DRAINASE
SISTEM PENGELOLAAN AIR DAERAH IRIGASI
KOTA BENGKULU
Oleh :
Trio candra. trio.candra94@gmail.com.
Bengkulu merupakan ibu kota Provinsi Bengkulu terletak di pesisir barat Pulau
Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia dan secara geografis berada
diantara 3045 - 3059 Lintang Selatan dan 10214 - 10222 Bujur Timur dengan luas wilayah
539,3 km2 terdiri dari luas daratan 151,7 km2 dan luas laut 387,6 km2. Posisi Kota Bengkulu
menyebabkan daerah ini mempunyai lingkungan pantai yang berhadapan dengan gelombang
kuat dan dapat menimbulkan erosi alami pantai atau abrasi pantai.
Secara topografi, bentuk permukaan wilayah Kota Bengkulu relatif datar, sebagian
besar wilayah berada pada kemiringan/kelerengan 015% yaitu seluas 14.224 Ha (98,42%)
dan hanya sebagian kecil l,58% yakni seluas 228 Ha dari wilayah Kota Bengkulu yang
memiliki kelerengan l5-4O%. Wilayah yang relatif datar terutama di wilayah pantai dengan
kemiringan berkisar antara 0-10 meter di atas permukaan laut, sedangkan di bagian Timur
memiliki ketinggian berkisar 25-50 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan klasifikasi iklim Kota Bengkulu tergolong tipe iklim A (Tropis Basah)
dimana udaranya relatif panas dengan suhu udara maksimum rata-rata setiap bulannya
berkisar antara 29C - 31C dan suhu minimum berkisar antara 23C dengan kelembaban
udara berkisar antara 81% 9l% serta kisaran kecepatan angin maksimum berada pada 14
19 knot.
Nama Instansi
b.
Alamat Instansi
Struktur Organisasi
Dari struktur organisasi yang kami peroleh, Dinas Pekerjaan Umum Kota Bengkulu
dipimpin oleh seorang kepada dinas.
fungsional dan sekretariat. Ada empat bidang dalam struktur organisasi Dinas PU kota
Bengkulu ini yaitu Bidang Cipta Karya, Bidang Bina Marga, Bidang Sumber Daya Air dan
Bidang Pembinaan Jasa Konstruksi, Pengendalian Dan Peralatan. Dari bidang-bidang yang
ada, bidang yang mengatur tenang irigasi adalah bidang tiga yaitu bidang Sumber Daya Air,
dimana bidang ini dibagi lagi menjadi beberapa sub bagian yang mencakup seksi irigasi dan
rawa, seksi sungai dan pantai serta seksi pemeliharaan irigasi, rawa, sungai dan peralatan.
d. Luas Areal Irigasi
Luas daerah irigasi yang terdaftar di dinas PU kota Bengkulu adalah 730 ha, hanya saja
yang hanya 501 ha yang memanfaatkan aliran air irigasi. Hal ini karena sebagian besar
lahan yang beralih fungsi menjadi bangunan perumahan.
e.
4. Sido Mulyo air Napal yang digunakan untuk mengairi lahan seluas 25 ha.
f.
Sistem Irigasi
Sistem irigasi yang digunakan oleh dinas PU kota Bengkulu sama seperti sistem irigasi
pada umunya yaitu menggunakan sistem irigasi permukaan, artinya air dialirkan ke lahan
melalui permukaan. Teknik pemberian irigasi yaitu menggunakan beberapa saluran yang
terdiri dari saluran induk atau saluran primer, saluran sekunder dan saluran tersier. Saluran
induk atau primer yang dimaksud adalah empat titik sumber air yang telah dijelaskan diatas.
Saluran primer dan saluran sekunder merupakan saluran permanen dan jalannya kedua
saluran ini diatur oleh pihak PU kota Bengkulu, sedangkan saluran tersier merupakan saluran
yang tidak permanen dan jalannya diatur oleh petani.
Sistem pengairan yang digunakan adalah sistem buka tutup. Mekanisme pengairan
dimulai ketika pihak KP2A (Kelompok Petani Pengguna Air) memberikan laporan kebutuhan
air kepada pihak PU. Setelah mendapatkan laporan tersebut, pihak PU akan merespon dengan
membuka saluran primer atau induk dan saluran sekunder yang mencakup daerah yang telah
dilaporkan. Perlu diketahui disetiap titik saluran primer dan sekunder terdapat seorang
penjaga yang bertugas untuk membuka saluran. Ketika saluran primer dan sekunder telah
dibuka, maka air akan megalir ke saluran tersier sehingga petani hanya membuka saluran
tersier yang mengarah pada lahan mereka. Dan ketika kebutuhan air pada lahan tesebut dirasa
telah cukup untuk memnuhi kebutuhan air, maka petani akan menutup saluran tersier mereka.
Pada akhirnya ketika semua lahan telah diairi sesuai kebutuhan, maka akan ada pihak KP2A
yang akan melapor kembali pada pihak PU dan pihak PU khususnya petugas penjaga saluran
primer dan sekunder untuk menutup saluran primer dan saluran sekunder. Dengan begitu
proses pengairan selesai dilaksanakan.
sering sekali mengalami kesulitan dalam memperoleh air, ditambah dengan adanya kenakalan
petani, dalam arti ada beberapa petani yang tidak bertanggung jawab yang terkadang tidak
menutup saluran tersier sehingga ada beberapa petani lain yang berada di hilir tidak
memperoleh air dengan porsi yang seharusnya.