Anda di halaman 1dari 12

KANKER TIROID

A. DEFINISI
Kanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki
empat (4) tipe, yaitu papiler, folikuler, anaplastik, dan meduler. Kanker
tiroid adalah pembesaran tiroid yang diskret. ( Price, Sylvia A., 1995 )
Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering
menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar
nodul tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.
(Smeltzer, 2002)
B. ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI
Kanker tiroid lebih sering ditemukan pada orang-orang yang pernah
menjalani terapi penyinaran di kepala, leher maupun dada. Faktor resiko
lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan
gondok menahun serta (endemis). Hal ini lebih kepada pola hidup dan
letak geografis yang tidak mendukung pada pemenuhan intake yodium.
Kanker Tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu kelompok
besar neoplasma berdiferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang
lambat dan kemungkinan penyembuhan yang tinggi, dan suatu kelompok
kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan fatal.
1. Karsinoma papilaris
Jenis yang paling banyak ditemukan, Neoplasma tumbuh lambat
dan menyebar melalui saluran getah bening ke kelenjar getah bening
regional.
2. Karsinoma folikuler
Tumor sangat mirip tiroid normal, meskipun pada suatu saat dapat
berkembang secara progresif, cepat menyebar ketempat-tempat yang
jauh letaknya. Tumor ini tidak hanya secara histologis menyerupai
folikel tiroid, tetapi juga mampu menangkap yodium radioaktif. Cara
metastasis melalui aliran darah ketempat jauh letaknya seperti paruparu dan tulang.
3. Karsinoma meduler
Sel asal neoplasma ini adalah sel C atau sel parafolikuler. Seperti
sel prekursornya, maka tumor ini sanggup mensekresi kalsitonin.
Meskipun tampaknya tumor ini tumbuh lambat, tumor cenderung
mengalami metastasis ke kelenjar getah bening local pada stadium
dini. Kemudian tumor ini akan menyebar melalui aliran darah ke paruparu, hati, tulang dan organ-organ tubuh lainnya dan ada
kecenderungan bermetastasis pada stadium dini. Perkembangan dan
perjalanan klinisnya dapat diikuti dengan mengukur kadar kalsitonin
serum

4. Karsinoma anaplastik
Jenis tumor ini sangat ganas dan penyebarannya sangat cepat serta
berdiferensiasi buruk. Karsinoma ini memperlihatkan bukti invasi
lokal pada stadium dini ke struktur-struktur disekitar tiroid, serta
metastasis melalui saluran getah bening dan aliran darah.
C. GEJALA UMUM DARI KANKER TIROID
1. Karsinoma tiroid papiler
Karsinoma tiroid papiler menunjukkan pembesaran bertahap massa
leher, massa tidak menimbulkan rasa sakit, akan ada berbagai tingkat
suara serak. Kanker tiroid papiler sering ditemukan secara tidak
sengaja oleh pasien atau dokter, sehingga waktu perawatan biasanya
terlambat, dan sering salah didiagnosis sebagai lesi jinak. Pasien
dengan kanker tiroid papiler, fungsi tiroid tidak berubah, namun
beberapa pasien mungkin hadir dengan hipertiroidisme.
2. Karsinoma tiroid folikular
Sebagian besar pasien adalah manifestasi pertama tumor tiroid,
tumor tumbuh lebih cepat, tekstur media massa, sakit, permukaan tidak
mulus, aktivitas yang baik. Setelah invasi jaringan tiroid tetap
berdekatan, dinyatakan sebagai suara serak, beberapa pasien mungkin
mengalami gejala metastasis.
3. Karsinoma tiroid meduler
Kebanyakan pasien pertama kali didiagnosis, manifestasi utama
nodul tiroid keras menyakitkan, kelenjar getah bening lokal, jika invasi
saraf laring berulang, mungkin ada suara serak. USG tidak hanya dapat
mengamati ukuran tumor tiroid, lokasi dan jumlah, tetapi juga
menemukan bahwa situasi di sekitar kelenjar getah bening.
4. Kanker tiroid anaplastik
Sebagian besar pasien menunjukkan massa leher progresif, tapi
tidak sebelum timbulnya gondok, benjolan keras, dan meningkat pesat.
D. PATOFISIOLOGI
Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada, riwayat keluarga yang
menderita kanker tiroid dan gondok menahun serta tetangga atau
penduduk sekampung ada yang menderita kelainan kelenjar gondok
(endemis) dapat mencetuskan timbulnya neoplasma yang menyebabkan
timbulnya pertumbuhan kecil (nodul) di dalam kelenjar tiroid seseorang.
Hal ini dipengaruhi oleh pelepasan TRH oleh Hipotalamus. Dimana
karena pengaruh TRH, Hipofisis anterior akan merangsang peningkatan
sekresi TSH sebagai reaksi adanya neoplasma. Peningkatan TSH ini akan
meningkatkan massa tiroid yang akan berdiferesiasi sehingga
memunculkan kanker tiroid. Kanker ini umumnya akan meluas dengan

metastasis dan invasi kelenjar dan organ tubuh. Berikut perluasan kanker
pada organ tubuh yang lain :
a. Pada kanker papiler, kanker ini biasanya meluas dengan metastasis
dalam kelenjar dan dengan invasi kelenjar getah bening lokal.
Selama bertahun-tahun tumbuh sangat lambat dan tetap berada
dalam kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening lokal. Pada pasien
tua kanker ini bisa jadi lebih agresif dan menginvasi secara lokal
ke dalam otot dan trakea. Selain itu, dapat tumbuh cepat dan
berubah menjadi karsinoma anaplastik. Pada stadium lanjut, dapat
menyebar ke paru-paru.
b. Pada kanker folikuler cenderung menyebar melalui aliran darah,
menyebarkan sel-sel kanker ke berbagai organ tubuh. Kanker ini
sedikit lebih agresif dari pada kanker papiler dan menyebar dengan
invasi lokal kelenjar getah bening atau dengan invasi pembuluh
darah disertai metastasis jauh ke tulang atau paru. Kanker-kanker
ini sering tetap mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasi
iodin radioaktif untuk membentuk tiroglobulin dan jarang untuk
mensintesis T3 dan T4.
c. Pada kanker anaplastik, terjadi invasi lokal pada stadium dini ke
struktur di sekitar tiroid lalu bermetastasis melalui saluran getah
bening dan aliran darah.
d. Kanker cenderung menyebar melalui sistem getah bening ke
kelenjar getah bening dan melalui darah ke hati, paru-paru dan
tulang. Pada metastase stadium dini dapat merupakan komplikasi
dari masalah kelenjar lain (sindroma neoplasia endokrin multipel).
E. PATHWAY
Terapi penyinaran di kepala, leher dan dada,
riwayat keluarga, endemis, konsumsi minim yodium
timbul neoplasma, pertumbuhan kecil
(nodul) di kelenjar tiroid

Hipotalamus melepas TRH

Hipofisis anterior akan merangsang


peningkatan sekresi TSH

T3,T4, Kalsitonin
meningkat

massa tiroid meningkat, berdiferensi

memunculkan kanker tiroid

Pembengkakan laring

Kurang
pengetahuan

menyebar melalui aliran darah &


saluran getah bening

Cedera pita
suara, serak
Kerusakan
komunikasi
verbal

meluas dengan metastasis dan

Nyeri akut
Kerusakan
menelan

invasi kelenjar dan organ hati,


paru-paru dan tulang tubuh

F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis dengan cara :
1. Therapi Radiasi (Chemotherapi)
2. Operasi: Pengangkatan Kelenjar tiroid baik sebagian (Tiroidectomi
Partial), maupun seluruhnya (Tiroidectomi Total)
Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif
dan Post Operasi
1. Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai
berikut:
a. Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah
ditandatangani oleh penderita atau penanggung jawab penderita
b. Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system
respiratori dan cardiovasculer
c. Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika
ada
d. Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan
tentang jalannya operasi oleh perawat dan support mental oleh
rohaniawan
e. Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan
f. Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan
tindakan pembedahan terutama jika dilakukan tiroidectomi total

berhubungan dengan minum suplemen hormone tiroid seumur


hidup.
2. Penatalaksanaan Intra Operasi
Peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena
tanggung jawab sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter
Anesthesi.
3. Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)
a. Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil
b. Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi
c. Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah
dijangkau apabila sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan
d. Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai
dilakukan setelah penderita sadar dari pembiusan untuk lebih
menenangkan penderita
e. Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang
perawatan umum

G. KOMPLIKASI
1.
2.
3.
4.
5.

Paralisis pita suara


Pendarahan
Trauma nervus langerhan
Abses
Hipokalsemia

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan laboratorium

Membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang khusus, kecuali
kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan
T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat
terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera
dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi
baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun
peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor
residif atau tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam serum
dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.

Foto X-Ray

Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan


untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat
kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-badan
psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification,
sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor.
Kadang-kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada
kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk
survey metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka
foto barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada
esophagus.

Ultrasound

Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan
tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi
yaitu tehnik yang lebih sederhna dan murah.

Computerized Tomografi

CT-Scan dipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun tidak dapat


membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor
tiroid.

Biopsi Aspirasi

Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai
prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor
tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi
diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan
jarum no.22 23 serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor diambil
untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat
diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik
dan karsinoma meduler.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Dampak peningkatan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh
karena itu lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat
menggali sebanyak mungkin informasi antara lain: (Doenges, 2000)
1. Aktivitas / Istirahat

Gejala : Insomnia, sensitivitas


koordinasi, kelelahan berat.
Tanda : Atrofi otot

meningkat, otot lemah,

gangguan

2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Distrimnia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan
tekanan darah dengan nada yang berat, takikardi saat istirahat, sirkulasi
kolaps, syok (krisis tirotoksitosis)
3. Eliminasi
Gejala : Urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam feses : Diare
4. Integritas Ego
Gejala : Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik
Tanda : Emosi labil (euforia sedang sampai delirium), depresi
5. Makanan / Cairan
Gejala : Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,
makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah
Tanda : Pembesaran tiroid, goiter, Edema non-pitting terutama daerah
pretibial
6. Neurosensori
Tanda : Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan prilaku,
seperti : bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis,
stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian
tersentak-sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD)
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri orbital, fotofobia
8. Pernafasan
Tanda : Frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru
(pada krisis tirotoksikosis)

9. Keamanan
Gejala : Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi
terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan)
Tanda : Suhu meningkat diatas 37,4oC, diaphoresis, kulit halus, hangat dan
kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoftalmus : retraksi, iritasi
pada konjungtiva, dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada
pretibial) yang menjadi sangat parah
10. Seksualitas
Tanda : Penurunan libido, hipomenorea, amenorea, dan impoten.
ANALISA DATA

No.
1.

2. 2

Data

Etiologi

Ds :
Ketidakmampuan
Klien mengatakan belum makanmenelan makanan
dalam 1 hari
Klien mengatakan sakit saat
menelan makanan
Klien mengatakan badannya
terasa lemah
Do :
Berat badan klien menurun
Klien
tampak
menghindari
makanan
Klien mengeluhkan sakit saat
menelan
Ds :
Penyakit
- klien mengatakan malu dengantiroid
keadaan dirinya
- klien mengatakan tidak ingin
keluar rumah
Do :
Klien tampak lemah
Klien tampak menutup diri

Problem
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

kankerGanguan citra tubuh

3.

Ds :
Proses inflamasi
Klien mengatakan masih sakit
pada bagian lehernya
Klien mengatakan gatal gatal di
area leher pasca operasi
Do :
Klien tampak gelisah
Klien tampak menggaruk garuk
area sekitar leher

4.

Ds :
adanya desakan /Nyeri
Klien mengatakan sakit pada areapembengkakan oleh
leher
nodule tumor
Klien mengatakan sulit untuk
menggeakkan lehernya
Do :
Klien tampak lemah
Klien tampak meringis kesakitan

5.

Ds :
obstruksi
tracheaGangguan pola napas
Klien mengatakan sulit untukakibat
desakan
bernafas
massa tumor
Klien mengatakan lehernya sakit
Do :
Klien tampak lemah
Klien tampak terengah engah
dalam bernafas

6.

Ds :
Terganggunya
Klien
mengatakan
suaranya suara
berubah menjadi serak
Klien mengatakan agak sulit
untuk berbicara
Do :
Klien tampak sulit berbicara
Suara klien serak

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Resiko infeksi

pitaGangguan
komunikasi verbal

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


2.
3.
4.
5.
6.

dengan ketidakmampuan menelan makanan.


Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit kanker tiroid.
Resiko infeksi berhubungan dengan proses inflamasi.
Nyeri berhubungan dengan pembengkakan tumor tiroid.
Gangguan pola napas berhubungan dengan desakan trakea karena tumor.
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan pita suara.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
Dx
1.

Tujuan & KH

Rasional

Untuk mengetahui seberapa


Keadekuatan nutrisi di dalam tubuh Kaji derajat kesulitan
membaik setelah di lakukanmenelan klien
parah klien untuk menelan
tindakan selama 2 x 24 jam dengan
makanan
Membantu
dalam
Aukultasi bising usus
KH :
Terjadi peningkatan berat badan
menentukan respon untuk
klien
makan
atau
Klien mampu menelan makanan
berkembangnya
Kien dapat makan secara teratur
komplikasi
proses
Terjadi perubahan keadekuatan Berikan makanan dalamMeningkatkan
tingkat energi

2.

Intervensi

jumlah keci dan teratur, dalmpencernaan


jumlah yang sering

Setelah di lakukan tindakan selama Kaji respon verbal dan nonMengetahui respon positif
2 x 24 jam, klien mampu berfikir verbal klien
dari klien
positif dan menerima keadaan Beri dukungan emosionalMemotifasikan klien untuk
tubuhnya dengan baik dengan KH : kepada klien
optimis
dengan
Klien tampak bisa berbaur
keadaannya
Klien bisa percaya diri dengan Kaji adanya factor yangAgar keparahan penyakit
tubuh nya saat ini.

3.

memperparah masalah klien ;klien tidak terjadi


factor stress
menentukan
Setelah dilakukan tindakan selama Pantau tanda dan gejalaUntuk
2 x 24 jam , factor resiko infeksi infeksi
terjadinya infeksi
Meminmalkan
penularan
Pengendalian infeksi
akan menghilang dengan KH :
Imunitas yang adekuat
agen infeksi
Tidak menunjukkan adanya resiko Ajarkan klien untuk menjagaUntuk menghindari tubuh

10

infeksi pada klien


Rasa gatal klien berkurang
4.

5.

hygiene pribadi

terhadap factor resiko


infeksi
tanda-Mengantisipasi jika timbul

Setelah
dilakukan
tindakan Observasi adanya
keperawatan selama 3x24 jam,tanda nyeri baik verbalnyeri
diharapkan nyeri berkurang denganmaupun nonverbal
Ajarkan dan anjurkan pasienMemberikan kenyamanan
kriteria hasil :
Melaporkan
nyeri
hilang
/untuk menggunakan tehnikpada klien
berkurang
relaksasi
Kolaborasi
pemberianUntuk mengurangi nyeri
Skala nyeri 0-2
Tampak relax
analgetik
Tak ada keluhan menelan
Setelah
dilakukan
tindakan Pantau frekuensi pernafasan,Untuk mengetahui adanya

keperawatan selama 3x24 jam,kedalaman


dan
kerjakomplikasi secara dini
Untuk mengetahui adanya
diharapkan jalan nafas efektifpernafasan
Auskultasi suara nafas, catatronchi atau tidak
dengan kriteria hasil :
Mengetahui
pernafasan
Tidak ada kesulitan pernafasan
adanya ronchi
Kaji adanya dyspneu, stridorklien
Sekret mudah keluar
Mencegah
terjadinya
Tidak mengeluh sesak nafas
dan cianosis
kualitasdispnea
Respirasi dalam batas normal (16- Perhatikan
Membantu pernafasan klien
20)
pernafasan
Kolaborasi
pemberian
6.

therapi Oksigen bila perlu


Setelah
dilakukan
tindakan Kaji fungsi bicara secara Untuk mengetahui kondisi
klien
keperawatan selama 3x24 jam,periodik
Agar tidak terlalu
komunikasimemaksa klien untuk
diharapkan kerusakan komunikasi Pertahankan
berbicara
verbal teratasi dengan kriteriasederhana
Memberikan
metode Menyesuaikan dengan
hasil :
kondisi klien
Mampu
menciptakan
metodekomunikasi alternative yang
komunikasi dimana kebutuhansesuai
dapat dipahami

DAFTAR PUSTAKA

11

1. Doenges Marlyn E, Moorhouse Mary Frances, Geissler Alice C, 1999,


"Pedoman Asuhan Keperawatan", Edisi ke-3. Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
2. Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, 1995 "Patifosiologi", Edisi ke-4 Buku
ke II, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
3. https://www.scribd.com/doc/245085531/Makalah-Kanker-Tiroid

12

Anda mungkin juga menyukai