SATUAN ACARA PENYULUHAN R. 8
SATUAN ACARA PENYULUHAN R. 8
Oleh :
KELOMPOK 16 PROFESI NERS
Rahajeng Widhiyasasi
125070200111032
125070200111010
125070200111018
125070200111032
125070200111010
125070200111018
Tanggal
Perseptor Klinik
Perseptor Akademik
Ns._________________________
____________________________
NIP.
NIP.
Judul
Sasaran
Tempat
Hari/Tanggal
Alokasi Waktu
: 30 menit
Media/Sarana
Metode
Penyuluh
: 1. Rahajeng Wihiyasasi
2. Lia Dewi Mustika Sari
3. Ilya Nur Rachmawati
A. Tujuan instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui
dan memahami tentang tanda dan bahaya nifas
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien dan keluarga pasien
mampu:
a. Mengetahui pengertian nifas
b. Mengetahui perngertian tanda dan bahaya nifas
c. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam tanda dan bahaya nifas
B. Kegiatan Penyuluhan
Taha
Waktu
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Metode
Pend
1. Menjawab
Ceramah
ahulu
menit
Pembukaan:
1. Membuka kegiatan
salam
2. Mendengark
dan
Media
an
dengan
mengucapkan
an
salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
dan
dan
dan
memperhati
kan
3. Menjawab
pertanyan
tanya
jawab
keluarga
pasien
Peya
15
jian
menit
Penyampaian materi:
a. Menjelaskan
Leafle
memperhatikan
t dan
pengertian nifas
b. Menjelaskan
pengertian
ppt
tanda
10
tup
menit
nifas
1. Memberikan
kesempatan
kepada
peserta
pertanyaan
2. Menjawab
jawab
yang
pertanyaan kepada
diberikan
oleh
peserta
untuk menjelaskan
kembali
materi
yang
telah
disampaikan
dengan
Tanya
pertanyaan
untuk bertanya
2. Memberikan
peserta
3. Meminta
1. Mengajukan
singkat
menggunakan
bahasa sendiri
4. Menympulkan
materi yang telah
diberikan
5. Menutup acara dan
penyuluh
3. Membalas
salam
mengucapkan
salam
C. Evaluasi
1. Struktur
:
a. Melakukan perizinan kepada pihak ruangan obstetri ruang.8 mengenai
kegiatan penyuluhan beberapa hari sebelum dilakukan penyuluhan
b. Mempersiapkan materi penyuluhan
c. Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan yang dirumuskan di SAP
2. Proses
:
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 4 peserta
b. Media yang digunakan adalah leaflet dan Powerpoint
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan saat kegiatan
penyuluhan berlangsung
e. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
3. Hasil
:
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pengetahuan peserta
meningkat yakni
pengertian
nifas,
tanda
dan
bahaya
nifas
dan
dapat
ibu setelah melahirkan, sebab selama masa kehamilan dan persalinan terjadi
perubahan fisik, terutama organ reproduksi (Bobak, 2004).
2. Tahapan Masa Nifas
a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa
ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri.
Oleh karena itu perawat dan bidan dengan teratur harus melakukan
pemeriksaan uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah dan suhu.
b. Periode early postpartum (24 jam - 1 minggu)
Pada fase ini perawat dan bidan memastikan involusi uteri dalam
keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak
demam, ibu cukup mendapatkan cairan dan makanan, serta ibu dapat
menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum (1 minggu - 5 minggu)
Pada periode ini perawat dan bidan tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.
3. Pengertian tanda-tanda bahaya nifas
Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa
nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian
ibu (Pusdiknakes, 2003).
4. Tanda-tanda dan bahaya masa nifas
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan setelah persalinan
(Prawihardjo, 2006). Oleh karena itu, penting bagi petugas kesehatan untuk
memberikan informasi dan bimbingan pada ibu untuk dapat mengenali tandatanda bahaya pada masa nifas yang harus diperhatikan, yakni:
a. Perdarahan pasca persalinan (post partum)
Pengertian :
Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan yang melebihi
500 600 ml setelah bayi lahir (Eny, 2009). Menurut waktu terjadinya dibagi
atas dua bagian yaitu :
- Perdarahan post partum
primer
(Early
post
partum hemorrhage)
yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah
-
atonia uteri, retensio placenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
Perdarahan post partum sekunder (Late post partum hemorrhage)
yang terjadi setelah 24 jam. Penyebab utamanya adalah sub involusi,
infeksi nifas dan sisa plasenta. Menurut Manuaba (2005), perdarahan post
partum merupakan penyebab penting kematian maternal.
b.
Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama
dengan kejang
wajah, jari-jari atau tangan dan rasa sakit, merah, atau bengkak dibagian
betis atau kaki. Dikatakan eklampsia bila sudah terjadi kejang. Kalau hanya
gejala atau
Selama masa nifas di hari ke 1 sampai 28, ibu harus mewaspadai munculnya
gejala preeklampsia. Jika keadaannya bertambah berat
bisa terjadi
tinggi
sekali. Akibatnya, pembuluh darah otak bisa pecah, terjadi oedema pada
paru-paru yang memicu batuk berdarah. Semuanya ini bisa menyebabkan
kematian (Hutahaean, 2009).
e. Payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit
Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim kelenjar
payudara (mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu pertama
pascasalin, tetapi biasanya tidak sampai melewati minggu ke 3 atau ke 4
(Prawirohardjo, 2008). Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai
menggigil, nyeri dan takikardia. Pada pemeriksaan payudara membengkak,
mengeras, lebih hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai rasa
nyeri (Prawirohardjo, 2008). Penanganan utama mastitis adalah :
f.
nyeri
perut
dan
pelvis
dapat
menyebabkan
Peritonitis umum
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan merupakan
penyakit berat.Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung
dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita yang mula-mula kemerahan
menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin, terdapat apa yang dinamakan facies
hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi (Prawirohardjo, 2008).
Penanganan :
mungkin
Berikan dukungan mental pada pasien bahwa ia pasti mampu menahan sakit
pada luka jalan lahir akibat terkena air kencing karena ia pun sudah berhasil
berjuang untuk melahirkan bayinya.
Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat buang air besar
karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit
baginya untuk buang air besar secara lancar. Feses yang tertahan dalam
usus semakin lama akan mengeras karena cairan yang terkandung dalam
feses akan selalu terserap oleh usus. Kita harus dapat meyakinkan pasien
untuk tidak takut buang air besar
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Bobak, I. M. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.