Bab Ii-K3
Bab Ii-K3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Manajemen
Manajemen adalah pelaksanaan sesuatu dengan menggunakan orang lain
tersebut
Organizing: mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan
kearah tujuan
Controlling:
mengukur
pelaksanaan
dengan
tujuan-tujuan,
10
11
mewujudkan
12
13
yang
setinggi-tingginya,
baik
fisik,
mental
maupun
14
2.4.
dilengkapi pengaman.
Peralatan Kerja yang tidak ergonomis
Tidak tersedianya APD (Alat Pelindung Diri)
Ventilasi tidak ada / kurang memenuhi syarat
Bahan baku yang berbahaya, dll
15
komunikasi, dll.
Tingkat keserasian tenaga kerja terhadap proses pekerjaannya.
Dalam hal ini terhadap hubungan tidak keserasian antara tenaga
kerja dengan keadaan lingkungan kerja, seperti panas, bising, dll
(tidak menggunakan APD karena tidak nyaman).
16
pertama karena tindakan tidak aman yang dilakukan oleh pekerja dan yang kedua
disebabkan oleh kondisi tidak aman (kondisi tempat kerja) (Gambar 2.1). Reason
(1997) menyatakan bahwa penyebab timbulnya tindakan tidak aman dan kondisi
tidak aman adalah faktor organisasi. namun faktor organisasi tidak dapat langsung
diamati di lapangan.
Faktor tempat kerja meliputi hal-hal yang berhubungan dengan proyek
konstruksi secara langsung, seperti ketersediaan alat pelindung diri, rambu K3,
kondisi peralatan kerja, dan lain sebagainya. Faktor tempat kerja dapat mendorong
munculnya kesalahan dan pelanggaran oleh pihak pekerja. Kesalahan dan
pelanggaran tersebut berupa tindakan tidak aman dari pekerja, seperti melanggar
peraturan dan prosedur keselamatan kerja, dan salah satu hasil dari tindakan tidak
aman adalah munculnya kecelakaan kerja pada pihak pekerja.
17
18
fungsi
manajemen
K3
atau
Panitia
Pembina
19
sama,
yaitu
membentuk
sistem
manajemen
K3
untuk
20
21
22
kinerja
proaktif
dan
pengukuran
kinerja
reaktif.
2.7.
23
2.7.1
Pengontrolan (Control)
Dalam hal ini pengukuran kinerja K3 berfungsi untuk mengontrol
pencapaian tujuan pelaksanaan program K3. Jika kinerja K3 baik
(jumlah kecelakaan yang terjadi minimum karena usaha pencegahan
yang maksimum) maka tujuan pelaksanaan program K3 tercapai.
Pengontrolan
merupakan
faktor
yang
penting
dalam
proyek
terhadap
semua
aktivitas
kontraktor
sebelum
Penilaian (Self-Assessment)
Pengukuran kinerja K3 berfungsi juga untuk penilaian program K3
yang
dilakukan
kontraktor. Seberapa
menjalankan program.
baik
kontraktor
dalam
24
kinerja
mengidentifikasi
tren
dari
proses
dalam
25
26
27
1. Mengidentifikasi proses
2. Menetapkan dasar pengukuran untuk setiap proses
3. Menentukan sasaran untuk setiap pengukuran
4. Memberikan tanggung jawab untuk mengumpulkan dan menganalisa data
5. Membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang diharapkan
6. Merencanakan tindakan perbaikan
7. Mengevaluasi proses pengukuran
Pelaksanaan program K3 yang dilakukan manajemen perlu diukur untuk
mengetahui efektifitas program tersebut. Pengukuran tersebut dapat dilakukan
dengan cara melakukan inspeksi langsung ke tempat kerja dan melakukan internal
audit terhadap pelaksanaan sistem manajemen K3 (Ng Tony, 2004).
Inspeksi merupakan cara yang dapat dilakukan manajemen untuk melihat
dan memantau secara langsung penerapan semua program K3 di tempat kerja.
Manajemen perlu menetapkan dan memelihara prosedur inspeksi tersebut agar
hasilnya dapat dimanfaatkan oleh manajemen. Melalui inspeksi, dapat dilihat
secara langsung area atau bagian yang membutuhkan perhatian khusus dari
manajemen untuk kemudian mengambil tindakan perbaikan yang dibutuhkan
kemudian hari. Selain itu, inspeksi juga merupakan salah satu cara untuk
mempengaruhi persepsi pekerja mengenai komitmen manajemen terhadap K3
(Grimaldi dan Simonds, 1975).
Internal audit sistem manajemen K3 harus dilakukan secara berkala untuk
mengetahui keefektifan penerapan sistem manajemen K3 (Peraturan Menteri No.
PER-05/MEN/1996 tentang sistem manajemen K3). Internal audit merupakan
28
29
tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition).
Setiap organisasi K3 di negara yang berbeda memiliki indikator-indikator yang
berbeda, tetapi dengan dasar yang sama yaitu untuk pencegahan tindakan tidak
aman dan kondisi tidak aman.
Indikator pengukuran kinerja proaktif untuk penyediaan tempat kerja yang
aman oleh Health and Safety Executives United Kingdom (HSE UK) dibagi dalam
18 kelompok pengukuran (Tabel 2.1). K.e-18 ketompok pengukuran tersebut
memiliki nilai pengukuran tersendiri. Nilai pengukuran ini yang dijadikan patokan
pengukuran di lapangan untuk kinerja tindakan proaktif penyediaan tempat kerja
yang aman. Indikator pengukuran kinerja proaktif untuk penyediaan tempat kerja
yang aman oleh Occupational Health and Safety Australia (OHS AUS) dibagi
dalam enam indikator utama (Tabel 2.2) dengan masing-masing kelompok
pendukung untuk masing-masing indikator, dan di setiap kelompok pendukung
tersebut terdapat nilai pengukuran yang dijadikan patokan pengukuran di
lapangan untuk kinerja tindakan proaktif penyediaan tempat kerja yang aman.
Indikator pengukuran kinerja proaktif untuk penyediaan tempat kerja yang aman
oleh Occupational Safety and Health Admistration (OSHA USA) dibagi dalam 23
kelompok pengukuran (Tabel 2.3). Dalam setiap kelompok pengukuran OSHA
terdapat poin-poin pengukuran yang dijadikan patokan pengukuran di lapangan
untuk kinerja tindakan proaktif penyediaan tempat kerja yang aman.
30
Indikator
Public protection and information
Fall prevention /protection
Safe access
Scaffolds
Ladders and step ladders
Powered access equipment, including MEWPs
Cranes and lifting appliances
Plant and equipment
Hoist
Site traffic and vehicles
Excavations
Fire and other emergencies
Electricity
Hazardous substances
Manual handling
Welfare
Noise
Personal protective equipment
Indikator
Chemicals
Electrical
Emergency procedures
31
Indikator
Signs, notices, and notifications
Overhead protection
Hoisting equipment
Walkways and ramps
Ladders
Excavations and trenches
Fire protections
Openings - walls, floors, roofs
Scaffolds
Stairs and landings
Material handling
Housekeeping
Lighting and temporary wiring
Grounding and electrical equipment
Portable and power saws
Hand tools
First aid
Traffic control
Personal protective equipment
Heavy equipment
Security
Liability
Other...
32
2. Prosedur (procedures)
3. Peralatan dan perlengkapan (equipment)
4. Tempat (places)
Upaya pencegahan pada kecelakaan kerja secara garis besar dibagi atas
dua jenis, yaitu pencegahan terhadap tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi
tidak aman (unsafe condition). Pencegahan terhadap tindakan tidak aman (unsafe
act) dibagi menjadi dua, yaitu faktor prosedur dan manusia. Sedangkan upaya
pencegahan terhadap kondisi tidak aman (unsafe condition) juga dibagi menjadi
tiga, yaitu faktor peralatan, perlengkapan dan faktor tempat.
Tindakan
Pekerja
Kondisi
Tempat Kerja
33
1. Menggunakan peralatan dengan cara yang salah atau untuk tugas yang
tidak sesuai
7. Tidak memakai perlengkapan perlindungan diri
9. Meletakkan barang pada alat angkut dengan cara yang salah
10. Mengangkat barang dengan cara yang salah
11. Berada pada tempat yang bukan menjadi tempat kerjanya
12. Tidak memelihara perlengkapan
13. Bermain
14. Merokok di tempat yang tidak diijinkan
15. Minum alkohol atau obat-obatan terlarang
Sedangkan yang termasuk kondisi tidak aman {unsafe condition) antara lain:
1. Ketidakadaan petunjuk untuk menggunakan mesin
2. Ketidakadaan pagar pembatas
3. Perlengkapan yang rusak
4. Kurangnya sistem peringatan kebakaran
5. Bahaya kebakaran
6. Lingkungan kerja yang kotor
7. Kondisi udara yang berbahaya
8. Lingkungan kerja yang bising
9. Kurang cahaya untuk bekerja
2.9.
perlengkapan K3 dan lingkungan kerja (Gambar 2.4). Pada Tabel 2.4, Tabel 2.5,
34
dan Tabel 2.6 berikut ditampilkan klasifikasi safety check list HSE (UK), OHS
(AUS), dan OSHA (USA) yang diambil dari penelitian sebelumnya (Cahyano,
2008).
Kondisi Tempat
Kerja
Peralatan
Kerja
Perlengkapan
K3
Lingkungan
Kerja
n Kerja
35
Indikator
Manual handling
Machinery and equipment
Chemicals
Electrical
Emergency procedures
Slips, Trips, and falls
Indikator
Peralalan Perlengkapan
Signs, notices, and notifications
Overhead protection
Hoisting equipment
Walkways and ramps
Ladders
Excavations and trenches
tire protections
Openings - walls, floors, roof's
Scaffolds
Stairs and landin y.v
Material handling
Housekeeping
Lighting and temporary wiring
Groundin i> and electrical
Portable and power saws
Hand tools
First aid
Traffic control
Personal protective equipment
Heavy equipment
Security
Liability
Other...
Lingkungan
Kerja
Pada penelitian ini indikator kondisi tempat kerja hanya difokuskan terhadap
perlengkapan K.3 dan lingkungan kerja. Perlengkapan kerja dan lingkungan kerja
36
37
38
Penelitian Sebelumnya
Cahyono (2008) telah membuat alat pengukuran kinerja Keselamatan dan
2.11.
Kerangka Pemikiran
Hubungan antara Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
Gambar 2.4.
Bagan Pelaksanaan Sistem Manajamen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
VARIABEL BEBAS
Sistem Manajamen
Keselamatan Kerja
VARIABEL TERIKAT
Kesehatan Kerja
39
40
2.12.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir sebagaimana diuraikan pada halaman-