Anda di halaman 1dari 11

PEMBAKARAN CERAMIC TILES

1.

UMUM
Ceramic Tiles meliputi produk-produk Ubin Dinding (Walltiles), Ubin Lantai
(Floortiles), Granito dan Genteng Berglasur. Dalam uraian berikut ini hanya
akan dibahas secara rinci mengenai Walltiles dan Floortiles.
Keramik berasal dari kata Yunani Kuno KERAMOS yang berarti api. Oleh
karena itu, produk keramik dalam proses produksi meski sudah berbentuk
barang keramik belum bisa disebut keramik selamabelum dibakar.
Baik produk Walltiles (WT) maupun Floortiles (FT) merupakan bahan
bangunan yang nilainya dibanding seluruh produk keramik dunia bisa
mencapai 80%. Indonesia merupakan negara yang maju cepat industri
keramiknya pada periode 1992-1998 dari urutan 12 produksi dunia Ceramic
Tiles melompat ke urutan 6 besar dunia, bahkan pernah ke urutan 5 besar
dunia pada tahun 1998.
Kapasitas terpasang produksi tiles Indonesia sekitar 400 juta m2 per tahun,
dimana sekarang ini bekerja pada 70% kapasitas terpasang. Italia sebagai
negara nomor satu di dunia dalam produksi Ceramic Tiles mempunyai
produksi 560 juta m2 per tahun.
Indonesia dalam pemakaian Ceramic Tiles baru mencapai 1.0 m2 per kapita
per tahun. Sedangkan untuk Italia sudah mencapai angka 14 m2 per kapita per
tahun. Jadi prospek industri keramik di Indonesia.

2.

PERKEMBANGAN KILN
Kiln adalah tungku pembakaran keramik, baik keramik pecah-belah, sanitar
maupun WT dan FT.
2.1. Sejarah perkembangan kiln dimulai dari Zaman Tiongkok Kuno, dimana
SNAKE KILN (kiln ular) yang panjang terdiri dari 10 unit kiln dibangun

berantai ke atas pada lereng gunung yang berfungsi sebagai


penghematan energi.
Bila kiln 1 dibakar dan didinginkan, maka kiln 2 yang berada sedikit lebih
tinggi dalam keadaan dipanaskan dengan menggunakan gas hasil
pembakaran dan gas panas dari kiln 1. Demikian diteruskan dengan kiln 3
dan seterusnya.
2.2. Periodik Kiln
Periodik kiln adalah kiln yang berbentuk kubah yang di dalamnya
berbentuk kubus dengan bagian atap yang melengkung. Gas hasil
pembakaran menuju cerobong asap yang tinggi 15-25 m melalui lubanglubang kecil di lantai dan kanal yang menuju cerobong. Periodik kiln
merupakan batch kiln yang mempunyai satu siklus sbb:
Diisi dengan barang-barang keramik dan disusun ke atas menggunakan
saggor pintu ditutup pembakaran pendinginan pengeluaran
produk dan mulai diisi kembali untuk siklus berikutnya.
Konsumsi panas sangat tinggi dan bisa mencapai 2600 kcal per kg
produk yang dibakar. Tentu saja kiln seperti ini tidak efisien lagi untuk
zaman sekarang. Dengan perbaikan design dan menggunakan bahan
Glasswoll dan Ceramic Tiles, maka pemakaian bahan bakar dapat
diturunkan menjadi 1900 kcal per kg produk. Kiln periodik jenis ini
masih sangat cocok sampai sekarang untuk pembakaran isolator-isolator
besar dan barang sanitair.
2.3. Tunnel Kiln
Tunnel kiln adalah sebuah tungku pembakaran keramik yag bekerja
secara terus-menerus dan berkesinambungan. Jadi bukan batch kiln lagi.
Barang keramik yang akan dibakar masuk kiln secara terus-menerus dan
produk keramik keluar secara terus-menerus juga yang disusun pada
kereta-kereta kiln.

Kiln menyerupai terowongan kereta api yang panjangnya antara 60-150


m. Konsumsi panas sudah ada perbaikan menjadi sekitar 1500 kcal per
kg produk. Sebagian besar tunnel kiln bertahan sampai 1975, kecuali
yang dipakai untuk membakar pecah-belah

dan sanitair masih

digunakan sampai sekarang.


2.4. Roller Kiln
Pembakaran keramik adalah rakus akan eneergi, tebukti perlu 1500-1900
kcal per kg produk. Pada tahun 1975 saat harga minyak mentah dunia
meningkat hebat dari USD 2 menjadi USD 12 per barrel, maka terjadi
revolusi teknologi pada design kiln. Lahirlah yang disebut ROLLER
KILN. WT dan FT satu lapisan berada di atas roller-roller yang berputar
sepanjang kiln sambil dibakar dengan burner dari kiri ke kanan.
Mulai saat itu, pembakaran WT dan FT yang semula 30-50 jam cyclenya turun drastis menjadi 30-50 menit. Keperluan energi turun drastis
menjadi 350 kcal per kg produk atau hanya 22% dari sebelumnya. Oleh
karena itu, pemakaian Roller Kiln berkembang secara pesat sekali.
3.

ALAT KONTROL PEMBAKARAN


Kontrol pembakaran dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok:
3.1. Alat kontrol suhu pembakaran
3.2. Tes laboratorium barang yang dibakar pada suhu tinggi
3.3. Tes laboratorium terhadap sifat-sifat produk hasil bakar.
3.1. Alat Kontrol Suhu Pembakaran
Sebagai alat kontrol suhu pembakaran ada 3 (tiga) macam yaitu optic,
pancang dan thermocoupple.
Alat Optic:
Alat optic mirip seperti camera atau teropong yang bila diarahkan pada
barang panas yang dibakar, terdapat dua lingkaran merah besar dan kecil
satu pusat, yang warna merahnya berbeda intensitas. Tugas kita
3

untukmembuat warna kedua lingkaran tersebut sama dengan memutarmutar lensa. Setelah warna sama, maka suhu benda panas dapat dibaca
pada petunjuk.
Alat Pancang:
Disebut ORTHON CONE yang buatan USA dan SEGER KEGEL yang
buatan Jerman. Prinsip Orthon atau Seger akan membengkok pada
temperatur tertentu. Orthon atau Seger diletakkan di antara barang yang
dibakar. Untuk melihat suhu pembakaran ada tabel antara nomor Orthon
atau Seger dan suhu.
Thermocoupple:
Prinsipnya adalah dua logam yang berbeda (Pt dan Rf Rh) yang
disambung pada ujung Coupple. Bila kena panas, maka akan terjadi arus
listrik voltage dikonversi ke suhu, Thermocoupple menunjukkan
suhu atmosfer pembakaran, bukan suhu keramik yang dibakar.
3.2. Tes Laboratorium
Ada 3 (tiga) macam tes laboratorium pada suhu tinggi yaitu:
DILATOMETER
T G A (Differential Thermal Analysis)
D T A (Thermal Gravimetric Analysis)
DILATOMETER
Test piece sepanjang 50 mm dipanaskan pada alat Dilatometer sampai
temperatur 900oC. Perubahan panjang yang terjadi antara 30o-900oC
itulah yang diukur, dinyatakan dengan:
o
l
/oo
lo
dan angkanya biasanya terletak antara 4-9 x 10 -6. Angka tersebut diberi
nama C.O.E (Coeffisien of Expansion).
Lihat grafik.

Differential Thermal Analysis (DTA)


Contoh body keramik diletakkan pada alat DTA dan dipanaskan sampai
1000oC. Sepanjang pemanasan tersebut pada tiap tahap suhu akan
ditunjukkan terjadi reaksi endotermis atau eksotermis. Hasil DTA berupa
grafik seperti terlampir.
Thermal Gravimetric Analysis (TGA)
Contoh body keramik diletakkan pada alat TGA dan dipanaskan sampai
suhu 1100oC. Maka akan terjadi pengurangan berat dari contoh yang
disebabkan senyawa yang berdekomposisi dan mengeluarkan serta
humus yang terbakar. Dapat dilihat pada grafik terlampir.
3.3. Tes laboratorium terhadap sifat-sifat produk keramik
Pengisapan Air (PA):
Berat contoh keramik sesudah dibakar W1. Kemudian contoh direbus
selama 3 jam didinginkan dan permukaannya dilap dengan kain basah.
Berat basah W2. Maka pengisapan air adalah:
PA = W2 W1 x 100%
W1
Penyusutan Bakar:
Panjang contoh sebelum dibakar L1
Panjang contoh setelah dibakar L2
Penyusutan = L1 L2 x 100%
L1
Bending Strenght (BS):
Dihitung dengan rumus sbb:
BS = 3 x Rd x L
2 x h2 x b

Rd

: Pembacaan skala pada alat

: tebal contoh dalam cm

: jarak pisau penopang di bawah contoh

: lebar sampel pada tempat yang patah pada pengukuran ini

Loss of Ignition:
Yaitu jumlah prosentase berat yang hilang sewaktu dibakar sampai
1200oC untuk body FT dan 1140 untuk body WT.

REAKSI-REAKSI YANG TERJADI PADA PEMBAKARAN


BODY WALLTILES
1.

Pada temperatur 275oC akan terjadi perubahan -crystobalyte disertai


perubahan volume 2%. Pada temperatur 573oC akan terjadi perubahan
- Quartz disertai perubahan volume 5%.

2.

Sampai

dengan

temperatur

600oC terjadi

pemecahan

senyawa

CHLORITE:
5MgO.Al2O3.3SiO2.4H2O
3.

5MgO + Al2O3 + 3SiO2 + 4H2O

Dolomite akan berdekomposisi mulai 700oC dan Calcite pada 800950oC.

4.

CaCO3MgCO3

CaO + MgO + 2 CO2

CaCO3

CaO + CO2

Mica dengan rumus kimia K2O.3Al2O3.6SiO2.2H2O perlahan-lahan akan


melebur mulai 800oC sampai temperatur 1100oC. Quartz mulai melebur
pada temperatur 1100oC ke atas.

5.

Pada temperatur di bawah 700oC mungkin terjadi pembentukan


3CaO.Al2O3, dimana CaO berasal dari dekomposisi CaCO 3 dan
CaCO3.MgCO3.3CaO + Al2O3

3CaO.Al2O3, sedangkan Al2O3

berasal dari CHLORITE.

6.

Pada temperatur sekitar 800oC terjadi kristalisasi CaO.Fe2O3 tang berasal


dari rekasi CaO dan Fe2O3. CaO berasal dari Calcite dan Dolomite,
sedangkan Fe2O3 berasal dari garam sulfida (FeS2)
2CaO + 2FeS2

7.

2CaO.Fe2O3 + 4SO3

Pada temperatur 800-900oC terbentuklah GHELENITE yang berasal dari


reaksi-reaksi CaO, Al2O3 dan SiO2. CaO berasal dari Calcite dan
Dolomite yang mencair pada 800-950oC, Al2O3 berasal dari CHLORITE
dan MICA, sedangkan SiO2 berasal dari Quartz yang mulai melebur
pada 800-900oC.
2CaO + Al2O3 + SiO2

8.

2CaO.Al2O3.SiO2

Di atas temperatur 900oC akan terbentuk Ca-PLAGIOCLASE dan


DIPSIDE.

9.

CaO + Al2O3 + 6SiO2

2CaO.Al2O3.6SiO2 Ca-Plagiclase

CaO + MgO+ SiO2

CaO.MgO.SiO2 Diopside

Pada temperatur 1050oC mulai terbentuk glass (lelehan gelas ) dan


menjadi cukup banyak pada temperatur 1200oC. Pada pendinginan cepat
akan terjadi. ANORTHITE amorf dan pada pendinginan perlahan-lahan
akan terjadi kristal-kristal ANORTHITE yang terutama terdiri dari CaPLAGIOCLASE dan sebagian kecil DIOPSIDE.
CaO + Al2O3 + 6SiO2

2CaO.Al2O3.6SiO2 Ca-Plagiclase

CaO + MgO+ SiO2

CaO.MgO.SiO2 Diopside

Kedua bahan tersebut di atas adalah komponen ANORTHITE. Maka


body WALLTILE biasa disebut ANORTHITE BODY.
Selanjutnya

berikut

adalah

DIAGRAN

TRANSFORMASI

STRUKTURAL PADA PEMBAKARAN BODY WALLTILES.

PRINSIP PEMBAKARAN UMUM

Untuk menentukari parameter pembakaran tersebut di perlukan 1 seri


pemeriksaan laboratorium. Berikut adalah hal-hal pokok yang terjadi selarna
pembakaran uhin keramik
a. Sampai dengan ternperatur 110 C. air higroskopik dalam bodi dan glasur
akan keluar menguap.
b. Sampai dengan temperatur 200 C. air yang menyelimuti kristal, akan
menguap.
c. Pada temperatur 350-650 C, humus yang terdapat dalam bahan baku bodi
seperti tanah liat, kaolin dan feldspar, akan terbakar mengeluarkan gas CO2.
reaksinya:
Cx Hy + O2
CO2 + H20
Sulfida dan sulfat yang terdapat sebagai impuritas. juga akan herdisosiasi.
FeS~ + O~ Fe2S2 + O2
Fe2O3
800C
1000C
Na2SO4 aLan berdisosiasi menjadi Na20 + SO3
d. Pada temperatur 450 650 C air kristal yang ada pada bahan-bahan bodi
akan pecah, air keluar sebagai uap sehingga terjadi kerusakan kristal. Proses
ini terjadi .pada tanah liat kaolin, mika dan chlorite.
Kaolin dan tanah liat (clay)
Al2O3.2SiO2.2H2O
Al2O3+2SiO2+2H2O
Mika
K2O.3A12O3.6SiO2.2H2O

K2O+3Al2O3 + 6SiO2+2H2O

Mika berdekomposisi pada 850 1000 C dan dekomposisi


berakhir pada temperatur 1000 C.
Chlorite
Mg3 (Mg3-x Alx) (Si4-x Alx) O10 (OH)8, dengan x = I dan 2.
Chlorite berdekomposisi pada temperatur 700 C. dengan reaksi sebagai
berikut
Misalnva pada Chlorite dengan x =
MgO.4 Mg(OH)2.AI2O3. 3 Si02 .
5 MgO + A12O3 + 3 SiO2 +4 H2O +2 O2
e. Antara temperatur 210 280 C akan terjadi perubahan kristal-kristal Quartz.
-crystobalite
temperatur 573 C
-quartz

13-crystobalite dengan perubahan volume 5 %


- quartz, dengan peruhahan volume 2 %

Pada kedua temperatur di atas, pembakaran harus dilakukan dengan rate of heating

lamban (kenaikan temperatur lambat).


f.

Dalam body ubin keramik terdapat sedikit beberapa senyawa kalsium, magnesium /
dolornit sebagai impuritas, meskipun jumlahnya sedikit, tetapi akan mengganggu
karena dapat mengakibatkan terjadinya reaksi dekomposisi pada temperatur 800
950 C.
CaCO3
MgCO3
(Dolomit) MgCO3. CaCO3

g.

CaO + CO2
MgO + CO2
CaO + MgO + 2 CO2

Carnpuran antara K2O, Al2O3 dan SiO2 sebagian akan mulai melebur pada
temperatur 732
C. Semakin tinggi temperatur. maka akan makin bertarnbah tingkat meleburnya.
Begitu pula antara Na2O. Al2O3 dan SiO2 mulai melebur pada temperatur 695 C
dan tingkat leburan akan bertambah bila temperatur terus naik.

h. Pada temperatur 700 C akan terjadi pembentukan kristal dan senyawa silikat atau
senyawa silikon aluminit kompleks. Reaksi silika dan alumina akan membentuk
tekstur bodi keramik yang membuat bodi keramiknya lebih keras dan mempunyai
breaking load lebih tinggi.
PEMBAKARAN BODI UBIN KERAMIK (FLOOR TILE)
Perubahan-perubahan yang terjadi pada pembakaran bodi ubin keramik yang dapat
disimpulkan dan analisis difraktometri (x-rays) adalah sebagai berikut:
a.

Terjadi perusakan kristal kaolin / tanah liat mulai pada temperatur 500 C.

h.

Chlorite berdekomposisi pada temperatur 700 C.

c.

kristal mika pecah dengan cepat pada temperatur 850 1000 C.


K2O . 3 A12O3 . 6 SiO2 . 2 H2O
K2O +3 A12O3 + 6 SiO2 + 2 H2O

d.

Quartz mulai mencair sehagian pada temperatur 950 C dan semakin banyak yang

mencair bila temperatur naik, tetapi tidak pernah seluruhnya mencair


walaupun sampai temperatur tinggi (1160 C)
e. Feldspar masih belum berubah sampai pada temperatur 1000 C. tetapi rnulai

f.

melunak
dan mencair total pada temperatur 1100OC.
Pada temperatur 1100OC. terbentuk spinel yang menyebabkan body keramik
bertambah
kuat.
MgO + Al2O2
MgO . A12O3

g. Pada temperatur 1100 1160 C mulat terbentuk mullite yang makin banyak
terbentuk bila temperaturnya tinggi. kemudian mulai mengkristal
3 A!2O3 + 2 SiO2

3 Al2O3 .2 SiO2

h. Beberapa fase cair sudah mulai terbentuk pada temperatur 900 C dan
semakin banyak pada saat temperatur dinaikkan. hampir semua quartz
mencair dan bereaksi dengan oksida-oksida lain. Hampir terjadi seluruh
perubahan mineralogi material pada temperatur 1100 C. Bodi keramik
berubah menjadi amorf atau fase vitreous yang mempunyai kekerasan dan
breaking load yang lehih tinggi sesudah didinginkan Diagram peruhahan dan
raw material menjadi vitreous body / red stone ware terlampir.
i. Pada temperatur lebih dan 1100 C tergantung dan komposisi body, senyawa
silicon aluminat semakin banyak terbentuk yang merupakan fase vitreous.
Dengan hilangnya gas-gas karbon, pori-pori menjadi menyempit dan terjadi
penyusutan sampai terbentuk body vitreous yang mempunyai kekerasan dan
breaking load yang tinggi.
Kaolin dan tanah liat akan berubah menjadi mullite dan vitreous silica
dan temperatur 650C sampai 1160 C.
3 (Al2O3.2SiO2.2H2O)

3Al2O3.2SiO2 + 4SiO2 + 6H2O


650 1160 C mullite
vitreous
Pada temperatur 800 1160 C, talc akan beruhah menjadi enstalite

dan amorphous silika.


3MgO.4SiO2
3MgO.SiO2 + SiO2
800 1160 C enstaliteAmorphous
silica
setelah pembakaran sampai puncak temperatur maka body keramik
mengalami I pendinginan secara cepat dengan memperhatikan harus
didinginkan secara lambat pada daerali 573 C. Pendinginan dilakukan
sampai sedikit di atas suhu Lamar, sehingga keramik yang keluar kiln tidak
mengalami retak.

10

Transformasi yang terjadi pada ubin keramik yaitu peruhahan fisika dan kiniia
yang dapat di lihat pada tabel berikut:

11

Anda mungkin juga menyukai