Bab I & Ii
Bab I & Ii
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial da Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Komunikasi
Oleh:
Fendi Suprastyo
NIM: 09220149
BAB I
PENDAHULUAN
A; Latar Belakang
dokumenter yang telah mampu merubah gaya hidup dan menambah wawasan
pengetahuan pada setiap orang melalui audio, visual, maupun isi cerita dari
sebuah film. Isu-isu yang diambil kedalam film semakin menarik, mulai dari
biografi seseorang, sosial, politik dan alam. Canggihnya teknologi telah
mempermuda proses pembuatan film.
Seperti film dokumenter, merupakan film yang diadopsi dari cerita nyata
dan bahkan biasanya ada sepenggal cuplikan video asli yang ditampilkan untuk
memperkuat kesan film tersebut. Sebut saja film yang mengangkat biografi
seseorang. Dengan munculnya film-film yang mengkisahkan biografi seseorang
maupun realitas sosial telah memberikan suatu gambaran yang dapat dijadikan
sumber informasi oleh setiap orang agar tidak melupakan sejarah, suatu perkara
atau kejadian yang pernah terjadi di masa lampau. Dengan begitu film menjadi
alat yang efektif dalam memberikan wawasan dan edukasi terhadap masyarakat.
Sampai saat ini perkembangan film terus berlanjut dalam menyampaikan
pesan agar komunikasi kepada masyarakat tetap terjalin. Karena film mudah
dipahami serta diminati oleh semua kalangan usia mulai dari anak-anak hingga
yang lanjut usia. Bahkan pembuat film (film-maker) rela menguras tenaga dan
pikiran hanya untuk membuat naskah dengan melakukan observasi terlebih
dahulu bahkan ada pula dengan wawancara seperti jenis film dokumenter, selain
itu juga bisa menghabiskan banyak waktu dan biaya.
Pada intinya pembuat film (film-maker) ingin menampilkan sebuah gagasan,
misal; tentang kedamain, pelestarian alam, pengenalan lingkungan, dan lain-lain.
Berdasarkan fakta-fakta yang sesuai dengan data dan informasi dari narasumber
maupun sumber yang berkaitan langsung, hasil dari film tersebut ditujukan
kepada masyarakat agar bisa mengubah lingkungannya sesuai yang dibutuhkan.
Pengaruh film begitu besar dikalangan masyarakat demi terciptanya kebudayaan
yang lebih beradab.
Seperti pada film Kill The Messenger yang diambil dari kisah nyata
seorang jurnalisyang sedang melakukan investigasi bernama Gary Stephen Webb,
yang menceritakan sebuah peristiwa tentang keterlibatan pihak CIA dengan
kelompok keras (radical) yang bernama CONTRAS (Nikaragua) dalam
penyelundupan narkoba di Amerika Serikat, usaha untuk mengungkap kebenaran
dari peristiwa tersebut dengan mencari informasi informasi layaknya detektif
sampai ke luar kota, dimana bukti-bukti yang didapat harus benar-benar detil dan
akurat. Kemudian hasil dari bukti-bukti yang dia dapat dari narasumber menjadi
jawaban dari kasus tersebut, profesinya sebagai jurnalis dalam menulis berita
kasus tersebut memberikan dampak (feedback) kepada masyarakat umum ketika
artikelnya diterbitkan melalui media massa yang juga pada akhirnya terjadi protes
keras terhadap CIA. Film tersebut memberikan gambaran perjuangan hingga
idealismenya sebagai jurnalis ketika menginvestigasi penyelundupan narkoba.
Melakukan investigasi dalam dunia jurnalistik tidak lepas dengan
banyaknya kritikan bahkan ancaman dari berbagai pihak khususnya pihak yang
bersangkutan langsung. Karena, mereka tidak sekedar mendeskripsikan ketepatan,
melakukan
pencarian
informasi-informasi
yang
lengkap
demi
Dari film Kill The Messenger bisa dijelaskan melalui sikap Gary Webb
selaku wartawan memiliki idealisme yang tinggi sebagai jurnalis dalam
menginvestigasi sebuah kasus yang dilakukan oleh CIA. Pada dasarnya
investigasi hanya bisa dilakukan oleh pihak kepolisian maupun aparat hukum
yang berwenang. Apabila investigasi dilakukan seorang jurnalis itu bukanlah
wewenangnya karena ada pihak-pihak tertentu yang berhak melakukan
investigasi. Akan tetapi dari kemampuan dan ketertarikan Webb dalam melakukan
investigasi kasus tersebut mendapat dukungan dari keluarga dan masyakat luas,
dia pun berani dan melanjutkan investigasinya. Berita yang dibuatnya mampu
mengajak / mempersuasif dan menjadi sorotan masyarakat.
Dari hasil karyanya yang menjadi berita besar dia mendapatkan
penghargaan Assosciation Journalist of the Year, akan tetapi sebelum
mendapatkan penghargaan tersebut sempat terjadi konflik antara Webb dengan
lingkungan media massa dan tempat kerjanya, bahkan dia sendiri diragukan
tentang beritanya. Banyak dari teman-teman kerjanya yang pada akhirnya mengira
/ menduga bahwa Webb telah melakukan kebohongan dalam. Hal tersebut
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
menghentikan
investigasinya
terkait
penyelundupan narkoba. Di sisi lain dia juga mendapat teror dan berbagai
ancaman dari pihak CIA, akan tetapi dia tidak mengubah pendiriannya untuk
berhenti dan terus melanjutkan untuk melakukan investigasi.
Demi menjaga reputasinya sebagai jurnalis, dia rela pindah sendirian dari
rumahnya ke sebuah apartemen. Dengan tujuan agar istri dan anak-anaknya tidak
ikut terlibat oleh kegiatannya sebagai jurnalis investigasi. Akhir cerita dari film
Kill The Messenger juga menunjukkan serta memberikan kesan tersendiri
tentang suka duka Webb sebagai jurnalis, hal tersebut terlihat ketika dia berpidato
didepan rekan-rekan kerjanya. Setelah itu dia memberikan sebuah surat
pengunduran dirinya kepada pimpinan tempat dia bekerja.
B; Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah dari
peneliti:
1; Bagaimana makna judul film Kill the Mesengger ?
2; Bagaimana makna simbol-simbol idealisme yang ada di dalam film Kill
the Mesengger?
C; Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1; Makna judul film Kill the Mesengger
2; Makna simbol-simbol idealisme yang ada di dalam film Kill the
Mesengger
D; Manfaat Penelitian
1;
Manfaat Akademis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan bahan referensi bagi kajian
ilmu komunikasi terlebih tentang Jurnalisme Investigasi, khususnya tentang
idealisme dalam bidang jurnalistik serta memberikan kontribusi akademis
tentang analisis deskriptif yang berguna bagi peneliti maupun pihak pihak
yang berkepenitngan.
2;
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran, informasi atau pesan
serta menjadi suatu wacana untuk khlayak yang ingin memahami tentang
semiotik Roland Barthes dan sebagai bahan referensi untuk penelitianpenelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A; Komunikasi Massa
Secara harfiah, film (sinema) adalah cinematographie yang berasal dari kata
cinema (gerak), tho atau phytos (cahaya), dan graphie atau grhap (tulisan, gambar,
citra). Jadi pengertian dari film adalah melukis gerak dengan pandang-dengar
cahaya. Agar dapat melukis gerak dengan cahaya, harus menggunakan alat khusus,
yang biasa disebut kamera.
Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang
menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya. Namun, audio
dan visual dapat dikatakan sebagai sebuah film karena memiliki unsur-unsur
tertentu.
1;
UNSUR
UNSUR
Film Dokumenter
Film dokumenter merupakan media komunikasi yang bisa dijadikan acuan
kepada khalayak umum untuk mengetahui realitas sosial yang sudah maupun
yang sedang terjadi, agar bisa dijadikan media pembelajaran kepada khalayak
tentang kehidupan dan budaya lain.
Ada empat kriteria yang menerangkan bahwa dokumenter adalah film nonfiksi, (Gerzon R. Ayawaila, 2008;23):
1;
2;
3;
4;
Apabila struktur cerita pada film fiksi mengacu pada alur cerita atau plot,
dalam dokumenter konsentrasinya lebih pada isi dan pemaparan.
3;
Dalam film, genre dapat didefinisikan sebagai jenis atau spesifikasi dari
sekelompok film yang memiliki karakter atau pola yang sama (khas) seperti
setting, isi dan subjek cerita, tema struktur cerita, aksi atau peristiwa, periode,
gaya, situasi, icon, mood, serta karakter.
Fungsi utama genre adalah untuk memudahkan klasifikasi sebuah film.
Film yang diproduksi sejak awal perkembangan sinema hingga kini mungkin
telah jutaan lebih jumlahnya. Genre membantu kita memilah film-film
tersebut sesuai dengan spesifikasinya. Sistem signifikasi yang mendasari
bagaimana kita menarik makna dari film juga merupakan metafora dari
pengalaman hidup kita yang terpecah, (Danesi, 2010 : 158). Selain klasifikasi,
genre juga dapat berfungsi sebagai antisipasi penonton terhadap film yang akan
ditonton.
Ada banyak tipe, kategori, dan bentuk penuturan dalam dokumenter.
Dalam beberapa hal terjadi adanya kemiripan; yang membedahkan adalah
spesifikasinya, (Gerzon R. Ayawaila, 2008;41).
3.3; Dokudrama
C; Idealisme
D; Investigasi
Menurut Atma kusumah5 coba menyidiknya dari asal kata Latin. Investigative
berasal dari kata Latin vetsigum, yang berarti jejak kaki. Pada sisi ini, hal itu
menyiratkan pelbagai bukti yang telah menjadi suatu fakta, berbentuk data dan
keterangan, dari sebuah peristiwa, (Septian Santana, 2003;135)
E;
Jurnalisme
Jurnalistik atau journalisme berasal dari perkataan journal, artinya catatan
harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat
kabar. Journal berasal dari perkataan latin diurnalis, artinya harian atau tiap hari.
Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan
jurnalistik.
MacDaugall1 menyebutkan bahwa journalisme adalah kegiatan menghimpun
berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Jurnalisme sangat penting dimana
pun dan kapan pun. Jurnalisme sangat diperlukan dalam suatu negara demokrasi.
Tak peduli apa pun perubahan-perubahan yang terjadi dimasa depan baik sosial,
ekonomi, politik maupun yang lain-lainya. Tak dapat dibayangkan, akan pernah ada
saatnya ketika tiada seorang pun yang fungsinya mencari berita tentang peristiwa
yang terjadi dan menyampaikan berita tersebut kepada khalayak ramai, dibarengi
dengan penjelasan tentang peristiwa itu, (Hikmat Kusumaningrat & Purnama
Kusumanigrat: 2014;15).
1;
Prinsip Jurnalisme
Bill Kovach dan Tom Rosentieldengan dukungan dan bantuan para ahli
media yang tergabung dalam Committee of Concerned Journalistmelakukan
riset yang ekstensif terhadap apa yang sesungguhnya harus dikerjakan oleh
para wartawan. Hasil riset tersebut kemudian ditulis dalam buku The Elements
of Journalism.10, (Luwi Ishwarah, 2005;9):
1;
2;
3;
4;
5;
6;
7;
9;
2;
Jurnalisme Investigasi
Terminologi investigative journalisme memberikan atribut penyelidikan,
keingintahuan dan misi tertenu dari para wartawannya. Jurnalisme ini tidak mau
terjebak dengan adonan pemberitaan entertainment. Liputan beritanya bukan
lagi berdasar agenda pemberitaan harian yang sudah terjadwal di ruang redaksi.
Para wartawan investigasi tidak bekerja berdasarkan pengagendaan berita seperti
yang dalam peliputan reguler. Mereka memasuki subyek pemberitaan tatkala
mereka tertarik untuk mengetahui sesuatu. Kerja peliputannya tidak lagi dibatasi
oleh tekanan tekanan waktu. Ada kekhususan kerja peliputan dibanding
biasanya.
Perkerjaan jurnalisme investigatif, menurut Chris White6 dari The
Parliament Magazine di Brussels: pertama, tertuju untuk mengungkapkan dan
mendapatkan sebuah kisah berita yang bagus dan, kedua, menjaga masyarakat
dengan gamblang.
4; Mendudukkan aktor-aktor yang terlibat secara lugas, didukung bukti-bukti
yang kuat.
5; Publik bisa memahami kompleksitas masalah yang dilaporkan dan bisa
Conception
Unsur awal dari kerja investigasi ini berkaitan dengan apa yang disebut
pencarian berbagai ide. Meneurut Williams, ide atau gagasan bisa didapat
melalui: saran seseorang, menyimak berbagai narasumber regule, membaca,
memanfaatkan potongan berita, mengembangkan sudut pandang lain dari
peristiwa berita, dan observasi langsung.
2;
Feasibility Study
Usai mengonsep gagasan, langkah selanjutnya adalah mengukur
kemampuan dan perlengkapan yang diperlukan. Berikut adalah beberapa hal
yang perlu dipelajari wartawan sebelum memulai liputan investigasi:
berbagai halangan yang harus diatasi, orang-orang yang diperlukan,
kemungkinan adanya tekanan terhadap media, serta menjaga kerahasiaan
dari media lain.
3;
Go-No-Go Decision
Langkah ini merupakan pengukuran terhadap hasil investigasi yang akan
dilakukan. Setiap liputan investigasi mesti memperhitungkan hasil akhir dari
proyek penyelidikan yang akan dikerjakan.
4;
Basebuilding
Langkah ini berkaitan dengan upaya wartawan untuk mencari dasar
pijakan dalam menganalisis sebuah kasus.
5;
Planning
Langkah perencanaan ini berkaitan dengan kerja pengumpulan,
penyusunan, dan pemilihan orang yang akan melaksanakan tugas-tugas
tertentu.
6;
Original Research
Kegiatan riset di sini berarti kerja pencarian data, penggalian bahan, yang
umumnya terdiri dari dua kerja penelusuran, yaitu: penelusuran paper trails
dan penelusuran people trails
7;
Re-evaluation
Segala tindakan invetigasi dilaksanakan dan mendapat banyak masukan
data dan informasi, diadakan kegiatan mengevaluasi kembali segala hal
yang telah dikerjakan dan didapat.
8;
9;
Final Evaluation
Tahap evaluasi ini adalah pekerjaan mengukur hasil investigasi dengan
kemungkinan buruk atau negatif. Yang terpenting adalah mengevaluasi
keakurasian pihak-pihak yang hendak dilaporkan di dalam standar pekerjaan
jurnalistik.
F; Semiotika
Secara epistomologi, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang
berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar
konvesni sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewaikili sesuatu
yang lain (Eco, 1979:16). Sedangkan Van Zoest (1996;5) mengartikan semiotik
sebagai ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubugan dengannya: cara
eksistensi aktual benda atau peristiwa yang pada tanda; misalnya kata kabur atau
keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada
hujan dihulu sungai. Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda,
misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau
tidak boleh dilakukan manusia,