Anda di halaman 1dari 14

Pemeran :

Sutradara

: Shenda

Kepala Dinkes
Pak Lurah

: Vinda

: Bangun

Ibu PKK

: Octa

Perawat 1

: Hendra

Perawat 2

: Ita

Perawat 3

: Ajeng

Narator

: Fani

Ibu RT

Warga 1

: Haris

Warga 2

: Tika

Warga 3

: Icha

Suatu hari yang cerah, pihak Dinas Kesehatan mengundang perwakilan


Puskesmas Sukabatuk untuk mendiskusikan program pengendalian TB di wilayah
kabupaten Sukakamu. Setelah dilakukan survey ditemukan data jika kelurahan
Sukabatuk memiliki presentase kasus baru TB paling tinggi.
Perawat 1

: Tok.. tok.. tok..

Kep.Dinkes

: Iya, silahkan masuk. Mari, mari silahkan duduk..

Perawat 1

: Oh iya pak.. terimakasih..

Kep.Dinkes : Jadi begini pak.. kami dari pihak Dinkes ingin mendiskusikan
sesuatu terkait dengan hasil survey tahunan yang kami lakukan mengenai angka
kejadian TB di wilayah kita. Nah.. berdasarkan hasil survey yang kita dapatkan,
ditemukan bahwa kelurahan Sukabatuk memiliki presentase kasus baru TB
paling tinggi. Nah, untuk itu.. kami dari Dinkes ingin menjalankan program
pengendalian TB dari Pemerintah.
Perawat 1
: Oh.. jadi seperti itu pak.. untuk kelanjutannya, bagaimana
perencanaan dari program ini?
Kep.Dinkes : Untuk menjalankan program ini, kami membutuhkan bantuan dari
bapak dan juga rekan-rekan di Puskesmas, terkait upaya pemberantasan TB dan
juga penurunan angka kematian dan kesakitan akibat TB di kelurahan
Sukabatuk. Kami mendapat dana operasional untuk program ini segini, kira-kira
bagaimana menurut bapak ke depannya.
Perawat 1
: Kalau begitu saya perlu membicarakan dulu dengan rekan-rekan
di Puskesmas, segera setelah itu, kami akan memberi tahu bapak secepatnya

Setelah Ns.Hendra bertemu dengan Kep.Dinkes, Ns.Hendra berdiskusi


dengan tim.
Perawat 1
: Selamat siang, tadi saya bertemu dengan Pak Kadir beliau
mendiskusikan terkait program pengendalian TB di wilayah Puskesmas kita.
Perawat 2

: Ooh.. pak Kadir yang berkumis itu..

Perawat 3

: Oh yang itu.. iya2.. bagaimana pak hasilnya?

Perawat 1
: Jadi begini, Dinkes memiliki program pengendalian TB, karena
berdasarkan survey Dinkes, di wilayah Puskesmas kita memilki angka kejadian
baru TB tertinggi. Jadi kita diberikan tanggung jawab untuk menjalankan
program tersebut. Programnya seperti ini (buka-buka dokumen).
Perawat 2

: Oke.. InshaaAllah kita siap

Perawat 1
Kadir

: Baiklah kalau begitu, besok saya akan kembali menemui pak

Keesokan harinya yang terlihat mendung, Ns.Hendra berangkat mengayuh


sepedanya untuk menemui pak Kadir.
Perawat 1
: Selamat pagi pak, langsung ke intinya saja. Jadi, kemarin saya
telah berdiskusi dengan tim, dan kami siap membantu menjalankan program
ini. (IMPROVISASI)
Kep.Dinkes : Baguslah.. semoga niat baik kita untuk menjalankan program ini
dapat dilancarkan hingga tujuan tercapai
Perawat 1

: Aamiin.. Sekaligus kami meminta surat rekomendasi pak..

Kep.Dinkes

: Oh iya iya.. kami sudah mempersiapkannya.. (IMPROVISASI)

Seminggu setelah persiapan tim, trio perawat siap untuk menemui tokoh
masyarakat desa Sukabatuk.
Perawat 2
: Selamat pagi pak.. kami bertiga adalah tim yang ditugaskan dari
puskesmas terkait program yang sudah kita bicarakan kemarin untuk
menjalankan program pengendalian TB di kelurahan Sukabatuk. Bagaimana
pak?
Pak Lurah
: Oh iya.. saya sangat mendukung sekali dengan adanya program
ini. Karena sebenarnya saya jugakurang tahu kalau ternyata di kelurahan ini
memiliki angka kejadian TB tertinggi se-Kabupaten. Kira-kira program yang akan
dilakukan bagaimana ya mbak?
Perawat 3

: (Menjelaskan program)

Pak Lurah

: Kira-kira program ini mau dijalankan kapan ya?

Perawat 1
: Berdasarkan rencana kami, kami ingin menjalankan program ini
mulai minggu depan sampai 6 bulan ke depan. Bagaimana tanggapan bapak?
Pak Lurah

: oh iya iya bisa.. bisa.. kira-kira butuh apa saja dari saya?

Perawat 2
ini.

: Kami berencana untuk menemui tokoh masyarakat di kelurahan

Pak Lurah
: Oh iya mbak, saya bisa membantu.. saya hubungi sekarang yaa..
Fan-fani, sini fan.. bisa minta tolong telfonkan pak RT, sama ibu PKK suruh kesini
sekarang ada perlu
Fani

: Baik pak...
10 menit kemudian...

Ibu RT
: Maaf pak, suami saya lagi di luar negeri.. lagi ada konferensi
ketua RT Internasional di Belanda. Kira-kira ada apa ya pak?
Ibu PKK
: Aduuuh.. maaf yaa saya telat ada arisan, pengajian, duh
banyak deh.. (IMPROVISASI)
Pak Lurah
: Mari-mari silahkan duduk ibu-ibu. Nah, perkenalkan.. ini ada
perawat-perawat dari Puskesmas. (Perkenalan). Jadi, tadi kami sudah
mendiskusikan tentang program pengendalian TB di kelurahan kita. Ternyata di
kelurahan ini, angka kejadian TB nya paling tinggi seKabupaten.
Ibu PKK
(IMPROVISASI)

Haaah

???

Apaaa??!!!

Ih

waaaw...

seperti

ituuh...

Ibu RT
: Ah.. tidak mungkin.. kesalahan apa yang sudah kita
lakukan? (IMPROVISASI)
Perawat 1
: Iya bu.. mungkin banyak masyarakat yang belum sadar terkait
dengan tanda gejala TB. Oleh karena itu penyebarannyapun tidak dapat
dikendalikan sehingga banyak kasus baru yang tidak diketahui.
Perawat 3
: Iya ibu-ibu, jadi disini kami sangat membutuhkan bantuan dan
partisipasi dari warga sekitar untuk melancarkan program ini. Jadi, mulai minggu
depan kami berencana untuk berkunjung ke rumah-rumah warga untuk
identifikasi sekaligus mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan TB di
masyarakat.
Ibu PKK
: Oh gitu mbak.. tenang pak lurah, nanti saya bilang ke ibuibu PKK dulu kalau akan ada kunjungan ke rumah-rumah oleh mbak-mbak sama
mas nya ini.
Ibu RT
: Iya mbak.. nanti kalau suami saya sudah pulang juga saya suruh
bikin pengumuman di RT. Bagus sekali itu programnya

Seminggu kemudian, trio perawat ditemani perangkat desa berkunjung ke


rumah-rumah warga. (Pada saat show yang dikunjungi hanya 1 rumah (Haris,
Tika, Ica).
Pak lurah

: Tok.. tok.. tok.. Assalamualaikum..

Ibu

: Waalaikumsalam.. oh! Pak Lurah?! Silahkan masuk pak..

Pak lurah
: Iya bu..terimakasih.. ini ada perawat yang ingin melakukan
pengkajian.. yaa sekedar tanya-tanya gitu bu..

Ibu
: Oh iya,iya, silahkan.. Sebentar ya saya panggilkan suami dan
anak saya
Perawat 1

: (Melakukan pengkajian)

Pengkajian : (apa saja yang dikaji dibacakan oleh narator)


CORE :
a. Demografi
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Agama
b. Status kesehatan
1. Keluhan
2. Lama batuk
c. Value and belief
1. Anggapan tentang penyakit TB
2. Upaya penanganan TB
3. Kebiasaan konsumsi rokok, kopi, dan alkohol
d. History
1. Riwayat penyakit
SUBSISTEM
a. Lingkungan
1. Luas rumah
2. Ventilasi
3. Penerangan cahaya matahari
4. Jumlah anggota dalam satu rumah
5. Frekwensi membuka jendela
6. Pengolahan sampah
7. Pembuangan kotoran /BAB
b. Pelayanan kesehatan dan sosial
1. Akses terhadap yankes
2. Tempat berobat jika mengalami tanda gejala TB
3. Pembiayaan kesehatan
c. Transportasi dan keamanan
1. Kepemilikan transportasi
2. Transportasi ke pelayanan kesehatan
d. Ekonomi
e. Politik dan keamanan
f. Komunikasi
1. Paparan terhadap informasi TB
2. Frekwensi penyuluhan dari tenaga kesehatan
g. Pendidikan
1. Pengetahuan mengenai TB
h. Rekreasi
Fokus pengkajian perawat pada tindakan beresiko keluarga terhadap TB.
Pada saat dilakukan pengkajian,
berbungkus2 rokok di meja ruang tamu.
Perawat

pak

Haris

merokok

dan

terlihat

: Selamat pagi pak, dek.. Oh maaf, pak Haris ini perokok ya?

Ibu
: Iya mbak.. sehari aja bisa habis 1 bungkus rokok.. padahal rokok
harganya juga ga murah tetep aja ga bisa dibilangin
Bapak
: Ibu sih belum tau rasanya ngrokok kayak gimana.. makanya bisa
ngomong gitu
Perawat

: Kalau boleh tahu sejak kapan ya bapak merokok?

Bapak
: Sudah lama mbak.. sejak saya masih muda dulu saya sudah
mulai merokok. Sekarang kalau disuruh milih saya lebih pilih ga makan daripada
ga ngrokok mbak.. hehe
Perawat

: Kenapa pak kok sehari bisa habis banyak rokok seperti itu?

Bapak
: Ya mau gimana lagi mbak, saya kan kerjanya malem, jadi kalo
pagi2 gini ga ada kerjaan saya bingung mau ngapain, ya sudah akhirnya
merokok saja
Perawat

: Selama ini ada atau ga pak, bu, keluhan yang dirasakan?

Ibu
: Ada mbak.. bapak itu sebenernya udah sakit.. pas kemarin
periksa di Puskesmas katanya sakit TB. Duuh mbak tiap hari batuk-batuk terus,
saya yang biasa ngebersihin ludahnya bapak..
Perawat
: Ooh.. gitu ya bu? Kan kalau seperti itu biasanya dari pihak
Puskesmas ada pengobatan dan program tersendiri seperti contohnya program
DOTS. Selama ini bagaimana bapak menjalankan pengobatannya?
Bapak
: Waduh, gimana ya mbak ya? Obatnya itu lho gede2 , terus kudu
rajin minum tiap hari, kalau disuruh seperti itu saya ga telaten mbak..
Perawat
: Ooh.. Jadi selama ini bapak kurang rajin minum obatnya karena
kurang telaten ya pak..
Anak

: Uhuk.. Uhuk.. Uhuk..

Perawat

: Loh adeknya juga sakit?

Ibu

: iya mbak.. lagi sakit batuk, udah seminggu belum sembuh..

Perawat
apa ya?

: Kalau boleh tahu buk dirumah ini kebiasaan makannya seperti

Ibu
: Ya kayak biasanya mbak.. kumpul-kumpul.. terus biasanya makan
bareng.. kayak kembul gitu lho mbak..
Pengkajian yang lain pre memori
Perawat
: Oh begitu ya bu.. baiklah terimakasih ya pak, bu, dek, sudah
menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Sekarang saya akan melanjutkan ke
rumah-rumah yang lain. Assalamualaikum..

Setelah melakukan pengkajian di setiap rumah, perawat mentabulasi hasil


pengkajian di Puskesmas.
Perawat 1

: Hmm.. ternyata banyak juga ya yang terkena TB di kelurahan ini

Perawat 2
obatnya

: Iya, banyak yang sudah di diagnosis, tapi tidak rajin minum

Perawat 3
: Iya, karena banyak dari mereka yang belum tahu apa itu TB,
bahayanya bagaimana, cara pengendaliannya bagaimana, dan yang lainnya,
masih banyak yang meremehkan penyakit TB, mungkin karena mereka tidak
tahu
Perawat 2
: Baiklah, sebaiknya kita membicarakan dulu hasil ini ke pak Lurah,
baru nanti kita merencanakan intervensi yang sesuai

Setelah melakukan diskusi, perawat pergi ke kantor kelurahan untuk


mendiskusikan hasil pengkajian dengan pak lurah.
Perawat 1

: (Menyampaikan hasil pengkajian)

Perawat 2
: Iya pak, jadi menurut kami apa yang menyebabkan angka
kejadian TB tinggi di kelurahan ini adalah karena banyak masyarakat penderita
TB yang tidak rajin minum obat, sehingga tanpa diketahui menular ke warga
yang lain
Pak Lurah

: Oh.. jadi seperti itu. Kira-kira cara mengatasinya bagaimana ya?

Perawat 3
: Iya pak, berdasarkan hasil yang kami dapatkan dari pengkajian,
kami berencana untuk membentuk kader PMO atau Pengawas Minum Obat di
kelurahan ini.
Perawat 2
PMO)

: Jadi, tugas dari PMO itu sendiri adalah ... (menyebutkan tugas

Perawat 1
: Iya pak, kami harap, dengan adanya kader PMO ini dapat
mendukung masyarakat untuk aktif dalam pengendalian TB.
Perawat 3
: Oleh karena itu, kami membutuhkan bantuan bapak untuk
memilih kader PMO yang tepat sehingga program dapat berjalan lancar.

Perawat berkolaborasi dengan Pak Lurah mengenai kriteria warga


yang menjadi Kader PMO. Akhirnya terpilihlah beberapa orang warga
untuk menjadi Kader PMO yakni (warga: Tika, Ica dan Haris). Para warga
yang terpilih sudah diberikan surat persetujuan bila ingin menjadi kader
PMO. Setelah itu Pak RT menghubungi Ibu PKK untuk meminta tolong
mengumpulkan warga yang telah dipilih menjadi kader PMO untuk datang
ke penyuluhan.
(Pak Lurah menghubungi Ibu PKK melalui telepon)
Pak Lurah
ini?

: (menunggu telepon) tutt.. tuttt. Haduh Kemana sih Bu Okta

Pak Lurah menelpon berkali-kali dan sampai akhirnya

Ibu PKK (okta): Assalamualaikum, maaf pak RT saya telpon balik. Tadi anak
saya masih rewel. Ada keperluan apa yaa Pak RT kok telepon saya?
Pak Lurah
tolong.

: Waalaikumsalam w.wb. Jadi begini Bu Okta. Saya mau minta

Ibu PKK (okta)

: Mau minta tolong apa?

Pak Lurah : waktu itu kan kita sudah betemu dengan trio perawat. Nah,
Beberapa minggu lalu trio perawat berkeliling ke rumah-rumah mendata
warga yang terkena TBC.
Ibu PKK

: Iya, Lalu? (sambil nyuapin anak)

Pak Lurah :Data hasil survei didapat kan bahwa betul Bu, banyak warga
kita yang terkena TB dan beresiko. Untuk mengatasi hal itu, trio perawat
akan melakukan progam kader PMO. Kader PMO itu gunanya untuk
mengawasi warga-warga kita yang terkena Tb untuk rutin minum obat
dan berobat. Ini saya sudah mendapatkan data siapa saja warga yang
akan menjadi Kader PMO yang sudah sesuai dengan kriteria. Jadi nanti
saya minta tolong Bu Okta untuk menghubungi warga yaa. (sambil buka
catetan buat melihat siapa saja warga yang terpilih jadi kader PMO). Bu
Okta mohon dicatet ya?
Ibu PKK

: oh iya, gak usah dicatet saya sudah ingat hehe

Pak Lurah : Yang terpilih jadi kader PMO ada pak Haris. Tau kan pak
Haris?? yang kumisnya cetar seperti saya. Lalu ada Bu tika, Bu ica, Bu
Ridwan, Pak Anwar dll. Jadi minta tolong untuk memberitahu mereka
mengenai informasi ini. Mohon diberi tahu juga, Para Kader yang terpilih
diminta untuk hadir ke acara penyuluhan kader PMO di balai desa pada
hari Minggu, 25 Oktober 2015, jam 08.00. Bagaimana, Bu. Ada yang kuran
jelas?
Ibu PKK
beritahu warga
Pak Lurah

: Baik kalo begitu Pak, jelass laaass. Saya nanti

akan

: terimakasih Bu. Tuttt tutt tut (telepon mati)

Keesokan harinya Ibu Okta mengumpulkan para warga yang terpilih


menjadi kader PMO atas rekomendasi Pak Lurah dan trio perawat.
(tempatnya terserah mau dimana, pkoknya warga yang terpilih jadi kader
PMO ngumpul)
Ibu PKK

: Halo, Assalmualaikum dulur. Piye kabare?

Warga 1,2,3
bersamaan)

Waalaikum

salam.

Alhamdulilah

Apik

(Ngomong

Ibu PKK
: Terimakasih sudah mau hadir disini. (Lalu Ibu PKK.
Menjelaskan kepada Menjelaskan tentang kader PMO kepada warga

secara singkat dan meminta para kader PMO yang terpilih untuk hadir ke
acara penyuluhan pada hari Minggu, 25 Oktober 2015, jam 08.00 di balai
desa/kantor kelurahan )
Warga 1

: Oh baik Bu, Bu tanya. kalo kesana nanti dikasih apa?

Bu Okta
: Udah dateng aja., dapat ilmu yang bermanfaat entar
(sambil kipas-kipas)
Warga 2

: Baiklah kalo begitu.

Warga 3

: Perlu bawa apa aja Bu Okta, kalo kesana?

Bu Okta
: bawa catetan aja sama pulpen. Saya ingetin lagi ya Ibu Ibu
dan Bapak-Bapak. Dimohon dengan sangat untuk hadir ke acara
penyuluhan. Kalo bukan kita yang bukan jadi pelopor kesehatan siapa
lagi.Kan kalo warga-warga kita sehat, kita sendiri juga kan yang seneng.
Warga 1,2,3
: Inggih bu Okta (ngomong bareng-bareng lagi).

Hari Minggu, acara penyuluhan yang dinanti pun tiba. Para warga
akhirnya datang ke acara penyuluhan di Balai Desa/Kantor Kelurahan).
Pak Lurah : Alhamdulillah, para wargaku semua dateng. (Sebelum
penyuluhan Pak lurah ikut membantu , mengatur dan mengarahkan
warga)
Acara penyuluhan dimulai...
Perawat 1 : (memberikan sambutan awal) Assalamualaikum wr. Wb
,Sebelumnya saya mau mengucapkan terimakasih Bapak Ibu mau
menyempatan waktunya untuk hadir ke acara penyuluhan ini dan
terimakasih juga bapak dan ibu berkenan untuk menjadi Kader PMO. Hari
ini kita akan sharing bersama mengenai apa saja peran, tugas dari Kader
PMO. Sudah siap untuk mengikuti peyuluhan ini?
Warga1,2,3 : SIAAP!!!!!
Perawat 2 dan 3 : (Bersamaan dengan itu, perawat 2 dan 3 membagikan
leflet ke warga)
(Lalu perawat mulai melakukan penyuluhan mengenai TB kembali,
memaparkan data sekilas mengenai kasus TB diwilayah mereka,
menjelaskan tugas dan peran kader PMO dan menjelaskan mengenai
bagaimana cara pengisian kartu PMO, menjelaskan juga bahwa progam ini
akan dijalankan selama 6 bulan. Perawat secara bergantian menjelaskan
materi yang ada di slide) *Tugas kader PMO lihat dihalaman bawah naskah
Warga 1,2,3

: (Warga begitu antusias mengikuti acara penyuluhan)

Setelah penyampaian materi penyuluhan selesai dilanjutkan dengan


sesi tanya jawab dan diskusi, mengenai hal yang belum dimengerti oleh
Kader PMO.
Perawat 2 : Dari penyampaian penyuluhan ini, Bapak-bapak dan Ibu-Ibu
masih ada yang masih belum jelas dan mau ditanyakan?
Warga
2
: Mau bertanya. keberhasilan
menjalani pengobatan TB ditunjukkan dengan apa?
Perawat 2

seseorang

setelah

: (Menjawab pertanyaan)

(Tante fani, mohon ditambahin yaa, ini enaknya warga yang jadi kader
PMO yang belum jelas, tanya mengenai hal apa?)
Setelah sesi tanya jawab dan diskusi selesai kemudian dilanjutkan kembali
dengan post test, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman kader PMO
mengenai peran dan tugasnya.
Perawat 1 dan 2: (mulai membagikan lembar post test ke warga yang
emnjadi kader
)
Perawat 3 meminta warga untuk menjawab pertanyaan post test
di lembar yang telah disediakan, warga diberikan waktu beberapa menit
untuk menjawab) Setelah selesai lembar pos test dikumpulkan kembali ke
perawat kemudian dianalisa nantinya. Dan peyuluhan pun selesai.
Perawat 1: Terimakasih banyak kepada para kader PMO yang telah datang
ke acara penyuluhan ini. Semoga apa yang sudah kita lakukan tadi
bermanfaat. Diharapkan para Kader PMO yang terpilih dapat menjalankan
tugas dan perannya dengan baik. Nantinya kita akan melakukan
monitoring sejauh mana perkembangan dari progam ini.

Penyuluhan pun akhirya selesai. Keesokan harinya Perawat


mengevaluasi mengenai penyuluhan Kader PMO yang dilakukan kemarin.
Dan ternyata didapatkan hasil:
Evaluasi indikator:
1. angka kejadian TB baru pada tahun 2015 sebesar 25% di kabupaten
Sukakamu dan desa Sukabatuk memiliki proporsi terbanyak sebesar 10%
2. angka kematian ditemukan 1 orang meninggal akibat TB
3. kunjungan puskesmas mengenai pengobatan TB hanya 75% dari
keseluruhan warga yang terdiagnosa TB
4. jumlah perokok 60% dari jumlah keseluruhan jenis kelamin laki-laki di
Desa Sukabatuk
5. 30% rumah di desa Sukabatuk masuk dalam kategori rumah tidak sehat
Evaluasi struktur:
ppt, leaflet

Evaluasi proses:
kader PMO mengikuti pelatihan dengan prosentase 100%
kader PMO terlihat antusias dalam mengikuti pelatihan
kader PMO aktif bertanya dalam pelatihan kader PMO
kader PMO 95% mengatakan tidak ada kesulitan dalam melakukan proker yang
diberikan
95% kader PMO melakukan tugasnya sesuai dengan proker yang direncanakan

Evaluasi secara keseluruhan


Evaluasi hasil:
100% warga yang termasuk pasien TB menyebutkan keuntungan adanya kader
PMO
95% warga patuh meminum obat yang diresepkan
kunjungan warga ke puskesmas untuk kepatuhan pengambilan obat sebanyak
97%
100% warga mengatakan motivasinya untuk berobat dengan teratur
98% warga yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB mengikuti
penyuluhan yang diberikan kader PMO

Tugas kader PMO (NB: disampaikan saat pelatihan):


a. Mengawasi pasien TB agar menelan obat secarateratur sampai selesai
pengobatan.
b. Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur.
c. Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang
telah ditentukan.
d. Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang
mempunyai
gejala-gejala
mencurigakan
TB
untuk
segera
memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.
Tugas seorang PMO bukanlah untuk mengganti
mengambil obat dari unit pelayanan kesehatan.

kewajiban

pasien

Pengetahuan Pengawas Menelan Obat (PMO) Menurut Depkes


(2008) bahwa informasi penting yang perlu dipahami PMO untuk
disampaikan kepada pasien dan keluarganya adalah : 1) tuberkuosis
disebabkan oleh kuman, bukan penyakit keturunan atau kutukan, 2)
tuberkulosis dapat disembuhkan dengan berobat secara teratur sampai
selesai, 3) cara penularan tuberkulosis, gejala-gejala yang mencurigakan
dan cara penjegahannya, 4) cara pemberian pengobatan pasien (tahap
awal dan lanjutan), 5) pentingnya pengawasan supaya pasien berobat
secara teratur, dan 6) kemungkinan terjadi efek samping obat dan
perlunya segera meminta pertolongan ke rumah sakit atau unit pelayanan
kesehatan.
Menurut Depkes RI (2002) informasi tentang tuberkulosis yang harus di
pahami oleh PMO sehubungan dengan tugas pokok, peran dan dan
fungsinya sebagai pengawas menelan obat bagi penderita tuberkulosis
antara lain
a. Pengertian Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
tuberkulosis paru (Mycobacterium Tuberkulosis). Sebagian besar
kuman tuberkulosis paru menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainya.
b. Sifat Kuman Tuberkulosis Paru
Kuman tuberkulosis paru berbentuk batang, mempunyai sifat
khusus yaitu tahap terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu
disebut pula sebagai basil tahan asam (BTA). Kuman tuberkluosis
paru cepat mati dengan sinar langsung, tetapi dapat bertahan hidup
beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan
tubuh kuman ini dapat dormant, tidur lama selama beberapa tahun.
c. Cara Penularan Tuberkulosis Paru
Sumber penularan adalah pasien (basil tahan asam) BTA
positif. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman
ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang
mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar
beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet dalam tubuh
manusia melalui pernafasan, kuman dapat menyebar dari paru
kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem
saluran getah bening atau menyebar langsung kebagian bagian
tubuh lainnya.
Daya penularan dari seseorang pasien ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi
derajat positif hasil pemeriksaaan dahak, makin menular pasien
tersebut. Kemungkinan seseorang terinfeksi tuberkulosis paru
ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut (Harrison, 2000).
e. Riwayat Terjadinya Tuberkulosis Paru
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kuman
tuberkulosis paru. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya,

sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronchus


dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap
disana. Infeksi dimulai pada saat kuman tuberkulosis paru ke
kelenjar limfe di sekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks
primer adalah 46 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan
terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman
yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas
seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat
menghentikan perkembangan kuman tuberkulosis paru. Meskipun
demikian, ada (tidur). Kadangkadang daya tahan tubuh tidak
mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam
beberapa bulan yang bersangkutan akan menjadi penderita
tuberkulosis paru (Depkes RI, 2008).
f. Gejala Klinik Tuberkulosis Paru
Dalam program pemberantasan penyakit tuberkulosis paru,
ada 2 macam klasifikasi. tuberkulosis paru merupakan bentuk yang
paling sering dijumpai yaitu sekitar 80% dari semua penderita.
tuberkulosis paru ini menyerang jaringan paru dan merupakan satu
satunya bentuk dari tuberkulosis paru yang menyerang organ tubuh
lain selain paru, pleura, kelenjar limfe, persendian, tulang belakang,
saluran kencing, susunan syaraf dan perut. (Arief, 2000).
g. Diagnosa Tuberkulosis Paru
Dalam penanggulangan tuberkulosis paru, diangnosis
ditegakkan melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis
langsung. Diagnosis pasti tuberculosis paru melalui pemeriksaan
kultur atau biakan dahak. Namun, Pemeriksaan kultur memerlukan
waktu lebih lama (paling cepat sekitar 6 minggu) dan mahal.
Diagnosisi tuberkulosis paru dilakukan berdasarkan gejala batuk
berdahak lebih dari 3 minggu dan ditemukan 2 kali BTA posititf pada
pemeriksaan mikroskopis dahak selama 3 kali yaitu sewaktu, pagi
dan sewaktu, yakni pemeriksaan dahak sewaktu datang di unit
pelayanan kesehatan, selanjutnya pemeriksaan dahak pada waktu
pagi hari ketika bangun tidur dan pemeriksaan dahak pada sewaktu
datang ke unit pelayanan kesehatan pada hari kedua. Pemeriksaan
secara mikroskopis merupakan pemeriksaan yang paling efisien,
mudah dan murah, hampir semua unit laboraturium dapat
melaksanakan pemeriksaan mikroskopis bersifat spesifik dan cukup
sensitif.
g. Pengobatan Tuberkulosis Paru
Obat tuberkulosis paru diberikan dalam bentuk kombinasi dari
beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6 8
bulan, supaya semua kuman (termasuk kuman persister) dapat
dibunuh. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan
sebagai dosis tunggal sebaiknya pada saat perut kosong. Apabila
panduan obat yang digunakan tidak adekuat (jenis dosis dan
jangka waktu pengobatan), kuman tuberkulosis paru akan
berkembang menjadi kuman kebal obat (resisten). Untuk
menjamin kepatuhan penderita menelan obat, pengobatan perlu

dilakukan dengan pengawasan langsung (DOTS = Directly


Observed Treatment) oleh seorang pengawas menelan obat
(PMO) (Depkes RI, 2007).
Pengobatan tuberkulosis paru diberikan dalam 2 tahap, yaitu
tahap awal dan tahap lanjutan. Pada tahap awal pasien
mendapatkan obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung
untuk mencegah terjadinya kekebalan obat. Bila pengobatan
tahap awal tersebut diberikan secara tepat biasanya pasien
menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu,
sebagaian besar pasien tuberkulosis paru basil tahan asam (BTA)
positif menjadi basil tahan asam (BTA) negatif (konversi) dalam 2
bulan. Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih
sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap yang
penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan (Depkes, 2008).
Pada tahap intensif (awal). Penderita mendapatkan obat
setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya
kekebalan terhadap semua OAT, terutama rifamisin. Bila
pengobatan menjadi tidak
menular dalam kurun waktu 2
minggu. Sebagian besar penderita tuberkulosis paru (basil tahan
asam) BTA positif menjadi (basil tahan asam) BTA negatif
(konversi) pada akhir pengobatan intensif. Sedangkan pada
tahap lanjutan penderita mendapatkan jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lama. Tahap lanjutan ini
penting untuk membunuh kuman persister (dormant) sehingga
mencegah terjadinya kekambuhan.
Tahap sisipan dilakukan apabila pada akhir tahap awal
pengobatan penderita baru basil tahan asam (BTA) positif
dengan kategori 1 atau penderita baru basil tahan asam (BTA)
positif pengobatan ulang dengan kategori 2 hasil pemeriksaan
dahak masih basil tahan asam (BTA) positif, maka diberikan obat
sisipan (HRZE ) setiap hari selama 1 bulan (Depkes RI, 2002).
Jenis obat yang digunakan dalam pemberantasan tuberkulosis
paru antara lain :
1. Isoniazid (H) dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid dapat
membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari
pertama pengobatan.
2. Rifamisin (R), bersifat bakteriasid dapat membunuh kuman
semi dormant (persisten) yang tidak dapat dibuluh oleh INH.
3. Pirasinamid (Z), bersifat bakteriasid dapat membunuh kuman
yang berada dalam sel suasana asam.
4. Streptomisin (S), bersifat bakteriasid.
5. Etambuthol (E), bersifat bakteriotatik.
Kemampuan Komunikasi Pengawas Menelan Obat (PMO) Komunikasi
yang baik dengan penderita tuberkulosis paru ikut menentukan tingkat
keberhasilan Pengawas Menelan Obat (PMO) dalam menjalan tugas,
fungsi dan perannya. Hal-hal yang perlu dikomunikasikan PMO kepada

penderita tuberkulosis paru adalah tentang : 1) adanya keluhan


selama penggunaan obat, 2) menanyakan adanya efek samping yang
dialami selama penggunaan obat, 3) mengingatkan untuk selalu
minum obat sesuai dengan aturan yang telah ditentukan, dan 4)
komunikasi dengan keluarga tentang cara pengobatan, perawatan dan
resiko penularan yang kemungkinan bisa terjadi pada anggota
keluarga lainnya.
Parera (2008) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi PMO
dengan penderita tuberkulosis adalah sejauh mana informasi-informasi
penting yang harus di terima oleh penderita dan keluarga bisa
dilakukan dengan efektif. Informasi tersebut meliputi :
a. Tuberkulosis disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan dan
kutukan.
b. Tuberkulosis dapat disembuhkan dengan berobat teratur.
c. Cara penularan tuberkulosis, gejala-gejala yang mencurigakan
dan cara pencegahannya.
d. Cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan).
e. Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur.
f. Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera
meminta pertolongan ke UPK.

Anda mungkin juga menyukai