and free T4 (no imaging needed)
Nuclear medicine thyroid scan
Fine needle aspiration (no imaging needed)
Nuclear medicine whole body radioiodine scan
Serum thyroglobulin
CT or nuclear medicine scan
Modalitas radiologi
pada kasus kepala-leher
Schaedel foto tulang kepala (skull) dilakukan sebagai
pemeriksaan awal trauma kepala dan wajah
Waters untuk melihat sinus, kurang bisa menilai basis
cranii
CT scan dilakukan pada kasus yang kompleks karena
dapat memberikan gambaran yang lebih detail dari
radiografi konvensional
MRI bila ingin melihat jaringan lunak, misal pada kasus
massa/pembengkakan mata
Mettler FA. Essentials of radiology. 2nd ed. Philadelphia: Saunders; 2005.
145. B
Keywords:pria usia 58 tahun, nyeri pinggang yang
menjalar hingga ke skrotum, kadar asam urat 14 mg/dL,
pada pemeriksaan urin didapatkan kristal asam urat (++)
Gambaran batu asam urat di foto BNO?
Kalsium fosfat
kalsium oxalat
Magnesium amonium fostat
Batu sistin
Batu asam urat
radioopak
radiolusen
146. D
Keywords: Perempuan usia 44 tahun, dengan
keluhan batuk, pilek, dan nyeri sendi, pasien
minum obat pilek yang dibeli sendiri, tekanan darah
140/110, biasanya 110/70
Obat yang menyebabkan naiknya tekanan darah?
Pilihannya...
Parasetamol menghambat COX efek analgesik dan antipiretik; efek
samping liver injury
Dekstometorpan menekan pusat batuk di otak efek antitusif; efek
samping pada dosis tinggi bersifat halusinogen
Gliseril Guaikolat obat batuk ekspektoran; efek samping
nephrolithiasis
Fenilpropanolamin meningkatkan penglepasan epinephrine dan
norepinephrine vasokonstriksi & peningkatan tekanan darah
147. D
Keywords: Laki laki 45 tahun, nyeri kepala hebat, pandangan
kabur, mual muntah, pasien hipertensi, penggunaan kaptopril
dan HCT yang tidak teratur, TD 210/150 mmHg
Cara pemberian obat hipertensi yang tepat adalah....
Hipertensi emergensi turunkan tekanan darah secara cepat
butuh obat yang onset of action-nya cepat
Onset of action
Intravena
30 60 detik
Intraosseus
30 60 detik
Endotrakeal
2 3 menit
Inhalasi
2 3 menit
Sublingual
3 5 menit
Intramuskuler
10 20 menit
Subkutan
15 30 menit
Rektal
5 30 menit
Oral
30 90 menit
Routes for Drug Administration Emergency Treatment Guidelines Appendix. Manitoba Health.
2003. Retrieved April 22, 2014.
148. A
Keywords: anak 6 tahun, mengalami hambatan
pertumbuhan tulang dan gigi, akibat sering
mendapat antibiotika tetrasiklin
Distribusi tetrasiklin
Penetrasi ke likuorserebrospinal buruk (hanya 1020% kadar dalam serum)
Obat ditimbun di hati, limpa dan sumssum tulang
serta di sentin dan email gigi yang belum bererupsi
Terdapat dalam ASI dalam kadar yang relatif tinggi
149. B
Keywords: ACE-i, batuk kering
substansi yang terlibat dalam mekanisme terjadinya efek
samping ini ialah
Bradikinin
150. D
Keywords: penyekat beta,
dihindari pada pasien asma
dan PPOK, reseptor yang
terlibat dalam terjadinya
serangan akut tersebut
ialah...
Reseptor
Alfa-1
vasokonstriksi,
peningkatan tonus
uretra
Alfa-2
Meningkatkan tonus
sphincter saluran cerna
Beta-1
Meningkatkan frekuensi
nadi dan cardiac output
Beta-2
Dilatasi bronkus
Profilaksis (preventif)
Metisergid, kortikosteroid, ergotamin,
klorpromazin, verapamil
Sumber: Konsensus nasional penanganan nyeri kepala di indonesia
Cluster headache
= histamine headache nyeri kepala neurovaskular primer
Terjadi selama beberapa periode (beberapa minggu)
Kriteria diagnosis:
Nyeri unilateral, prbita/periorbita/temporal, intensitas berat-sangat berat, durasi
15-180 menit, frekuensi serangan bervariasi
Penting !!!
Membedakan tiga tipe nyeri kepala primer :
TTH terikat, tertekan, bilateral, berkaitan dengan stress, disertai
ketegangan otot leher, intensitas ringan-sedang
Migrain berdenyut, biasanya unilateral, disertai mual, muntah,
fotofobia, fonofobia, dapat disertai aura (classic migrain) ataupun
tidak (common migrain), intensitas sedang-berat
Rangkuman
152. C. Piridostigmin
Keluhan: sulit membuka kelopak mata (ptosis) pada
siang hari setelah beraktivitas, berkurang setelah
beristirahat Diagnosis : Myastenia Gravis
Terapi:
Antikolinesterase (piridostigmine, neostigmine, and edrophonium)
Agen imunosupresan (kortikosteroid, azatioprin, siklosporin,
plasmaferesis, IVIg
Plasmaferesis, timektomi (terutama pada MG yang disertai timoma)
Myasthenia Gravis
1. proses autoimun
2. gangguan pada taut
neuromuskular (neuromuscular
junction)
153. A. E3V4M4
Kasus:
Membuka mata menuruti perintah E3
Menjawab pertanyaan dengan bingung, tidak tahu
saat ini berada dimana disorientasi V4
Menarik tangan saat dicubit withdrawal M4
154. C. Autoimun
Keywords:
kelemahan pada keempat ekstremitas, berawal dari kedua
ujung kaki kemudian kedua tangan simetris, dari
kelumpuhan dari ujung (Ascending Paralysis)
155. B. Jantung
Keywords:
Pasien suspek stroke hemoragik
Dokter memberikan obat untuk menurunkan TIK
Manitol
polineuropati DM
157. B. Carbamazepin
Keywords:
nyeri pada pipi saat mengunyah maupun terkena
sentuhan
Sebelumnya ia sudah pernah ke dokter gigi, tetapi
dikatakan tidak ada masalah pada gigi maupun
rahangnya
Neuralgia trigeminal
Nama lainnya: tic douloureux
Sindrom nyeri pada wajah yang rekuren dan kronik
Gejala dan tanda: nyeri wajah unilateral, biasanya sisi wajah kanan,
seperti tertusuk,mengikuti distribusi nervus trigeminus (N.V)
biasanya menjalar ke area maksila atau mandibula
Frekuensi serangan bervariasi dari <1x/hari sampai
>10 kali/jam ratusan kali/hari
Pemicu:
Mengunyah, berbicara, tersenyum
Minum minuman dingin/panas
Sikat gigi, bercukur
Terpajan udara dingin
Keywords:
tidak mengerti apa yang disampaikan orang
dapat berbicara lancar meskipun isi pembicaraan tidak memiliki arti
tidak mampu mengulang kata yang diucapkan orang lain
Klasifikasi Afasia
Pilihan lainnya
Bicara lancar tetapi tidak bisa mengerti pembicaraan, mampu
mengulang Afasia transkortikal sensorik
Bicara tidak lancar tetapi bisa mengerti pembicaraan, tidak mampu
mengulang isi pembicaraan Afasia motorik (Broca)
Bicara tidak lancar tetapi bisa mengerti pembicaraan, mampu
mengulang isi pembicaraan Afasia transkortikal motorik
Bicara lancar, bisa mengerti pembicaraan, tetapi mampu mengulang isi
pembicaraan Afasia konduktif
Bicara tidak lancar, tidak bisa mengerti pembicaraan,mampu mengulang
isi pembicaraan Afasia transkortikal campuran
159. B. Hiporefleks
Keywords:
Kelemahan pada keempat ekstremitas
(bilateral; stocking and gloves distribution)
Riwayat ISPA (+)
Mulai dari kedua ujung kaki, terus memberat kedua tangan
Diagnosis: Guillain Barre Syndrome
GBS termasuk lesi Lower Motor Neuron (LMN)
Ciri LMN
- Ada atrofi otot yang dipersarafi
- Refleks fisiologis menurun (hiporefleks)/hilang (arefleks)
- Kelemahan berat
- Fasilkulasi (+)
- Hipotonus
Sumber: emedicine Guillain Barre syndrome
Jaras motorik
Traktur kortikospinal
Lesi UMN (upper motor neuron)
dari korteks sampai medula spinalis
GBS
myasthenia gravis
Carpal tunnel syndrome
160.
Keywords:
Pilihan lain
Polineuropati kerusakan fungsi progresif BEBERAPA
saraf perifer,sering digunakan pada kasus kerusakan
saraf sebagai komplikasi DM (Polineuropati Diabetik)
Rheumatoid artritis sendi yang terlibat >1, ada
gejala kaku sendi > 20 menit di pagi hari
Tarsal tunnel syndrome mirip CTS, hanya terjadi
di kaki (akibat penjepitan nervus tibialis posterior.
Poliradikulopati gangguan di
radiks spinalis, contonya Guillain
barre syndrome
Cryptococcus neoformans
Ada gejala infeksi paru (demam, batuk, nyeri dada)
Bila berlanjut dapat terjadi meningitis
Gambaran CT scan ada massa, non spesifik
Perlu dilakukan CT karena jika ada massa pungsi
lumbal tidak boleh dilakukan
Uji Thompson
uji untuk melihat
apakah terdapat ruptur
tendon achilles
Uji Tinnel
Pengetukan pada lokasi nervus medianus
Dilakukan pada kasus CTS
Mc Murray Test
Gerakan sirkumduksi pasif ntuk melihat apakah terdapat cedera
meniskus pada patella
165. B. Manitol
Laki -laki berusia 65 tahun dibawa ke IGD dalam
keadaan tidak sadar
Sebelumnya pasien mengalami kelemahan pada
tubuh sebelah kiri. Pasien sempat mengeluh nyeri
kepala berat dan muntah menyemprot satu kali
sebelum tidak sadar. Pemeriksaan GCS E2V2M3.
Pada CT scan didapatkan adanya perdarahan
intraserebral luas yang mendesak midline
Diagnosis: Stroke Hemoragik
Sumber: pedoman penatalaksanaan stroke
Sumber: PPDGJ
0 KASUS
0 Depresi berat pasien tidak
GEJALA TAMBAHAN
0 Konsentrasi berkurang
0 Percaya diri berkurang
0 Rasa bersalah dan tidak
0
0
0
0
berguna
Pandangan masa depan suram
Ide bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan kurang
Retardasi Mental
Suatu kondisi perkembangan jiwa yang terhenti,
ditandai dengan gangguan keterampilan pada masa
perkembangan hasil akhirnya tingkat kecerdasan
secara menyeluruh menurun
Dapat disertai gangguan jiwa
Klasifikasi berdasar IQ
Ringan : IQ 50-69
Sedang : IQ 35-49
Berat : IQ 20-34
Sangat berat : <20
Sumber: PPDGJ
170. D. Antidopaminergik
Keywords:
Laki-laki, 45 tahun, berusaha membunuh bosnya.
Pasien merasa angin membawakan berita bahwa istrinya
selingkuh. Pasien merasa sangat marah kemudian mengamuk.
Gejala ini sudah dirasakan selama 2 bulan. Sebelumnya pasien
sering murung dan berbicara sendiri.
Diagnosis: Skizofrenia Paranoid
Patofisiologi psikosis kelebihan dopamin
Sumber: PPDGJ
2. Depresi postpartum
Gejala sama dengan gejala depresi (perasaan sedih,
hilangnya minat dan semangat beraktivitas, malas
mengurus anak, sulit tidur atau terlalu banyak tidur,
nafsu makan menurun, merasa tidak mampu
mnegurus anak ada keinginan bunuh diri)
3. Psikosis postpartum
Bentuk paling berat
Disertai halusinasi dan waham (anaknya jelmaan
setan, makhluk aneh)
Ada keinginan untuk membunuh anaknya
Sumber: PPDGJ
Idea of Reference
Gangguan isi pikir
pasien selalu berprasangka bahwa orang lain sedang
membicarakan dirinya dan kejadian-kejadian yang
alamiah pun memberi arti khusus/berhubungan
dengan dirinya
Contoh: pasien merasa bahwa berita yang dibawakan
oleh pembawa berita di televisi berkaitan dengannya
dan terselip pesan untuknya.
Gangguan Waham
Waham merupakan gejala utama, menetap setidaknya 3
bulan, bersifat personal
Dapat disertai gangguan mood (depresi)
TIDAK boleh ada gejala skizofrenia (penumpulan afek, waham
dikendalikan)
TIDAK boleh ada penyakit otak yang mendasari
TIDAK boleh ada halusinasi auditorik atau hanya terjadi
kadang-kadang
Sumber: PPDGJ
Skizofrenia
Skizofrenia Herbefrenik perilaku aneh, tertawa sendiri
Skizofrenia paranoid halusinasi mengancam, memberi perintah.
Waham kejar
Skizofrenia katatonik stupor fleksibilitas cerea, negativisme,
command automatism
Skizofrenia residual gejala negatif (afek tumpul, keterlambatan
psikomotor, miskin isi pembicaraan) setelah episode psikotik di
masa lampau (setidaknya 1 tahun)
Skizofrenia simpleks adanya gejala negatif (afek tumpul,
keterlambatan psikomotor, miskin isi pembicaraan) TANPA episode
psikotik di masa lampau
Sumber: PPDGJ
174. C. Triheksifenidil
Keywords:
Seorang anak dibawa ibunya karena spasme otot leher
dan ada otot yang bergerak-gerak
setelah konsumsi metoklopramid memiliki efek
samping ekstrapiramidal
Kasus: Distonia Akut subtipe cervical (torticollis)
Terapi: Anti kolinergik (Triheksifenidil)
Sumber: PPDGJ
175. D Fluoxetine
Keywords:
Diagnosis: Hipokondriasis
Adanya keyakinan menetap terhadap kemungkinan menderita suatu
penyakit yang serius
NOMOR: 176
KEYWORD
LOADING RL 20 CC/KGBB
Sudoyo, W Aru,dkk. Syok Hipovolemik .Dalam : Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV Jilid 1. Pusat Penerbitan FKUI. Jakarta. 2006.
KONTROL PERDARAHAN
MAKSIMALKAN HANTARAN OKSIGEN
RESUSITASI CAIRAN:
2 JALUR INTRAVENA (KRISTALOID) 1-2 LITER BOLUS AWAL ATAU 20 ML/KGBB (LOADING
DALAM 30-60 MENIT)
ANAK USIA < 6 TAHUN DAPAT INTRAOSEUS
Sudoyo, W Aru,dkk. Syok Hipovolemik .Dalam : Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV Jilid 1. Pusat Penerbitan FKUI. Jakarta. 2006.
NOMOR: 177
KEYWORD
VENTRIKEL TAKIKARDIA
NOMOR: 178
TATALAKSANA VT
UNSTABEL VT CARDIOVERSI
NOMOR: 179
KEYWORD
MEMINTA BANTUAN PADA
EMS
ALGORITM PULSELESS
ARREST
NOMOR: 180
KEYWORD
CHOKING (LANJUTAN)
http://www.nhs.uk/Conditions/pregnancy-and-baby/pages/helping-choking-baby.aspx#close
NOMOR: 181
KEYWORD
PENERIMAAN (ACCEPTANCE)
PASRAH, BERSEDIA OPERASI TANPA EMBEL-EMBEL
PENYANGKALAN
I FEEL FINE
DENIAL
NOT TO ME
MARAH
ANGER
KENAPA SAYA?!
TAWAR-MENAWAR
BARGAINING
JIKA SEMBUH,!
DEPRESI
DEPRESSION
IM SO SAD!
ACCEPTANCE
IM GOING TO BE OK!
NOMOR: 182
KEYWORD
MENYANGKAL (DENIAL)
TIDAK MUNGKIN KENA KANKER!! SAYA TIDAK MEROKOK
PENYANGKALAN
I FEEL FINE
DENIAL
NOT TO ME
MARAH
ANGER
KENAPA SAYA?!
TAWAR-MENAWAR
BARGAINING
JIKA SEMBUH,!
DEPRESI
DEPRESSION
IM SO SAD!
ACCEPTANCE
IM GOING TO BE OK!
NOMOR: 183
KEYWORD
PENCEGAHAN SEKUNDER
Pasien sudah terkena penyakit (kecelakaan) pencegahan
SEKUNDER!!
PRIMARY
PREVENTION
SECONDARY
PREVENTION
TERTIARY
PREVENTION
NOMOR:184
KEYWORD
4-5 METER
http://bennysyah.edublogs.org/2007/02/14/mitos-seputar-jarak-sumur-dengan-septik-tank/
NOMOR:185
KEYWORD
C
RUJUKAN VERTIKAL
DOKTER UMUM KE SPESIALIS
KARENA BUTUH PENANGANAN KHUSUS
http://informasikesehatanfkmunsri.blogspot.com/2013/05/sistem-rujukan.html
NOMOR:186
KEYWORD
C
EXTENDED FAMILY
ORANG TUA (PENDERITA TB) + ANAK + CUCU
BLENDED FAMILY/
STEPFAMILY
AYAH
ANAK KANDUNG AYAH
IBU TIRI ANAK
+/
IBU
ANAK KANDUNG IBU
AYAH TIRI ANAK
SAUDARA
(PAMAN/BIBI/SEPUPU)
EXTENDED FAMILY
ANAK
ISTRI/SUAMI ANAK
ATAU
ORANG TUA
ATAU
KAKEK/NENEK
GRANDPARENT FAMILY
NOMOR:187
KEYWORD
PROVIDER
MORAL HAZARD:
KEADAAN YANG BERKAITAN DENGAN SIFAT, PEMBAWAAN DAN KARAKTER MANUSIA
YANG DAPAT MENAMBAH BESARNYA KERUGIAN DIBANDING DENGAN RISIKO RATARATA
CIRI-CIRI SULIT DIIDENTIFIKASIKAN, SULIT DIPERBAIKI PRILAKU TIDAK
BERMORAL
CONTOH MORAL HAZARD PROVIDER: MEMANFAATKAN KETIDAKTAHUAN PASIEN
MENJALANI PENGOBATAN BERLEBIHAN (INDUCE DEMAND)
http://s2informatics.files.wordpress.com/2007/11/introduction.pdf
NOMOR:188
MARAH (ANGER)
DENIAL
I FEEL FINE
ANGER
KENAPA SAYA?!
NOT TO ME
BARGAINING
JIKA SEMBUH,!
DEPRESSION
IM SO SAD!
ACCEPTANCE
IM GOING TO BE OK!
http://psychcentral.com/lib/the-5-stages-of-loss-and-grief/000617
NOMOR:189
PRIMARY
PREVENTION
SECONDARY
PREVENTION
TERTIARY
PREVENTION
NOMOR:190
10 KOMPONEN
PHBS
http://www.academia.edu/3098795/Stop_Buang_Air_Besar_Sembarangan._CommunityLed_Total_Sanitation_CLTS_._Pembelajaran_dari_Para_Penggiat_CLTS
NOMOR:191
KEYWORD
C
(160X120)/(80X40)
OR =
KATARAK
KONGENITAL
(+)
KATARAK
KONGENITAL
(-)
RUBELLA (+)
160 (A)
80 (B)
RUBELLA (-)
40 (C)
120 (D)
Total
200
200
A+C
B
B+D
C
A+C
B+D
NOMOR:192
KEYWORD
CROSS SECTIONAL
HUBUNGAN ANTARA DIARE DISENTRIFORM DENGAN
KETERSEDIAAN AIR BERSIH
Deskriptif, sewaktu
HUBUNGAN ASOSIASI TIDAK KAUSALITAS
CEPAT DAN MURAH
Menghitung RELATIF RISK (RR)
NOMOR:193
KEYWORD
C
(5/30):(10/30) = 5/10
OUTCOME TABEL DIATAS !! (LIAT TABEL BAWAH)
TROMBUS
(+)
TROMBUS
(-)
ASPIRIN
(DITANYAKAN)
5 (A)
25 (B)
PLASEBO
10 (C)
20 (D)
RR =
A+B
C
C+D
NOMOR:194
KEYWORD
KORELASI SPEARMAN
(KORELASI DENGAN VARIABEL TERGANTUNG ORDINAL)
PENELITI INGIN MENGETAHUI BESAR HUBUNGAN KORELASI
TENTUKAN VARIABEL BEBAS DAN TERGANTUNG
V. bebas = PENUMPUKAN LEMAK nominal
V. tergantung (HASIL) = KEBERADAAN TRIGLISERIDA ORDINAL
KORELASI SPEARMAN
ORDINAL
KORELASI
VARIABEL
BEBAS
NUMERIK/
KATEGORIK
Korelasi Spearman
NOMOR:195
2 KELOMPOK
VARIABEL
BEBAS
KATEGORIK
X2
NOMOR:196
KEYWORD
D
POSITIVE PREDICTIVE VALUE (PPV) = P/(P+Q)
POSISI TABEL HARUS BENAR
HIPERTENSI
SAKIT
NORMOTENSI
TIDAK SAKIT
A
UJI (+)
UJI (-)
P (A)
R (C)
SENSITIVITY
Q (B)
S (D)
SPECIFICITY
A+C
B+D
PPV =
NPV =
A+B
D
C+D
NOMOR:197
8
KEYWORD
NOMOR:198
KEYWORD
C
SELURUH PASIEN YANG DATANG BEROBAT
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/populasi-dan-sampel-4/
NOMOR:199
UJI T
KEYWORD
2 KELOMPOK
NUMERIK
VARIABEL
BEBAS
KATEGORIK
T UNPAIR
NOMOR:200
CHI SQUARE
KEYWORD
NOMINAL
2 KELOMPOK
VARIABEL
BEBAS
KATEGORIK
X2