Anda di halaman 1dari 36

Pelatihan Perilaku Hidup Bersih Sehat (Program KKN-2)

Jul 25
Posted by Nilna R.Isna
Judul Utama Program KKN :
Pemberdayaan Hidup Bersih Sehat Berbasis Masyarakat di Korong Campago, Nagari
Campago, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman.
Analisis Situasi
Korong Campago, Nagari Campago, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten
Padang Pariaman. Korong Campago merupakan salah satu dari 12 korong yang ada di
Nagari Campago. Secara geografis, korong Campago berada di wilayah bagian barat
Nagari Campago.
Batas-batas Korong Campago antara lain :
Utara

: Korong Kampung Pauh

Timur

: Batang Nareh Korong Padang Manih

Barat

: Kenagarian Pilubang, Kecamatan Sungai Limau

Selatan

: Korong Bayua dan Korong Sungai Jilatang

Jumlah penduduk Korong Campago mencapai lebih kurang 1.200 orang dengan jumlah
Kepala Keluarga sebanyak 300 KK dan jumlah rumah sebanyak 200 rumah. Adapun
sarana dan prasarana Korong Campago terdiri dari 6 buah musholla, 2 buah mesjid, 1
buah Sekolah Dasar, 1 buah lapangan bulu tangkis, dan 1 buah puskesmas pembantu
dengan 2 buah posyandu. Sebagian besar perekonomian penduduk berasal dari
pertanian. Kelompok Tani di Korong Campago bernama Campago Saiyo.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Wali Korong Campago diketahui bahwa dari segi
kesehatan, masyarakat masih membutuhkan beberapa pemahaman tentang cara hidup
sehat serta masih kurangnya pasrtisipasi masyarakat terhadap upaya-upaya kesehatan
masyarakat. Atas dasar analisa situasi tersebut, maka mahasiswa KKN yang berasal
dari Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas merumuskan program Pemberdayaan Hidup Bersih Sehat Berbasis
Masyarakat di Korong Campago, Nagari Campago, Kecamatan V Koto Kampung
Dalam, Kabupaten Padang Pariaman.
Perumusan Masalah

Kurangnya pengetahuan siswa SDN 02 V Koto Kampung Dalam mengenai Perilaku


Hidup Bersih Sehat
Pemecahan Masalah
Pelatihan Perilaku Hidup Bersih Sehat di SDN 02 V Koto Kampung Dalam
Tujuan Program
Meningkatkan pengetahuan siswa SDN 02 V Koto Kampung Dalam mengenai Perilaku
Hidup Bersih Sehat.
Manfaat Program
Siswa mendapatkan pengetahuan mengenai Perilaku Hidup Bersih Sehat serta mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program
Waktu : 24 Juli 7 Agustus 2010
Tempat : SDN 02 V Koto Kampung Dalam

Materi Program
a. Cuci Tangan Pakai Sabun
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan
jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan
tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuantujuan lainnya.
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat
perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka
kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju).
Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik
membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang
mencukupi.
Dengan mencuci tangan, penyebaran kuman-kuman yang ada di tangan dapat dicegah.
Kuman-kuman tersebut dapat disebarkan melalui beberapa cara, antara lain :

Melalui air atau makanan yang sudah terkontaminasi

Melalui droplet atau percikan yang dikeluarkan saat batuk atau bersin

Melalui tangan yang kotor yang sudah terkontaminasi

Melalui benda-benda lain yang sudah terkontaminasi

Melalui cairan tubuh seperti darah milik orang lain yang sakit

Jika tangan seseorang terkena kuman yang berasal dari salah satu sumber seperti
yang telah disebutkan di atas, maka ia dapat terinfeksi oleh kuman tersebut hanya
dengan menyentuhkan tangannya ke mata, hidung atau mulutnya. Infeksi kuman
tersebut merupakan tahap awal timbulnya penyakit.
7 langkah mencuci tangan antara lain :
1. Basahi kedua telapak anda dengan air mengalir, lalu croot kan sabun ke telapak
usap dan gosok dengan lembut pada kedua telapak tangan.
2. Gosok masing- masing pungung tangan secara bergantian.
3. Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela-sela jari.
4. Gosokan ujung jari (buku-buku)dengan mengatupkan jari tangan kanan terus
gosokan ke telapak tangan kiri bergantian.
5. Gosok dan putar ibu jari secara bergantian.
6. Gosokkan ujung kuku pada telapak tangan secara bergantian.
7. Terakhir, menggosok kedua pergelangan tangan dengan cara diputar dengan
telapak tangan bergantian. Setelah itu bilas dengan menggunakan air bersih dan
mengalir, lalu keringkan degan handuk.
4 hal yang benar dalam mencuci tangan adalah :
1. Gunakan sabun.
2. Mencuci tangan di bawah air yang mengalir.
3. Cuci seluruh permukaan tangan, termasuk pergelangan, telapak, punggung
tangan, jari-jari, dan di bawah kuku.
4. Keringkan tangan dengan handuk dengan cara menepuk-nepukkan handuk atau
lap tangan, hindari menggosok agar kulit tidak merekah dan pecah, gunakan
handuk sekali pakai jika memungkinkan.

Berikut 10 kondisi wajib mencuci tangan :


1. Sebelum mempersiapkan dan menyantap makanan
2. Sebelum mengobati luka dan merawat orang sakit
3. Sebelum menggunakan atau melepaskan lensa kontak (contact lenses)
4. Sesudah dari kamar mandi dan kamar kecil
5. Sesudah memasak makanan mentah, seperti daging, ayam, atau ikan.
6. Sesudah mengganti popok
7. Sesudah bersin atau batuk
8. Sesudah bermain atau menyentuh binatang
9. Sesudah mengurus sampah
10. Sesudah merawat orang sakit
Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sangat diperlukan. Derasnya air yang
mengalir mampu membersihkan kuman. Berbeda dengan mencuci tangan dalam
tembala atau kobokan. Praktek mencuci tangan seperti itu tidak dianjurkan karena air
dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor justru menjadi
tempat berkumpulnya kuman penyakit dan menempel lagi saat tangan diangkat dari
wadah tersebut. Membersihkan tangan dengan sabun membantu untuk melepaskan
lemak, minyak, dan protein di mana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran organik.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah membersihkan tangan menggunakan cairan
antiseptik berisi alkohol atau non alkohol. Namun, cairan pembersih tangan berbahan
dasar alkohol tidak efektif membunuh bacteria lain seperti e-coli penyebab diare dan
salmonella penyebab demam tipus. Mencuci tangan dengan antiseptik baru dianjurkan
apabila keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, seperti
dalam ketika dalam perjalanan. Selain dengan antiseptik, juga dikembangkan mencuci
tangan menggunakan tisyu basah. Beberapa tisu basah telah mengandung wewangian
beralkohol, antibakteri, dan minyak almond agar kulit tangan tidak kering. Namun,
menurut Hendrawan Nadesul, tisu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena
hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan.
b. Kesehatan Gigi dan Gusi
Anatomi Gigi dan Gusi

Macam-macam gigi berdasarkan bentuk dan fungsinya:


1. Gigi seri
2. Gigi taring
3. Gigi geraham
Macam-macam gigi berdasarkan masa tumbuhnya :
1. Gigi susu atau gigi sulung
2. Gigi tetap
Gusi yang sehat berwarna merah muda, namun adakalanya berwarna agak kecoklatan
karena mengandung pigmen. Gusi melekat erat di sekitar mahkota gigi, tipis,
mengkilap, dan tidak menggelembung.
Macam-macam penyakit gigi dan mulut:
1. Gigi keropos/berlubang
2. Radang gusi: gusi yang memerah dan mudah berdarah bila disentuh
1. Karang gigi: lapisan keras pada leher gigi akibat endapan sisa makanan
yang mengeras.
Pencegahan penyakit gigi dan mulut:
1. Hilangkan plak dengan sikat gigi teratur minimal 2 kali sehari
2. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluor untuk menguatkan gigi
3. Gunakan zat pewarna plak untuk melihat apakah gigi sudah bersih
4. Pilihlah sikat gigi berbulu halus, permukaan datar, dan kepala sikat kecil
5. Hindari makanan yang dapat merusak gigi seperti permen dan coklat.
6. Pilihlah makan yang dapat menyehatkan gigi seperti buah dan sayuran
7. Bila gigi terasa ngilu segera periksakan ke dokter
8. Hindari kebiasaan sering menggigit jari, pensil, bibir, membuka botol dengan gigi
9. Periksalah ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali

Cara menyikat gigi yang baik dan benar adalah sebagai berikut :
1)

Letakkan posisi sikat 45 derajat terhadap gusi

2)

Gerakan sikat dari arah gusi kebawah untuk gigi rahang atas (seperti mencungkil)

3)

Gerakan sikat dari arah gusi ke atas untuk gigi rahang bawah

4)
Sikat seluruh permukaan yang menghadap bibir dan pipi serta permukaan dalam
dan luar gigi dengan cara tersebut.
5)

Sikat permukaan kunyah gigi dari arah belakang ke depan.

c. Kebersihan Lingkungan
Kesehatan dapat diwujudkan jika lingkungan juga sehat yaitu dengan cara:
1. Rumah yang memenuhi syarat rumah sehat
2. Adanya air bersih dan air sehat
3. Air bekas dibuang melalui saluran pembuangan yang memenuhi syarat
4. Jamban keluarga dipelihara dengan baik
5. Membuang sampah dengan benar
Rumah Sehat
Syarat rumah sehat secara sederhana antara lain:
1. Memiliki ruangan terpisah untuk keperluan sehari-hari dan mempunyai ukuran
yang memadai.
2. Tersediannya air bersih, saluran pembuangan limbah, tempat sampah, jamban,
dan saluran pembuangan air hujan.
3. Kamar-kamar harus mempunyai jendela dan terdapat ventilasi serta dibuat
menghadap arah angin. Jendela kamar selalu di buka pada siang hari.
4. Pertukaran udara dalam rumah harus lancar.
5. Pada pagi hari, sinar matahari dapat masuk dan pada malam hari terdapat
penerangan yang cukup untuk membaca.
6. Dinding dan lantai harus kering dan tidak lembab.

7. Asap dapur mempunyai jalan keluar melaui lubang-lubang langit-langit.


8. Halaman rumah harus selalu bersih dan halaman ditanami dengan tanaman
yang bermanfaat.
9. Jika terdapat kandang peliharaan hewan ternak, jaraknya lebih dari 10 meter dari
rumah.
10. Tidak terdapat jentik-jentik, nyamuk, lalat, kecoa, dan tikus.
Air Bersih dan Air Sehat
Air bersih adalah air yang jernih, tidak berbau, tidak berwarna (tampak bening), tidak
berasa, dan tidak tampak adanya kotoran, serangga, dan kuman.
Sumber air bersih dapat diperoleh dari:
1. Sumur pompa tangan.
2. Sumur gali tertutup.
3. Mata air yang dirawat atau dari air perpipaan.
4. Penampungan air hujan, jika tidak ada sumber lain.
Air sehat adalah air yang sudah dimasak, dan dalam pemeriksaan mikroskop tidak
mengandung bibit atau kuman penyakit dan tidak mengandung zat kimia yang
berlebihan.
Pembuangan Air Limbah
Air limbah atau air bekas dari kamar mandi, dapur atau cucian yang dapat mengotori
sumur, sungai, dan danau. Air bekas jika tidak dibuang dapat:
1. Mengganggu kesehatan.
2. Mengganggu pemandangan.
3. Menimbulkan bau busuk.
4. Menjadi sarang nyamuk yang dapat menularkan penyakit.
5. Mencemari sumber air minum.
6. Mengurangi jumlah tanah yang seharusnya dapat digunakan.

Jamban Keluarga
Cara menggunakan jamban yang benar:
1. Setelah jamban dipakai, saluran jamban disiram denagn air hingga tidak ada
kotoran.
2. Sediakan air yang cukup untuk cebok dan menyiram lubang jamban kemudian
gunakan sabun untuk mencuci tangan.
3. Bila keluar dari toilet, kita harus yakin bahwa jamban telah bersih.
Sampah
Sampah adalah benda-benda bekas yang tidak terpakai lagi. Macam-macam sampah
antara lain :
1. Sampah anorganik/kering adalah sampah yang tidak dapat megalami
pembusukan secara lami. Contoh: logam, besi, kaleng, dan lain-lain.
2. Sampah organik/basah adalah sampah yang dapat mengalami pembusukan
secara alami. Contoh: sampah dapur, sampah restoran, rempah-rempah, dan
lain-lain.
3. Sampah berbahaya adalah sampah yang dapat membahayakan tubuh secara
langsung. Contoh : baterai, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas, dan lainlain.
Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam pelatihan PHBS adalah :
1. Ceramah
Materi-materi dalam PHBS diterangkan dan dijelaskan secara lisan kepada kelompok
sasaran sehingga memperoleh informasi secara satu arah. Dalam metode ini dibuka
sesi tanya-jawab dan sesi uji-materi kepada kelompok sasaran.
1. Demonstrasi
Materi-materi PHBS ditunjukan dengan memperlihatkan bagaimana cara melakukan
suatu tindakan dengan menggunakan alat peraga. Metode demonstrasi digunakan
untuk menjelaskan :
1. 7 langkah mencuci tangan

2. 4 hal yang benar dalam mencuci tangan


3. Cara menyikat gigi yang benar
4. Memisahkan sampah organik, non-organik, dan berbahaya
5. Praktek
Peserta pelatihan mempraktekkan secara langsung :
1. 7 langkah mencuci tangan di tempat mencuci tangan SDN 02 V Koto Kampung
Dalam.
2. Cara menyikat gigi yang benar.
3. Memisahkan sampah organik, non-organik, dan berbahaya pada saat goro
bersama membersihkan lingkungan sekolah.
Hasil dan Pembahasan
Pelatihan PHBS dilakukan secara menyeluruh kepada siswa-siswi kelas IV, V, dan VI
SDN 02 V Koto Kampung Dalam. Dengan pelatihan PHBS, siswa-siswi menjadi lebih
paham manfaat mencuci tangan, menyikat gigi, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Selain itu, siswa-siswi juga mengerti dan dapat mempraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari bagaimana cara mencuci tangan yang benar, menyikat gigi yang benar, dan
menjaga kebersihan lingkungan dengan baik dan benar.
Dalam pelatihan PHBS, semua siswa tampak antusias dalam mendengarkan materi
yang disampaikan melalui metode ceramah. Adapun materi yang dapat dipahami
dengan seksama oleh siswa adalah 7 langkah mencuci tangan karena disampaikan dan
didemonstrasikan melalui nyanyian. Berikut nyanyian 7 langkah mencuci tangan yang
dinyanyikan dengan irama Dua Mata Saya :

Ada tujuh langkah, untuk cuci tangan, mulai dari depan, sampai ke belakang, sela-sela
jari, buku-buku jari, kuku-kuku jari, jempol pergelangan

Pada saat sesi tanya-jawab beberapa siswa mengacungkan tangan untuk bertanya.
Adapun beberapa pertanyaan yang muncul adalah:
1. Penyakit apa yang dapat ditimbulkan apabila tidak mencuci tangan?
2. Bagaimana cara mencuci tangan apabila tidak ada kran?

3. Berasal dari mana saja kuman yang menempel di tangan kita?


4. Apa akibat jika kita tidak menyikat gigi?
5. Apa obat sakit gigi?
6. Penjelasan kembali perbedaan antara sampah organik, non-organik, dan
berbahaya?
7. Dimanakah sebaiknya kita membuang baterai yang sudah tidak digunakan lagi?
8. Apa akibatnya jika kita tidak memiliki WC di rumah?

Pada sesi uji-materi, siswa dipersilahkan menunjuk tangan apabila dapat menjawab
pertanyaan dari meteri yang diujikan. Pada sesi ini, siswa dinilai dapat menangkap
dengan baik materi yang disampaikan. Adapun materi yang diujikan adalah :
1. 7 langkah cuci tangan
2. 4 hal wajib dalam mencuci tangan
3. 5 Waktu wajib mencuci tangan
4. Macam-macam penyakit gigi
5. Cara menyikat gigi
6. Perbedaan antara sampah organik, non-organik, dan berbahaya
Kesimpulan
Siswa-siswi SDN 02 V Koto Kampung Dalam terutama kelas IV, V, VI secara
menyeluruh mendapatkan materi mengenai Perilaku Hidup Bersih Sehat yang
difokuskan kepada materi mencuci tangan, menyikat gigi, dan menjaga kebersihan
lingkungan
Saran
Pihak sekolah SDN 02 V Koto Kampung Dalam diharapkan memasukkan materi PHBS
ke dalam kurikulum Pengembangan Diri yang dijadwalkan setiap hari Sabtu

Definisi
a.

Perilaku Sehat

Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan


mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit,
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat.
Adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan
mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu
KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JPKM.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga
Sehat.
c.

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan
suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui

pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan


pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat
dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam
tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara
hidup

sehat

dengan

menjaga,

memelihara

dan

meningkatkan

kesehatannya.
2.

Konsep
Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan;
diperlukan pengelolaan manajemen program PHBS melalui tahap pengkajian,
perencanaan, penggerakan pelaksanaan sampai dengan pemantauan dan
penilaian. Selanjutnya kembali lagi ke proses semula. Untuk lebih jelasnya
digambarkan dalam bagan berikut ini :

Gambar 1. Alur Pelaksanaan Program PHBS


Gambar 2. Prose Program PHBS
Selanjutnya dalam program promosi kesehatan dikenal adanya model
pengkajian dan penindaklanjutan (precede proceed model) yang diadaptasi
dari konsep L W Green:
Model ini mengkaji masalah perilaku manusia dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya,

serta

cara

menindaklanjutinya

dengan

berusaha

mengubah, memelihara atau meningkatkan perilaku tersebut kearah yang lebih


positif. Proses pengkajian mengikuti anak panah dari kanan ke kiri, sedang
proses penindaklanjutan dilakukan dari kiri ke kanan.

Dengan demikian manajemen PHBS adalah penerapan keempat proses


manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan.
a.

Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang


Pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat
sesejahteraan.

b.

Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang


kesehatan, dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah
kesehatan yang sedang dihadapi.

c.

Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya yang
langsung/tidak mempengaruhi derajat kesehatan.

d.

Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena
adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya.

Dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau


perilaku tertentu. Ada 3 faktor penyebab mengapa seseorang melakukan
perilaku tertentu yaitu faktor pemungkin, faktor pemudah dan faktor penguat.
a.

Faktor pemungkin adalah faktor pemicu terhadap perilaku yang


memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana.

b.

Faktor pemudah adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap


perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku.

c.

Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan


kesehatan memperoleh dukungan atau tidak.

Ketiga faktor penyebab tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor penyuluhan


dan faktor kebijakan. peraturan serta organisasi. Semua faktor faktor tersebut
merupakan ruang lingkup promosi kesehatan.
Faktor lingkungan adalah segala faktor baik fisik, biologis maupun sosial
budaya yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi derajat
kesehatan.
Promosi kesehatan adalah proses memandirikan masyarakat agar dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter 1986). Promosi
kesehatan lebih menekankan pada lingkungan untuk terjadinya perubahan
perilaku. Contohnya masyarakat dihimbau untuk membuang sampah di
tempatnya, selanjutnya diterbitkan peraturan dilarang membuang sampah
sembarangan. Himbauan dan peraturan tidak akan berjalan, apabila tidak
diikuti dengan penyediaan fasilitas tempat sampah yang memadai.
Demikian penjelasan singkat mengenai precede proceed model yang dikaitkan
dengan program PHBS. Selanjutnya sebelum melaksanakan langkah-langkah
manajemen PHBS, terlebih dahulu dilakukan kegiatan persiapan yang
meliputi :
a.

Persiapan sumber daya manusia


Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen pengelola
program Promkes, bentuk kegiatannya yaitu :
1)

Pemantapan program PHBS bagi pengelola program Promkes


(internal)

2) Sosialisasi dan advokasi kepada para pengambil keputusan

3) Pertemuan lintas program dan pertemuan lintas sektor


4) Pelatihan PHBS
5) Lokakarya PHBS
6)

Pertemuan koordinasi dengan memanfaatkan forum yang sudah


berjalan baik resmi maupun tidak resmi.

b.

Persiapan teknis dan administrative


Tujuannya untuk mengidentifikasi kebutuhan sarana baik jumlah, jenis
maupun sumbernya serta dana yang, diperlukan.
Persiapan administrasi, dilakukan melalui :
1) Surat menyurat, membuat surat undangan, dll.
2) Penyediaan ATK, transportasi, AVA, dana, dll.
3) Pencatatan dan pelaporan.
4) Pemantauan.

3.

Tahap Pengkajian
Tujuan pengkajian adalah untuk mempelajari, menganalisis dan merumuskan
masalah perilaku yang berkaitan dengan PHBS. Kegiatan pengkajian meliputi
pengkajian PHBS secara kuantitatif, pengkajian PHBS secara kualitatif dan
pengkajian sumber daya (dana, sarana dan tenaga).
a.

Pengkajian masalah PHBS secara kuantitatif


2)

Pengumpulan Data Sekunder


Kegiatan ini meliputi data perilaku dan bukan perilaku yang berkaitan
dengan 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan lingkungan, gaya
hidup, dan JPKM dan data lainnya sesuai dengan kebutuhan daerah.

Data tersebut dapat dipefoleh dari Puskesmas, Rumah Sakit dan


sarana pelayanan kesehatan lainnya. Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif sebagai informasi pendukung untuk memperkuat
permasalahan PHBS yang ditemukan di lapangan. Selanjutnya dibuat
simpulan hasil analisis data sekunder tersebut.
Hasil yang diharapkan pada tahap pengkajian ini adalah :
a)

Teridentifikasinya masalah perilaku kesehatan di wilayah tertentu

b)

Dikembangkannya pemetaan PHBS pertatanan

c)

Teridentifikasinya

masalah

lain

yang

berkaitan

(masalah

kesehatan, faktor penyebab perilaku, masalah pelaksanaan dan


sumber

daya

penyuluhan,

masalah

kebijakan,

administrasi,

organisasi.
d)
3)

Dan lain-lain.
Cara Pengambilan Sampel PHBS Tatanan Rumah Tangga

Dalam melaksanakan pengumpulan data perilaku sehat di tatanan


rumah tangga secara keseluruhan terlalu berat untuk dilaksanakan, hal
ini disebabkan karena keterbatasan dana, waktu dan sumber daya yang
ada. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diambil sampel yang dapat
mewakili populasi.
Metoda Pengambilan sampel perilaku sehat di tatanan rumah tangga
adalah dengan rapid survai atau survai cepat (terlampir).
Sedangkan untuk tatanan lainnya dapat dilakukan keseluruh populasi.

Berikut ini cara pengambilan sampel tatanan rumah tangga di tingkat


kabupaten/kota.
Untuk mengukur masalah PHBS di tatanan rumah tangga, maka jumlah
sampel harus mencukupi. Perhitungan sampel sederhana yang
direkomendasikan WHO yaitu :
30 x 7 = 210 rumah tangga (30 kluster dan 7 rumah tangga per kluster).

Di tingkat kabupaten/kota kluster dapat disetarakan dengan kelurahan


atau desa. Ada 2 tahapan kluster yang digunakan untuk tatanan rumah
tangga, tahap pertama dapat dipilih sejumlah kluster (kelurahan / desa),
tahap kedua ditentukan rumah tangganya.
Langkah-langkah cara pengambilan sampel tatanan rumah tangga
Langkah 1 : List kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten
Langkah 2 : Tulis jumlah desa yang berada pada masing masing
kecamatan
Langkah 3 : Beri nomor urut desa mulai no 1 sampai terakhir
Langkah 4 : Hitung interval desa dengan cara total desa / 30 = X
Langkah 5 : Tentukan nomor Muster pertama desa. Dengan mengundi
nomor unit desa. selanjutnya desa kedua dapat ditentukan
dengan

menambahkan

interval. Demikian

hingga diperoleh 30 kluster.

seterusnya

Langkah 6

: Dan desa yang terpilih diambil secara acak 7 rumah


tangga.

4)

Analisis dan Pemetaan PHBS


Berdasarkan hasil pendataan, data tersebut diolah dan dianalisis
dengan cara manual atau dengan menggunakan program EPI INFO.
Selanjutnya
dapat dibuat pemetaan nilai IPKS (Indeks Potensi Keluarga Sehat) dan
nilai PHBS sehat I, sehat II. sehat III dan sehat IV. Berdasarkan hasil
pemetaan, diharapkan semua masalah PHBS dapat diintervensi
dengan tepat dan terarah.
Pemetaan ini berguna sebagai potret untuk mengetahui permasalahan
yang ada di masyarakat dan memotivasi pengelola program untuk
meningkatkan

klasifikasi

PHBS.

Diharapkan

masyarakat

yang

bersangkutan, lintas sektor. LSM peduli kesehatan, swasta khususnya


Pemda kabupaten / kota dan TP PKK mempunyai komitmen untuk
mendukung PHBS.
Berdasarkan kajian perilaku dan pemetaan wilayah, maka dihasilkan
Pemetaan PHBS, ditentukan prioritas masalah perilaku kesehatan, dan
ditentukan alternatif intervensi penyuluhan.
5)

Menentukan Prioritas Masalah


Berdasarkan rumusan masalah yang ada kemudian dilakukan analisis
yang akan menjadi dasar pembuatan rencana intervensi. Caranya

dengan memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dibawah


ini :
a)

Dari masalah yang ada mana yang dapat dipecahkan dengan


mudah?

b)

Mengapa terjadi demikian ?

c)

Bagaimana penanggulangannya ?

d)

Apa rencana tindakannya ?

e)

Berapa sumber dana yang tersedia ?

f)

Siapa yang mengerjakan ?

g)

Berapa lama mengerjakannya ?

h)

Bagaimanakah jadwal kegiatan pelaksanaannya ?

Selanjutnya dilakukan strategi komunikasi PHBS, yang meliputi antara


lain pesan dan media yang akan dikembangkan, metode apa saja yang
digunakan. pelatihan yang perlu dilaksanakan dan menginventarisasi
sektor mana saja yang dapat mendukung PHBS.
b.

Pengkajian PHBS secara kualitatif


Setelah ditentukan prioritas masalah perilaku, selanjutnya dilakukan
pengkajian kualitatif. Tujuannya untuk memperoleh informasi yang lebih
mendalam tentang kebiasaan, kepercayaan, sikap, norma, budaya perilaku
masyarakat yang tidak terungkap dalam kajian kuantitatif PHBS.
Ada dua metoda untuk melakukan pengkajian PHBS secara kualitatif, yaitu:
1) Diskusi Kelompok Terarah (DKT).

Adalah diskusi informal bersama 6 s/d 10 orang, tujuannya untuk


mengungkapkan informasi yang lebih mendalam tentang masalah
perilaku PHBS.
Dalam DKT :
a)

Diperlukan seorang pemandu yang terampil mendorong orang


untuk saling bicara dan memperoleh pemahaman tentang perasaan
dan pikiran peserta yang hadir terhadap masalah tertentu.

b)

Melibatkan

dan

memberikan

kebebasan

peserta

untuk

mengungkapkan pendapat dan perasaannya.


c)

Memperoleh informasi tentang nilai-nilai kepercayaan dan perilaku


seseorang yang mungkin tidak terungkap melalui wawancara biasa.

2)

Wawancara Perorangan Mendalam (WPM).


Adalah wawancara antara pewancara yang trampil dengan perorangan
selaku sumber informasi kunci, melalui serangkaian tanyajavvab
(dialog) yang bersifat terbuka dan mendalam.
Dalam WPM :
a)

Pewawancara adalah seorang yang terampil dalam menggali


informasi secara mendalam tentang perasaan dan pikiran tentang
masalah tertentu.

b)

Sumber informasi kunci adalah peserta wawancara yang dianggap


mampu dan dipandang menguasai informasi tentang masalah
tertentu.

c)

Tanya jawab dilakukan secara terbuka dan mendalam

c.

Pengkajian sumber daya (dana, tenaga dan sarana)

Pengkajian sumber daya dilakukan untuk mendukung pelaksanaan


program PHBS, bentuk kegiatannya :
1)

Kajian tenaga pelaksana PHBS, secara kuantitas (jumlah) dan


pelatihan yang pernah diikuti oleh lintas program maupun lintas sektor.

2)

Penjajagan dana yang tersedia di lintas program dan lintas sektoral


dalam jumlah dan sumbernya.

3)

Penjajagan jenis media dan sarana yang dibutuhkan dalam jumlah


dan sumbernya.

4.

Tahap Perencanaan
Penyusunan rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan, dan
strategi komunikasi PHBS. Adapun langkah-langkah perencanaan sebagai
berikut:
a.

Menentukan Tujuan
Berdasarkan kegiatan pengkaj ian PHBS dapat ditentukan klasifikasi PHBS
wilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat ditentukan masalah
perilaku kesehatan masyarakat di tiap tatanan dan wilayah. Selanjutnya
berdasarkan masalah perilaku kesehatan dan hasil pengkajian sumber
daya PKM ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi masalah
PHBS yang ditemukan.
Contoh hasil pengkajian PHBS secara kuantitatif ditemukan masalah
merokok pada tatanan rumah tangga, maka ditentukan tujuannya.

Tujuan Umum

: Menurunkan prosentase keluarga yang tidak merokok


selama satu tahun.

Tujuan Khusus

: Menunuikan prosentase tatanan rumah tangga yang


merokok. dari 40% menjadi 20%.

b.

Menentukan jenis kegiatan intervensi


Setelah ditentukan tujuan, selanjutnya ditentukan jenis kegiatan Intervensi
yang akan dilakukan. Caranya adalah dengan mengembangkan berbagai
alternatif intervensi, kemudian dipilih intervensi mana yang bisa dilakukan
dengan dikaitkan pada ketersediaan sumber daya.
Penentuan kegiatan intervensi terpilih didasarkan pada :
1)

Prioritas masalah PHBS, yaitu dengan memilih topik penyuluhan


yang sesuai dengan urutan masalah PHBS.

2)

Wilayah garapan, yaitu mengutamakan wilayah yang mempunyai


PHBS hasil kajian rendah.

3)

Penentuan tatanan yang akan diintervensi, yaitu menentukan


tatanan yang akan digarap, baik secara menyeluruh atau sebatas pada
tatanan tertentu. Kemudian secara bertahap dikembangkan ke tatanan
lain

4)

Penentuan satu jenis sasaran untuk tiap tatanan, yaitu


mengembangkan PHBS pada tiap tatanan, tetapi hanya satu jenis
sasaran untuk tiap tatanan. Misalnya, satu unit tatanan sekolah. satu
unit pasar untuk tatanan tempat umum, satu unit industri rumah tangga

untuk tatanan tempat kerja. Rumusan rencana kegiatan intervensi


terpilih pada intinya menipakan operasionalisasi strategi PHBS, yaitu :
a)

Advokasi, kegiatan pendekatan pada para tokoh / pimpinan


Wilayah.

b)

Bina suasana, kegiatan mempersiapkan kerjasama lintas


program lima sektor, organisasi kemasyarakatan, LSM, dunia usaha,
swasta, dll.

c)

Gerakan

masyarakat,

kegiatan

mempersiapkan

dan

menggerakkan sumber daya, mulai mempersiapkan petugas,


pengadaan media dan sarana.
Kegiatan ini secara komprehensif harus ada dalam perencanaan, Namur
untuk menentukan kegiatan apa yang lebih besar daya ungkitnya
ditentukan dari hasil pengkajian.
Contoh, dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa masih banyak
keluarga yang membuang sampah sembarangan. Setelah dilakukan
analisis data kualitatif melalui FGD ternyata penyebabnya adalah tidak
adanya tempat sampah. Pada situasi ini kegiatan yang bernuansa bina
suasana akan lebih banyak porsinya dibanding dengan kegiatan lainnya.
Contoh lain, dari hasil pengkajian diperoleh data bahwa masih banyak
keluarga yang tidak memeriksakan kehamilannya. Setelah dilakukan
analisis kualitatif, diperoleh kesimpulan bahwa mereka tidak mengerti
manfaat pemeriksaan kehamilan. Kondisi seperti ini kegiatan gerakan
masyarakat akan lebih banyak dilakukan dibanding kegiatan lainnya.

Serangkaian alternatif lain yang dapat dikembangkan berdasarkan hasil


pengkajian PHBS adalah :
1)

Rancangan intervensi penyuluhan massa dan kelompok


Penyuluhan massa dilakukan dengan topik umum, yaitu PHBS yang
secara keseluruhan merupakan masalah di wilayah kerja tersebut.
Penyuluhan kelompok dilakukan untuk mengatasi masalah PHBS
yang lokal sifatnya

2)

Rancangan

intenvensi

penyuluhan

terpadu

lintas

program/sektor
Pemetaan wilayah menghasilkan rumusan masalah PHBS antar
wilayah, sehingga bisa dirancang Paket Penyuluhan Terpadu di
wilayah tersebut. Misal: di desa A terdapat 3 masalah utama, yaitu
JPKM, Air bersih dan KIA/KB, maka dapat dilakukan penyuluhan
terpadu yang berisi 3 hal tersebut.
Disini petugas kesehatan berfungsi sebagai penggerak lintas program
dan lintas sektor, untuk selanjutnya bersama-sama melaksanakan
penyuluhan diwilayah tersebut.
5.

Tahap Perencanaan
a.

Advokasi (Pendekatan pada para pengambil keputusan)


Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada para
kepala keluarga/ bapak/suami, ibu, kakek, nenek. Tuiuannya agar para
pengambil keputusan di tingkat keluarga/rumah tangga dapat meneladani

dalam berperilaku sehat, memberikan dukungan, kemudahan, pengayoman


dan bimbingan kepada anggota keluarga dan lingkungan disekitarnya.
Ditingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada para pimpinan atau
pengambil keputusan, seperti Kepala Puskesmas, pejabat di tingkat
kabupaten/kota, yang secara fungsional maupun struktural pembina
program kesehatan di wilayahnya.
Tujuannya adalah agar para pimpinan atau pengambil keputusan
mengupayakan kebijakan, program atau peraturan yang berorientasi sehat,
seperti adanya peraturan tertulis, dukungan dana, komitmen, termasuk
memberikan keteladanan.
Langkah-langkah Advokasi
1)

Tentukan sasaran yang akan diadvokasi, baik sasaran primer,


sekunder atau tersier

2)

Siapkan informasi data kesehatan yang menyangkut PHBS di 5


tatanan.

3)

Tentukan kesepakatan dimana dan kapan dilakukan advokasi.

4)

Lakukan advokasi dengan cara yang menarik dengan menggunakan


teknik dan metoda yang tepat.

b.

5)

Simpulkan dan sepakati hasil advokasi.

6)

Buat ringkasan eksekutif dan sebarluaskan kepada sasaran.


Mengembangkan Dukungan Suasana

Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada para kepala


keluarga/suami/bapak ibu, kakek, nenek, dan lain-lain.

Tujuannva adalah agar kelompok ini dapat mengembangkan atau


menciptakan suasana yang mendukung dilaksahakannva PHBS di
lingkungan keluarga. Caranya antara lain melalui anjuran untuk selalu
datang ke Posyandu mengingatkan anggota keluarga untuk tidak merokok
di dekat ibu hamil dan balita.
Di tingkat petugas, strategi ini ditujukan kepada kelompok sasaran
sekunder, seperti petugas kesehatan, kader, lintas sektor, lintas program
Lembaga Swadaya Masyarakat, yang peduli kesehatan, para pembuat op
dan

media

masa.

Tujuannya

mengembangkan

atau

dilaksanakannya

PHBS.

adalah

menciptakan
Caranya

agar

kelompok

suasana

yang

mendukung

melalui

penyuluhan

antara

lain

ini

dapat

kelompok, lokakarya, seminar, studi banding,


pelatihan, dsb.
Langkah-langkah Pengembangan Dukungan Suasana :
1)

Menganalisis dan mendesain metode dan teknik kegiatan dukungan


suasana, seperti : demonstrasi, pelatihan, sosialisasi, orientasi.

2)

Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap


tatanan dalam bentuk adanya komitmen, dan dukungan sumber daya.

3)

Mengembangkan metoda dan teknik dan media yang telah diuji coba
dan disempurnakan.

4)
c.

Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan.


Gerakan Masyarakat

Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada anggota keluar seperti


bapak, ibu yang mempunyai tanggung jawab sosial untuk lingkungannya
dengan cara menjadi kader posyandu, aktif di LSM peduli kesehatan dll.
Tujuannya agar kelompok sasaran meningkat pengetahuannya kesadaran
maupun kemampuannya, sehingga dapat berperilaku sehat. Caranya
dengan penyuluhan perorangan. kelompok, membuat gerak Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat.
Ditingkat petugas strategi ini ditujukan kepada sasaran primer, meliputi
pimpinan puskesmas. kepala dinas kesehatan, pemuka masyarakat.
Tujuannya meningkatkan motivasi petugas untuk membantu masyarakat
untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan Caranya antara lain
melalui

penyuluhan

kelompok,

lokakarya,

seminar,

studi

banding,

pelatihan, dll.
Langkah-langkah kegiatan gerakan masyarakat
1)

Peningkatan pengetahuan masyarakat melalui berbagai kegiatan


pembinaan.

2)

Menganalisis

dan

mendisain

metode

dan

teknik

kegiatan

pemberdaya seperti pelatihan, pengembangan media komunikasi untuk


penyuluhan individu, kelompok dan massa, lomba, sarasehan dan
lokakarya.
3)

Mengupayakan dukungan pimpinan, program, sektor terkait pada tiap


tatanan dalam bentuk komitmen dan sumber daya.

4)

Mengembangkan metoda dan teknik serta media yang telah diujicoba


dan disempurnakan.

5)

Membuat format penilaian dan menilai hasil kegiatan bersama-sama


dengan lintas program dan lintas sektor pada tatanan terkait.

6)

Menyusun laporan serta menyajikannya dalam bentuk tertulis


(ringkasan, eksekutif).

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang perlu dilakukan dalam penggerak;


pelaksanaan adalah menerapkan AIC, yaitu :
A (Apreciation)

: penghargaan kepada para pelaksana kegiatan.

I (Involvement)

: keterlibatan para pelaksana dalam tugasnya.

C (Commitment)

kesepakatan para pelaksana untuk melaksanakan,

tugasnya.
Hasil yang dicapai dalam tahap penggerakan pelaksanaan adalah adanya
kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana, khususnya dalam :
1)
2)

Penyuluhan perorangan, kelompok dan masyarakat


Kegiatan pengembangan kemitraan dengan program dan sektor
terkait serta

3)

dunia usaha.

4)

Kegiatan pendekatan kepada pimpinan/pengambil keputusan

5)

Kegiatan pembinaan, bimbingan dan supervisi.

6)

Mengembangkan daerah kajian atau daerah binaan.

7)

Melaksanakan pelatihan, baik untuk petugas kesehatan, lintas sektor,


organisasi kemasyarakatan dan kelompok profesi.

6.

8)

Mengembangkan pesan dan media spesifik.

9)

Melaksanakan uji coba media dll.

Tahap Pemantauan dan Penilaian


a.

Pemantauan
Untuk mengetahui program PHBS telah berjalan dan memberikan hasil
atau dampak seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan pemantauan.
Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau pada pertemuan
bulanan, topik bahasannya adalah kegiatan yang telah dan akan
dilaksanakan dikaitkan dengan jadwal kegiatan yang telah disepakati
bersama. Selanjutnya kendala-kendala yang muncul perlu dibahas dan
dicari solusinya.
Cara pemantauan dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan
lapangan ke tiap tatanan atau dengan melihat buku kegiatan/laporan
kegiatan intervensi penyuluhan PHBS.

b.

Penilaian
Penilaian

dilakukan

dengan

menggunakan

instrumen

yang

sudah

dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan


oleh pengelola PHBS lintas program dan lintas sektor. Penilaian PHBS
meliputi masukan, proses dan keluaran kegiatan. Misalnya jumlah tenaga
terlatih PHBS media yang telah dikembangkan, frekuensi dan cakupan
penyuluhan.
Waktu penilaian dapat dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun
Caranya dengan membandingkan data dasar PHBS dibandingkan dengan

data PHBS hasil evaluasi selanjutnya menilai kecenderungan masingmasing indikator apakah mengalami peningkatan atau penurunan,
mengkaji penyebab masalah dan melakukan pemecahannya, kemudian
merencanakan intervensi berdasarkan data hasil evaluasi PHBS.
Contoh di Kabupaten Pariaman data perilaku tidak merokok tahun 2001
menunjukan 44,2% sedangkan tahun 2002 ada peningkatan sebesar 73,6
%
Cara melakukan penilaian melalui :
1)

Pengkajian ulang tentang PHBS

2)

Menganalisis data PHBS oleh kader/koordinator PHBS

3)

Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten/kota


(SP2TP)

4)

Observasi. wawancara mendalam. diskusi kelompok terarah kepada


petugas, kader dan keluarga.

Hasil yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah :

7.

1)

Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana

2)

Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan

3)

Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi kemacetan/hambatan

4)

Adanya peningkatan program PHBS

Indikator PHBS Rumah Tangga


a.

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga keehatan (bidan, dokter dan
tenaga para medis lainnya)

b.

Memberi bayi ASI eksklusif


Adalah bayi usia 0 6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan
tambahan makanan atau minuman lain.

c.

Menimbang bayi dan balita


Penimbangan

bayi

dan

balita

dimaksudkan

untuk

memantau

pertumbuhannya setiap bulan.


d.

Menggunakan air bersih


Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,
mencuci pakaian, dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit atau
terhindar dari sakit.

e.

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun


Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan,
kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan
penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman,
karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.

f.

Menggunakan jamban sehat


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk
dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi
dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannnya.

g.

Memberantas jentik di rumah

Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang estela dilakukan


pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
h.

Makan buah dan sayur setiap hari


Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2
porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap
hari sangat penting, karena mengandung vitamin dan mineral yang
mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.

i.

Melakukan aktivitas fisik setiap hari


Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari.

j.

Tidak merokok di dalam rumah


Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat
pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokor yang dihisap akan
dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling
berbahaya adalah nikotin, tar, dan Carbon Monoksida (CO).

About these ads

Sheet Music
of 12
1

Mengapa PHBS perlu dilakukan di sekolah?


Agar siswa, guru, penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa dan lainlainterlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit, sekolah menjadi bersih
dansehat sehingga meningkatkan semangat proses belajar-mengajar dan
akhirnyameningkatkan prestasi belajar siswa.
Apa yang dimaksud dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)?
Kebiasaan / perilaku positif yang dilakukan oleh setiap siswa, guru, penjaga
sekolah,petugas kantin sekolah, orang tua siswa dan lain-lain yang dengan
kesadarannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam
menjaga lingkungansehat di sekolah.
Apa saja yang termasuk dalam PHBS di sekolah?
PHBS itu jumlah banyak sekali mencapai ratusan perilaku, diantaranya yang
dapatditerapkan di sekolah sepertia:1.
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun2.
Jajan di kantin sekolah yang sehat3.
Membuang sampah pada tempatnya4.
Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah5.
Menimbang berat berat badan dan megukur tinggi badan secara teratur setiap 6bulan6.
Bebaskan dirimu dari asap rokok 7.
Memberantas jentik nyamuk 8.
Buang air kecil dan buang air besar di jamban sekola
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SEKOLAH

Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun

Jajan dikantin sekolah yang sehat

Membuang sampah pada tempatnya

Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah

Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara teratur setiap 6 bulan

Bebaskan dirimu diri asap rokok

Memberantas jentik nyamuk

Buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di jamban sekolah.
BAGAIMANA CARA MENGGUNAKAN JAMBAN DENGAN BENAR

Buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di jamban dengan benar, yaitubila
menggunakan jamban duduk jangan berjongkok karena kaki /alas kaki akanmengotori
jamban

Menyiram hingga bersih setelah buang air kecil dan buang air besar

Membuang sampah pada tempatnya, agar jamban tidak tersumbat dan penuhdengan
sampah

Mengingatkan siswa/I dan penjaga sekolah untuk mengawasi dan memastikan jamban
yang tersedia selalu dalam keadaan bersih.
BAGAIMANA CARA MEMELIHARANYA

Membersihkan lantai jamban dan menghindari terjadi genangan air

Membersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaanbersih


dan tidak ada kotoran didalam jamban, tidak ada serangga (kecoa,lalat) dantikus yang
berkeliaran

Selalu tersedia alat pembersih (sabun,sikat dan air bersih )

Apabila ada kerusakan segera diperbaiki


BUANG AIR KECIL DAN BUANG AIR BESAR DIJAMBAN SEKOLAH
- Mengapa harus memakai jamban saat buang air kecil dan buang air besar ?

Untuk mmenjaga lingkungan agar selalu bersih, sehat dan tidak berbau.

Supaya tidak mencemari sumber air yang ada sekitarnya.


Agar tidak mengundang datangnya lalar atau serangga yang dapat menjadipenular
penyakit seperti diare,kolera,disentri,thypus,cacingan,penyakit infeksisaluran
pencernaan,penyakit kulit dan keracunan.
bagaimana jamban yang sehat itu ?

tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum denganlubang
penampungan minimal 10 meter )

tidak berbau

kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus

tidak mencemari tanah sekitarnya

mudah dibersihkan dan aman digunakan

dilengkapi dinding dan atap pelindung

penerangan dan ventilasi cukup

lantai kedap air dan luas ruangan memadai

tersedia air dan luas ruangan memadai

tersedia air,sabun dan alat pembersih


APA SAJA PLUS CARA LAINNYA ?

mengganti air vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya seminggusekali.

Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer / rusak.

Menutup lubang-lubang pada potongan bamboo, pohon dan lain-lain misalnyadengan


tanah.

Membersihkan / mengeringkan tempat-tempat yang dapat menampung air


sepertipelepah pisang atau tanaman lainnya termasuk tempat-tempat lain yang
dapatmenampung air hujan dipekarangan,kebun, dan lain-lain.

Melakukan larvasidasi, yaitu membubuhkan bubuk pembunuh jentik nyamuk (abate


atau lainnya ) ditempat-tempat yang sulit dikuras atau didaerah yang sulitair.

Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

Memasang kawat kasa disekolah

Pencahayaan dan ventilasi ruang kelas harus memadai.

Menghindari gigitan nyamuk : dengan menggunakan obat nyamuk


(baker,oles / gosok,elektrik ) dan lain-lain untuk mencegah gigitan nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai