Anda di halaman 1dari 6

Pengobatan pada suatu penyakit tidak hanya bisa dilakukan dengan mengkonsumsi obatobatan saja tetapi dapat melibatkan

waktu. Berbagai sistem pertahanan tubuh memiliki banyak


faktor yang berperan seperti usia, jenis kelamin, genetika, dan lain sebagainya. Saat ini sedang
dikembangkannya studi mengenai peran serta irama biologis tubuh terhadap suatu penyakit.
Irama biologis merupakan perubahan-perubahan dalam tubuh yang dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar. respon irama biologis terhadap lingkungan sekitar sangat dipengaruhi oleh faktor
genetik. Irama ini bertanggung jawab terhadap perubahan dalam tubuh kita setiap harinya dalam
hal seperti produksi hormon, perubahan tekanan dan aliran darah, dan banyak lagi fungsinya
terhadap tubuh.

Chronotheraphy mengacu pada pengobatan dengan cara mengkoordinasikan irama


biologis tubuh. Seperti alam yang memiliki musim silih berganti, begitu juga dengan tubuh
setiap orang memiliki iramanya sendiri yang dipengaruhi oleh genetika dan perubahan
lingkungan sekitarnya.
Dengan mengatur irama biologis bisa meningkatkan dan menurunkan efek kerja suatu
obat, dan menghindari efek-efek yang merugikan.

Chronotheraphy mengacu pada pengobatan dengan cara mengkoordinasikan irama


biologis tubuh. Seperti alam yang memiliki musim silih berganti, begitu juga dengan tubuh
setiap orang memiliki iramanya sendiri yang dipengaruhi oleh genetika dan perubahan
lingkungan sekitarnya. Manusia diciptakan sangat sempurna, dimana manusia mempunyai
aktivitas yang bisa dikendalikan secara sadar dan ada juga aktivitas yang kita tampa sadar
mengendalikannya. Termasuk aktivitas tak sadar ini adalah detak jantung, aliran darah, sinyal
lapar, haus dan masih banyak lagi. Selain itu, manusia juga mempunyai aktivitas bawah sadar
yang di sebut irama sirkadian atau irama biologis. irama ini mengatur bangun-tidur kita secara
alami pada jam yang sama setiap hari. Irama ini juga mempengaruhi aktivitas tubuh seperti suhu
tubuh, sensitivitas nyeri, kewaspadaan mental, kekuatan fisik, dan panca indra (Ajib Mustajib,
2007).
Semua spesies memiliki mekanisme waktu, atau jam alami yang mengontrol periode
aktivitas mereka. Jam ini dikenal sebagai ritme sirkadian dan merujuk siklus proses fisiologis
dan biologis yang berfluktuasi pada jadwal kira-kira 24 jam. Kecenderungan ini misalnya merasa
lebih energik dan waspada selama periode tertentu (misalnya pagi hari) dan lebih lesu dan malas
diwaktu lain (misalnya malam hari) (Ajib Mustajib, 2007).
Sekelompok kecil sekitar 20.000 neuron di hipotalamus mengendalikan banyak ritme
sirkadian dalam tubuh. Dikenal sebagai suprachiasmatic nucleus (SCN), nucleus ini merupakan
pusat kendali utama yang bertanggung jawab untuk bertindak sebagai alat pacu jantung internal
tubuh Anda. Sedangkan mekanisme yang tepat untuk bagaimana proses ini bekerja masih terus di
berkembangkan, sementara ini diduga isyarat lingkungan yang mempengaruhi. Sinar matahari
juga turut berperan dalam mempengaruhi pengendalikan jadwal tidur-bangun kita sehari-hari.
Ketika sinar matahari menurun pada sore hari, sistem visual mengirimkan sinyal ke inti

suprachiasmatic. Selanjutnya, SCN mengirimkan sinyal ke kelenjar pineal untuk meningkatkan


produksi hormon melatonin. Hormon ini membantu peningkatan penurunan aktivitas dan
membuat Anda merasa semakin mengantuk (Stanley J, 2000).
Ada cukup banyak penelitian tentang apa yang terjadi pada irama sirkadian ketika pola
sinar matahari alam terganggu. Penelitian klinis telah menunjukkan bahwa orang yang buta sejak
lahir sering mengalami kesulitan dengan siklus tidur-bangun mereka karena kurangnya cahaya
isyarat lingkungan. Mereka yang melaku/kan aktivitas banyak (misalnya mereka yang
mempunyai jam kerja dimalam hari) atau sering bepergian juga memiliki gangguan pada ritme
alami sirkadian mereka (Stanley J, 2000).).
Dalam beberapa studi utama ritme sirkadian, peserta tinggal di unit bawah tanah untuk
beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan pada suatu waktu, sehingga mereka kehilangan
isyarat cahaya alami, irama sirkadian dari peserta mulai bergeser ke arah jadwal 25 jam (terjadi
penundaan tidur 1 jam) daripada pola 24 jam standar. Ketika semua isyarat cahaya alami
dihapus, jam tubuh ini mulai beroperasi pada jadwal yang sama sekali berbeda (Tayyari dan
Smith, 1997).
Poin yang perlu diingat (Ajib Mustajib, 2007):

Irama sirkadian Anda terikat dengan isyarat sinar matahari.

Mengacaukan pola-pola ini dapat menyebabkan sulit tidur.

Tanpa sinyal cahaya, orang cenderung untuk beroperasi pada jadwal 25 jam.

Irama sirkadian juga berdampak pada suhu tubuh, sensitivitas nyeri, kewaspadaan
mental, kekuatan fisik, dan indra.

Chronotherapy

merujuk

pada

suatu

pendekatan

pemberian

terapi

yang

mempertimbangkan irama biologis tubuh pasien, yakni dengan menjadwalkan jam tidur-bangun
dengan pola 3 jam lebih lambat dari jam tidur-bangun mereka yang biasanya dan pola tersebut
terus bertambah 3 jam lagi setiap harinya (untuk itu di sebut 27 jam). Cara seperti ini dipilih
karena penyimpangan sistem endogen irama sirkadian hanya dapat bergeser dengan penundaan
yang melebihi jam fase lanjut (tertidur) secara paksa. Dan pola seperti ini harus dilakukan secara
kontinu setiap harinya, karena jika pola penundaan seperti ini tidak dilakukan secara kontinu,
sistem endogen sirkadian pada penderita ini akan kembali ke siklus sirkadian 24 jam. Oleh
karena itu, siklus harian 27 jam harus dilanjutkan dengan penundaan 3 jam yang sesuai dengan
arah jarum jam (Czeisler, 1979).
Beberapa penjelasan di atas memberitahu pentingnya peran irama sirkadian dalam tubuh
dan bagaimana dampaknya juga bila terjadi ketidak seimbangan yang sangat berperan penting
dalam bidang kesehatan maupun kedokteran. Secara umum berobat itu dianjurkan oleh syariat.
Telah disebutkan dalam sahih al-Bukhari dari hadits Abu Hurairah ra,. bahwa Rasulullah saw.,
bersabda :

Artinya: Tidaklah Allah menurunkan satu penyakit melainkan Allah telah menurunkan
untuknya obat penyembuh. (HR. al-Bukhari)

Demikian pula disebutkan dalam Sahih Muslim dari hadits Jabir ra., bahwa Rasulullah
saw., bersabda:

Artinya: Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu sesuai dengan penyakitnya, akan sembuh
dengan izin Allah Azza wajalla,. (HR.Muslim)

Diriwayatkan pula dalam Musnad Imam Ahmad dari Sahabat Usamah bin Suraik , bahwasanya
Nabi bersabda:

Artinya: Aku pernah berada di samping Rasulullah. Lalu datanglah serombongan Arab dusun.
Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat? Beliau menjawab: Iya, wahai
para hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah I tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan
meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit. Mereka bertanya: Penyakit apa itu? Beliau
menjawab: Penyakit tua. (HR. Ahmad).

Anda mungkin juga menyukai