Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TANDA-TANDA BAHAYA NIFAS

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN


MENGENAI TANDA BAHAYA NIFAS
PADA IBU POST PARTUM YANG DIRAWAT DI RUANG 8
RUMAH SAKIT Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG

Oleh :
KELOMPOK 16 PROFESI NERS
Rahajeng Widhiyasasi

125070200111032

Lia Dewi Mustika Sari

125070200111010

Ilya Nur Rachmawati

125070200111018

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN

KEGIATAN PENYULUHAN MENGENAI TANDA DAN BAHAYA NIFAS


PADA IBU POST PARTUM YANG DIRAWAT DI RUANG 8
RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR
MALANG

Diajukan untuk Memenuhi kompetensi Praktek Profesi Departemen Maternitas


Oleh:

KELOMPOK 16 PROFESI NERS


Rahajeng Widhiyasasi

125070200111032

Lia Dewi Mustika Sari

125070200111010

Ilya Nur Rachmawati

125070200111018

Telah diperiksa kelengkapannya pada:


Hari

Tanggal

Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Perseptor Klinik

Perseptor Akademik

Ns._________________________

____________________________

NIP.

NIP.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul

: Tanda dan Bahaya Nifas

Sasaran

: Pasien dan Keluarga

Tempat

: Ruang 8 RSSA Malang

Hari/Tanggal

: Jumat, 22 Juli 2016

Alokasi Waktu

: 30 menit

Media/Sarana

: Power Point dan Leaflet

Metode

: Ceramah dan Tanya Jawab

Penyuluh

: 1. Rahajeng Wihiyasasi
2. Lia Dewi Mustika Sari
3. Ilya Nur Rachmawati

A. Tujuan instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui
dan memahami tentang tanda dan bahaya nifas
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien dan keluarga pasien
mampu:
a. Mengetahui pengertian nifas
b. Mengetahui perngertian tanda dan bahaya nifas
c. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam tanda dan bahaya nifas
B. Kegiatan Penyuluhan
Taha

Waktu

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta

Metode

Pend

1. Menjawab

Ceramah

ahulu

menit

Pembukaan:
1. Membuka kegiatan

salam
2. Mendengark

dan

Media

an

dengan
mengucapkan

an

salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan

dan

pokok materi yang


akan disampaikan
4. Menggali
pengetahuan
pasien

dan

dan

memperhati
kan
3. Menjawab
pertanyan

tanya
jawab

keluarga

pasien

tentang tanda dan


bahaya nifas

Peya

15

jian

menit

Penyampaian materi:
a. Menjelaskan

Mendengarkan dan Ceramah

Leafle

memperhatikan

t dan

pengertian nifas
b. Menjelaskan
pengertian

ppt

tanda

dan bahaya nifas


c. Menjelaskan
macam-macam
tanda dan bahaya
Penu

10

tup

menit

nifas
1. Memberikan
kesempatan
kepada

peserta

pertanyaan
2. Menjawab

jawab

yang

pertanyaan kepada

diberikan
oleh

peserta

untuk menjelaskan
kembali

materi

yang

telah

disampaikan
dengan

Tanya

pertanyaan

untuk bertanya
2. Memberikan
peserta
3. Meminta

1. Mengajukan

singkat

menggunakan
bahasa sendiri
4. Menympulkan
materi yang telah
diberikan
5. Menutup acara dan

penyuluh
3. Membalas
salam

mengucapkan
salam

C. Evaluasi
1. Struktur
:
a. Melakukan perizinan kepada pihak ruangan obstetri ruang.8 mengenai
kegiatan penyuluhan beberapa hari sebelum dilakukan penyuluhan
b. Mempersiapkan materi penyuluhan
c. Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan yang dirumuskan di SAP
2. Proses
:
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 4 peserta
b. Media yang digunakan adalah leaflet dan Powerpoint
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan saat kegiatan
penyuluhan berlangsung
e. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
3. Hasil
:
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pengetahuan peserta
meningkat yakni
pengertian

nifas,

peserta dapat mengerti dan memahami tentang


pengertian

tanda

dan

bahaya

nifas

dan

dapat

menyebutkan macam-macam tanda-tanda bahaya nifas


b. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan terjadi perubahan
perilaku kesehatan, yaitu pasien tetap termotivasi untuk memperhatikan
kesehatan organ reproduksinya pasca melahirkan.
A. Materi Penyuluhan
(lampiran 1)
B. Format Evaluasi
(lampiran 2)
Lampiran 1
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas disebut juga masa postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar lepas dalam rahim, sampai 6 minggu berikutnya,
disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan,
yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat
melahirkan (Suherni, 2008).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Ambarwati & Wulandari, 2009). Proses
pemulihan kesehatan pada masa nifas merupakan hal yang sangat penting bagi

ibu setelah melahirkan, sebab selama masa kehamilan dan persalinan terjadi
perubahan fisik, terutama organ reproduksi (Bobak, 2004).
2. Tahapan Masa Nifas
a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa
ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri.
Oleh karena itu perawat dan bidan dengan teratur harus melakukan
pemeriksaan uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah dan suhu.
b. Periode early postpartum (24 jam - 1 minggu)
Pada fase ini perawat dan bidan memastikan involusi uteri dalam
keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak
demam, ibu cukup mendapatkan cairan dan makanan, serta ibu dapat
menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum (1 minggu - 5 minggu)
Pada periode ini perawat dan bidan tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.
3. Pengertian tanda-tanda bahaya nifas
Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa
nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian
ibu (Pusdiknakes, 2003).
4. Tanda-tanda dan bahaya masa nifas
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan setelah persalinan
(Prawihardjo, 2006). Oleh karena itu, penting bagi petugas kesehatan untuk
memberikan informasi dan bimbingan pada ibu untuk dapat mengenali tandatanda bahaya pada masa nifas yang harus diperhatikan, yakni:
a. Perdarahan pasca persalinan (post partum)
Pengertian :
Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan yang melebihi
500 600 ml setelah bayi lahir (Eny, 2009). Menurut waktu terjadinya dibagi
atas dua bagian yaitu :
- Perdarahan post partum

primer

(Early

post

partum hemorrhage)

yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah
-

atonia uteri, retensio placenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
Perdarahan post partum sekunder (Late post partum hemorrhage)
yang terjadi setelah 24 jam. Penyebab utamanya adalah sub involusi,
infeksi nifas dan sisa plasenta. Menurut Manuaba (2005), perdarahan post
partum merupakan penyebab penting kematian maternal.

Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah:


a.

Paritas lebih dari 5

b.

Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun


c. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan kala uri
sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan dengan
tindakan paksa
Penanganan :
Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan
perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infuse, transfuse darah,
pemberian antibiotic, dan pemberian uterotonika. Pada kegawatdaruratan
dilakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba, 2008).
b. Demam
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara
37,2oC-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan
mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah
normal. Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut
selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang
mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Mochtar,
2002). Penanganan umum bila terjadi demam :
- Istirahat baring.
- Rehidrasi peroral atau infuse.
- Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.
- Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok
harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk
dengan cepat (Prawirohardjo, 2002).
c. Pusing dan lemas yang berlebihan
Menurut Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada
masa nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena darah tinggi (sistol >140
mmHg dan diastole >110 mmHg). Lemas yang berlebihan juga merupakan
tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya
istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan
darah rendah (sistol <100 mmHg diastole <60 mmHg). Penanganan gejala
tersebut adalah :
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
- Makan dengan diit berimbang untuk mandapatkan protein, mineral dan
-

vitamin yang cukup.


Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.

Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama

40 hari pasca bersalin.


Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar

vitaminnya pada bayinya.


Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

d. Pre eklampsia da eklampsia


Menurut Shennan & Chappell (dalam Chapman, 2006), Pre-eklampsia
adalah kondisi khusus dalam kehamilan, ditandai dengan peningkatan
tekanan

darah (TD=140/90 mmHg) dan proteinuria. Bisa berhubungan

dengan kejang

(eklampsia) dan gagal organ ganda pada ibu, sementara

komplikasi pada janin meliputi restriksi pertumbuhan dan abrupsio plasenta.


Tanda dan gejala seperti:

nyeri perut hebat/rasa sakit dibagian bawah

abdomen atau punggung, serta nyeri

ulu hati, sakit kepala parah/terus

menerus, gangguan penglihatan/kabur, mual dan

muntah, edema pada

wajah, jari-jari atau tangan dan rasa sakit, merah, atau bengkak dibagian
betis atau kaki. Dikatakan eklampsia bila sudah terjadi kejang. Kalau hanya
gejala atau

tanda-tandanya saja dikatakan preeklampsia. Gangguan ini

merupakan penyebab kematian ibu yang nomor satu. Penyebab dari


eklampsia dan pre-eklampsia belum dapat diketahui secara pasti. Ada yang
mengatakan akibat kekurangan asam arakidonat dari kacang-kacangan, ada
juga yang menduga akibat stres pada ibu

dan faktor emosional lainnya.

Selama masa nifas di hari ke 1 sampai 28, ibu harus mewaspadai munculnya
gejala preeklampsia. Jika keadaannya bertambah berat

bisa terjadi

eklampsia, dimana kesadaran hilang dan tekanan darah meningkat

tinggi

sekali. Akibatnya, pembuluh darah otak bisa pecah, terjadi oedema pada
paru-paru yang memicu batuk berdarah. Semuanya ini bisa menyebabkan
kematian (Hutahaean, 2009).
e. Payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit
Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim kelenjar
payudara (mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu pertama
pascasalin, tetapi biasanya tidak sampai melewati minggu ke 3 atau ke 4
(Prawirohardjo, 2008). Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai
menggigil, nyeri dan takikardia. Pada pemeriksaan payudara membengkak,
mengeras, lebih hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai rasa
nyeri (Prawirohardjo, 2008). Penanganan utama mastitis adalah :

a. Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu


bernanah (abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan
b.
c.
d.
e.

terlambat, tidak cepat, atau kurang efektif.


Susukan bayi sesering mungkin.
Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.
Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.
Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) untuk
mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa
agar nanah dapat keluar terus.

f.

Nyeri pada perut dan pelvis


Tanda-tanda

nyeri

perut

dan

pelvis

dapat

menyebabkan

komplikasi nifas seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada


peritonium.
Faktor penyebab:
Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat
juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika.
Selanjutnya pada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis mengeluarkan
nanahnya ke rongga paritonium dan menyebabkan peritonitis (Prawirihardjo,
2007). Gejala klinik peritonoitis dibagi 2 yaitu :
Peritonitis terbatas pada daerah pelvis
Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum. Penderita
demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvio peritonitis
bisa terdapat pertumbuhan abses (Prawirohardjo, 2008).

Peritonitis umum
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan merupakan
penyakit berat.Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung
dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita yang mula-mula kemerahan
menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin, terdapat apa yang dinamakan facies
hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi (Prawirohardjo, 2008).
Penanganan :

Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik, pasang infuse intravena,


berikan kombinasi antibiotic sampai ibu tidak demam selama 48 jam ( ampisilin 2 g
melalui intravena setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan melalui
intravena setiap 24 jam, ditambah metronidazol 500 mg melalui intravena setiap 8 jam)
(Pamilih, 2006)

g. Eliminasi BAK dan BAB


Dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat buang air
kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih maka dapat
mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan, misalnya infeksi. Biasanya,
pasien menahan air kencing karena takut akan merasakan sakit pada luka
jalan

lahir. Kita harus dapat meyakinkan pasien bahwa kencing sesegera

mungkin

setelah melahirkan akan mengurangi komplikasi post partum.

Berikan dukungan mental pada pasien bahwa ia pasti mampu menahan sakit
pada luka jalan lahir akibat terkena air kencing karena ia pun sudah berhasil
berjuang untuk melahirkan bayinya.
Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat buang air besar
karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit
baginya untuk buang air besar secara lancar. Feses yang tertahan dalam
usus semakin lama akan mengeras karena cairan yang terkandung dalam
feses akan selalu terserap oleh usus. Kita harus dapat meyakinkan pasien
untuk tidak takut buang air besar

karena buang air besar tidak akan

menambah parah luka jalan lahir. Untuk

meningkatkan volume feses,

anjurkan pasien untuk makan tinggi serat dan banyak

minum air putih

(Hutahaean; Sulistyawati, 2009).


h. Lochea bebau busuk
Pengertian :
Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Sedangkan lochea yang berbau busuk adalah sekret yang berasal
dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas yang berupa cairan seperti
nanah yang berbau busuk (Prawirohardjo, 2007).
Faktor penyebab:
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest
merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga
pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 10 hari. Dapat terjadi
perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan dapat berbau akibat
infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam terdapat pembukaan
dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri
karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).
Penanganan :

Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus profilaksis, pemberian


antibiotik adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin atau metergin), dan
tindakan definitif dengan kuretase dan dilakukan pemeriksaan patologianatomik
i.

Depresi masa nifas (depresi postpartum)


Depresi postpartum merupakan perasaan tidak nyaman yang dialami
wanita pasca melahirkan yang bisa disebabkan oleh hormon-hormon dan
gangguan psikologi. Penyebabnya ada beberapa hal, antara lain lingkungan
tempat melahirkan yang kurang mendukung, perubahan hormon yang cepat
dan keraguan terhadap peran yang baru. Ibu yang mengalami depresi
postpartum dapat dikenal dari beberapa gejala yaitu: sering merasa marah,
sedih yang berlarut-larut, kurang nafsu makan, terlalu mencemaskan keadaan
bayinya. Depresi di masa

nifas seharusnya dikenali oleh suami dan juga

keluarga. Hal ini dikarenakan pengaruh perubahan hormonal, adanya proses


involusi dan ibu kurang tidur serta lelah karena mengurus bayi dan
sebagainya. Depresi juga biasanya timbul jika ibu dan keluarganya mengalami
konflik rumah tangga, anak yang lahir tak diharapkan, keadaan sosial
ekonominya lemah atau trauma karena telah melahirkan anak cacat.
Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini
disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran
anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat
murung, mudah marah-marah (Eny, 2009). Gejala-gejala depresi masa nifas
adalah :
a) Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur.
b) Nafsu makan hilang.
c) Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol.
d) Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.
e) Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.
f)

Pikiran yang menakutkan mengenai bayi

g) Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.


h) Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebardebar.

DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Bobak, I. M. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.


Hutahaean, Serri. (2009). Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas & Ginekologi.
Jakarta: Trans Info Medika.
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC
Pamilih, Ns. 2006. Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta :EGC.

Prawirohardjo, S. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawihardjo, Sarwono. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Edisi I. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo.
Prawirohardjo,S., 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
CV.Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai