Anda di halaman 1dari 6

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

PEMRAKARSA PT PERTAMINA (Persero) Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat


NAMA DOKUMEN Pengembangan Lapangan Minyak Dan Gas Bumi Tambun Serta Pipa
Transportasi Bekasi Dan
Karawang di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat
NO. PERSETUJUAN & TGL Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 238 Tahun
2004, Tanggal 19 Oktober
2004
PENYUSUN DOKUMEN
Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPPM ITB)
LOKASI Secara geografis letak SP Tambun terletak di koordinat 107 0 1 38, 752 BT dan 60 7
58,773 LS. Desa Kedungjaya, Kecamatan Babelan Luas SP Tambun adalah 42.521 m2
ditambah buffer zone seluas 49.673 m2.
DISKRIPSI KEGIATAN
Di Lapangan Tambun saat ini terdapat 12 (dua belas) sumur yang telah dibor, (pada lokasi TBNA : 5 sumur; TBN-C : 4 sumur, dan TBN-B : 1 sumur), sedangkan satu sumur di lokasi TBN-B
(TBN-B1) tengah dilakukan pemboran. Total semua sumur produksi direncanakan berjumlah 22
sumur yang tersebar di lokasi TBN-A, TBN-B, TBN-C, TBN-F, TBN-G, TBN- Kelapa dan Pondok
Tengah (PDT). Kapasitas produksi minyak di lapangan ini akan dikembangkan menjadi 12.000
BOPD, sedangkan produksi gas akan dikembangkan menjadi 10-15 MMSCFD,
Pengembangan Lapangan Tambun
- Pembangunan Stasiun Pengumpul (SP) di lokasi Tambun A (TBN-A) - Pemboran sumur-sumur
pengembangan - Pembangunan fasilitas penunjang dan pemasangan jaringan pipa (flow line)
dari sumur- sumur ke SP Tambun di TBN-A (Sumur-sumur yang terdapat dalam kelompok
Lapangan Tambun adalah : Tambun-A, TBN - B, TBN - C, TBN - F, TBN-G, Tambun Kelapa
(TKP) dan Pondok Tengah (PDT-A)). - Pengambilan air laut dari kanal outlet PLTGU Muara
Tawar untuk kebutuhan injeksi
sumur - Pengolahan air terproduksi (air cerat)

- Pembangunan water injection plant yang diikuti dengan injeksi air laut dan air
terproduksi ke sumur-sumur injeksi - Penyimpanan minyak mentah (crude oil) sementara di
tangki timbun - Pemeliharaan SP Tambun termasuk pembersihan tangki timbun - Perawatan
sumur produksi dan pengelolaan limbahny - Pengaliran minyak dari SP Tambun melalui jalur
pipa transfer ke Loading Facility di Desa Pantai Makmur (sementara) dan kemudian ke SKG
Cilamaya bila jalur pipa telah terpasang.
Pembangunan dan pengoperasian Loading Facility di Desa Pantai Makmur
Pembangunan Jalur Pipa dari SP Tambun ke SKG Cilamaya
ISU POKOK
Perubahan Iklim Mikro
Penurunan Kualitas Udara
Peningkatan Kebisingan
Kerusakan jalan
Keresahan dan Ketidakpuasan masyarakat
Kemacetan Lalu Lintas
KEWAJIBAN PEMRAKARSA
1. Melaksanakan konstruksi, operasi dan perawatan system perpipaan transmisi minyak dan
gas bumi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Pertambangan
dan Energi Nomor 300.K/M.PE/1997 tentang Keselamatan kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas
Bumi, termasuk perawatan pipa secara regular, melaksanakan system tanggap darurat
(emergency response system) khusunya terhadap potensi bahaya kebocoran pipa,
pengawasan dan pemantauan jalur pipa secara rutin 2. Melaksankan sosaialisasi kepada
masyarakat mengenai system tanggap darurat terutama
dari potensi bahaya kebocoran secara berkala 3. Mengelola lumpur bor dan serbuk bor
sesuai dengan hasil uji karakteristik dan uji toksikologi sebagaimana ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 jo Peraturan Pemerintah Nomor 85 tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3); 4. Melakukan pengelolaan terhadap
minyak pelumas bekas sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Nomor: 255/BAPEDAL/08/1996 tentang Tata Cara dan Persyaratan Penyimpanan
dan Pengumpulan Minyak Pelumas bekas; 5. Mengelola air terproduksi sehingga memenuhi
ketentuan keputusan menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 42 Tahun 1996 tentang Baku
Mutu Limbah cair Kegiatan Minyak dan gas

6. Hanya menggunakan air terproduksi dan air laut untuk kegiatan injeksi 7. Membuat sumursumur pantau permanent untuk memantau secara periodic terhadap
kualitas air tanah akibat kegiatan injeksi air terproduksi 8. Mengurus dan menyelesaikan
perijinan yang berkaitan dengan kegiatan injeksi terproduksi
kepada Kementerian Lingkungan Hidup 9. Melakukan sosialisasi program dan kegiatan
pengelolaan lingkungan hidup serta program pengembangan masyarakat (community
development) melalui media komunikai dalam forum-forum masyarakat setempat 10.
Mengebangkan teknologi dan metode pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan
lingkungan hidup yang tercantum dalam dokumen ANDAL, RKL dan RPL sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pengelolaan lingkungan hidup. 11.
Memiliki, melaksanakan dan mengevaluasi secara periodic system tanggap darurat (emergency
response) untuk menanggulangi kecelakaan, pencemaran dan atau perusakan lingkungan
hidup 12. Melaksanakan seluruh ketentuan yang tercantum dalam keputusan ini maupun dalam
dokumen RKL dan RPL 13. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan
hidup dan pemantauan lingkungan hidup kepada Bupati bekasi u.p Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bekasi, Bupati Karawang u.p Bapedalda Kabupaten Karawang, Gubernur Jawa
Barat u.p Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Jawa Barat,
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral u.p Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral dan Menteri Negara Lingkungan Hidup setiap 6 (enam) bulan
sekali.
PENGELOLAAN
Peningkatan Kebisingan dikelola dengan cara: - Pemeliharaan peralatan sumber kebisingan Membuat rumah genset/pompa untuk mengurangi penyebaran kebisingan - Membuat buffer
zone dengan penghijauan di sekitar lokasi SP Tambun - Mengatur waktu pengoperasian
peralatan sumber kebisingan tertentu - Kewajiban penggunaan ear plug bagi karyawan yang
bekerja di lingkungan dengan
tingkat kebisingan di atas nilai ambang batas - Melakukan sosialisasi rencana kegiatan yang
akan dilakukan - Memilih jalur mobilisasi yang jalannya memadai dan tidak banyak melewati
permukiman
.Terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha, dikelola dengan cara: - Memberi ijin
bagi masyarakat untuk membuka usaha disekitar proyek - Tidak melakukan pemutusan
hubungan kerja dengan para pekerja sampai kegiatan
konstruksi berakhir

- Memberi asuransi tenaga kerja; Memberi kesempatan bekerja pada masyarakat sekitar
Terganggunya kesehatan dan/atau kenyamanan masyarakat dikelola dengan cara: - Mobilisasi
dilakukan tepat waktu (tidak ditunda). - Kendaraan yang dipakai harus selalu dipelihara secara
rutin
Hilangnya mata pencaharian dikelola dengan cara: - Menginformasikan jangka waktu tahap
konstruksi, agar dapat menabung atau
mempersiapkan mata pencaharaian pengganti. - Mengasuransikan tenaga kerja.
Rusaknya jalan lokal dikelola dengan cara: - Memperbaiki kualitas jalan terlebih dahulu
sebelum melakukan kegiatan. Dalam
meperbaiki jalan memperhatikan sistem drainase
Terganggunya arus lalu-lintas dikelola dengan cara: - Bahan dan material konstruksi yang
ukurannya kecil diangkut dengan kendaraan truk
biasa dan diupayakan pengangkutan dilakukan pada saat lalu-lintas sedang sepi. - Bahan
konstruksi yang berukuran besardiangkut pada saat lalu-lintas sedang sepi - Kegiatan
pengangkutan dilakukan tepat waktu (tidak ditunda-tunda). - Dibuat rambu-rambu lalu-lintas
khusus (pengumuman sederhana).
Menurunnya kualitas udara dilakukan dengan cara: - Meminimalkan atau mengeliminir
dampak berupa peningkatan resiko gangguan
kesehatan pada manusia ataupun lingkungan secara umum - Mengakomodir keluhan
masyarakat yang merasakan adanya penurunan kualitas udara
ambient.
Munculnya kecemburuan sosial. dikelola dengan cara: - Peluang kerja diinformasikan seluasluasnya dan sejelas-jelasnya kepada masyarakat. - Proses perekrutan dilakukan setransparan
dan seadil mungkin
Munculnya kekhawatiran masyarakat dikelola dengan cara: - Melakukan sosialisasi berkaitan
dengan kegiatan yang dilakukan serta teknologi proteksi yang digunakan. Membuat SOP
Emergency Response blow out, kebocoran pipa, kebakaran.
PEMANTAUAN
Peningkatan Kebisingan, parameter yang dipantau kebisingan dengan tolok ukur BM
KepMenLH 48, metode analisi Pengukuran langsung dengan sound level meter , Pemeriksaan
tingkat kesehatan pendengaran karyawan i, Pengamatan visual penggunaan peralatan
Terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha, dipantau dengan Melakukan
pendekatan personal terhadap para pekerja yang dilakukan secara informal

Terganggunya kesehatan dan/atau kenyamanan masyarakat, dipantau dengan Pendekatan


personal terhadap para masyarakat secara informal , Melihat data dari Puskesmas setempat.
Hilangnya mata pencaharian, dipantau dengan memantau mekanisme/prosedur pemutusan
hubungan kerja sebelum pemutusan itu dilakukan.
Rusaknya jalan local dipantau dengan pengamatan visual
Terganggunya arus lalu-lintas Pengamatan visual dan memonitor catatan kejadian
kecelakaan pada Polantas setempat atau pendekatan informal pada masyarakat setempat
Menurunnya kualitas atmosfir akibat adanya flare di S.P Tambun dipantau dengan Melakukan
pengukuran berkala atas konsentrasi polutan dari flare, Mengontrol volume/debit gas terbakar
pada keadan yang telah dianggap tidak menimbulkan masalah
Munculnya kecemburuan social dan kekhawatiran masyarakat dipantau dengan Pendekatan
personal terhadap para pencari kerja dan masyarakat sekitar yang dilakukan secara informal
PETA

PT. PERTAMINA (PERSERO) DAERAH OPERASI HULU JAWA BAGIAN BARAT


PETA BATAS WILAYAH STUDI

Anda mungkin juga menyukai