Catkuliah Kalkulus2A PDF
Catkuliah Kalkulus2A PDF
MA1201 KALKULUS 2A
Do maths and you see the world
disusun oleh
Catatan kuliah ini ditulis dengan banyak merujuk tulisan Bapak Koko Martono
dan Bapak Warsoma Djohan
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
Daftar Isi
1 Teknik Pengintegralan
1.1 Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.2 Menentukan anti-turunan . . . . . . . . . . .
1.2.1 Metode substitusi . . . . . . . . . . . .
1.2.2 Metode anti-turunan parsial . . . . . .
1.2.3 Metode substitusi yang merasionalkan
1.3 Integral fungsi rasional . . . . . . . . . . . . .
1.4 Integral fungsi trigonometri . . . . . . . . . .
2 Bentuk Tak Tentu dan Integral Tak Wajar
2.1 Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2 Bentuk Tak Tentu . . . . . . . . . . . . . .
2.2.1 Bentuk tak tentu 0/0 . . . . . . . . .
2.2.2 Bentuk tak tentu / . . . . . . .
2.2.3 Bentuk tak tentu 0 . . . . . . . .
2.2.4 Bentuk tak tentu . . . . . .
2.2.5 Latihan . . . . . . . . . . . . . . . .
2.3 Integral Tak Wajar . . . . . . . . . . . . . .
2.3.1 Integral Pada Selang Hingga . . . . .
2.3.2 Integral Pada Selang Tak Hingga . .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
1
1
2
2
2
3
4
5
6
6
7
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
1
. 1
. 2
. 3
. 4
. 6
. 6
. 7
. 9
. 10
. 13
ii
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
1
1
2
2
3
4
5
7
MA1201 Kalkulus 2A
iii
K. Syuhada, PhD.
BAB 1
Teknik Pengintegralan
1.1
Pengantar
Integral atau anti turunan adalah salah satu konsep (penting) dalam matematika disamping derivatif atau turunan. Perhatikan:
y = f (x) = x2 ,
yang memiliki turunan
y = f (x) =
d
f (x) = 2 x.
dx
df (x) = f (x) + C =
1.2
f (x) dx.
Menentukan anti-turunan
k dx = k x + C
2.
xr dx =
3.
1
xr+1 , r = 1
r+1
ex dx = ex + C
4.
ax dx =
1 x
a +C
ln a
dst...
1.2.1
Metode substitusi
K. Syuhada, PhD.
ex
dx.
4 + 9 e2x
Selesaikan dengan memisalkan
y = ex ; y = e2x ; y = 9 ex ; y = 9 e2x ; y = 4 + 9 ex ; y = 4 + 9 e2x ; ?
1.2.2
x cos x dx
Misalkan u = f (x), v = g(x),
d
(u v) = u v + u v
dx
d(u v) =
uv =
Jadi,
u dv = u v
v du
Untuk contoh
x cos x dx,
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
misalkan
u = x,
atau
u = cos x, ?
Nampak bahwa metode integral parsial mendorong kita untuk mencari substitusi yang tepat. Bagaimana dengan
ln x dx,
yang terlihat seperti hanya melibatkan satu fungsi?
1.2.3
a2 x2 dx,
3
x 4 dx,
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
( 6
)
3u + 12 u3 du
a2 x2 = a cos t
Perhatikan bahwa substitusi lain adalah
x = a tan t, /2 < t < /2,
atau
x = a sec t, 0 t , t = /2
1.3
14x + 1
dx,
x3 + 5x
adalah salah satu kajian penting karena melibatkan polinom
P (x) = 14x + 1
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
dan
Q(x) = x3 + 5x
yang perlu diperhatikan derajat-nya.
Perhatikan bahwa pada kasus diatas, derajat pembilang (satu) lebih kecil daripada derajat penyebut (tiga). Dengan demikian, dapat dituliskan
14x + 1
A Bx + C
= + 2
3
x + 5x
x
x +5
dimana derajat pembilang satu tingkat lebih rendah daripada derajat penyebut. Dengan manipulasi aljabar, diperoleh
A = 1/5; B = 1/5; C = 14.
Pada prinsipnya, kita ingin menguraikan fungsi rasional P (x)/Q(x) menjadi
jumlahan beberapa fungsi rasional dengan derajat pembilang satu tingkat lebih
rendah dari derajat penyebut baik secara langsung, seperti
Bx + C
,
x2 + 5
ataupun tidak langsung, seperti
C
,
(2x + 5)2
dimana kata tidak langsung merujuk pada pemisalan y = 2x + 5 dengan
turunan konstan.
(untuk pandangan lain, lihat catatan kuliah W Djohan, 2012)
Diskusi:
Bagaimana kita mencari anti-turunan
x2 11x + 15
dx ?
(x 2)2 (x + 1)
Apakah dengan menguraikan
A
B
C
x2 11x + 15
=
+
+
?
2
2
(x 2) (x + 1)
x 2 (x 2)
x+1
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
(dengan A = 2; B = 1; C = 3) Atau,
x2 11x + 15
B
C
=
+
?
2
2
(x 2) (x + 1)
(x 2)
x+1
1.4
sinn x dx,
atau
cosn x dx,
sin x dx = cos x + C
2.
cos x dx = sin x + C
3.
sec2 x dx = tan x + C
4.
dst...
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
Contoh:
Selesaikan
sinm x dx,
untuk m = 2, 3, 4.
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
BAB 2
Bentuk Tak Tentu dan Integral
Tak Wajar
2.1
Pengantar
x0
sin x
x
dan
x x2
lim
,
x4
x4
yang apabila kita substitusikan titik limitnya, kita peroleh nilai
0
.
0
Pertanyaan:
Berapakah nilai limit diatas?
2.2
2.2.1
lim
xc
dengan
lim f (x) = 0 = lim g(x).
xc
xc
lim
x0
Contoh 2: hitunglah
x x2
lim
x4
x4
Solusi:
x x2
lim
x4
x 4
( x 2)( x + 1)
= lim
x4 ( x 2)( x + 2)
x+1
= lim
x4
x+2
= 3/4
2.2.2
f (x)
,
g(x)
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
dengan
lim |f (x)| = = lim |g(x)|.
Cara penyelesaiannya dengan mengubah bentuk f (x)/g(x) (merasional bentuk pecahan; memunculkan bentuk 1/xn dengan n bilangan asli dll)
sehingga sifat-sifat limit fungsi dapat dipakai.
Contoh: hitunglah
x x2
lim
x
x4
(Perhatikan bahwa jika kita substikan titik limitnya, kita dapatkan nilai limit
berbentuk tak hingga per tak hingga)
Solusi:
x x2
lim
x
x 4
( x 2)( x + 1)
= lim
x ( x 2)( x + 2)
x+1
= lim
x
x+2
x(1 + 1x )
= lim
x
x(1 + 2x )
1 + limx x1
=
1 + 2 limx x1
=1
2.2.3
Sekarang, pandang
lim f (x)g(x),
xc
dengan
lim f (x) = 0; lim |g(x)| = .
xc
xc
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
Kita dapat menghitung limit diatas dengan cara mengubah bentuk f (x)g(x)
menjadi bentuk
f (x)
1/g(x)
sehingga diperoleh bentuk 0/0, atau menjadi bentuk
g(x)
1/f (x)
dengan bentuk /.
Contoh 1: hitunglah
(
)
lim x
sec 2x
x 4
4
Solusi:
)
sec 2x
x 4
4
x 4
= lim
x 4 cos 2x
lim
=
=
= 1/2
Contoh 2: hitunglah
(
)
1
lim sin
x
x
x
2.2.4
dengan
lim f (x) = ; lim g(x) = ,
K. Syuhada, PhD.
Contoh: hitunglah
(
)
lim
x2 + 2x x
x
Solusi: tuliskan
x2 + 2x + x
x2 + 2x x = x2 + 2x x
x2 + 2x + x
2
2
x + 2x x
=
x2 + 2x + x
2x
= (
)
x2 1 + x2 + x
=
2x
(
)
2
x
1+ x +1
Jadi,
lim
(
)
x2 + 2x x = 1
Solusi: 3/2
2.2.5
Latihan
Hitung
lim
x2 + x
2x 1
dan
x2 + x
lim
.
x 2x 1
Limit diatas berbentuk
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
x2 1 + x1
2
x +x
(
)
=
2x 1
x 2 x1
dan
untuk x berlaku sehingga
untuk x berlaku sehingga Jadi,
lim
x2 + x
= 1/2
2x 1
dan
lim
2.3
x2 + x
= 1/2.
2x 1
2.3.1
dx.
x1
Kita dapat (dengan mudah) menyelesaikannya dengan memisalkan y = x 1
sehingga
dx
x1
=
y 1/2 dy
= 2y 1/2 + C
=2 x1+C
Namun, bagaimana jika kita ingin menghitung integral tentu
5
1
dx ?
x1
1
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
1
x1
1
lim+
= .
x1
x1
Apabila kita menghitung integral pada selang [1, 5], maka tindakan yang dilakukan dikatakan sebagai perhitungan integral tak wajar. Jadi,
5
1
dx
x1
1
5
1
= lim+
c1
x1
(1
)
= lim+ 2 x 1
c1
=4
2.3.2
Pada bagian sebelumnya, kita melihat salah satu bentuk integral tak wajar
dimana integran bernilai tak hingga. Sekarang kita lihat bentuk lain dimana
integran kontinu dan terdefinisi di domainnya, namun integral yang kita hitung
memiliki (salah satu) batas tak hingga.
Contoh 1: hitunglah
0
1
dx
2
1 + x
yang mana kita tahu fungsi f (x) =
(, ).
Solusi:
0
1
dx
2
1 + x
0
1
dx
= lim
a a 1 + x2
(
)0
= lim
tan1 x
a
a
(
)
1
tan a
= lim
1
1+x2
= (/2)
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
Contoh 2: hitunglah
1
dx
x(x + 1)
0
Solusi:
Perhatikan bahwa fungsi f (x) =
1
x(x+1)
lim f (x) = .
x0+
dx = 2 tan1 x + C
x(x + 1)
Jadi,
dx = = .
x(x + 1)
Bagaimana dengan
sin x dx, ?
0
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
BAB 3
Deret Tak Hingga
3.1
1
,
n
atau
1 1
{1, , , . . .}
2 3
Diskusi:
Mungkinkah ada rumus suku ke-n yang lain yang memberikan beberapa suku
pertama barisan yang sama dengan diatas?
Jawab: Ada!
a1 = 1; an+1 =
an
1 + an
Solusi:
1. an = (1)n+1 ; an = sin (n 12 )
2. an = 1 + n3 ; an = 12 n2 3n +
13
2
3.1.1
Kemonotonan
Ilustrasi:
Selidiki kemonotonan barisan
1. an =
n+1
2n
2. an =
(1)n
n
3. an =
n!
2n
K. Syuhada, PhD.
3.1.2
Kekonvergenan
Definisi:
Barisan bilang real {an } dikatakan konvergen ke a R, jika
lim an = a.
Barisan {an } yang tidak punya limit dikatakan divergen; limit barisannya
, , atau beroskilasi.
Contoh:
Barisan an =
lim
n+1
2n
konvergen ke
1
2
karena
n+1
1
= .
2n
2
n2
sin
?
2n + 3
n
Solusi:
Barisan diatas dapat ditulis menjadi perkalian dua barisan
an bn
dengan
an = n sin
,
n
n
,
2n + 3
K. Syuhada, PhD.
{an bn } konvergen ke ab
{ abnn } konvergen ke ab , b = 0
{an + bn } konvergen ke a + b
{an bn } konvergen ke a b
Teorema:
Setiap barisan bilangan real yang konvergen selalu terbatas
Setiap barisan bilangan real yang monoton dan terbatas selalu konvergen
Latihan:
Selidiki kekonvergen barisan-barisan berikut dengan memanfaatkan sifat kemonotonan dan keterbatasan,
an =
1
1 2n
bn =
2n
n!
dan
3.2
ak ,
k=1
atau jumlah n suku pertamanya. Barisan {sn } disebut sebagai deret (tak
hingga) bilangan real.
Notasi deret:
an = a1 + a2 +
n=1
Sedangkan
sn =
ak ,
k=1
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
Deret
n=1 an dikatakan konvergen jika barisan jumlah parsialnya mempunyai
limit; dikatakan divergen jika limitnya tidak ada.
Contoh: Deret
n=1
1
n(n + 1)
1
k(k + 1)
k=1
k=1
(
)
n
1
1
=
k
k+1
k=1
sn =
ak =
= ... = 1
dan
1
n+1
(
lim sn = lim 1
1
n+1
)
=1
2n+1
1.
n=1 n2 (n+1)2
1
2.
n=1 n (deret harmonik)
n+1
3.
n=1 (1)
Teorema:
Jika deret
n=1 an konvergen maka
lim an = 0
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
3.3
3.3.1
Uji Integral
1
1 1
= 1 + + + ...
n
2 3
n=1
1
1
>
dx.
n
x
1
n=1
Sekarang, kita hitung integral tak wajar pada selang tak hingga
b
1
1
dx = lim
dx
b 1 x
x
1
(
)b
= lim ln x
b
= lim ln b
b
Akibatnya, deret
n=1
jarnya)
MA1201 Kalkulus 2A
1
n
K. Syuhada, PhD.
1
?
2
n
n=1
Teorema:
Misalkan f fungsi kontinu, monoton turun, dan f (x) > 0 pada selang [1, ).
1
1.
n=1
2n+1
1
2.
n=2 n ln2 n
Solusi:
Integral tak wajar
1
dx = ,
2x + 1
1
sedangkan
2
3.3.2
1
1
dx =
.
2
ln 2
x ln x
Uji Banding
Teorema:
Misalkan deret-deret n=1 an dan n=1 bn adalah deret dengan suku-suku positif,
1. n=1 2n1+1
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
2.
1
n=2 ln n
Teorema:
Misalkan deret-deret n=1 an dan n=1 bn adalah deret dengan suku-suku positif,
Jika
lim
an
= c, c > 0
bn
dan
n=1
an
=0
bn
bn konvergen maka
n=1
an konvergen
Jika
lim
dan
n=1
an
=
bn
bn divergen maka
n=1
an divergen
1. n=1 2n1+1
2. n=2 ln1n
untuk menyelidiki kekonvergenannya.
Pengujian kekonvergenan dengan uji integral atau uji banding dengan deret
lain seringkali tidak mudah; integral tak wajar sulit/tak dapat dihitung dan/atau
tidak dapat dicari deret pembandingnya. Kita dapat menguji kekonvergenan
suatu deret dengan suku deretnya sendiri.
Teorema:
an+1
=L
an
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
1. n=1 n+1
n!
2n
2. n=2 n3
3.4
(1)n+1 an = a1 a2 + a3 a4 + . . . ,
n=1
n+1
= 1 1 + 1 1 + ...
1.
n=1 (1)
n+1 1n
2.
2
= 1 12 + 14 18 +
n=1 (1)
Solusi:
Divergen, Konvergen.
Teorema:
Jika barisan {an } memiliki suku-suku (kesemua sukunya) positif, monoton
turun dan limn an = 0, maka deret
(1)n+1 an
n=1
konvergen.
Selidiki kekonvergenan deret-deret berikut:
n+1 1
1.
n=1 (1)
n
1
n+1
2.
n=1 (1)
n ln n
Definisi:
Deret
n=1 an disebut konvergen mutlak jika deret
|an |
n=1
MA1201 Kalkulus 2A
K. Syuhada, PhD.
|an |
n=1
divergen.
Teorema:
Jika deret
n=1 an konvergen mutlak maka deret
an
n=1
konvergen.
Selidiki kekonvergenan deret-deret berikut:
(
)
n+1 n+1 n
(1)
1.
n=1
2n
2.
3.
3.5
sin
n=1
n=1
1
(2n1)
6
n n
(1)n
3n
n!
Deret Pangkat
Sejauh ini kita telah mempelajari deret yang jelas bentuk deretnya. Kini,
kita akan melihat deret yang tidak jelas, yang dinyatakan dalam x, seperti
xn = 1 + x + x2 + . . . , |x| < 1;
n=0
n! xn = 1 + x + 2 x2 + 6 x3 + . . . ;
n=0
(1)n n
x = .
n
n2
n=1
an (x c)n = a0 + a1 (x x) + a2 (x c)2 + . . .
n=0
MA1201 Kalkulus 2A
10
K. Syuhada, PhD.
1 n
x
n!
n=0
Contoh 2: deret
(1)n n
x
n
n2
n=0
yang mana
an+1
n an
=
1
= |x|
2
lim
Artinya, deret akan konvergen mutlak untuk 12 |x| < 1 (atau |x| < 2) dan
divergen untuk 12 |x| > 1 (atau |x| > 2). Namun untuk x = 2,
(1)n n
1 1 1
2
=
1
+
+ + ...
n
n
2
2
3 4
n=0
konvergen; untuk x = 2,
(1)n
1 1 1
(2)n = 1 + + + + . . .
n
n2
2 3 4
n=0
(1)n n
x
n 2n
n=0
11
K. Syuhada, PhD.
Teorema:
n
Jika deret pangkat
n=0 an x konvergen di x1 = 0, maka deret tersebut
konvergen mutlak untuk |x| < |x1 |
n
Jika deret pangkat
n=0 an x divergen di x1 , maka deret tersebut divergen untuk |x| > |x1 |
Teorema:
Deret pangkat kovergen hanya untuk x = 0
Deret pangkat kovergen mutlak untuk setiap x R
Terdapat suatu r > 0 sehingga deret pangkat konvergen mutlak untuk
|x| < r dan divergen untuk |x| > r (r > 0 adalah jari-jari kekonvergenan)
Latihan: Tentukan jari-jari dan selang kekonvergenan deret
(1)n+1 2n
1.
(x 3)n
n=0
n2
n+1
2.
(n + 1) (x 1)n
n=0 (1)
Teorema:
Misalkan deret pangkat
an xn
n=0
f (x) =
n=0
an xn
n an xn1
n=0
Teorema:
Misalkan deret pangkat
an xn
n=0
MA1201 Kalkulus 2A
12
K. Syuhada, PhD.
n
memiliki jari-jari kekonvergenan r > 0. Maka, fungsi f (x) =
n=0 an x
dapat diintegralkan pada setiap selang bagian tertutup dari (r, r) dan untuk
setiap x (r, r) berlaku
f (t) dt =
0
n=0
an
xn+1
n+1
Teorema Abel:
n
Jika f (x) =
n=0 an x , |x| < 1 dan deret
n=0 an konvergen, maka
an = lim f (x)
x1
n=0
dan
n=0
3.6
x1
Ilustrasi:
Perhatikan fungsi f (x) = ex yang dapat diuraikan menjadi
ex = 1 + x +
x2 x3
+
+ . . . , x R,
2
6
an xn
n=0
13
K. Syuhada, PhD.
f (0)
f (0)
f (n) (0)
; a2 =
; . . . ; an =
1!
2!
n!
f (0)
f (0) 2
f (n) (0) n
x+
x + ... +
x + ...,
1!
2!
n!
atau
f (n) (0) n
f (x) =
x ,
n!
n=0
untuk |x| < r, r > 0 jari-jari kekonvergenan, dan f (0) (0) = f (0).
Deret tersebut dikenal dengan nama Deret MacLaurin.
Jika titik pusatnya digeser ke c, maka
f (n) (c)
f (x) =
(x c)n ,
n!
n=0
untuk |x c| < r, r > 0 jari-jari kekonvergenan dan f (0) (c) = f (c). Deret ini
disebut Deret Taylor yang berpusat di c dari fungsi f .
Latihan: Tentukan deret Taylor dan selang kekonvergenan dari fungsi f berikut
di titik c,
1. f (x) = sin x di c =
2. f (x) = ln x di c = e
Seberapa banyak (sampai berapa suku) kita harus menguraikan deret Taylor
di titik c?
MA1201 Kalkulus 2A
14
K. Syuhada, PhD.
f (k) (c)
Pn (x) =
(x c)k
k!
k=0
dan
Rn (x) =
f (n+1) ()
(x c)n+1
(n + 1)!
c)
n!
Mn
maka fungsi f dapat dinyatakan sebagai Deret Taylor pada selang (cr, c+r).
Latihan: Hitunglah,
1. e
2. ln 5
dengan ketelitian sampai 4 desimal
MA1201 Kalkulus 2A
15
K. Syuhada, PhD.
BAB 4
Irisan Kerucut dan Koordinat
Polar
Silakan merujuk Catatan Kuliah dari Bapak Warsoma Djohan seperti yang
disampaikan di kelas