DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
3.
-
........................................................................................... ........
Latar
Belakang ............................................................................................ ...
..
3.
Tujuan
3.
Ruang Lingkup
.3.
Batasan Operasional
.
4.
Landasan Hukum
.
4.
BAB II
STANDAR
KETENAGAAN .................................................................................... .....
6.
17.
A. Denah
ruang
............................................................................................ ....
...
17.
B. Standar
fasilitas
......................................................................................... ......
.17.
BAB IV TATA LAKSANA
PELAYANAN
...................................................................................
19.
A. Persyaratan
Pelayanan
....................................................................................
19.
B. Alur
Pelayanan
..........................................................................................
.....
20.
C. Kriteria pemeriksaan (Waktu Tunggu Hasil)
.................................................. 21.
D. Pengelolaan
Spesimen
.....................................................................................
23.
E. Pengolahan
Spesimen .......................................................................................
25.
F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen
.. 25.
G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium
........................................................... 27.
H. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )
..
30.
I. Pengolahan Limbah
.
32.
J. Laporan Hasil dan Arsip
33.
K. Pemeliharaan dan Kaliberasi Alat
. 34.
BAB V
LOGISTIK
..............................................................................................................
57.
BAB VI KESELAMATAN
PASIEN
....................................................................................... .
59.
A. Pengertian
...........................................................................................
............
59.
B. Tujuan
................................................................................................
............
59.
C. Tata laksana keselamatan
pasien
....................................................................59.
BAB VII KESELAMATAN
KERJA
.......................................................................................... .
62.
A. Pengertian
.. 62.
B. Tujuan
.
62.
C. Tatalaksana Keselamatan Kerja
. 62.
D. Penanganan Keadaan Darurat dilaboratorium
64.
68.
70.
BAB IX
PENUTUP
............................................................................................................. ...
73.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna
memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau. Menurut keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1457/ Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pelayanan Kesehatan di Kabupaten atau Kota,
maka untuk itu di pandang perlu disetiap rumah sakit Umum atau Daerah
meningkatkan pasilitas dan pelayanan Laboratorium yang sesuai dengan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
411/MENKES/PER/III/2010. Sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 21
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,
maka dipandang perlu juga untuk menetapkan Standar Profesi bagi tenaga
Ahli Laboratorium Kesehatan dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor
370/Menkes/SK/III/2007.
Pelayanan Laboratorium Kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium
kesehatan sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat
memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris
terhadap spesimen/sampel yang pengujiannya dilakukan di laboratorium.
Masyarakat menghendaki mutu hasil pengujian laboratorium terus
ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
perkembangan penyakit. Ahli teknologi laboratorium kesehatan yang terdiri
dari para analis kesehatan dan praktisi laboratorium lainnya harus senantiasa
mengembangkan diri dalam menjawab kebutuhan masyarakat akan adanya
jaminan mutu terhadap hasil pengujian laboratorium dan tuntutan diberikan
pelayanan yang prima.
Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium
tidak dapat dielakkan lagi peraturan perundang-undangan sudah mulai
diarahkan kepada seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar
bebas tersebut. Ahli teknologi laboratorium kesehatan indonesia harus
mampu bersaing dengan ahli ahli teknologi laboratorium ( Medical
Laboratory Technologist ) dari negara lain yang lebih maju. Untuk itulah perlu
disusun suatu standar profesi bagi para ahli teknologi laboratorium
5
tenteng
Pemerintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Republik
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
NO
1
NAMA JABATAN
Penanggungjawab
Laboratorium(
instalasi)
kepala
KUALIFIKASI
TENAGA YANG
TERSEDIA
S2 Kedokteran ( Dr
Spesialis
Patologi
klinik )
2 Orang
1 Orang
Ka.Ruangan/Koordinator Lab
S1 Tekling
4
5
5
9 Orang
Staff Analis
DIIIAnalis Kesehatan
DIII Keperawatan
Staf Administrasi
S1 Tekling
SMA
1 orang
1 orang
1 orang
B. Standar Kompetensi
I. Kepala Instalasi Laboratorium
1. Mengetahui dasar pengetahuan tentang patologi klinik
2. Mampu melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan oleh
Ka..Bidang Penunjang Medik
3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external dan internal
4. Mengelola dan bertanggung jawab terhadap pelayanan patologi
klinik
5. Menyusun dan melakukan inovasi pengembangan pelayanan
patologi klinik sesuai perkembangan iptek
6. Melakukan motivasi pengembangan SDM dan evaluasi kinerja staf
patologi klinik
7. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif di
lingkungan patologi klinik
8
V. Pelaksana Administrasi.
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang administrasi
2. Mampu melaksanakan registrasi kunjungan pasien ke laboratorium
3. Mampu melaksanakan administrasi, serah terima sampel dan hasil
pemeriksaan dengan unit pengirim
4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya
maupun infeksius pada petugas dan klien
5. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team
kesehatan lain
6. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
7. Mampu berbahasa Inggris
8. Menguasai komputer
1. Tugas pokok dan fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Tugas pokok Ahli teknologi Laboratorium Kesehatan adalah
melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
Hematologi, Kimia klinik, Mikrobiologi, Imunoserologi, Toksikologi, Kimia
Lingkungan, Patologi anatomi (Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia,
Imunopatologi, Patologi Molekuler), Biologi dan fisika.
Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium
mempunyai fungsi atau kewajiban sebagai berikut :
Kesehatan
prosedur
baru
untuk
Merencanakan, mengatur,
kegiatan laboratorium.
melaksanakan
dan
mengevaluasi
yang
harus
dimiliki
oleh
penelitian
Ahli
dalam
Teknologi
bidang
Laboratorium
10
proses
teknis
penilaian
analitis
terhadap
hasil
uji
KOORDINATOR LAB
KIMIA KLINIK
KOORDINATOR LAB
MIKROBIOLOGI,IMUNOlO
GI DAN URINALISA
KOORDINATOR LAB
HEMATOLOGI
KOORDINATOR
ADMINISTRASI DAN
SAMPLING
C. Distribusi Ketenagaan
11
5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka koordinator laboratorium akan
mencari analis pengganti yang libur. Apabila tidak dapat analis pengganti,
maka analis yang dinas pada shift sebelumnya untuk menggantikan.
2.
3.
4.
5.
6.
Cuti tahunan
Hari libur dan libur Nasional
Ketidakhadiran kerja
Pendidikan dan pelatihan
Waktu kerja 56 jam/minggu
:
:
:
:
:
12
13
12
10
8
hari
hari
hari
hari
jam /hari
Perhitungan
Pasien Cito
0.12
= 0.04
14
38.340
= 7.000 + 0.12
25.560
= 0,27
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need
(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.04
+ 0,27 = 1 Orang / shif.
6. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Analis Di Laboratorium.
b. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun
1. Hari kerja
: 260 hari
2. Cuti tahunan
: 12 hari
3. Hari libur dan libur Nasional
: 13 hari
4. Ketidakhadiran kerja
: 12 hari
5. Pendidikan dan pelatihan
: 10 hari
6. Waktu kerja 56 jam/minggu
:
8 jam /hari
Hari kerja 260 47 = 213 hari
Waktu kerja tersedia = 213x 6 jam = 1.278 jam/tahun
b. Standar beban kerja Analis meliputi :
4. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan
Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cito dan tidak Cito. Yang
meliputi Proses Pra Analitik, analitik Dan Post Analitik.
5. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama
satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan
Laboratorium terhadap pasien Cito membutuhkan waktu rata-rata 20
Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cito membutuhkan waktu ratarata 40 menit.
6. Standar beban kerja per satu tahun:
Rumus kelonggaran
Perhitungan
Pasien Cyto
= 1500 + 0.12
3.834
= 7.000 + 0.12
1.917
= 0,39
= 3,7
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need
(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga Analis = 0,39 + 3,7 = 5 Orang / shif.
disesuaikan dengan kebutuhan jadwal jaga dalam tiga (3) shif, jaga pagi 6 Orang,
siang 2 orang, malam 2 Orang.sehingga dibutuhkan tenaga Analis sebanyak 15
orang.
16
Perhitungan
Pasien Cito
= 1500 + 0.12
25.560
= 7000 + 0.12
15.336
= 0.06
= 0,46
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need
(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.06
+ 0,46 = 2 Orang / shif.
17
Hasil perhitungan
tenaga
Kondisi tenaga
saat ini
Dokter Spesialis
Pathologi Klinik
1 Orang/hari
2 Orang/hari
Analis
15 Orang/hari
10 Orang/hari
Administrasi
2 Orang/hari
2 Orang/hari
Kekurangan
tenaga
5 Orang
Keterangan :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga di Laboratorium RSUD Puruk Cahu
dengan kondisi tenaga saat ini, maka kekurangan tenaga Tenaga Analis 5 orang,
9. Kesimpulan
Sesuai dengan analisis diatas maka untuk memenuhi kekurangan tenaga di
Laboratorium RSUD Puruk Cahu, maka diperlukan penambahan , Analis.
BAB III
18
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan Laboratorium
wc
utd
R. Ka ru Lab
R./Sampling
hand rub
R./ Analis
Ruang
Kerja Lab. Dan administrasi
r. dokter PK
B. Standar fasilitas.
Fasilitas alat yang dimiliki Laboratorium RSUD Puruk Cahu antara lain :
No
NAMA ALAT
FUNGSI
Jumlah
KET
Niho kohden
Hematology 3 diff
1 Buah
Baik
Kimia Klinik
1 Buah
Baik
19
Mission U 120
Urinalisa
1 Buah
Baik
Microskop Olympus CX 21
Sediaan
mikrocopis
2 Buah
Baik
Centrifuge Hettich
Sentrifugasi
1 Buah
Baik
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Persyaratan Pelayanan
1. Persyaratan umum :
a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medik rumah sakit sesuai dengan
20
ke laboratorium
Pasien
Rawat Jalan
Sampel Dari
Ruang
Rawat Inap
Billing/adminis
trasi
Petugas
Sampel
dari IGD
21
Analisa
Analis Lab
Hematologi
Petugas
Hematologi
Kimia Klinik
Petugas Kimia
Klinik
Serologi
Petugas
Serologi
Klinik Rutin
Petugas Klinik
Rutin
Manual Result
Entry
Analis Lab
Release
Analis Quality
Control
Autorized
Dokter Penanggung
Jawab Lab
Print
Analis Lab
Pasien / Petugas IRJ
/ Petugas IRI
Administrasi
CITO
Biasa cito
JENIS PEMERIKSAAN
1. DL tanpa LED
2. Gula
Darah
Sewaktu
3. Keton
4. Urine lengkap
1. Urea
2. Serum Creatinine
3. Widal
Biasa
1. Hematologi
lengkap
2. Kimia
klinik
lengkap
3. Faeces lengkap
4. Urine lengkap
Pemeriksaan Khusus
1. Malaria
2. Apusan Darah
Tepi
3. BTA
Keterangan : Hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada
dalam kondisi baik, dan untuk hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan sel
muda karena perlu konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium.
Prosedur Pemberian Nomor dan Pencatatan Hasil Laboratorium
1. Hematologi
a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama,
umur, Ruangan, atau nomor RM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan
pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat hematologi
c) Catat hasil di blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result.
2. Kimia
a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama,
umur, ruangan, atau nomor RM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan
pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat Kimia Klinik
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result.
3. Serologi/Imunologi
a) Pertama tabung tanpa antikoagulan yang sudah diisi darah pasien,
diberi nama, umur, ruangan, atau nomor RM ( minimal 2 identitas )
sesuai dengan pasien.
b) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, WIdal, dikerjakan secara
manual.
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result.
4. Bakteriologi
23
D. Pengelolaan Spesimen
TATA LAKSANA PELAYANAN TEKNIK PENGAMBILAN DAN PENANGANAN SPESIMEN
1. Persiapan Pasien :
a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prondial.
1) Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10 - 12 jam.
Pagi hari pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa,
kemudian pasien makan dan minum seperti biasa, selesai makan
pasien puasa lagi selama 2 jam.
2) Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan
glukosa 2 jam pp
b. Pemeriksaan Profil Lipid.
Pasien diharuskan puasa selama 10 - 12 jam.
2. Persiapan Alat :
a. Needle vacutainer, Tube vacutainer.
24
darah keluar.
Pemeriksaan Hematologi lengkap
Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Immunologi
Pemeriksaan Hematologi+Kimia+Immun
:
:
:
:
Darah EDTA 3 ml
Darah beku 3 ml.
Darah beku 3 ml.
Darah EDTA+beku 10
ml.
10)
Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item
b.
pemeriksaan laboratrorium.
11)
Tourniquet dilepaskan
12)
Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya.
13)
Rekatkan plester betadin
Darah Kapiler
1) Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga
pada anak, tumit kaki pada bayi.
2) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
3) Tusuk dengan lancet secepat mungkin.
4) Buang tetes darah pertama dengan kapas kering, tetes darah
c.
selanjutnya diambil.
5) Rekatkan lokasi tusukan dengan plester betadin.
Darah Arteri
1) Lokasi pengambilan arteri radialis, arteri brachialis, arteri femoralis.
2) Gunakan spuit 1 cc atau 3 cc ambil heparin secara aseptis dan
basahi bagian dalam spuit.
3) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
4) Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau pada sudut 90
derajat.
5) Tarik jarum dari pembuluh darah setelah didapat darah yang
d.
25
e.
f.
tidur, sewaktu)
2) Tampung pada wadah bersih, kering dan bermulut besar dan
g.
h.
i.
tertutup.
Pleura dan cairan tubuh lain
Tampung semua sample/bahan pada wadah bersih, kering, dan
bermulut lebar.
Sekret / swab
Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung
sesuai dengan permintaan dokter.
Kultur
Pada pemeriksaan kultur, sample ditampung pada wadah bersih dan
steril.
E. Pengolahan Spesimen
Jenis Spesimen
Perlakuan pada
spesimen
Bentuk yang
untuk dianalisa
Darah EDTA
Homogenisasi
Darah Beku
Serum
Darah Citrat
Plasma
Darah
tanpa
anti
koagulan
(masa
pembekuan)
Segera dianalisa
Darah segar
Urine (urinalisa)
Endapan urine
Segera dianalisa
Urine segar
26
Simpan semua specimen sesuai dengan nomor urut, tanggal, dan hari
serta bulan penyimpanan.
1. Serum
Disimpan di freezer selama 10 hari pada suhu -200C, setelah disimpan
selama 1 bulan, sisa serum dibuang
2. Darah EDTA
Sisa sample darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu 80C,
setelah itu dibuang
3. Darah Beku
Sisa sample darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan,
(15-300C), setelah itu dibuang .
4. Urine
Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan
pergantian shift kerja, setelah itu dibuang.
5. Faeces
Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai
dengan pergantian shift kerja, setelah itu dibuang.
6. Cairan Tubuh
Sisa sample cairan tubuh di simpan pada suhu 80C selama 1 minggu,
setelah itu dibuang.
G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN
BAHAN
HARI KERJA
JANJI HASIL
(dalam
menit)
HEMATOLOGI :
1. Darah rutin
Darah EDTA 2 ml
Setiap hari
60
2. Darah lengkap
3. Golongan darah /
RH
4. Hemoglobin
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Setiap hari
60
Setiap hari
60
27
Darah EDTA 2 ml
Setiap hari
60
Darah EDTA 2 ml
Setiap hari
60
Setiap hari
60
Setiap hari
60
Setiap hari
60
Setiap hari
2 hari
Setiap hari
60
Setiap hari
60
Setiap hari
60
Setiap hari
60
Setiap hari
60
dirujuk
1 x 24 jam
Setiap hari
1 x 24 jam
Darah kapiler
Setiap hari
60
Darah vena
Setiap hari
60
Urin segar + 10
ml
Setiap hari
60
Setiap hari
60
Setiap hari
60
Setiap hari
60
5. Hematokrit
6. Hitung leukosit
7. Hitung Trombosit
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
8. Hitung Eosinofil
Darah EDTA 2 ml
9. IT Ratio
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
10.Hitung Eritrosit
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
12.Hitung
Jenis
Leukosit
13.LED
14.Gambaran
darah tepi
15.Malaria
HEMOSTASIS :
1. Waktu
pendarahan
Darah EDTA 2 ml
2. Waktu
pembekuan
URINALISIS :
1. Urin rutin
2. Urin lengkap
3. Tes kehamilan
4. Glukosa urin
Urin segar + 10
ml
Urin segar + 10
ml
Urin segar + 10
ml
FAECES :
1. Faeces rutin
Faeces
Setiap hari
60
2. Faeces lengkap
Faeces
Setiap hari
60
Faeces
Setiap hari
60
3. Darah samar
ANALISA
CAIRAN
TUBUH :
28
1. Transudat/
exudat
2. Cairan sendi
3. Cairan otak
Cairan Pleura
dirujuk
140
Cairan Sendi
dirujuk
140
Cairan Otak
dirujuk
140
Urin segar 10 ml
Setiap hari
60
Urin segar 10 ml
Setiap hari
60
Urin segar 10 ml
Setiap hari
60
Urin segar 10 ml
Setiap hari
60
Urin segar 10 ml
Setiap hari
60
DRUG MONITORING
:
1. Amphetamin
2. Marijuana
3. Opiat
4. Barbiturat
5. THC
CD4
Darah EDTA 2 ml
dirujuk
140
Kimia
PEMERIKSAAN
BAHAN
HARI KERJA
JANJI HASIL
(dalam
menit)
KARBOHIDRAT :
1. Glukosa puasa
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
2. Glukosa 2 jam
PP
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
4. Glukosa
kurva
harian
5. Glukosa
toleransi tes
LEMAK :
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
1. Trigliserida
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
3. Glukosa
sewaktu
29
2. Kolestrol total
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
1. Ureum
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
2. Kreatinin
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Sputum, cairan
tubuh
Setiap hari
140
Sputum, cairan
tubuh
Setiap hari
140
1. Protein total
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
2. Albumin
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
5. Bilirubin direk
6. Bilirubin indirek
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
7. SGOT
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
1. VDRL
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
2. TPHA
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
3. WIDAL
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
4. Dengue Ig G
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
3. Kolestrol HDL
4. Kolestrol LDL
FUNGSI GINJAL :
3. Asam Urat
BAKTERIOLOGI :
1. Sediaan
langsung gram
2. Sputum
BTA
langsung
FUNGSI HATI :
3. Globulin
4. Bilirubin total
8. SGPT
9. Gamma GT
10.Alkali fosfatase
SEROLOGI :
30
5. Dengue Ig M
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
6. Anti HIV
7. HbsAg
Serum 0,5 ml
Setiap hari
1 x 24 jam
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
Serum 0,5 ml
Setiap hari
140
8. Anti HBs
9. Anti HCV
10.NS1
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait :
Jenis
Pemeriksaan
Glukosa
Darah
Hasil Kritis
Keterangan
-tidak
bisa
dilakukan
pencabutan
gigi
Elektrolit
-Belum bisa
dilakukan
operasi
mmol/L
SMF Anak: Na < 125 mmol/L atau > 155
mmol/L
K
mmol/L
Calcium
Hb
Trombosit
SMF Anak
400.000/l
<
100.000/l
atau
>
-Khusus
untuk
pasien
bukan
dengan
diagnose
DHF
32
WBC
APTT
INR
Umum : > 5
SMF Anak : > 2
Albumin
Non
Operatif
- Operatf
11
Analisa LCS
I. Pengelolaan Limbah
1. Pemisahan Limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan
container dengan kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius
b. Limbah benda tajam/ sepuit bekas dimasukan ke dalam wadah khusus
benda tajam yang tahan tusukan seperti jerigen bekas.
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah
a. Periksa kantong limbah jerigen, jika sudah mencapai jerigen ganti
dengan kantong limbah/ jerigen yang penuh tadi agar limbah tidak
tumpah atau berceceran.
b. Jerigen yang penuh tadi diambil oleh petugas cleaning service di
bawa ke tempat pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan
tusuk, kemudian diambil oleh petugas cleaning servis, di bawa ke
tempat pengolahan limbah.
KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK LIMBAH KLINIS
33
WARNA KANTONG
JENIS LIMBAH
HITAM
KUNING
laboratorium
dan
34
kerja ( 2 8 C )
Freezeer dilakukan hal yang sama, sesuai suhu yang digunakan ( -15
sampai 20 C )
g. Lemari es dan frezer harus selalu dalam keadaan hidup.
h. Untuk perawatan setiap 6 bulan sekali.
i. Catat suhu lemari es setiap hari.
2. Inkubator
a. Bagian dalam inkubator dan rak harus di bersihkan secara teratur
dengan di desinfektan.
b. Pemantauan,catat suhu setiap hari pada permulaan kerja.
c. Perbedaan suhu 2 C, pengaturan suhu perlu di stel kembali.Suhu
yang masih dapat diterima adalah 2 C dari suhu yang diinginkan.
d. Perawatan setiap 6 bulan sekali.
3. Centrifuge
a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.
35
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus.
Beban harus di buat seimbang sebelum centrifus di jalankan,kecuali
pada sentrifus mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang
sebelum centrifus di jalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan laritan anti septic setiap
minggu atau bila terjadi tumpahan atu tabung pecah.
e. Pada pengguna sentrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di
f.
aneh.
Jangan mengoperasikan sentrifuge dengan tutup terbuka.
Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi
dari keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-benar
telah berhenti.
l. Perawatan setiap tahun.
4. Mikroskop
a. Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.
b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu,
bila saranan jelas, perbesar dengan objektif 40x, dan bila perlu
dengan 100x. Untuk pembesaran 100x gunakan dengan minyak
imersi.
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol
setiap hari setelah selesai bekerja,terutama bila terkena minyak
imersi.
d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau
sejenisnya karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat
lepas dari rumahnya.
e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,karena
f.
pada
satu
garis
dengan
kondensor,
karena
dapat
36
atau kamar hitung tidak terisi penuh, maka pengisian harus dibuang.
g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau
dengan air detergent encer.
h. Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergent, kemudian bilas
dengan air bersih.
i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.
8. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan yaitu : pipet
transfer yang dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan
yang tetap dengan teliti, serta pipet ukur yang dipakai untuk
memindahkan berbagai volume tertentu yang diinginkan.
37
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan
tidak retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan
cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian
luarnya dengan kertas tissue pada dinding wadah / bejana dalam
posisi tegak lurus dan cairan di biarkan mengalir sendiri.
f. Pipetvolumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah
semua cairan dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan
dengan ditiup memakai alat bantu pipet.
h. Pipet ukur yang tidak memiliki cincintidak boleh ditiup.
i. Pipet dengan volume kecil ( 1 500 ul ), harus dibilas untuk
j.
ke
dalam
range
kontrol,
lakukan
BAB V
LOGISTIK
A. Pengertian
: Logistik di laboratorium adalah penyediaan bahan bahan
habis pakai / reagen
Yang dibutuhkan untuk pelayanan di laboratorium.
B. Tujuan
: Agar kebutuhan bahan bahan habis pakai/reagen sebagai
sarana pemeriksaan
dapat tersedia dengan tepat, cepat, efektif, efisien dan
profesional untuk
meningkatkan mutu laboratorium
C. Ruang lingkup : Alur kerja pembelian dan penyimpanan bahan- bahan habis
pakai/reagen ini
Menerangkan suatu sistem mulai dari mengevaluasi jumlah
stok reagen,
membuat surat pesanan reagen sampai mendapatkan
reagen yang diperlukan
D. Alur kerja pemesanan dan penerimaan bahan bahan habis pakai/reagen :
39
PROSES
KETERANGAN
Mulai
1. Laporan bulanan Laboratorium
ditandatangani oleh:
Ka Instalasi
Ka Sie Penunjang Medis
Ka Bidang Penunjang Medis
Pengawas barang
Direktur
Ka Ruangan
Ka. ruangan
Buat SP
ya
Setuju
selesai
ya
Ka. Ruangan
Hubungi bag apotik
Bag. apotik
Ambil SP,
ditandatangani &
Ka Ruangan
Pengawas Barang
Ka. Ruangan
Terima Barang
OK
tidak
Ya
Retur barang
Ka Ruangan
Beri label,simpan di
gudang laboratorium
PROSES
KETERANGAN
40
Mulai
Koordinator Lab.
ya
Setuju
selesai
Mengambil
amprahan
Ka.Ruangan/Gudang
lab.
Mencatat barang
keluar
Koordinator Lab.
Menyimpan reg.di lab
Koordinator Lab
Mendistribusikan ke
Ruangan
41
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien di laboratorium menjadi lebih aman.
B. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
1. Pedoman umum :
Sistem keselamatan pasien di laboratorium perlu dilaksanakan sebab
a. Banyaknya jenis/item pemeriksaan dan persiapannya
b. Banyaknya jenis spesimen pemeriksaan
c. Banyaknya jenis wadah penampung/container
d. Jumlah konsumen yang banyak
e. Jumlah staf yang tidak memadai potensial bagi terjadinya kesalahan
2. Manfaat keselamatan pasien
a. Budaya safety meningkat dan berkembang (blame-free culture,
reporting culture, learning culture)
b. Komunikasi dengan pasien berkembang
c. Kejadian tidak diinginkan menurun
d. Keluhan dan litigasi (tuntutan hukum) berkurang
e. Mutu pelayanan meningkat
42
f.
Faktor Kontribusi
Pengisian form dengan menulis
Tidak menjalankan
protap / SPO
Salah mengerjakan
pemeriksaan lab
Fungsi kroscek
berjalan
44
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Laboratorium merupakan
bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium
melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan
spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas
laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi
terinfeksi kuman pathogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi daripetugas ke
petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi
bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus
memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap
dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan
pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik.
A. Pengertian
Adalah suatu system dimana Instalasi Laboratorium RSUD Puruk Cahu
membuat suatu asuhan kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit bagi
petugas di lingkungan Instalasi Laboratorium.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
C. Tata laksana keselamatan kerja
1. Pra Analitik
a. Memakai jas laboratorium,
sarung
tangan,dan
masker
untuk
45
disimpan
2. Analitik
a.
Penggunaan Pipet
1) Pengolahan specimen / sampel dan melaksanakan tes harus selalu
hati-hati dan menganggap semua bahan infeksius ( Universal
Precaution ).
2) Memakai jas laboratorium, sarung tangan,dan masker untuk
mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi
bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka.
3) Jangan memipet langsung dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
4) Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan
cara menghisap atau meniup cairan lewat pipet.
5) Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia:
a) Segera memberitahu petugas laboratorium lain dan jauhkan
petugas yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
b) Upayakan pertolongan segera pada petugas laboratorium yang
mengalami cedera.
c) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah
terbakar, segera matikan semua api, gas dalam ruangan
tersebut
b.
dan
ruangan
yang
berdekatan.
Matikan
semua
c.
46
rumah
tangga
dimasukkan
pada
saat
bekerja
di
4. Pecahan gelas
a. Gunakan sarung tangan.
b. Kumpulkan dengan forsep atau serokan.
c. Masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning.
d. Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
e. Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras,
kemudian lakukan cuci tangan sesuai prosedur hands hygiene.
5. Tumpahan bahan kimia
a. Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena.
b. Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
c. Pakailah masker dan sarung angan.
d. Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam
ruangan tersebut dan matikan listrik yang mungkin mengeluarkan
api.
e. Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na
f.
bikarbonat.
Tumpahan zat alkali : taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat
dengan serokan, dan buang dalam kantong plastik bahan beracun.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
49
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
50
Bahan diambil sebelum penderita minum obat anti mikrobia, bila sudah
terlanjur minum obat. Sebaiknya diberikan informasi tentang takaran serta
lama pemberian obat.
Pengambilan bahan dilakukan dengan alat yang steril secara aseptic
Bahan pemeriksaan diambil pada saat dan tempat yang tepat yang
dipilih dengan mempertimbangkan kemungkinan terbesar terkontaminasi
dengan kuman-kuman penyebab penyakit.
Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium hendaknya diisi dengan
lengkap
Bahan permintaan seharusnya dikirim ke laboratorium.
Wadah bahan pemeriksaan harus diberi label identitas yang jelas dan
sesuai.
2. Pengambilan sampel
Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak
semua kegiatan pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil
sembarangan. Hal hal yang perlu diperhatikan :
a.
b.
c.
d.
e.
Cara pengambilan
Jumlah bahan yang dibutuhkan
Waktu pengambilan
Tempat pengambilan
Wadah
3. Pemberian identitas
Pemberian identitas ini adalah hal yang sangat penting di laboratorium dalam
menerima sampel yang memuat data antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
4. Pengiriman sampel
a.
b.
51
a.
II.
Tahap Analitik
1. Pengolahan sampel :
a. Sampel darah, urin, feses harus segera sampai di laboratorium.
b. darah segera disentrifus
c. Bahan yang lain sesuai dengan permintaan pemeriksaan.
2. Kalibrasi Peralatan :
a. Kalibrasi pipet dengan cara : mengisi larutan dan ditimbang pada
timbangan analitik.
b. Kalibrasi alat kimia klinik dengan blangko dan kalibrator
c. 1000/2000 jam lampu harus sudah diganti sesuai dengan jenis alat.
3. Uji Ketelitian dan Ketepatan
Uji ketelitian dan ketepatan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
control yang telah diketahui nilainya. Pemeriksaan bahan control dilakukan
tiap hari. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan mengetahui
ketelitian dari sampel.
III.
B.
Pemantapan Mutu Ekternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain
diluar laboratorium secara periodik untuk memantau dan menilai
penampilan laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.
52
Tujuan
53
54
BAB IX
PENUTUP
55
56