Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam
setelah anak lahir. Dalam pengertian ini dimaksudkan juga perdarahan karena retensio
plasenta.
Perdarahan terutama perdarahan post partum masih merupakan salah satu dari sebab utama
kematian ibu dalam persalinan. Karena itu ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam menolong
persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum, yaitu : penghentian perdarahan,
jangan sampai timbul syok penggantian darah yang hilang. Melihat dari masalah tersebut
maka diperlukan manajemen asuhan kebidanan yang komperensif yang meliputi aspek
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan. Dan harapan
nantinya mampu mengambil keputusan secara cepat bila menemukan masalah-masalah yang
terjadi selama kehamilan
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mapu menerapkan dan memahami ilmu pengetahuan secara teoritis dan
praktis mengenai asuhan kebidanan pada persalinan melalui pendekatan menajemen
kebidanan

2. Tujuan Khusus
Dengan disusunya lpaoran ini diharapkan :
a.

Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data

b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah


c.

Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial

d. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera


e.

Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kebidanan

f.

Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan

g. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam asuhan kebidanan ini hanya sebatas pada masalah pembahasan retensia
plasenta saja
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode kepustakaan, wawancara, observasi
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
BAB II Landasan Teori
BAB III Tinjauan Kasus
BAB IV Pembahsan
BAB V Penutup
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Persalinan
2.1.1

Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar
(Sarwono, 0993 : 180)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat
hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain tanpa bantuan (kekuatan
sendiri)
(Manuaba, 1998 :134)

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan
lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melaui jalan lahir.
Jadi persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
krhsmilsn cukup bulan (37-40 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun pada janin
(Sarwono, 1999 : 100)

2.1.2

Bentuk Persalinan Berdasarkan Definisi

1. Persalinan Spontan
Bila persalinan seluruhnya beralngsung dengan kekuatan sendiri
2. Persalinan Buatan
Bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalianan Anjuran
Persalinan yang dilakukan atas anjuran dokter atau bidan karena adanya indikasi yang dapat
mebahayakan ibu

2.1.3

Faktor-faktor yang mempengaruhih persalianan

1. Power / tenaga
Terdiri dari :
-

Kontraksi dinding perut

Kontraksi diafragma perut atau kekuatan mengejan

Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum

2. Passenger / janin : Penurunan presentasi dan kembalinya normaldetak jantung bayi setelah
kontraksi :
-

Periksa detak jantung bayi setiap 15 menit atau lebih sering dilakukan dengan makin
dekatnya persalinan

Terdiri dari janin dan plasenta

Penurunan presentasi dan perubahan posisi

Warna cairan tertentu

3. Passage / kondisi ibu


Meliputi :
2.1.4

Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang


Beberapa teori yang dapat menyebabkan pesalinan

1. Penurunan kadar progesterone


Progesterone dapat menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya esterogen dapat
meninggikan kerentanan otot rahim. Pada akhirnya kehamilan kadar progesterone menurun
sehingga timbul his
2. Teori oxytosin
Pada akhirnya kehamilan kadar oxytocin bertambah sehingga timbul kontraksi otot-otot
rahim
3. Pengaruh janin
4. Kerenggangan otot
Dengan majunya kehamilan makin meregang otot-otot rahim akan makin rentan
2.1.5
a.

Proses persalinan
Sebelum persalinan akan terjadi

1. Penipisan (penurunan)
Sebelum awal persalinan, kepala janin sudah mulai lebih jauh kedalam pelvik. Hal ini
mengurangi tekanan pada diafragma, seperti memperingan beban bayi dan memungkinkan
ibu untuk bernafas lebih mudah, ibu mungkin akan lebih sering berkemih dan lebih tertekan
pada kandung kemih karena bayi sudah masuk ke PAP.
2. Persalinan palsu

Sepanjang persalinan uterus kontraksi tidak teratur dan tidak sakit dalam suatu aksi yang
disebut kontraksi braxton hicks, tepat minggu sebelumnya melahirkan, kontraksi ini mungkin
lebih kuat dan teratur untuk meyakinkan ibu bahwa persalinan telah dimulai. Bila serviks
belum diatasi bila perjalanan tidak memberikan efek atau kontraksi lemah, bila berhenti
sementara kejadian ini disebut kontraksi palsu
3. Pengeluaran vagina dan Show
Karena tekanan dari dalam serviks yang tipis, pasien mungkin melihat suatu keluaran
vagina yang meningkat. Kelahiran sering segera terjadi setelah pengeluaran ini. Tanda
penting lainnya adalah keluarnya lender yang menyumbat dan keluar seperti gumpalan darah
ini disebut show. Tapi hal ini merupakan yang tidak normal dan harus ditangani segera.
4. Pecahnya membrane amnion
Volume normal cairan amnion adalah 100 ml sebelum bayi lahir, dimana membrane ini
harus pecah saat persalinan dimulai. Apabila selaput belum pecah maka akan menghambat
turunya kepala janin.

b. Awal gejala persalinan


1. Penyebab
Dalam banyak buku penyebab dari persalinan masih mejadi misteri bagaimana
sejumlah factor terlihat bijaksana untuk mempercepat dalam mempertahankan kontraksi
uterus dalam persalinan.
Serabut otot uterus menjadi lebih mudah terangsang karena mengalami regangan oleh
pertumbuhan bayi dekat dengan akhir kehamilan.
Perubahan hormonal sangat memegang peranan penting dalam proses persalinan.
2. Persalinan sejati
Tanda-tandanya :
-

Kontraksi pada interval yang teratur

Interval antar kontraksi lebih pendek

Durasi dan intensitas kontraksi meningkat

Rasa tidak nyaman mulai di belakang sampai menjalar ke abdomen

Berjalan biasanya menyebabkan intensitas kontraksi

Dilatasi dan perdarahan serviks megalami kemajuan

c.

Kekuatan persalinan

1. Kontraksi uterus
Setiap kontraksi memiliki 3 fase
- Increment

ketika intensitas berbentuk

- Acme

puncak / maksimum

- Decement

ketika otot relaksasi

2. Relaksasi otot abdomen

d. Kala dalam persalinan


1. Kala I (pembukaan)
Ditandai dengan keluarnya lender bercampur darah, karena serviks mulai membuka (dilatasi)
dan mendatar (effacement)
-

Fase laten
Berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi lambat sampai pembukaan 3 cm

Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi :

Fase akselerasi
Berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm

Fase dilatasi maksimal


Selama 2 jam pembukaan berlangsung secara cepat menjadi 9 cm

Fase piselerasi
Berlangsung lambat dalam 2 jam pembukaan menjadi 10 cm / lengkap

2. Kala II
Dimulai oleh pembukaan lengkap 10 cmsampai bayi lahir. Proses biasanya berlangsung 2 jam
pada primi dan I jan pada multi
3. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya placenta yang berlangsung tidak lebih dari
30 menit
4. Kala IV

Dimulai saat lahirnya placenta sampai 2 jam pertama post partum

2.2 LANDASAN TEORI RETENSIO PLASENTA


1. Pengertian
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta tidak dapat lahir setelah 30 menit
kelahiran bayi
(FK. Surabaya)
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dan dalam waktu 1 jam setelah
bayi lahir.
(Mochtar, 1998)
2. Jenis retensio plasenta
a.

Retensio plasenta tanpa perdarahan yaitu bila terjadi bagian plasenta belum lepas

b. Retensio plasenta dengan perdarahan


3. Etiologi
a.

Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena tumbuh melekat lebih dalam sehingga
kontraksi uterus kurang kuat. Menurut tingkatannya :

Plasenta adhesive

Plasenta inkreta

Plasenta akreta

Plasenta perkreta

b. Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar (inkarserasia plasenta)


c.

Pimpinan kala III yang salah : memijat rahim tidak merata, massase sebelum plasenta lepas

d. Kontraksi uterus yang hipertonik


e.

Kelainan bentuk plasenta

Plasenta fenestrate

Plasenta membranacea

Plasenta bilobata

Plasenta succenturiata

Plasenta spuria

4. Faktor presdipopsisi
a.

Kehamilan ganda

b. Over distensi rahim


c.

Atonia rahim

d.

Persalinan yang tidak baik juga efek anatomi seperti fibroid, anomaly rahim atau jaringan
parut akibat pembedahan rahim sebelumnya

e.

Plasenta yang abnormal seperti yang terjadi pad plasenta akreta atau implantasi plasenta pada
septum uterus atau jaringan parut

f.

Miomektomi, curettage, endimetritis sehubungan dengan TBC

5. Penanganan
a.

Kaji ulang indikasi

b. Persetujuan tindakan medis


c.

Kaji ulang prinsip dasar perawatan dan pasang infuse

d. Berikan sedatifa dan analgetika (missal petidin dan diazepam I.V)


e.

Beri antibiotika dosis tinggi

f.

Pasang sarung tangan DTT

g. Jepit tali pusat dengan kokher dan tegangkan sejajar lantai


h. Masukkan tangan secara obstetric dengan menelusuri bagian bawah tali pusat
i.

Tangan sebelum menelusuri tali pusat dan yang satu lagi menahan fundus uterus sekaligus
menahan intersio uteri

j.

Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta

k. Buka tangan obstretik menjadi seperti memberi salam, jari-jari dirapatkan


l.

Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah

m. Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sampai bergeser ke cranial sehingga semua
permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
n.

Jika plasenta tidak dilepaskan dari permukaan uterus kemungkinan plasenta akreta, dan
siapkan laparatomi untuk histerektomi supravaginal

o. Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama dengan plasenta


p. Pindahkan tangan keluar ke suprasimpisis untuk menahan uterus saat plasenta sikeluarkan
q.

Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding
uterus

r.

Beri oksitosin IV dalam 500 ml cairan IV 60 tetes/ menit dan massase uterus untuk
merangsang kontraksi

s.

Jika masih berdarah banyak dari ergometrin 0,2 mg IM atau prostaglandin

t.

Periksa apakah plasenta lengkap apa tidak. Jika tidak lengkap lakukan eksplorasi ke dalam
cavum uteri

u. Periksa dan perbaiki robekan serviks, vagina dan episiotomi


6. Komplikasi
a.

Perdarahan

b. Infeksi
c.

Perforasi

d. Syok hipovolemik
MANAJEMEN RETENSIO PLASENTA
I. Pengkajian
a.

Data Subyekyif

Biodata
Umur : resiko tinggi terjadi pada umur > 30 tahun

Keluhan utama
Adanya keluahan plasenta belum lepas 30 menit, perdarahan sedikit atau perdarahan banyak,
persalinan lama

Riwayat penyakit sekarang


Apakah mempunyai riwayat penyakit fibroid dan kelainan letak rahim

Riwayat kesehatan yang lalu


Apakah mempunyai riwayat endometritis sehubungan TBC dan menjalani momektomi

Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang


Apakah mempunyai riwayat gemeli, atonia, uteri, plasenta adhesive, ikreta, perkreta
inkarserasio plasenta, kelainan plasenta fenestrate, membranacea bilobata, plasenta
succenturiata, plasenta spiria, atonia rahim, overdistensi rahim, kontraksi uterus hipertonik,
grademulti.

b. Data Obyektif
-

Pemeriksaan umum

KU

: Composmentis sangat syok

Tensi

: Normal (110/70-130/90 mmHg)

Nadi

: Normal 60-90 x/menit)

Suhu

: Normal (36,5 37,3oC)

Pernafasan : Normal (16-24 x/menit)


-

Pemeriksaan fisik
Inspeksi

ka

: Apakah pucat/ tidak , berkeringat bila terjadi perdarahan banyak

: Conjungtiva pucat apabila terjadi perdarahan banyak

etalia

: Perdarahan pervaginam sedikit sampai banyak, tali pusat terjulur sebagian

asi

U sepusat pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial

U 2 jari bawah pusat pada retensio plasenta inkorserata

U sepusat pada retensio plasenta akreta


Bentuk uterus diskoit pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial

tuk uterus agak globuler pada retensio plasenta inkarserata

traksi uterus keras pada retensio plasenta inkarserata

traksi uterus cukup pada retensio plasenta akreta

traksi uterus lembek

remitas teraba dingin


-

Pemeriksaan penunjang
Golongan darah
Hb

Pemeriksaan genekologi
Pada pemeriksaan pervaginam, plasenta tidak ditemukan di dalam kanalis serviks tetapi
secara parsial atau lengkap menempel di dalam uterys

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx
Ds

: P .. Ab kala II dengan retensio plasenta

: Adanya keluhan plasenta belum lepas 30 menit setelah bayi lahir, perdarahan sedikit atau
banyak, persalinan lama

Do

: KU

: Composmentis sampai syok

Tensi

: Normal sampai syok

Nadi

: Normal hingga meningkat bila terjadi syok

Suhu

: Normal hingga menurun bila terjadi syok

Pernafasan
Genetalia

: Normal hingga meningkat bila terjadi syok

: perdarahan pervaginam sedikit sampai banyak, tali pusat terjulur sebagian

U sepusat pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial

U 2 jari bawah pusat pada retensio plasenta inkorserata

U sepusat pada retensio plasenta akreta


Bentuk uterus diskoit pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial

tuk uterus agak globuler pada retensio plasenta inkarserata

traksi uterus keras pada retensio plasenta inkarserata

traksi uterus cukup pada retensio plasenta akreta

traksi uterus lembek

remitas teraba dingin


III. Analisa Diagnosa dan Masalah Potensial
-

Perdarahan

Syok

Infeksi

Gangguan rasa nyaman

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


-

Perbaikan KU dengan pemasangan infuse dan observasi TTV

Plasenta manual

V. Intervensi
Tujuan

: Perdarahan terhenti dan tidak terjadi komplikasi

Criteria hasil

Plasenta lahir lengkap

Ku dan TTV kembali normal


Intervensi

1. Lakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga


R/ Dengan pendekatan dengan pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam setiap tindakan
perawatan
2. Lakukan cuci tangan dengan sabun antiseptic sebagai tindakan pencegahan infeksi

R/ Dengan melakukan pencegahan infeksi dapat mencegah terjadinya infeksi dan penularan
penyakit
3. Lakukan observasi TTV dan KU
R/ Dengan TTV dapat mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi
4. Pasang infuse Na Cl atau Rl
R/ Pemberian infuse dapat mengganti cairan yang hilang karena perdarahan
5. Lakukan pelepasan plasenta secara manual sesuai dengan standar
R/ Dengan dilakukanya plasenta manual, plasenta dapat lahir segera dan perdarahan tidak
terjadi
6. Periksa pelepasan plasenta
R/ Dengan melakukan pemeriksaan pelepasan plasenta dapat mengetahui kelengkapan dari
plasenta tersbut
7. Kolaborasi dengan dr. Sp OG dalam memberikan antibiotic spectrum luas
R/ Mencegah terjadinya infeksi
8. Mengajari pada ibu cara massase infeksi
R/ Menjaga kontraksi uterus agar tetap baik sehingga tidak terjadi perdarahan
VI. Implementasi
Sesuai dengan intervensi
VII.
-

Evaluasi
Plasenta lahir lengkap

Ku dan TTV kembali normal

BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Data
Tanggal pengkajian : 26-10-2012

Jam : 07.30 WIB

A. Data Subyekatif
1. Biodata

a pasien

: Ny :N

Nama Suami

: Tn A

: 30 th

Umur

: 32 th

idikan

: SMP

Pendidkan

: SMA

ma

: Islam

Agama

: Islam

rjaan

: IRT

Pekerjaan

: Swasata

mat

: Dumpul Pakis
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan selelsai melahirkan dam ari-ari belum lepas selama 30 menit
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak punya penyakit menular (Dm, Hipertensi), menahun (TBC, jantung),
menular (TBC), dan tidak punya riwayat kembar
4. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun, menahun ataupun menular
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menahun ataupun menahun dan
tidak ada riwayat kembar
6. Riwayat haid
- Menarche

: 13 tahun

- Siklus haid

: 7 hari

- Lama haid

: 28 hari (teratur)

- Banyaknya

: 2-3 softex / hari

- Disminorhea

: hari 1-2 haid

- HPHT

: 20 Februari 2006

- TP

: 27 November 2006

7. Riwayat perkawinan
Nikah

:1x

Lama nikah

: 9 tahun

Umur I nikah

: 21 tahun

8. Riwayat obstretik (kehamilan, persalinan, nifas yang lalu)


Sua
mi
ke
1
2

Keluhan
Ha
mil

U
K

I
Ha
mil

38
39

Persalinan

Penyu Jen
lit
is
-

Nif
as

Tm
p

Penolo BB
ng
L

Penyu
lit

PK
M

Bidan

Retpl
as

31
50

Anak
Se Um
x ur

KB
H/

M
7 th H

De
po

9. Riwayat KB
Ibu mengatakan mengikuti KB suntik 3 bulanan selama 7 tahun
10. Riwayat kehamilan sekarang
-

Usia kehamilan 39-40 minggu

ANC 8x periksa ke PKM

Mual-mual umur kehamilan 8-10 minggu

Imunisasi TT 2x

Ibu mendapatkan obat berwarna merah (Fe) diminum 1x1 tablet sebelum tidur malam, Kalk,
dan vitamin C

11. Pola kebiasaan sehari-hari


hamil

Pola nutrisi
: Makan 3x sehari porsi sedang terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayuran, kadang ditambah buah
dan susu.

: Makan 1x sehari porsi sedang tidak habis dan gelas the manis
-

hamil

Pola eliminasi
: BAK 5-6x / hari warna kuning jernih
BAB 1x sehari

hamil

: Tidur malam 8 jam , jarang tidur siang

: Ibu belum tidur sama sekali karena kesakitan menahan kontraksi


-

hamil

mbut

Pola personal hygiene


: Mandi 2x sehari, gosok gigi2x sehari, ganti celana dalam 2x sehari, cuci rambut 3x seminggu

daran

Pola aktivitas

: Ibu belum mandi, gosok gigi


12. Riwayat Psikososial, budaya dan spiritual
a.

Psikologi
Ibu mengalami kecemasan dan khawatir akan keadaan dirinya

b. Social
Hubungan antara ibu dan suami dan anggota keluarganya sangat baik
c.

Budaya
Ibu mengatakan pernah minum jamu-jamuan tapi jarang, seperti beras kencur,dan kunir asem

d. Spiritual
Ibu melaksanakansholat 5 waktu
B. Data Obyektif
1

Pemeriksaan umum

: lemah
: Composmentis
: 90/60 mmHg
: 100 x/menit
: 35,8 oC
: 28 x/menit
: 155 cm
: 57 kg
2

Pemeriksaan fisik

a.

Inspeksi

: Bersih, tidak mudah rontok, warna hitam

: Skera tidak ikterus, conjungtiva pucat

ka

: Pucat berkeringat

ung

: Tidak ada pernafasan cuping hidung

Telinga

: Tidak ada secret, simetris, tidak adagangguan pendengaran

Mulut

: Tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada caries gigi

Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroiddan bendungan vena jugularis

Dada

: Simetris, putting susu menonjol, pengeluran colostrums (-), retraksi dinding dada (-)

Perut

: Tidak ada luka bekas operasi, perut tampak membesar, linea nigra
Genetalia

: Perdarahan pervaginam, tali pusat jelujur sebagian

Ekstremitas : oedema - - -

Varices - - -

b. Palpasi

Perut

: kontraksi uterus lembek, TFU setinggi pusat

Ekstremitas

: teraba dingin

Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

II. Identifkasi Diagnosa dan Masalah


Dx

: Ny Y P2002 Abooo kala III dengan retensio plasenta

Ds

: Ibu mengeluh bahwa plasentanya belum lepas selama 30 menit setelah bayi lahir

Do

: KU

: lemah

Kesadaran

: Composmentis

Tensi : 90/60 mmHg


Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR

: 28 x/menit

TB

: 155 cm

BB

: 57 kg

Genetalia

: Perdarahan pervaginam, tali pusat terjulur sebagian

Perut

: Kontraksi uterus lembek, TFU setinggi pusat


III. Analisa Diagnosa dan Masalah Potensial
-

Perdarahan

Syok

Infeksi

Gangguan rasa nyaman

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


-

Perbaikan KU dengan pemasangan infuse dan observasi TTV

Plasenta manual

V. Intervensi
Dx

: Ny Y P2002 Abooo kala III dengan retensio plasenta

Tujuan

: Perdarahan terhenti dan tidak terjadi komplikasi

Kriteria hasil :
-

Plasenta lahir lengkap

KU dan TTV kembali normal


Intervensi :

1. Lakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga


R/ Dengan pendekatan pada pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam setiap tindakan
perawatan
2. Lakukan cuci tangan dengan sabun antiseptic sebagai tindakan pencegahan infeksi
R/ Dengan melakukan pencegahan infeksi dapat mencegah infeksi dapat mencagah terjadinya
infeksi dan penularan penyakit
3. Lakukan observasi TTV dan KU
R/ Dengan TTV dapat mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi
4. Pasang infuse Na cl atau RL
R/ Pemberian infuse dapat mengganti cairan yang hilang karena perdarahan
5. Cek fudus uteri
R/ Untuk mengetahui apakah kehamilannya kembar
6. Melakukan PTT (penegangan tali pusat terkendali)
R/ Untuk mengetahui plasenta sudah lepas apa belum
7. Lakukan pelepasan plasenta secara normal sesuai dengan standart
R/ Dengan dilakukannya plasenta manual, plasenta dapat lahir segera dan perdarahan tidak
terjadi
8. Periksa pelepasan plasenta
R/ Dengan melakukan pemeriksaan pelepasan plasenta dapat mengetahui kelengkapan dari
plasenta tersebut

9. Kolaborasi dengan dr Sp OG dalam pemberian antibiotic spectrum luas


R/ Untuk mencegah terjadinya infeksi
10. Mengajari pada ibu cara massase uterus
R/ Menjaga kontraksi uterus agar tetap baik sehingga tidak terjadi perdarahan
VI. Implementasi
Tangal 26-11-2006
Dx

Jam : 11.10 WIB


: Ny Y P2002 Abooo kala III dengan retensio plasenta

1. Melakukan pendetan pada ibu dan keluarga untuk meningkatkan kerjasama ibu dalam
pemberian tindakan medis
2. Lakukan perawatan dengan tehnik aseptic untuk mencegah terjadinya infeksi dan penularan
penyakit
3.

Lakukan observasi TTV

Tensi

: 90/60 mmHg

Nadi

: 100 x/menit

Suhu

: 35,8 oC

RR

: 28 x/menit
4. Pasang infuse RL 1 fles grojok untuk mengganti cairan tubuh yang hilang karena perdarahan
5. Cek fundus uteri untuk menentukan kehamilan kembar
6. Melakukan penegangan tali pusat terkendali untuk mengetahui plasenta sudah lepas atau
belum
7. Lakukan pelepasan plasenta secara manual sesuaid engan standart
a.

Berikan sedatita dan analgetika (missal petidin dan diazepam IV)

b. Berikan antibiotika dosis tinggi


c.

Pasang sarung tangan DTT

d. Jepit tali pusat dnegan kokher dan tegangkan


e.

Masukkan tangan secara obstretik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat

f.

Tangan sebelah menelusuri tali pusat dan yang satu lagi menahan fundus uteri, sekaligus
infersio uteri

g. Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta


h. Buka tangan dostetrik menjadi seperti memberi salam, jari-jari dirapatkan
i.

Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah

j.

Gerakkan tangan kanan ke kiri dank e kanan sambil bergeser ke cranial sehingga semua
permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan

k.

Jika plasenta tidak dilepaskan dari permukaan uterus kemungkinan plasenta akreta, dan
siapkan laparatomi untuk histerektomi supravaginam

l.

Regang plasenta dan keluarkan tangan bersama dengan plasenta

m. Pindahkan tangan keluar ke suprasimpisis untuk menahan uterus saat plasenta dikelurarkan
n.

Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding
uterus

o.

Beri oksitosin Io Iu dalam 500 ml cairan IV 60 tetes / menitdan massase uterus untuk
merangsang kontraksi

p. Jika masih perdarahan beri ergometrin 0,2 mg IM atau prostaglandin


q. Periksa apakah plasenta lengkap atau tidak. Jika tidak lengkap lakukan eksplorasi di dalam
cavum uteri
r.

Periksa dan perbaiki robekan serviks, vagina dan episiotomi

8. Mengajari ibu untuk massase uterus searah dengan jarum jam sampai terasa keras sehingga
tidak terjadi perdarahan
9. Kolaborasi dengan dr. Sp OG dalam pemberian terapi
-

Amixilin

Asam metenamat : 3x1

Fe

VII.

: 3X1
:1x1

Evaluasi
Tanggal : 26-11-2006
Dx

: Ny Y P2002 Ab000 post partum dengan retensio plasenta

: Ibu merasa lega dan bersyukur karena plasentanya sudah dikeluarkan dan anknya dapat lahir
dengan selamat

Jam : 12.00WIB

: KU

: lemah

Kesadaran

: Composmentis

Tensi : 90/60 mmHg


Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR

: 28 x/menit

TB

: 155 cm

BB

: 57 kg

Genetalia

: Perdarahan 150 cc

Perut

: Kontraksi (+)

: Ny Y P2002 Abooo post partum dengan retensio plasenta


: - Observasi TTV dan KU
- Anjurkan untuk massase uterus
- Pemberian nutrisi (makan dan minum) untuk kondisi tubuh
- Pemberian tx

: - Amoxilin 3x1
- Asam Mefenamat 3x1
- Fe

1x1
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan dalam asuhan kebidanan ini adalah pembahasan tentang adanya


kesenjangan teori dan kasus. Di dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan
teori dengantinjauan kasus.
Pada kasus ini diharapkan dengan ini intervensi yang benar dan didukung dengan
implementasi yang maksimal pada ibu serta pemberian KIE yang jelas serta tindakan medis
oleh petugas kesehatan sehingga masalah dapat teratasi
Dengan demikian penulis memberikan asuhan kebidanan dengan memperhatikan
gejala dan keluhan yang terjadi sehingga diharapkan tidak menimbulkan masalah lain yang
bias merugikan kesehatan pasie
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam pelaksanaan praktek klinik lapangan ini, mahasiswa telah menggunakan
asuhan kebidanan dengan 7 langkah varney. Dalam laporan ini penulis melakukan pengkajian
data pada pasien, identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi masalah potensial, identifikasi
kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi. Pada kasus yang diangkat dalam
pemberian asuhan pada ibu tidak jauh berbeda walaupun masih ada kesenjangan yang biasa
digunakan untuk saling melengkapi antara teori dan kasus. Dan akhirnya semoga laporan ini
bermanfaat serta dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umunya
Saran

Untuk petugas kesehatan diharapkan dapat meberikan perawatan dan tindakan medis yang
maksimal dalam meberikan asuhan kebidanan

Bagi mahasiswa hendaknya mempunyai jam terbang yang tinggi dalam praktek. Agar nanti
jika lulus akan menjadi seorang bidan yang kopeten
DAFTAR PUSTAKA
Muchtar, Rustam 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta EGC
Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP
Manuaba , 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai