New Artikel Septiya Wulandari
New Artikel Septiya Wulandari
1. Pendahuluan
Salah satu materi dalam matematika adalah kalkulus. Materi ini harus
mendapatkan perhatian serius menyangkut masalah penguasaan materi, pemilihan
metode pembelajaran, penentuan strategi, dan teknik pembelajaran yang tepat.
Kalkulus merupakan salah satu materi yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi
dan ruang lingkup yang sangat luas, baik dalam matematika, maupun dalam
cabangcabang ilmu yang lain, seperti dalam bidang sains, teknologi, ekonomi,
kedokteran, dan sebagainya. Oleh karena itu, para siswa harus mendapatkan bekal
materi kalkulus dengan sebaikbaiknya. Martono (1999:47) mengatakan bahwa
limit fungsi merupakan konsep dasar yang digunakan secara intensif dalam
kalkulus. Purcell (1994:72) juga menyatakan bahwa kalkulus dapat didefinisikan
1
sebagai pengkajian tentang limit. Jadi, dapat dikatakan inti dari pelajaran kalkulus
adalah limit suatu fungsi. Oleh karena itu, pemahaman materi limit fungsi
merupakan hal yang penting bagi siswa untuk dipahami dengan baik.
Penelitian terdahulu oleh Sirikit (2012:53) mengatakan bahwa banyak siswa yang
belum mampu menyelesaikan soal-soal limit fungsi. Kemudian Raihani (2014:47)
menyimpulkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi limit
fungsi aljabar masih kurang. Berpedoman pada kenyataan yang ada, ternyata
materi ini masih menjadi kendala di lapangan. Masih banyak siswa yang kesulitan
dalam mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan limit fungsi.
Berdasarkan observasi awal wawancara dengan guru matematika pada tanggal 14
Maret 2015 yang penulis lakukan di SMAN 4 Banda Aceh tentang penguasaan
materi limit fungsi, disimpulkan bahwa masih ada siswa yang tidak dapat
menyelesaikan soal dengan baik dan belum mencapai nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja kesulitan yang dialami
siswa dalam memahami materi limit fungsi dan apa penyebab kesulitan yang
dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal limit fungsi ?
2. Landasan Teori
Kesulitan Belajar
Ahmadi dan Supriyono (2008:74) mengatakan, kesulitan adalah keadaan dimana
siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan kesulitan adalah suatu keadaan dimana siswa mengalami
hambatan dalam menyelesaikan soal-soal materi limit fungsi. Seorang siswa
diduga mengalami kesulitan belajar apabila ia tidak berhasil mencapai taraf
kualifikasi hasil belajar tertentu dan dalam batasan tertentu yang telah ditentukan.
0
0 , yang tanpa arti.
b. Skill (keterampilan)
Skill adalah kemampuan memberikan jawaban dengan tepat dan cepat
(Suherman, 2003:35). Jadi, skill dapat diartikan sebagai suatu prosedur atau
aturan yang digunakan untuk menyelesaikan soal dalam jangka waktu tertentu
dengan cepat dan tepat(benar). Contoh skill terlihat dari cara siswa
memfaktorkan, menyamakan penyebut, dan sebagainya.
c. Prinsip
Prinsip adalah objek matematika yang kompleks, dapat berupa gabungan
beberapa konsep dan fakta. Soedjadi (2000:15) mengemukakan bahwa prinsip
dapat berupa aksioma/postulat, teorema, dan sifat. Dengan demikian, dapat
diartikan prinsip sebagai hubungan diantara konsep-konsep. Contohnya, untuk
menyatakan
arti
dari
istilah
yang
mewakili
konsep
tertentu,
ketidakmampuan untuk mengingat satu kondisi atau lebih yang diperlukan bagi
suatu objek yang dinyatakan dengan istilah yang mewakilinya, tidak dapat
mengelompokkan objek sebagai contoh-contoh dari objek yang bukan contohnya,
dan ketidakmampuan menyimpulkan informasi dari suatu konsep yang diberikan.
(2)Kesulitan dalam menggunakan prinsip, yaitu: tidak mampu melakukan
kegiatan penemuan tentang sesuatu dan tidak teliti dalam perhitungan dan operasi
aljabar, tidak mampu untuk menentukan faktor relevan dan akibatnya tidak
mampu mengabstraksikan pola-pola, dan siswa dapat menyatakan suatu prinsip
tetapi tidak dapat mengutarakan artinya dan tidak menerapkan prinsip tersebut.
Pada penelitian ini, peneliti tidak mengkaji kesulitan siswa memecahkan soal
dalam bentuk verbal karena pada tes penguasaan materi limit fungsi tidak ada soal
yang berbentuk cerita yang menggambarkan model matematika. Hal ini sejalan
dengan pendapat Cooney dkk (1975:203-208) yang mengatakan bahwa kesulitan
siswa dalam belajar matematika sebaiknya difokuskan pada pengetahuan konsep
dan pengetahuan prinsip. Jadi, kesulitan yang diteliti adalah kesulitan konsep dan
kesulitan prinsip. Peneliti menggunakan indikator kesulitan yang dikemukakan
oleh Cooney untuk mengklasifikasi dan mengetahui jenis-jenis kesulitan yang
dialami siswa.
3. Metode Penelitian
b. Petikan Wawancara
P : Coba kamu perhatikan soal nomor 2, apa yang diinginkan soal ini ?
S : (siswa memperhatikan soal). Menentukan nilai limitnya buk.
P : Bagaimana kamu menyelesaikan soal ini ?
S:Pertama faktorkan dulu penyebutnya, lalu disamakan penyebut, kemudian
disederhanakan, barulah dimasukkan nilai x-nya.
P : Apakah cara yang kamu kerjakan sudah benar ?
S : Menurut saya sudah benar buk.
P : Coba kamu lihat dan bandingkan jawabanmu dengan jawaban temanmu ini,
menurut kamu dimana letak perbedaannya ?
S : Oh iya buk, bedanya dibagian pembilangnya, lupa saya buk.
P : Apa kendala kamu saat menyelesaikan soal ini ?
S : Saya sering lupa. Saat memfaktorkan saya juga agak bingung jadi lama
ngerjainnya buk.
Dari hasil tes dan wawancara diketahui bahwa siswa dengan kode subjek 23
mengalami kesulitan dalam menggunakan prinsip, dimana siswa melakukan
kesalahan dalam operasi aljabar. Penyebab kesalahan ini adalah kurangnya
pemahaman tentang materi prasyarat dari limit seperti aljabar. Diperoleh juga
bahwa siswa megalami kesulitan dalam memfaktorkan. Dari hasil wawancara
peneliti dengan siswa, siswa mengakui mengalami kendala dalam memfaktorkan
dan menentukan faktor yang relevan sehingga membutuhkan waktu yang banyak
dalam menyelesaikan soal seperti ini. Penyebab kesulitan ini adalah karena siswa
jarang melatih diri dengan soal-soal limit fungsi.
2. Subjek 19 , mewakili soal tes nomor 3.
Kesulitan :
1) Kesulitan dalam perhitungan dan operasi aljabar.
2) Kesulitan dalam memaknai kata/simbol yang ada dalam limit fungsi.
a. Hasil Tes
b. Petikan Wawancara
P : Coba kamu perhatikan soal nomor 3. Bagaimana cara kamu menyelesaikan
soal ini ?
S : (siswa memperhatikan soal). Dikali dengan sekawannya, buk.
P : Coba kamu perhatikan kertas jawaban kamu. Apa cara yang kamu kerjakan
sudah benar?
S : Belum bu, salahnya saya langsung mengganti nilai x-nya.
P : Kemudian pada baris ketujuh di lembar jawabanmu, hasilnya adalah
(3+ 9) . Mengapa bisa begitu ?
0
1
0
1
0
0 , jadinya tak hingga buk.
berapa hasilnya ?
1
0
0(3+ 9) ,
siswa dalam menjawab soal dan kurangnya pemahaman dasar dari limit.
Kemudian terlihat juga siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan konsep
dimana siswa salah dalam memaknai kata/simbol dalam limit fungsi, siswa tidak
dapat membedakan tak hingga dan tak terdefinisi. Penyebabnya adalah kurangnya
pemahaman siswa terhadap konsep dan kurangnya latihan dalam mengerjakan
soal limit.
3. SP-2 , mewakili soal tes nomor 4.
Kesulitan :
1) Kesulitan dalam memilih pemakaian metode atau cara penyelesaian limit.
2) Kesulitan dalam memaknai kata/simbol yang ada dalam limit fungsi.
a. Hasil Tes
b. Petikan Wawancara
P : Coba kamu perhatikan soal nomor 4. Bagaimana kamu menyelesaikan soal
tersebut?
S : (siswa memperhatikan soal). Dimasukkan nilai 3 gantiin x-nya.
P : Apakah cara yang kamu kerjakan sudah benar ?
S : Belum kayaknya buk.
P : Apa kendala yang kamu hadapi saat menyelesaikan soal seperti ini ?
S : Saya gak tahu harus diapain buk, ada akarnya jadi saya bingung.
P : Apakah kamu sudah mengerti dengan materi tersebut ?
S : Belum buk.
P : Coba perhatikan kertas jawabanmu, kamu membuat
begitu?
42 =
0
. Kenapa
0
0 , jadi hasilnya tak hingga
buk.
P : Betul gitu ?
S : Kayaknya gitu buk.
P : Apa di rumah kamu mengulang pelajaran ?
S : Kalo ujian aja buk.
Dari hasil tes dan wawancara diperoleh bahwa siswa dengan kode subjek 2
mengalami kesulitan dalam menggunakan konsep yaitu siswa tidak dapat memilih
metode yang sesuai untuk digunakan, sehingga siswa mengalami kesalahan dalam
menyelesaikan soal tersebut. Kemudian siswa sudah terbiasa bertanya kepada
temannya jika terdapat materi yang kurang ia pahami. Menurut hasil jawaban
siswa, peneliti juga melihat bahwa siswa tersebut kesulitan dalam memaknai
pernyataan
0
0 . Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap
konsep, selain itu siswa juga jarang melatih soal-soal matematika di rumah. Dari
hasil wawancara siswa juga mengatakan bahwa ia kurang mengerti dengan materi
limit fungsi, penyebabnya karena siswa kurang perhatian dan keseriusan pada saat
guru menjelaskan materi. Kemudian, karena adanya tanda akar, sebelum
menjawab soal siswa sudah berkesimpulan bahwa soal tersebut susah untuk
dikerjakan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian dan keseriusan dalam
belajar materi limit fungsi.
Pembahasan
Kesulitan yang dialami siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1) Pemahaman materi prasyarat yang masih rendah
Untuk mempelajari materi limit fungsi di kelas XI, siswa harus memahami materi
prasyarat seperti aljabar.
2) Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep limit fungsi
9
Siswa harus dapat memahami bahwa limit bentuk tak tentu (limit yang
menghasilkan
0
0 ) adalah limit yang tidak boleh dikerjakan secara langsung.
0
0 . Siswa belum bisa
memahami dengan baik bahwa jika soal limit fungsi tidak dapat dikerjakan
dengan cara langsung seharusnya siswa dapat memanfaatkan metode atau cara
penyelesaian limit yang ada. Dalam hal ini, siswa juga belum mengerti makna
atau simbol yang ada dalam limit fungsi. Dari hasil wawancara ditemukan bahwa
siswa belum memahami betul maksud dari lambang , tak tentu, dan tak
terdefinisi.
3) Kurang perhatian dan keseriusan dalam belajar materi limit fungsi
Jika siswa kurang serius dan kurang perhatian pada saat guru menjelaskan materi
pelajaran, maka konsep dari materi yang diajarkan tidak dapat ditanamkan dengan
baik dalam diri siswa.
4) Kurangnya latihan dalam mengerjakan soal limit fungsi
Dari hasil wawancara diperoleh bahwa kesulitan siswa disebabkan karena
kemalasan siswa dalam mengulang kembali pelajaran yang telah diajarkan di
sekolah. Siswa lebih mengandalkan penjelasan dari guru di sekolah dan tidak
berusaha menambah pengetahuannya dengan membaca buku atau berlatih
mengerjakan soal-soal.
5) Kurang teliti saat menjawab soal
Ada siswa yang sudah mengerti materi limit fungsi, namun mendapatkan hasil
yang tidak benar karena pada langkah-langkah penyelesaian soal siswa kurang
teliti. Siswa juga terburu-buru dalam menjawab soal dan tidak memeriksa kembali
hasil jawabannya.
5. Simpulan dan Saran
10
pemahaman materi prasyarat yang masih rendah dan kurangnya latihan dalam
mengerjakan soal limit fungsi.
Dari hasil penelitian, dapat diberikan saran, kepada guru matematika, hendaknya
mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi limit
fungsi dan memberikan penekanan kepada siswa mengenai pentingnya memahami
materi prasyarat terlebih dahulu agar siswa mudah untuk menguasai materi limit
fungsi.
Daftar Pustaka
Cooney dkk. 1975. Dynamics of Teaching Secondary School Mathematics.
Boston: Houghton Miffin.
Hudojo, Herman. 1988. Teori Dasar Belajar Mengajar Matematika. Jakarta:
Depdikbud.
Martono, Koko. 1999. Kalkulus. Jakarta: Erlangga.
Purcell, dkk. 1994. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid I. Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Raihani, Devi. 2014. Penguasaan Materi Prasyarat dan Hubungannya Dengan
Kemampuan Memahami Limit Fungsi Aljabar Siswa Kelas X SMA Negeri 5
Banda Aceh Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Banda Aceh: Universitas
Syiah Kuala.
Sirikit, Novita. 2012. Kesulitan Belajar Siswa dan Alternatif Pemecahan Dalam
Memahami Materi Limit Fungsi di Kelas XI MAN Model Banda Aceh Tahun
2011/2012. Skripsi. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala.
11
12