obyek yang bervalensi negatif bagi individu. Arah individu mendekati/menjauhi tujuan disebut
vektor. Vektor juga memiliki kekuatan dan titik awal berangkat.
Evolusi telah membantu kita dengan baik dalam membentuk perkembangan perangkat kognitif
yang sanggup menangkap secara kuat rangsangan dari lingkungan. Perangkat kognitif ini
membuat kita mampu untuk memahami rangsangan internal yang membuat sebagian besar
informasi bisa tersedia bagi kita. Kita bisa memahami, belajar, mengingat, menalar dan
memecahkan masalah dengan keakuratan tinggi. Rangsangan apapun dapat memecahkan
perhatian kita dengan mudah dari memproses informasi dengan benar. Namun begitu, prosesproses sama yang membawa kita kepada pemahaman, pengingatan, dan penalaran akurat
dikebanyakan situasi bisa juga membawa kita pada situasi kebingunan. Proses memori dan
penalaran kita, rentan terhadap kekeliruan sistematik tertentu yang dikenal dengan baik. Contoh,
kita cenderung menilai secara berlebihan informasi yang mudah kita terima, bahkan kita
melakukan kekeliruan ini ketika informasi tersebut sama sekali tidak relevan dengan persoalan
yang sedang dihadapi.
b.
Proses kognitif berinteraksi satu sama lain termasuk dengan proses-proses non-kognitif.
Meskipun para psikolog kognitif sering kali mengisolasi fungsi dari proses-proses kognitif
tertentu. Contoh proses-proses memori bergantung pada proses-proses persepsi. Apa yang anda
ingat , sebagian bergantung kepada yang anda pahami. Dengan cara yang sama, proses berfikir
bergantung sebagian kepada proses memori, contoh Anda tidak bisa merefleksikan apa yang
anda ingat. Proses-proses kognitif juga berinteraksi dengan proses-proses non-kognitif,
contohnya anda bisa belajar lebih baik ketika termotivasi untuk belajar. Walaupun demikian
pembelajaran anda tampaknya akan melemah jika merasa anda merasa jengkel terhadap sesuatu
dan tidak bisa berkonsentrasi pada tugas pembelajaran yang sedang dihadapi.
Salah satu wilayah psikologi kognitif yang paling menarik dewasa ini adalah saling berkaitan
antara analisis yang kognitif dan biologis. Contohnya menjadi mungkin untuk menentukan
tempat aktifitas didalam otak yang berkaitan dengan jenis-jenis proses kognitf. Akan tetapi kita
tidak boleh langsung mengasumsikan kalau aktifitas biologis adalah penyebab utama aktifitas
kognitif. Riset justru menunjukkan bahwa proses pembelajaranlah yang menyebabkan
perubahan-perubahan di dalam otak. Dengan kata lain proses-proses kognitif dapat
mempengaruhi struktur-struktur biologis sama seperti struktur biologis mempengaruhi proses
kognitif. Sistem kognitif tidak bekerja secara terisolasi, namun bekerja dengan sistem lain.
c. Kognisi perlu dipelajari lewat beragam metode ilmiah. Semua proses kognitif perlu
dipelajari lewat beragam operasi yang saling melengkapi. Artinya beragam metode studi untuk
mencari suatu pemahaman umum. Semakin banyak perbedaan jenis teknik yang mengarah
kepada kesimpulan yang sama, semakin tinggi keyakinan yang bisa kita miliki mengenai
kesimpulan tersebut. Contohnya, studi-studi tentang waktu reaksi, tingkat kekeliruan dan pola
perbedaan individual, semua mengarah pada kesimpulan yang sama.
dan setiap anak didik tersebut adalah berbeda dari segi perkembangan kognitifnya yang
kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal mereka seperti bakat,
lingkungan, makanan, kecerdasan dan sebagainya.
Aplikasi teori Lewin banyak dilakukan dalam konteks dinamika kelompok. Dasar berpikirnya
adalah kelompok dianalogikan dengan individu. Maka perilaku kelompok menjadi fungsi dari
lingkungan, dimana salah satu faktornya adalah para anggota kelompok dan hubungan
interpersonal mereka. Apabila hubungan ini bervalensi negatif, maka perilaku anggota akan
menjauhinya dan dengan demikian tujuan kelompok semakin tidak tercapai. Sebaliknya,
hubungan yang baik akan membuat anggota saling mendekati sehingga memungkinkan
kerjasama yang lebih baik dalam mencapai tujuan kelompok.
Implikasi pandangan Lewin dalam belajar , secara ideal adalah sebuah proses yang
mengedepankan;
1. Perlu adanya medan khusus (dalam istilah Lewin) yang mendukung terciptanya suasana
psikologis yang mendukung proses belajar. Jika menjauh dari medan maka motivasi untuk
belajarpun akan berkurang.
2. Perlu adanya motivasi yang dikembangkan dengan reward dalam belajar. Yang dikembangkan
bukan rewardnya tetapi motivasi dari reward tersebut, yang secara esensial dapat berpengaruh
terhadap proses belajar.
3. Dalam belajar diperlukan keterlibatan kesadaran. Belajar akan bermakna apabila dalam
prosesnya peserta belajar. Agar segala sesuatu yang pernah dialami di masa lalu bisa
memengaruhi perilaku saat ini, seseorang harus lebih dahulu menyadarinya.
4. Sebaik baiknya proses belajar adalah belajar yang dilakukan selain dengan kesadarn juga
perlu diset dalam suasana kerjasama dalam kelompok, yang diupayakan semua anggota
kelompok terlibat di dalamnya
Daftar Rujukan
F. Hill, Winfred. 1990. Theories Of Learning; Teori- Teori Pembelajaran, Alih Bahasa M.
Khozim. .Bandung: Nusa Media
Hergenhahn B.R. & Olson H. Matthew, 2008, Theories Of Learning (Teori-Teori Belajar),
Jakarta; Kencana Prenada Media Group
Stenberg, Robert J. 2008. Psikologi Kognitif Edisi Keempat. Yogyakarta. Pustaka pelajar
Seivert, Kelvin. 2008. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD