Ensefalopati adalah istilah umum yang merujuk pada kondisi penyakit, kerusakan, atau
kelaianan pada otak. ensefalo berarti jaringan otak, sedangkan pati merupakan akhiran
yang berarti penyakit atau kelainan. Sehingga pada ensefalopati yang mengalami kerusakan
ialah jaringan otak itu sendiri, bukan selaput otak.
Istilah ensefalopati biasanya diikuti oleh kata lain yang menunjukkan penyebab dari kelainan
otak tersebut. Beberapa jenis ensefalopati berdasarkan penyebabnya:
PENYEBAB
Segala macam kuman penyebab penyakit dan penyakit pada organ tubuh dapat menyebabkan
ensefalopati. Penyebab ensefalopati tersebut antara lain:
Infeksi virus, bakteri (termasuk bakteri TBC), jamur, parasit, hingga infeksi
cacing;
Gangguan fungsi hati berat;
Gangguan elektrolit;
Stroke.
GEJALA
Karena otak adalah pusat persarafan seluruh tubuh, penyakit atau kelainan pada otak
memiliki gejala berupa gangguan saraf. Gejala tersebut antara lain:
1. Pingsan, penurunan kesadaran;
2. Penurunan fungsi pengetahuan (kognitif);
3. Perubahan kepribadian;
4. Kejang;
5. Perubahan pola pernapasan;
6. Gangguan penglihatan;
7. Kelemahan anggota gerak tubuh.
PENGOBATAN
Pengobatan ensefalopati disesuaikan dengan penyebab dan gejala yang muncul. Ensefalopati
yang disebabkan oleh infeksi diobati dengan antibiotika. Ensefalopati yang disebabkan oleh
gangguan fungsi hati berat membutuhkan obat-obatan untuk hati dan pada kasus kanker hati
terkadang membutuhkan transplantasi hati. Ensefalopati yang disebabkan oleh gangguan
fungsi ginjal membutuhkan terapi cuci darah.
Penderita dengan keluhan kejang diberikan obat antikonvulsan (obat antikejang). Penderita
dengan penurunan kesadaran biasanya membutuhkan bantuan alat pernapasan. Penderita
dengan kelemahan anggota gerak tubuh membutuhkan fisioterapi pada tahap pemulihan.
HIPERTENSI ENSEFALOPHATY
Latar Belakang
Hipertensi sampai saat ini merupakan masalah penting dalam dunia kesehatan karena
prevalensinya yang tinggi dan komplikasi jangka panjang yang diakibatkannya. Budi
Darmojo dalam laporan penelitiannya menyatakan bahwa 1,828,6% penduduk yang berusia
di atas 20 tahun adalah penderita hipertensi, dan umumnya prevalensi hipertensi berkisar
sekitar antara 8,610%. Dari penelitian yang ada terlihat kecenderungan bahwa masyarakat
perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibanding masyarakat pedesaan. Jika dibanding
antara wanita dan pria ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi. ( 1 )
Hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan berbagai macam
komplikasi. Apabila tekanan darah meningkat dengan cepat dapat terjadi kerusakan pada
target organ yaitu otak, mata, jantung, ginjal, dan pembuluh darah lainnya yang dapat
mengancam jiwa penderita, maka keadaan ini dikenal sebagai kegawat daruratan hipertensi
atau hipertensi krisis. ( 2, 3 )
Untuk menyelamatkan jiwa si penderita disini tensi harus diturunkan segera dengan obat anti
hipertensi yang reaksinya cepat.
Hipertensi krisis ialah keadaan klinik membahayakan karena peningkatnya tekanan darah
secara tiba-tiba dimana tekanan diastolik mencapai 130 mmHg atau lebih yang disertai
gengguan atau kerusakan pada target organ menurut tingkat kegawatannya dan untuk
kepentingan tindakan, hipertensi krisis dibagi menjadi dua, ( 1, 2, 3, 5 )
a. Hipertensi gawat darurat (Hipertensi emergency)
Yaitu keadaan klinik hipertensi yang memerlukan penurunan tekanan darah dalam waktu
kurang dari satu jam. Penurunan tekanan darah dimasukkan untuk mencegah atau
mengurangi resiko yang akan mengancam jiwa penderita karena komplikasi/kerusakan target
organ.
b. Hipertensi gawat (Hypertensive urgency)
Yaitu keadaan klinik Hipertensi yang memerlukan penurunan tekanan darah dalam beberapa
jam atau harus dikendalikan dalam jangka waktu 24 jam. Pada keadaan ini tidak disertai
kerusakan tetapi potensial menyebabkan kerusakan target organ. Hipertensi ensefalopaty
yang merupakan bagian hipertensi krisis dan yang merupakan hipertensi emergency dimana
angka kejadiannya sebenarnya sulit diketahui.
Definisi
Hipertensi adalah menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi, batasan tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin. ( 6 )
Hipertensi ensefalopati adalah sindroma klinis akut reversibel sebagai akibat kenaikan
tekanan darau secara tiba-tiba yang ditandai dengan perubahan-perubahan neurologis
mendadak, atau sakit kepala hebat, gangguan kesadaran, mual, muntah, rasa mengantuk dan
bingung bila tidak segera diobati terjadi kejang dan koma. Jarang terjadi gangguan syaraf
seperti hemiparese, afasi, atau kebutaan akan kembali normal apabila tekanan darah
diturunkan. Keadaan ini dapat terjadi pada orang normal (normotensi) yang oleh sesuatu
sebab tekanan darahnya mendadak naik. Keadaan ini biasanya timbul apabila tekanan
diastolik melebihi 140 mmHg dan krisis lebih sering terjadi pada usia 40-60 tahun setelah
menderita hipertensi 2-10 tahun.
Etiologi
Epidemiologi
Di negara yang sudah maju, hipertensi telah merupakan masalah kesehatan yang memerlukan
penanggulangan dengan baik, oleh karena angka morbiditas dan mortabilitasnya yang tinggi.
Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa 1,8-28,6% penduduk yang berusia di atas 20 tahun
adalah penderita hipertensi. Pada umumnya prevalensi hipertensi berkisar antara 8,6-10% dan
prevalensi terendah yang dikemukakan dari data berasal dari desa.
Dari penyelidikan yang ada, terlihat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan
lebih banyak menderita hipertensi dibanding masyarakat pedesaan.
Perbandingan antara wanita dan pria, ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi,
angka prevalensi pria 6,0% sedangkan wanita 11,6%. ( 1 )
Diagnosa
1. Anamnesa
Riwayat singkat harus diketahui pada saat pasien masuk, khususnya yang paling penting
mengenai riwayat hipertensi dan riwayat penggunaan obat antihipertensi. Riwayat harus
dipusatkan pada gejala-gejala neurologis, fungsi ginjal dan gejala-gejala gangguan jantung.
Semuanya bertujuan untuk menilai tingkat kerusakan target organ. Beberapa hal yang
penting untuk ditanyakan pada pasien dengan hipertensi krisis terdapat pada tabel 1. ( 4, 7 )
Keterangan
Umumnya menderita
hipertensi
Umur
Umumnya 40-60 tahun
Penurunan berat badan Mencari tanda kerusakan
target organ. Harus
dibedakan antara Hipertensi
Gejala neurologi
ensefalopati dan Kelaianan
- Gangguan penglihatan neurologi lain atau Dengan
kecemasan
- Nyeri kepala
(headache)
- Pusing (Dizziness)
- Kecemasan
Gejala ginjal
- Gross Hematuria
- Penurunana urine
output
Gejala jantung
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus difokuskan pada pengukuran tekanan darah yang akurat dan
bukti/tanda adanya kerusakan target organ, khususnya pemeriksaan funduskopi dan
pemeriksaan neurologik. Pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan hipertensi krisis dapat
dilihat tabel 2. ( 4 )
Tabel 2. Hasil pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan hipertensi krisis.
Sistem
Hasil pemeriksaan
Keadaan umum Ansietas, gelisah
Vital sign
Mata
Jantung/dada
Keterangan/signifikasi
Hipertensi ensefalopati atau
kecemasan (ansietas)
Tekanan darah yang sangat
tinggi tanpa tanda hipertensi
krisis seperti tidak ada
kerusakan target organ dan
papiledem
Papile tidak selalu dapat
dijumpai
Bukti adanya dekompensasai
ventrikel kiri
S3
S4
Pembuluh darah Arterial Bruits
Perifer
Nadi berkurang
Neurologik
Tanda-tanda kelainan
Fokal
3. Pemeriksaan Penunjang
Tabel 3. Pemeriksaan laboratorium/penunjang pada penderita hipertensi krisis ( 4 )
A. Emergensi (dilakukan pada semua pasien)
1. Darah : Ureum, kreatinin, elektrolit, kadar glukosa, hematokrit dan Pn darah Pns.
2. Urin : Urinalisis dan kultur urin.
3. EKG.
4. Foto thoraks PA.
B. Pemeriksaan lanjutan (berdasarkan hasil pemeriksaan sebelumnya dan gejala klinis,
dilakukan setelah terapi dilakukan)
1. Jika curiga terjadi kelainan pada ginjal
IVP.
Angiografi ginjal.
Biosi ginjal.
2. Untuk menyingkirkan kelainan neurologis yang harus ditangani dengan pembedahan
Spinal tap (ketok spinal)
CT Scan.
3. Jika curiga pheochromocytoma
Pemeriksaan urin 24 jam untuk melihat katekolamin, metonefrin atau asam vanillyl
mondelik.
a. EKG : dapat dijumpai tanda kelainan infark miokard, hipertrofi ventrikel kiri, gangguan
konduksi karena penyakit arteri kotoner.
b. Pemeriksaan foto toraks-PA : biasanya terdapat kardiomegali, pembesaran aorta, udema
paru.
c. IVP : terdapat gambaran sumbatan arteri ginjal, hidronefrosis, penyakit kongenital dan
lain-lain.
d. CT scan : terdapat gambaran perdarahan intraserebral.
e. Kateterisasi dan angiografi, dapat dijumpai diseksi aorta sebagai komplikasi hipertensi
krisis.
Penatalaksanaan
1. Dasar pengobatan
Seperti keadaan klinik yang gawat lainnya, penderita hipertensi krisis sebaiknya dirawat di
ruang intensif. ( 2 )
Pengobatan hipertensi ensefalopati dapat dibagi :
a. Penurunan tekanan darah
Pada dasarnya penurunan tekanan darah harus dilakukan secepat mungkin tetapi seaman
mungkin. Tingkat tekanan darah yang akan dicapai tidak boleh terlalu rendah karena akan
menyebabkan hipoperfusi target organ. ( 2 )
Untuk menentukan tingkat tekanan darah yang diinginkan perlu ditinjau kasus demi kasus.
Terutama untuk penderita tua, tekanan daarah perlu dipertahankan pada tingkat yang tinggi.
Juga penderita dengan hipertensi kronik yang disertai isufisiensi serebral, tekanan darah tidak
boleh terlalu rendah sebagai pegangan, tekanan darah dapat diturunkan mencapai tekanan
darah sebelum terjadi krisis. ( 6, 9, 11 )
b. Pengobatan target organ
Walaupun penurunan tekanan darah yang tepat dapat memperbaiki fungsi target organ pada
umumnya masih diperlukan pengobatan dan pengelolaan khusus untuk mengatasi kelainan
target organ yang terganggu. ( 2 )
2. Obat anti hipertensi
Untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi krisis diperlukan obat-obat hipertensi
khusus yaitu obat-obat yang mempunyai sifat : bekerja cepat, efektif, aman dengan sedikit
efek samping. Obat-obat yang dapat digunakan untuk hipertensi ensefalopaty ( 2, 12, 13 ) harus
dirawat di rumah sakit dan harus diberikan :
a.1. Furosemide 40 mg iv
a.2. Obat anti hipertensi parenteral dapat berupa : sodium nitroprusid, diazoxid, trimetophan,
labetolol, nitrogliserin, hidralazin (obat parenteral)
Tabel 4. Obat parenteral yang dapat digunakan pada hipertensi krisis
Obat
Vasodilator :
Dosis
Efek awal
(min)
0,5-10 mcg/kgBB/mnt Segera
Durasi : 1 2
menit
Efek samping
Mual, muntah,
intoksikasi thiosianat,
Berkeringat,
Nitrogliserin
5-100 mcg/min
Diazoxid
melalui infus
Hidralazin
50-150 mg, IV
Durasi : 3 5
menit
Adrenergic
inhibitor
2-4
25
Trimetaphan
Methemoglobinemia
Nyeri kepala, muntah,
takikardi,
Methemoglobinemia
Hipotensi, takikardi,
10-20 mg IV
10 20
Labetolol
10-50 mg IM
20 30
0,5-5 mg/menit
melalui infus
Durasi : 3 8
jam
20-80 mg IV bolus,
15
Durasi : 3 10
jam
2 mg/menit
5 10
melalui infus
Durasi : 3 6
jam
Prognosis : bila ditangani cepat/tepat baik, bila lambat jelek (kematian).