DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan...............................................................................................
Ringkasan..................................................................................................................
....................................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................
1.1.Latar Be1akang......................................................................................
1.2.Urgensi Pene1ian...................................................................................
1.3.Luaran ...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengeringan merupakan proses yang kompleks karena melibatkan perpindahan
massa dan panas secara simultan. Salah satu produk pertanian yang memerlukan
proses pengeringan adalah tanaman obat herbal. Proses pengeringan tanaman obat
perlu perhatian khusus karena setiap tanaman ohat mengandung bahan aktif yang
spesifik dimana senyawa ini dapat hilang atau berkurang selama proses pengeringan
akibat pemakaian suhu yang relative tinggi.
Bahan baku obat yang berasal dan umbi akar (rhizome) seperti: jahe, kunyit,
temu lawak, temu hitam, temu putih dll., bahan baku obat yang berasal dan daundaunan seperti daun sirib, daun kumis kucing, daun kecembling dll., bahan baku obat
dan batang seperti brotowali, sere, dll., bahan obat yang berasal dari buah seperti
buah belinibing wuluh, buah mahkota dewa, buah mengkudu dll., bahan obat yang
berasal dari bunga seperti bunga rosela, bunga melati, bunga mawar dll., merupakan
bahan obat yang tanamannya banyak tumbuh di Indonesia dan digunakan sebagai
bahan baku obat tradisional atau jamu. Bagian tanaman yang digunakan seperti umbi
akar (rhizome), batang, daun, bunga dan buah yang dipetik atau diiris kemudian
dikeringkan dan digiling menjadi serbuk/simplisia. Simplisia adalah bahan alamiah
yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun yaitu
berupa bahan yang dikeringkan (Depkes 2008). Secara empinis khasiat hahan obat-o
batan di atas dapat mengobati penyakit antara lain: penyakit darah tinggi, kencing
manis, prostat, menambah nafsu makan dll.,
Khasiat tanaman obat berhubungan erat dengan zat aktif yang terdapat di dalam
tanaman ohat tersebut, sehingga keberadaan zat aktif tersebut harus dipertahankan.
Kadar air panen tanaman obat berkisar 80-90%, angka ini cukup tinggi sehingga
komoditas ini mudah rusak bila tidak segera diolah atau dikeringkan. Mengacu pada
Farmakope Herbal Indonesia (Depkes 2008) dan Keputusan Menteri Kesehatan RI
No. 661/Menkes/SK/VII/1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional, dengan kadar
air maksimum adalah 10%.
produk kering dengan kadar air S 10% tetapi zat-zat aktif yang dikandungnya tidak
rusak. Selam itu, sistem pengering ini juga harus hemat energi fosil, mudah dalam
pengoperasian dan pemeliharaan, serta higienis.
Pengeringan bahan yang rentan terhadap panas dapat dilakukan dengan
melaksanakannya pada suatu sistem pengering yang beroperasi pada suhu moderat
(sedang) yakni antara 25-55C. Sayangnya, media pengering (udara) pada suhu
moderat biasanya memiliki nilai RH tinggi sehingga laju pengeringan akan relatif
lama. Oleh karena itu, sistem pengeringan baru ini haruslah dapat beroperasi dengan
media pengering bersuhu moderat tetapi memiliki nilai RH rendah. Hal ini dapat
dicapai dengan membangun suatu system pengeringan yang mengkombinasikan
energi surya dan tapis molekuler. Pada sistem ini, energi surya selain digunakan
sebagai pemanas Iangsung (pada waktu-waktu tertentu) juga digunakan untuk
memanaskan udara yang selanjutnya digunakan untuk meregenerasi tapis molekuler
jenuh dalam desikator.
BAB II
STUDI PUSTAKA
Salah satu metoda yang dilakukan para petani tanaman herbal di perdesaan saat
ini adalah dengan cara pengeringan. Sistem pengeringan yang umurn digunakan para
petani adalah pengeringan surya alami. Pada sistem pengeringan surya alami bahan
yang dikeringkan dipaparkan ke sinar surya secara langsung. Pengering model ini
tentunya tidak dapat menjamin keseragaman mutu karena cuaca yang berubah-ubah
dan suhu terlalu tinggi pada tengah hari serta bahan yang dikeringkan di tempat
terbuka tidak terjamin kebersihannya.
cini tumbuhan obat karena banyak tumbuhan yang mirip tetapi tidak berkhasiat atau
mempunyal khasiat yang berbeda. 2) Nama tumbuhan herbal ada nama ilmiah/latin,
dan nama sinonini. 3) Waktu Pengumpulan atau pemetikan bahan obat guna
mendapatkan bahan yang berkhasiat. Waktu pengumpulan bahan obat secara umum
adalah i). Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi
masak. ii). Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar. iii). Buah dipetik
dalam keadaan masak. iv). Biji dikumpulkan dan buah yang masak sempurna.
V). Akar, rinipang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) dikumpulkan
sewaktu proses pertumbuhan terhenti. 4). Pencucian dan Pengeringan. Tanaman obat
yang sudah dikumpulkan segera dicuci bersih, sebaiknya dengan air yang mengalir.
Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan bila diperlukan pemakaian bahan segar.
Namun, bisa pula dikeringkan untuk disimpan dan digunakan bila sewaktu-w
aktu dibutuhkan. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mencegah
pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan demikian, bahan dapat disimpan
lebih lama dalam wadah yang tertutup rapat. Bahan kering juga mudah dihaluskan
bila ingin dibuat serbuk. 5) Sifat dan Cita Rasa di dalam Traditional Chinese
Pharmacologi dikenal 4 macam sifat dan 5 macam cita rasa tumbuhan obat, yang
merupakan bagian dari cara pengobatan tradisional timur. Adapun keempat macam
sifat tumbuhan itu ialah dingin, panas, hangat dan sejuk. Lima macam cita rasa dan
tumbuhan obat ialah pedas, manis, asam, pahit, dan asin. Cita rasa ini digunakan
untuk tujuan tertentu karena selain berhubungan dengan organ tubuh, juga
mempunyai khasiat dan kegunaan tersendiri.
Mengacu pada Farmakope Herbal Indonesia (Depkes 2008) dan Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 66/Menkes/SKJ/VII/1994 tentang Persyaratan Obat
Tradisional, standar kadar air maksimum simplisia adalah 10%. Pengeringan pada
tanaman obat adalah proses yang paling kritis, karena proses pengeringan tanaman
obat perlu perhatian khusus karena setiap tanaman obat mengandung bahan aktif
yang spesifik dimana senyawa ini dapat hilang atau berkurang selama proses
pengeringan akibat pemakaian suhu yang relative tinggi.
Proses pengeringan dapat terjadi jika ada media pengering yang memindahkan
panas ke bahan yang dikeringkan. Media pengering yang umum digunakan adalah
udara, walaupun ada media pengering lainnya seperti superheated steam, namun
memiliki kelemahan dalam pengoperasian dan tidak sesuai untuk bahan-bahan yang
sensitive panas (Rosdanelli & Daud 2003).
kelembaban rendah, relatif seragam dan bersuhu rendah atau sedang. Pengering ini
sangat sesuai digunakan untuk mengeringkan basil pertanian yang rentan terhadap
suhu tinggi seperti tanaman obat/herbal. Selain hemat energi, alat pengering ini
merupakan piranti kompak (compact) dan mudah dioperasikan di perdesaan. Proses
pengeringan berlangsung di dalam kotak pengering sehingga lebih higienis.
Kelebihan utama pengeringan kombinasi energi surya dan tapis molekular adalah
dapat menghasilkan bahan obat herbal kering bermutu baik dan seragam. Hal ini
disebabkan pengeringan berlangsung menggunakan media pengeringan yang
memiliki kelembahan relatif seragam.
Pengoperasian alat pengenng hibrida ini dibagi menjadi dua kategori yakni
operasi normal dan operasi regenerasi. Pengoperasian normal dilaksanakan pada
pagi, sore, malam dan jika cuaca mendung dimana intensitas cahaya matahari relatif
kecil atau tidak ada. Pada operasi normal ini udara dan atmosfir dikeringkan dengan
cara melewatkannya ke unggun penapis molekul, selanjutnya udara kering dialirkan
ke pengumpul surya dan ke kotak pengeringan dengan bantuan kipas (fan) dipasang
di dasar kotak pengering.