A. Pengertian
Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal
yang bersifat persisiten dan irreversible (Mansjoer, dkk,
2000).
Gagal ginjal kronik merupakan penyakit ginjal tahap
akhir yang progresif dan irreversible dimana kemampuan
tubuh
gagal
keseimbangan
untuk
cairan
mempertahankan
dan
elektrolit
metabolisme
sehingga
dan
terjadi
Smeltzer
dan
Bare
(2002)
penyebab
dari
1) Hipertensi
2) Pitting edema
3) Edema periorbital
4) Pembesaran vena leher
5) Friction rub perikardial
b. Pulmoner
1) KrekelS Nafas dangkal
2) Sputum kental dan liat
c. Gastrointestinal
1) Anoreksia, mual dan muntah
2) Perdarahan saluran GI
3) Ulserasi dan perdarahan pada mulut
4) Konstipasi / diare
5) Nafas berbau amonia
d. Muskuloskeletal
1) Kram otot
2) Kehilangan kekuatan otot
3) Fraktur tulang
4) Foot drop
e. Integumen
1) Warna kulit abu-abu mengkilat
2) Kulit kering, bersisik
3) Pruritus
4) Ekimosis
5) Kuku tipis dan rapuh
f.Rambut tipis dan kasar
f. Reproduksi
1) Amenore
2) Atrofi testis
D. Fatofisiologi
Penurunan
GFR
dapat
dideteksi
dengan
mendapatkan
ginjal
glumeruli
sebagai
yang
akibat
berfungsi,
dari
yang
penurunan
menyebabkan
jumlah
penurunan
cairan
dan
natrium.
Ginjal
kehilangan
normal.
meningkatkan
Terjadi
resiko
penahanan
terjadinya
cairan
edema,
akibat
dan
natrium;
gagal
jantung
dari
produksi
turun.
Dengan
menurunnya
GFR,
maka
terjadi
paratormon,
tidak
parathormon,
namun
dalam
berespon
terhadap
akibatnya
kalsium
kondisi
gagal
ginjal,
peningkatan
sekresi
di
menurun
tulang
kompleks
kalsium,
fosfat,
dan
keseimbangan
parathormon.
( Smeltzer dan Bare, 2002).
E. Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
ginjal
oleh
sebab
itu
penderita
diharapkan
tidak puasa.
3.
IVP
(Intra
Vena
Pielografi)
untuk
menilai
sistem
USG
untuk
parenkim
menilai
ginjal,
besar
kepadatan
dan
bentuk
parenkim
ginjal,
ginjal,
tebal
antomi
Pemeriksaan
radiologi
jantung
untuk
mencari
tulang
untuk
mencari
untuk
falanks
Pemeriksaan
radiologi
osteodistrofi
(terutama
jari),
kalsifikasi metastasik.
8.
9.
Pemeriksaan
Pielografi
Retrograd
bila
dicurigai
tanda-tanda
perikarditis,
aritmia,
gangguan
umumnya
dianggap
elektrolit (hiperkalemia).
11. Pemeriksaan
menunjang,
Laboratorium
kemungkinan
yang
adanya
suatu
Gagal
Ginjal
Kronik :
a. Laju Endap Darah : Meninggi yang diperberat oleh
adanya anemia, dan hipoalbuminemia.
b. Anemia normositer normokrom, dan jumlah retikulosit
yang rendah.
c. Ureum
dan
perbandingan
kreatinin
antara
ureum
Meninggi,
dan
biasanya
kreatinin
lebih
luas,
pengobatan
steroid,
dan
obstruksi
saluran kemih.
d. Perbandingan ini berkurang : Ureum lebih kecil dari
Kreatinin, pada diet rendah protein, dan Tes
Klirens Kreatinin yang menurun.
e. Hiponatremi : umumnya karena kelebihan cairan.
f. Hiperkalemia : biasanya terjadi pada gagal ginjal
lanjut bersama dengan menurunnya diuresis.
g. Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia : terjadi karena
berkurangnya sintesis 1,24 (OH)2 vit D3 pada GGK.
h. Fosfatase
lindi
meninggi
akibat
tulang,
terutama
Isoenzim
metabolisme
gangguan
fosfatase
lindi tulang.
i. Hipoalbuminemis
disebabkan
dan
gangguan
Hipokolesterolemia;
metabolisme
dan
umumnya
diet
rendah
protein.
j. Peninggian Gula Darah , akibat gangguan metabolisme
karbohidrat pada gagal ginjal, (resistensi terhadap
pengaruh insulin pada jaringan ferifer)
k. Hipertrigliserida,
akibat
gangguan
lemak,
disebabkan,
peninggian
hormon
somatotropik
dan
metabolisme
hiormon
menurunnya
inslin,
lipoprotein
lipase.
l. Asidosis
metabolik
dengan
kompensasi
respirasi
menurun,
disebabkan
PCO2
retensi
yang
asam-asam
menurun,
organik
semuanya
pada
gagal
ginjal.
F. Penatalaksanaan Medis
Menurut Smeltzer
dan
Bare
(2002)
penatalaksanaan
suplemen
besi,
agen
(50-70
th),
usia
muda,
dapat
terjadi
pada
kering,
rasa
lelah,
nafas
berbau
(ureum),
kemih,
payah
jantung,
hipertensi,
nafas
cepat
dan
dalam
(Kussmaul),
dyspnea.
e. Pemeriksaan Fisik :
1)
Pernafasan (B 1 : Breathing)
Gejala:
Nafas
pendek,
dispnoe
nokturnal,
paroksismal,
Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
Gejala
Riwayat
hipertensi
lama
atau
berat.
Palpitasi
nadi
pada
kuat,
kaki,
oedema
telapak
jaringan
tangan,
umum,
Disritmia
rub
perikardial,
pucat,
kulit
coklat
Persyarafan (B 3 : Brain)
Kesadaran:
Disorioentasi,
gelisah,
apatis,
400
pekat,
cc/hari),
tidak
dapat
warna
urine
kencing),
kuning
oliguria,
tua
dan
anuria
warna
urine,
(pekat,
merah,
coklat,
5)
nausea,
vomiting,
fektor
uremicum,
Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
Gejala
Nyeri
panggul,
sakit
kaki,
(memburuk
saat
kepala,
malam
kram
hari),
otot,
kulit
nyeri
gatal,
ada/berulangnya infeksi.
Tanda
Pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekie, area
ekimoosis
pada
kulit,
fraktur
tulang,
defosit
pasien
gagal
ginjal
kronik
terjadi
Keadaan
tersebut
dapat
mengakibatkan
mempengaruhi
status
kesehatan
klien.
badan
(malnutrisi)
anoreksia,
nyeri
ulu
kehilangan
memori,
kacau,
3) Pola Eliminasi
Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari),
warna
urine
kencing.
kuning
Penurunan
tua
dan
pekat,
frekuensi
tidak
urine,
dapat
oliguria,
konstipasi,
Perubahan
warna
urine,
(pekat,
klien
tidak
mampu
melaksanakan
peka
melihat
terhadap
dan
adanya
mendengar
trauma.
dengan
Klien
mampu
baik/tidak,
klien
dan
pengobatan
mengalami
kecemasan
dan
menyebabkan
gangguan
peran
pasien
pada
di
organ
reproduksi
sehingga
menyebabkan
orgasme.
Penurunan
libido,
amenorea,
infertilitas.
10) Pola mekanisme / penanggulangan stress dan koping
kronik,
faktor
stress,
perasaan
tidak
menggunakan
mekanisme
koping
yang
tak
ada
harapan,
tak
ada
kekuatan.
perubahan
status
kesehatan
dan
I. Diagnosa Keperawatan
1.
Intoleransi
jaringan
tidak
aktifitas
adekuat,
prosedur dialysis
b.d
retensi
anemia,
produk
oksigenasi
sampah
dan
4.
J. Intervensi
1.
a. Tujuan
Mempertahankan
berat
tubuh
ideal
tanpa
kelebihan cairan
b. Hasil yang diharapkan
1) Menunjukken perubahan-perubahan berat badan yang
lambat
2) Mempertahankan pembatasan diet dan cairan
3) menunjukakan turgor kulit normal tanpa edema
4) menunjukkan tanda-tanda vital norma
5) menunjukkan tidak adanya distensi vena leher
6) melaporkan adanya kemudahan dalam bernafas atau
tidak terjadi nafas pendek
7) melakukan hygiene oral dengan sering
8) melaporkan penurunan rasa haus
9) melaporkan berkurangnya kekeringan pada membrane
mukosa mulut
c. Rencana tindakan
1) Kaji status cairan
a)
Timbang
BB
harian
b)
Keseimabngan
masukan dan haluaran
c)
d)
Distensi
vena
leher
e)
Tekanan
darah,
merupakan
berkelanjutan
untuk
dasar
dan
memantau
data
perubahan
dasar
dan
mengevaluasi intervensi
2) Batasi masukan cairan
Rasional:
Pembatasan
ideal,
cairan
haluaran
akan
urin,
menentukn
dan
berat
respons
tubuh
terhadap
terapi
3) Identifikasi sumber potensial cairan
Rasional:
Sumber
kelebihan
cairan
yang
tidak
diketahui
dapat diidentifikasi
4) Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional dari
pembatasan
Rasional:
Pemahaman
meningkatkan
kerjasama
pasien
dan
pasien
dalam
menghadapi
ketidaknyamanan
pasien
meningkatkan
kepatuhan
oral
mengurangi
kekeringan
membrane
mukosa mulut
2.
protein
yang
mengandung
nilai
biologis tinggi
2) Memilih
makanan
yang
menimbulkan
nafsu
makan
5) Menjelaskan
dengan
kata-kata
sendiri
rasional
tidak
adanya
pertambahan
atau
c. Rencana tindakan
1) Kaji status nutrisi
a. Perubahan berat badan
b. Pengukuran antropometrik
c. Nilai
laboratorium
(elektrolit
serum,
Rasional:
Menyediakan data dassar untuk memantau perubahan
dan mengevaluasi intervensi
2) Kaji pola diet nutrisi
a. Riwayat diet
b. akanan kesukaan
c. Hitung kalori
Rasional:
Pola
diet
dahulu
dan
sekarang
dapat
masukan
biologis
protein
tinggi
yang
mengandung
,telur
,produk
susu,daging
Rasional:
Protein
lengkap
keseimbangan
diberikan
nitrogen
yang
untuk
mencapai
diperlukan
untuk
medikasi
sebelum
makan
menyebabkan
rasional
hubungannya
dengan
pembatasan
penyakit
diet
dan
ginjal
dan
dan
anjurkan
untuk
memperbaiki
rasa
yang
dibuat
menyediakan
pendekatan
6) Ciptakan
lingkungan
yang
menyenangkan
selama
makan
Rasional:
Faktqor yang tidak menyenangkan yang berperan
dalam menimbulkan anoreksia dihilangkan
7) Timbang berat badan harian
Rasional:
Untuk memantau status cairan dan nutrisi
8) Kaji
bukti
adanya
masukan
protein
yang
tidak
adekuat
a. Pembentukan edema
b. Penyembuhan yang lambat
c. Penurunan kadar albumin serum
Rasional:
Masukan
protein
menyebabkan
yang
penurunan
lain,pembentukam
tidak
albumin
edema,
adekuat
dan
dan
dapat
protein
perlambatan
penyembuhan
3.
Intoleransi
jaringan
tidak
aktifitas
adekuat,
b.d
retensi
anemia,
produk
oksigenasi
sampah
dan
prosedur dialysis
a. Tujuan
Berpartisifasi
dalam
ditoleransi
b. Hasil yang diharapkan
aktifitas
yang
dapat
1) Berpartisipsi
dalam
meningkatkan
tingkat
istirahat
dan
aktivitas
secara
bergantian
4) Berpartisipasi
dalam
aktivitas
perawatan
informasi
tentang
indikasi
tingkat
keletihan
2) Tingkatkan
kemandirian
dalam
aktivitas
aktivitas
ringan/sdang
dan
aktivitas
alternative
sambil
yang
dapat
ditoleransi
dan
istirahat
yang adekuat
4) Anjurkan untuk beristirahat setalah dialysis
Rasional:
Istirahat
yang
adekuat
dialysis,yang
bagi
dianjurkan
banyak
setelah
pasien
sangat
melelahkan
4.
dan
pola
pada
digunakan
akibat
(pemakaian
alcohol
saat
koping
ini
tidak
penyakit
dan
terdahulu
mungkin
dan
obat-obatan
yang
lagi
penanganan
;penggunaan
dan
mengungkapkan
keluarga
perasaan
mengidentifikasi
dan
reaksinya
dan
terhadap
kepuasan
dengan
metode
okspresi
C rencana tindakan
1) Kaji
respons
dan
reaksi
pasien
dan
keluarga
hubungan
antara
pasien
dengan
anggota
terhadap
pasien
keluarga terdekat
Rasionall:
Penguatan
dan
dukungan
diidentifikasi
3) Kaji pola koping pasien dan anggota keluarga
Rasional:
Pola
koping
mungkin
yang
telah
potensial
pembatassan
yang
efektif
destruksif
ditetapkan
di
ketika
akibat
masa
lalu
memandang
penyakit
dan
penanganan
4) Ciptakan
diskusi
terbuka
tentang
perubahan
yang
rasional:
pasien dapat mengidentifikasi masalah dan langkahlangkah yang diperlukan untuk menghadapinya
5) Gali cara alternative untuk ekspresi seksual lain
selain hubungan seksual
Rasional:
Bentuk alternative ekspresi seksual dapat diterima
6) Diskusikan
peran
memberi
dan
menerima
a Tujuan
meningkatkan
pengetahuan
mengenai
kondisi
dan
ginjal
dengan
melanjutkan
kehidupan
pertanyaan
dan
mencari
informasi
c rencana tindakan
1) Kaji
pemahaman
mengenai
penyebab
gagal
ginjal,konsekuensinya,dan penanganannya
a penyebab gagal ginjal pasien
b pengertian gagal ginjal
c pemahaman mengenai fungsi renal
d hubungan antara cairan,pembatasam diet dengan
e
gagal ginjal
rasional
penanganan
(hemodialiss,dialysis
peritoneal,transplantasi)
rasional:
merupakan instruksi dasar untuk penjelasan dan
penyuluhan lebih lanjut
2) Jelaskan fungus renal dan
ginjal
sesuai
dengan
konsekuensi
tingkat
pemahaman
gagal
dan
dan
tidak
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer dan Brenda. 2002. Buku Ajar Keperawaatan
Medikal Bedah Brunner dan Suddarth Edisi 8. Egc:
Jakarta