Anda di halaman 1dari 53

0

Lembar Pengesahan
Abstaraksi
Kata Pengantar
Daftar Isi

Daftar Gambar
Daftar Tabel

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kerja Praktek di Jurusan / Program Studi Arsitektur Universitas Palangka

Raya merupakan kegiatan wajib berbobot 2 sks yang harus dilakukan sebelum
menempuh sidang sarjana. Hal ini dianggap penting untuk lebih mempersiapkan
mahasiswa sebelum terjun kedunia profesi di bidang arsitektur. Kerja Praktik akan
memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengamati, membandingkan,
menganalisadan menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan
keadaan yang sebenarnya di dunia kerja.
Bagi Perusahaan / Instansi yang talah memberikan tempat untuk kerja
praktik, dapat dikaitkan sebagai lahan pembinaan tenaga kerja baru sesuai dengan
kebutuhan perkembangan perusahaan. Selama kerja praktik pihak perusahaan
dapat melakukan pendekatan dengan melihat, mengamati, mengarahkan dan
membimbing mahasiswa untuk bisa beradaptasi dan terampil di dunia kerja. Yang
pada akhirnya diharapkan terjadi hubungan yang saling membutuhkan antara
pihak perusahaan dengan calon tenaga kerja baru yang ada.
Selama proses kerja sama ini tidak ada tuntutan dari mahasiswa ataupun
keharusan bagi pihak perusahaan untuk menyediakna penghargaan berupa uang
kepada mahasiswa. Sepenuhnya diserahkan kepada pihak perusahaan untuk
memberikan kebijakan sesuai kebutuhan dan kemampuannya.
Dengan demikian diharapkan akan terjalin kerja sama yang baik antara
dunia pendidikan (Jurusan / Program Studi Arsitektur Universitas Palangka Raya)
dengan dunia kerja (Perusahaan Konsultasi / Teknik Bangunan). Bagi Jurusan /
Program Studi, dengan kegiatan ini akan dapat diketahui tuntutan dan
perkembangan dalam dunia kerja untuk perbaikan sistem dan kedalaman
pembelajaran, sementara bagi perusahaan dapat memperoleh tenaga kerja
tambahan sukarela dan bagi mahasiswa akan dapat memperoleh gambaran yang
jelas mengenai segala sesuatu yang akan dihadapi di masa yang akan dating.
Selama proses kerja praktik dilakukan mahasiswa akan mendapatkan
bimbingan dan arahan dari pihak perusahaan / instansi, yang kemudian setelah

kerja praktik mahasiswa akan mendapatkan bimbingan dan arahan dari dosen
pembimbing mata kuliah kerja praktik yang diatur oleh koordinator mata kuliah
kerja praktik sesuai dengan kelompok bidang keahliannya.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari Kerja Praktek yang diselenggarakan oleh Jurusan / Program
Studi Arsitektur Universitas Palangka Raya ini adalah menjalin kerja sama yang
baik antara Jurusan / Program Studi dengan Perusahaan Swasta / Instansi,
sedangkan tujuannya adalah terciptanya link and match antara dunia
pendidikan dengan dunia kerja dalam bentuk :
1. Mempersiapkan tenaga lulusan yang terampil di bidangnya yaitu teknik
bangunan yang sesuai dengan tuntutan di dunia kerja
2. Mengembangkan sistem pembelajaran dan kedalaman materi kulian di
Jurusan / Program Studi Arsitektur sesuai dengan perkembangan keilmuan
dan praktek dunia kerja
1.3 Lingkup Kerja
Proyek Perencanaan
Kegiatan kerja Praktik pada proyek perencanaan terbagi dalam dua tahapan,
meliputi :
Tahapan Perencanaan dan Perancangan
Tahapan dimana mahasiswa mengikuti secara langsung proses perancangan
dalam studio perancangan arsitektur pada konsultan perencana, yang meliputi
proses administrasi/manajemen proyek, kegiatan konsultasi, aanwijzing,
pelelangan maupun manajemen proyek dalam studio.
Mahasiswa diharapkan dapat memposisikan kedudukannya sebagai asisten
arsitek (bukan drafter) yang terlibat langsung dalam proses perancangan paket
pekerjaan yang sedang dikerjakan.

Tahap Penyusunan Laporan


Tahapan dimana mahasiswa menulis laporan tentang kegiatan kerja praktik
perencanaan yang dilakukan mulai dari tahap administrasi sampai teknis
sesuai dengan format yang telah ditentukan.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Lingkup Kerja, Sistematika
Penulisan, dan Schedule Kegiatan

BAB II TINJAUAN UMUM


Berisi Konsultan Perencana (secara umum) dan tinjauan terhadap Jasa
Konsultan Perencana
BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK PERENCANAAN
Berisi data Umum Proyek Perencanaan, Data Khusus Proyek Perencanaan
atau Pelaksanaan / Konstruksi
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi Standar Peraturan, Kasus Perencanaan ata Pelaksanaan
BAB V PENUTUP
Berisi Kesimpulan dan Saran

1.5 Schedule Kegiatan


APRIL 2011
Senin

Selasa
26

Rabu
27

Kamis
28

Jumat
29

Sabtu
30

Minggu

Minggu
1
8
15
22
29

MEI 2011
Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jumat

Sabtu

2
9
16
23
30

3
10
17
24
31

4
11
18
25

5
12
19
26

6
13
20
27

7
14
21
28

JUNI 2011

Senin

Selasa
7
14
21
28

Rabu
1
8
15
22
29

Kamis
2
9
16
23
30

Jumat
3
10
17
24

Sabtu
4
11
18
25

Minggu
5
12
19
26

6
13
20
27

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

4
11
18
25

5
12
19
25

6
13
20
26

7
14
21

Jumat
1
8
15
22

Sabtu
2
9
16
23

Minggu
3
10
17
24

JULI 2011

KETERANGAN :
Studio Perancangan Arsitektur V
Ujian Akhir Semester
Survey ke Nanga Bulik
Kerja Praktek di CV. Tri Matra Engineering Palangka Raya

BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1

Konsultan Perencana (secara umum)

2.1.1. Pengertian Konsultan Perencana


Pengertian dari konsultan perencana adalah badan atau perusahaan yang
dtunjuk melalui pelelangan atau penunjukan secara langsung untuk mengerjakan
pekerjaan perencanaan lengkap dari suatu pekerjaan bangunan. Konsultan
Perencana merupakan pihak yang ditugaskan oleh pemberi tugas/pemimpin
proyek untuk merencanakan atau membuat desain dan rencana anggaran biaya
(RAB) serta syarat-syarat (RKS) yang berkaitan dengan perencanaan dalam
pelaksanaan proyek sesuai dengan segi teknis arsitektur.
Perencanaan dapat berupa persekutuan atau perseorangan yang berbadan
hukum, atau badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan
bangunan. Yang dimaksud dengan badan hukum, yaitu badan yang mempunyai
atau memperoleh akte dari seorang notaris atau dapat juga disebut badan yang
mempunyai akte notaris.
2.1.2. Persyaratan dan Bentuk Hukum
2.1.2.1 Persyaratan

Untuk dapat melaksanakan perencanaan dan perancangan suatu proyek,


harus dipenuhi beberapa persyaratan pokok berupa peraturan-peraturan umum
yang ditetapkan oleh Dewan Teknik Pembangunan Indonesia dimana peraturan ini
juga bergantung pada macam proyek yang ditangani. Adapun syarat-syarat
tersebut meliputi :
a. Mempunyai izin usaha, yaitu izin usaha yang dikeluarkan oleh Pemda
setempat dan oleh Departemen Perdagangan.
b. Berbadan hukum, yaitu memiliki Akta Pendirian Badan Hukum dalam bidang
perencanaan yang disahkan oleh akta notaris.
c. Telah mendapatkan izin (SIUJK) pada Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum, c/q Dinas Propinsi Tingkat I badan yang
bergerak dibidang perencanaan.
d. Berdasarkan klasifikasi pemerintah terdaftar rekanan mampu untuk kontrak
dengan proyek pemerintah, ketentuan-ketentuan pemerintah.
Ketentuan-ketentuan Pra-Kualifikasi adalah :
a. Mengisi formulir / dokumen pendaftaran dengan lampiran-lampiran:
b. Mempunyai bukti-bukti otentik dengan curriculum vitae dari :
c. Surat pernyataan tentang kesanggupan menjadi penanggung jawab teknis bagi
setiap hasil karya perencana.
d. Memenuhi persyaratan minimal tentang inventaris kantor dan studio
perencanaan, seperti tercantum dalam tata cara dan persyaratan pendaftaran
Biro Konsultan Perencana/Pengawas Teknik Pembangunan Indonesia pada
DPU Propinsi Tingkat I Bidang Cipta Karya.Persyaratan tersebut antara lain :

Meja gambar dan kursi

minimal 2 buah

Meja dan kursi direktur

minimal 2 buah

Meja dan kursi tata usaha

minimal 1 buah

Mesin tulis

minimal 1 buah

Mesin hitung

minimal 1 buah

Lemari arsip

minimal 1 buah

Selain

persyaratan-persyaratan

ini

masih

ada

yang

dinamakan

persyaratan keahlian; Konsultan diharuskan memiliki staf tenaga ahli yang


berijasah dibidang teknik bangunan dan terdaftar pada Departemen Pekerjaan
Umum. Keahlian dari staf perencanaan dinilai dari :

Ijazah keahlian staf perencana dan staf administrasi.

Pengalaman yang sepadan dengan tugas yang ditangani.

Pernyataan terdaftar pada Direktorat Jendral Cipta Karya tersebut umumnya


hanya berlaku bagi bangunan-bangunan pemerintah. Sedangkan untuk
bangunan-bangunan swasta biasanya hanya atas dasar kepercayaan dari
pemberi tugas dan diperkuat dengan bukti-bukti antara lain :

Izin usaha

Referensi bank

Referensi pengalaman kerja, sebagai bukti kemampuan dan pengalaman kerja


dalam perencanaan dan teknik bangunan.

Mempunyai tenaga ahli dalam bidang teknik bangunan yang dapat dibuktikan
dengan ijazah keahlian, pengalaman kerja serta referensi kerja.

Syarat Konsultan Perencana ( Kepres RI Nomor.80 Tahun 2003 ) :


Menurut Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, persyaratan konsultan perencana
atau penyedia barang/jasa antara lain:
a. Persyaratan konsultan perencana dalam pelaksanaan pengadaan adalah sebagai
berikut:
1. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan
kegiatan/usaha sebagai konsultan perencana
2. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajemen
sebagai konsultan perencana
3. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidal pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan, dan /atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama
perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana
4. secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak

5. sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban perpajakan tahun akhir,


dibuktikan

dengan

melampirkan

fotokopi

bukti

tanda

terima

penyampaian surat pajak tahunan (SPT), Pajak Penghasilan (PPh) tahun


terakhir, dan fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29:
6. dalam kurun waktu 4 tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan
konsultan perencana baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali konsultan perencana yang baru
berdiri kurang dari 3 tahun
7. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam pengadaan barang/jasa
8. tidak masuk dalam daftar hitam memiliki alamat tetap dan jelas serta
dapat dijangkau dengan pos dan
9. khusus untuk pelaksana pekerjaan orang persyaratannya sama dengan di
atas kecuali point 6
b. Tenaga kerja yang akan ditugaskan dalam pelaksanaan

pekerjaan jasa

konsultasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


1. Memiliki Nomor Pokok wajib Pajak (NPMP) dan bukti penyelesaian
wajib pajak
2. Lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi oleh instansi yang berwenang atau yang lulus ujian negara,
atau perguruan tinggi luar negeri yang ijasahnya telah disahkan/diakui
oleh instansi pemerintah berwenang di bidang pendidikan tinggi dan
3. mempunyai pengalaman di bidangnya.
c. Pegawai negeri, pegawai BI, pegawai BHMN/BUMN/BUMD dilarang
menjadi konsultan perencana, kecuali jasa bersangkutan mengambil cuti di
luar tanggungan negara/BI/ BHMN/BUMN/BUMD.
d. Penyedia barang/jasa yang keikutsertaannya menimbulkan pertentangan
kepentingan dilarang menjadi penyedia barang/jasa
e. Terpenuhinya persyaratan penyedia barang/jasa dinilai melalui proses
prakualifikasi atau pascakualifikasi oleh panitia/pejabat pengadaan.
2.1.2.2. Bentuk Hukum

Bentuk hukum Biro Konsultan Teknik Perencana, yaitu usaha


perseorangan, persekutuan komanditer (CV), perseroan terbatas (PT), firma (Fa).
Pada umumnya, bentuk usaha yang sering dipakai adalah CV dan PT.
Pendiriannya adalah sah dengan akte notaris yang berisi :

Nama Perseroan yang bersangkutan.

Tempat kedudukan, yang disebutkan dengan jelas nama jalan atau nama
tempat perusahaan, nomor rumah, nomor telepon / telex dan nomor
langganan Bank.

Tujuan PT yang disebutkan dalam

anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga.

Banyak saham, besar tiap saham, besar modal perusahaan.


Disamping itu akte pendirian tersebut harus disahkan pula oleh Menteri

Kehakiman, terdaftar oleh Pengadilan Negeri dan diumumkan oleh Lembaga


Negara.
Dalam Hukum Konsultan ( Kepres RI Nomor.80 Tahun 2003 ) :
1. Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Tidak Sehat ;
2. Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi ;
3. Undang-undang No. 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat
Jasa Konstruksi ;
4. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi ;
5. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi ;
6. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi ;
7. Keputusan Presiden R.I. No. 42 Tahun 2002 Pedoman Pelaksanaan
pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan ;
8. Keputusan Presiden R.I. No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ;

10

9. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.339/KPTS/2003


tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi
Pemerintah
10. Guidelines dari Negara Pemberi Pinjaman antara lain Word Bank/IBRD,
ADB dan JBIC.
2.1.3. Klasifikasi dan Kualifikasi
Klasifikasi jasa konsultasi (konsultan) biasanya ditentukan dengan
menggunakan kualifikasi perusahaan. Klasifikasi perusahaan berdasarkan nilai
proyek adalah :

Nilai proyek s/d 200 juta merupakan usaha/koperasi kecil

Nilai proyek 200 juta1 Miliar merupakan usaha/koperasi sedang

Nilai proyek > 1 Miliar merupakan usaha/koperasi besar

Nilai proyek > 2 Miliar merupakan usaha/koperasi besar bersyarat, yaitu


harus bermitra (join) dengan usaha kecil setempat.
Penilaian

Kualifikasi

adalah

proses

penilaian

kompetensi

dan

kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi


konsultan perencana (penyedia jasa) yang tercantum pada persyaratan dan bentuk
hukum konsultan perencana diatas dan dilaksanakan oleh instansi teknis setempat.
Pelaksanaan Kualifikasi dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yaitu pra
kualifikasi dan pasca kualifikasi.

Pra kualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha


serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia jasa sebelum
memasukkan penawaran. Proses pra kualifikasi secara umum meliputi
pengumuman pra kualifikasi, pengambilan dokumen pra kualifikasi,
pemasukan dokumen pra kualifikasi, evaluasi dokumen pra kualifikasi,
penetapan calon peserta pengadaan yang lulus pra kualifikasi, dan
pengumuman hasil pra kualifikasi. Pra kualifikasi wajib dilaksanakan untuk
pengadaan jasa konsultansi dan pengadaan jasa pemborongan/jasa lainnya
yang menggunakan metode penunjukan langsung untuk pekerjaan kompleks,
pelelangan terbatas dan pemilihan langsung.

11

Pasca kualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha


serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia jasa setelah
memasukkan penawaran. Proses pasca kualifikasi secara umum meliputi
pemasukan dokumen kualifikasi bersamaan dengan dokumen penawaran dan
terhadap peserta yang diusulkan untuk menjadi pemenang serta cadangan
pemenang dievaluasi dokumen kualifikasinya.

2.1.4. Pengadaan Proyek


Suatu proyek diadakan apabila dirasa diperlukannya proyek tersebut bagi
orang perorang maupun orang banyak. Dimana yang dimaksud dengan pengadaan
suatu proyek adalah suatu kegiatan pengadaan proyek yang dibiayai oleh
APBN/APBD atau orang perorang (swasta), baik yang

dilaksanakan secara

swakelola maupun oleh penyedia jasa (dalam hal ini disebut juga jasa
konsultansi).
Dalam pengadaan suatu proyek wajib menerapkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Efisien, berarit pengadaan suatu proyek harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan dalam waktu sesingkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan
2. Efektif, berarti pengadaan suatu proyek harus sesuai dengan kebutuhan
yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan:
3. Terbuka dan Bersaing, berarti pengadaan suatu proyek harus terbuka bagi
penyedia jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui
persaingan yang sehat diantara penyedia jasa yang setara dan memenuhi
syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan
transparan
4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan
suatu proyek, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara
evaluasi, penetapan calon penyedia jasa, sifatnya terbuka bagi pesrta
penyedia jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya

12

5. Adil atau Tidak Diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama


bagi semua calon penyedia jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun,
serta
6. Akuntabel, berarti harus mendapat sasaran baik fisik, keuangan maupun
manfaat bagi kelancaran pelaksanaan umum pemerintah dan pelayanan
masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlalu
dalam pengadaan suatu proyek
Pada pengadaan suatu proyek untuk jasa konsultasi perorangan dapat
dilakukan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Pekerjaan yang tidak memerlukan kerja kelompok (team work)
b. Pekerjaan yang secara utuh berdiri sendiri
c. Pekerjaan yang dimungkinkan dilakukan seorang yang ahli di bidangnya.
Keahlian tersebut dibuktikan dengan tingkat pendidikan dan pengalaman
pada bidang pekerjaan yang dipersyaratkan
d. Pekerjaan yang berkaitan dengan tugas-tugas khusus instansi pelaksana
yang memerlukan masukan atau nasehat
2.1.4.1. Proyek Pemerintah
Proses pengadaan proyek pemerintah adalah sebagai berikut :
a. Suatu instansi pemerintah yang memerlukan fasilitas-fasilitas tertentu akan
membuat suatu daftar usulan rencana proyek (DURP) yang ditujukan kepada
instansi pemerintah pusat. Isi daftar usulan rencana proyek antara lain :

Luas tanah/site

Luas bangunan

Proyek proposal

Macam/jenis fasilitas

Rencana anggaran biaya (RAB)

Batas waktu perencanaan

Batas waktu pelaksanaan

13

b. DURP tersebut pada tingkat pusat diolah dan atau diteliti oleh Bappenas,
dengan sepengetahuan Menteri Keuangan untuk mengetahui sampai sejauh
mana urgensi proyek tersebut sebelum diajukan ke Sidang Pleno DPR.
c. Pada sidang pleno DPR bila usulan tersebut diterima atau disetujui maka
RAPBN berubah menjadi APBN dan Bappenas menurunkan DUP tersebut
menjadi Daftar Isian Proyek (DIP) kepada Instansi Pusat untuk Tahun
Anggaran yang dimintakan. Dengan kata lain dapat dipastikan bahwa usulan
proyek yang diajukan telah diterima dan tersedia dana untuk itu.
d. Setelah instansi yang bersangkutan menerima DIP maka kemudian ditunjuk
Pimpinan Kegiatan untuk menangani proyek tersebut.
e. Kemudian Pimpinan Kegiatan mencari atau menentukan Biro Konsultan
Perencana untuk membuat konsep dan gambar perencanaan dan proyek
tersebut.
f. Konsultan Perencana yang ditunjuk Pimpro, setelah dibuat kontrak, tanggung
Jawab sepenuhnya terhadap pengawasan pelaksanaan proyek agar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku/kontrak pelaksanaan telah dibuat.
g. Konsultan Perencana selama pelaksanaan juga mengadakan pengawasan
secara berkala, khususnya dalam bidang arsitektur, begitu pula CV. TRI
MATRA ENGENEERING
2.1.4.2. Proyek Swasta
Menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Bersifat Komersial
Merupakan suatu proyek yang bila ditinjau dari segi komersial akan
membawa keuntungan. Perencana mulai bekerja dengan mengadakan studi
kelayakan dari proyek merupakan gagasan dan pemilik modal. Studi
kelayakan ini ditinjau dari berbagai segi yang dipandang perlu, seperti :

Aspek sosial ekonomi

Aspek pemasaran

Aspek finansial

Aspek teknis

14

Aspek yuridis

Aspek lingkungan

Aspek perkembangan daerah/penduduk


Bila pemilik modal masih membutuhkan dana dari bank, maka studi

kelayakan tadi diajukan ke bank/financies untuk mendapatkan bantuan kredit.


Bila pihak bank telah menyetujui maka pemilik akan menghubungi
perencanaan untuk memulai proses perencanaan proyek.
b. Bersifat Non-Komersial
Biasanya merupakan pembangunan rumah-rumah tinggal, bangunan
sosial dan lain-lain.
2.1.4.3. Proyek Bantuan Luar Negeri
Dalam proyek bantuan luar negeri ini, dana sebagian berasal dari
pendanaan luar negeri, baik berupa sumbangan tanpa bunga ataupun dana
pinjaman atau kredit. Dalam proses perencanaannya, antara pemilik proyek, dana
saling berkonsultasi dalam proyek untuk mendapatkan hasil desain yang
diinginkan.
2.1.5. Penentuan Konsultan Perencana
2.1.5.1. Pemilihan Langsung
Dalam hal metode pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai
tidak efisien dari segi biaya pelanggan, maka pemilihan konsultan perencana
dapat dilakukan dengan metode pemilihan konsultan perencana dapat dilakukan
dengan metode pemilihan langsung, yaitu pemilihan konsultan perencana yang
dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurangkurangnya 3 penawaran dari pihak konsultan perencana yang telah lulus
prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus
diumumkan

minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan

umum dan bila memungkinkan melalui internet. Prosedur penentuan konsultan


perencana dengan metode pelanggan langsung, meliputi:

Pengumuman pemilihan langsung

Pengambilan dokumen prakualifikasi

15

Pemasukan dokumen prakualifikasi

Evaluasi dokumen prakualifikasi

Pemberitahuan hasil prakualifikasi

Masa sanggah prakualifikasi

Undangan pengambilan dokumen pemilihan langsung

Penjelasan

Penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang dan perubahannya

Pemasukan penawaran

Pembukaan penawaran

Evaluasi penawaran

Penetapan pemenang

Pemberitahuan penetapan pemenang

Masa sanggah

Penunjukan pemenang

Penandatanganan kontrak

2.1.5.2. Penunjukan Langsung


Dalam keadaan tertentu atau khusus, penentuan konsultan perencana
dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 konsultan dengan
melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang
wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Prosedur penentuan konsultan dengan metode penunjukan langsung
meliputi:

Undangan kepada peserta terpilih

Pengambilan dokumen prakualifikasi dan dokumen prakualifikasi dan


dokumen penunjukan langsung

Pemasukan dokumen prakualifikasi , penilaian kualifikasi, penjelasan, dan


pembuatan berita acara penjelasan

Pemasukan penawaran

16

Evaluasi penawaran

Negosiasi baik teknis maupun biaya

Penetapan/ penunjukan konsultan perencana, dan

Penandatangan kontrak

2.1.6. Perbandingan Usulan Rencana Kerja


Cara ini pada umumnya dipakai untuk penunjukan perencana untuk
pekerjaan-pekerjaan survey, penyusunan fleksibelity studi dan building market,
yang dalam penyelenggaraannya membutuhkan keahlian, pengalaman kerja yang
sesuai dan organisasi pelaksana yang tangguh. Calon perencana yang diundang
untuk mengajukan usulan rencana kerja ini, didapat melaui undangan terbatas
atau undangan umum melalui surat kabar. Dalam pemilihan perencana melalui
cara ini, pembari tugas harus memberikan data yang cukup melalui keinginan dan
maksud pemberi tugas, serta lingkup pekerjaan yang akan ditugaskan, sehingga
dapat dijadikan dasar dalam penyusunan usulan rencana kerja.
Di dalam usulan rencana kerja, harus disebutkan antara lain :
a. Keterangan mengenai calon perencana yang antara lain meliputi
organisasi, perlengkapan, pendiri, pengalaman, jenis.
b. Staf ahli yang bekerja pada perencana atau yang khusus dikerahkan
untuk penugasan tersebut, pendidikannya, pengalamannya, riwayat
hidup dan prestasi keahlian yang pernah dilakukan.
c. Rencana dan tata kerja, rencana penggunaan ahli dan rencana waktu
jika pekerjaan-pekerjaan perencanaan diserahkan kepadanya.
d. Penghargaan jasa atau biaya perencanaan yang diperlukan biasanya
dinyatakan dalam surat atau terlampir terpisah dan sampul tertutup.
Pembukaan sampul dilakukan setelah ada penilaian terhadap keahlian,
pengalaman perencana dengan angka atau nilai yang tinggi.
2.1.6.1. Penunjukan Langsung
Cara penetapan rencana dalam menangani suatu proyek dimana
perencanaannya langsung ditunjuk oleh bouwheer. Hal ini dilakukan karena
kemampuan perencana sudah dikenal sebelumnya. Hal ini juga ditinjau dari

17

pengalaman serta hasil karya dari perencana yang bersangkutan dalam menangani
tugas perencanaan yang diberikan kepadanya.
Biro yang diusulkan untuk ditunjuk harus lulus prakualifikasi dan
terdaftar dalam daftar rekanan konsultan (DRK). Untuk proyek pemerintah,
prakualifikasi rekanan bidang jasa konsultan, dikoordinir oleh Biro Bina
Pembangunan Daerah selaku sub panitia dalam hal ini dilakukan oleh Dinas Tata
Bangunan dan Pemugaran (DTBP). Berdasarkan daftar rekanan mampu (DRM)
inilah ditentukan siapa yang dianggap pantas untuk melaksanakan desain
bangunan tersebut.
Persyaratan

yang

harus

dipenuhi

oleh

konsultan

untuk

lulus

prakualifikasi adalah:
a. Memiliki Surat Izin Usaha yang masih berlaku
b. Harus berbentuk badan hokum.
c. Harus memiliki tenaga ahli yang sesuai dengan bidang pekerjaannya
dan memiliki Surat Izin Bekerja Perencana.
d. Sebagai nasabah Bank pemerintah dan atau Bank Pembangunan
Daerah.
e. Mempunyai NPWP.
f. Tidak terkena sanksi peringatan.
g. Pernyataan pengalaman dibidang pekerjaannya.
h. Tidak

sedang

terikat

kerja

atau

sekurang-kurangnya

telah

menyelesaikan 75% pekerjaan yang sedang dilakukan.


Sistem penunjukan yang diuraikan di atas adalah jika biro arsitek
bermaksud mendapatkan pekerjaan dari pemerintah daerah, sedangkan untuk
pihak swasta, umumnya ditunjuk berdasarkan prestasi yang dibuat dalam
perancangan sebuah bangunan. Sistem penunjukan tersebut dibagi menjadi 2
jenis, yaitu :
2.1.6.2. Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung adalah pelaksanaan proyek tanpa melalui pelelangan
umum atau pelelangan terbatas yang dilakukan dengan membandingkan sekurangkurangnya 3 penawar dan melakukan negosiasi baik teknis maupun harga,

18

sehingga diperoleh harga wajar dan teknis yang dapat dipertanggungjawabkan


dari rekanan yang tercatat dalam daftar rekanan mampu (DRM) sesuai dengan
bidang usaha, ruang lingkupnya atau kualifikasi kemampuannya. Pelaksanaan
proyek dengan nilai di atas Rp. 15 juta sampai dengan Rp. 50 juta dilakukan
dengan cara pemillihan langsung dengan surat perintah kerja (SPK) atau surat
perjanjian (kontrak) dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 penawar
golongan ekonomi lemah yang tercatat dalam DRM.
2.6.1.3.

Pengadaan Langsung
Pengadaan langsung adalah pelaksanaan proyek yang dilakukan dari

rekanan golongan ekonomi lemah tanpa melalui pelelangan umum, pelelangan


terbatas atau pemilihan langsung. Dilakukan untuk pelaksanaan proyek sebagai
berikut :

Sampai dengan Rp. 5 juta tanpa surat perintah kerja.

Di atas Rp. 5 juta sampai dengan Rp. 15 juta dilakukan dengan surat
perintah kerja (SPK) dari suatu penawaran dari rekanan golongan
ekonomi lemah yang tercantum dalam daftar rekanan golongan
ekonomi lemah.

Dalam penentuan konsultan perencana dapat dipilih salah satu dari 4


metode evaluasi penawaran berdasarkan jenis jasa konsultansi yang
akan diadakan dan harus dicantumkan dalam dokumen seleksi, yaitu:

Metode evaluasi kualitas adalah evaluasi penawaran jasa konsultansi


berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik, dilanjutkan dengan
klarifikasi dan negosiasi serta biaya.

Metode evaluasi kualitas dan biaya adalah evaluasi pengadaan jasa


konsultansi berdasarkan nilai kombinasi terbaik penawaran teknis dan
biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis
dan biaya terkoreksi dilanjutkan dengan klarifikasi dengan negosiasi
teknis serta biaya.

Metode evaluasi pagu anggaran adalah evaluasi pengadaan jasa


konsultansi berdasarkan kualitas penawaran teknis terbaik dari peserta

19

yang penawaran biayanya terkoreksinya lebih kecil atau sama dengan


pagu anggaran, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis
serta biaya.

Metode evaluasi penunjukan langsung adalah evaluasi terhadap hanya


satu penawaran jasa konsultansi berdasarkan kualitas teknis yang
dapat dipertanggungjawabkan dan biaya yang wajar setelah dilakukan
klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.

2.1.7.Tugas dan Fungsi, Kewajiban, Hak, Wewenang serta Tanggung Jawab


Tugas dan fungsi pihak konsultan perencana adalah melaksanakan
pekerjaan yang telah diberikan sesuai acuan kerja dengan tanggung jawab dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Kewajiban pihak konsultan perencana adalah melaksanakan perjanjian dan
kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya dengan penuh tanggung jawab,
ketekunan, efisien dan ekonomis serta memenuhi kriteria teknik profesional dan
melindungi secara efektif peralatan-peralatan, mesin, material, yang berkaitan
dalam kontrak.
Tugas, fungsi, kewajiban, hak, wewenang dan tanggung jawab konsultan
perencana sangat besar, dalam hal ini untuk menetralisir keinginan pemberi tugas
ke dalam suatu bentuk perencanaan bangunan, terutama masalah teknis dalam
bentuk nyata dan hasil yang optimal. Berdasarkan kebutuhan pemberi tugas,
perancang akan menyusun tahap perencanaan yang diinginkan oleh pemberi tugas
dengan berpedoman pada kaidah arsitektur yang tepat. Penjelasan tugas, fungsi,
kewajiban, hak, wewenang serta tanggung jawab seorang perencana adalah
sebagai berikut :
2.1.7.1. Tugas dan Fungsi Konsultan Perencana
Tugas dan kegiatan dari konsultan perencana adalah melaksanakan
pekerjaan perancangan yang terdiri dari :
a. Persiapan perancangan yang meliputi pengumpulan data dan informasi
lapangan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap pedoman
pengarahan penugasan dan konsultasi dengan pihak pemilik.
b. Penyusunan pra-rancangan, yaitu dengan membuat rancangan tapak, prarancangan dan perkiraan biaya.

20

c. Penyusunan rancangan pelaksanaan, yaitu dengan membuat rancangan


arsitektur beserta uraian dan visualisasi 2 atau 3 dimensi. Bila diperlukan,
membuat rancangan utilitas beserta uraian dan perhitungan.
d. Penyusunan rancangan detail, yaitu dengan membuat gambar-gambar detail,
membuat Rencana Kerja dan Syarat (RKS), membuat perincian volume
pelaksanaan pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pekerjaan
konstruksi dan menyusun dokumen perancangan.
e. Pengawasan berkala, yaitu dengan memeriksa pelaksanaan pekerjaan secara
berkala, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul
selama masa konstruksi, menyusun laporan akhir perancangan.
f. Penyusunan petunjuk penggunaan dan perawatan bangunan (gedung sesuai
dengan spesifikasi teknis desain/perancangan untuk tujuan pelaksanaan
building inspection).
g. Aplikasi

value

engineering,

yaitu

dengan

melaksanakan

perubahan

perancangan dan juga bertanggung jawab terhadap hasil rancangan yang


diakibatkan oleh aplikasi value engineering.
2.1.7.2. Kewajiban Konsultan Perencana
Adapun kewajiban dari konsultan perencana adalah sebagai berikut :
a. Mempelajari TOR.
b. Melakukan negosiasi.
c. Menentukan kesanggupan waktu perancangan suatu proyek sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan oleh pemberi tugas.
d. Mengadakan survey lapangan untuk mendapatkan data lapangan dan
lingkungan.
e. Mengadakan penyelidikan tanah secara sederhana.
f. Membuat gambar-gambar perencanaan/perancangan secara skematik.
g. Membuat gambar-gambar lengkap sebagai gambar bestek dan detail-detail
atau dilengkapi dengan penjelasan dan perhitungan teknis.
h. Mengusahakan pengurusan untuk mendapatkan izin pendahuluan bangunan
izin prinsip.

21

i. Membuat gambar-gambar kerja, RKS, rencana volume dan biaya program.


j. Membuat estimasi biaya proyek.
k. Membantu membuat dokumen pelelangan.
l. Memberikan penjelasan pekerjaan pada saat rapat penjelasan.
m. Memberikan penyelesaian teknis dalam aanwijzing.
n. Memberikan penjelasan pada waktu aanwijzing (penjelasan pelaksanaan
pekerjaan).
o. Membuat berita acara aanwijzing.
p. Memberikan penjelasan mengenai masalah-masalah perancangan selama
tahap pelaksanaan.
q. Mengadakan pengawasan berkala saat pelaksanaan konstruksi fisik di
lapangan pada segi arsitektur dan estetika bangunan.
2.1.7.3. Hak dan Wewenang Konsultan Perencana
Hak dan wewenang konsultan perencana yang terdapat di dalam
Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dan Pemberi Tugas, yaitu :
a. Wewenang untuk memrintahkan pekerjaan tanpa persetujuan terlebih dahulu
dari pemberi tugas, asalkan biaya untuk pekerjaan tambahan tidak melebihi
jumlah biaya yang tersedia dalam cost pekerjaan yang tidak terduga, yang
tercantum dalam uraian (bila tidak tercantum, standarnya sejumlah 2,5 % dari
biaya bangunan).
b. Wewenang untuk merubah rancangan bangunan mempunyai wewenang secara
tertulis untuk memerintahkan pemborong agar mengadakan perubahanperubahan dalam uraian dan syarat-syarat, serta gambar tanpa persetujuan
terlebih dahulu dari pemberi tugas, asalkan perubahan-perubahan tersebut
memperhatikan serta memenuhi segenap ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Perubahan syarat-syarat konstruksi, demi keamanan estetika.

Tidak mengakibatkan pemakaian praktis bangunan seperti yang diinginkan


oleh pemberi tugas.

Tidak memperlambat penyelesaian bangunan.

22

c. Wewenang untuk menilai pembayaran angsuran kepada pelaksana sebagai


peninjau dalam pelaksanaan proyek, arsitek berwenang untuk turut menilai
apakah berdasarkan pekerjaan dari pemeriksaan, pemborong berhak atas
pembayaran seluruh atau sebagian biaya.
d. Arsitek berhak mengembalikan tugas yang telah diberikan kepadanya karena
alasan-alasan : force majeure dan kelalaian pemberi tugas.
e. Arsitek berhak menolak segala bentuk penilaian estetika atas hasil tugasnya
yang dilakukan oleh pengawasan terpadu atau oleh pemberi tugas.
f. Arsitek berhak mendapatkan imbalan jasa atas penugasan yang diberikan oleh
pemberi tugas jika penugasan meliputi pembuatan gagasan (dalam bentuk
sketsa), pra-rancangan, rancangan pelaksanaan, rancangan detail, uraian dan
syarat-syarat, rencana biaya, pelelangan dan berkala untuk bangunan gedung,
maka imbalan jasa dihitung dengan presentase terhadap biaya bangunan
menurut kualifikasinya.
Meskipun demikian, pihak perancang juga harus melaporkan kepada
klien tentang hal-hal yang harus dirubah, antara lain :
Wewenang untuk menilai pembayaran angsuran kepada pelaksana. Konsultan
wajib mengadakan pengawasan berkala yang berkaitan dengan penilaian
prosentase pelaksana pekerjaan serta menentukan besarnya prosentase
pembayaran pekerjaan tersebut.

Konsultan berhak untuk menolak segala bentuk penilaian estetika terhadap


hasil tugasnya, baik yang dilakukan oleh pengawas maupun klien sendiri.

Konsultan perencana mempunyai hak yang berkaitan dengan pertimbangan


dalam dirinya sendiri, atau akibat diluar kuasa kedua belah pihak, dan akibat
dari kelalaian klien.

2.1.7.4. Tanggung Jawab Konsultan Perencana


Secara kontraktual, konsultan perencana bertanggung Jawab kepada
pimpinan proyek (Pimpro), dimana dalam Hubungan Kerja Antara Arsitek dan
Pemberi Tugas telah dijabarkan sebagai berikut :
a. Bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pemberi tugas.

23

b. Sebagai akibat langsung dari kesalahan yang dibuat oleh arsitek atau orangorang yang bekerja padanya disaat pelaksanaan tugas, yang seharusnya
kesalahan tersebut dapat dihindari dengan kewaspadaan dan pelaksanaan
tugas yang lazim.
c. Bertanggung jawab atas tugas yang telah disepakati, meliputi :

Arsitek akan gugur dengan sendirinya setelah tiga tahun tanggal macam
dan ruang lingkup kerja.

Batas waktu penugasan.

Penggantian biaya serta cara pembayarannya.

d. Arsitek tidak bertanggung jawab atas hasil pekerjaan ahli-ahli lain, kecuali

Ahli tersebut bekerja untuk dan atas nama arsitek tersebut, serta dipilih dan
diangkat oleh arsitek sendiri.

Secara tegas disebutkan ahli-ahli tersebut bekerja dibawah koordinasi


arsitek sepenuhnya.

e. Pembatasan tanggung jawab arsitek.

Tanggung jawab arsitek tidak lebih besar daripada jumlah imbalan jasa
yang telah diterima.

Kesalahan yang telah disengaja oleh arsitek, dipertanggungjawabkan


sepenuhnya pada arsitek tanpa ada pembatasan.

Setiap tanggung jawab penyelesaian bagian akhir penugasan.

f. Arsitek tidak bertanggung Jawab atas kesalahan yang dibuat oleh orang-orang
yang bekerja padanya, jika arsitek dapat membuktikan bahwa kesalahan
tersebut tidak dapat dihindari meskipun ada pengawasan dan kewaspadaan
yang lazim dari arsitek.
2.1.8. Program Kerja
2.1.8.1 Direktur
Mengelola dan bertanggung jawab atas jalannya perusahaan tersebut,
berwenang menentukan kebijaksanaan dan keputusan dalam perusahaan, termasuk
berhubungan dengan klien.

24

Bertugas menentukan kebijakan (policy) dan arah perusahaan demi


kemajuan serta kelancaran jalannya perusahaan, yaitu sebagai berikut :

Sebagai pimpinan dan Penanggung Jawab perusahaan.

Mengadakan pendekatan awal, dan bertanggung jawab kepada pemilik


proyek dan pimpro atas hasil perencanaan.

Bertanggung jawab atas kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas sesuai


dengan AD/ART.

Menetapkan pembagian tugas dalam melakukan pendelegasian wewenang


kepada bawahan.

2.1.8.2 Office Manager


Selaku wakil dan pembantu utama dari pimpinan. Merupakan arsitek
yang berwenang mengatasi masalah yang berkaitan dengan pekerjaan rutin
perusahaan.
2.1.8.3 Divisi Perencanaan
Bertanggung jawab pada hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan dan
perancangan suatu proyek membawahi bagian :

Arsitektur

Mekanikal elektrikal

Sipil dan struktur

Plumbing

Interior desain

Lansekap, dan lain-lain.

2.1.8.4 Supervision Divisi/Pengawasan


Bertanggung

jawab

dalam

mengadakan

pengawasan

langsung

pelaksanaan proyek di lapangan, serta mengawasi mutu material yang digunakan


dan mutu pekerjaan sesuai dengan gambar bestek, dalam hal ini supervisor
(pengawas) berhak menegur pelaksana/kontraktor, apabila pelaksanaan kerjanya
menyimpang dari gambar maupun ketentuan tertulis lainnya, dan berhak
melakukan pembongkaran ataupun

perbaikan sehubungan dengan mutu

pekerjaan. Dalam hal ini supervisor dibantu oleh :

25

Divisi Site, yang mempunyai tugas sebagai pengawas tetap di lapangan

Divisi Administrasi Supervision yang bertugas mengawasi schedule


pekerjaan sehingga tidak terjadi penyelewengan jadwal yang telah dibuat.

2.1.8.5 Environmental Enggineering


Bertugas dalam bidang yang berhubungan dengan analisa dampak
lingkungan (AMDAL), dalam pelaksanaannya dibantu oleh :

Divisi Studi Sosial, yang menganalisa keadaan lingkungan dan sosialnya.

Divisi Studi Ekonomi, yang mengadakan pengamatan dalam bidang


ekonomi.

Divisi Action Program, sebagai pelaksana perusahaan terhadap program


yang dilakukan.

2.1.8.6 Divisi Administration


Bertugas mengelola manajemen perusahaan, mengontrol kegiatan
perusahaan sehari-hari, bertanggung Jawab atas kelancaran perusahaan kepada
asisten direktur. Selain itu tugasnya juga mengatur urusan administratif yang
berhubungan dengan proyek, misalnya menyusun dan membuat dokumen lelang,
berita acara aanwijzing (penjelasan pekerjaan) dan lain-lain.
2.1.8.7 Divisi Keuangan
Bertugas melaksanakan kebijaksanaan, dalam hal pengelolaan keuangan
perusahaan yang keluar maupun yang berhubungan dengan instansi-instansi,
lembaga-lembaga pemerintah, swasta, misalnya urusan administratif dalam hal
kerjasama perusahaan dengan instansi tersebut.
Program kerja perencana dibuat berdasarkan pekerjaan yang telah
diberikan kepada pihak perencana, dan dalam perencanaan dibuat program kerja
dengan acuan sebagai berikut :

Menetapkan sasaran, rencana kegiatan dan jadwal pelaksanaan.

Melakukan perencanaan teknis dan menyiapkan metode pelaksanaan yang


tepat agar diperoleh rencana keperluan tenaga, bahan, dan peralatan yang
sesuai.

26

Menyusun rencana keperluan tenaga, bahan dan peralatan secara rinci serta
dijabarkan ke dalam rencana kerja bulanan, rencana kerja mingguan dan
rencana kerja harian.

Menyusun rencana total biaya secara rinci dalam rencana biaya bulanan dan
biaya mingguan.

Menuangkan keempat butir di atas dalam bentuk kerangka acuan kerja.

Program kerja atau kerangka acuan kerja suatu pekerjaan memuat hal-hal
sebagai berikut :

Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi latar belakang, maksud


dan tujuan, sumber pendanaan, serta jumlah tenaga yang diperlukan.

2.1.9

Waktu pelaksanaan yang diperlukan.

Produk yang dihasilkan.

Besarnya pembiayaan.

Proses Pengelolaan Proyek


Proses pengelolaan pekerjaan biasanya berurutan dari atas ke bawah,
Pekerjaan akan diberikan kepada pihak yang memenangkan tender/lelang yang
pada saat penandatanganan kontrak dilakukan langsung oleh pimpinan atau
direktur utama perusahaan. Dari direktur utama tersebut akan dikoordinir dan
dialihkan ke pihak manager operational yang bersama-sama dengan team leader
melaksanakan pekerjaan yang diberikan. Namun mereka tidak dapat bekerja
sendiri tanpa bantuan tenaga ahli atau asisten tenaga ahli yang menguasai bidangbidang tertentu atau yang lebih spesifik lagi, serta dibantu tenaga pendukung
seperti tenaga administrasi dan sebagainya.
Hal ini menjelaskan bahwa dalam proses pengelolaan pekerjaan tidak
dapat dilakukan sendiri, melainkan secara bersama-sama saling bahu membantu
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dengan ras tanggung jawab. Pekerjaan
dikelola dengan baik dan diatur sedemikian rupa agar apa yang diharapkan dapat
dicapai dengan hasil yang memuaskan
Untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal, maka proses pengelolaan
pekerjaan dapat dilakukan dengan cara :

27

a. Penyiapan dan Pendayagunaan Tenaga Kerja


Yaitu menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas dan sesuai dengan
bidangnya dan dipersiapkan dengan seksama sesuai dengan jadwal kerjanya.
b. Alokasi Tenaga Kerja yang Dipersiapkan

Seorang pemimpin perusahaan atau yang berkuasa, bertugas sebagai


Penanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan ini.

Seorang ahli senior yang akan mengkoordinasi setiap pembagian


pekerjaan.

Seorang tenaga kerja Sarjana Arsitek yang bertanggung jawab pada


bagian pekerjaan struktural.

Seorang tenaga kerja Sipil yang bertanggung jawab pada bagian


pekerjaan struktural.

Seorang tenaga kerja Elektro yang bertanggung Jawab pada bagian


pekerjaan mekanikal elektrikal.

Seorang tenaga kerja Sipil/Arsitektur yang ahli dalam bidang


estimator bertanggung Jawab kepada bagian pekerjaan perhitungan
volume dan RAB serta RKS.

Seorang tenaga kerja Sipil/Arsitektur yunior yang akan bertindak


sebagai job-captain dan yang akan menjembatani antara kerja ahli dan
drafter.

Beberapa tenaga kerja drafter sesuai dengan bidangnya yang akan


memproduksi pemikiran-pemikiran perancangan ke dalam gambar.

Beberapa tenaga surveyor yang akan mengadakan survey-survey


lapangan dan lain-lain sebagai bahan masukan untuk perancangan.

Tenaga administrasi dan keuangan sebagai penunjang kegiatankegiatan pelaksanaan pekerjaan perencanaan ini.

Tenaga menengah untuk pengawasan berkala pada waktu pelaksanaan.

c. Penyusunan Organisasi Tim Pelaksana Pekerjaan


Yang mencerminkan kebutuhan dan kerjasama untuk semua bagian.

28

d. Perencana Pengendalian Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Karya Perencanaan


agar tercapai target waktu yang telah ditentukan.
2.1.10 Tahapan Kerja Perancangan
Tahapan kerja perancangan yang dilakukan sesuai dengan acuan
kerangka kerja yang diberikan yaitu antar lain
1. Persiapan Perencanan/Survey
Persiapan Perencanaan atau Survey data lapangan termasuk studi dan
penetapan arsitektur bangunan yang berjati diri arsitektur tradisional setempat,
serta survey kondisi tanah sederhana.
Pada tahap ini berfungsi untuk memeperoleh dan mengumpulkan data
lokasi lapangan dan lingkungan sekitar yang merupakan tahap awal dari kegiatan
pekerjaan perencanaan sebagai masukan masukan bagi konsultan perencana
dalam membuat rancang bangun dengan hasil / keluaran yang lengkap sesuai
dengan kebutuhan proyek tersebut.
2. Penyusunan Master Plan
Penyusunan termasuk didalam nya perhitungan rencana anggaran biaya
serta tahap pembangunan. Hal ini berfungsi sebagai acuan dasar pelaksanaan fisik
dan pengembangan pengembangan yang mungkin terjadi dimasa yang akan
datang apabila diperlukan.
Gambar skematik rencana yang merupakan gambar yang disajikan dan
berupa gagasan yang dapat memberikan gambaranyang cukup jelas tentang pola
pembagian ruang dan bentuk bangunan.
3. Penyusunan PraRencana
Penyusunan yang meliputi rencana tapak , pra rencana bangunan,
perkiraan biaya termasuk perencana pemaketan berdasarkan biaya yang berbeda,
kepengurusan perijinan sampai mendapatkan advis planning, keterangan
persyaratan bangunan dan lingkungan, IMB pendahuluan dari Pemerintah
setempat.
4. Penyusunan Pengembangan Perencana
Penyusunan

Pengembangan

Perencana

yaitu

tahap

bertempuhsetelah penyusunan Pra-Rencana yang didalamnya memuat:

yeng

29

Rencana Arsitetur, beserta uraian konsep dan visualisasai dua dsan tiga
dimensi

Rencana Struktur, berserta uraian konsep dan perhitungannya.

Rencana Utilitas, berserta uraian konsep dan perhitungannya.

Rencana Landsekap dan Prasarana Lingkungannya ( khususnya pada system


pengamanan terhadap bahaya kebakaran )

Perkiraan Biaya.

5. Penyusunan Rencana Detail


Pada tahap ini konsultan perencana mulai menyususn rencana detail
seperti memebuat gambar gambar detail, rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi, dan menyususn laporan akhir perencanaan. Tahap ini terbagi
sebagai berikut :

Penyusunan gambar gambar rencana, syarat - syarat pelaksana spesifikasi


teknik dan Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) pelaksana sehingga dapat
dipenuhi kriteria persyaratanb keandalan bangunan dari segi : ketahanan
bangunan menerima beban baik dari manusia maupun kekuatan alam,
ketahanan gedung terhadap keausan baik karena ulah manusia, alam atau
pencemaran kesehatan, hemat energi dalam pengoperasian serta peletakan
bangunan yang disesuaikan dengan bangunan yang ada disekitarnya.

Hasil perencanaan yang lengkap dan memadai dengan memperhatikan azas


azas bahwa sebagai bangunan milik pemerintah, desain bangunan
hendaknya fungsional, efesien, serasai dengan bangunan yang ada
disekitarnya dan tidak berlebihan dengan batasan tidak mengganggu
kenyamanan pemakai, investasi dan pemeliharan bangunan sepanjang umur
diusahkan serendah mungkin. Desain bangunan yang sedemikian rupa
sehingga pembangunananya dapat dilaksanakan dalam waktu pendek dan
dapat digunakan secepatnya.

Menyusun program kerja dan jadwal kegiatan perencana secara rinci dan
realisasai sesuai dengan waktu yang diberikan termasuk jadwal konsultasi

30

berkala dangan pihak proyek dan pihak pihak yang dianggap perlu yang
bersangkutan dengan proyek tersebut.
6. Persiapan Pelelangan
Pada tahap persiapan pelelangan, konsultan perencana membantu
memimpin proyek didalam menyusun dokumen pelelangan dan memebantu
panitia pelelangan dalam menyusun program dan pelaksana pelelangan.
7. Pengawasan Berkala
Pengawasan

berkala,

seperti

memeriksa

pelaksana

pekerjaan

kesesuaiannya dengan rencana dan hal ini dilakukan secara berkala, melakukan
penyusuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan,
memberikan penjelasan terhadap persoalan - persoalan yang timbul selama masa
konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan.
Biaya Perencanaan Konstruksi berdasarkan Kepmen Kimpraswil No.332
Tahun 2002. Biaya perencanaan yaitu biaya maksimum yang dapat digunakan
untuk membiayai perencanaan bangunan yang dilakukan konsultan perencana
secara kontraktual dari hasil pelelangan, penunjukan langsung atau pemilihan
langsung. Besarnya biaya perencanaan dihitung berdasarkan nilai total
keseluruhan bangunan.
Penggunaan biaya perencanaan selanjutnya diatur sebagai berikut :

Biaya perencana dibebankan pada biaya untuk komponen kegiatan


perencanaan proyek yang bersangkutan.

Besarnya nilai biaya perencanaan maksimum dihitung berdasarkan


presentase biaya perencaan konstruksi terhadap nilai biaya konstruksi fisik
bangunan.

Untuk biaya perencanaan pekerjaan pekerjaan yang belum ada pedoman


harga satuan tertinggi , besarnya biaya perencanaan dihitung secara orang
bulan dan biaya langsung yang biasa diganti, sesuai dengan ketentuan
billing rate yang berlaku.

Biaya perencanaan ditetapkan dari hasil pelelangan / pemilihan langsung,


maupun penunjukan langsung pekerjaan yang bersangkutan, yang akan
dicantumkan dalam kontrak termasuk :

31

1.

Honorium tenaga ahli dan tenaga penunjang

2.

Materi dan pengadaan laporan

3.

Pembeli dan sewa peralatan

4.

Sewa kendaraan

5.

Biaya rapat rapat

6.

Perjalanan ( dalam kota maupun luar kota )

7.

Jasa dan overhead perencanaan

8.

Asuransi / pertanggungan

9.

Pajak dan iuran daerah lainnya


8. Pembayaran biaya perencanaan berdasarkan pada pencapaian
prestasi / kemajuan perencanaan setiap tahapnya, yaitu :

Tahap konsep rancangan 10 %

Tahap pra perancangan 15 %

Tahap pengembangan rancangan 25 %

Tahap rancangan gambar detail 30 %

Tahap pelelangan 5 %

Tahap pengawasan berkala 15 %

2.1.10.1. Kerangka Acuan (TOR)


Kerangka acuan ini berisi tentang keinginan pemilik proyek yang
tertuang dalam bentuk tertulis, yang harus dijadikan dasar perencanaan dan
perancangan oleh konsultan. Kerangka acuan ini dapat dibuat oleh owner sendiri
atau dalam kerjasama dengan konsultan.

2.1.10.2. Studi Kelayakan (Feasibility Study)


Studi kelayakan , yaitu pekerjaan mendefinisikan proyek yang dibuat
sebelum

penunjukan

konsultan

perencana.

Pada

hakekatnya

studi

ini

mengetengahkan apakah gagasan/proyek tersebut layak dan bermanfaat untuk


dibangun. Tinjauan studi kelayakan ini berdasarkan aspek ekonomi, analisa
keuangan, aspek teknis dan teknologi, aspek pasar dan pemasaran, aspek social

32

dan lingkungan hidup, dan lain-lain. Bilamana hasil studi kelayakan


merekomendasikan bahwa pembangunan proyek layak untuk diteruskan, maka
biasanya ada beberapa usulan sebagai alternatif yang dibuat. Dari beberapa
alternatif ini akan direkomendasikan yang terbaik dari sekian alternatif yang
disertai perhitungan ekonomisnya.
2.1.10.3. Melengkapi Data
Data yang diperlukan diperoleh dari survey, interview dengan pemakai
bangunan dan dari literature-literatur. Dalam pengumpulan data, hal yang perlu
diperhatikan adalah tentang :

Keinginan pemberi tugas/pemilik tugas

Status tanah dan pembebasannya jika dibutuhkan

Penyelidikan tanah guna mengetahui daya dukung tanah, muka air tanah dan
kedalaman tanah keras.

Fungsi bangunan yang direncanakan dan fasilitas yang diperlukan, karena


akan menyangkut kebutuhan ruang terhadap perabot dan peralatannya.

Keadaan site yang bersangkutan, yang meliputi keadaan tanah dan topografi,
posisi terhadap jalan atau bangunan lain serta pembatas garis sempadan dan
peraturan daerah setempat.

2.1.10.4. Konsep Perencanaan

Data yang diperoleh diolah dan dianalisa.

Analisa-analisa diolah menjadi alternatif desain tanpa meninggalkan batasanbatasan yang ada.

Mengolah dasar perancangan yang telah dipilih pemberi tugas untuk


dikembangkan.

2.1.10.5. Sketsa Gagasan


Sketsa gagasan berupa gagasan yang memberikan gambaran yang cukup
jelas tentang pola pembagian ruang-ruang, bentuk bangunan dan kemungkinan
pelaksanaan perencana. Gambar-gambar tersebut dipakai sebagai dasar untuk

33

mengadakan

pembicaraan

dengan

pemberi

tugas

agar

mendapatkan

persetujuannya.
2.1.10.6. Pra-Rencana
Pra-rencana terdiri dari gambaran-gambaran sketsa dalam skala kecil,
denah, tampak serta potongan yang memperlihatkan garis besar sistem struktural
dan bangunan, dengan atau tanpa gambar situasi dan perspektif, berikut perkiraan
biaya yang umumnya dihitung berdasarkan meter persegi luas lantai bangunan.
Gambar-gambar tersebut harus dapat menjadi bagian dokumen permohonan untuk
memperoleh izin mendirikan bangunan dari pemerintah setempat. Skala yang
digunakan 1:1000 atau 1:500 untuk rencana tapak, 1:200 atau 1:100 untuk rencana
bangunan.
2.1.10.7. Rencana Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan adalah gambar-gambar uraian lanjutan pra-rencana
dan beberapa gambar detail pokok dengan skala yang lebih besar, garis besar
uraian dan syarat-syarat pelaksanaan serta perkiraan anggaran biaya pembangunan
yang diperlukan oleh instansi berwenang.
Skala gambar yang dianjurkan 1:100, 1:50 atau 1:20. Skala 1:10
digunakan bila memang diperlukan. Gambar-gambar tersebut meliputi :
a. Gambar arsitektur yang terdiri dari :

Site plan dengan skala 1:500 atau 1:1000.

Denah, tampak, potongan dengan skala 1:100 atau 1:200.

Detail arsitektur dengan skala 1:10, 1:20 atau 1:50.

b. Gambar konstruksi/struktur yang memuat dimensi, letak kedudukan


unsur-unsur struktural yang tertera dalam gambar arsitektur seperti
kolom, balok, plat dan kuda-kuda. Skala yang digunakan dalam gambar
konstruksi ini adalah 1:2, 1:10 atau 1:20.
c. Gambar utilitas yang memuat letak, kedudukan serta dimensi unsureunsur utilitas misalnya plumbing.
d. Gambar interior yang berupa gambar penyelesaian ruang berserta
kelengkapan detail-detailnya.

34

e. Gambar landscape yang berupa gambar penyelesaian ruang luar beserta


detail, material, bahan serta jenis penyelesaian yang digunakan.
2.1.10.8. Pengesahan Gambar Kerja
Pengesahan gambar kerja ini ditekankan pada masalah konstruksi dan
kesehatan yang berhubungan dengan ventilasi, penerangan, drainase dan lain-lain.
Untuk proyek pemerintah, yang berwenang mengesahkan gambar adalah DPU
Cipta Karya, sedangkan untuk proyek swasta yang mengesahkan adalah yang
bersangkutan, dan pelaksanaannya merupakan tanggung jawab perencana. Pada
proses pengesahan ini yang hadir adalah pimpinan proyek yang bertindak sebagai
wakil pemberi tugas, perencana dan DPU Cipta Karya.
2.1.10.9. Perhitungan Konstruksi
Pada saat pembuatan gambar detail dapat dilakukan perhitungan
kostruksi. Perhitungan disini merupakan perhitungan struktural dan equipment
bangunan yang meliputi perhitungan konstruksi lengkap dan perhitungan utilitas.
2.1.10.10. Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Oleh karena penjelasan melalui media gambar tidak dapat memberika
keterangan lebih rinci, maka dibutuhkan media lain yang disebut Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS).
RKS dibuat dengan maksud gambar-gambar pelaksanaan dapat
dilaksanakan dengan kepastian. Karena itu dibuat uraian pelaksanaan dan
persyaratan yang meliputi :
a. Syarat-syarat umum, yang berisi :

Keterangan penberi tugas

Keterangan perencana

Keterangan direksi

Syarat-syarat peserta pelelangan

Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya

b. Syarat-syarat administrasi, yang berisi :

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan

Tanggal penyerahan pekerjaan

35

Syarat-syarat pembayaran

Penyelesaian bila timbul perselisihan

Denda atas keterlambatan

Besarnya jaminan pelelangan

Besarnya jaminan pelaksanaan

Jangka waktu pemeliharaan

c. Syarat-syarat teknis, yang memuat :

Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan

Jenis dan mutu bahan

Gambar detail, gambar konstruksi


Setelah uraian dan syarat-syarat pekerjaan ini dibuat, selanjutnya harus

disahkan DPU Cipta Karya (untuk proyek pemerintah) dan oleh direksi bersama
penberi tugas (untuk proyek swasta).
2.1.11. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Sementara dan Rinci
RAB merupakan perhitungan anggaran-anggaran biaya dalam suatu
proyek. Konsultan perencana juga membuat RAB yang nantinya dipakai sebagai
acuan bagi RAB yang dibuat kontraktor. Perhitungan rencana anggaran biaya
meliputi :
a. Satuan pos pekerjaan dengan harga satuannya yang kemudian dijumlahkan
menurut pos pekerjaan masing-masing.
b. Building cost, yaitu rekapitulasi dari seluruh harga pos pekerjaan yang ada.
c. Perhitungan keuntungan pemborong, pajak, jasa perancang dan direksi.
d. Total cost meliputi penjumlahan seluruh mata anggaran.
2.1.12. Administrasi Perencanaan
Setelah RKS dan RAB disusun, maka dilakukan penyusunan dan
penjilidan dokumen hasil karya perencanaan yang telah disetujui oleh pemberi
tugas yang meliputi :
a. Surat pemberian pekerjaan (SPP/gunning) perencanaan.
b. Surat kesanggupan kerja perencanaan.
c. Surat perintah kerja (SPK).

36

d. Surat perjanjian kerja perencanaan.


e. Surat tanda penyerahan hasil karya perencanaan.
f. Berita acara pemeriksaan karya perencanaan.
g. Berita acara serah terima karya perencanaan.
h. Uraian konsepsi perencanaan.
i. Gambar-gambar perencanaan.
j. Perhitungan.
k. RKS dan RAB.
2.1.13. Rapat Penjelasan Pekerjaan
Tahap ini dilaksanankan setelah dokumen dilengkapi dan diambil oleh
calon peserta pelelangan. Para kontraktor yang diundang diajibkan untuk hadir
guna mendengarkan penjelasan gambar-gambar pelaksanaan serta rencana kerja
dan syarat-syaratnya. Pada penjelasan ini kontraktor dapat mengajukan usulan
pelaksanaan pekerjaan yang lebih efisien dan tidak mengurangi mutu pekerjaan
yang disyaratkan. Tugas konsultan perencana dalam menyelenggarakan
aanwijzing ini adalah :
a. Memberi petunjuk teknis kepada rekanan kontraktor yang hadir mengenai
masalah teknis, baik dalam bestek tertulis maupun gambar. Selain itu juga
menjawab pertanyaan kontraktor serta menjelaskan perubahan-perubahan
yang ada.
b. Mempertimbangkan

usulan

rekanan

kontraktor

serta

mengadakan

perubahan perencanaan bila dipandang perlu.


c. Menyusun dan memperbanyak berita acara aanwijzing beserta pemberi
tugas.
d. Mengirim berita acara aanwijzing kepada rekanan kontraktor yang hadir
selambat-lambatnya dua hari setelah aanwijzing.

2.1.14. Pengawasan Berkala


Pengawasan berkala yang dilakukan oleh perencana untuk mengawasi
apakah pekerjaan telah sesuai dengan arsitekturnya. Pada saat ini dimungkinkan

37

untuk diadakan perubahan-perubahan dalam desain maupun bahan. Pengawasan


berkala berarti mewakili pemberi tugas pengawasan secara umum dalam hal-hal
yang menyangkut pelaksanaan sebagai berikut :
a. Memberikan bimbingan dan mengadakan pengawasan umum dalam
pelaksanaan pekerjaan, tetapi bukan sebagai pimpinan harian.
b. Turut menyetujui pembayaran angsuran biaya pelaksanaan.
c. Membuat gambar-gambar tambahan yang masih dianggap perlu untuk
lebih menjelaskan apa yang sudah dinyatakan dalam gambar-gambar
detail.
d. Memeriksa dan jika perlu memperbaiki gambar-gambar kerja yang dibuat
oleh pelaksana dan atau pihak ketiga untuk pelaksanaan pekerjaan.
e. Mengevaluasi laporan-laporan pengawasan dan pelaksanaan untuk
kepentingan pemberi tugas.
Memeriksa pelaksanaan pekerjaan paling sedikit 6 minggu sekali dan
paling banyak 2 minggu sekali.
2.1.15 Imbalan Jasa dan Sistem Pembayaran
2.1.15.1. Landasan Jasa
Biro konsultan teknik berhak atas honor/imbalan jasa sebagai hasil kerja
yang ditugaskan bouwheer. Besar imbalan jasa untuk biro konsultan teknik diatur
oleh Pemerintah yang dituangkan dalam :
a. Surat Keputusan Bappenas dan Departemen Keuangan No.0.1458/DIP/1982,
tanggal 1 Juli 1982.
b. Keputusan Dirjen Cipta Karya No.222/KPTS/CK/1991, tanggal 1 Juni 1991
tentang Pedoman Operasional Pengisian dan Pelaksanaan DIP Proyek
Gedung Pemerintah dan Rumah Dinas.
c. Keppres No.16 Tahun 1994 tentang Pelaksanaan Anggaraan Pendapatan dan
Belanja.
d. Pedoman Prakualifikasi sebagai pelaksanaan Keppres No.29 Tahun 1984.
e. Peraturan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).

38

Besar presentase suatu anggaran biaya pembangunan yang direncanakan


dan dalam peraturan itu dijelaskan secara lengkap cara membayar, sanksi, pajak
yang ditanggung dan lain-lain.
2.10.2. Pembiayaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara
Pembiayaan pmbangunan bangunan gedung negara digolongkan
pembiayaan bangunan untuk pekerjaan standar (yang ada standar harga satuan
tertingginya) dan pembiayaan pembangunan untuk pekerjaan non standar (yang
belum tersedia standar harga satuan tertingginya). Pembiayaan pembangunan
gedung negara dituangkan dalam dokumen pembiayaan yang terdiri atas
komponen biaya untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi, kegiatan perencanaan
konstruksi dan kegiatan pengelolaan proyek.
a. Standar Harga Satuan Tertinggi
Standar harga satuan tertinggi merupakan biaya per-m2 konstruksi
fisik maksimum. Untuk pembangunan bangunan negara, khususnya untuk
pekerjaan standar bangunan gedung negara, yang meliputi pekerjaan
struktur, arsitektur, finishing dan utilitas bangunan negara.
Standar harga satuan tertinggi pembangunan gedung negara
ditetapkan

secara

berkala

untuk

setiap

Kabupaten/Kota

oleh

Bupati/Walikota setempat. Standar satuan harga tertinggi ditetapkan untuk


biaya pelaksanaan konstruksi fisik per-m2 pembangunan bangunan gedung
negara dan diberlakukan sesuai dengan klasifikasi, lokasi dan tahunan
pembangunannya, yang terdiri atas :

Harga satuan per-m2 tertinggi untuk pembangunan bangunan


gedung negara klasifikasi sederhana dan tidak sederhana.

Harga satuan per-m2 tertinggi untuk pembangunan bangunan


rumah negara.

Harga satuan per-m2 tertinggi untuk pembangunan pagar bangunan


gedung negara.

b. Komponen Biaya Pembangunan


Anggaran biaya pembangunan bangunan gedung negara ialah
anggaran yang tersedia dalam dokumen pembiayaan yang berupa daftar

39

isian proyek DIP/DIP suplemen, atau rencana anggaran lainnya, yang


terdiri atas biaya konstruksi fisik, biaya manajemen/pengawasan
konstruksi, biaya perencanaan konstruksi dan biaya pengelolaan proyek.
Pembayaran atau imbalan jasa yang akan diperoleh konsultan
perencana menyangkut pembayaran prestasi pekerjaan dimana:
1. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan
oleh pengguna barang/jasa, apabila konsultan pengawas telah
mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan
2. Pengguna barang/jasa dalam kurun waktu 7 hari harus sudah
mengajukan surat permintaan pembayaran untuk pembayaran
prestasi kerja
3. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan disepakati dapat dilakukan
dengan sistem bulanan atau sistem termin yang didasarkan pada
prestasi pekerjaan sebagaimana tertuang dalam dokumen kontrak
4. Pembayaran bulanan/termin harus dipotong jaminan pemeliharaan,
angsuran uang muka, denda (jika ada), dan pajak, serta
5. Uang

kontrak

yang

mempunyai

subkontrak

permintaan

pembayaran kepada pengguna barang/jasa harus dilengkapi bukti


pembayaran

kepada

seluruh

subkontraktor

sesuai

dengan

perkembangan (progress) pekerjaannya.


Sedangkan menurut peraturan yang berlaku, biasanya pembayaran
uang muka dapat diberikan kepada penyedia barang/jasa untuk usaha kecil
setinggi-tingginya 30% dari nilai kontrak dan usaha selain usaha kecil
setinggi-tingginya 20% dari nilai kontrak.
2.2.

Tinjauan Terhadap Jasa Konsultan Perencana (CV. Tri Matra


Engeneering)
2.2.1. Data Perusahaan
Profil Perusahaan
Keterlibatan pihak swasta dalam hal ini konsultan, dalam ikut serta dalam
proses pembangunan nasional yang mencakup berbagai aspek dan dimensi sangat
berperan, sehingga telah terjadi sesuatu sistem yang kompleks dan tidak mungkin

40

ditangani oleh satu pihak saja. Oleh karena itu, diperlukan adanya jasa profesional
dari konsultan swasta yang mampu menawarkan jalan keluar problem/solving
terhadap masalah yang timbul. Untuk turut berpartisipasi dalam pelaksanaan
pembangunan yang terprogram secara nasional, maka CV. TRI MATRA
ENGINEERING lahir dan turut serta terlibat dalam pelaksanaan programprogram pemerintah dengan menyediakan jasa konsultasi yang mulai beroperasi
sejak tanggal 10 Oktober 2005 berkedudukan di Palangka Raya.
2.2.2 Lingkup Pekerjaan
Sejalan dengan tuntutan akan keperluan layanan jasa konsultasi yang
semakin global CV. TRI MATRA ENGINEERING mengembangkan diri untuk
melayani kebutuhan layanan jasa yang mencakup berbagai bidang dan layanan
yang tertuang dalam Sertifikat Badan Usaha (SBU) terdiri dari :
Bidang Arsitektur
Sub Layanan :
o Jasa Nasehat/Pra-Disain, Disain dan Administrasi

Kontrak

Arsitektural
Bidang Sipil
Sub Layanan :
o Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring Bangunan
o Jasa Nasehat/Pra-Desain dan Desain Enjiniring Pekerjaan Teknik
Sipil Keairan
o Jasa Nasehat/Pra-Disain dan Disain Enjiniring Pekerjaan Teknik

Sipil Transportasi
Tata Lingkungan
Sub Layanan :
o Jasa Konsultasi Lingkungan
o Jasa Perencanaan Urban
Elektrikal
Sub Layanan :
o Jasa Disain Enjiniring Elektrikal
Jasa Inspeksi Teknis
Sub Layanan :
o Jasa Enjiniring Fase Konstruksi dan Instalasi Bangunan
o Jasa Enjiniring Fase Konstruksi dan Instalasi Pekerjaan Teknik Sipil
Transportasi

2.2.3. Mekanisme Kerja


2.2.3.1. Personil / Srtuktur Organisasi
Penanggung Jawab
Direktur

41

Perencana
Tenaga Ahli Arsitektur

Konstruktor
Tenaga Ahli Sipil

Jasa Inspeksi
Tenaga Supervisi

SURVEYOR

DRAFTER

ADMINISTRASI

ESTIMATOR

OPR. KOMPUTER

Garis Komando
Garis Koordinasi

BAB III
TINJAUAN KHUSUS PROYEK PERENCANAAN
3.1.

Data Umum Proyek Perencanaan

3.1.1. Latar Belakang


Salah satu isu pokok pembangunan masyarakat yang merupakan arah
kebijakan pembangunan nasional adalah strategi pembangunan yang bertumpu
pada peningkatan kualitas bidang pelayanan aparatur pemerintahan. Sejalan

42

dengan hal tersebut di atas, tuntutan untuk menyediakan sarana dan prasarana
yang menunjang kelancaran operasional pelayanan aparatur negara kepada
publik/masyarakat luas.
Kota Nanga Bulik sebagai ibukota Kabupaten Lamandau terus berbenah
memperbaiki sarana dan prasarana penyelenggara pemerintahan sebagai
perwujudan keseriusan Pemerintah Kabupaten Lamandau untuk meningkatkan
pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat, disamping sebagai penyediaan fasiltas
kepada para pejabat daerah, diantaranya kelengkapan fasilitas rumah jabatan
bupati.
Pada tahun anggaran sebelumnya telah dilaksanakan pembangunan
Paviliun Rumah Jabatan Bupati Tahap-II, dan segera dilanjutkan dengan
pembangunan

tahap

berikutnya

pada

tahun

anggaran

2011.

Lanjutan

pembangunan ini merupakan misi strategis Sekretariat Daerah Kab. Lamandau


untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan cara
penyediaan fasilitas kepada pejabat kabupaten. Dengan demikian diharapkan
pelayanan para aparatur negara di kabupaten ini akan semakin baik dan
meningkatkan

kepercayaan

masyarakat

kabupaten

Lamandau

terhadap

aparaturnya sendiri.
3.1.2. Maksud dan Tujuan
a) Maksud dari pekerjaan ini adalah :
Menindaklanjuti program pembangunan

Pemerintah

Kabupaten

Lamandau, khususnya pembangunan di lingkungan Sekretariat Daerah


Kab. Lamandau, dengan menyelesaikan Perencanaan Pembangunan
Paviliun Bupati Tahap III, sebagai salah satu gedung di lingkungan
rumah jabatan Bupati Lamandau.
b) Tujuan dari pekerjaan ini adalah :
Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Paviliun Bupati Tahap III yang
sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan, dengan hasil akhir
berupa gambar-gambar perencanaan, rencana anggaran biaya, dan
dokumen spesifikasi teknis untuk pelelangan fisik;
Memberikan input/masukan kepada pengguna jasa yang diperlukan
dalam proses Perencanaan Pembangunan Paviliun Bupati Tahap III demi

43

terciptanya bangunan yang fungsional, efisien, dan sesuai dengan


kearifan budaya lokal.
3.1.3. Data Umum Proyek
1. Pekerjaan yang akan dikerjakan adalah Perencanaan Pembangunan
Pembangunan Paviliun Bupati Tahap III pada Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur.
2. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah RI yang dalam hal ini adalah
Pemerintah Kabupaten Lamandau Cq. Sekretariat Daerah.
3. DPPA/ SKPD Sekretariat Daerah Kabupaten Lamandau

Nomor

1.20.03.02.52.5.2 tanggal 5 Januari tahun 2011


3.2.

Data Khusus Proyek Perencanaan atau Pelaksanaan / Konstruksi

3.2.1. Tahapan Pelelangan / Usulan


Untuk proyek perencanaan Pembangunan Paviliun Tahap III ini
dilakukan dengan pelelangan penunjukan langsung oleh pihak panitia pengadaan
proyek yaitu Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lamandau yaitu kepada CV. TRI
MATRA ENGINEERING Konsultan dilakukan beberapa penilaian.
Adapun tahap awal yang dilakukan dalam melaksanakan proyek yaitu
dengan membentuk tim pengadaan yang kemudian melakukan:

Penyusunan program dan pembiayaan pembangunan

Penyusunan program kebutuhan dan pelaksanaan pembangunan


bangunan yaitu: menentukan kebutuhan ruang dan luas ruang
bangunan yang diperlukan, menentukan sarana dan prasarana
bangunan, menentukan kebutuhan lahan bangunan dan menyusun
jadwal pelaksanaan pembangunan.

Seleksi/lelang terbuka kepada CV. TRI MATRA ENGINEERING


Untuk

persiapan

pelelangan,

memnyiapkan rencana teknis yang

konsultan

perencana

wajib

kemudian membuat keluaran

berupa dokumen pelelangan yang berisi:

Gambar-gambar rencana teknis bangunan

Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

Rencana Anggaran Biaya (RAB)

44

Laporan akhir perencanaan yang meliputi: laporan arsitektur, laporan


perhitungan struktur dan utilitas
Tahap lelang yang dilakukan oleh panitia

pengadaan dan konsultan

perencana dengan langkah-langkah sebagai berikut:


1. Mengadakan pengumuman mengenai pelelangan yang dilaksanakan
melalui media massa dan pengumuman resmi untuk penerangan
umum.
2. Memberikan penjelasan tentang dokumen lelang dan membuat berita
acara penjelasan.
3. Melaksanakan pembukaan surat penawaran dan berita acara
pembukaan surat penawaran
4. Mengadakan penilaian dan menetapkan calon pemenang serta
membuat berita acara pelelangan
5. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada pemberi tugas
(pemimpin proyek)
Untuk tahap lelang seleksi terbatas ini, ditetapkan CV. TRI MATRA
ENGINEERING sebagai pemenang lelang Perencanaan .

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Standar Peraturan
Sebagai salah satu bangunan negara, maka Pemerintahan Kabupaten
Lamandau Propinsi Kalimantan Tengah. Tentunya harus mempertimbangkan :
standar harga, bahan bangunan, spesifikasi teknis dan tata bangunan.

45

Kriteria yang harus diperhatikan dalam kegiatan perencanaan pada


Pemerintahan Kabupaten Lamandau Propinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai
berikut :
A. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencanaan harus
memperhatikan kriteria umum bangunan yang disesuaikan berdasarkan
a. Persyaratan Peruntukan Intensitas

Menjamin bangunan yang dimanfaatkan sesuai dengan


fungsinya.

Menjamin bangunan gedung yang didirikan berdasarkan


ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan di
daerah yang bersangkutan

Menjamin

akan

keselamatan

pengguna

bangunan,

keselamatan dan lingkungan.


b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan

Menjamin

bangunan

gedung

yang

dibangun

dan

dimamfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak negatif


terhadap lingkungan.

Menjamin bangunan gedung yang didirikan berdasarkan


karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan
budaya daerah sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial, dan budaya).

Menjamin akan aspek keamanan dan kenyamanan serta


berbagai aspek lain dalam pembangunan gedung negara

Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat


memberikan

keseimbangan

dan

keserasian

bangunan

terhadap lingkungannya.

Sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di


Kabupaten Lamandau

46

Sebagai tempat bekerja bagi para Aparatur pemerintahan


khususnya di Kabupaten Lamandau

Sebagai aspek efisiensi dan efektivitas bangunan.

c. Persyaratan Struktur Bangunan

Menjamin

keselamatan

manusia

dari

kemungkinan

kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan


struktur bangunan.

Menjamin perlindungan property lainnya dari kerusakan fisik


yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.

Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat


mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan
manusia.

Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau


kerusakan benda yang tentunya disebabkan oleh perilaku
struktur.

d. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran.

Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat


mendukung beban yang timbul oleh perilaku alam dan
manusia.

Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun


sedemikian rupa sehingga mampu secara struktural stabil
selama kebakaran, sehingga :
-

Cukup waktu bagi para penghuni bangunan untuk


melakukan evakuasi secara aman,

Dapat menghindari pengrusakan pada property


lainnya.

Cukup waktu bagi pemadaman kebakaran memasuki


lokasi untuk memadamkan api.

e. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Jalan Keluar.

47

Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai


akses yang layak, aman dan nyaman kedalam bangunan dan
fasilitas serta layanan didalamnya.

Menjamin tersedianya asebilitas bagi penyandang cacat,


khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.

Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari


kesakitan atau luka pada saat evakuasi pada keadaan darurat.

f. Persyaratan Transportasi Dalam Gedung

Menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman


dan nyaman di dalam bangunan gedung.

Menjamin tersedianya aksebilitas bagi penyandang cacat,


khususnya untuk fasilitas umum dan sosial.

g. Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Keluar dan


Sistem Peringatan Bahaya

Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informative di


dalam bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat.

Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan


aman, apabila terjadi keadaan darurat.

h. Persyaratan

Instalasi

Listrik,

Penangkal

Petir

dan

Komunikasi

Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan


aman dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan


penghuninya dari bahaya akibat petir.

Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai


dalam

menunjang

terselenggaranya

kegiatan

bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.


i. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan.

didalam

48

Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam


menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam gedung sesuai
dengan fungsinya.

Menjamin

terwujudnya

kebersihan,

kesehatan

dan

memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan dan


lingkungan.

Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan


sanitasi secara baik.

j. Persyaratan Ventilasi dengan Pengkondisian Udara.

Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik


alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya
kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan


tata udara secara baik.

k. Persyaratan Kebisingan dan Getaran

Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari


gangguan suara dan getaran yang tidak diinginkan.

Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan


yang menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu
melakukan

upaya

pengendalian

pencemaran

dan/atau

mencegah kerusakan lingkungan.


l. Persyaratan persyaratan bagi Bangunan Negara.
Sebagai

bangunan

gedung

Pemerintahan harus mempertimbangkan :

Standar harga

Bahan bangunan

Spesifikasi teknis

Tata bangunan.

B. Kriteria Khusus

negara,

maka

Bangunan

49

Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang


khusus, spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik
dari fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya :
a.

Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi


bangunan yang ada.

b.

Kesatuan

perencanaan

bangunan

dengan

lingkungan yang ada di sekitarnya, seperti dalam


rangka implementasi penataan bangunan dan
lingkungan.
c.

Solusi dan batas-batas kontekstual, seperti factor


social budaya setempat, geografi, klimatologi dan
lain-lain.

Beberapa

peraturan

yang

digunakan

dalam

perencanaan

pembangunan gedung kantor yaitu :


1. Peraturan Pelaksanaan Pekerjaan Sipil
Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil umumnya dipakai peraturan umum
yang lazim disebut A.V./SU 41 (syarat-syarat umum untuk pelaksanaan bangunan
umum yang dilengkapi).
Peraturan bangunan yang dipakai adalah peraturan yang dinyatakan
berlaku dan mengikat kecuali dinyatakan lain dalam rencana kerja dan syaratsyarat, peraturan tersebut :
a. PBI

1971/NI-2

Peraturan

Beton

Bertulang

Indonesia)
b. PUBI 1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan di
Indonesia)
c. Peraturan Bangunan Tahap Gempa 1984,
d. Persyaratan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia
1970
e. PTI 1961/NI-4 (Peraturan cat Indonesia)
f.

Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1980

50

g. Serta

peraturan-peraturan

setempat

yang

harus

dipenuhi.
2. Peraturan Pelaksanaan Pekerjaan Elekromagnetik
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pemasangan
pekerjaan listrik adalah : harus mengikuti PUIL 2000, dilaksanakan oleh
Kontraktor Listrik yang mempunyai SIKA dan pengadaan Kontraktor listrik
dalam setiap pekerjaan listrik diharuskan memiliki sertifikasi dan Asosiasi
Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) setempat.

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5. 1. 1.

Kesimpulan Umum
1. Perencanaan adalah kegiatan pengolahan bangunan dalam bentuk
dua dimensi yang berupa gambar-gambar rencana, rencana biaya,
dan aturan-aturan teknis dan syarat yang nantinya akan menjadi
pedoman dalam pelaksanaan pembangunan.
2. Perencanaan dilakukan didalam ruangan/kantor perencana dan
terjun lapangan untuk survey.
3. Dalam perencanaan menggunakan dasar-dasar hukum dan
peraturan Pemerintah setempat tentang bangunan gedung negara.
4. Dalam

perencanaan

owner

berperan

sebagai

pihak

yang

memberikan persetujuan atau penolakan terhadap hasil desain


dalam perencanaan.
5. 1. 2.

Kesimpulan Khusus
1. Untuk proyek-proyek pemerintah pada umumnya memiliki dana
yang terbatas, sehingga perencanaan terbatas oleh dana yang ada.

51

2. Perencanaan ini tidak sepenuhnya hasil pemikiran arsitek, namun


lebih banyak dipengaruhi oleh owner yang terkadang kurang sesuai
dengan konsep dan pemikiran yang ingin ditampilkan oleh arsitek,
dalam hal ini keputusan berada ditangan pejabat tinggi tersebut.
5.2. Saran
1. Dalam

perencanaan,

bangunan

harusnya

tugas

desain

dipercayakan

kepada pihak perencana (arsitek) yang


akan

menanggapi

kebutuhan-

kebutuhan owner dalam rancangannya


2. Pelaksanaan pekerjaan perencanaan juga perlu dibuat time
schedule agar semua pekerjaan yang akan dicapai dapat
terwujud dan sesuai rencana.

DAFTAR PUSTAKA

Ching, DK (1999). Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya, Jakarta :


Erlangga.
Neufret, Ernst (2002). Data Arsitek Jilid 2, Edisi 33, Jakarta, Erlangga.
Materi kuliah Fisika Bangunan I dan Fisika Bangunan II, Fakultas Teknik
Jurusan Arsitektur,Universitas Palangka Raya.
Materi kuliah Utilitas, Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur,Universitas Palangka
Raya.
Materi kuliah Struktur dan Konstruksi I dan II, Fakultas Teknik Jurusan
Arsitektur,Universitas Palangka Raya.
CV. Tri Matra Engineering, Dokumen Proyek Pembangunan, Pembangunan
Paviliun Bupati Tahap III.

52

LAMPIRAN
Lampiran A : Gambar Kerja

Anda mungkin juga menyukai