Anda di halaman 1dari 4

Tugas Personal ke-4

Minggu 7
Bezie Galih Manggala (1801439274)

1. Bagaimana design for environment (DFE) dapat memberikan kontribusi terhadap isu-isu
lingkungan? Berikan pendapat Anda!
Jawab:
Perancangan bagi Lingkungan (Design for Environment - DfE) adalah pendekatan
sistematik untuk mengevaluasi konsekuensi dampak lingkungan dari produk dan prosesprosesnya, dan dampaknya pada kesehatan manusia dan lingkungan (Fiksel, 1996).
Program ini sangat berpengaruh dalam memberikan kontribusi tehadap isu-isu
lingkungan.
DfE (Design for Environment) menurut Environment Australia (1999) adalah proses
untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk yang dirakit perusahaan dengan
menerapkan perbaikan pada tahap disain. Memiliki hubungan erat dengan Life Cycle
Assessment / LCA. Tujuan program DfE adalah untuk menciptakan lingkungan yang
lebih sehat bagi pekerja, masyarakat, dan ekosistem. Program DfE memenuhi tujuan ini
dengan mempromosikan perubahan sistem dalam cara perusahaan mengelola perhatian
lingkungannya. Beberapa negara mulai memberlakukan Undang-Undang agar pihak
produsen menarik kembali produk mereka di akhir masa pakai. Ini dikenal sebagai
extendend producer responsibility (EPR). DfE dapat mengatasi masalah ini, sebagai
contoh dengan meningkatkan umur pakai produk, mengurangi biaya pembuangan,
membuat lebih mudah diperbaiki, dan meningkatkan kemampu daur-ulangan keseluruhan
produk atau beberapa komponennya.
Program-program Design for the Environment (DfE) dapat memberi contoh tipe
manajemen lingkungan interaktif yang meruntuhkan atau menghindari Green Wall. Pada
dasarnya DfE adalah teknik aktifitas manajemen yang bertujuan untuk mengarahkan
aktifitas pengembangan produk dalam rangka menangkap pertimbangan lingkungan
eksternal dan internal. Penelitian yang dilakukan oleh Langerak, Peelen dan Van der Veen
(1998) mencatat bahwa perusahaan yang dengan sukarela mengadopsi green marketing
akan mampu mengeksplor green marketing opportunities dan meningkatkan business
performance. Hal ini menunjukkan bahwa adopsi green marketing yang dilakukan atas
inisiatif internal perusahaan akan berdampak positif bagi kinerja perusahaan dengan
memberikan hubungan yang lebih baik dengan konsumen dalam jangka panjang. Oleh

karena itulah pengembangan DfE perlu senantiasa dilakukan agar terpenuhi kebutuhan
bisnis dengan tetap peduli pada isu-isu lingkungan.

Sumber:
Perangkat
Manajemen
Lingkungan,
Andie
Tri
(http://andietri.tripod.com/jurnal/Tools_Manajemen_Lingkungan_a.pdf)

Purwanto

2. Carilah 1 contoh perusahaan atau produk yang telah menerapkan konsep DFE! Menurut
Anda, tujuan apakah yang ingin dicapai oleh perusahaan atau produk tersebut dengan
diimplementasikannya konsep DFE? Dan apakah strategi tersebut sudah efektif?
Salah satu perusahaan yang telah menerapkan konsep DFE adalah Unilever. PT Unilever
Indonesia Tbk Menyatakan diri sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan. PT
Unilever Indonesia Tbk Berdiri sejak 5 Desember 1933, Unilever telah menjadi
perusahaan yang terdepan dibidangnya. Konsep DFE tercantum dalam misi dan nilainilai PT. Unilever, yaitu Menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari yang
disampaikan dengan mission statement:
Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih
menikmati hidup dengan menggunakan brand dan layanan yang baik bagi mereka
dan orang lain.
Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya
yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia. Kami
senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang emungkinkan kami
tumbuh dua kali lipat serta mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Unilever menerapkan konsep DFE salah satunya melalui green marketing. Dalam green
marketing, Unilever berfokus pada empat aspek dalam kehidupan yaitu emisi gas rumah
kaca, air, sampah, dan sumber daya yang terpelihara. Empat aspek ini diterapkan dalam
pembuatan produk serta kemasannya dan juga ikut berperan dalam proses
pembuangannya. Sebagai contoh Unilever sangat mengampanyekan penggunaan air yang
efektif dalam kegiatan produksi mereka sehingga dapat digunakan lagi dalam proses
selanjutnya. Selain itu mereka juga mengimplementasikan penghematan air dengan
penggunaan air hujan pada proses serta mengembalikan air kedalam tanah
(www.unilever.co.id ).

Sebagai pemimpin dalam industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG), PT. Unilever
menyatakan bahwa perusahaannya berupaya untuk menciptakan masa depan yang lebih
baik. Hal itulah yang mendorong seluruh inovasi, pertumbuhan, dan komitmen
perusahaan untuk mewujudkan perubahan. Setiap hari, melalui produk-produk yang
berkualitas tinggi, misi sosial brand, dan program tanggung jawab sosial perusahaan, PT.
Unilever berupaya menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah-langkah kecil
yang bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia. Keberhasilan dari misi program
pelestarian lingkungan PT. Unilever tercermin dari direplikasikannya program yang sama
di sejumlah daerah lain. Melalui program Green & Clean yang berfokus pada
pengelolaan sampah, perusahaan telah berhasil membina ribuan relawan lingkungan yang
menyebar-luaskan kesadaran dan kegiatan lingkungan dalam komunitas mereka. Program
tersebut kini telah diadopsi di sejumlah kota di pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan
Kalimantan. Sementara itu Program Trashion dan Koperasi Bank Sampah, terus
memberikan solusi terhadap kebutuhan untuk pengelolaan sampah plastik di tahun 2010.
(https://www.unilever.co.id/id/Images/laporan-tahunan-2010_tcm1310-459606_id.pdf )
Mengacu pada pedoman dari Federal Trade Commission (FTC), produk Unilever
(Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove,Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Molto, Sunlight,
Rinso, Close-Up, Citra) menerapkan biodegradable, recyclable, source reduction,
ozonesafe and ozonefriendly, dan reuse pada berbagai produk serta kemasan mereka,
Unilever juga ikut ambil bagian dalam pembentukan perusahaan serta LSM yang
mendukung penghentian segera perusakan hutan dan lahan gambut di Indonesia untuk
memperluas kebun kelapa sawit. Produk Unilever ini diteliti untuk mengurangi materi
yang digunakan dalam kemasan dengan ukuran dan berat yang optimal sesuai dengan
isinya, menggunakan ulang kemasan dari materi yang diterima kembali pada pabrik,
membuang bagian dari kemasan yang tidak perlu seperti karton bagian luar,
memaksimalkan proporsi pengemasan dari daur ulang dan pembaruan sumber daya dan
menyelidiki teknik yang memungkinkan untuk terurai dan materi yang bisa membusuk .
Ada lima alasan mendasar yang paling tidak dianut oleh marketer unilever dalam
menerapkan green marketing menurut (World Business Council for Sustainable
Development, 2003):
a. Peluangan atau keunggulan dalam bersaing.
Unsur green bisa menjadikan differensiasi bagi sebuah produk dan dengan pasar
yang berubah menjadikan green product sebagai sebuah peluang bisnis baru.
b. Corporate social responsibilities.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
adalah suatu komitmen dari bisnis yang berkelakuan secara etika dan memberikan
sumbangan kepada perkembangan ekonomi dan sekaligus meningkatkan kualitas dari
pekerja dan keluarga mereka seperti komunitas lokal dan masyarakat secara luas.

c. Tekanan dari pemerintah.


Kebanyakan pemerintah sekarang ini memperhatian mengenai permasalahan produk
yang tidak ramah lingkungan. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mencari jalan
untuk tetap mempertahankan bisnis mereka.
d. Permasalahan dari biaya atau keuntungan.
Dengan menghasilkan green product para pengusaha berharap bisa mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.
e. Tekanan dari persaingan bisnis yang ada.
Semakin meningkatnya persaingan bisnis saat ini, mendesak perusahaan harus dapat
berinovatif agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Inovasi green marketing
bisa menjadikan salah satu senjata agar bisa bersaing.
Hasil analisis data yang dilakukan oleh Singgih (2013) pada penelitian pengaruh Green
Marketing terhadap Minat Beli konsumen pada produk Unilever di Bandung, terdapat
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Green Marketing terhadap
Minat Beli Konsumen (sebesar 13,10%). Oleh karena itu, strategi DFE Unilever sudah
cukup efektif, meski tentu saja perlu ditingkatkan/

Anda mungkin juga menyukai