OLEH
YUSUF EFENDI
123210615
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Belakangan ini, produksi minyak Indonesia tidak mengalami penambahan
yang disebabkan lapangan-lapangan di indonesia sudah cukup tua. Kalaupun
dilakukan usaha untuk minyak nasional, akan tetapi usaha peningkatan produksi
ini mutlak dibutuhkan, sehubungan dari tahun ketahun terjadi peningkatan
permintaan terhadap minyak apalagi saat ini Indonesia telah menjadi net importer
oil
peningkatan laju alir minyak sangat sulit dicapai, perbaikan di surface
(dipermukaan) adalah salah satu cara alternatif untuk meningkatkan laju alir
minyak. Masalah yang biasa terjadi dipermukaan adalah adanya hambatan aliran
atau yang biasa disebut bottlenecking. Bottlenecking terjadi akibat ukuran pipa
yang kecil sehingga menyebabkan pressure droop dan pressure gradient pada
segmen pipa tersebut tinggi. Selain itu perbedaan tekanan reservoir antara satu
sumur dengan sumur lainnya menjadi penghambat untuk sumur berproduksi
secara maksimal juga sebagai penyebab bottlenecking. judul ini menjelaskan
bagaimana rekayasa-rekayasa dipermukaan dari kepala sumur (wellhead) hingga
tempat
pengumpul
(geetrhing
station)
dilakukan
dengan
tujuan untuk
meningkatkan laju alir minyak. Untuk itu dibuat suatu model jaringan pipa yang
menyerupai kondisi nyata, dari hasil running model tersebut diidentifikasi segmen
pipa mana yang memiliki pressure droop dan pressure gradient yang besar.
Kemudian dilakukan perbaikan untuk mengoptimalkan laju alir produksi dengan
cara:
1. Penggantian diameter pipa yang lebih besar
2. Penutupan sejumlah sumur
3. Pemasangan pipa parallel
Pada akhirnya dilakuakn penyelesaian solusi mana yang terbaik dan
ekonomis dari keempat cara tersebut dilapangan sm.
1.2
Tujuan Penulisan
Dengan dilakukan penilitian ini diharapkan mendapatkan:
1. Mencari kondisi yang lebih optimal untuk produksi minyak
2. Mencari kondisi yang lebih ekonomis
1.3
Batasan masalah
Untuk mendapatkan hasil penulisan yang lebih berguna dan terfokus maka
dalam penulisan ini dibatasi dalam permasalahan yang sesuai dengan judul
Optimasi Laju Alir Produksi di Wellhead Hingga Jaringan Pipa Line Terhadap
Kuantitas Aliran Fluida Dilapangan SM.
1.4
Metodologi Penulisan
Dalam penyusunan tugas akhir ini,, penulis melakukan penelitian dengan
mengumpulkan data data sumur yang berhubungan dengan proses laju alir
produksi sumur minyak, buku pegangan pelajaran teknik perminyakan, jurnal
yang relevan dan diskusi dengan dosen pembimbing. Setelah itu dilakukan analisa
data yang membawa kepada kesimpulan yang merupakan tujuan dari penelitian.
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Kolokium ini dirangkum dalam beberapa bab
dimana setiap bab menjelaskan bagian bagian bagian-bagian dari tugas akhir ini.
Bab I
Bab II
Bab III :
Bab ini membahas tentang teori dasar laju alir produksi pada
jaringan pipa line serta beberapa data sumur.
Bab IV :
Bab ini berisi tentang pengelolaan data laju alir produksi dari
wellhead hingga jaringan pipa line dilapangan SM
Bab V :
Bab ini
Bab ini
BAB II
TEORI DASAR
.1
pemipaan
Piping atau pemipaan, adalah pekerjaan yang akan selalu ditemukan dalam
sebuah proyek migas. Walaupun tidak hanya di area migas saja, namun juga akan
ditemukan di proyek-proyek keairan, pembuatan fasilitas industri, dan lain-lain.
.2
Material Pipa
Secara umum, pipa dapat diartikan sebagai suatu benda yang relatif
panjang, memiliki lubang dan berfungsi untuk memindahkan sebuah zat ataupun
materi yang memiliki karakteristik dapat mengalir. Materi tersebut dapat berupa
cairan, gas, uap, zat padat yang dilelehkan ataupun butiran yang sangat halus.
Bahan penyusun pipa yang digunakan pun sangat beragam dan tergantung
kebutuhannya, mulai dari beton, kaca, timah, kuningan, tembaga, plastik,
alumunium, baja tuang, baja karbon, dan baja alloy. Penggunaan material tersebut
sangat tergantung pada peruntukan pemipaan, karena setiap material memiliki
keunggulan dan kelemahannya sendiri. Namun karena pembahasan kali ini lebih
ke arah pemipaan migas dan industri, maka bahan penyusun pipa yang paling
banyak digunakan adalah baja karbon (carbon steel).
.3
Proses pembuatan
Secara umum, ada 3 metode pembuatan pipa baja karbon, dimana juga
Seamless Pipe
Seamless pipe dalam arti bahasa artinya pipa tanpa sambungan. Dalam
Namun didalam industri migas, pipa jenis ini lebih sering ditemukan dalam
bentuk elbow. Pipa jenis ini dihindari sebagai pipa panjang karena memilik
kelemahan pada sambungan las kedua tepi pelat strip pada saat pembuatannya,
dimana memerlukan inspeksi pada area pengelasannya, memanjang sepanjang
pipa tersebut.
3. Spiral Welded Pipe
Dalam pasaran Indonesia biasa disebut pipa spiral, ada juga yang
menyebutnya pipa casing. Meskipun namanya demikian, bukan berarti pipa ini
berbentuk spiral, namun lebih merujuk kepada bahan baku pembuatannya yang
merupakan pelat baja strip yang dibentuk menjadi spiral dan kemudian disambung
sehingga membentuk sebuah pipa.