Anda di halaman 1dari 26

METODE PELAKSANAAN

PPK : 06 (Tanjung Dolok, Cs)


No. Paket Kontrak : -
Nama Paket : Preservasi dan Pelebaran Jalan Tele - Pangururan - Nainggolan - Onan
Runggu (MYC)
Nama Penyedia : GUNAKARYA - TUNAS - KURNIA, KSO

DIVISI 1. UMUM

A. PEKERJAAN MOBILISASI

1. UMUM
1) Pembuatan Job Mix Design
Sebelum pekerjaan utama dilaksanakan terlebih dahulu dilaksanakan pengambilan sampel bahan
dari quary yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan dengan lokasi tersebut, diantanya:
batu, pasir dan bahan Timbunan Pilihan selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diuji untuk
mendapatkan Job Mix Design sebagai acuan pembuatan Job Mix Formula (JMF) yang akan
dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan proyek.

2) Kantor Lapangan dan Fasilitasnya


Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp, pembuatan Kantor Lapangan dan fasilitasnya
dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan yang diperlukan sesuai
dengan tahapan pelaksaan pekerjaan.

3)  Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu Lintas


Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas transportasi dilakukan
dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai disetiap kegiatan lapangan. Bila
diperlukan dapat ditempatkan petugas pemberi isyarat yang bertugas mengatur arus lalu lintas
pada saat pelaksanaan.

4)  Rekayasa Lapangan
Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan untuk menentukan
kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada dilokasi pekerjaan, sehingga
dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang terhadap rancangan kerja yang  telah
diberikan sytem dan tatacara survey dikordinasikan dengan direksi teknis.

5)  Material dan Penyimpanan


Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus menemui spesifikasi dan standard yang
berlaku, baik ukuran, type maupun ketentuan lainnya sesuai petunjuk Direksi Teknis. Semua
material yang akan digunakan diambil dari Quary yang berada di lokasi setempat.

2.  PELAKSANAAN MOBILISASI
o Pekerjaan ini meliputi pekerjaan mendatangkan peralatan yang dibutuhkan hingga
lokasi pekerjaan dan mengembalikannya setelah seluruh pekerjaan selesai.
o Selain itu juga mendatangkan personil sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan
Direksi Pekerjaan agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana
yang telah disepakati.

1|Page
o Menyiapkan lokasi base camp dengan luas area yang mencukupi untuk penempatan
unit AMP dan peralatan lainnya.
o Menentukan lokasi pengiriman peralatan yang disesuaikan dengan skema pelaksanaan
pekerjaan.
o Setelah mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan / konsultan pengawas maka kami
akan melaksanakan mobilisasi peralatan serta tenaga kerja yang akan digunakan selama
dalam pelaksanaan proyek.

LOKASI QUARRY DAN LOKASI BASE CAMP :


- Desa Simbolon Purba Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir
- Jarak rata-rata ke lokasi pekerjaan 24.5 KM

QUARYY/ STONE CRUSHER


BASE CAMP, AMP

Desa Simbolon Purba


Kec. Palipi
PANGURURAN Kab. Samosir NAINGGOLAN ONAN RUNGGU

22.00 km 7.00 km
18.00 km 29.00 km
22.00km

SP. TELE

B. MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


Traffic manajemen bertujuan mengurangi gangguan efek pekerjaan konstruksi terhadap
lalu lintas ketingkat seminimal mungkin. Pengaturan lalu-lintas ini bertujuan untuk tetap
memberi kan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan selama proyek berlangsung,
sehingga sebelum dilaksanakan di lapangan, rencana pelaksanaan pengaturan lalu lintas ini
akan dikonfirmasikan terlebih dahulu dengan pihak yang berwenang.
Pekerjaan ini adalah kegiatan perencanaan, dan pengaturan lalu lintas yang bertujuan untuk
keamanan dan keselamatan baik bagi tenaga kerja proyek serta untuk pengguna lalu lintas
umum/publik. Kegiatan traffic manajemen ini antara lain berupa pemasangan spanduk,
pemasangan rambu lalu lintas dan mcb, pengaturan oleh flagman dengan dibantu oleh
pihak-pihak yang terkait.Penempatan personil pengatur lalu lintas(flagman) untuk mengatur
lalu lintas baik di siang maupun malam haridengan perlengkapan alat pengaman
diri(APD).Koordinasi dengan pihak yang terkaitseperti Dinas Perhubungan dan Polis Lalu
Lintas juga diperlukan untuk memperlancar kondisi lalu lintas.

2|Page
C. PENGAMANAN LINGKUNGAN HIDUP

Proyek yang dilaksanakan harus melakukan penapisan dan identifikasi potensi dampak serta
menetapkan langkah – langkah penganganan dampak negatif yang tidak dapat dihindarkan
oleh setiap kegiatan, melaksanakan langkah – langkah penanggulangan dampak negatif
tersebut, serta memantau dan mengawasi penanggulangan tersebut dengan melakukan
pengujian – pengujian seperti air, udara, kebisingan dll.
Tujuan pengamanan Lingkungan Hidup dilakukan antara lain :
 Melindungi kesehatan manusia
 Mencegah kerusakan lingkungan ataupun dampak kumulatifnya sebagai akibat adanya
kegiatan proyek.
 Memastikan bahwa design setiap kegiatan menjamin bahwa masyarakat mendapat
manfaat sosial dan ekonomi sesuai dengan budaya pada daerah pekerjaan proyek.
 URUTAN KERJA
o Menyiapkan perlengkapan pengujian lingkungan (air, udara dan kebisingan)
o Membuat rencana kerja pengujian lingkungan sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan
dengan seluruh personil yang terkait
o Pemilihan lokasi pengujian Melaksanakan pengujian

D. SISTEM MANAGEMENT K-3 KONSTRUKSI

Akan menerapkan Sistem management K 3 berdasarkan Surat Edaran Nomor:


66/Se/M/2015 Tentang Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, dan akan menyediakan antara
lain :
1. Penyiapan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K)
2. Sosialisasi dan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
3. Alat pelindung kerja
4. Alat pelindung diri
5. Asuransi dan perijinan
6. Personil K3
7. Fasilitas sarana kesehatan
8. Rambu- rambu dan
9. Lain- lain terkait pengendalian risiko K3
Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian
resiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3
Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui oleh direksi pekerjaan.

3|Page
E. MANAJEMEN MUTU
Program mutu di dalam manajemen mutu mempunyai dua komponen yaitu
- Pengendali Mutu (QC) tanggung jawab Penyedia Jasa
- Jaminan Mutu – tanggung jawab Direksi Pekerjaan menurut Rencana Jaminan Mutu (QA
Plan) Direksi Pekerjaan yang dalam hal ini sebagai Pengguna Jasa.
- URUTAN KERJA
 Penyedia setelah menerima SPMK mengusulkan personil Tenaga Ahli Mutu Pekerjaan
sbg Manajer Kendali Mutu
 Tenaga Ahli dibantu oleh Asisten Kendali Mutu yang berpengalaman dibidangnya dan
tenaga pendukung
 Membuat RMK dan laporan mutu yg disetujui PPK
 Melakukan pengendalian mutu semua pekerjaan dan membuat laporan secara
berkala
-
DIVISI 2. DRAINASE

1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

Pekerjaan Galian untuk selokan drainase dan saluran air dilakukan baik pada sisi kanan dan
kiri jalan sepanjang jalan yang akan dikerjakan.
Tahapan pelaksanaan :
- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana
kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan.
- Melakukan pengukuran dilanjutkan dengan membuat patok-patok batas pelaksanaan dan
dilengkapi dengan data-data elevasi pada setiap profil. Patok – patok tersebut dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat bertahan pada posisi semula selama jangka waktu
pelaksanaan.
- Sebelum melakukan penggalian, kami akan memasang turap penahan pada titik-titik
tertentu yang diperkirakan akan longsor pada saat penggalian.
- Penggalian dilakukan mengikuti kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar yang dibantu dengan patok-patok pada lokasi pekerjaan.
- Setelah pengukuran dan patok-patok batas lokasi disertai data elevasi sudah terpasang
maka penggalian dapat dimulai. Penggalian dilakukan dengan alat berat Excavator
dimuat ke Dump Truck kemudian hasil galian diangkut ke lokasi pembuangan yang
sudah ditentukan sebelumnya atau untuk hasil galian yang memenuhi spek untuk
dijadikan bahan timbunan akan diangkut ke lokasi stockpiles.

4|Page
2. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang, diameter dalam 95 - 105 cm

- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ;


rencana kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan
dan tenaga kerja yang akan dipergunakan.

- Tahapan pelaksanaan :
 Mengajukan bahan gorong - gorong yang akan dipasang yang disertai dengan
data - data spesifikasi teknis sesuai persyaratan.
 Menetukan titik/ lokasi pemasangan Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang,
diameter dalam 95 - 105 cm
 Pasang bowplank kemudian melakukan penggalian & pemotongan permukaan
aspal dengan alat Asphalt Cutter dengan Excavator untuk mencapai elevasi
pemasangan gorong-gorong. Hasil galian dibuang ke lokasi pembuangan dengan
menggunakan Dump Truck.
 Setelah penggalian selanjutnya dilakukan pembersihan dan perataan serta
pemadatan permukaan dasar dengan alat pemadatan Stamper.
 Selanjutnya pemasangan gorong-gorong dilaksanakan dengan cara manual dan
alat bantu pengangkatan dan pemasangan gorong - gorong.
 Berikutnya adalah pengisian nat sambungan gorong-gorong dengan adukan.
 Setelah gorong-gorong terpasang selanjutnya dilakukan penimbunan
kemudian dipadatkan dengan alat Stamper.
 Penimbunan dan pemadatan dilakukan secara lapis per lapis.

3. Saluran berbentuk U Tipe DS 1

Pemasangan Saluran berbentuk U Tipe DS I dapat dimulai setelah seluruh pekerjaan


penggalian untutk mencapai elevasi dasar pemasangan saluran sudah selesai dilaksanakan..

Tahapan Pelaksanaan :

1) Persiapan.
o Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ;
rencana kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan
dan tenaga kerja yang akan dipergunakan.
o Pemasangan bouwplank sesaui dengan hasil pengukuran dan mengikuti dimensi
saluran yang akan dibuat, Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar 
denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian
pondasi.
o Gelar pasir urug sesuai ketebalan dalam gambar kemuidan diratakan dan dipadatkan
dengan alat bantu yang sesuai.

2) Bekisting/Perancah
o Bekisting yang dibuat dapat dari kayu dengan sambungan yang kedap dan
kokoh/kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan.
5|Page
o Untuk permukaan akhir struktur untuk permukaan beton yang terekspos
kayu/bekisting harus diserut dengan tebal yang merata. Seluruh sudut sudut tajam
Acuan harus dibulatkan.
o Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok-balok kecil dan harus yang
kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan. Semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
o Bagian permukaan dalam bekisting diberi selapis minyak yang jenisnya sudah
disetujui, sebelum beton dicorkan.
o Bekisting/Perancah harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar (setelah umur
beton cukup memenuhi kekuatan yang disyaratkan) tanpa merusak beton.

3) Baja Tulangan

o Penyimpanan besi tulangan dilakukan di lokasi penyimpanan yang sudah ditentukan


sebelumnya dengan luasan yang cukup sehingga dapat berfungsi sebagai workshop
yaitu tempat pemotongan, pembengkokan dan perakitan besi tulangan sebelum
ditempatkan di lokasi pengecoran.
o Pengaturan pemasangan Bekisting dan Pembesian akan diatur sedemikian rupa
dengan urutan - urutan pengecoran sehingga tidak terjadi pekerjaan yang saling
tumpang tindih.
o Tulangan dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran,
lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
o Penempatan tulangan dengan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan
o Batang tulangan diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat (kawat beton)
sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran.
o Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada
Gambar.
o Setiap penyambungan dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak
terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan
tegangan tarik minimum.
o Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton
sehingga tidak akan terekspos.

4) Pengecoran
o Setiap penyambungan dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak
terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan
tegangan tarik minimum.
o Setelah pemasangan Bekisting/Perancah sudah selesai dan besi tulangan sudah
terpasang sesuai gambar dan disetujui oleh direksi maka selanjutnya pelaksanaan
penegcoran dapat dimulai.

6|Page
o Mempersiapkan alat pencampur (Concrete Mixer) dan alat pemadat (Concrete
Vibrator) dengan jumlah yang cukup sesuai target volume pengecoran yang
ditargetkan pada hari itu.
o Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
o Pengecoran dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang
telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.

o Pengadukan beton dilakukan dengan Concrete Mixer kemudian dituang kedalam,


kemudian dituang kedalam acuan/bekisting yang sudah disediakan dan selanjutnya
dilakukan pemadatan dengan alat Concrete Vibrator atau dengan cara dirojok dengan
alat bantu yang sesuai.
o Pembongkaran bekisting/perancah dilakukan atas persetujuan direksi yaitu setelah
umur beton cukup.

4. Beton K250 (fc’ 20) untuk struktur drainase beton minor.

Pelaksanaan Beton K250 (fc’ 20) untuk struktur drainase beton minor dapat dimulai setelah
seluruh pekerjaan penggalian untutk mencapai elevasi dasar pemasangan saluran sudah
selesai dilaksanakan serta penimbunan tanah untuk penyesuaian elevasi apabila diperlukan
sudah selesai serta sudah dilakukan pemadatan.

Tahapan Pelaksanaan :

 Persiapan.
o Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ;
rencana kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan
dan tenaga kerja yang akan dipergunakan.
o Pemasangan bouwplank sesaui dengan hasil pengukuran dan mengikuti dimensi
saluran yang akan dibuat, Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar 
denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian
pondasi.
o Cor beton lantai kerja dengan ketebalan sesuai gambar kemudian diratakan dengan
alat bantu yang sesuai.

 Bekisting/Perancah
o Bekisting yang dibuat dapat dari kayu dengan sambungan yang kedap dan
kokoh/kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan.
o Untuk permukaan akhir struktur untuk permukaan beton yang terekspos
kayu/bekisting harus diserut dengan tebal yang merata. Seluruh sudut sudut tajam
Acuan harus dibulatkan.
o Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok-balok kecil dan harus yang
kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan. Semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.

7|Page
o Bagian permukaan dalam bekisting diberi selapis minyak yang jenisnya sudah
disetujui, sebelum beton dicorkan.
o Bekisting/Perancah harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar (setelah umur
beton cukup memenuhi kekuatan yang disyaratkan) tanpa merusak beton.

 Pengecoran
o Setiap penyambungan dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak
terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan
tegangan tarik minimum.
o Setelah pemasangan Bekisting/Perancah sudah selesai dan disetujui oleh direksi maka
selanjutnya pelaksanaan penegcoran dapat dimulai.
o Mempersiapkan alat pencampur (Concrete Mixer) dan alat pemadat (Concrete
Vibrator) dengan jumlah yang cukup sesuai target volume pengecoran yang
ditargetkan pada hari itu.
o Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
o Pengecoran dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang
telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.

o Pengadukan beton dilakukan dengan Concrete Mixer kemudian dituang kedalam,


kemudian dituang kedalam acuan/bekisting yang sudah disediakan dan selanjutnya
dilakukan pemadatan dengan alat Concrete Vibrator atau dengan cara dirojok dengan
alat bantu yang sesuai.
o Pembongkaran bekisting/perancah dilakukan atas persetujuan direksi yaitu setelah
umur beton cukup.

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

1. Galian Biasa
- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana
kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan.
- Tahapan pelaksanaan :
 Melakukan pengukuran dilanjutkan dengan membuat patok-patok batas pelaksanaan
dan dilengkapi dengan data-data elevasi pada setiap profil. Patok – patok tersebut
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat bertahan pada posisi semula selama jangka
waktu pelaksanaan.
 Sebelum melakukan penggalian, kami akan memasang turap penahan pada titik-titik
tertentu yang diperkirakan akan longsor pada saat penggalian.
 Galian biasa dilakukan mengikuti kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar yang dibantu dengan patok-patok pada lokasi pekerjaan.
 Setelah pengukuran dan patok-patok batas lokasi disertai data elevasi sudah terpasang
maka penggalian dapat dimulai.
 Galian biasa dilakukan dengan alat berat Excavator dimuat ke Dump Truck
kemudian hasil galian diangkut ke lokasi pembuangan yang sudah ditentukan

8|Page
sebelumnya atau untuk hasil galian yang memenuhi spek untuk dijadikan bahan
timbunan akan diangkut ke lokasi stockpiles.

2. Galian Batu
- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ;
rencana kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan
dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan.

- Tahapan pelaksanaan :
 Melakukan pengukuran dilanjutkan dengan membuat patok-patok batas
pelaksanaan dan dilengkapi dengan data-data elevasi pada setiap profil. Patok –
patok tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga dapat bertahan pada posisi
semula selama jangka waktu pelaksanaan.
 Sebelum melakukan penggalian batu, kami akan memasang turap penahan pada
titik- titik tertentu yang diperkirakan akan longsor pada saat penggalian.
 Penggalian batu dilakukan mengikuti kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar yang dibantu dengan patok-patok pada lokasi pekerjaan.
 Setelah pengukuran dan patok-patok batas lokasi disertai data elevasi sudah
terpasang maka penggalian dapat dimulai.
 Penggalian batu dilakukan dengan Excavator, Compresor dan Jack Hammer,
dimuat ke dlm Truk dengan Loader, kemudian hasil galian diangkut ke lokasi
pembuangan yang sudah ditentukan sebelumnya.

3. Timbunan Biasa dari galian

Penimbunan dapat dimulai setelah konstruksi yang berhubungan sudah selesai dilaksanakan
diantaranya konstruksi saluran drainase dan turap.
Bahan timbunan dari hasil galian dipilih tanah yang memenuhi spsesifikasi untuk digunakan
sebagai bahan timbunan. Untuk hal ini kami akan melakukan pengujian laboratorium untuk
diajukan kepada direksi / pengawas lapangan.

a) Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan dari sumber galian kelokasi pekerjaan menggunakan dump
truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan Excavator. Pengecekan dan pencatatan
volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material
disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.

b)  Penghamparan Material

Material timbunan diterima dilapangan kemudian dihampar dengan menggunakan motor


grader , dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
 Kondisi cuaca yang memungkinkan

9|Page
 Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal
hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan.

c) Pemadatan
- Segera setelah penghamparan selanjutnya pemadatan dilakukan dengan menggunakan
Vibro Roller, pemadatan dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Pemadatan
dilakukan dengan jumlah lintasan yang cukup untuk mencapai kepadatan timbunan
yang disyaratkan.
- Untuk penyesuaian kadar air tanah dibantu alat water tank untuk membasahi material
timbunan dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.

4. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

Tahapan pelaksanaan :
o Setelah selesai penggalian pada lokasi pelebaran dilakukan pemadatan pada
permukaan tanah dasar.
o Kemudian pelaksanaan timbunan pilihan dapat dimulai dengan tahapan pelaksanaan
sebagai berikut :

a) Pengangkutan Material

Pengangkutan Material Urugan dari sumber galian kelokasi pekerjaan


menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan Wheel
Loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat
penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan
material ditempat lain.

b)  Penghamparan Material

Material timbunan diterima dilapangan kemudian dihampar dengan menggunakan


motor grader , dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
 Kondisi cuaca yang memungkinkan
 Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan
dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan
hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
 Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan.

c) Pemadatan

10 | P a g e
- Segera setelah penghamparan selanjutnya pemadatan dilakukan dengan
menggunakan Vibro Roller, pemadatan dimulai dari bagian tepi ke bagian
tengah. Pemadatan dilakukan dengan jumlah lintasan yang cukup untuk
mencapai kepadatan timbunan yang disyaratkan.
- Untuk penyesuaian kadar air tanah dibantu alat water tank untuk membasahi
material timbunan dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan
Vibro Roller.

5. Penyiapan Badan Jalan


 Penyiapan badan jalan dimulai setelah pelaksanaan timbunan sudah selesai dengan baik.
 Penyiapan badan jalan pada pekerjaan jalan meliputi pekerjaan
pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai degan yang ditunjukkan
gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan termasuk
pekerjaan pemadatan tanah
dasar.

 Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan:


• Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu
pekerjaan seperti semak-semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.
• Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat
maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
• Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory roller
atau menggunakan Baby Roller atau Stamper pada daerah pelebaran yg tidak
terlalu luas atau tidak memungkinkan pengunaan vibratory roller.

DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A

- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana


kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan

- Tahapan pelaksanaan :
 Membuat patok elevasi dan marking centre line di sepanjang lokasi pekerjaan pada
badan jalan. Penentuan elevasi disesuaikan dengan gambar pelaksanaan.
 Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader
 Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller

11 | P a g e
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu

2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana


kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan
- Pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan timbunan pilihan.
- Tahapan pelaksanaan :
 Membuat patok elevasi dan marking centre line di sepanjang lokasi pekerjaan pada
badan jalan. Penentuan elevasi disesuaikan dengan gambar pelaksanaan.
 Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader
 Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR

1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A


- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana
kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan

- Tahapan pelaksanaan :
 Membuat patok elevasi dan marking centre line di sepanjang lokasi pekerjaan pada
badan jalan. Penentuan elevasi disesuaikan dengan gambar pelaksanaan.
 Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader
 Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu

DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

1. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair

12 | P a g e
Pekerjaan Lapis Resap Pengikat dipalikasikan sebagai bahan pengikat antara permukaan
lapisan agregat dengan lapisan aspal baru.

Pekerjaan Lapis Resap pengikat dilaksanakan setelah lapis pondasi agregat kelas A sudah
selesai dikerjakan.

Tahapan Pelaksanaan :
o Sebelum dilakukan pemasangan harus dipastikan bahwa daerah yang akan disemprot kan
dibersihkan terlebih dahulu dari debu – debu.
o Selanjutnya lakukan marking yaitu menandai batas lokasi dengan cat yang akan
dikerjakan kemudian membuat batas - batas pelaksanaan dengan kertas karton.
o Aspal distributor dikalibrasikan terlebih dahulu , seperti sudut nosel, ketinggian dan
kecepatan kendaraan.
o Kemudian lakukan penyemprotan lapis resap pengikat dengan membuat overlapping
pelapisan pertama dengan selanjutnya antara 5 - 10 cm
o Ketinggian batang penyemprot diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan jarak nosel
agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih sebanyak 2-3 kali.penyemprotan
dilakukan secara merata sepanjang jalan. Agar tidak mengganggu pekerjaan.

2. Lapis Perekat - Aspal Cair


Pekerjaan Lapis Perekat sebagai bahan perekat antara permukaan lapisan aspal lama dan
aspal baru.

Tahapan Pelaksanaan :

o Sebelum dilakukan pemasangan harus dipastikan bahwa daerah yang akan disemprot kan
dibersihkan terlebih dahulu dari debu – debu.
o Selanjutnya lakukan marking yaitu menandai batas lokasi dengan cat yang akan
dikerjakan kemudian membuat batas - batas pelaksanaan dengan kertas karton.
o Aspal distributor dikalibrasikan terlebih dahulu , seperti sudut nosel, ketinggian dan
kecepatan kendaraan.
o Kemudian lakukan penyemprotan lapis resap pengikat dengan membuat overlapping
pelapisan pertama dengan selanjutnya antara 5 - 10 cm
o Ketinggian batang penyemprot diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan jarak nosel
agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih sebanyak 2-3 kali.penyemprotan

3. Laston Lapis Aus (AC-WC)

o Persiapan :
- Membuat JMD (Job Mix Design) dan JMF (Job Mix Formula).
- Melaksanakan trial section untuk mendapatkan ketebalan, kepadatan dan campuran
sesuai dengan spesifikasi teknis untuk dapat diterapkan pada waktu pelaksanaan.
- Koordinasi dengan suplier AMP untuk penjadwalan pekerjaan dan volume yang akan
dikirim.

13 | P a g e
o Proses Penghamparan :
 Pembersihan lokasi dengan menggunakan alat compressor pada permukaan aspal
dalam hal ini Laston Lapis Antara (AC-BC).
 Setelah selesai pembersihan selanjutnya dilakukan penyemprotan tackout (lapis
perekat).
 Hotmix diterima di lapangan terlebih dahulu dicek suhu sesuai spesifikasi teknis.
 Penghamparan dilakukan dengan Asphalt Finisher ditambah manual untuk lokasi
yang tidak terjangkau Asphalt Finisher.

o Proses Pemadatan :
Segera setelah penghamparan dilakukan pemadatan sebagai berikut :

 Pemadatan awal dengan alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai
spesifikasi teknik
 Pemadatan kedua menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil
trial
 Pemadatan akhir dengan alat tandem roller untuk menghilangkan alur roda Pneumatic
Tire roller supaya permukaan jalan halus
o Pemadatan dilakukan mulai dari tepi secara berangsur - angsur menuju tengah jalan.
o Roda mesin gilas dibasahi secukupnya selama proses pemadatan

4. Laston Lapis Antara (AC-BC)


o Persiapan :
- Membuat JMD (Job Mix Design) dan JMF (Job Mix Formula).
- Melaksanakan trial section untuk mendapatkan ketebalan, kepadatan dan campuran
sesuai dengan spesifikasi teknis untuk dapat diterapkan pada waktu pelaksanaan.
- Koordinasi dengan suplier AMP untuk penjadwalan pekerjaan dan volume yang akan
dikirim.
o Proses Penghamparan :
 Pembersihan lokasi dengan menggunakan alat compressor pada permukaan lapisan
pondasi Agregat Kelas A.
 Setelah selesai pembersihan selanjutnya dilakukan penyemprotan prime coatt (lapis
resap pengikat).
 Hotmix diterima di lapangan terlebih dahulu dicek suhu sesuai spesifikasi teknis.
 Penghamparan dilakukan dengan Asphalt Finisher ditambah manual untuk lokasi
yang tidak terjangkau Asphalt Finisher.
o Proses Pemadatan :
Segera setelah penghamparan dilakukan pemadatan sebagai berikut :

 Pemadatan awal dengan alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai
spesifikasi teknik
 Pemadatan kedua menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai hasil
trial
 Pemadatan akhir dengan alat tandem roller untuk menghilangkan alur roda Pneumatic
Tire roller supaya permukaan jalan halus

14 | P a g e
o Pemadatan dilakukan mulai dari tepi secara berangsur - angsur menuju tengah jalan.
o Roda mesin gilas dibasahi secukupnya selama proses pemadatan

5. Bahan anti pengelupasan


 Bahan Aditif Anti Pengelupasan Bahan Aditif Anti Pengelupasan yang akan digunakan
untuk campuran aspal panas..
 Bahan anti pengelupasan ditambahkan dalam bentuk cairan di timbangan aspal AMP
dengan mengunakan pompa penakar (dozing pump) sesaat sebelum dilakukan proses
pencampuran basah di pugmil.

DIVISI 7. STRUKTUR

1. Beton mutu sedang fc’= 20 MPa

Tahapan Pelaksanaan :
1) Bekisting/Perancah

o Bekisting yang dibuat dapat dari kayu dengan sambungan yang kedap dan
kokoh/kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan.
o Untuk permukaan akhir struktur untuk permukaan beton yang terekspos
kayu/bekisting harus diserut dengan tebal yang merata. Seluruh sudut sudut tajam
Acuan harus dibulatkan.
o Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok-balok kecil dan harus yang
kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan. Semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
o Bagian permukaan dalam bekisting diberi selapis minyak yang jenisnya sudah
disetujui, sebelum beton dicorkan.
o Bekisting/Perancah harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar (setelah umur
beton cukup memenuhi kekuatan yang disyaratkan) tanpa merusak beton.

2) Pengecoran
o Setiap penyambungan dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak
terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan
tegangan tarik minimum.
o Setelah pemasangan Bekisting/Perancah sudah selesai dan besi tulangan sudah
terpasang sesuai gambar dan disetujui oleh direksi maka selanjutnya pelaksanaan
penegcoran dapat dimulai.
o Mempersiapkan alat pencampur (Concrete Mixer) dan alat pemadat (Concrete
Vibrator) dengan jumlah yang cukup sesuai target volume pengecoran yang
ditargetkan pada hari itu.
o Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.

15 | P a g e
o Pengecoran dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang
telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.

o Pengadukan beton dilakukan dengan Concrete Mixer kemudian dituang kedalam,


kemudian dituang kedalam acuan/bekisting yang sudah disediakan dan selanjutnya
dilakukan pemadatan dengan alat Concrete Vibrator.
o Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus
terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan
telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini,
bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan
campuran yang sesuai dengan betonnya

3) Pemadatan/Penggetaran

o Beton dipadatkan dengan penggetar mekanis (Concrete Vibrator) dari dalam atau dari
luar disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk
memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.

4) Pembongkaran Bekisting
o Pembongkaran bekisting/perancah dilakukan atas persetujuan direksi dengan
memperhitungkan waktu yang cukup untuk pengerasan beton.
Pembukaan bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
kerusakan pada beton. Bekisting tidak boleh dibuka sebelum beton mencapai
kekuatan yang cukup untuk menahan tegangan-tegangan yang timbul akibat
pembukaan dan jika diperlukan Kontraktor harus membuktikannya sehingga
dianggap memuaskan oleh Direksi Pekerjaan.

2. Beton mutu rendah fc’= 10 Mpa

1) ACUAN

o Melaksanakan pembersihan lokasi.


o Melaksanakan pengukuran dan membuat patok - patok hasil pengukuran.
o Membuat acuan sesuai elevasi dari hasil pengukuran dan sesuai dengan yang
ditentukan dalam gambar rencana

2) Pengecoran
o Beton dicor pada lokasi yang sudah disiapkan.
o Mempersiapkan alat pencampur (Concrete Mixer) dengan jumlah yang cukup
sesuai target volume pengecoran yang ditargetkan pada hari itu.
o Perataan dan pemadatan dilakukan dengan peralatan bantu yang sesuai atau atas
persetujuan direksi pekerjaan/ konsultan pengawas.

16 | P a g e
3. Baja Tulangan U 24 Polos

o Penyimpanan besi tulangan dilakukan di lokasi penyimpanan yang sudah ditentukan


sebelumnya dengan luasan yang cukup sehingga dapat berfungsi sebagai workshop
yaitu tempat pemotongan, pembengkokan dan perakitan besi tulangan sebelum
ditempatkan di lokasi pengecoran.
o Pengaturan pemasangan Bekisting dan Pembesian akan diatur sedemikian rupa
dengan urutan - urutan pengecoran sehingga tidak terjadi pekerjaan yang saling
tumpang tindih.
o Tulangan dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan kotoran,
lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat
mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
o Penempatan tulangan dengan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebutuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan
o Batang tulangan diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat (kawat beton)
sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran.
o Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan pada
Gambar.
o Setiap penyambungan dibuat sedemikian hingga penyambungan setiap batang tidak
terjadi pada penampang beton yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan
tegangan tarik minimum.
o Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton
sehingga tidak akan terekspos.

4. Pasangan Batu

- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana


kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan.
- Pekerjaan pasangan batu dapat dimulai setelah pekerjaan Galian sudah selesai artinya
kedalaman galian sudah mencapai elevasi yang ditentukan sesuai dengan gambar
rencana.

- Tahapan pelaksanaan :
 Pasang bowplank yang mengikuti elevasi dan dimensi pasangan batu yang akan
dilaksanakan.
 Siapkan alat pengaduk yaitu Concrete Mixer serta dolag untuk alat ukur material
sesuai komposisi capuran adukan yang disyaratkan.
 Setelah pemasangan bowplank maka pekerjaan pasangan batu dengan mortar dapat
dimulai dengan memasang landasan dari adukan semen tebal 3 cm. Landasan adukan
ini dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan
tertanam pada adukan sebelum mengeras.
 Kemudian batu ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan
yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng.

17 | P a g e
 Pemasangan batu dimulai dari dasar menuju ke atas. Pemasangan pertama adalah
pemasangan pondasi, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan pada elevasi
diatasnya sampai dengan top elevasi.
 Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan
dengan adukan.
 Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan
adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan
tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.

DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A utk Pekerjaan Minor

- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana


kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan
- Pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold
Milling Machine sudah selesai dikerjakan.
- Tahapan pelaksanaan :
 Membuat patok elevasi dan patok batas pelaksanaan sepanjang lokasi pekerjaan.
Penentuan elevasi disesuaikan dengan gambar pelaksanaan.
 Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader
 Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller atau dengan alat Pedestrian Roller.
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu

2. Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor

- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana


kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan
- Pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A utk Pekerjaan
Minor atau setelah pekerjaan Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine.
Hal ini disesuaikan dengan gambar kerja.

- Tahapan pelaksanaan :

o Persiapan :
- Membuat JMD (Job Mix Design) dan JMF (Job Mix Formula).
- Koordinasi dengan suplier AMP untuk penjadwalan pekerjaan dan volume yang
akan dikirim.

18 | P a g e
o Proses Penghamparan :
 Pembersihan lokasi dengan menggunakan alat compressor
 Hotmix diterima di lapangan terlebih dahulu dicek suhu sesuai spesifikasi teknis.
 Penghamparan dilakukan dengan cara manual dan alat bantu.
o Proses Pemadatan :
 Pemadatan dilakukan dengan alat Tandem Roller atau dengan Pedestrian Roller
atau Stamper.
 Pemadatan dilakukan mulai dari tepi secara berangsur - angsur menuju tengah
jalan.

3. Marka Jalan Termoplastik


- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana
kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan
- Tahapan Pelaksanaan :
- Bidang permukaan jalan yang akan di cat dibersihkan dari debu, kotoran, minyak dan
sebagainya.
- Marking permukaan yang akan dicat yaitu ditandai sebelumnya dengan dimensi
luasan pengecatan.
- Kemudian pembersihan permukaan jalan yang akan dikerjakan dengan alat Conpresor
dan alat bantu lainnya.
- Pasang mal triplek atau mal dari bahan lainnya yang sesuai mengikuti marking yang
sudah dibuat sebelumnya.
- Semprotkan cat diatas mal yang diletakan diatas permukaan jalan dengan suhu sesuai
ketentuan dalam spesifikasi teknis.
- Glass bead diteburkan segera setelah proses penyemprotan selesai dilakukan.
- Perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat bantu.

4. Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade

Tahapan Pelaksanaan :
- Mengajukan bahan rambu jalan yang akan digunakan disertai data teknis sesuai dengan
yang ditentukan.
- Menentukan titik - titik pemasangan untuk mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan/
konsultan pengawas
- Setelah mendapat persetujuan maka pelaksanaan rambu jalan dengan Permukaan
Pemantul Engineer Grade dapat dikerjakan.
- Perakitan, pemasangan plat dan pipa untuk rambu dilakukan di base camp, selanjutnya
proses pengecoran kaki rambu pada posisi yang disyaratkan dilakukan pada lokasi
pekerjaan.
- Perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat bantu

5. Patok Pengarah

19 | P a g e
- Mengajukan bahan Patok Pengarah yang akan digunakan disertai data teknis sesuai
dengan yang ditentukan.
- Menentukan titik - titik pemasangan untuk mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan/
konsultan pengawas.
- Areal patok pengarah digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman
patok.
- Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan
dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar
patok dapat berdiri dengan benar.
- Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
- Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

6. Patok Kilometer

- Mengajukan bahan Patok Kilometer yang akan digunakan disertai data teknis sesuai
dengan yang ditentukan.
- Menentukan titik - titik pemasangan untuk mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan/
konsultan pengawas.
- Areal patok pengarah digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman
patok.
- Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya dilakukan
dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah agar
patok dapat berdiri dengan benar.
- Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
- Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

7. Rel Pengaman

- Mengajukan bahan Rel Pengaman yang akan digunakan disertai data teknis sesuai
dengan yang ditentukan.
- Menentukan titik - titik pemasangan untuk mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan/
konsultan pengawas.
- Areal Rel Pengaman digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman
pemasangan rel.
- Rel pengaman yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya
dilakukan dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah
agar patok dapat berdiri dengan benar.
- Pengecatan rel dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
- Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

8. Unit Lampu Penerangan Jalan Lengan Tunggal, Tipe LED

Tahapan Pelaksanaan :

20 | P a g e
- Mengajukan bahan Unit Lampu Penerangan Jalan Lengan Tunggal, Tipe LED disertai
data teknis sesuai dengan yang ditentukan.
- Menentukan titik - titik pemasangan untuk mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan/
konsultan pengawas
- Setelah mendapat persetujuan maka pelaksanaan Unit Lampu Penerangan Jalan Lengan
Tunggal, Tipe LED dapat dikerjakan.
- Perakitan, pemasangan dilakukan di base camp, selanjutnya proses pengecoran kaki
rambu pada posisi yang disyaratkan dilakukan pada lokasi pekerjaan.
- Perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat bantu

DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN


1. Mandor
2. Pekerja Biasa
3. Dump Truck, kapasitas 3 - 4 m³
4. Loader Roda Karet 1.0 - 1.6 M3
5. Alat Penggali (Excavator) 80 - 140 PK

o Tahapan :
- Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan yang
semula tidak diperkirakan atau tidak disediakan dalam Daftar Kuantitas dari Divisi-1
sampai Divisi-8 tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk penyelesaian
Pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Operasi-operasi yang dilaksanakan menurut
Pekerjaan Harian dapat terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana yang
ditunjukkan atau diperintahkan oleh Direksi.
- Pekerjaan, dan dapat mencakup pekerjaan tambahan dari drainase, pemasangan pipa,
Pembersian setelah galian dilakukan dengan alat excavator, pengujian, pengembalian
(restitution) perkerasan lama ke bentuk semula, pelapisan ulang, struktur atau
pekerjaan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN

1. Galian Tanah untuk saluran air dan lereng

o Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana


kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan.
o Tahapan pelaksanaan :
 Melakukan pengukuran pada lokasi fungsional sesuai ketentuan yang berlaku.
 Penggalian dilakukan dengan alat berat Excavator atau dengan cara manual
diseuaikan dengan kondisi lapangan. Hasil galian dimuat ke Dump Truck kemudian
diangkut ke lokasi pembuangan yang sudah ditentukan sebelumnya

21 | P a g e
2. Timbunan Pilhan untuk Lereng Tepi saluran

o Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana


kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan.

o Tahapan pelaksanaan :
 Melakukan pengukuran pada lokasi fungsional sesuai ketentuan yang berlaku.
 Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan dari sumber galian kelokasi pekerjaan menggunakan
dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan Wheel Loader.
Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar
tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.

  Penghamparan Material
- Penghamparan dilakukan pada saat kondisi cuaca yang memungkinkan atau
pada saat cuaca tidak hujan.
- Penghamparan material dilakukan dengan cara manual dan alat bantu yang
sesuai.
- Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi.
 Pemadatan
- Pemadatan dilakukan dengan menggunakan dengan Stamper dan alat bantu
yang sesuai.
- Pemadatan dilakukan dengan jumlah lintasan yang cukup untuk mencapai
kepadatan timbunan yang disyaratkan.

3. Pasangan Batu dengan Mortar

- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana


kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan.
- Pekerjaan pasangan batu dengan mortar dapat dimulai setelah pekerjaan sudah selesai
artinya kedalaman galian sudah mencapai elevasi yang ditentukan sesuai dengan gambar
rencana.
- Tahapan pelaksanaan :
 Pasang bowplank yang mengikuti elevasi dan dimensi pasangan batu yang akan
dilaksanakan.
 Siapkan alat pengaduk yaitu Concrete Mixer serta dolag untuk alat ukur material
sesuai komposisi capuran adukan yang disyaratkan.
 Setelah pemasangan bowplank maka pekerjaan pasangan batu dengan mortar dapat
dimulai dengan memasang landasan dari adukan semen tebal 3 cm. Landasan adukan
ini dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan
tertanam pada adukan sebelum mengeras.

22 | P a g e
 Kemudian batu ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan
yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng.
 Pemasangan batu dimulai dari dasar menuju ke atas. Pemasangan pertama adalah
pemasangan pondasi, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan pada elevasi
diatasnya sampai dengan top elevasi.
 Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan
dengan adukan.
 Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan
adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan
tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.

4. Lapis Pondasi Agregat Kelas A


- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana
kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan

- Tahapan pelaksanaan :
 Membuat patok elevasi dan marking centre line di sepanjang lokasi pekerjaan.
Penentuan elevasi disesuaikan dengan gambar pelaksanaan.
 Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader atau dengan cara manual sesuai dengan kondisi lapangan.
 Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller atau dengan Stamper disesuaikan dengan kondisi lapangan.
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu

5. Lapis Pondasi Agregat Kelas S

- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana


kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan

- Tahapan pelaksanaan :
 Membuat patok elevasi dan marking centre line di sepanjang lokasi pekerjaan.
Penentuan elevasi disesuaikan dengan gambar pelaksanaan.
 Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp
Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader atau dengan cara manual sesuai dengan kondisi lapangan.
 Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller atau dengan Stamper disesuaikan dengan kondisi lapangan.
 Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu

23 | P a g e
6. Campuran Aspal Panas

o Persiapan :
- Membuat JMD (Job Mix Design) dan JMF (Job Mix Formula).
- Koordinasi dengan suplier AMP untuk penjadwalan pekerjaan dan volume yang akan
dikirim.
o Proses Penghamparan :
 Melakukan identifikasi pada permukaan aspal yang mengalami kerusakan seperti
lobang dan kerusakan yang ditandai dengan cat (marking).
 Kemudian penggalian / pembongkaran dengan Asphalt Cutter dan Jack Hammer
dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain - lain.
 Pemotongan dengan menggunakan Asphalt Cutter kemudian pembongkaran
dilakukan dengan Jack Hammer.
 Sisa hasil galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor. Selanjutnya
bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
 Selanjutnya dilakukan pemadatan permukaan dengan Vibro Roller, atau Baby Roller
atau Stamper sesuai kondisi lapangan.
 Pembersihan lokasi dengan menggunakan alat compressor.
 Hotmix diterima di lapangan terlebih dahulu dicek suhu sesuai spesifikasi teknis.
 Penghamparan dilakukan dengan cara manual dibantu dengan alat bantu yang sesuai.

o Proses Pemadatan :
Segera setelah penghamparan dilakukan pemadatan sebagai berikut :

 Pemadatan dilakukan dengan alat pemadatan Tandem Roller atau Pedestrian Roller
dengan jumlah lintasan yang diperlukan untuk mencapai kepadatan yang disyaratkan.
 Pemadatan dilakukan mulai dari tepi secara berangsur - angsur menuju tengah jalan.
 Perapihan dilakukan selama pelaksanaan pemadatan.

7. Pasangan Batu

- Mengajukan pemberitahuan akan dilaksanakan pekerjaan dengan menyertakan ; rencana


kerja, gambar kerja, draf alur rencana mutu, kelengkapan K3, daftar peralatan dan tenaga
kerja yang akan dipergunakan.
- Pekerjaan pasangan batu dengan mortar dapat dimulai setelah pekerjaan Galian sudah
selesai artinya kedalaman galian sudah mencapai elevasi yang ditentukan sesuai dengan
gambar rencana.
- Tahapan pelaksanaan :
 Pasang bowplank yang mengikuti elevasi dan dimensi pasangan batu yang akan
dilaksanakan.
 Siapkan alat pengaduk yaitu Concrete Mixer serta dolag untuk alat ukur material
sesuai komposisi capuran adukan yang disyaratkan.

24 | P a g e
 Setelah pemasangan bowplank maka pekerjaan pasangan batu dengan mortar dapat
dimulai dengan memasang landasan dari adukan semen tebal 3 cm. Landasan adukan
ini dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan
tertanam pada adukan sebelum mengeras.
 Kemudian batu ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sehingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan
yang diperlukan dimana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap lereng.
 Pemasangan batu dimulai dari dasar menuju ke atas. Pemasangan pertama adalah
pemasangan pondasi, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan pada elevasi
diatasnya sampai dengan top elevasi.
 Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan
dengan adukan.
 Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya harus disi adukan dan
adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama rata dengan permukaan lapisan
tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.

8. Pengendalian Tanaman

Tahapan pelaksanaan :

- Tanaman/rumput yang tumbuh dan mengganggu di bersihkan dan dibuang ke lokasi


pembuangan.
- Pembersihan / pemotongan tanaman dengan Mesin Potong Rumput kemudian hasil
pemotongan dibuang keluar lokasi pekerjaan.
- Penanaman dilaksanakan jika diperlukan

FINISHING

Pekerjaan Finishing berupa pemeliharaan hasil pekerjaan akan dilakukan selama waktu
pelaksanaan dan selama masa waktu pemeliharaan sesuai yang telah ditentukan dalam
Kontrak atau SPMK. Apabila terjadi kerusakan pada masa pelaksanaan dan masa
pemeliharaan karena satu dan lain hal maka dengan secepatnya dilakukan perbaikan, baik
dibongkar dan diganti baru dengan metoda kerja tertentu yang disetujui Direksi

Melakukan pembersihan lokasi dan mengembalikan semua utilitas yang rusak ataupun yang
dipindahkan selama pelaksanaan proyek pada situasi semula.

25 | P a g e
Bandung, 28 Nopember 2016
GUNAKARYA-TUNAS-KURNIA, KSO

KALMON LEONARDO SITINJAK, ST.


KUASA KSO

26 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai