Anda di halaman 1dari 5

1.

Tujuan Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut


Menurut Riyanti (2005), pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut memegang peranan
penting dalam menjaga kesehatan gigi yang bertujuan menghilangkan plak dan mencegah
terjadinya penyakit gigi berlubang dan radang gusi.
2. Plak dan Karang Gigi
Plak adalah suatu endapan lunak yang terdiri dari bakteri yang berkembang biak
dalam suatu matriks dan melekat erat pada permukaan gigi, bila seseorang mengabaikan
kebersihan gigi dan mulutnya (Ariningrum, 2000). Nurasiah (2009) menjelaskan bahwa
plak yang tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam akan mengeras dan
membentuk karang gigi. Menurut drg Irene Sukardi, Sp Perio, salah seorang staf pengajar
Departemen Periodonsia FKG UI, karang gigi berasal dari plak yang bercampur dengan
zat kapur pada ludah sehingga lama-kelamaan akan mengendap di permukaan gigi.
Supaya tidak terjadi plak dan karang gigi, kuncinya adalah membersihkan gigi dengan baik
dan benar atau kontrol plak (Ariningrum, 2000).
Menurut Moeis (2006), untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut, ada 4
anjuran pokok yang dapat dilakukan, yaitu ; 1). Menyikat gigi 2 kali sehari dengan pasta
gigi ber-flouride, terutama sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam. 2). Mengganti
sikat gigi 2-3 bulan sekali. 3). Mengunjungi poliklinik gigi secara teratur minimal 2 kali
setahun (6 bulan sekali). 4). Mengurangi makan makanan dan minuman yang
mengandung gula.
3. Menyikat Gigi
a. Sikat gigi
Menurut Ariningrum (2000), sebelum menyikat gigi, terlebih dahulu kita harus
memilih sikat gigi. Sikat gigi yang baik mempunyai tangkai yang lurus dan mudah
dipegang, kepala sikat harus mengecil, bulu sikat harus sama panjangnya sehingga
membentuk permukaan yang rata. Pemilihan sikat gigi tergantung pada kebutuhan
setiap orang. Ukurannya disesuaikan dengan besar mulut sehingga dapat
dipergunakan untuk membersihkan semua bagian mulut. Ukuran sikat gigi yang
dipergunakan oleh orang dewasa panjang tangkainya 15 cm, panjang kepalanya 2,5
cm, lebar kepalanya 0,8 cm. Untuk anak-anak ukuran yang dipergunakan panjang
tangkainya 13 cm, panjang kepalanya 2 cm, lebar kepalanya 0,6 cm. Tangkai sikat gigi
umumnya dibuat lurus. Walaupun sekarang ini terdapat berbagai variasi pada
1

tangkainya, tetapi pemilihannya tergantung kepada selera per individu, asalkan fungsi
pembersih dari sikat gigi tetap optimal.
Ariningrum (2000), lebih lanjut mengatakan bahwa setiap kali sesudah dipakai,
sikat gigi harus dibersihkan dibawah air mengalir supaya tidak ada sisa-sisa makanan
atau pasta gigi yang tertinggal. Setelah bersih sikat gigi diletakkan dalam posisi berdiri
supaya lekas kering. Sikat gigi yang kering lebih baik dalam membersihkan gigi dan
menstimulir jaringan gusi daripada sikat gigi yang lembab atau basah. Selain itu sikat
gigi yang kering lebih bersih dan lebih sedikit bakteri yang dapat hidup di tempat yang
kering. Sikat gigi perlu diganti setelah 2-3 bulan pemakaian. Dalam jangka waktu 2-3
bulan, bulu sikat gigi praktis sudah tidak dapat bekerja lagi dengan baik, meskipun
keadaannya masih tampak baik. Bulu sikat gigi yang sudah rusak tidak akan dapat
membersihkan gigi dengan baik, malahan dapat melukai gusi.
b. Frekuensi dan waktu menyikat gigi
Menurut Zullaiha (2007), menyikat gigi harus dilakukan dengan frekuensi minimal
2 kali sehari dengan pasta gigi ber-flouride. Waktu menyikat gigi yang paling tepat
adalah sebelum tidur dan setiap sesudah makan. Air ludah mengandung antibakteri
sehingga dapat mengurangi aktivitas bakteri di dalam mulut. Saat kita tidur,
pengeluaran air ludah kita menurun sehingga aktivitas bakteri meningkat. Jika terdapat
sisa-sisa makanan di dalam mulut maka makanan tersebut akan diolah oleh bakteri
sehingga menghasilkan asam yang dapat merusak gigi. Menurut Anastasia (2009),
waktu ideal untuk menyikat gigi kira-kira sekitar 2 menit. Menyikat gigi secara terburuburu sama saja seperti tidak menyikat gigi. Strategi yang tepat adalah dengan
menghabiskan waktu 30 detik untuk menyikat gigi setiap bagian mulut (atas kanan,
atas kiri, bawah kanan, dan bawah kiri).
c. Teknik menyikat gigi
Menurut Zullaiha (2007), arah menyikat gigi sebaiknya dari arah gusi ke gigi atau
sesuai dengan arah pertumbuhan gigi, bukan mendatar (horizontal). Metode mendatar
selain kurang efektif juga dapat menyebabkan terjadi keausan pada gigi, terutama gigi
taring, karena bentuk permukaan depannya yang menonjol. Untuk permukaan kontak
antara gigi geraham atas dan geraham bawah disikat dengan gerakan memutar
sehingga alur-alur pada dataran pengunyahan dapat dibersihkan dengan baik.

Menurut Sita dkk (2005) ada bermacam-macam teknik/metode menyikat gigi yang
dianjurkan, antara lain teknik penyikatan gigi metode bass dan metode roll.
Metode Bass
Teknik penyikatan gigi metode bass lebih efektif terhadap pembersihan sisa
makanan dan plak pada bagian leher gigi. Pegang sikat gigi secara mendatar dan
letakkan kepala sikat gigi pada permukaan gigi, lebih tepatnya di tepi gusi (batas gigi
dengan gusi), karena disinilah banyak plak menumpuk. Miringkan kepala sikat gigi
kira-kira sebesar 45 derajat menghadap permukaan gigi. Tujuannya agar bulu sikat
dapat masuk ke celah antara gigi dengan gusi yang disebut saku gusi (lihat gambar 1),
dan membersihkan plak yang ada di dalamnya.
Gerakan sikat secara mendatar dengan jarak yang sangat pendek seperti suatu
getaran dan dengan tekanan yang lembut. Sikatlah dengan gerakan sebanyak 10-20
kali gosokan, baru berpindah ke gigi-gigi di sebelahnya. Gerakan sikat dalam metode
bass memang dilakukan secara mendatar, namun dapat juga menggantinya dengan
gerakan melingkar dengan sudut dan letak bulu sikat yang sama. Bagian yang
difokuskan memang bagian tepi gusi, karena banyak plak menumpuk di daerah ini.
Langkah-langkah untuk membersihkan semua bagian gigi dalam metode bass :
1. Bersihkan permukaan gigi bagian luar yang menghadap ke bibir dan pipi. Mulai
pada rahang atas terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan yang rahang bawah.
2. Bersihkan permukaan kunyah gigi pada lengkung gigi sebelah kanan dan kiri
dengan gerakan maju mundur, atau mungkin boleh juga dengan sedikit diputar
sebanyak 10-20 kali gosokan. Lakukan pada rahang atas terlebih dulu lalu
dilanjutkan dengan rahang bawah. Bulu sikat gigi diletakkan mendatar
menghadap permukaan kunyah gigi.
3. Bersihkan permukaan dalam gigi yang menghadap ke lidah dan langit-langit.
Untuk lengkung gigi bagian depan dibersihkan dengan cara memegang sikat gigi
secara tegak lurus menghadap ke depan. Lalu gunakan ujung sikat dengan
gerakan menarik dari gusi ke arah mahkota gigi.
4. Terakhir, sikat pula permukaan lidah untuk membersihkan bakteri yang berada di
permukaan lidah (lihat gambar 6). Permukaan lidah yang kasar membuat bakteri
mudah menempel di sana. Lidah yang bersih juga akan membuat mulut terasa
lebih segar.
3

Metode Roll
Teknik penyikatan gigi metode roll sangat efektif terhadap pembersihan seluruh
permukaan gigi dan merangsang kesehatan gusi. Bulu sikat ditempatkan pada
permukaan gusi, jauh dari permukaan kunyah, ujung bulu sikat mengarah ke ujung
akar. Sikat gigi digerakkan dengan gerakan menggulung secara perlahan melalui
permukaan gigi sehingga bagian belakang kepala sikat bergerak dalam lengkungan
gigi. Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota gigi, kedudukannya hampir tegak
lurus terhadap permukaan email. Ulangi gerakan ini sampai lebih kurang 12 kali
sehingga tidak ada bagian yang terlewatkan. Cara ini dapat menghasilkan pemijatan
gusi dan membersihan sisa makanan di daerah sela-sela gigi.
d. Alat bantu sikat gigi
Menurut Ariningrum (2000), selain sikat gigi sebenarnya masih terdapat alat lain
yang dapat dipakai untuk membersihkan bagian-bagian tertentu dari gigi, sehingga
dapat tercapai kebersihan gigi yang optimal pada gigi, antara lain adalah benang gigi
atau dental floss. Benang gigi atau dental floss merupakan benang yang terbuat dari
sutera atau nilon dan dipergunakan untuk membersihkan bagian gigi yang terletak di
bawah kontak dua gigi. Menurut Nio (1987 cit. Ezha, 2009), dental floss merupakan
salah satu alat bantu kebersihan kesehatan gigi yang dikenal dalam kedokteran gigi
sebagai alat bantu dalam membersihkan daerah-daerah gigi yang sulit dijangkau oleh
sikat gigi. Dental floss berbentuk benang, yang berguna untuk menghilangkan plak
pada sela-sela gigi, memoles permukaan gigi dan membersihkan sisa-sisa makanan
yang tertekan dibawah titik kontak.
Menurut Ariningrum (2000), ada dua macam benang gigi yaitu yang menggunakan
tangkai sebagai pemegang dan yang tanpa tangkai pemegang. Cara penggunaan
benang gigi dengan tangkai pemegang adalah dengan memegang tangkainya, lalu
benang giginya dimasukkan perlahan-lahan di antara 2 gigi sampai ke bawah titik
kontak, kemudian digerakkan ke depan dan ke belakang setelah itu benang giginya
dikeluarkan. Benang gigi tanpa tangkai digunakan dengan cara mengambil benang
gigi lebih kurang 25 cm, lalu ditekan pada ibu jari kiri dan telunjuk jari kanan untuk
membersihkan bagian sela-sela gigi.

4. Pola Makan
Salah satu cara alamiah memelihara kebersihan gigi adalah dengan memakan
makanan yang bersifat membersihkan. Buah-buahan serta sayuran mentah sangat baik
untuk dikonsumsi sebagai pengganti makanan yang manis-manis dan sekaligus
mempunyai daya bersih (Ariningrum, 2000). Menurut Tarigan (1990) makanan sangat
berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut. Pengaruh tersebut dapat dibagi menjadi
dua, yaitu : 1). Isi dari makanan yang menghasilkan energi, misalnya karbohidrat, lemak,
protein, dan lain-lain. 2). Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan, makanan yang
bersifat membersihkan gigi, seperti apel, jambu air, bengkuang, dan lain-lain. Sebaliknya
makanan yang melekat pada gigi amat merusak gigi, seperti permen dan cokelat.
Pengaruh makanan terhadap kesehatan gigi ditentukan oleh macam makanan yang
dimakan, jumlah makanan yang dimakan, kapan kita makan makanan itu, urutan makanan
itu dimakan dan bagaimana makanan tersebut dipersiapkan. Hal itu berhubungan dengan
ada tidaknya karbohidrat yang ada dalam makanan yang kita makan, jumlah karbohidrat
yang dimakan dan kapan makanan yang mempunyai daya bersih kita konsumsi. Makanan
yang lengket serta melekat pada permukaan gigi dan terselip diantara celah-celah gigi
merupakan makanan yang paling merugikan untuk kesehatan gigi. Jenis makanan yang
termasuk dalam kategori jenis makanan yang dapat memicu timbulnya kerusakan gigi
adalah makanan yang kaya akan gula dan karbohidrat.
5. Obat Kumur
Menurut Ariningrum (2000), menjaga kebersihan gigi dan mulut dapat dilakukan
dengan menggunakan obat kumur yang mengandung antibiotik (vancomycin), enzim
(destranase) dan antiseptik (chlor hexidine 0,1%). Antiseptik merupakan suatu zat yang
dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan bakteri tanpa merusak secara
keseluruhan. Kebanyakan antiseptik dikemas dalam bentuk obat kumur. Pemakaian
antiseptik sebagai obat kumur bertujuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri plak.
Sampai sekarang kontrol plak dengan menggunakan antiseptik sebagai obat kumur
berkembang dengan pesat di kalangan masyarakat. Beberapa macam antiseptik yang
digunakan sebagai bahan dasar obat kumur yang dipasarkan di Indonesia adalah Listerin,
Povidon Iodine, Hexetidine, Hidrogen Peroksida dan Chlorhexidine. Listerin dipasarkan
dengan merek dagang Listerin, Povidone Iodine 1 % dengan merek dagang Betadine
dan Hexetidine dengan merek dagang Bactidol.
5

Anda mungkin juga menyukai