Jiwa Amuk
Jiwa Amuk
TINJAUAN KASUS
1. IDENTITAS KLIEN
Nama
: Tn. HS
Umur
: 23 tahun
Jenis kelamin
; Laki Laki
Status Perkawinan
; Belum Menikah
Pendidikan
; SD kelas IV
Pekerjaan
Agama
; Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Alamat
Tanggal MRS
; 9 11 - 2000
Tangggal Pengkajian
Diagnosa Medik
2. ALASAN
Klien mengamuk dan mengomel di rumah orang lain dan rumahnya sendiri .
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Klien pernah masuk rumah sakit pada tahun 1996 sebanyak 2 kali yaitu pada
tanggal 2 9 1996 dan tanggal 26 11 1996.
: 120/70 mmHg
Nadi
: 100x/menitr.
Keterangan :
2. Konsep diri.
a. Gambaran diri. : Klien mengatakan dirinya biasa-biasa saja, dan bagian tubuh
yang ia sukai adalah semuanya karena itu merupakan miliknya.
b. Identitas diri. Dirinya adalah anak kelima dari enam bersaudara . Dulu klien
bekerja di bengkel, klien mengatakan ia puas dengan kerrjanya karena ia lakilaki.
c. Peran
3. Hubungan social.: klien mengatakan ia lebih banyak berdiam di rumah dan tidak
banyak bergaul dengan kawan-kawannya tetapi berbicara seperlunya dengan
ibunya. Klien mengatakan sering ikut nyaji bersama guru nyaji bahkan sampai
tidur di Mesjid. Masalah keperawatan : Menarik diri
4. Spiritual (nilai dan keyakinan).. Klien beragama Islam dan ingin sholat lima
waktu dan di rumah sakit jiwa daerah Menur klien sering Sholat tapi tidak lima
waktu.
6. STATUS MENTAL
1.
2.
3.
Aktivitas motorik: pasien tampak lemah lesuh dan tidak ada gerakan-gerakan
motorik yang hebat. Pasien tidak merontak atau mengamuk
Masalah keperawatan : Aktivitas intolerans
4.
Alam perasaan : Pasien tampak tenang dan terkesan sedih, ia mengatak sedih
karena dibisiki orang supaya ia cepat pulang.
Masalah keperawatan adalah: Gangguan interpersonal
5. Afek : Afek pasien terinci tidak jelas, pasien bereaksi bila ada stimulus emosi
dan emosi yang ditampilkan terkadang berubah-ubah.
6. Interaksi selama wawancara : Selama wawancara pasien sangat kooperatif
serta
Selalu mempertahankan pendapatnya.
Masalah keperawatan : Gangguan komunikasi verbal
7. Persepsi : Pasien mengalami halusinasi pendengaran. Pasien mengatakan
bahwa ia sering dibisiki untuk cepat pulang dan apabila ia tidak mendengar
bisikan tersebut maka orang yang yang membisikinya akan mengamuk.
Masalah keperawatan : Gangguan persepsi halusinasi pendengaran
8. Proses pikir: Saat berbicara pasien agak pelo/gagap dalam pembicaraan dan
proses berpikirnya bagus . Tidak lompat-lompat pembicaraannya.
9. Isi pikir : Pasien merasa takut terhadap orang yanmg membisikan sesuatu
untuk dia . Ia percaya bahwa apabila ia tidak mendengar bisikan dari orang
itu maka ia akan mengamuk. Masalah keperawatan : Ketakutan
10. Tingkat kesadaran ; Pasien tampat bingung, orientasi terhadap waktu dan
tempat dan orang jelas.
11. Memori : Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang dan
gangguan daya ingat jangka pendek. Saat ditaya tentang kejadian masa lalu
pasien menceritakan dengan baik dan benar.
12. Daya tilik diri: Pasien sering mengatakan bahwa dirinya sekarang berada di
rumah sakit jiwa karena mengalami gangguan jiwa.
7. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan : Nafsu makan klien baik yaitu klien dapat menghabiskan porsi yang
disiapkan. Dapat makan sendiri tanpa bantuan orang lain. Tidak mempunyai
pantangan makan dan membersihkan alat makan sendiri setelah makan.
2. BAB / BAK : Klien mengatakan pola BAK/BAB baik, tidak mengalami
gangguan, dalam hal ini klien dapat BAB dan BAK lancar.
3. Mandi : Klien dapat mandi sendiri tanpa bantuan orang lain. Klien jarang
mandi
4.
Berpakaian : klien memakai baju yang disiapkan oleh rumah sakit jiwa
sendiri.
5. Istirahat dan tidur : Klen dapat tidur walaupuan kadang mendengar bisikan
orang
6. Penggunaan obat : Klien dapat minum obat secara teratur, 2 x sehari.
Terkadang perawat lupa memberikan maka klien sendiri dating dan
memintanya. Obat yang didapat yaitu : CPZ dan halloperidol per oral.
7. Pemeliharaan : Perawatan lanjut akan dilakukan oleh keluarga di rumah,
keluarga harus mengawasi aktivitas pasien di rumah.
8. MEKANISME KOPING
1. Adaptif : Pasien dapat menunjukkan kemampuan kemampuan; berbicara
dengan orang lain, teknik relaksasi, dan olah raga.
2. Maladaptif : reaksi lambat atau sedih, mencederai diri dan menghindar.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. ANALISA DATA
Data subyektif : Klien mengatakan bahwa ia sering mendengar bisikan orang
di saat ia menyendiri di tengah malam. Data obyektif : Klien nampak tidak
tenang, sering cemas dan ketakutan kalau-kalau orang yang membisikinya
mengamuk, ekspresi wajah nampak tegang. Dari data ini diganosa yang akan
diangkat adalah resiko tinggi kekerasan terhadap diri sendiri dan orang lain
kemungkinan penyebabnya adalah halusinasi pendengaran.
Data subyektif : Klien mengatakan ia jarang mandi, malas sikat gigi dan
malas untuk merawat diri. Data obyektif : klien nampak kotor, rambut tidak
tersisir, gigi nampak kotor, baju yang dipakai belum diganti. Dari data ini dapat
ditarik
masalah keperawatan
masalah
dapat
meningkatakan
harga
diri
pasien
dan
memandirikan pasien.
5. Berikan terapi somatic.
R/. Mempercepat
interdependent.
proses
penyembuhan
dan
melaksanakan
fungsi
D. IMPLEMENTASI
Untuk diagnosa I {Dilaksanakan tanggal 1 12 - 2000}
1. Membina hubungan saling percaya melalui komunikasi teraupeutik, melalui
menyapa pasien dengan ramah, perkenalakan diri pada pasien dengan sopan,
dan menjelaskan tujuan pertemuan dan interaksi, selalu kontak mata selama
interaksi, menunjukan sikap empati dan penuh perhatian pada pasien.
2. Menggali lebih jauh tentang penyebab timbulnya masalah resiko melakukan
kekerasan seperti ; kebiasaan amuk, ekspresi wajah tegang, berusaha melukai
diri sendiri dan orang lain, mengajak pasien untuk berkomunikasi sambi
mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya atau masalah dengan
mengatakan semua perawat siap membantu.
3. Membantu klien untuk memecahkan masalah yang dihadapi pasien yaitu
mengadakan kontak dengan pasien sesering mungkin, mengobservasi
perilaku yang berhubungan dengan halusinasi baik verbal maupun non verbal,
bersama dengan klien mengidentifikasi tentang munculnya halusinasi,
suasana timbulnya halusinasi, isi halusinasi dan frekuensi timbulnya,
mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya saat terjadi halusinasi
dan mengajak klien untuk membicarakan hal-hal yang nyata di lingkungan,
dan juga.
4. Mendiskusikan bersama klien tentang cara mencegah halusinasi seperti
berbicara dengan orang lain, mengatakan bahwa hal itu tidak benar.
5. Memberikan dan menyiapkan obat peroral sebagai terapi medik; CPZ 2 x 10
mg dan stelazine 2 x 250 mg.
Untuk diagnosa keperawatan yang kedua implementasi sebagai berikut :
1. Mengadakan hubungan interpersonal dengan pasien dan mengadakan
pendekatan terhadap pasien melalui; meluangkan waktu bersama/menemani
klien, mengajak klien berkomunikasi dengan sikap yang bersahabat, berbicara
ramah, dengan kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti oleh pasien.
2. Menganjurkan klien untuk membersihkan diri dan merawat diri seperti ;
mandi kurang lebih 2 x sehar, sikat gigi sebelum mandi, membantu klien
untuk membersihkan diri seperti memotong kuku klien.
3. Memberikan dorongan dan motivasi klien agar dapat meningkatkan
kebersihan diri melalui; memberitahu bahwa dengan mandi orang menjadi
segar dan cepat sembuh, mandi dapat memperlancar sirkulasi darah, dan
membantu klien merapikan tempat tidurnya.
4. Memberikan dan menyiapkan obat kepada pasien dengan dosis yang sama.
E. EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan pada tanggal 3 12 2000 pukul 08 WIB.
Untuk diagnosa : Resiko tinggi melakukan kekerasan terhadap diri sendiri
dan orang lain:
S : Klien mengatakan ia masih mendengar bisikan orang di saat menyendiri di
malam hari.
O : Klien nampak tidak tenang, ekspresi wajah sedikit tegang.
A : Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan :
Memberikan obat per oral sebagai terapi medik : CPZ dan Stelazine
dalam dosis yang sama.