DIVISI 1. UMUM
A. PEKERJAAN MOBILISASI
1. UMUM
1) Pembuatan Job Mix Design
Sebelum pekerjaan utama dilaksanakan terlebih dahulu dilaksanakan pengambilan sampel bahan
dari quary yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan dengan lokasi tersebut, diantanya:
batu, pasir dan bahan Timbunan Pilihan selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diuji untuk
mendapatkan Job Mix Design sebagai acuan pembuatan Job Mix Formula (JMF) yang akan
dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan proyek.
4) Rekayasa Lapangan
Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan untuk menentukan
kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada dilokasi pekerjaan, sehingga
dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang terhadap rancangan kerja yang telah
diberikan sytem dan tatacara survey dikordinasikan dengan direksi teknis.
2. PELAKSANAAN MOBILISASI
o Pekerjaan ini meliputi pekerjaan mendatangkan peralatan yang dibutuhkan hingga
lokasi pekerjaan dan mengembalikannya setelah seluruh pekerjaan selesai.
o Selain itu juga mendatangkan personil sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan
Direksi Pekerjaan agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana
yang telah disepakati.
1|Page
o Menyiapkan lokasi base camp dengan luas area yang mencukupi untuk penempatan
unit AMP dan peralatan lainnya.
o Menentukan lokasi pengiriman peralatan yang disesuaikan dengan skema pelaksanaan
pekerjaan.
o Setelah mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan / konsultan pengawas maka kami
akan melaksanakan mobilisasi peralatan serta tenaga kerja yang akan digunakan selama
dalam pelaksanaan proyek.
22.00 km 7.00 km
18.00 km 29.00 km
22.00km
SP. TELE
2|Page
C. PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP
Proyek yang dilaksanakan harus melakukan penapisan dan identifikasi potensi dampak serta
menetapkan langkah – langkah penganganan dampak negatif yang tidak dapat dihindarkan
oleh setiap kegiatan, melaksanakan langkah – langkah penanggulangan dampak negatif
tersebut, serta memantau dan mengawasi penanggulangan tersebut dengan melakukan
pengujian – pengujian seperti air, udara, kebisingan dll.
Tujuan pengamanan Lingkungan Hidup dilakukan antara lain :
Melindungi kesehatan manusia
Mencegah kerusakan lingkungan ataupun dampak kumulatifnya sebagai akibat adanya
kegiatan proyek.
Memastikan bahwa design setiap kegiatan menjamin bahwa masyarakat mendapat
manfaat sosial dan ekonomi sesuai dengan budaya pada daerah pekerjaan proyek.
URUTAN KERJA
o Menyiapkan perlengkapan pengujian lingkungan (air, udara dan kebisingan)
o Membuat rencana kerja pengujian lingkungan sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan
dengan seluruh personil yang terkait
o Pemilihan lokasi pengujian Melaksanakan pengujian
3|Page
E. MANAJEMEN MUTU
Program mutu di dalam manajemen mutu mempunyai dua komponen yaitu
- Pengendali Mutu (QC) tanggung jawab Penyedia Jasa
- Jaminan Mutu – tanggung jawab Direksi Pekerjaan menurut Rencana Jaminan Mutu (QA
Plan) Direksi Pekerjaan yang dalam hal ini sebagai Pengguna Jasa.
- URUTAN KERJA
Penyedia setelah menerima SPMK mengusulkan personil Tenaga Ahli Mutu Pekerjaan
sbg Manajer Kendali Mutu
Tenaga Ahli dibantu oleh Asisten Kendali Mutu yang berpengalaman dibidangnya dan
tenaga pendukung
Membuat RMK dan laporan mutu yg disetujui PPK
Melakukan pengendalian mutu semua pekerjaan dan membuat laporan secara
berkala
-
DIVISI 2. DRAINASE
Pekerjaan Galian untuk selokan drainase dan saluran air dilakukan baik pada sisi kanan dan
kiri jalan sepanjang jalan yang akan dikerjakan.
Tahapan pelaksanaan :
- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana
kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan.
- Melakukan pengukuran dilanjutkan dengan membuat patok-patok batas pelaksanaan dan
dilengkapi dengan data-data elevasi pada setiap profil. Patok – patok tersebut dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat bertahan pada posisi semula selama jangka waktu
pelaksanaan.
- Sebelum melakukan penggalian, kami akan memasang turap penahan pada titik-titik
tertentu yang diperkirakan akan longsor pada saat penggalian.
- Penggalian dilakukan mengikuti kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar yang dibantu dengan patok-patok pada lokasi pekerjaan.
- Setelah pengukuran dan patok-patok batas lokasi disertai data elevasi sudah terpasang
maka penggalian dapat dimulai. Penggalian dilakukan dengan alat berat Excavator
dimuat ke Dump Truck kemudian hasil galian diangkut ke lokasi pembuangan yang
sudah ditentukan sebelumnya atau untuk hasil galian yang memenuhi spek untuk
dijadikan bahan timbunan akan diangkut ke lokasi stockpiles.
4|Page
2. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 95 - 105 cm
- Tahapan pelaksanaan :
Mengajukan bahan gorong - gorong yang akan dipasang yang disertai dengan
data - data spesifikasi teknis sesuai persyaratan.
Menetukan titik/ lokasi pemasangan Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang,
diameter dalam 95 - 105 cm
Pasang bowplank kemudian melakukan penggalian & pemotongan permukaan
aspal dengan alat Asphalt Cutter dengan Excavator untuk mencapai elevasi
pemasangan gorong-gorong. Hasil galian dibuang ke lokasi pembuangan dengan
menggunakan Dump Truck.
Setelah penggalian selanjutnya dilakukan pembersihan dan perataan serta
pemadatan permukaan dasar dengan alat pemadatan Stamper.
Selanjutnya pemasangan gorong-gorong dilaksanakan dengan cara manual dan
alat bantu pengangkatan dan pemasangan gorong - gorong.
Berikutnya adalah pengisian nat sambungan gorong-gorong dengan adukan.
Setelah gorong-gorong terpasang selanjutnya dilakukan penimbunan
kemudian dipadatkan dengan alat Stamper.
Penimbunan dan pemadatan dilakukan secara lapis per lapis.
Tahapan Pelaksanaan :
1) Persiapan.
o Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ;
rencana kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan
dan tenaga kerja yang akan dipergunakan.
o Pemasangan bouwplank sesaui dengan hasil pengukuran dan mengikuti dimensi
saluran yang akan dibuat, Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar
denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian
pondasi.
o Gelar pasir urug sesuai ketebalan dalam gambar kemuidan diratakan dan dipadatkan
dengan alat bantu yang sesuai.
2) Bekisting/Perancah
o Bekisting yang dibuat dapat dari kayu dengan sambungan yang kedap dan
kokoh/kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan.
5|Page
o Untuk permukaan akhir struktur untuk permukaan beton yang terekspos
kayu/bekisting harus diserut dengan tebal yang merata. Seluruh sudut sudut tajam
Acuan harus dibulatkan.
o Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok-balok kecil dan harus yang
kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan. Semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
o Bagian permukaan dalam bekisting diberi selapis minyak yang jenisnya sudah
disetujui, sebelum beton dicorkan.
o Bekisting/Perancah harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar (setelah umur
beton cukup memenuhi kekuatan yang disyaratkan) tanpa merusak beton.
3) Baja Tulangan
4) Pengecoran
o Setiap penyambungan dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak
terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan
tegangan tarik minimum.
o Setelah pemasangan Bekisting/Perancah sudah selesai dan besi tulangan sudah
terpasang sesuai gambar dan disetujui oleh direksi maka selanjutnya pelaksanaan
penegcoran dapat dimulai.
6|Page
o Mempersiapkan alat pencampur (Concrete Mixer) dan alat pemadat (Concrete
Vibrator) dengan jumlah yang cukup sesuai target volume pengecoran yang
ditargetkan pada hari itu.
o Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
o Pengecoran dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang
telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
Pelaksanaan Beton K250 (fc’ 20) untuk struktur drainase beton minor dapat dimulai setelah
seluruh pekerjaan penggalian untutk mencapai elevasi dasar pemasangan saluran sudah
selesai dilaksanakan serta penimbunan tanah untuk penyesuaian elevasi apabila diperlukan
sudah selesai serta sudah dilakukan pemadatan.
Tahapan Pelaksanaan :
Persiapan.
o Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ;
rencana kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan
dan tenaga kerja yang akan dipergunakan.
o Pemasangan bouwplank sesaui dengan hasil pengukuran dan mengikuti dimensi
saluran yang akan dibuat, Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar
denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian
pondasi.
o Cor beton lantai kerja dengan ketebalan sesuai gambar kemudian diratakan dengan
alat bantu yang sesuai.
Bekisting/Perancah
o Bekisting yang dibuat dapat dari kayu dengan sambungan yang kedap dan
kokoh/kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan.
o Untuk permukaan akhir struktur untuk permukaan beton yang terekspos
kayu/bekisting harus diserut dengan tebal yang merata. Seluruh sudut sudut tajam
Acuan harus dibulatkan.
o Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok-balok kecil dan harus yang
kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan. Semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
7|Page
o Bagian permukaan dalam bekisting diberi selapis minyak yang jenisnya sudah
disetujui, sebelum beton dicorkan.
o Bekisting/Perancah harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar (setelah umur
beton cukup memenuhi kekuatan yang disyaratkan) tanpa merusak beton.
Pengecoran
o Setiap penyambungan dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak
terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan
tegangan tarik minimum.
o Setelah pemasangan Bekisting/Perancah sudah selesai dan disetujui oleh direksi maka
selanjutnya pelaksanaan penegcoran dapat dimulai.
o Mempersiapkan alat pencampur (Concrete Mixer) dan alat pemadat (Concrete
Vibrator) dengan jumlah yang cukup sesuai target volume pengecoran yang
ditargetkan pada hari itu.
o Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
o Pengecoran dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang
telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
1. Galian Biasa
- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana
kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan.
- Tahapan pelaksanaan :
Melakukan pengukuran dilanjutkan dengan membuat patok-patok batas pelaksanaan
dan dilengkapi dengan data-data elevasi pada setiap profil. Patok – patok tersebut
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat bertahan pada posisi semula selama jangka
waktu pelaksanaan.
Sebelum melakukan penggalian, kami akan memasang turap penahan pada titik-titik
tertentu yang diperkirakan akan longsor pada saat penggalian.
Galian biasa dilakukan mengikuti kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar yang dibantu dengan patok-patok pada lokasi pekerjaan.
Setelah pengukuran dan patok-patok batas lokasi disertai data elevasi sudah terpasang
maka penggalian dapat dimulai.
Galian biasa dilakukan dengan alat berat Excavator dimuat ke Dump Truck
kemudian hasil galian diangkut ke lokasi pembuangan yang sudah ditentukan
8|Page
sebelumnya atau untuk hasil galian yang memenuhi spek untuk dijadikan bahan
timbunan akan diangkut ke lokasi stockpiles.
2. Galian Batu
- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ;
rencana kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan
dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan.
- Tahapan pelaksanaan :
Melakukan pengukuran dilanjutkan dengan membuat patok-patok batas
pelaksanaan dan dilengkapi dengan data-data elevasi pada setiap profil. Patok –
patok tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga dapat bertahan pada posisi
semula selama jangka waktu pelaksanaan.
Sebelum melakukan penggalian batu, kami akan memasang turap penahan pada
titik- titik tertentu yang diperkirakan akan longsor pada saat penggalian.
Penggalian batu dilakukan mengikuti kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar yang dibantu dengan patok-patok pada lokasi pekerjaan.
Setelah pengukuran dan patok-patok batas lokasi disertai data elevasi sudah
terpasang maka penggalian dapat dimulai.
Penggalian batu dilakukan dengan Excavator, Compresor dan Jack Hammer,
dimuat ke dlm Truk dengan Loader, kemudian hasil galian diangkut ke lokasi
pembuangan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Penimbunan dapat dimulai setelah konstruksi yang berhubungan sudah selesai dilaksanakan
diantaranya konstruksi saluran drainase dan turap.
Bahan timbunan dari hasil galian dipilih tanah yang memenuhi spsesifikasi untuk digunakan
sebagai bahan timbunan. Untuk hal ini kami akan melakukan pengujian laboratorium untuk
diajukan kepada direksi / pengawas lapangan.
a) Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan dari sumber galian kelokasi pekerjaan menggunakan dump
truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan Excavator. Pengecekan dan pencatatan
volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material
disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
b) Penghamparan Material
9|Page
Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal
hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan.
c) Pemadatan
- Segera setelah penghamparan selanjutnya pemadatan dilakukan dengan menggunakan
Vibro Roller, pemadatan dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Pemadatan
dilakukan dengan jumlah lintasan yang cukup untuk mencapai kepadatan timbunan
yang disyaratkan.
- Untuk penyesuaian kadar air tanah dibantu alat water tank untuk membasahi material
timbunan dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.
Tahapan pelaksanaan :
o Setelah selesai penggalian pada lokasi pelebaran dilakukan pemadatan pada
permukaan tanah dasar.
o Kemudian pelaksanaan timbunan pilihan dapat dimulai dengan tahapan pelaksanaan
sebagai berikut :
a) Pengangkutan Material
b) Penghamparan Material
c) Pemadatan
10 | P a g e
- Segera setelah penghamparan selanjutnya pemadatan dilakukan dengan
menggunakan Vibro Roller, pemadatan dimulai dari bagian tepi ke bagian
tengah. Pemadatan dilakukan dengan jumlah lintasan yang cukup untuk
mencapai kepadatan timbunan yang disyaratkan.
- Untuk penyesuaian kadar air tanah dibantu alat water tank untuk membasahi
material timbunan dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan
Vibro Roller.
- Tahapan pelaksanaan :
Membuat patok elevasi dan marking centre line di sepanjang lokasi pekerjaan pada
badan jalan. Penentuan elevasi disesuaikan dengan gambar pelaksanaan.
Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader
Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller
11 | P a g e
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
- Tahapan pelaksanaan :
Membuat patok elevasi dan marking centre line di sepanjang lokasi pekerjaan pada
badan jalan. Penentuan elevasi disesuaikan dengan gambar pelaksanaan.
Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader
Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
12 | P a g e
Pekerjaan Lapis Resap Pengikat dipalikasikan sebagai bahan pengikat antara permukaan
lapisan agregat dengan lapisan aspal baru.
Pekerjaan Lapis Resap pengikat dilaksanakan setelah lapis pondasi agregat kelas A sudah
selesai dikerjakan.
Tahapan Pelaksanaan :
o Sebelum dilakukan pemasangan harus dipastikan bahwa daerah yang akan disemprot kan
dibersihkan terlebih dahulu dari debu – debu.
o Selanjutnya lakukan marking yaitu menandai batas lokasi dengan cat yang akan
dikerjakan kemudian membuat batas - batas pelaksanaan dengan kertas karton.
o Aspal distributor dikalibrasikan terlebih dahulu , seperti sudut nosel, ketinggian dan
kecepatan kendaraan.
o Kemudian lakukan penyemprotan lapis resap pengikat dengan membuat overlapping
pelapisan pertama dengan selanjutnya antara 5 - 10 cm
o Ketinggian batang penyemprot diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan jarak nosel
agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih sebanyak 2-3 kali.penyemprotan
dilakukan secara merata sepanjang jalan. Agar tidak mengganggu pekerjaan.
Tahapan Pelaksanaan :
o Sebelum dilakukan pemasangan harus dipastikan bahwa daerah yang akan disemprot kan
dibersihkan terlebih dahulu dari debu – debu.
o Selanjutnya lakukan marking yaitu menandai batas lokasi dengan cat yang akan
dikerjakan kemudian membuat batas - batas pelaksanaan dengan kertas karton.
o Aspal distributor dikalibrasikan terlebih dahulu , seperti sudut nosel, ketinggian dan
kecepatan kendaraan.
o Kemudian lakukan penyemprotan lapis resap pengikat dengan membuat overlapping
pelapisan pertama dengan selanjutnya antara 5 - 10 cm
o Ketinggian batang penyemprot diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan jarak nosel
agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih sebanyak 2-3 kali.penyemprotan
o Persiapan :
- Membuat JMD (Job Mix Design) dan JMF (Job Mix Formula).
- Melaksanakan trial section untuk mendapatkan ketebalan, kepadatan dan campuran
sesuai dengan spesifikasi teknis untuk dapat diterapkan pada waktu pelaksanaan.
- Koordinasi dengan suplier AMP untuk penjadwalan pekerjaan dan volume yang akan
dikirim.
13 | P a g e
o Proses Penghamparan :
Pembersihan lokasi dengan menggunakan alat compressor pada permukaan aspal
dalam hal ini Laston Lapis Antara (AC-BC).
Setelah selesai pembersihan selanjutnya dilakukan penyemprotan tackout (lapis
perekat).
Hotmix diterima di lapangan terlebih dahulu dicek suhu sesuai spesifikasi teknis.
Penghamparan dilakukan dengan Asphalt Finisher ditambah manual untuk lokasi
yang tidak terjangkau Asphalt Finisher.
o Proses Pemadatan :
Segera setelah penghamparan dilakukan pemadatan sebagai berikut :
Pemadatan awal dengan alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai
spesifikasi teknik
Pemadatan kedua menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil
trial
Pemadatan akhir dengan alat tandem roller untuk menghilangkan alur roda Pneumatic
Tire roller supaya permukaan jalan halus
o Pemadatan dilakukan mulai dari tepi secara berangsur - angsur menuju tengah jalan.
o Roda mesin gilas dibasahi secukupnya selama proses pemadatan
Pemadatan awal dengan alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai
spesifikasi teknik
Pemadatan kedua menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil
trial
Pemadatan akhir dengan alat tandem roller untuk menghilangkan alur roda Pneumatic
Tire roller supaya permukaan jalan halus
14 | P a g e
o Pemadatan dilakukan mulai dari tepi secara berangsur - angsur menuju tengah jalan.
o Roda mesin gilas dibasahi secukupnya selama proses pemadatan
DIVISI 7. STRUKTUR
Tahapan Pelaksanaan :
1) Bekisting/Perancah
o Bekisting yang dibuat dapat dari kayu dengan sambungan yang kedap dan
kokoh/kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan.
o Untuk permukaan akhir struktur untuk permukaan beton yang terekspos
kayu/bekisting harus diserut dengan tebal yang merata. Seluruh sudut sudut tajam
Acuan harus dibulatkan.
o Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok-balok kecil dan harus yang
kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan. Semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
o Bagian permukaan dalam bekisting diberi selapis minyak yang jenisnya sudah
disetujui, sebelum beton dicorkan.
o Bekisting/Perancah harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar (setelah umur
beton cukup memenuhi kekuatan yang disyaratkan) tanpa merusak beton.
2) Pengecoran
o Setiap penyambungan dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak
terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan
tegangan tarik minimum.
o Setelah pemasangan Bekisting/Perancah sudah selesai dan besi tulangan sudah
terpasang sesuai gambar dan disetujui oleh direksi maka selanjutnya pelaksanaan
penegcoran dapat dimulai.
o Mempersiapkan alat pencampur (Concrete Mixer) dan alat pemadat (Concrete
Vibrator) dengan jumlah yang cukup sesuai target volume pengecoran yang
ditargetkan pada hari itu.
o Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
15 | P a g e
o Pengecoran dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang
telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
3) Pemadatan/Penggetaran
o Beton dipadatkan dengan penggetar mekanis (Concrete Vibrator) dari dalam atau dari
luar disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk
memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
4) Pembongkaran Bekisting
o Pembongkaran bekisting/perancah dilakukan atas persetujuan direksi dengan
memperhitungkan waktu yang cukup untuk pengerasan beton.
Pembukaan bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kerusakan pada beton. Bekisting tidak boleh dibuka sebelum beton mencapai
kekuatan yang cukup untuk menahan tegangan-tegangan yang timbul akibat
pembukaan dan jika diperlukan Kontraktor harus membuktikannya sehingga
dianggap memuaskan oleh Direksi Pekerjaan.
1) ACUAN
2) Pengecoran
o Beton dicor pada lokasi yang sudah disiapkan.
o Mempersiapkan alat pencampur (Concrete Mixer) dengan jumlah yang cukup
sesuai target volume pengecoran yang ditargetkan pada hari itu.
o Perataan dan pemadatan dilakukan dengan peralatan bantu yang sesuai atau atas
persetujuan direksi pekerjaan/ konsultan pengawas.
16 | P a g e
3. Baja Tulangan U 24 Polos
4. Pasangan Batu
- Tahapan pelaksanaan :
Pasang bowplank yang mengikuti elevasi dan dimensi pasangan batu yang akan
dilaksanakan.
Siapkan alat pengaduk yaitu Concrete Mixer serta dolag untuk alat ukur material
sesuai komposisi capuran adukan yang disyaratkan.
Setelah pemasangan bowplank maka pekerjaan pasangan batu dengan mortar dapat
dimulai dengan memasang landasan dari adukan semen tebal 3 cm. Landasan adukan
ini dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan
tertanam pada adukan sebelum mengeras.
Kemudian batu ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan
yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng.
17 | P a g e
Pemasangan batu dimulai dari dasar menuju ke atas. Pemasangan pertama adalah
pemasangan pondasi, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan pada elevasi
diatasnya sampai dengan top elevasi.
Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan
dengan adukan.
Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan
adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan
tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
- Tahapan pelaksanaan :
o Persiapan :
- Membuat JMD (Job Mix Design) dan JMF (Job Mix Formula).
- Koordinasi dengan suplier AMP untuk penjadwalan pekerjaan dan volume yang
akan dikirim.
18 | P a g e
o Proses Penghamparan :
Pembersihan lokasi dengan menggunakan alat compressor
Hotmix diterima di lapangan terlebih dahulu dicek suhu sesuai spesifikasi teknis.
Penghamparan dilakukan dengan cara manual dan alat bantu.
o Proses Pemadatan :
Pemadatan dilakukan dengan alat Tandem Roller atau dengan Pedestrian Roller
atau Stamper.
Pemadatan dilakukan mulai dari tepi secara berangsur - angsur menuju tengah
jalan.
Tahapan Pelaksanaan :
- Mengajukan bahan rambu jalan yang akan digunakan disertai data teknis sesuai dengan
yang ditentukan.
- Menentukan titik - titik pemasangan untuk mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan/
konsultan pengawas
- Setelah mendapat persetujuan maka pelaksanaan rambu jalan dengan Permukaan
Pemantul Engineer Grade dapat dikerjakan.
- Perakitan, pemasangan plat dan pipa untuk rambu dilakukan di base camp, selanjutnya
proses pengecoran kaki rambu pada posisi yang disyaratkan dilakukan pada lokasi
pekerjaan.
- Perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat bantu
5. Patok Pengarah
19 | P a g e
- Mengajukan bahan Patok Pengarah yang akan digunakan disertai data teknis sesuai
dengan yang ditentukan.
- Menentukan titik - titik pemasangan untuk mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan/
konsultan pengawas.
- Areal patok pengarah digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman
patok.
- Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan
dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar
patok dapat berdiri dengan benar.
- Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
- Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
6. Patok Kilometer
- Mengajukan bahan Patok Kilometer yang akan digunakan disertai data teknis sesuai
dengan yang ditentukan.
- Menentukan titik - titik pemasangan untuk mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan/
konsultan pengawas.
- Areal patok pengarah digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman
patok.
- Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan
dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar
patok dapat berdiri dengan benar.
- Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
- Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
7. Rel Pengaman
- Mengajukan bahan Rel Pengaman yang akan digunakan disertai data teknis sesuai
dengan yang ditentukan.
- Menentukan titik - titik pemasangan untuk mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan/
konsultan pengawas.
- Areal Rel Pengaman digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman
pemasangan rel.
- Rel pengaman yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya
dilakukan dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah
agar patok dapat berdiri dengan benar.
- Pengecatan rel dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
- Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
Tahapan Pelaksanaan :
20 | P a g e
- Mengajukan bahan Unit Lampu Penerangan Jalan Lengan Tunggal, Tipe LED disertai
data teknis sesuai dengan yang ditentukan.
- Menentukan titik - titik pemasangan untuk mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan/
konsultan pengawas
- Setelah mendapat persetujuan maka pelaksanaan Unit Lampu Penerangan Jalan Lengan
Tunggal, Tipe LED dapat dikerjakan.
- Perakitan, pemasangan dilakukan di base camp, selanjutnya proses pengecoran kaki
rambu pada posisi yang disyaratkan dilakukan pada lokasi pekerjaan.
- Perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat bantu
o Tahapan :
- Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan yang
semula tidak diperkirakan atau tidak disediakan dalam Daftar Kuantitas dari Divisi-1
sampai Divisi-8 tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk penyelesaian
Pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Operasi-operasi yang dilaksanakan menurut
Pekerjaan Harian dapat terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana yang
ditunjukkan atau diperintahkan oleh Direksi.
- Pekerjaan, dan dapat mencakup pekerjaan tambahan dari drainase, pemasangan pipa,
Pembersian setelah galian dilakukan dengan alat excavator, pengujian, pengembalian
(restitution) perkerasan lama ke bentuk semula, pelapisan ulang, struktur atau
pekerjaan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
21 | P a g e
2. Timbunan Pilhan untuk Lereng Tepi saluran
o Tahapan pelaksanaan :
Melakukan pengukuran pada lokasi fungsional sesuai ketentuan yang berlaku.
Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan dari sumber galian kelokasi pekerjaan menggunakan
dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan Wheel Loader.
Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar
tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
Penghamparan Material
- Penghamparan dilakukan pada saat kondisi cuaca yang memungkinkan atau
pada saat cuaca tidak hujan.
- Penghamparan material dilakukan dengan cara manual dan alat bantu yang
sesuai.
- Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi.
Pemadatan
- Pemadatan dilakukan dengan menggunakan dengan Stamper dan alat bantu
yang sesuai.
- Pemadatan dilakukan dengan jumlah lintasan yang cukup untuk mencapai
kepadatan timbunan yang disyaratkan.
22 | P a g e
Kemudian batu ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan
yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng.
Pemasangan batu dimulai dari dasar menuju ke atas. Pemasangan pertama adalah
pemasangan pondasi, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan pada elevasi
diatasnya sampai dengan top elevasi.
Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan
dengan adukan.
Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan
adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan
tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
- Tahapan pelaksanaan :
Membuat patok elevasi dan marking centre line di sepanjang lokasi pekerjaan.
Penentuan elevasi disesuaikan dengan gambar pelaksanaan.
Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader atau dengan cara manual sesuai dengan kondisi lapangan.
Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller atau dengan Stamper disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
- Tahapan pelaksanaan :
Membuat patok elevasi dan marking centre line di sepanjang lokasi pekerjaan.
Penentuan elevasi disesuaikan dengan gambar pelaksanaan.
Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader atau dengan cara manual sesuai dengan kondisi lapangan.
Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller atau dengan Stamper disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
23 | P a g e
6. Campuran Aspal Panas
o Persiapan :
- Membuat JMD (Job Mix Design) dan JMF (Job Mix Formula).
- Koordinasi dengan suplier AMP untuk penjadwalan pekerjaan dan volume yang akan
dikirim.
o Proses Penghamparan :
Melakukan identifikasi pada permukaan aspal yang mengalami kerusakan seperti
lobang dan kerusakan yang ditandai dengan cat (marking).
Kemudian penggalian / pembongkaran dengan Asphalt Cutter dan Jack Hammer
dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain - lain.
Pemotongan dengan menggunakan Asphalt Cutter kemudian pembongkaran
dilakukan dengan Jack Hammer.
Sisa hasil galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor. Selanjutnya
bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
Selanjutnya dilakukan pemadatan permukaan dengan Vibro Roller, atau Baby Roller
atau Stamper sesuai kondisi lapangan.
Pembersihan lokasi dengan menggunakan alat compressor.
Hotmix diterima di lapangan terlebih dahulu dicek suhu sesuai spesifikasi teknis.
Penghamparan dilakukan dengan cara manual dibantu dengan alat bantu yang sesuai.
o Proses Pemadatan :
Segera setelah penghamparan dilakukan pemadatan sebagai berikut :
Pemadatan dilakukan dengan alat pemadatan Tandem Roller atau Pedestrian Roller
dengan jumlah lintasan yang diperlukan untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan.
Pemadatan dilakukan mulai dari tepi secara berangsur - angsur menuju tengah jalan.
Perapihan dilakukan selama pelaksanaan pemadatan.
7. Pasangan Batu
24 | P a g e
Setelah pemasangan bowplank maka pekerjaan pasangan batu dengan mortar dapat
dimulai dengan memasang landasan dari adukan semen tebal 3 cm. Landasan adukan
ini dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan
tertanam pada adukan sebelum mengeras.
Kemudian batu ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan
yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng.
Pemasangan batu dimulai dari dasar menuju ke atas. Pemasangan pertama adalah
pemasangan pondasi, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan pada elevasi
diatasnya sampai dengan top elevasi.
Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan
dengan adukan.
Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan
adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan
tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
8. Pengendalian Tanaman
Tahapan pelaksanaan :
FINISHING
Pekerjaan Finishing berupa pemeliharaan hasil pekerjaan akan dilakukan selama waktu
pelaksanaan dan selama masa waktu pemeliharaan sesuai yang telah ditentukan dalam
Kontrak atau SPMK. Apabila terjadi kerusakan pada masa pelaksanaan dan masa
pemeliharaan karena satu dan lain hal maka dengan secepatnya dilakukan perbaikan, baik
dibongkar dan diganti baru dengan metoda kerja tertentu yang disetujui Direksi
Melakukan pembersihan lokasi dan mengembalikan semua utilitas yang rusak ataupun yang
dipindahkan selama pelaksanaan proyek pada situasi semula.
25 | P a g e
Bandung, 28 Nopember 2016
GUNAKARYA-TUNAS-KURNIA, KSO
26 | P a g e