Anda di halaman 1dari 56

PEDOMAN PELAYANAN UNIT LABORATORIUM

RSUD PURUK CAHU

DAFTAR ISI

Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
3.
-

........................................................................................... ........

Latar
Belakang ............................................................................................ ...
..
3.
Tujuan

3.
Ruang Lingkup

.3.
Batasan Operasional
.
4.
Landasan Hukum
.
4.

BAB II
STANDAR
KETENAGAAN .................................................................................... .....

6.

A. Kualifikasi sumber daya


manusia .....................................................................
6.
B. Standar kopetensi
..
6.
C. Distribusi
ketenagaan ................................................................................. ......
9.
D. Pengaturan
jaga
........................................................................................ ......
10.
E. Pola ketenagaan
..
11.
BAB III STANDAR
FASILITAS
....................................................................................... ........

17.

A. Denah
ruang
............................................................................................ ....
...
17.
B. Standar
fasilitas
......................................................................................... ......
.17.
BAB IV TATA LAKSANA
PELAYANAN
...................................................................................

19.

A. Persyaratan
Pelayanan
....................................................................................
19.
B. Alur
Pelayanan
..........................................................................................
.....
20.
C. Kriteria pemeriksaan (Waktu Tunggu Hasil)
.................................................. 21.
D. Pengelolaan
Spesimen
.....................................................................................
23.
E. Pengolahan
Spesimen .......................................................................................
25.
F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen
.. 25.
G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium
........................................................... 27.
H. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )
..
30.
I. Pengolahan Limbah
.
32.
J. Laporan Hasil dan Arsip

33.
K. Pemeliharaan dan Kaliberasi Alat
. 34.
BAB V
LOGISTIK
..............................................................................................................
57.
BAB VI KESELAMATAN
PASIEN
....................................................................................... .

59.

A. Pengertian
...........................................................................................
............
59.
B. Tujuan
................................................................................................
............
59.
C. Tata laksana keselamatan
pasien
....................................................................59.
BAB VII KESELAMATAN
KERJA
.......................................................................................... .

62.

A. Pengertian

.. 62.
B. Tujuan

.
62.
C. Tatalaksana Keselamatan Kerja
. 62.
D. Penanganan Keadaan Darurat dilaboratorium

64.

E. Pemakaian kaca mata


.... 65.
F. Pemakaian Jas Laboratorium
......
65.
G. Pemakaian Masker
.
65.
H. Pemakaian Sarung Tangan
. 66.
I. Pemeliharaan Kesehatan tenaga Laboratorium
..
66.
BAB VIII PENGENDALIAN
MUTU
......................................................................................... ..

68.

A. Pemantapan Mutu Internal


..............................................................................
68.
B. Pemantapan Mutu
Eksternal................................................................................

70.

BAB IX
PENUTUP
............................................................................................................. ...
73.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna
memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau. Menurut keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1457/ Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pelayanan Kesehatan di Kabupaten atau Kota,
maka untuk itu di pandang perlu disetiap rumah sakit Umum atau Daerah
meningkatkan pasilitas dan pelayanan Laboratorium yang sesuai dengan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
411/MENKES/PER/III/2010. Sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 21
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,
maka dipandang perlu juga untuk menetapkan Standar Profesi bagi tenaga
Ahli Laboratorium Kesehatan dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor
370/Menkes/SK/III/2007.
Pelayanan Laboratorium Kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium
kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat
memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris
terhadap spesimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di laboratorium.
Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium terus
ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangan penyakit. Ahli teknologi laboratorium kesehatan yang terdiri
dari para analis kesehatan dan praktisi laboratorium lainnya harus senantiasa
mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya
jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium dan tuntutan diberikan
pelayanan yang prima.
Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium
tidak dapat dielakkan lagi peraturan perundang-undangan sudah mulai
diarahkan kepada seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar
bebas tersebut. Ahli teknologi laboratorium kesehatan indonesia harus
mampu bersaing dengan ahli ahli teknologi laboratorium ( Medical
Laboratory Technologist ) dari negara lain yang lebih maju. Untuk itulah perlu
disusun suatu standar profesi bagi para ahli teknologi laboratorium
5

kesehatan dan pedomam yang jelas tentang pelayan instalasi laboratorium


di Indonesia.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan Instalasi laboratorium
RSUD Puruk Cahu ini adalah untuk memberikan arah atau standar bagi
seluruh petugas yang bekerja di Instalasi Laboratorium dalam memberikan
pelayanan pada pasien khususnya pelayanan laboratorium.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Laboratorium Klinik RSUD Puruk Cahu merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik dengan kemampuan
pemeriksaan lebih lengkap dari laboratorium klinik umum madya dengan
teknik automatik.
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Laboratorium RSUD Puruk Cahu
meliputi :
1. Pasien Rawat Jalan
Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan
RSUD Puruk Cahu yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
2. Pasien Rawat Inap
Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan RSUD Puruk Cahu
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
3. Pasien Luar
Yaitu pasien dari dokter luar RSUD Puruk Cahu maupun dari rumah
sakit lain yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
4. Pasien Medical Check-up
Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat jalan yang melakukan
medical check-up untuk keperluan : pengangkatan pegawai negeri
sipil, pemeriksaan kesehatan calon haji, pemeriksaan kesehatan
calon anggota legislatif dan pemeriksaan kesehatan calon kepala
daerah yang ada di wilayah Kabupaten Murung Raya yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium.
D. Batasan Operasional
Laboratorium Klinik RSUD Puruk Cahu merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di bidang Hematologi,
Kimia Klinik, Klinik Rutin, Imunologi dan Serologi serta Mikrobiologi.
Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain Hematologi Rutin, Hematologi
lengkap, golongan darah, analisa darah tepi.
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Glukosa darah, Faal hati
lengkap, Faal Ginjal, Analisa lipid,
3. Pemeriksaan Klinik Rutin
Pemeriksaan Klinik Rutin adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan yang membutuhkan bahan urin antara lain :
Urine rutin, Urine lengkap, Tes kehamilan Drug tes.
4. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah : pemeriksaan yang
mencakup beberapa pemeriksaan yeng memerlukan serum
sebagai bahan pemeriksaan, adapun pemeriksaannya antara lain :
HbsAg, Anti HIV, Anti HCV, NS1, IgG IgM Anti Salmonella.
5. Pemeriksaan Mikrobiologi
6

Pemeriksaan mikrobiologi adalah : pemeriksaan yang mencakup


beberapa pemeriksaan antara lain : Sputum Gram dan BTA
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004

tenteng

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Nomor 4844);


2. Undang-Unadang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga
Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5063);
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3637);
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
493/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perbahan Kedua atas Peraturan Mentri
Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang
Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan ReEmerging;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 tentang
Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan
Biomedik;

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
NO
1

NAMA JABATAN
Penanggungjawab
Laboratorium(
instalasi)

kepala

KUALIFIKASI

TENAGA YANG
TERSEDIA

S2 Kedokteran ( Dr
Spesialis
Patologi
klinik )

2 Orang

1 Orang
Ka.Ruangan/Koordinator Lab

S1 Tekling

4
5
5

9 Orang
Staff Analis

DIIIAnalis Kesehatan

Perawat pengambil darah

DIII Keperawatan

Staf Administrasi

S1 Tekling
SMA

1 orang
1 orang
1 orang

B. Standar Kompetensi
I. Kepala Instalasi Laboratorium
1. Mengetahui dasar pengetahuan tentang patologi klinik
2. Mampu melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan oleh
Ka..Bidang Penunjang Medik
3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external dan internal
4. Mengelola dan bertanggung jawab terhadap pelayanan patologi
klinik
5. Menyusun dan melakukan inovasi pengembangan pelayanan
patologi klinik sesuai perkembangan iptek
6. Melakukan motivasi pengembangan SDM dan evaluasi kinerja staf
patologi klinik
7. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif di
lingkungan patologi klinik
8

8. Mampu mengimplementasikan sistem manajemen mutu


II. Kepala Ruangan Instalasi Laboratorium
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik


Mampu melaksanakan tugas-tugas Ka.Inst yang di delegasikan
Mampu bekerjasama dengan pelanggan external maupun internal
Mampu mendokumentasikan setiap kegiatan dilaboratorium.
Mampu membuat laporan kegiatan di laboratorium Patologi Klinik
Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya
maupun infeksius pada petugas dan klien
7. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya
sesuai dengan prosedur tetap
8. Mampu bekerja sama baik sesama profesi maupun team kesehatan
lain
9. Mampu bersikap ramah ,sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
10.Mampu berbahasa inggris aktif dan fasif
11.Menguasai komputer minimal MS World
III. Pelaksana analis Laboratorium
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik
2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat dengan
kualitas sampel yang maximal
3. Mampu menyiapkan sampel pada kondisi siap diperiksa
4. Mampu mengoperasikan alat-alat penunjang pemeriksaan sesuai
dengan instruksi kerja alat
5. Mampu melaksanakan kalibrasi alat sebelum alat dioperasikan
6. Mampu mengklarifikasi obyektifitas hasil pemeriksaan sesuai nilai
standart
7. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel dan hasil
pemeriksaan dengan unit pengirim
8. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya
maupun infeksius pada petugas dan klien
9. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya
sesuai denga prosedur tetap
10.Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun gudang team
kesehatan lain
11.Mampu bersikap ramah sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
12.Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif
13.Menguasai komputer minimal MS World
IV. Pelaksana Sampling Laboratorium
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Memiliki dasar pengetahuan tentang anatomi tubuh


Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat
Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel
Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan infeksius
dan berbahaya pada petugas dan klien
Mampu melaksanakan penyimpanan bahan dan alat sampling
sesuai prosedur tetap
Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team
kesehatan lain
Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif
Menguasai komputer minimal MS World
9

V. Pelaksana Administrasi.
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang administrasi
2. Mampu melaksanakan registrasi kunjungan pasien ke laboratorium
3. Mampu melaksanakan administrasi, serah terima sampel dan hasil
pemeriksaan dengan unit pengirim
4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya
maupun infeksius pada petugas dan klien
5. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team
kesehatan lain
6. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
7. Mampu berbahasa Inggris
8. Menguasai komputer
1. Tugas pokok dan fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Tugas pokok Ahli teknologi Laboratorium Kesehatan adalah
melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
Hematologi, Kimia klinik, Mikrobiologi, Imunoserologi, Toksikologi, Kimia
Lingkungan, Patologi anatomi (Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia,
Imunopatologi, Patologi Molekuler), Biologi dan fisika.
Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium
mempunyai fungsi atau kewajiban sebagai berikut :

Kesehatan

a. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses


spesimen.
b. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen.
c. Mengoprasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium.
d. Mengevaluasi teknik, instrument, dan
menentukan manfaat kepraktisannya.

prosedur

baru

untuk

e. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara


efektif dan efisien untuk menginterprestasikan hasil uji
laboratorium.
f.

Merencanakan, mengatur,
kegiatan laboratorium.

melaksanakan

dan

mengevaluasi

g. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang


teknik kelaboratoriuman.
h. Merancang
dan
melaksanakan
laboratorium kesehatan.
2. Kompetensi
Kesehatan

yang

harus

dimiliki

oleh

penelitian
Ahli

dalam

Teknologi

bidang

Laboratorium

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, Ahli


Teknologi Laboratorium Kesehatan harus mempunyai kompetensi sebagai
berikut :
a. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok
dan fungsinya di Laboratorium Kesehatan.

10

b. Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan


tugas pokok dan fungsinya di Laboratorium Kesehatan sesuai
jenjangnya.

c. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan


operasional pelayanan laboratorium, yaitu :

proses

teknis

1. Ketrampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan


pasien
(bila
diperlukan),
labeling,
penanganan,
pengawetan, fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan
pengiriman specimen.
2. Keterampilan
melaksanakan
prosedur
laboratorium,
metode pengujian dan pemakaian alat dengan benar.
3. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,
kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan
uji yang dilakukan.
4. Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen
untuk pengujian specimen.
d. Mampu memberikan
laboratorium.

penilaian

analitis

terhadap

hasil

uji

e. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian


mutu dan prosedur laboratorium.
f.

Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi


hasil uji laboratorium.

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LABORATORIUM RSUD BADUNG


DIREKTUR

KABID PENUNJANG MEDIS

KASIE PENUNJANG DIAGNOSTIK &


LOGISTIK

KEPALA INSTALASI LABORATORIUM

KA. RUANGAN INST. LABORATORIUM

KOORDINATOR LAB
KIMIA KLINIK

KOORDINATOR LAB
MIKROBIOLOGI,IMUNOlO
GI DAN URINALISA

KOORDINATOR LAB
HEMATOLOGI

KOORDINATOR
ADMINISTRASI DAN
SAMPLING

C. Distribusi Ketenagaan
11

Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium RSUD Badung diatur dalam


3 shift jaga dengan distribusi sebagai berikut:
1. Dinas pagi:
Yang bertugas sejumlah 8 ( delapan) orang dengan rincian :
a. 1 orang kepala ruang lab
b. 1 orang petugas analis sampling
c. 1 orang petugas administrasi
d. 1 orang bertugas di hematologi /serologi
e. 1 orang bertugas di kimia klinik
f. 1 orang bertugas di urinalisa
g. 1 orang petugas sampling ke Rawat inap atau UGD
h. 1 orang bertugas di mikrobiologi
Jam dinas dari pukul 07.00 wib s/d pukul 13.00 wib.
2. Dinas sore:
Yang bertugas 2 ( dua ) orang, dengan rincian :
a. 1 orang penanggung jawab Shift merangkap pelaksana
b. 1 orang petugas billing merangkap pelaksana sampling
Jam dinas dari pukul 13.00 wib/d pukul 19.00 wib.
3. Dinas malam:
Yang bertugas 2 ( dua ) orang dengan rincian tugas :
a. Sebagai penanggung jawab Shift merangkap pelaksana,
b. Sebagai petugas billing merangkap pelaksana
c. Sebagai petugas sampling merangkap pelaksana.
Jam dinas dari pukul 19.00 wita s/d pukul 07.00 wita.
D. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis di Instalasi Laboratorium RSUD
Puruk Cahu adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh koordinator ATLM
laboratorium, disetujui oleh Kepala Ruangan Laboratorium RSUD Puruk
Cahu , mengetahui dokter penanggung jawab laboratorium.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
analis pelaksana laboratorium setiap satu bulan.
3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka analis tersebut dapat mengajukan permintaan dinas melalui
koordinator dengan menulis pada buku permintaan dinas. Permintaan
akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada dan tidak
mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat disetujui.
4. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti. Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal
tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka
analis bersangkutan harus memberitahu koordinator laboratorium satu
hari sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari
analis pengganti. Apabila analis bersangkutan tidak mendapatkan analis
pengganti, maka koordinator laboratorium akan mencari tenaga analis
pengganti.
12

5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka koordinator laboratorium akan
mencari analis pengganti yang libur. Apabila tidak dapat analis pengganti,
maka analis yang dinas pada shift sebelumnya untuk menggantikan.

E. POLA KETENAGAAN DI LABORATORIUM


1. Latar Belakang
Pelayanan Laboratorium RSUD Puruk Cahu merupakan unit pelayanan diagnostik
dengan pelayanan 24 jam yang datang ke laboratorium. Dalam upaya penetapan
tenaga di Laboratorium yang handal, diperlukan perencanaan, pengadaan dan
pemeliharaan SDM yang tepat bagi kelancaran pelayanan Laboratorium.
Perencanan tersebut diatas bertujuan untuk mengatasi dan menyiapkan turn
over SDM didalam Laboratorium. Untuk meningkatkan kompetensi SDM
Laboratorium diperlukan pendidikan dan pelatihan secara berkala.
2. Tujuan Umum
Tersedianya kuantitas dan kualitas SDM sesuai dengan persyaratan ketetapan
ketenagaan di Laboratorium.
3. Tujuan Khusus
a) Menyediakan tenaga Laboratorium sesuai dengan kebutuhan.
b) Meningkatkan kompetensi tenaga Laboratorium RSUD Puruk Cahu
4. Rencana Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja
Workload Indicators of Staffing Need (WISN) adalah suatu metode perhitungan
berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori tenaga
kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Metode ini
diciptakan oleh PJ Shipp (1984) dan sangat dianjurkan oleh Organosasi
Kesehatan sedunia (WHO). Kelebihan metode ini mudah dioperasikan , mudah
digunakan,secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan
Workload Indicators of Staffing Need (WISN), meliputi 5 (lima) langkah yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Menetapkan Waktu kerja tersedia dalam dalam 1 (satu) tahun


Menetapkan Unit Laboratorium dan kategori SDM
Menyusun standar beban kerja Laboratorium
Menyusun Kebutuhan Kelonggaran
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di Laboratorium
Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium.

5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga dr Penanggung Jawab Laboratorium


a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun
1. Hari kerja
: 260 hari
13

2.
3.
4.
5.
6.

Cuti tahunan
Hari libur dan libur Nasional
Ketidakhadiran kerja
Pendidikan dan pelatihan
Waktu kerja 56 jam/minggu

:
:
:
:
:

12
13
12
10
8

hari
hari
hari
hari
jam /hari

Hari kerja 260 47 = 213 hari


Waktu kerja tersedia = 213 x 6 jam = 1.278 jam/tahun
b. Standar beban kerja dr Spesialis Penanggung Jawab Laboratorium meliputi :
1. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan
Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cito dan tidak Cito.
2. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama
satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan
Laboratorium terhadap pasien Cito membutuhkan waktu rata-rata 2
Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cito membutuhkan waktu ratarata 3 menit.
3. Standar beban kerja per satu tahun:
Waktu Kerja Tersedia
Rata-rata waktu per kegiatan pokok
Pasien Cito

Pasien tidak Cito

= 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 38.340 jam/tahun


2 menit
= 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 25.560 jam/tahun
3 menit

c. Standar kelonggaran dr Spesialis Penanggung Jawab Laboratorium


Pada umumnya dr Spesialis Penanggung jawab Laboratorium memiliki faktor
kelonggaran sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Rapat 2 jam per bulan


Kegiatan profesi 3 jam per bulan
Berobat
Lain-lain urusan pribadi
Rumus kelonggaran

Perhitungan

= 0.5 jam /minggu


= 0.75 jam/minggu
= 1 jam /minggu
= 2 jam/minggu

: Rata-rata waktu factor kelonggaran


Waktu kerja tersedia
: 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12
1.704

d. Perhitungan kebutuhan dr Spesialis Penanggung jawab di Laboratorium .


Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan
yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2015, yaitu 7.000
pasien tidak Cito dan 1500 pasien Cito.
Kebutuhan tenaga Analis

Pasien Cito

= Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran


Standar beban kerja
= 1500 +

0.12

= 0.04
14

38.340

Pasien Tidak Cito

= 7.000 + 0.12
25.560

= 0,27

Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need
(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.04
+ 0,27 = 1 Orang / shif.
6. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Analis Di Laboratorium.
b. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun
1. Hari kerja
: 260 hari
2. Cuti tahunan
: 12 hari
3. Hari libur dan libur Nasional
: 13 hari
4. Ketidakhadiran kerja
: 12 hari
5. Pendidikan dan pelatihan
: 10 hari
6. Waktu kerja 56 jam/minggu
:
8 jam /hari
Hari kerja 260 47 = 213 hari
Waktu kerja tersedia = 213x 6 jam = 1.278 jam/tahun
b. Standar beban kerja Analis meliputi :
4. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan
Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cito dan tidak Cito. Yang
meliputi Proses Pra Analitik, analitik Dan Post Analitik.
5. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama
satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan
Laboratorium terhadap pasien Cito membutuhkan waktu rata-rata 20
Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cito membutuhkan waktu ratarata 40 menit.
6. Standar beban kerja per satu tahun:

Waktu Kerja Tersedia


Rata-rata waktu per kegiatan pokok
Pasien Cito

Pasien tidak Cito

= 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 3.834 jam/tahun


20 menit
= 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 1.917 jam/tahun
40 menit

c. Standar kelonggaran Analis di Laboratorium


Pada umumnya Analis memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut :
e.
f.
g.
h.

Rapat 2 jam per bulan


Kegiatan profesi 3 jam per bulan
Berobat
Lain-lain urusan pribadi

= 0.5 jam /minggu


= 0.75 jam/minggu
= 1 jam /minggu
= 2 jam/minggu
15

Rumus kelonggaran

Perhitungan

: Rata-rata waktu factor kelonggaran


Waktu kerja tersedia

: 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12


1.704

d. Perhitungan kebutuhan analis di Laboratorium .


Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan
yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2013, yaitu 36.000
pasien tidak Cyto dan 3.600 pasien Cyto.
Kebutuhan tenaga Analis

= Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran


Standar beban kerja

Pasien Cyto

= 1500 + 0.12
3.834

Pasien Tidak Cito

= 7.000 + 0.12
1.917

= 0,39

= 3,7

Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need
(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga Analis = 0,39 + 3,7 = 5 Orang / shif.
disesuaikan dengan kebutuhan jadwal jaga dalam tiga (3) shif, jaga pagi 6 Orang,
siang 2 orang, malam 2 Orang.sehingga dibutuhkan tenaga Analis sebanyak 15
orang.

7. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Administrasi di laboratorium


c. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun
1. Hari kerja
: 260 hari
2. Cuti tahunan
: 12 hari
3. Hari libur dan libur Nasional
: 13 hari
4. Ketidakhadiran kerja
: 12 hari
5. Pendidikan dan pelatihan
: 10 hari
6. Waktu kerja 56 jam/minggu
:
8 jam /hari
Hari kerja 260 47 = 213 hari
Waktu kerja tersedia = 213 x 6 jam = 1.278 jam/tahun
b. Standar beban kerja Tenaga Administrasi di laboratorium meliputi :
7. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan
Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cito dan tidak Cito.
8. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama
satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan
Laboratorium terhadap pasien Cito membutuhkan waktu rata-rata 3
Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cito membutuhkan waktu ratarata 5 menit.

16

9. Standar beban kerja per satu tahun:

Waktu Kerja Tersedia


Rata-rata waktu per kegiatan pokok
Pasien Cito

Pasien tidak Cito

= 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 25.560 jam/tahun


3 menit
= 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 15.336 jam/tahun
5 menit

c. Standar kelonggaran Tenaga Administrasi di laboratorium


Pada umumnya tenaga Administrasi memiliki faktor kelonggaran sebagai
berikut :
i.
j.
k.
l.

Rapat 2 jam per bulan


Kegiatan profesi 3 jam per bulan
Berobat
Lain-lain urusan pribadi
Rumus kelonggaran

Perhitungan

= 0.5 jam /minggu


= 0.75 jam/minggu
= 1 jam /minggu
= 2 jam/minggu

: Rata-rata waktu factor kelonggaran


Waktu kerja tersedia

: 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12


1.704

d. Perhitungan kebutuhan tenaga Administrasi di Laboratorium .


Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan
yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2015, yaitu 7.000
pasien tidak Cito dan 1500 pasien Cito.
Kebutuhan tenaga Administrasi
kelonggaran

= Kuantitas kegiatan pokok + standar


Standar beban kerja

Pasien Cito

= 1500 + 0.12
25.560

Pasien Tidak Cito

= 7000 + 0.12
15.336

= 0.06

= 0,46

Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need
(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.06
+ 0,46 = 2 Orang / shif.

17

6. Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium


Kualifikasi
tenaga

Hasil perhitungan
tenaga

Kondisi tenaga
saat ini

Dokter Spesialis
Pathologi Klinik

1 Orang/hari

2 Orang/hari

Analis

15 Orang/hari

10 Orang/hari

Administrasi

2 Orang/hari

2 Orang/hari

Kekurangan
tenaga

5 Orang

Keterangan :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga di Laboratorium RSUD Puruk Cahu
dengan kondisi tenaga saat ini, maka kekurangan tenaga Tenaga Analis 5 orang,
9. Kesimpulan
Sesuai dengan analisis diatas maka untuk memenuhi kekurangan tenaga di
Laboratorium RSUD Puruk Cahu, maka diperlukan penambahan , Analis.

BAB III
18

STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan Laboratorium

R./ Tunggu Pasien

wc
utd
R. Ka ru Lab

R./Sampling
hand rub

R./ Analis
Ruang
Kerja Lab. Dan administrasi
r. dokter PK

Keterangan : Ruangan laboratorium luasnya : 81 m 2:


1. Ruangan Sampling
Yaitu tempat untuk penerimaan, pengambilan sampel
2. Ruangan administrasi
Yaitu tempat untuk registrasi data pasien, tempat untuk proses akhir
hasil laboratorium dan tempat mengentry data bahan habis
pakai/reagen yang dipakai
3. Gudang administrasi
Yaitu ruangan tempat ATK dan lain- lain
4. Tempat reagen
Yaitu tempat reagen yang sudah didistribusikan dari gudang barang
laboratorium
5. Gudang barang laboratorium
Yaitu tempat untuk penyimpanan stok reagen dan semua barang habis
pakai di laboratorium.

B. Standar fasilitas.
Fasilitas alat yang dimiliki Laboratorium RSUD Puruk Cahu antara lain :
No

NAMA ALAT

FUNGSI

Jumlah

KET

Niho kohden

Hematology 3 diff

1 Buah

Baik

Auto Analizer mindray bs 621

Kimia Klinik

1 Buah

Baik

19

Mission U 120

Urinalisa

1 Buah

Baik

Microskop Olympus CX 21

Sediaan
mikrocopis

2 Buah

Baik

Centrifuge Hettich

Sentrifugasi

1 Buah

Baik

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Persyaratan Pelayanan
1. Persyaratan umum :
a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medik rumah sakit sesuai dengan
20

jaminan perawatan masing-masing


b. Untuk Pasien rawat jalan; pasien datang langsung ke Laboratorium dengan
membawa formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan
berkas jaminan yang sesuai dengan jaminan yang dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim

ke laboratorium

oleh petugas ruangan beserta formulir permintaan yang telah diisi


lengkap.
2. Persyaratan khusus :sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan,
seperti puasa,tidak minum obat- obatan, tidak pada saat haid untuk
pemeriksaan UL.

B. Alur Pelayanan Laboratorium

Pasien
Rawat Jalan

Sampling Pasien IRJ


Analis Lab

Sampel Dari
Ruang
Rawat Inap

Billing/adminis
trasi
Petugas

Sampel
dari IGD

21

Analisa
Analis Lab

Hematologi
Petugas
Hematologi

Kimia Klinik
Petugas Kimia
Klinik

Serologi
Petugas
Serologi

Klinik Rutin
Petugas Klinik
Rutin

Manual Result
Entry
Analis Lab

Release
Analis Quality
Control
Autorized
Dokter Penanggung
Jawab Lab

Print
Analis Lab
Pasien / Petugas IRJ
/ Petugas IRI

Administrasi

C. Kriteria Pemeriksaan Laboratorium


Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan
jumlah pemeriksaan yang dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti
permintaan cito dan permintaan biasa. Adapun kriteria pemeriksaan
laboratorium berdasarkan permintaan, jenis pemeriksaan dan waktu tunggu
hasil laboratorium sebagai berikut:
JENIS PERMINTAAN

CITO

Biasa cito

JENIS PEMERIKSAAN

WAKTU TUNGGU HASIL

1. DL tanpa LED
2. Gula
Darah
Sewaktu
3. Keton
4. Urine lengkap

Tiga puluh menit (30


mnt)

1. Urea

Satu jam (60 mnt)


22

2. Serum Creatinine
3. Widal
Biasa

1. Hematologi
lengkap
2. Kimia
klinik
lengkap
3. Faeces lengkap
4. Urine lengkap

Pemeriksaan Khusus

1. Malaria
2. Apusan Darah
Tepi
3. BTA

Seratus empat puluh


menit (140 mnt)

+ 24 Jam ( Dibaca oleh


dokter spesialis
pathology klinik )

Keterangan : Hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada
dalam kondisi baik, dan untuk hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan sel
muda karena perlu konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium.
Prosedur Pemberian Nomor dan Pencatatan Hasil Laboratorium
1. Hematologi
a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama,
umur, Ruangan, atau nomor RM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan
pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat hematologi
c) Catat hasil di blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result.
2. Kimia
a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama,
umur, ruangan, atau nomor RM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan
pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat Kimia Klinik
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result.
3. Serologi/Imunologi
a) Pertama tabung tanpa antikoagulan yang sudah diisi darah pasien,
diberi nama, umur, ruangan, atau nomor RM ( minimal 2 identitas )
sesuai dengan pasien.
b) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, WIdal, dikerjakan secara
manual.
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result.
4. Bakteriologi

23

a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan bakteriologi seperti


dahak, diberi nama, umur, ruangan atau nomor RM ( minimal 2
b)
c)
d)
e)
f)

identitas ) sesuai dengan pasien ,


Dilakukan pembuatan preparat BTA atau Sputum Gram
Preparat pasien dibaca pada mikroskop
Catat hasil di buku TB 04 untuk pemeriksaan BTA
Ketik hasil pemeriksaan Sputum gram pada computer
Secara otomatis hasil sputum gram pasien tersimpan pada computer

dan dapat dilihat pada menu Result.


5. Urine
a) Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur, ruangan atau
b)
c)
d)
e)

nomor RM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,


Dilakukan pembuatan preparat urine
Preparat urine pasien dibaca pada mikroskop
Ketik hasil pemeriksaan urine pada computer
Secara otomatis hasil urine pasien tersimpan pada computer dan dapat

dilihat pada menu Result.


6. Faeces
a) Pertama pot yang berisi sampel faeces,diberi nama, umur, ruangan
b)
c)
d)
e)

atau nomor RM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.


Dilakukan pembuatan preparat faeces
Preparat faeces pasien dibaca pada mikroskop
Ketik hasil pemeriksaan faeces pada computer
Secara otomatis hasil faeces pasien tersimpan pada computer dan
dapat dilihat pada menu Result.

D. Pengelolaan Spesimen
TATA LAKSANA PELAYANAN TEKNIK PENGAMBILAN DAN PENANGANAN SPESIMEN
1. Persiapan Pasien :
a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial.
1) Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10 - 12 jam.
Pagi hari pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa,
kemudian pasien makan dan minum seperti biasa, selesai makan
pasien puasa lagi selama 2 jam.
2) Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan
glukosa 2 jam pp
b. Pemeriksaan Profil Lipid.
Pasien diharuskan puasa selama 10 - 12 jam.
2. Persiapan Alat :
a. Needle vacutainer, Tube vacutainer.
24

b. Spuit, Lancet, Wing needle, Tourniquet.


c. Pot urine
d. Objek glass, cover glass.
3. Persiapan Bahan :
a. Kapas alcohol
b. Anti koagulant
4. Teknik Pengambilan Spesimen :
a.
Darah Vena
1) Catat nama pasien pada tabung
2) Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah.
3) Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya.
4) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
5) Tusuk vena dengan jarum spuit atau vacutainer sampai terlihat
6)
7)
8)
9)

darah keluar.
Pemeriksaan Hematologi lengkap
Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Immunologi
Pemeriksaan Hematologi+Kimia+Immun

:
:
:
:

Darah EDTA 3 ml
Darah beku 3 ml.
Darah beku 3 ml.
Darah EDTA+beku 10

ml.
10)
Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item

b.

pemeriksaan laboratrorium.
11)
Tourniquet dilepaskan
12)
Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya.
13)
Rekatkan plester betadin
Darah Kapiler
1) Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga
pada anak, tumit kaki pada bayi.
2) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
3) Tusuk dengan lancet secepat mungkin.
4) Buang tetes darah pertama dengan kapas kering, tetes darah

c.

selanjutnya diambil.
5) Rekatkan lokasi tusukan dengan plester betadin.
Darah Arteri
1) Lokasi pengambilan arteri radialis, arteri brachialis, arteri femoralis.
2) Gunakan spuit 1 cc atau 3 cc ambil heparin secara aseptis dan
basahi bagian dalam spuit.
3) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
4) Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau pada sudut 90
derajat.
5) Tarik jarum dari pembuluh darah setelah didapat darah yang

d.

dibutuhkan kemudian ujung jarum ditusuk ke gabus atau karet.


6) Rekatkan plester betadine.
7) Bolak balik spuit agar darah tercampur homogeny.
Urine
1) Urine sewaktu : Untuk urine lengkap, tes kehamilan.
a) Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktusewaktu)
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup.
c) Beri label identitas pasien.
2) Urine pagi : Untuk urine lengkap
a) Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun
tidur.
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
c) Beri label identitas pasien.

25

3) Urine 24 jam : Untuk creatinin clearance, protein kwantitatif,


elektrolit urine.
Cara Penampungan urine 24 jam misal :
a) Jam 7 pagi, penderita mengeluarkan urine, urine dibuang.
b) Tamping semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7
pagi esok harinya.
c) Untuk creatinin clearance, penampung urine terlebih dahulu di
beri thymol 2 ml.
d) Campur semua urine setiap selesai menampung, jangan sampai
ada tertumpah.
Faeces
1) Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan bertutup, jangan

e.

bercampur dengan urine.


2) Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya.
Sputum
1) Ambil sputum dengan metode SPS ( sewaktu, pagi baru bangun

f.

tidur, sewaktu)
2) Tampung pada wadah bersih, kering dan bermulut besar dan
g.

h.

i.

tertutup.
Pleura dan cairan tubuh lain
Tampung semua sample/bahan pada wadah bersih, kering, dan
bermulut lebar.
Sekret / swab
Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung
sesuai dengan permintaan dokter.
Kultur
Pada pemeriksaan kultur, sample ditampung pada wadah bersih dan
steril.

E. Pengolahan Spesimen
Jenis Spesimen

Perlakuan pada
spesimen

Bentuk yang
untuk dianalisa

Darah EDTA

Homogenisasi

Darah tidak boleh


beku

Darah Beku

Centrifuger 3000 rpm, 5


menit

Serum

Darah Citrat

Centrifuger 1000 rpm

Plasma

Darah
tanpa
anti
koagulan
(masa
pembekuan)

Segera dianalisa

Darah segar

Urine (urinalisa)

Centrifuger 2000 rpm, 5


menit

Endapan urine

Urine (tes kehamilan)

Segera dianalisa

Urine segar

26

Darah segar (Gall


kultur / MO darah)

Masukkan ke dalam botol


bactec

Darah dalam botol

F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen

Simpan semua specimen sesuai dengan nomor urut, tanggal, dan hari
serta bulan penyimpanan.
1. Serum
Disimpan di freezer selama 10 hari pada suhu -200C, setelah disimpan
selama 1 bulan, sisa serum dibuang
2. Darah EDTA
Sisa sample darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu 80C,
setelah itu dibuang
3. Darah Beku
Sisa sample darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan,
(15-300C), setelah itu dibuang .
4. Urine
Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan
pergantian shift kerja, setelah itu dibuang.
5. Faeces
Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai
dengan pergantian shift kerja, setelah itu dibuang.
6. Cairan Tubuh
Sisa sample cairan tubuh di simpan pada suhu 80C selama 1 minggu,
setelah itu dibuang.
G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN

BAHAN

HARI KERJA

JANJI HASIL
(dalam
menit)

HEMATOLOGI :
1. Darah rutin

Darah EDTA 2 ml

Setiap hari

60

2. Darah lengkap
3. Golongan darah /
RH
4. Hemoglobin

Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml

Setiap hari

60

Setiap hari

60

27

Darah EDTA 2 ml

Setiap hari

60

Darah EDTA 2 ml

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

2 hari

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

dirujuk

1 x 24 jam

Setiap hari

1 x 24 jam

Darah kapiler

Setiap hari

60

Darah vena

Setiap hari

60

Urin segar + 10
ml

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

5. Hematokrit
6. Hitung leukosit
7. Hitung Trombosit

Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml

8. Hitung Eosinofil

Darah EDTA 2 ml

9. IT Ratio

Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml

10.Hitung Eritrosit

Darah EDTA 2 ml

11.VER, HER, KHER

Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml

12.Hitung
Jenis
Leukosit
13.LED
14.Gambaran
darah tepi
15.Malaria
HEMOSTASIS :
1. Waktu
pendarahan

Darah EDTA 2 ml

2. Waktu
pembekuan
URINALISIS :
1. Urin rutin
2. Urin lengkap
3. Tes kehamilan
4. Glukosa urin

Urin segar + 10
ml
Urin segar + 10
ml
Urin segar + 10
ml

FAECES :
1. Faeces rutin

Faeces

Setiap hari

60

2. Faeces lengkap

Faeces

Setiap hari

60

Faeces

Setiap hari

60

3. Darah samar
ANALISA
CAIRAN
TUBUH :

28

1. Transudat/
exudat
2. Cairan sendi
3. Cairan otak

Cairan Pleura

dirujuk

140

Cairan Sendi

dirujuk

140

Cairan Otak

dirujuk

140

Urin segar 10 ml

Setiap hari

60

Urin segar 10 ml

Setiap hari

60

Urin segar 10 ml

Setiap hari

60

Urin segar 10 ml

Setiap hari

60

Urin segar 10 ml

Setiap hari

60

DRUG MONITORING
:
1. Amphetamin
2. Marijuana
3. Opiat
4. Barbiturat
5. THC
CD4

Darah EDTA 2 ml

dirujuk

140

Kimia
PEMERIKSAAN

BAHAN

HARI KERJA

JANJI HASIL
(dalam
menit)

KARBOHIDRAT :
1. Glukosa puasa

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

2. Glukosa 2 jam
PP

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

4. Glukosa
kurva
harian
5. Glukosa
toleransi tes
LEMAK :

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

1. Trigliserida

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

3. Glukosa
sewaktu

29

2. Kolestrol total

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

1. Ureum

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

2. Kreatinin

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Sputum, cairan
tubuh

Setiap hari

140

Sputum, cairan
tubuh

Setiap hari

140

1. Protein total

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

2. Albumin

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

5. Bilirubin direk
6. Bilirubin indirek

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

7. SGOT

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

1. VDRL

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

2. TPHA

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

3. WIDAL

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

4. Dengue Ig G

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

3. Kolestrol HDL
4. Kolestrol LDL
FUNGSI GINJAL :

3. Asam Urat
BAKTERIOLOGI :
1. Sediaan
langsung gram
2. Sputum
BTA
langsung

FUNGSI HATI :

3. Globulin
4. Bilirubin total

8. SGPT
9. Gamma GT
10.Alkali fosfatase

SEROLOGI :

30

5. Dengue Ig M

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

6. Anti HIV
7. HbsAg

Serum 0,5 ml

Setiap hari

1 x 24 jam

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

8. Anti HBs
9. Anti HCV
10.NS1

H. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )


Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium di RSUD
Puruk Cahu, berdasarkan kesepakatan dari seluruh SMF yang ada di lingkungan
RSUD Puruk Cahu.
Prosedur Penyampaian Hasil Kritis
Pengertian :

Hasil kritis ( Critical Value ) adalah hasil pemeriksaan


laboratorium pada beberapa parameter dengan hasil diluar rentang
normal yang ditetapkan ( terlalu tinggi atau terlalu rendah ), yang
harus segera dilaporkan kepada dokter penanggung jawab pelayanan (
DPJP ) agar dapat diambil tindakan segera guna mengatasi keadaan /
penyakitnya.

Tujuan

Agar tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien yang


mengalami kegawatan atau dalam keadaan kritis.

Kebijakan

Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan


laboratorium di Instalasi Laboratorium RSUD Puruk Cahu, harus segera
dilaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )/
Dokter pengirim, atau perawat penanggung jawab sebelum hasil
dicetak di kertas.

Prosedur

1. Dokter / analis penanggung jawab laboratorium segera menghubungi DPJP


atau perawat penanggung

jawab ruangan melalui telepon bila hasil

pemeriksaan pasien menunjukkan nilai kritis ( critical value ).


2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis mencatat pada buku
pelaporan hasil kritis ( critical value ).
3. Hasil pemeriksaan laboratorium critical value segera dikirim ke ruangan /
atau ke unit pengirim oleh petugas laboratorium sesuai prosedur.
4. Hasil yang belum diambil setelah diinformasikan lebih dari tiga puluh menit
( 30 menit ), petugas laboratorium wajib mengingatkan kembali ke ruangan /
unit perawatan pasien.
31

Unit Terkait :

IRI, IRJ, IGD, ICU, IBS.

Daftar Hasil Laboratorium dengan Hasil Kritis


No
.

Jenis
Pemeriksaan

Glukosa
Darah

Hasil Kritis

Keterangan

Umum : < 45 mg/dl atau > 400 mg/dl


Neonatus : < 44 mg/dl
Diatas 1 bulan : < 65 mg/dl atau > 200
mg/dl
SMF Mata : > 200 mg/dl

-tidak
bisa
dilakukan
pencabutan
gigi

SMF GIGI : 200 mg/dl


2

Elektrolit

-Belum bisa
dilakukan
operasi

Umum : Na < 125 mmol/L atau > 160


mmol/L
K

< 2,5 mmol/L atau > 6,0

mmol/L
SMF Anak: Na < 125 mmol/L atau > 155
mmol/L
K

< 2,5 mmol/L atau > 5,0

mmol/L

Calcium

< 7 gr/ dl atau > 12 gr/ dl

Hb

Umum : < 8 gr/ dl atau > 18 gr/ dl


SMF Anak : < 10 gr/ dl atau > 15 gr/ dl

Trombosit

Umum : < 100.000/l atau > 800.000/l

SMF Anak
400.000/l

<

100.000/l

atau

>

-Khusus
untuk
pasien
bukan
dengan
diagnose
DHF

32

WBC

< 1000/l atau > 50.000/l

APTT

Umum : > 100 detik dan APTT khusus


pasien
yang sedang
diheparinisasi
SMF Anak : 25 75 detik.

INR

Umum : > 5
SMF Anak : > 2

Albumin

Umum : < 3,8 gr/dl atau > 5,1 gr/dl


SMF Anestesi : 2,0 gr/dl
2,5 gr/dl

Non
Operatif
- Operatf

11

Analisa LCS

Harus segera dikerjakan dan dilaporkan


( khusus jumlah sel )

I. Pengelolaan Limbah
1. Pemisahan Limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan
container dengan kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius
b. Limbah benda tajam/ sepuit bekas dimasukan ke dalam wadah khusus
benda tajam yang tahan tusukan seperti jerigen bekas.
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah
a. Periksa kantong limbah jerigen, jika sudah mencapai jerigen ganti
dengan kantong limbah/ jerigen yang penuh tadi agar limbah tidak
tumpah atau berceceran.
b. Jerigen yang penuh tadi diambil oleh petugas cleaning service di
bawa ke tempat pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan
tusuk, kemudian diambil oleh petugas cleaning servis, di bawa ke
tempat pengolahan limbah.
KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK LIMBAH KLINIS

33

WARNA KANTONG

JENIS LIMBAH

HITAM

Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan


untuk menyimpan atau mengangkut limbah
klinis

KUNING

Semua jenis limbah infeksius yang akan dibakar

J. Laporan Hasil dan Arsip


Tata Laksana Pelaporan Hasil :
1. Penulisan hasil di buku register laboratorium
Tulis nama, umur, jenis kelamin, nomor registerasi, poli, jenis dan jumlah
sampel, jenis pemeriksan pada buku register laboratorium
2. Pengetikan hasil laboratorium.
a. Hidupkan power CPU, monitor computer dan printer.
b. Muncul di layar computer : LABORATORIUM, masukkan password , lalu
tekan enter.
c. Buka folder Form Result
d. Untuk mengetik hasil, ketik di masing-masing folder hasil
Tata Laksana Pengarsipan
Berkas yang harus diarsipkan :
1. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
a. Setiap hari formulir permintaan pemeriksaan

laboratorium

dan

kwitansi pembayaran dikumpulkan dan dipisahkan yang berasal dari


rawat inap / rawat jalan dengan formulir laboratorium dari dokter
kerja-sama.
b. Bundel formulir dan di catat tanggal, bulan, dan tahun pengiriman.
c. Simpan selama satu bulan di laci penyimpanan ruang kerja.
d. Setelah satu bulan, dapat di simpan di gudang, berkas di simpan
selama 1 tahun.
e. Berkas yang telah melewati masa simpan di musnahkan dan di buat
berita acara pemusnahan berkas.
2. Kwitansi pembayaran
3. Kertas kerja yang terdiri dari :
a. Kertas kerja Hematologi.
b. Kertas kerja Kimia Klinik
c. Kertas kerja Urine/Faeces
d. Kertas kerja Bakteriologi
e. Kertas kerja Serologi/Imunologi.
4. Buku kerja QC yang terdiri dari :
a. Buku kerja QC Hematologi
b. Buku kerja QC Kimia Klinik
c. Buku kerja QC Urine.
5. Buku arsip hasil laboratorium

34

a. Buku arsip hasil laboratorium adalah laporan hasil laboratorium,buku


registerasi laboratorium pasien rawat inap / rawat jalan dan medical
check up.
b. Tulis pada buku periode pencatatan hasil pemeriksaan.
c. Pisahkan dari masing-masing jenis buku, kumpulkan sesuai dengan
urutan bulan dan tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat
berita acara pemusnahan berkas.
6. Laporan bulanan dan tahunan
a. Laporan bulanan dan tahunan di kumpulkan sesuai dengan bulan dan
tahun secara berurutan.
b. Simpan dalam box file.
c. Laporan bulanan dan tahunan di simpan oleh ADM laboratorium
selama 3 tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat
berita acara pemusnahan berkas.
7. Print out hasil dari alat
a. Rekatkan print out hasil laboratorium di masing-masing kertas kerja
sesuai dengan hari dan tanggal pemeriksaan.
b. Simpan print out bersama dengan buku kerja.
K. Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat
Tata Laksana Pemeliharaan Alat-Alat Laboratorium :
1. Lemari es (refrigerator) dan frezer
a. Menggunakan lemari es dan frezer khusus untuk laboratorium.
b. Tempatkan lemari es sedemikian rupa,sehingga bagian belakang
lemari es masih longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan
kondensor.
c. Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara
dingin dari bagian pendingin.
d. Membersihkan dan defrost setiap 2 bulan dan setelah terjadi
pemadaman listrik.
e. Pemantauan dilakukan, pencatatan suhu setiap hari pada permulaan
f.

kerja ( 2 8 C )
Freezeer dilakukan hal yang sama, sesuai suhu yang digunakan ( -15

sampai 20 C )
g. Lemari es dan frezer harus selalu dalam keadaan hidup.
h. Untuk perawatan setiap 6 bulan sekali.
i. Catat suhu lemari es setiap hari.
2. Inkubator
a. Bagian dalam inkubator dan rak harus di bersihkan secara teratur
dengan di desinfektan.
b. Pemantauan,catat suhu setiap hari pada permulaan kerja.
c. Perbedaan suhu 2 C, pengaturan suhu perlu di stel kembali.Suhu
yang masih dapat diterima adalah 2 C dari suhu yang diinginkan.
d. Perawatan setiap 6 bulan sekali.
3. Centrifuge
a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.

35

b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus.
Beban harus di buat seimbang sebelum centrifus di jalankan,kecuali
pada sentrifus mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang
sebelum centrifus di jalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan laritan anti septic setiap
minggu atau bila terjadi tumpahan atu tabung pecah.
e. Pada pengguna sentrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di
f.

tutup pada salah satu ujungnya untuk menghindari keluar darahnya.


Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka
tabung mudah pecah waktu di centrifus karena adanya gaya
sentrifugal yang kuat menekan tabung kaca ke dasar wadah,bantalan

harus sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung.


g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di
perlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara
i.
j.

aneh.
Jangan mengoperasikan sentrifuge dengan tutup terbuka.
Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi

dari keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-benar
telah berhenti.
l. Perawatan setiap tahun.
4. Mikroskop
a. Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.
b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu,
bila saranan jelas, perbesar dengan objektif 40x, dan bila perlu
dengan 100x. Untuk pembesaran 100x gunakan dengan minyak
imersi.
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol
setiap hari setelah selesai bekerja,terutama bila terkena minyak
imersi.
d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau
sejenisnya karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat
lepas dari rumahnya.
e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,karena
f.

kotoran akan mudah masuk.


Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh
berada

pada

satu

garis

dengan

kondensor,

karena

dapat

mengakibatkan lensa pecah bila ulir makrometer dan mikrometernya


sudah rusak.
g. Membersihkan dan melumasi peyangga setiap minggu.
h. Mikroskop di simpan di tempat yang kelembapannya rendah, jangan
menyentuh lensa dengan jari.
i. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan.
5. Fotometer / spectrometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing- masing jenis fotometer.
b. Tegangan listrik harus stabil.

36

c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 30 menit ( tergantung jenis /


merek alat ), supaya cahaya lampu menjadi stabil.
d. Monokromator atau filter harus bersih, tidak lembab, tidak berjamur.
e. Kuvet ( tergantung jenisnya ) harus tepat meletakkannya,sisi yang
dilalui cahaya harus menghadap ke arah cahaya, bagian tersebut
harus bersih, tidak ada bekas tangan, goresan ataupun embun.Untuk
menghindari hal tersebut pegang kuvet di ujung dekat permukaan.
f. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet.
g. Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet.
h. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus di inkubasi pada suhu yang
i.
j.

sesuai dengan suhu pemeriksaan.


Amplifer / pengolah signal harus berfungsi dengan baik.
Jangan menyentuh lampu dengan tangan, karena lemak dari tangan
yang melekat pada permukaan lampu akan menimbulkan bekas yang
sulit dihilangkan, bila tersentuh tangan waktu mengganti lampu,

segera bersihkan dengan alcohol.


6. Sheker / rotator
a. Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar.
b. Kencangkan sekrup pada rangka pengocok.
c. Minyaki mesin.
d. Periksa ke-aus-an sikat dan bagian berputar lainnya.
7. Kamar hitung
a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotor ( jamur,
partikel debu ) pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat
sebagai sel.
b. Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar hitung
terlihat jelas dan lengkap.
c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan
menyebabkan terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah
akan pecah, sehingga jumlah sel yang dihitung menjadi berkurang.
d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca
penutup berfungsi untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka
volume dalam kamar hitung menjadi tidak tepat.
e. Cara pengisian kamar hitung : dengan menggunakan pipet Pasteur
dalam posisi horizontal, sampel dimasukkan dalam kamar hitung yang
f.

tertutup kaca penutup.


Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung
atau sampel mengisi parit kamar hitung / menggenang kamar lain,

atau kamar hitung tidak terisi penuh, maka pengisian harus dibuang.
g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau
dengan air detergent encer.
h. Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergent, kemudian bilas
dengan air bersih.
i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.
8. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan yaitu : pipet
transfer yang dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan
yang tetap dengan teliti, serta pipet ukur yang dipakai untuk
memindahkan berbagai volume tertentu yang diinginkan.
37

b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan
tidak retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan
cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian
luarnya dengan kertas tissue pada dinding wadah / bejana dalam
posisi tegak lurus dan cairan di biarkan mengalir sendiri.
f. Pipetvolumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah
semua cairan dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan
dengan ditiup memakai alat bantu pipet.
h. Pipet ukur yang tidak memiliki cincintidak boleh ditiup.
i. Pipet dengan volume kecil ( 1 500 ul ), harus dibilas untuk
j.

mengeluarkan sisa cairan yang menempel pada dinding bagian dalam.


Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptic,

kemudian baru dicuci.


9. Pipet semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena
pencucian tip pipet akan mempengaruhi kelembapan plastic tip pipet,
juga pengeringan seringkali menyebabkan tip meramping dan berubah
bentuk saat pemanasan.
b. Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.
c. Tip yang digunakan harus terpasang erat.
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di
dalam rak pipet.
10.Alat gelas
a. Tabung yang dipakaiharus selalu bersih.
b. Untuk pemakaian ulang, cuci gelas dengan detergen ( sedapatnya
netral ) dan oksidan (hipoklorit), kemudian bilas dengan aquades.
Pencucian alat laboratorium :
1) Cairan pencuci
: larutan netral 2 %
2) Cairan pelarut
: extran netral 20 ml
3) Air sampai
: 1 liter
Cara pencucian :
1) Rendam alat yang di cuci dalam air sampai bersih, kemudian
rendam dalam larutan extran netral 2 % selama 2 24 jam, bila
alat terlalu kotor rendam lebih lama.
2) Setelah itu bilas dengan air sampai sisa sisa larutan extran
tidak tertinggal pada alat yang dicuci.
3) Alat kaca dimasukkan dalam incubator dengan suhu 50 60 C
dan alat plastic di keringkan dengan suhu kamar 15 - 25C.
Tata Laksana Kalibrasi Alat Alat Laboratorium
1. Kalibrasi Mindray BS 120
a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera nilainya
b. Lakukan seperti prosedur untuk serum pasien
38

c. Jika hasil belum masuk


pemeriksaan ulang

ke

dalam

range

kontrol,

lakukan

d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan


penggantian
reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan
kalibrasi lagi
e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk digunakan
f.

Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari sebelum


pemeriksaan
terhadap darah pasien

2. Kalibrasi Nihon kohden


Alat Nihon Kohden dikalibrasi pada saat :
a. Alat baru dipasang
b. Penggantian spare part
c. Kontrol keluar range
d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
3. Kalibrasi Urinalisa Mission U21
Alat Urinalisa dikalibrasi pada saat :
a. Alat baru dipasang
b. Penggantian spare part
c. Kontrol keluar range
d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat

BAB V
LOGISTIK
A. Pengertian
: Logistik di laboratorium adalah penyediaan bahan bahan
habis pakai / reagen
Yang dibutuhkan untuk pelayanan di laboratorium.
B. Tujuan
: Agar kebutuhan bahan bahan habis pakai/reagen sebagai
sarana pemeriksaan
dapat tersedia dengan tepat, cepat, efektif, efisien dan
profesional untuk
meningkatkan mutu laboratorium
C. Ruang lingkup : Alur kerja pembelian dan penyimpanan bahan- bahan habis
pakai/reagen ini
Menerangkan suatu sistem mulai dari mengevaluasi jumlah
stok reagen,
membuat surat pesanan reagen sampai mendapatkan
reagen yang diperlukan
D. Alur kerja pemesanan dan penerimaan bahan bahan habis pakai/reagen :

39

PROSES

KETERANGAN

Mulai
1. Laporan bulanan Laboratorium
ditandatangani oleh:
Ka Instalasi
Ka Sie Penunjang Medis
Ka Bidang Penunjang Medis
Pengawas barang
Direktur

Ka Ruangan

Buat catatan stok &


evaluasi jumlah
stok

Ka. ruangan

tidak Stok cukup

Buat SP
ya
Setuju
selesai
ya

2. Surat pemesanan (SP) barang


ditandatangani atau disetujui oleh :
Kepala Instalasi
Ka. Bidang Penunjang
Disetujui rekanan

Ka. Ruangan
Hubungi bag apotik

Bag. apotik
Ambil SP,
ditandatangani &

3. Terima Barang disetujui oleh :

Ka Ruangan

Pengawas Barang

Ka. Ruangan
Terima Barang

OK
tidak
Ya
Retur barang

4. Setelah barang datang Ka Ruangan :


Catat di buku penerimaan
Mengentry barang( PO,DO,Faktur)

Ka Ruangan
Beri label,simpan di
gudang laboratorium

E. Alur pendistribuasian reagen/bahan habis pakai dari gudang


laboratorium

PROSES

KETERANGAN

40

Mulai

1. Amprahan barang ditandatangi oleh


koordinator laboratorium

Koordinator Lab.

Buat catatan stok &


evaluasi jumlah
stok
Koordinator Lab.
Buat Surat
amprahan ke
gudang

tidak Stok cukup

ya

2. Bila ruangan/bangsal memerlukan


bahan habis pakai koordinator
mendistribusikan ke ruangan /bangsal
dengan mencatat pada buku amprahan
ruangan yang telah disediakan

Setuju
selesai

Mengambil
amprahan
Ka.Ruangan/Gudang
lab.
Mencatat barang
keluar

Koordinator Lab.
Menyimpan reg.di lab

Koordinator Lab
Mendistribusikan ke
Ruangan

41

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien di laboratorium menjadi lebih aman.
B. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
1. Pedoman umum :
Sistem keselamatan pasien di laboratorium perlu dilaksanakan sebab
a. Banyaknya jenis/item pemeriksaan dan persiapannya
b. Banyaknya jenis spesimen pemeriksaan
c. Banyaknya jenis wadah penampung/container
d. Jumlah konsumen yang banyak
e. Jumlah staf yang tidak memadai potensial bagi terjadinya kesalahan
2. Manfaat keselamatan pasien
a. Budaya safety meningkat dan berkembang (blame-free culture,
reporting culture, learning culture)
b. Komunikasi dengan pasien berkembang
c. Kejadian tidak diinginkan menurun
d. Keluhan dan litigasi (tuntutan hukum) berkurang
e. Mutu pelayanan meningkat
42

f.

Citra laboratorium dan kepercayaan masyarakat meningkat diikuti


peningkatan kepercayaan dan kepuasan diri

3. Standar keselamatan pasien


a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
f. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
4. Sasaran pasien safety di laboratorium
a. Melakukan identifikasi pasien secara tepat (pasien rawat jalan :
tanyakan nama,tanggal lahir dan pasien rawat inap tanyakan nama
dan rekam madis)
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif (lakukan read back saat
menerima pesan melalui telepon)
c. Meningkatkan keamanan pengeluaran hasil lakukan doble check untuk
verifikasi hasil laboratorium ( maker dan checker )
d. Mengurangi resiko salah lokasi, salah pasien, salah pemeriksaan dan
salah penggunaan bahan/reagen.
Ada 8 prinsip benar antara lain : permintaan pemeriksaan, persiapan
pasien, spesimen dan penampungan, transportasi, pengolahan dan
penyimpanan, jenis pemeriksan, hasil pemeriksaan,dokumentasi.
e. Mengurangi risiko infeksi dengan mengimplementasikan praktek
pencegahan infeksi (kewaspadaan standar) antara lain :
* Kebersihan tangan
* Penggunaan alat pelindung diri
* Penanganan limbah dan benda tajam
* Pengendalian lingkungan
* Peralatan perawatan pasien
* Penanganan linen
* Penyuntikan yang aman, kesalahan karyawan dan etika batuk.
5. Istilah dalam keselamatan pasien
a. Kondisi potensial cidera: Kondisi atau situasi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cidera,akan tetapi belum terjadi insiden. Contoh :
jumlah pasien banyak, jumlah staf kurang, nilai kritis tidak dilaporkan
b. Kejadian nyaris cidera: terjadinya insiden yang belum terpapar ke
pasien. Contoh: salah mengerjakan item pemeriksaan ( yang diminta
serologi DHF tetapi dikerjakan Igm anti Salmonella typhi/diketahui
sebelum hasil dikeluarkan )
c. Kejadian sentinel: Kejadian tidak diharapkan yang menyebabkan
kematian atau cidera yang serius yang biasanya dipakai untuk
kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima.
Contoh : amputasi atau operasi di bagian tubuh yang salah.
d. Kejadian tidak cidera : suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien
akan tetapi tidak timbul cidera. Contoh : hasil BUN/SC pasien yang
seharusnya normal tetapi hasil yang dikeluarkan tinggi sehingga
pasien menjalani cuci darah, pasien dengan glukosa normal
dikeluarkan hasil glukosa rendah sehingga dilakukan koreksi glukosa
(terjadi karena salah sampel/terjadi gangguan pada proses
pemeriksaan).
e. Kejadian tidak diharapkan : Kejadian yang mengakibatkan cidera
kepada pasien akibat melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan
43

suatu tindakan, dan bukan karena penyakit dasarnya. Contoh: pasien


DHF yang diphlebotomi dengan needle tidak disposable, dan pasien
tersebut akhirnya terjangkit HIV ( needle pakai pasien HIV ).
6. Grading risiko kejadian :
a. Biru : Kejadian sangat jarang ( > 5 tahun /kali ), tidak signifikan, tidak
ada cidera.
b. Hijau : jarang/unlikely ( > 2 5 tahun/kali ), minor, cidera ringan,
dapat diatasi dengan pertolongan pertama.
c. Kuning :mungkin/possible ( 1 _ 2 tahun/kali ), moderat, cidera
sedang/luka robek, berkurangnya fungsi reversible, kasus yang
memperpanjang perawatan.
d. Kuning : sering/likely ( beberapa kali/tahun ), mayor,cidera luas/berat (
cacat, lumpuh ), kehilangan fungsi (irreversible)
e. Merah : Sangat sering/almost certain ( tiap minggu/kali, katastropik,
kematian yang tidak berhubungan )
7. Pengalaman kasus pasien safety
a. Salah mengerjakan pemeriksaan laboratorium ( pemeriksaan yang
dikerjakan berbeda dengan pemeriksaan yang diminta)
b. Salah memberikan hasil ( hasil yang diberikan ke pasien adalah hasil
yang salah/ belum dikonfirmasi)
c. Hasil yang tertukar semua/sebagian (fungsi checker tidak berjalan)
d. Salah memberikan hasil (salah sampel, salah prosedur)
e. Hasil laboratorium / sampel tidak ada(koordinasi dengan bagian yang
lain kurang efektif)
8. Utamakan Keselamatan Pasien
Bila ada kejadian, segera tindak lanjuti dengan :
a. Membuat laporan insiden
b. Menelaah akar permasalahan, mengapa terjadi?.... hingga
menemukan fakta system yang belum berfungsi optimal
c. Menentukan solusi dan rekomendasi
d. Analisa kasus dengan FISH BONE

Faktor Kontribusi
Pengisian form dengan menulis

Tidak menjalankan

Jenis pemerik.(tidak mencentang)

protap / SPO

Komunikasi tidak efektif

Salah mengerjakan
pemeriksaan lab

Fungsi kroscek

dari ruangan tidak

berjalan

44

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Laboratorium merupakan
bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium
melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan
spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas
laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi
terinfeksi kuman pathogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi daripetugas ke
petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi
bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus
memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap
dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan
pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik.
A. Pengertian
Adalah suatu system dimana Instalasi Laboratorium RSUD Puruk Cahu
membuat suatu asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit bagi
petugas di lingkungan Instalasi Laboratorium.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
C. Tata laksana keselamatan kerja
1. Pra Analitik
a. Memakai jas laboratorium,

sarung

tangan,dan

masker

untuk

mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan


infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka.

45

b. Sesudah mengambil sampel darah, kumpulkan jarum dan semprit


pada tempat khusus untuk limbah tajam ( Sharps Colector) yang
tersedia dan cegah jangan sampe tertusuk jarum tersebut.
c. Sampel darah dimasukkan dalam wadah tertentu anti bocor dan
tertutup rapat dengan label identitas pasien.
d. Sampel yang tidak dilakukan pemeriksaan segera, harap

disimpan

dalam lemari es sesuai syarat penyimpanan sampel.


e. Petugas sampling dilarang makan, minum, atau merokok pada waktu
sampling.

2. Analitik
a.
Penggunaan Pipet
1) Pengolahan specimen / sampel dan melaksanakan tes harus selalu
hati-hati dan menganggap semua bahan infeksius ( Universal
Precaution ).
2) Memakai jas laboratorium, sarung tangan,dan masker untuk
mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi
bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka.
3) Jangan memipet langsung dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
4) Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan
cara menghisap atau meniup cairan lewat pipet.
5) Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia:
a) Segera memberitahu petugas laboratorium lain dan jauhkan
petugas yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
b) Upayakan pertolongan segera pada petugas laboratorium yang
mengalami cedera.
c) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah
terbakar, segera matikan semua api, gas dalam ruangan
tersebut

b.

dan

ruangan

yang

berdekatan.

Matikan

semua

peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api.


d) Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah.
Petugas Sampling
1) Gunakan sentrifuge sesuai instruksi pabrik
2) Sentrifuge diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas
yang pendek pun dapat melihat kedalamnya dan menempatkan
tabung sentrifuge dengan mudah.
3) Periksa rotor sentrifuge dan selongsong secara berkala untuk
melihat tanda korosi atau keretakan
4) Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaCl atau hipoklorit
karena bersifat korosif.
5) Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar
cairan penyeimbang dapat mengalir keluar.

c.

Mencegah penyebaran infeksi :


1) Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang tangkai max 6 cm .
2) Gunakan alat inseransi mikro untuk membakar sengkelit karena bila
menggunakan Bunsen menimbulkan percikan bahan infeksius.

46

3) Jangan lakukan uji katalase diatas kaca objek, sebaiknya gunakan


tabung.
4) Tempatkan sisa specimen dan biarkan yang akan disterilkan dalam
wadah yang tahan bocor.
5) Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan setiap
kali habis kerja.
d. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan
infeksius
1) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/ desinfektan sesuai
ketentuan hand higiene
2) Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
Jangan memakai kosmetik di dalam laborartorium.
3) Gunakan alat pelindung muka , mata, jika terdapat percikan bahan
infeksius saat bekerja.
3. Pasca Analitik
a. Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya.
b. Jarum/benda tajam yang terkontaminasi masukkan kedalam wadah
tahan tusukan (sharps collector),kemudian dikelola sesuai prosedur
pengelolaan limbah rumah sakit ( Incenerator ).
c. Limbah cairan infeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam
jirigen penuh, kemudian petugas sanitasi mengambil jirigen
tersebut kemudian dikelola sesuai prosedur pengolahan limbah rumah
sakit.
d. Limbah padat
1) Sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik warna
kuning.
2) Sampah

rumah

tangga

dimasukkan

pada

saat

bekerja

di

laboratorium dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam.


D. Penanganan Keadaan Darurat Di Laboratorium
1. Kebakaran
a. Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu
dipindahkan ke unit lain.
b. Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi.
c. Lakukan tindakan sesuai dengan Tugas Penyelamatan
d. Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran
yang ada di rumah sakit ( APAR )
e. Tulis berita acara kejadian.
2. Biakan atau specimen yang tumpah
a. Tumpahan dan wadahnya di tutup dengan kain atau tissue yang
dibasahi desinfektan.
b. Kain tersebut dibuang di wadah infeksius.
c. Wadah di desinfektan atau autoclaf.
3. Luka tusukan jarum
a. Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi di bawah
pancuran air selama kurang lebih 1 2 menit.
b. Tutup luka dengan kapas betadin, kemudian di plester atau di balut.
c. Tulis dalam berita acara kejadian dan kirim ke instalasi gawat darurat.
47

4. Pecahan gelas
a. Gunakan sarung tangan.
b. Kumpulkan dengan forsep atau serokan.
c. Masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning.
d. Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
e. Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras,
kemudian lakukan cuci tangan sesuai prosedur hands hygiene.
5. Tumpahan bahan kimia
a. Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena.
b. Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
c. Pakailah masker dan sarung angan.
d. Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam
ruangan tersebut dan matikan listrik yang mungkin mengeluarkan
api.
e. Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na
f.

bikarbonat.
Tumpahan zat alkali : taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat
dengan serokan, dan buang dalam kantong plastik bahan beracun.

E. Pemakaian Kaca Mata


1. Pengertian : Suatu alat pelindung untuk melindungi mata dari cipratan
darah/cairan.
2. Tujuan : Untuk mel;indungi mata dari cipratan darah/cairan.
3. Kebijakan :Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas
dari infeksi silang.
4. Prosedur :
a. Dipakai sebelum cuci tangan
b. Dipakai dengan tali di bagian belakang
F. Pemakaian Jas Laboratorium
1. Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan atau darah supaya
jangan sampai terkena tubuh
2. Tujuan :
Menahan darah/cairan jangan sampai mengenai tubuh.
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi
silang.
4. prosedur :
a. Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk pelindung
baju kerja
b. Digunakan selama melakukan pemeriksaan atau bekerja
c. Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh di kamar ganti
G. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung
2. Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan
pekerjaan (sewaktu bicara/bersin).
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi
silang
4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
48

d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis


Dipakai di kamar operasi
Dipakai di ruang penyakit menular
Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
Dipakai rumah tangga/gudang arsip
Dipakai di laboratorium
Dipakai di farmasi/meramu obat

H. Pemakaian Sarung Tangan


1. Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk melindungi tangan dari kontaminasi
bahan berbahaya/infeksius
2. Tujuan :
Untuk meniadakan/ mengurangi terjadinya infeksi silang.
3. Kebijakan :
a. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan
pasien dari infeksi silang.
b. Mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
c. Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisme antar petugas
dan pasien
4. Prosedur :
a. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa
dengan darah, selaput lendir atau kulit yang terluka.
b. Akan melakukan tindakan invasive
c. Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang
terkontaminasi.
d. Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipaki memegang cufnya.
e. Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya.
f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan
dikontaminasikan dengan klorhexidine 1,5% dan centrimide 15% di
dalam tempat yang tersedia.
g. Lepas sarung dan tempatkan dalam sampah medis.
I. Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kesehatan
a. Pengertian
:
Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat berisiko
tertularnya penyakit.
b. Tujuan :
Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja pada
tempat yang berisiko.
c. Kebijakan:
1. Pemeriksaan darah.
2. Ro Photo Thorax
3. Immunisasi
d. Prosedur :
1. Pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali.
2. Ro Photo Thorax setiap 1 tahun sekali.
3. Immunisasi sesuai Boster

49

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus setiap hari
untuk mencegah dan mendeteksi suatu kesalahan serta memperbaikinya sehingga
diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti. Kegiatan tersebut dilaksanakan
sejak tahap preanalitik, tahap analitik sampai dengan tahap pasca analitik.
I.

Tahap pra analitik


1. Persiapan pengambilan sampel.

50

Pengambilan bahan pemeriksaan hendaknya memenuhi beberapa syarat,


yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Bahan diambil sebelum penderita minum obat anti mikrobia, bila sudah
terlanjur minum obat. Sebaiknya diberikan informasi tentang takaran serta
lama pemberian obat.
Pengambilan bahan dilakukan dengan alat yang steril secara aseptic
Bahan pemeriksaan diambil pada saat dan tempat yang tepat yang
dipilih dengan mempertimbangkan kemungkinan terbesar terkontaminasi
dengan kuman-kuman penyebab penyakit.
Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium hendaknya diisi dengan
lengkap
Bahan permintaan seharusnya dikirim ke laboratorium.
Wadah bahan pemeriksaan harus diberi label identitas yang jelas dan
sesuai.

2. Pengambilan sampel
Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak
semua kegiatan pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil
sembarangan. Hal hal yang perlu diperhatikan :
a.
b.
c.
d.
e.

Cara pengambilan
Jumlah bahan yang dibutuhkan
Waktu pengambilan
Tempat pengambilan
Wadah

3. Pemberian identitas
Pemberian identitas ini adalah hal yang sangat penting di laboratorium dalam
menerima sampel yang memuat data antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Nama, umur, dan alamat pasien.


No. laboratorium
Pengirim
Tanggal spesimen diterima
Diagnosa
Nama petugas penerima spesimen
Tanggal spesiman selesai diperiksa
Nama pemeriksa

4. Pengiriman sampel
a.

Bahan darah, urin dan dahak harus secepatnya dikirim ke


laboratorium.

b.

Untuk pengiriman bahan (serum darah) yang jauh harus


memakai pendingin/es batu
5. Penyimpan sampel
a.
b.

Bahan urin bisa ditambahkan pengawet


Serum beku bisa disimpan tiga hari sampai satu
bulan didalam freezer maksimal
c.
Disimpan dalam suhu 2 8 derajat celcius dengan
batas simpan 7 hari
d.
Suhu kamar dengan batas simpan 24 jam, kecuali
untuk pemeriksaan glukosa, creatinin dan bilirubin.
6. Persiapan pemeriksaan sampel

51

a.

Sampel untuk pemeriksaan kimia darah supaya didiamkan


setengah jam sebelum dicentrifuge.
b.
Setelah dicentrifuge serum harus segera dipisahkan (menjaga
stabilitas)
7. Pengujian kwalitas aquadest dan reagensia yang digunakan :
a.

Pengujian mutu aquadest harus sesuai dengan spesifikasi aquades


yang dimuat dalam buku referensi Farmakope Indonesia dan buku standar
lain.
b.
Pengujian mutu reagen dapat berupa : pemeriksaa label, tanggal
kadaluarsa.
Uji fisik meliputi wujud, warna, kejernihan, larutan, konsistensi dan lainlain

II.

Tahap Analitik

1. Pengolahan sampel :
a. Sampel darah, urin, feses harus segera sampai di laboratorium.
b. darah segera disentrifus
c. Bahan yang lain sesuai dengan permintaan pemeriksaan.
2. Kalibrasi Peralatan :
a. Kalibrasi pipet dengan cara : mengisi larutan dan ditimbang pada
timbangan analitik.
b. Kalibrasi alat kimia klinik dengan blangko dan kalibrator
c. 1000/2000 jam lampu harus sudah diganti sesuai dengan jenis alat.
3. Uji Ketelitian dan Ketepatan
Uji ketelitian dan ketepatan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
control yang telah diketahui nilainya. Pemeriksaan bahan control dilakukan
tiap hari. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan mengetahui
ketelitian dari sampel.

III.

Tahap Pasca Analitik


Pencatatan, interpretasi dan pelaporan hasil pemeriksaan :
Kegiatan pencatatan dan pelaporan harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti
karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan
kesalahan dalam intepretasi hasil.

B.

PEMANTAPAN MUTU EKTERNAL

Pemantapan Mutu Ekternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain
diluar laboratorium secara periodik untuk memantau dan menilai
penampilan laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.
52

Tujuan

: Membandingkan hasil pemeriksaan dari laboratorium lain yang


mempunyai metode pemeriksaan yang sama atau berbeda.

Kebijakan : Prosedur tetap pemantapan mutu external sebagai pedoman bekerja di


laboratorium dan harus dipatuhi oleh semua petugas.
Pemantapan Mutu Eksternal yang telah diikuti
Instalasi laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Puruk Cahu telah
mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal secara rutin yang
diselenggarakan oleh Departement Kesehatan RI dan Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Klinik Indonesia.
Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan oleh
pemerintah dan yang telah diikuti laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah
Badung sampai saat ini adalah :
1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa
dikenal PNPKLK-K ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium
Kesehatan ) bekerja sama dengan PDS PATKLIN Surabaya. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan perhitungan WIS ( Wariance Index
Score ), dengan nilai 0 400, makin kecil nilai WIS yang diperoleh suatu
laboratorium berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal bidang HEMATOLOGI, yang biasa dikenal
sebagai PNPKLK-H ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium
Bidang Hematologi ). Penyelenggaranya adalah Pusat Laboratorium
Kesehatan bekerja sama dengan PDS Patklin. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan perhitungan ID ( Index Deviasi ) dengan nilai 0 - > 3,
semakin kecil nilai yang diperoleh oleh suatu laboratorium, berarti
semakin baik penampilan laboratorium tersebut.

Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal


1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar
biaya PME
d. Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomer peserta
e. Peserta dikirim bahan control ( serum control )
2. Pengiriman serum control
a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
b. Dokumen lengkap :
Formulir hasil
1) Petunjuk pelaksana
2) Daftar alat dan reagen
3) Daftar pemeriksa
c. Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit
Bahan control dapat dibedakan berdasarkan :
a. Sumber bahan control

53

Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan


bahan kimia
murni. Apabila bahan yang diperiksa adalah dari
manusia maka lebih baik menggunakan bahan control dari manusia.
b. Bentuk bahan kontrol
Menurut bentuknya bahan control ada bermacam macam, yaitu :
bentuk air, padat bubuk ( liofilisat ) dan bentuk strip. Pada umumnya
bentuk padat lebih stabil dan lebih tahan lama daripada bentuk cair.
Bentuk strip merupakan bentuk pada bubuk yang dikemas pada strip,
sehingga memudahkan transportasi. Penggunaan bentuk padat bubuk
atau strip harus dilarutkan terlebih dahulu dengan aquabidest. Pada
umumnya pemeriksaan dibidang kimia klinik dan imunoserologi
menggunakan bentuk padat bubuk ( liofilisat ) atau bentuk cair
(pooled sera). Dibidang hematologi digunakan bentuk cair, padat
bubuk atau strip.
3. Pemeriksaan serum kontrol
a. Serum control diperiksa sesuai dengan tanggal yang ditetapkan
b. Sifat pemeriksaan :
1) Hasil laboratorium sendiri
2) Menggunakan alat dan reagen rutin
3) Dikerjakan oleh tenaga yang biasa memeriksa
c. Hasil dikirim secepatnya setelah ditanda tangani penanggung jawab
atau kepala laboratorium.
4. Hasil pemantapan mutu ekternal
a. Hasil yang diterima di Instalasi Laboratorium dicatat tanggal terima
untuk masing masing siklus
b. Oleh petugas dimasukan di dalam arsip hasil pemantapan mutu
eksternal Laboratorium.
Sifat pengolahan data berdasarkan :
1) Metode pemeriksaan
2) Alat yang digunakan
3) Jumlah data yang ada
5. Evaluasi komputer
a. Data dibandingkan terhadap nilai target
b. Nilai target adalah kumulatif peserta dengan metode dan alat yang
c.

sama dan jumlah peserta > 20


c. Dinilai dengan system Variance Index Score ( VIS )
d. Setiap peserta akan mendapat nilai :
1) VIS setiap pemeriksaan
2) Overal VIS
3) Mean Running VIS
6. Evaluasi pemantapan mutu eksternal
a. Variance Index Score ( VIS )
Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400
b. Overal VIS
Nilai rata rata VIS untuk seluruh parameter
c. Mean Running VIS
Nilai rata rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu
7. Kriteria penilaian VIS, OVIS, MR VIS
0 50
: Sangat baik
51 100 : Baik
101 200
: Cukup
201 300
: Kurang
301 400
: Buruk

54

BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium disusun sebagai acuan dalam


melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pelayanan laboratorium RSUD
Puruk Cahu.
Laboratorium merupakan pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai
salah satu bagian penunjang medik diharapkan dapat memberikan informasi
yang teliti dan akurat tentang aspek labolatoris terhadap spesimen atau sampel
yang dilakukan pengujian, sehingga mutu hasil pengujian laboratorium terus
dapat ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta perkembangan penyakit.
Pedoman ini disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim
akreditasi yang akan diperbaharui apabila diperlukan sesuai dengan
perkembangan serta undang-undang yang berlaku

55

56

Anda mungkin juga menyukai