614
615
616
PERILAKU DOSEN
dilakukan secara sistematik dan terencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Model pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
Melalui kegiatan kelompok baik diskusi maupun kerja kelompok
Mahasiswa dapat berbagi pengalaman dan belajar dari pengalaman Mahasiswa
lainnya. Dalam kegiatan kelompok pengalaman Mahasiswa merupakan sumber
yang penting.
Suyatno (2009: 54) menyatakan TGT merupakan model yang berkaitan
dengan STAD, dimana Mahasiswa memainkan permainan dengan anggotaanggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
Dalam http://Fadilah Student.FKIP.uns.ac.id. TGT adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menempatkan Mahasiswa dalam kelompokkelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang Mahasiswa yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.
Menurut http://Fadilah Student.FKIP.uns.ac.id. Slavin mengatakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mahasiswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
b. Games tournament
c. Penghargaan kelompok
Adapun penjelasan dari kutipan di atas adalah sebagai berikut:
Mahasiswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil adalah Mahasiswa
ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 6
orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.
Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi
Mahasiswa untuk saling membantu antar Mahasiswa yang berkemampuan lebih
dengan Mahasiswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi
pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri
Mahasiswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.
Games tournament adalah Dalam permainan ini setiap Mahasiswa yang
bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Mahasiswa yang mewakili
kelompoknya, masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap meja
turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada
peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen
diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini diawali dengan
memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dibagi dengan kartukartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh tebalik diatas meja
sehingga soal dan kunci tidak terbaca).
Permainan pada tiap meja turnament dilakukan dengan aturan sebagai
berikut:
1. Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain
yang pertama dengan cara undian.
2. Pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal
dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal
sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain.
Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu
618
3.
Soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan dalam soal.
4. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai,maka pemain akan
membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah
jarum jam.
5. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya
diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama
kali memberikan jawaban benar. Jika semua pemain menjawab salah maka
kartu dibiarkan saja.
6. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal
habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap
peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal,
pemain dan penantang. Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas
untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab
dan memberikan jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai
terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang
diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang
telah disediakan.
7. Setiap pemain kembali pada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang
diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan.
8. Setiap pemain kembali pada kelompok asalnya dan melaporakan poin yang
diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang
diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian
menentukan kriteria pengharagaan yang diterima oleh kelompoknya.
Penghargaan kelompok adalah Langkah pertama sebelum memberikan
penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih
rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh
oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota
kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat
oleh kelompok tersebut.
Dalam penerapan model pembeajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa
tahapan yang perlu ditempuh, yaitu:
1. Mengajar (teach)
Mempresentasekan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas atau
kegiatan yang harus dilakukan Mahasiswa, dan memberikan motivasi.
2. Belajar kelompok (team study)
Mahasiswa bekeja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan
kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras/suku yang berbeda. Setelah
Dosen menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok
berdiskusi dengan menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk
memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi
jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.
3. Permainan(gametournament)
Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing-masing kelompok yang
berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua
619
620
Kelompok Belajar
Konvensional
Dosen sering membiarkan
adanya Mahasiswa yang
mendominasi kelompok atau
menggantungkan diri pada
kelompok.
Akuntabilitas individual sering
622
Djamarah (2002: 142) juga mengemukakan pendapatnya tentang faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor lingkungan
1. Lingkungan alami, yaitu lingkungan hidup (tempat tinggal anak didik)
dan lingkungan Universitas.
2. Lingkungan sosial budaya, yaitu lingkungan di dalam Universitas dan di
luar Universitas.
b.
Faktor instrumental
1. Kurikulum, dapat dipakai oleh Dosen dalam merencanakan program
pengajaran.
2. Program Universitas, dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas
belajar mengajar.
3. Sarana dan fasilitas mencakup gedung Universitas (ruang kelas, ruang
kepala Universitas, ruang dewan Dosen, ruang perpustakaan, ruang BP,
ruang tata usaha, dan halaman Universitas yang memadai) buku-buku di
perpustakaan, buku pegangan anak didik, buku pegangan Dosen dan
buku penunjang, alat peraga.
c.
Faktor fisiologis
1. Kondisi fisiologis yaitu jasmani yang sehat dan tidak sehat.
2. Kondisi panca indra yaitu mata, hidung, pengecap, telinga, dan tubuh.
d.
Faktor psikologis
1. Minat yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
2. Kecerdasan yaitu kecerdasan yang tinggi dan kecerdasan yang rendah.
3. Bakat yaitu kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau latihan.
4. Motivasi yaitu kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.
5. Kemampuan kognitif yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir.
624
- Alat/Bahan
b. Mahasiswa dibagi atas beberapa kelompok ( tiap kelompok
anggotanya 4-5 orang)
c. Dosen mengarahkan aturan permainannya
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut. Seperti pada model STAD,
pada TGT Mahasiswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan
empat sampai lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat
prestasi, jenis kelamin dan suku. Dosen menyiapkan pelajaran, dan
kemudian Mahasiswa bekeja didalam tim mereka untuk memastikan
bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya,
seluruh Mahasiswa dikenai kuis, pada waktu kuis ini mereka tidak dapat
saling membantu.
2. Aturan (Skenario) Permainan
Dalam satu permainan terdiri dari: kelompok pembaca, kelompok
penantang I, kelompok penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok
yang ada.
-
626
latihan menunjukkan seberapa besar tujuan belajar yang telah dicapainya baik
berupa angka maupun nilai.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan langkah yang sangat penting dalam
prosedur penelitian. Untuk memperoleh data dan gambaran yang sebenarnya
mengenai topik penelitian ini, maka instrumen penelitian yang dipakai penulis
berupa tes yang meliputi dua tahap yaitu pre tes berjumlah 22 soal dan post tes
berjumlah 22 soal yang berbentuk pilihan berganda (multiple choice) sebanyak 44
soal.
Tabel Kisi-Kisi Instrumen Pre Test
No
1
Indikator
Aspek Kognitif
C1
C2
C3
1,3
2,4,6,7,8,
5
9,10,11
Peran Bank
Umum dan Bank
Sentral
Lembaga
12,13,15, 18,19,20,
keuangan bukan
16,17
21,22
bank, kredit dan
kebijakan
moneter dalam
perekonomian
Jumlah
7
13
Jumlah
soal
11
13
11
22
Indikator
Aspek Kognitif
C1
C2
C3
1,4,9,10 2,3,6,7,8,
5
11
Peran Bank
Umum dan Bank
Sentral
Lembaga
12,16,17,
keuangan bukan 18,20,21,
bank, kredit dan
22
kebijakan
moneter dalam
perekonomian
Jumlah
11
15,19
13,14
11
22
Keterangan :
C1 : Pengetahuan
C2 : Pemahaman
C3 : Penerapan
627
Jumlah
soal
11
Untuk mengetahui kebenaran tes, perlu pengujian validitas dan reliabilitas tes
tersebut.
Pengujian Validitas
Sebelum tes dilakukan, terlebih dahulu dilakukan tes pada ruang A401
diperoleh tingkat validitas dan reliabilitas tes tersebut. Jumlah soal untuk masingmasing tes sebanyak 22 soal. Untuk soal 9 , 18 , 10 dan 12 tidak valid karena
memiliki nilai sign > 0,05, oleh karena itu butir soal tersebut tidak digunakan
dalam penelitian selanjutnya.
Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus
cronbach alpha. Adapun hasil dari pengujian tersebut dengan menggunakan
software bantuan SPSS v.12, yaitu mempunyai nilai di atas, 0,60 sehingga
penelitian dapat dilanjutkan ke langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian
hipotesis.
PEMBAHASAN
Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dan
model pembelajaran konvensional pada hasil belajar Mahasiswa FE Unpab
Medan. Pada pertemuan pertama, sebelum dimulainya pembelajaran, maka
terlebih dahulu diberikan pre tes kepada Mahasiswa ruang A401 dan ruang A402.
Pre tes ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat rata-rata hasil belajar Mahasiswa
antara ruang A401 dan ruang A402. Apabila hasil dari pre tes tersebut terdapat
perbedaan hasil belajar belajar, maka sampel yang diambil tidak dapat diteliti,
karena tidak homogeny atau memiliki tingkat kecerdasan yang tidak sama. Namun
apabila tidak terdapat perbedaan, maka kedua kelas tersebut bisa untuk dijadikan
sebagai sampel dalam penelitian ini. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
(ruang A401) memiliki nilai rata-rata sebesar 67,2 untuk pre tes dan 87,5 untuk
hasil pos tes atau memiliki tingkat perbedaan sebesar 23,2%. Hal ini berarti terjadi
peningkatan hasil belajar Mahasiswa untuk kelas eksperimen.
Rata-rata hasil belajar kelas kontrol memiliki nilai rata-rata sebesar 66,2
untuk pre tes dan 67,7 untuk hasil pos tes. Hal ini berarti hasil belajar Mahasiswa
untuk kelas kontrol tidak terdapat peningkatan atau dengan kata lain tidak terdapat
perbedaan. Hasil tersebut di atas juga diperjelas oleh analisis perbandingan
(perbedaan) antara kelas kontrol (ruang A402) dengan kelas eksperimen yang
dilakukan dengan menggunakan software SPSS Ver.12 yaitu sebagai berikut :
628
Tabel
Rata-Rata Hasil Pre Tes Ruang A401 dan Ruang A402
Paired Samples Statistics
Pair
1
Kelas_401
Mean
67.20
Kelas_402
66.20
50
Std. Deviation
25.318
Std. Error
Mean
3.580
50
26.060
3.685
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata hasil pre tes untuk ruang A401
sebesar 67.20 dengan standar deviasi sebesar 25.318 dari 50 orang Mahasiswa
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Sedangkan hasil pre tes untuk ruang
A402 adalah sebesar 66,20 dengan standar deviasi sebesar 26.060.
Tabel Hasil Pengujian Uji Beda (t-tes) untuk Pre Tes Ruang A401 dan Ruang
A402
Paired Samples Test
Pair 1
Kelas_401 - Kelas_402
Paired Differences
Mean
1.000
Std. Deviation
31.671
4.479
Lower
-8.001
Upper
10.001
.223
df
49
Sig. (2-tailed)
.824
Dari tabel di atas diketahui bahwa t tes sebesar 0,223 dengan sig (2-tailed)
sebesar 0,824. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada Pre Tes tidak ada
perbedaan hasil belajar Mahasiswa ruang A401 dengan ruang A402 karena nilai
sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05. Atau dapat juga hasil t tes dibandingkan
dengan t tabel dengan asumsi jika t tes (t hitung) > t tabel maka ada perbedaan
hasil belajar Mahasiswa ruang A401 dengan ruang A402. Namun apabila t tes (t
hitung) < t table maka tidak terdapat perbedaan hasil belajar ruang A401 dan
ruang A402. Dari tabel t (lampiran) diketahui t hitung dengan df 50-1 = 49 pada
taraf signifikan 5% (0,05) diperoleh 2,01155 (perhitungan terlampir). Sehingga
dapat dikatakan bahwa t tes (t hitung) < t tabel (0,223 < 2,01155). Artinya tidak
ada perbedaan hasil pre tes ruang A401 dan ruang A402. Tidak terdapatnya
perbedaan hasil belajar dari kedua kelas tersebut disebabkan oleh karena pada
dasarnya FE UNPAB Medan menerapkan model pembelajaran konvensional pada
629
semua kelas. Dengan demikian ruang A401 dan ruang A402 dapat dijadikan
sebagai sampel dalam penelitian ini.
Setelah diketahui tidak ada perbedaan hasil belajar antara kedua kelas
tersebut, maka langkah selanjutnya diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
teams games tournament pada ruang A401 sedangkan untuk ruang A402 tidak
diterapkan. Ruang A402 tetap menggunakan model pembelajaran konvensional
sebagaimana biasanya sampai pada pertemuan kedua.
Pada akhir pembelajaran di pertemuan kedua dilakukan tes terakhir yaitu
post tes untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar Mahasiswa
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament dan model pembelajaran konvensional. Adapun hasil tes tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel Rata-Rata Hasil Post Tes Ruang A401 dan Ruang A402
Paired Samples Statistics
Pair
1
Kelas_401
Mean
87.50
Kelas_402
67.70
50
Std. Deviation
8.467
Std. Error
Mean
1.197
50
20.559
2.907
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata hasil post tes untuk ruang
A401 sebesar 87.50 dengan standar deviasi sebesar 8.467 dari 50 orang
Mahasiswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Sedangkan hasil post tes
untuk ruang A402 adalah sebesar 67,70 dengan standar deviasi sebesar 20.559.
Tabel Hasil Pengujian Uji Beda (t-tes) untuk Post Tes Ruang A401 dan Ruang
A402
Paired Samples Test
Pair 1
Kelas_401 - Kelas_402
Paired Differences
Mean
19.800
Std. Deviation
21.805
3.084
Lower
13.603
Upper
25.997
6.421
df
49
Sig. (2-tailed)
.000
Tabel di atas diketahui bahwa t tes sebesar 6,421 dengan sig (2-tailed)
sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar
Mahasiswa ruang A401 dengan ruang A402 karena nilai sig (2-tailed) lebih kecil
dari 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Apabila dibandingkan
Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu
630
dengan t tabel diperoleh hasil yaitu 6,421 (t tes) > 2,01155 (t tabel) (hasil
perhitungan t tabel dan perhitungannya terlampir). Rata-rata perbedaan hasil
belajar tersebut sebesar 19.800 dengan standar deviasi sebesar 21.805. Perbedaan
yang terjadi berkisar antara 13.603 sampai dengan 25.997. Sehingga dapat
dikatakan ada perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament dan model konvensional pada hasil belajar Mahasiswa FE UNPAB
Medan.
Kesimpulan
1. Rata-rata hasil pre tes untuk ruang A401 sebesar 67.20 dengan standar deviasi
sebesar 25.318 dari 50 orang Mahasiswa yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini. Sedangkan hasil pre tes untuk ruang A402 adalah sebesar 66,20
dengan standar deviasi sebesar 26.060
2. Rata-rata hasil post tes untuk ruang A401 sebesar 87.50 dengan standar
deviasi sebesar 8.467 dari 50 orang Mahasiswa yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini. Sedangkan hasil post tes untuk ruang A402 adalah sebesar
67,70 dengan standar deviasi sebesar 20.559.
3. Dari hasil pre test diketahui bahwa t test sebesar 0,223 dengan sig (2-tailed)
sebesar 0,824. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil
belajar Mahasiswa ruang A401 dengan ruang A402 karena nilai sig (2-tailed)
lebih besar dari 0,05. Tidak terdapatnya perbedaan hasil belajar dari kedua
kelas tersebut disebabkan oleh karena pada dasarnya FE UNPAB Medan
menerapkan model pembelajaran konvensional pada semua kelas.
4. Pada hasil post test diperoleh 6,421 dengan sig (2-tailed) sebesar 0,000.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar Mahasiswa
ruang A401 dengan ruang A402 karena nilai sig (2-tailed) lebih kecil dari
0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Rata-rata perbedaan hasil
belajar tersebut sebesar 19.800 dengan standar deviasi sebesar 21.805.
Perbedaan yang terjadi berkisar antara 13.603 sampai dengan 25.997.
Sehingga dapat dikatakan ada perbedaan model pembelajaran kooperatif tipe
teams games tournament dan model pembelajaran konvensional pada hasil
belajar Mahasiswa kelas pagi di FE UNPAB Medan
Saran
1. Diharapkan agar Dosen menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament pada setiap pembelajarannya. Hal ini dilakukan
agar dapat meningkatkan hasil belajar Mahasiswa.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament diharapkan
dapat diterapkan secara kontinue kepada para Mahasiswanya karena model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament lebih meningkatkan
pencurahan waktu untuk tugas, mengedepankan penerimaan terhadap
perbedaan individu, dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara
mendalam, proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari
Mahasiswa, mendidik Mahasiswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang
631
lain, motivasi belajar lebih tinggi, hasil belajar lebih baik, meningkatkan
kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
3. Diharapkan agar Dosen lebih memberikan kebebasan kepada Mahasiswanya
untuk mengembangkan kemampuannya sehingga hasil belajar yang diperoleh
lebih dapat ditingkatkan.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Djamarah, S. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: BP-Universitas Diponegoro
Http://expresiria.com/artikel/tulisan-pendidikan/pembelajaran konvensional/.Pada
tanggal 04-februari-2011 jam 15.45 WIB.
Http://Fadilah,student.FKIP.UNS.ac.id/tugas-sbm/bu-uut/model
pembelajaran.
Diakses Pada tanggal 29- januari- 2011 jam 12 WIB.
Http://www.scribd.com/doc/312535469/ Team- Game- Tournament. Diakses Pada
tanggal 22 februari-2011 jam 10 WIB.
Jmal, Sudirman,dkk.2001.Ekonomi Untuk Kelas 1 SMU, Jakarta : Yudhistira
Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching. Jakarta:
Quantum Teaching.
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian . Bandung : Alfabeta
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Surabaya: Pustaka Pelajar
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana
Pustaka
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Beorientasi Kontruktivisme.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher
______. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara
632