Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PERMOHONAN TUGAS AKHIR

OPTIMASI LAJU ALIR PRODUKSI DI WELLHEAD


HINGGA JARINGAN PIPA LINE TERHADAP
KUANTITAS ALIRAN FLUIDA DILAPANGAN SM
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelar
Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Perminyakan

OLEH
YUSUF EFENDI
123210615

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2016
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belakangan ini, produksi minyak Indonesia tidak mengalami penambahan
yang disebabkan lapangan-lapangan di indonesia sudah cukup tua. Kalaupun
dilakukan usaha untuk minyak nasional, akan tetapi usaha peningkatan produksi
ini mutlak dibutuhkan, sehubungan dari tahun ketahun terjadi peningkatan
permintaan terhadap minyak apalagi saat ini Indonesia telah menjadi net importer
oil
peningkatan laju alir minyak sangat sulit dicapai, perbaikan di surface
(dipermukaan) adalah salah satu cara alternatif untuk meningkatkan laju alir
minyak. Masalah yang biasa terjadi dipermukaan adalah adanya hambatan aliran
atau yang biasa disebut bottlenecking. Bottlenecking terjadi akibat ukuran pipa
yang kecil sehingga menyebabkan pressure droop dan pressure gradient pada
segmen pipa tersebut tinggi. Selain itu perbedaan tekanan reservoir antara satu
sumur dengan sumur lainnya menjadi penghambat untuk sumur berproduksi
secara maksimal juga sebagai penyebab bottlenecking. judul ini menjelaskan
bagaimana rekayasa-rekayasa dipermukaan dari kepala sumur (wellhead) hingga
tempat

pengumpul

(geetrhing

station)

dilakukan

dengan

tujuan untuk

meningkatkan laju alir minyak. Untuk itu dibuat suatu model jaringan pipa yang
menyerupai kondisi nyata, dari hasil running model tersebut diidentifikasi segmen
pipa mana yang memiliki pressure droop dan pressure gradient yang besar.
Kemudian dilakukan perbaikan untuk mengoptimalkan laju alir produksi dengan
cara:
1. Penggantian diameter pipa yang lebih besar
2. Penutupan sejumlah sumur
3. Pemasangan pipa parallel
Pada akhirnya dilakuakn penyelesaian solusi mana yang terbaik dan
ekonomis dari keempat cara tersebut dilapangan sm.

1.2

Tujuan Penulisan
Dengan dilakukan penilitian ini diharapkan mendapatkan:
1. Mencari kondisi yang lebih optimal untuk produksi minyak
2. Mencari kondisi yang lebih ekonomis

1.3

Batasan masalah
Untuk mendapatkan hasil penulisan yang lebih berguna dan terfokus maka

dalam penulisan ini dibatasi dalam permasalahan yang sesuai dengan judul
Optimasi Laju Alir Produksi di Wellhead Hingga Jaringan Pipa Line Terhadap
Kuantitas Aliran Fluida Dilapangan SM.
1.4

Metodologi Penulisan
Dalam penyusunan tugas akhir ini,, penulis melakukan penelitian dengan

mengumpulkan data data sumur yang berhubungan dengan proses laju alir
produksi sumur minyak, buku pegangan pelajaran teknik perminyakan, jurnal
yang relevan dan diskusi dengan dosen pembimbing. Setelah itu dilakukan analisa
data yang membawa kepada kesimpulan yang merupakan tujuan dari penelitian.
1.5

Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Kolokium ini dirangkum dalam beberapa bab

dimana setiap bab menjelaskan bagian bagian bagian-bagian dari tugas akhir ini.
Bab I

Menerangkan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, batasan


masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II

Bab ini menerangkan tentang tinjauan umum lapangan sm, yang


berisikan tinjauan geologi, karakteristik reservoir lapangan SM.

Bab III :

Bab ini membahas tentang teori dasar laju alir produksi pada
jaringan pipa line serta beberapa data sumur.

Bab IV :

Bab ini berisi tentang pengelolaan data laju alir produksi dari
wellhead hingga jaringan pipa line dilapangan SM

Bab V :

Bab ini

berisi tentang pembahasan yang berhubungan dengan

optimasi laju alir produksi pada sumur minyak dilapangan SM


Bab VI :

Bab ini

berisi tentang kesimpulan yang berhubungan dengan

optimasi laju alir produksi minyak dilapangan SM.


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TEORI DASAR
.1

pemipaan
Piping atau pemipaan, adalah pekerjaan yang akan selalu ditemukan dalam

sebuah proyek migas. Walaupun tidak hanya di area migas saja, namun juga akan
ditemukan di proyek-proyek keairan, pembuatan fasilitas industri, dan lain-lain.
.2

Material Pipa
Secara umum, pipa dapat diartikan sebagai suatu benda yang relatif

panjang, memiliki lubang dan berfungsi untuk memindahkan sebuah zat ataupun
materi yang memiliki karakteristik dapat mengalir. Materi tersebut dapat berupa
cairan, gas, uap, zat padat yang dilelehkan ataupun butiran yang sangat halus.
Bahan penyusun pipa yang digunakan pun sangat beragam dan tergantung
kebutuhannya, mulai dari beton, kaca, timah, kuningan, tembaga, plastik,
alumunium, baja tuang, baja karbon, dan baja alloy. Penggunaan material tersebut
sangat tergantung pada peruntukan pemipaan, karena setiap material memiliki
keunggulan dan kelemahannya sendiri. Namun karena pembahasan kali ini lebih
ke arah pemipaan migas dan industri, maka bahan penyusun pipa yang paling
banyak digunakan adalah baja karbon (carbon steel).
.3

Proses pembuatan
Secara umum, ada 3 metode pembuatan pipa baja karbon, dimana juga

metode tersebut menjadi nama untuk menyebutkan jenis pipa-pipa tersebut,


(carbon steel) yang digunakan untuk bidang migas dan industri. ketiga metode itu
adalah metode
1. Seamless pipe
2. utt-welded pipe
3. spiral welded pipe

Jenis pipa baja karbon


1.

Seamless Pipe
Seamless pipe dalam arti bahasa artinya pipa tanpa sambungan. Dalam

praktek pembuatannya, seamless pipe memang merupakan pipa yang dibentuk


tanpa membuat sambungan sama sekali, sehingga tidak ada bagian dari pipa yang
pernah terganggu atau berubah materialnya akibat panas pengelasan. Pipa ini
dibuat dari baja silinder pejal, yang dilubangi dalam kondisi hampir meleleh,
biasa disebut billet.

Ilustrasi pembuatan seamless pipe,

manufaktur seamless pipe di pabrik.


Pada gambar tersebut, ditunjukkan sebuah besi pejal (billet) di apit dan di
roll oleh Sizing rolls merupakan roller pembentuk diameter luar- dan dilubangi
oleh mandrel.
Dengan metode pembuatan tanpa join tersebut, pipa yang dihasilkan dapat lebih
baik karena kualitas baja yang dihasilkan adalah hampir sama pada setiap area
permukaan pipa. Selain itu, ketebalan dengan menggunakan metode ini, pipa yang
memiliki ketebalan berapapun memungkinkan untuk diproduksi.
2. Butt-welded Pipe atau Straight welded pipe
Atau disebut juga sebagai pipa UOE. bahan baku pembuatan pipa ini
adalah pelat baja dengan bentuk profil strip. Pelat baja tersebut dibentuk menjadi
pipa dengan melengkungkan pipa tersebut kearah sumbu pendeknya dengan roll
pembentuk (shaper roll) sehingga membentuk pipa sebuah pipa. Celah pertemuan
kedua sisi pelat strip tersebut kemudian di las memanjang sehingga membentuk
sebuah pipa tanpa celah. Detail pembuatan butt-welded pipe ditunjukkan pada
gambar dibawah.

metode fabrikasi pipa straight welded pipe

pipa straight welded


Pipa ini memiliki keunggulan dimana kualitas dari dinding pipa sangat
mudah untuk dikontrol dan memiliki ketebalan yang seragam. Hal ini disebabkan
karena pipa ini berasal dari pelat strip yang pembuatannya relative sangat mudah
untuk dikontrol kualitas dan ketebalan pelatnya, sehingga hasil saat dibuat
menjadi pipa pun relative sama baiknya dengan kualitas pelatnya sebelum jadi.
Selain itu, apabila dibutuhkan pipa menerus yang cukup panjang, pipa ini
memiliki keunggulan karena mudah untuk difabrikasi.

Namun didalam industri migas, pipa jenis ini lebih sering ditemukan dalam
bentuk elbow. Pipa jenis ini dihindari sebagai pipa panjang karena memilik
kelemahan pada sambungan las kedua tepi pelat strip pada saat pembuatannya,
dimana memerlukan inspeksi pada area pengelasannya, memanjang sepanjang
pipa tersebut.
3. Spiral Welded Pipe
Dalam pasaran Indonesia biasa disebut pipa spiral, ada juga yang
menyebutnya pipa casing. Meskipun namanya demikian, bukan berarti pipa ini
berbentuk spiral, namun lebih merujuk kepada bahan baku pembuatannya yang
merupakan pelat baja strip yang dibentuk menjadi spiral dan kemudian disambung
sehingga membentuk sebuah pipa.

skema pembuatan pipa spiral

manufaktur spiral pipe

Dalam system perpipaan, jenis pipa ini sangat dibatasi penggunaannya


hanya untuk kebutuhan pipa dengan tekanan rendah karena ketipisannya. Bahkan
dalam industri migas, pipa ini tidak digunakan dalam system pipa bertekanan,
kebanyakan hanya digunakan sebagai casing untuk pondasi, atau pun sebagai pipe
support. Keuntungan pipa ini adalah dapat dibuat menjadi sangat besar dengan
mudah. Namun pipa ini memiliki kelemahan dimana ketebalan untuk dapat
membuat spiral cukup terbatas, sehingga pipa ini relative tipis. Selain itu, jumlah
sambungan yang cukup banyak per satuan panjangnya membuat inspeksi
pengelasan menjadi lebih banyak -jauh lebih banyak dari pada straight welded
pipe- apabila akan digunakan sebagai pipa bertekanan. (frz)

Anda mungkin juga menyukai