Anda di halaman 1dari 27

CKD

(CRONIC KIDNEY DESEASES)

A. Pengertian
Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal
yang bersifat persisiten dan irreversible (Mansjoer, dkk,
2000).
Gagal ginjal kronik merupakan penyakit ginjal tahap
akhir yang progresif dan irreversible dimana kemampuan
tubuh

gagal

keseimbangan

untuk
cairan

mempertahankan
dan

elektrolit

metabolisme
sehingga

dan

terjadi

uremia (Smeltzer dan Bare, 2002).


B. Etiologi
Menurut

Smeltzer

dan

Bare

(2002)

penyebab

dari

gagal ginjal kronik adalah:


1. Diabetus mellitus
2. Glumerulonefritis kronis
3. Pielonefritis
4. Hipertensi tak terkontrol
5. Obstruksi saluran kemih
6. Penyakit ginjal polikistik
7. Gangguan vaskuler
8. Lesi herediter
9. Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)
C. Tanda dan Gejala
Menurut Smeltzer dan Bare (2002) manifestasi klinik
gagal ginjal kronik adalah:
a. Kardiovaskuler

1) Hipertensi
2) Pitting edema
3) Edema periorbital
4) Pembesaran vena leher
5) Friction rub perikardial
b. Pulmoner
1) KrekelS Nafas dangkal
2) Sputum kental dan liat
c. Gastrointestinal
1) Anoreksia, mual dan muntah
2) Perdarahan saluran GI
3) Ulserasi dan perdarahan pada mulut
4) Konstipasi / diare
5) Nafas berbau amonia
d. Muskuloskeletal
1) Kram otot
2) Kehilangan kekuatan otot
3) Fraktur tulang
4) Foot drop
e. Integumen
1) Warna kulit abu-abu mengkilat
2) Kulit kering, bersisik
3) Pruritus
4) Ekimosis
5) Kuku tipis dan rapuh
f.Rambut tipis dan kasar

f. Reproduksi
1) Amenore
2) Atrofi testis
D. Fatofisiologi
Penurunan

GFR

dapat

dideteksi

dengan

mendapatkan

urin 24 jam untuk pemeriksaan klirens kreatinin. Akibt


dari penurunan GFR, maka klirens kretinin akan menurun,
kreatinin akn meningkat, dan nitrogen urea darh (BUN)
juga akan meningkat.
Gangguan klirens renal. Banyak maslah muncul pada
gagal

ginjal

glumeruli

sebagai

yang

akibat

berfungsi,

dari

yang

penurunan

menyebabkan

jumlah

penurunan

klirens (substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh


ginjal).
Retensi

cairan

dan

natrium.

Ginjal

kehilangan

kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin


secara

normal.

meningkatkan

Terjadi

resiko

penahanan

terjadinya

kongestif dan hipertensi.


Anemia
terjadi
sebagai

cairan
edema,

akibat

dan

natrium;

gagal

jantung

dari

produksi

eritropoetin yang tidak adequate, memendeknya usia sel


darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk
terjadi perdarahan akibat status uremik pasien, terutama
dari saluran GI.
Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat. Kadar serum
kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling
timbal balik, jika salah satunya meningkat, yang lain
akan

turun.

Dengan

menurunnya

GFR,

maka

terjadi

peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya penurunan


kadar kalsium. Penurunan kadar kalsium ini akan memicu
sekresi
tubuh

paratormon,
tidak

parathormon,

namun

dalam

berespon

terhadap

akibatnya

kalsium

kondisi

gagal

ginjal,

peningkatan

sekresi

di

menurun

tulang

menyebabkab perubahan pada tulang dan penyakit tulang.


Penyakit tulang uremik(osteodistrofi). Terjadi dari
perubahan

kompleks

kalsium,

fosfat,

dan

keseimbangan

parathormon.
( Smeltzer dan Bare, 2002).
E. Pemeriksaan Penunjang
1.

Radiologi. Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan


menilai derajat dari komplikasi yang terjadi.

2.

Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar


ginjal (batu a/ obstruksi). Dehidrasi akan memperburuk
keadaan

ginjal

oleh

sebab

itu

penderita

diharapkan

tidak puasa.
3.

IVP

(Intra

Vena

Pielografi)

untuk

menilai

sistem

pelviokalises dan ureter. Pemeriksaan ini mempunyai


resiko penurunan faal ginjal pada keadaan tertentu,
misalnya : usia lanjut, DM, dan Nefropati Asam Urat.
4.

USG

untuk

parenkim

menilai

ginjal,

besar

kepadatan

dan

bentuk

parenkim

ginjal,
ginjal,

tebal
antomi

sistem pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih


serta prostat.
5.

Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri,

lokasi dari gangguan (vaskuler, parenkim, ekskresi ),


serta sisa fungsi ginjal.
6.

Pemeriksaan

radiologi

jantung

untuk

mencari

tulang

untuk

mencari

untuk

falanks

kardiomegali, efusi perikardial.


7.

Pemeriksaan

radiologi

osteodistrofi

(terutama

jari),

kalsifikasi metastasik.
8.

Pemeriksaan radiologi paru untuk mencari uremik lung;


yang terkhir ini dianggap sebagai bendungan.

9.

Pemeriksaan

Pielografi

Retrograd

bila

dicurigai

obstruksi yang reversibel.


10. EKG untuk melihat kemungkinan :hipertropi ventrikel
kiri,

tanda-tanda

perikarditis,

aritmia,

gangguan

umumnya

dianggap

elektrolit (hiperkalemia).
11. Pemeriksaan
menunjang,

Laboratorium
kemungkinan

yang

adanya

suatu

Gagal

Ginjal

Kronik :
a. Laju Endap Darah : Meninggi yang diperberat oleh
adanya anemia, dan hipoalbuminemia.
b. Anemia normositer normokrom, dan jumlah retikulosit
yang rendah.
c. Ureum

dan

perbandingan

kreatinin
antara

ureum

Meninggi,
dan

biasanya

kreatinin

lebih

kurang 20 : 1. Ingat perbandingan bisa meninggi


oleh karena perdarahan saluran cerna, demam, luka
bakar

luas,

pengobatan

steroid,

dan

obstruksi

saluran kemih.
d. Perbandingan ini berkurang : Ureum lebih kecil dari
Kreatinin, pada diet rendah protein, dan Tes
Klirens Kreatinin yang menurun.
e. Hiponatremi : umumnya karena kelebihan cairan.
f. Hiperkalemia : biasanya terjadi pada gagal ginjal
lanjut bersama dengan menurunnya diuresis.
g. Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia : terjadi karena
berkurangnya sintesis 1,24 (OH)2 vit D3 pada GGK.
h. Fosfatase

lindi

meninggi

akibat

tulang,

terutama

Isoenzim

metabolisme

gangguan
fosfatase

lindi tulang.
i. Hipoalbuminemis
disebabkan

dan

gangguan

Hipokolesterolemia;
metabolisme

dan

umumnya

diet

rendah

protein.
j. Peninggian Gula Darah , akibat gangguan metabolisme
karbohidrat pada gagal ginjal, (resistensi terhadap
pengaruh insulin pada jaringan ferifer)
k. Hipertrigliserida,

akibat

gangguan

lemak,

disebabkan,

peninggian

hormon

somatotropik

dan

metabolisme

hiormon

menurunnya

inslin,

lipoprotein

lipase.
l. Asidosis

metabolik

dengan

kompensasi

respirasi

menunjukan pH yang menurun, BE yang menurun, HCO3


yang

menurun,

disebabkan

PCO2

retensi

yang

asam-asam

menurun,
organik

semuanya
pada

gagal

ginjal.
F. Penatalaksanaan Medis
Menurut Smeltzer

dan

Bare

gagal ginjal kronik adalah:


1. Dialisis
2. Obat-obatan: anti hipertensi,

(2002)

penatalaksanaan

suplemen

besi,

agen

pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid


3. Diit rendah uremi
G. Komplikasi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002) komplikasi klinik
gagal ginjal kronik adalah:
1. Hiperkalemia
2. Perikarditis, efusi perikardialdan tamponade jantung
3. Hipertensi
4. Anemia
5. Penyakit tulang

H. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


1. Masalah keperawatan
a. Kelebihan volume cairan
b. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Intoleransi aktifitas
d. Gangguan harga diri
e. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan
2. Data yang perlu dikaji
a. Biodata
Gagal Ginjal Kronik terjadi terutama pada usia
lanjut

(50-70

th),

usia

muda,

dapat

terjadi

semua jenis kelamin tetapi 70 % pada pria.


b. Keluhan utama

pada

Kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah,


tidak selera makan (anoreksi), mual, muntah, mulut
terasa

kering,

rasa

lelah,

nafas

berbau

(ureum),

gatal pada kulit.


c. Riwayat penyakit
1) Sekarang
Diare, muntah, perdarahan, luka bakar, rekasi
anafilaksis, renjatan kardiogenik.
2) Dahulu
Riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi
saluran

kemih,

payah

jantung,

hipertensi,

penggunaan obat-obat nefrotoksik, Benign Prostatic


Hyperplasia, prostatektomi.
3) Keluarga
Adanya penyakit keturunan Diabetes Mellitus (DM).
d. Tanda vital
Peningkatan suhu tubuh, nadi cepat dan lemah,
hipertensi,

nafas

cepat

dan

dalam

(Kussmaul),

dyspnea.
e. Pemeriksaan Fisik :
1)

Pernafasan (B 1 : Breathing)
Gejala:
Nafas

pendek,

dispnoe

nokturnal,

paroksismal,

batuk dengan/tanpa sputum, kental dan banyak.


Tanda

Takhipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi, Batuk


produktif dengan / tanpa sputum.
2)

Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
Gejala
Riwayat

hipertensi

lama

atau

berat.

Palpitasi

nyeri dada atau angina dan sesak nafas, gangguan


irama jantung, edema.
Tanda
Hipertensi,
piting

nadi

pada

kuat,

kaki,

oedema

telapak

jaringan

tangan,

umum,

Disritmia

jantung, nadi lemah halus, hipotensi ortostatik,


friction

rub

perikardial,

pucat,

kulit

coklat

kehijauan, kuning.kecendrungan perdarahan.


3)

Persyarafan (B 3 : Brain)
Kesadaran:

Disorioentasi,

gelisah,

apatis,

letargi, somnolent sampai koma.


4)

Perkemihan-Eliminasi Uri (B 4 : Bladder)


Gejala
Penurunan frekuensi urine (Kencing sedikit (kurang
dari

400

pekat,

cc/hari),

tidak

dapat

warna

urine

kencing),

kuning
oliguria,

tua

dan

anuria

(gagal tahap lanjut) abdomen kembung, diare atau


konstipasi.
Tanda
Perubahan

warna

urine,

(pekat,

berawan) oliguria atau anuria.

merah,

coklat,

5)

Pencernaan - Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)


Anoreksia,

nausea,

vomiting,

fektor

uremicum,

hiccup, gastritis erosiva dan Diare


6)

Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
Gejala
Nyeri

panggul,

sakit

kaki,

(memburuk

saat

kepala,
malam

kram

hari),

otot,
kulit

nyeri
gatal,

ada/berulangnya infeksi.
Tanda
Pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekie, area
ekimoosis

pada

kulit,

fraktur

tulang,

defosit

fosfat kalsium,pada kulit, jaringan lunak, sendi


keterbatasan gerak sendi.

f. Pola aktivitas sehari-hari


1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada

pasien

gagal

ginjal

kronik

terjadi

perubahan persepsi dan tata laksana hidup sehat


karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gagal
ginjal kronik sehingga menimbulkan persepsi yang
negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk
tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan
yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan
yang benar dan mudah dimengerti pasien.
2) Pola nutrisi dan metabolism

Anoreksia, mual, muntah dan rasa pahit pada


rongga mulut, intake minum yang kurang. dan mudah
lelah.

Keadaan

tersebut

dapat

mengakibatkan

terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang


dapat

mempengaruhi

status

kesehatan

klien.

Peningkatan berat badan cepat (oedema) penurunan


berat

badan

(malnutrisi)

anoreksia,

nyeri

ulu

hati, mual muntah, bau mulut (amonia), Penggunaan


diuretic, Gangguan status mental, ketidakmampuan
berkonsentrasi,

kehilangan

memori,

kacau,

penurunan tingkat kesadaran, kejang, rambut tipis,


kuku rapuh.

3) Pola Eliminasi
Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari),
warna

urine

kencing.

kuning

Penurunan

tua

dan

pekat,

frekuensi

tidak

urine,

dapat

oliguria,

anuria (gagal tahap lanjut) abdomen kembung, diare


atau

konstipasi,

Perubahan

warna

urine,

(pekat,

merah, coklat, berawan) oliguria atau anuria.


4) Pola tidur dan Istirahat
Gelisah, cemas, gangguan tidur.
5) Pola Aktivitas dan latihan
Klien mudah mengalami kelelahan dan lemas
menyebabkan

klien

tidak

mampu

melaksanakan

aktivitas sehari-hari secara maksimal, Kelemahan


otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
6) Pola hubungan dan peran
Kesulitan menentukan kondisi. (tidak mampu
bekerja, mempertahankan fungsi peran).
7) Pola sensori dan kognitif
Klien dengan gagal ginjal kronik cenderung
mengalami neuropati / mati rasa pada luka sehingga
tidak

peka

melihat

terhadap

dan

adanya

mendengar

trauma.

dengan

Klien

mampu

baik/tidak,

klien

mengalami disorientasi/ tidak.


8) Pola persepsi dan konsep diri
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh
akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada
gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya biaya
perawatan

dan

pengobatan

mengalami

kecemasan

dan

menyebabkan
gangguan

peran

pasien
pada

keluarga (self esteem).


9) Pola seksual dan reproduksi
Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh
darah

di

organ

reproduksi

sehingga

menyebabkan

gangguan potensi seksual, gangguan kualitas maupun


ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi
serta

orgasme.

Penurunan

libido,

amenorea,

infertilitas.
10) Pola mekanisme / penanggulangan stress dan koping

Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit


yang

kronik,

faktor

stress,

perasaan

tidak

berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan, karena


ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang
negatif berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung
dan lain lain, dapat menyebabkan klien tidak
mampu

menggunakan

mekanisme

koping

yang

konstruktif / adaptif. Faktor stress, perasaan tak


berdaya,

tak

ada

harapan,

tak

ada

kekuatan.

Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,


perubahan kepribadian.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya

perubahan

status

kesehatan

dan

penurunan fungsi tubuh serta gagal ginjal kronik


dapat menghambat klien dalam melaksanakan ibadah
maupun mempengaruhi pola ibadah klien.

I. Diagnosa Keperawatan
1.

Kelebihan volume cairan b.d penurunan kemampuan

ginjal untuk mengeluarkan air dan menahan natrium


2.

Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh

b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan


perubahan membran mukosa mulut
3.

Intoleransi

jaringan

tidak

aktifitas
adekuat,

prosedur dialysis

b.d

retensi

anemia,
produk

oksigenasi
sampah

dan

4.

Gangguan harga diri b.d ketergantungan, perubahan

peran, citra tubuh dan disfungsi seksual


5.

Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan

J. Intervensi
1.

Kelebihan volume cairan b.d penurunan kemampuan

ginjal untuk mengeluarkan air dan menahan natrium

a. Tujuan
Mempertahankan

berat

tubuh

ideal

tanpa

kelebihan cairan
b. Hasil yang diharapkan
1) Menunjukken perubahan-perubahan berat badan yang
lambat
2) Mempertahankan pembatasan diet dan cairan
3) menunjukakan turgor kulit normal tanpa edema
4) menunjukkan tanda-tanda vital norma
5) menunjukkan tidak adanya distensi vena leher
6) melaporkan adanya kemudahan dalam bernafas atau
tidak terjadi nafas pendek
7) melakukan hygiene oral dengan sering
8) melaporkan penurunan rasa haus
9) melaporkan berkurangnya kekeringan pada membrane
mukosa mulut
c. Rencana tindakan
1) Kaji status cairan

a)

Timbang

BB

harian
b)

Keseimabngan
masukan dan haluaran

c)

Turgor kulit dan


adanya edema

d)

Distensi

vena

leher
e)

Tekanan

darah,

denyaut dan irama nadi


Rasional:
Pengkajian

merupakan

berkelanjutan

untuk

dasar

dan

memantau

data

perubahan

dasar
dan

mengevaluasi intervensi
2) Batasi masukan cairan
Rasional:
Pembatasan
ideal,

cairan

haluaran

akan
urin,

menentukn
dan

berat

respons

tubuh

terhadap

terapi
3) Identifikasi sumber potensial cairan
Rasional:
Sumber

kelebihan

cairan

yang

tidak

diketahui

dapat diidentifikasi
4) Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional dari
pembatasan
Rasional:

Pemahaman

meningkatkan

kerjasama

pasien

dan

keluarga dalam pembatasan cairan


5) Bantu

pasien

dalam

menghadapi

ketidaknyamanan

akibat pembatasan cairan


Rasional:
Kenyamanan

pasien

meningkatkan

kepatuhan

terhadap pembatasan diet


6) Tingkatkan dan dorong higiene oral dengan sering
Rasional:
Hygiene

oral

mengurangi

kekeringan

membrane

mukosa mulut
2.

Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh

b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan


perubahan membran mukosa mulut.
a. Tujuan
Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
b. Hasil yang diharapkan
1) Mengkonsumsi

protein

yang

mengandung

nilai

biologis tinggi
2) Memilih

makanan

yang

menimbulkan

nafsu

makan

dalam batasan diet


3) Mengkonsumsi makana tinggi kalori dalam batasan
diet
4) Mematuhi medikasi sesuai jadwal untuk mengatasi
anoreksia dan tidak menimbulkan rasa kenyang

5) Menjelaskan

dengan

kata-kata

sendiri

rasional

pembatasan diet dengan hubungannya dengan kadar


kreatinin dan urea
6) Mengkonsulkan daftar makanan yang dapat diterima
7) Melaporkan peningkatan nafsu makanan
8) Menunjukkan

tidak

adanya

pertambahan

atau

penurunan berat badan yang cepat


9) Menunjukkan turgor kulit yang normal tanpa edema
,kadar albumin plsma dapat diterima

c. Rencana tindakan
1) Kaji status nutrisi
a. Perubahan berat badan
b. Pengukuran antropometrik
c. Nilai

laboratorium

(elektrolit

serum,

BUN,kreatinin,dan kadar besi)

Rasional:
Menyediakan data dassar untuk memantau perubahan
dan mengevaluasi intervensi
2) Kaji pola diet nutrisi
a. Riwayat diet
b. akanan kesukaan
c. Hitung kalori
Rasional:

Pola

diet

dahulu

dan

sekarang

dapat

dipertimbangkan dalam menyusun menu


3) Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan
nutrisi
a. Anoreksia,mual,atau muntah
b. Diet yang tidak menyenangkan bagi pasien
c. Depresi
d. Kurang memahami pembatasan diet
e. Stomatitis
Rasional:
Menyediakan informasi mengenai factor lain yang
dapat diubah atau dihilangkan untuk meningkatkan
masukan diet
4) Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batasbatas diet
Rasional:
Mendorong peningkatan masukan diet
Tingkatkan
nilai

masukan

biologis

protein
tinggi

yang

mengandung

,telur

,produk

susu,daging
Rasional:
Protein

lengkap

keseimbangan

diberikan

nitrogen

yang

pertumbuhan dan penyembuhan

untuk

mencapai

diperlukan

untuk

5) Anjurkan cemilan tinggi kalori, rendah protein,


rendah natrium diantara waktu makan
Rasonal:
Mengurangi makanan dan protein yang dibatasi dan
menyediakan kalori untuk energy,membagi protein
untuk pertumbuhan dan penyembuhan jaringan
Ubah jadwal medikasi sehingga medikasi ini tidak
segera diberikan sebelum makan
Rasional:
Ingesti

medikasi

sebelum

makan

menyebabkan

anoreksia dan rasa kenyang


Jelaskan

rasional

hubungannya

dengan

pembatasan
penyakit

diet

dan

ginjal

dan

peningkatan urea dan kadar kreatinin


Rasional:
Meningkatkan pemahaman pasien tentang hubungan
antara diet,urea,kadar kreatinin dengan penyakit
renal
Sediakan daftar makanan yang dianjurkan secara
tertulis

dan

anjurkan

untuk

memperbaiki

rasa

tanpa menggunakan natriun atau kalium


Rasional:
Daftar

yang

dibuat

menyediakan

pendekatan

positif terhadap pembatasn diet dan merupakan


referensi untuk pasien dan keluarga yang dappat
digunakan di rumah

6) Ciptakan

lingkungan

yang

menyenangkan

selama

makan
Rasional:
Faktqor yang tidak menyenangkan yang berperan
dalam menimbulkan anoreksia dihilangkan
7) Timbang berat badan harian
Rasional:
Untuk memantau status cairan dan nutrisi
8) Kaji

bukti

adanya

masukan

protein

yang

tidak

adekuat
a. Pembentukan edema
b. Penyembuhan yang lambat
c. Penurunan kadar albumin serum
Rasional:
Masukan

protein

menyebabkan

yang

penurunan

lain,pembentukam

tidak
albumin

edema,

adekuat
dan

dan

dapat
protein

perlambatan

penyembuhan

3.

Intoleransi

jaringan

tidak

aktifitas
adekuat,

b.d

retensi

anemia,
produk

oksigenasi
sampah

dan

prosedur dialysis
a. Tujuan
Berpartisifasi

dalam

ditoleransi
b. Hasil yang diharapkan

aktifitas

yang

dapat

1) Berpartisipsi

dalam

meningkatkan

tingkat

aktivitas dan latihan


2) Melaporkan peningkatan rasa sejahtera
3) Melakukan

istirahat

dan

aktivitas

secara

bergantian
4) Berpartisipasi

dalam

aktivitas

perawatan

mandiri yang dipilih


c. Rencana tindakan
1) Kaji factor yang menimbulkan keletihan
a. Anemia
b. ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
c. retensi produk sampah
d. depresi
rasional:
menyediakn

informasi

tentang

indikasi

tingkat

keletihan
2) Tingkatkan

kemandirian

dalam

aktivitas

perawatan diri yang dapat ditoleransi; bantu


jika keleetihan terjadi
Rasional:
Meningkatkan

aktivitas

ringan/sdang

dan

memperbaiki harga diri


3) Anjurkan
istirahat
Rasional:

aktivitas

alternative

sambil

Mendorong latihan dan aktivitas dalam batasbatas

yang

dapat

ditoleransi

dan

istirahat

yang adekuat
4) Anjurkan untuk beristirahat setalah dialysis
Rasional:
Istirahat

yang

adekuat

dialysis,yang

bagi

dianjurkan

banyak

setelah

pasien

sangat

melelahkan

4.

Gangguan harga diri b.d ketergantungan, perubahan

peran, citra tubuh dan disfungsi seksual


a Tujuan
memperbaiki konsep diri
b hasil yang diharapkan
1) Mengidentifikasi
efektif

dan

pola

pada

digunakan

akibat

(pemakaian

alcohol

saat

koping
ini

tidak

penyakit
dan

terdahulu
mungkin

dan

obat-obatan

yang
lagi

penanganan
;penggunaan

tenaga yang berlebihan)


2) Pasien

dan

mengungkapkan

keluarga
perasaan

mengidentifikasi
dan

reaksinya

dan

terhadap

penyakit dan perubahan hidup yang diperlukan


3) Mencari konseling professional, jika perlu, untuk
menghadapi pperubahan akibat gagal ginjal
4) Meelaporkan
seksual

kepuasan

dengan

metode

okspresi

C rencana tindakan
1) Kaji

respons

dan

reaksi

pasien

dan

keluarga

terhadap penyakit dan penanganan


Rasional:
Menyediakan data tentang masalah pada pasien dan
keluarga dalam hidup
2) Kaji

hubungan

antara

pasien

dengan

anggota

terhadap

pasien

keluarga terdekat
Rasionall:
Penguatan

dan

dukungan

diidentifikasi
3) Kaji pola koping pasien dan anggota keluarga
Rasional:
Pola

koping

mungkin

yang

telah

potensial

pembatassan

yang

efektif

destruksif
ditetapkan

di

ketika

akibat

masa

lalu

memandang

penyakit

dan

penanganan

4) Ciptakan

diskusi

terbuka

tentang

perubahan

terjadi akibat penyakit dan penanganan


a perubshsn persn
b perubshsn gsys hidup
c perubshsn dslsm pekerjssn
d perubshsn seksual
e ketergantungan pada tim tenaga kesehatan

yang

rasional:
pasien dapat mengidentifikasi masalah dan langkahlangkah yang diperlukan untuk menghadapinya
5) Gali cara alternative untuk ekspresi seksual lain
selain hubungan seksual
Rasional:
Bentuk alternative ekspresi seksual dapat diterima
6) Diskusikan

peran

memberi

dan

menerima

cinta,kehangatan dan kemesraan


Rasional:
Seksualitas mempunyai arti yang berbeda bagi tiap
individu tergantung pada tahap maturitasnya
5.

Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan

a Tujuan
meningkatkan

pengetahuan

mengenai

kondisi

dan

penanganan yang bersangkutan


b hasil yang diharapkan
1) Menyatakan hubungan antara penyebab gagal ginjal
dan konsekuensinya
2) Menjelaskan pembatasan cairan dan diet sehubungan
dengan kegagalan regulasi ginjal
3) Meenyatakan hubungan antara gagal

ginjal

dengan

kebutuhan penanganan menggunakan kata-kata sendiri


4) Menanyakan tentang pilihan terapi;yang merupakan
petunjuk kesiapn belajar
5) Menyatakan rencana untuk

melanjutkan

kehidupan

normalnya sedapat mungkin


6) Menggunakan informasi dan instruksi tertulis untuk
mengklarifikasi
tambahan

pertanyaan

dan

mencari

informasi

c rencana tindakan
1) Kaji
pemahaman

mengenai

penyebab

gagal

ginjal,konsekuensinya,dan penanganannya
a penyebab gagal ginjal pasien
b pengertian gagal ginjal
c pemahaman mengenai fungsi renal
d hubungan antara cairan,pembatasam diet dengan
e

gagal ginjal
rasional
penanganan

(hemodialiss,dialysis

peritoneal,transplantasi)
rasional:
merupakan instruksi dasar untuk penjelasan dan
penyuluhan lebih lanjut
2) Jelaskan fungus renal dan
ginjal

sesuai

dengan

konsekuensi

tingkat

pemahaman

gagal
dan

kesiapan pasien untuk belajar


Rasional;
Pasien dapat belajar tentang gagal ginjal untuk
penanganan setelah mereka siap untuk memahami dan
menerima diagnosis dan konsekuensi
3) Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara untuk
memahhami berbagai perubahan akibat penyakit
penanganan yang mempengaruhi hidupnya
Rasional;
Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya

dan

tidak

harus berubah akibat penyakit


4) Sediakan informasi baik tertulis maupun secara
oral dengan tepat tentang
a fungsi dan kegagalan renal
b pembatasan cairan dan diet
c medikasi
d melaporkan masalah,tanda dan gejala
e jadwal tindak lanjut
f sumber di komunitas
g pilian tetap
rasional:
pasien memiliki informasi yang dapat digunakan
untuk klarifikasi selanjutnya di rumah

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer dan Brenda. 2002. Buku Ajar Keperawaatan
Medikal Bedah Brunner dan Suddarth Edisi 8. Egc:
Jakarta

Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3.


Media Aeusculapius FKUI: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai