Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN
Industri semen telah menjadi salah satu
penunjang utama pembangunan infrastruktur di
Indonesia. Industri ini berkontribusi memasok
kebutuhan bahan konstruksi dan juga berperan
mengakselerasi perkembangan industri lainnya.
Pertumbuhan dan permintaan semen di Indonesia
trennya terus meningkat. Menggeliatnya
proyek
pembangunan infrastruktur menjadi salah satu
pemicu
semakin bergairahnya pasar semen di
Indonesia. Apalagi saat ini Pemerintahan Joko Widodo
dan
Jusuf
Kalla
sedang
gencar-gencarnya
membangun infrastruktur di semua lini. Mulai dari
pelabuhan, jalan tol, hingga jalur kereta api guna
mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah lesunya
kondisi ekonomi global. Dengan jumlah anggaran
APBN mencapai Rp 2100 triliun, dimana Rp 400
triliun akan digunakan untuk proyek pembangunan
infrastruktur, telah menyedot perhatian pelaku bisnis
termasuk industri. Demikian juga pada sektor
properti, kendati dikatakan lesu, pembangunan
properti di Indonesia tetap semarak. Hal ini juga
dipicu dengan program besar pemerintah yang
mencanangkan sejuta rumah untuk rakyat.
Dengan Kebijakan pemerintah tersebut serta
jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, telah
menjadi faktor pendorong kenaikan kapasitas dan
ekspansi sejumlah produsen semen di Indonesia.
Setidaknya ada dua alasan yang mendasari semakin
1

ramainya pasar industri semen di Indonesia beberapa


tahun mendatang. Yang pertama, karena pemerintah
membuka
promosi
besar-besaran
untuk
pembangunan infrastruktur serta beberapa bidang
lainnya. Hal ini tentu berdampak dengan semakin
naiknya kebutuhan semen di Indonesia. Kedua
adalah konsumsi semen per kapita di Indonesia
masih tergolong rendah. Tercatat bahwa pada tahun
2014 konsumsi semen per kapita secara nasional
sebesar 238 kg/tahun. Angka tersebut adalah yang
paling rendah di asia tenggara. Angka tersebut
setara dengan konsumsi semen di Filipina dan India,
tetapi tertinggal jauh dari Thailand, Vietnam, dan
malaysia. Di Singapura saja konsumsi semennya
sebesar 1.100 kg per kapita. Jadi, ini lah yang
membuat pasar Indonesia masih terbuka lebar untuk
industri semen.
Jawa Timur sebagai salah satu daerah dengan
jumlah penduduk mencapai 38.847.561 jiwa pada
tahun 2015 dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
(diatas 5%) menjadikan Jawa Timur adalah provinsi
dengan konsumsi semen yang sangat besar. Selain
pangsa pasar yang besar, potensi bahan baku semen
di Jawa Timur juga tersedia dalam jumlah yang
cukup. Hal ini perlu dipromosikan ke calon investor
agar menarik minat investor untuk menanamkan
investasinya di Jawa Timur sehingga pertumbuhan
ekonomi di Jawa Timur semakin meningkat. Oleh
karena itu disusunlah bookled yang menggambarkan
potensi industri semen di Jawa Timur. Melalui bookled
ini diharapkan bisa tergambar perkembangan dan

potensi industri semen khususnya di wilayah Jawa


Timur serta prospeknya ke depan.

BAB II
PROFIL INDUSTRI SEMEN DI JAWA TIMUR
(SEMEN GRESIK)
Keberadaan
Semen
Gresik miliki
peran
strategis. Ini adalah pabrik semen pertama yang ada
di pulau Jawa, melengkapi Pabrik Semen Indarung
Sumatera
Barat
yang
sudah
ada
sebelumnya. Berikutnya, Semen Gresik miliki peran
vital
menyuplai
kebutuhan
Semen
bagi
pembangunan infrastruktur di pulau Jawa yang maju
pesat.
Setelah diresmikan oleh Presiden RI Ir.
Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1957, pabrik
Semen Gresik langsung beroperasi. Sesuai setting
awal, target produksi 250 ribu ton per tahun mampu
dicapai. Dari sisi ekonomis, Semen Gresik dinilai
cukup strategis. Itu tak lepas dari keberadaannya di

pulau Jawa. Apalagi, lokasi pabrik di jalur utama


transportasi darat dari Surabaya-Jakarta.
Produk Semen Gresik telah di percaya untuk
dipakai dalam proyek-proyek mercusuar di Jakarta.
Misalnya pembangunan Monumen Nasional (Monas),
Jembatan
Semanggi,
Gedung
Conefo,
Hotel
Indonesia, Masjid Istiqlal, dan beberapa proyek lain.
Kepercayaan publik semakin menguat setelah Semen
Gresik juga dipakai untuk mega proyek bendungan
Jatiluhur di Jawa Barat. Waktu itu kontraktor asal
Perancis yang memimpin proyek mengirim sampel
beberapa produk semen ke Paris untuk dipakai
membangun bendungan. Dimana setelah dilakukan
ujicoba, hasilnya kualitas Semen Gresik adalah yang
terbaik sehingga diputuskan untuk memakai semen
Gresik di proyek tersebut.
Pada era modern, Semen Gresik kembali
menunjukkan posisinya sebagai merk semen yang
memiliki kualitas yang sangat baik. Mahakarya
Jembatan Suramadu sebagai jembatan terpanjang di
dunia, pemenang tender memilih menggunakan
Semen Gresik yaitu semen khusus yang mampu
membantu jembatan Suramadu bertahan lebih dari
100 tahun. Produk yang digunakan adalah special
cement dengan adanya komposisi dan bahan
tertentu
sehingga
akan
menjamin
Jembatan
Suramadu akan tetap kokoh sampai lebih 100 tahun.
Capaian ini tentu semakin mengkokohkan posisi
Semen Gresik sebagai spesialis proyek mahakarya di
Indonesia.

2.1
Perubahan
Semen
Gresik
berstatus multi national corporation

menjadi

Semen
Gresik
terus
berbenah
dan
mengembangkan manajemennya. Dibawah adalah
gambaran transformasi yang telah dilakukan oleh
Semen Gresik hingga sekarang.

Gambar 1. Perubahan dan perkembangan Semen Gresik

Transformasi
Perseroan
sebagai
upaya
meningkatkan kinerja, setelah penerapan Functional
Holding melalui
sinergi
dari
masing-masing
kompetensi perusahaan baik dibidang operasional
maupun
dibidang
pemasaran.
Perseroan
meningkatkan kualitas pengelolaan organisasi dan
melakukan komunikasi yang lebih intensif dengan
pemangku kepentingan di masing-masing operating
company.
Pada
tahun
2012,
Perseroan
semakin
mengintensifkan upaya membentuk strategic holding
company yang lebih menjamin terlaksananya sinergi
5

pada seluruh aspek operasional dari perusahaan


yang bernaung dibawah grup perusahaan. Melalui
pembentukan strategic
holding ini,
Perseroan
meyakini
seluruh
potensi
dan
kompetensi
perusahaan dalam group baik dalam bidang
operasional, produksi dan terutama pemasaran,
dapat disatupadukan dengan semakin baik untuk
memberikan kinerja optimal.
Tanggal 18 Desember 2012 adalah momentum
bersejarah
ketika
Perseroan
melakukan
penandatanganan transaksi final akuisisi 70 persen
saham Thang Long Cement, perusahaan semen
terkemuka Vietnam yang memiliki kapasitas produksi
2,3 juta ton/tahun. Akuisisi Thang Long Cement
Company ini sekaligus menjadikan Perseroan sebagai
BUMN pertama yang berstatus multi national
corporation. Sekaligus mengukuhkan posisi Perseroan
sebagai perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara
dengan kapasitas sampai tahun 2013 sebesar 30 juta
ton per tahun. Ekspansi ke Vietnam bukanlah asalasalan demi status semata, tetapi memiliki strategi
yang sangat penting yaitu menciptakan multi
market, agar perusahaan tidak tergantung pada
single market di pasar domestik. Visi kedepan itu
terbukti pada saat konsumsi semen di pasar
domestik di tahun 2015 menurun, maka pasar di
Vietnam menjadi salah satu penopang perusahaan
untuk terus dapat menciptakan kinerja yang positif.
Terdapat makna lain yang strategis saat
perusahaan mengakuisisi Thang Long Cement

Vietnam, yaitu bahwah perusahaan di Indonesia


khususnya BUMN mampu berkiprah di luar negeri,
bersaing secara bebas dan jauh dari proteksi
Pemerintah. Ini artinya Semen Indonesia siap untuk
terus bertarung di pasar global dan menjadi salah
satu perusahaan semen kelas dunia. Dari aspek SDM
tentu membanggakan bahwa SDM Indonesia mampu
dan
bersaing
secara
global.
Keberhasilan
meningkatkan kinerja Thang Long Cement Vietnam
dari sebelumnya laba operasi minus dan utilitas
kurang dari 66% menjadi laba operasi positif dan
utilitas
produksi
mencapai
kapasitas
100%
menunjukkan bahwa SDM Indonesia khususnya SDM
Semen Indonesia adalah kumpulan SDM berkualitas
dunia dan akan mampu membawa perusahaan
semen ini terbang lebih tinggi dan melompat lebih
jauh lagi. Kinerja cemerlang Thang Long Cement
pada bulan April 2015 meraih penghargaan The Best
Regional Structured Trade Finance Solution di
Hongkong.
Pada tanggal 20 Desember 2012, melalui
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
Perseroan, resmi mengganti nama dari PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, menjadi PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk. Penggantian nama tersebut, sekaligus
merupakan langkah awal dari upaya merealisasikan
terbentuknya
Strategic
Holding
Group
yang
ditargetkan dan diyakini mampu mensinergikan
seluruh kegiatan operasional dan memaksimalkan
seluruh potensi yang dimiliki untuk menjamin

dicapainya kinerja operasional maupun keuangan


yang optimal.
Setelah memenuhi ketentuan hukum yang
berlaku, pada tanggal 7 Januari 2013 ditetapkan
sebagai hari lahir PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
2.2. Peningkatan Kapasitas Produksi
Perusahaan terus meningkatkan kapasitas
produksi dalam upaya mempertahankan pengusaan
pasar pada kisaran 44%. Seiring kebutuhan semen
yang terus meningkat, maka pada tahun 2014
perusahaan
melakukan
serangkaian
proyek
upgrading kapasitas sehingga saat ini kapasitas
perusahaan sebesar 31,8 juta ton per tahun.
Perusahaan terus menambah kapasitas dengan
membangun pabrik baru, yang ditahun 2014 telah
dilakukan ground breaking proyek baru di area
greenfield (lahan baru) Pabrik Rembang 1 dan
perluasan (brownfield) di Pabrik Indarung VI dengan
masing-masing berkapasitas 3 juta ton. Proyek pabrik
baru ini akan selesai pada akhir tahun 2016,
sehingga kapasitas produksi Semen Indonesia
melonjak menjadi 37,8 juta ton pertahun.
Perusahaan sedang proses mendirikan pabrik
baru di Papua dan Aceh sebagai upaya menciptakan
pasar baru yang belum banyak pesaing yang masuk
serta memperkuat jangkauan distribusi yang lebih
luas. Pabrik Papua selain memenuhi kebutuhan
semen di Indonesia timur dapat dijadikan sebagai

basis ekspor ke Papua Nugini, Selandia Baru,


Australia dan negara kepulauan di Pasifik. Sedangkan
pabrik di Aceh akan memperkuat sinergi dengan
pabrik di Vietnam, karena pabrik di Aceh dapat
dijadikan sebagai basis ekspor ke Malaysia, Myanmar
serta Asia Selatan, Timur Tengah dan lainnya.
Sejak melaksanakan transformasi, kinerja
perusahaan terus tumbuh setiap tahunnya dan di
tahun 2014 mencatatkan keuntungan sebesar Rp 5,4
triliun, sehingga memberikan kontribusi besar bagi
pendapatan negara dalam bentuk deviden lebih dari
Rp 1,1 triliun belum termasuk kontribusi dalam
bentuk pajak. Menciptakan multiplier effek yang
besar ditingkat daerah melalui kontribusi PAD,
penyerapan tenaga kerja, bergeraknya ekonomi lokal
serta pemberdayaan masyarakat melalui program
CSR.
2.3. Produk Semen Indonesia
PT Semen Indonesia memproduksi berbagai
jenis semen. Semen utama yang di produksi adalah
Semen Portland Tipe I (OPC). Di samping itu juga
memproduksi berbagai tipe khusus dan semen
campuran (mixed cement), untuk penggunaan yang
terbatas dan dalam jumlah yang lebih kecil daripada
OPC. Berikut ini penjelasan mengenai jenis semen
yang di produksi serta pengunaannya.
1. Ordinary Portland Cement Tipe I
Semen hidrolis yang dipergunakan secara luas
untuk konstruksi umum, seperti konstruksi bangunan

yang tidak memerlukan persyaratan khusus, antara


lain
bangunan
perumahan,
gedung-gedung
bertingkat, jembatan, landasan pacu dan jalan raya.
2. Portland Composite Cement (PCC)
Adalah
bahan
pengikat
hidrolis
hasil
penggilingan bersama-sama terak, gypsum, dan satu
atau lebih anorganik. Kegunaan semen jenis ini untk
konstruksi beton umum, pasangan batu bata,
plesteran, selokan, pembuatan elemen bangunan
khusus seperti beton pracetak, beton pratekan, dan
paving block.
3. Super Masonary Cement (SMC)
Adalah semen yang dapat digunakan untuk
konstruksi perumahan dan irigasi yang struktur
betonnya maksimal K225. Dapat juga digunakan
untuk bahan baku pembuatan genteng beton hollow
brick, paving block, dan tegel.
4. Oil Well Cement, Class G-Hsr (HIGH SULFATE
RESISTANCE)
Merupakan semen khusus yang digunakan
untuk pembuatan sumur minyak bumi dan gas alam
dengan kontruksi sumur minyak di bawah permukaan
laut dan bumi. OWC yang telah diproduksi adalah
Class G, High Sulfat Resistance (HSR) disebut juga
sebagai (Basic OWC". Aditif dapat ditambahkan untuk
pemakaian
pada
berbagai
kedalaman
dan
temperature tertentu.
5. Special Blended Cement(SBC)
Adalah semen khusus yang diciptakan untuk
pembangunan mega proyek jembatan Surabaya
Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk

10

bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam


bentuk curah.
2.4. Infrastruktur Distribusi
Ketepatan waktu pengiriman merupakan hal
yang penting yang harus diperhatikan oleh PT Semen
Gresik (persero) tbk. Perusahaan Semen Gresik
dalam pendistribusiannya menggunakan jalur darat,
laut, gudang penyangga, dan pengantongan semen.
Usaha yang saat ini dijalankan perusahaan melalui
jalur
laut
dengan
memanfaatkan
beberapa
pelabuhan di Indonesia seperti Teluk Bayur dengan
kapasitas daya angkut kapal mencapai 90.000 ton.
Dan di Tuban perusahaan juga memiliki jalur laut
yang terletak di pelabuhan Tuban dengan kapasitas
daya angkut kapal mencapai max 40.000 ton.
Gudang penyangga juga berfungsi dalam
pendistribusian kepada konsumen akhir atupun
konsumen organisasi. Fungsi gudang penyangga itu
sendiri adalah sebagai tempat untuk menyimpan
semen yang telah dikemas dan siap untuk dikirim ke
distributor dan disalurkan untuk dapat memenuhi
kebutuhan konsumen. PT Semen Gresik mempunyai
gudang penyangga hanya di daerah Jawa Barat, Jawa
Tengah, DIY, Jawa Timur dan Bali.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumen
dengan cepat, PT Semen Gresik mendirikan
pengantongan semen di berbagai provinsi guna
mempercepat
proses
pengemasan
dan
pendistribusian.
Provinsi yang menjadi tempat
stategis
dalam
pengantongan
semen
dari
11

perusahaan Semen Gresik antara lain, Aceh,


Belawan, Batam, Teluk Bayur, Tanjung Priok,
Ciwandan, Pelabuhan Tuban, Pelabuhan Gresik,
Makasar, Bingkasi, Banjarmasin, Samarinda, Bitung,
Ambon dan rencana perusahaan akan mendirikan
satu
pengantongan
semen
untuk
memenuhi
kebutuhan semen di daerah Papua.
2.5. Anak Perusahaan dan Penjualan Semen
Anak perusahaan memainkan peranan yang
sangat penting sebagai strategic partner, maupun
sebagai pendukung community development. Anak
perusahaan diharapkan mampu mendukung bisnis
inti Semen Indonesia selaku holding company dan
memberikan kontribusi sebesar-besarnya untuk
mencapai keunggulan kompetitif dan perkembangan
perusahaan secara terus menerus. Keberadaan anak
usaha diharapkan dapat memberi sinergi yang
bermanfaat untuk mendukung pencapaian tujuan
perusahaan. Semen Indonesia memiliki beberapa
anak perusahaan afiliasi dan lembaga penunjang.
Anak perusahaan penghasil semen di antaranya
adalah PT. Semen Padang, PT. Semen Gresik, PT.
Semen Tonasa, dan Thang Long Cement Joint Stock
Company
Dari tahun ke tahun pejualan semen Indonesia
terus meningkat, hanya pada tahun 2015 terjadi
penurunan meski tidak terlalu banyak. Namun pada
tahun 2015, terjadi kenaikan volume ekspor yang
cukup signifikan. Tiga anak perusahaan di dalam

12

negeri mempunyai 3 merk semen yang berbeda. Dari


ketiganya, penjualan didominasi oleh semen gresik,
disusul oleh semen padang dan terakhir adalah
semen Tonasa. Tren laju penjualan total dan masingmasing merk bisa dilihat pada tabel dan grafik di
bawah ini.
Tabel 1. Data penjualan terkini Semen Indonesia
Semen
Indonesia
Dalam negeri
Ekspor
total

2011
19.591.30
0

2012
22.477.44
5

2013
25.449.7
14

2014
26.155.91
8

2015
25.968.7
89

127.148
19.718.44
8

76.946
22.554.3
91

328.756
25.778.4
70

197.284
26.353.2
02

481.943
26.450.
732

Gambar 2. Laju penjualan masing-masing brand semen


Indonesia di dalam negeri

BAB III
GAMBARAN SUPPLY DEMAND SEMEN NASIONAL
Semen adalah komoditas yang sangat
strategis
bagi
Indonesia.
Sebagai
negara
berkembang yang terus melakukan pembangunan,
13

semen menjadi sesuatu kebutuhan yang mutlak. Hal


ini diperkuat dengan pembangunan infrastruktur
akan terus dilakukan di berbagai daerah dalam
beberapa tahun kedepan. Oleh karena itu, industrI
semen dituntut mampu memenuhi permintaan
semen yang semakin naik dengan penyebaran yang
semakin meluas.
Hingga saat ini produksi semen nasional
diutamakan untuk memenuhi kebutuhan semen
dalam negeri, sedangkan kelebihannya untuk ekspor.
Jumlah produksi disesuaikan dengan permintaan
pasaran dalam negeri dan potensi ekspor. Beberapa
pabrik semen tersebut dalam rangka diversifikasi
produk, juga memproduksi semen tipe khusus yang
produksinya
masih
terbatas
sesuai
dengan
permintaan (seperti tipeII, V, OWC dan FlyAsh
Cement, Pozzolan Cement, Blended Cement, dan lain
sebagainya).
Semen merupakan salah satu komoditi bahan
bangunan yang mempunyai peran penting terhadap
kelancaran pembangunan, khususnya pembangunan
sektor konstruksi. Sampai saat ini semen sebagai
bahan bangunan belum mempunyai substitusi
barang lain yang ekonomis, oleh karena itu
perkembangan industri semen dan permintaan
semen akan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi wilayah atau Negara.
Pola supply-demand semen nasional yang
terjadi saat ini dapat menunjukkan gambaran
mengenai
produksi
(pasokan)
dan
konsumsi
(permintaan) di Indonesia. Secara teoritis, produksi
semen sangat dipengaruhi oleh tingkat konsumsinya.
14

Artinya bahwa makin tinggi tingkat konsumsi


masyarakat terhadap semen akan makin menarik
bagi perusahaan untuk meningkatkan produksinya.
3.1. Turunnya pertumbuhan Demand Semen
Nasional Dalam tiga tahun terakhir
Apabila ditarik rentang waktu selama tiga
tahun terakhir tampak pelemahan pertumbuhan
demand semen domestik. ASI mencatat pada 2011
pertumbuhan konsumsi nasional mencapai 17%,
pada 2012 susut menjadi 14,5%, lantas pada 2013
terjun bebas hanya tumbuh 5,8%, dan tahun 2014
hanya 3,3%
Dari sisi penjualan semen secara nasional
tidak terlalu mengalami kenaikan. Sepanjang tahun
2015 penjualan semen secara nasional hanya
tumbuh sebesar 1,8 persen menjadi 61 juta ton
dibandingkan penjualan tahun 2014 yang sebesar
59,9 juta ton. Meski demikian ASI masih yakin bahwa
mulai tahun 2016 penjualan semen akan terus
meningkat seiring dengan baru dimulainya proyek
infrastruktur pemerintah tahun ini. Jika proyek
infrastruktur berjalan lancer, bisnis properti, bunga
bank bagus, pengambilan kredit mudah, situasi
perpajakan baik, komoditas booming maka bisa
dipasikan Indonesia akanmembutuhkan banyak
semen. Dengan melihat perkembangan yang ada,
diperkirakan pada tahun 2016 akan ada kenaikan
permintaan semen sekitar
10% atau sekitar 64
sampai 66 juta ton.
Tabel 2. Proyeksi pertumbuhan konsumsi semen nasional

15

3.2. Naiknya Kapasitas Produsen Semen


Nasional
Industri semen nasional dikuasai tiga pemain
besar, yaitu Semen Gresik Group, Indocement Group
dan Holcim Group.
Perkembangan kapasitas dan konsumsi semen
nasional terkini di gambarkan dalam grafik di bawah
ini

Gambar 3. Pertumbuhan pasar semen indonesia

Naiknya permintaan atau konsumsi semen pada


dasarnya dikarenakan pada 3 hal, yaitu banyaknya
proyek infrastruktur, pertumbuhan pendapatan kelas
menengah penduduk di beberapa wilayah, serta
terjadinya urbanisasi dimana berdampak kebutuhan
akan
tempat
tinggal
di
perkotaan
yang

16

membutuhkan
bahan
bangunan
permanen.
Sedangkan
meningkatnya
kapasitas
terjadi
dikarenakan banyaknya produsen yang membangun
pabrik baru dan meningkatkan kapasitasnya mulai
tahun 2013 sampai 2015. Peningkatan kapasitas ini
untuk menyongsong munculnya pasar baru yaitu
Masyarakat ekonomi Asean (MEA).
Pada Gambar 1 terlihat bahwa konsumsi
semen nasional terus meningkat dari tahun ketahun
(meskipun secara tingkat pertumbuhan mengalami
penurunan). Hal ini juga memacu para produsen
semen meningkatkan kapasitas produksi. Beberapa
produsen semen telah membangun pabrik baru
sehingga diperkirakan kapasitas produksi semen
nasional akan meingkat tajam beberapa tahun ke
depan saat semua pabrik baru beroperasi.
Dari tahun 2014 hingga 2018 utilitas pabrik
semen akan berada pada kisaran di atas 75%. Utilitas
adalah riil produksi dibagi kapasitas produksi
dikalikan seratus persen. Dalam hal ini diasumsikan
jumlah produksi kurang lebih sama dengan jumlah
konsumsi. Sebab, sifat semen adalah tidak tahan
lama disimpan di gudang. Pertumbuhan kebutuhan
semen diperkirakan bisa naik pada 10-15% per
tahun, jika pemerintah merealisasikan pembangunan
infrastruktur
sebagaimana
direncanakan.
Pada
tingkat pertumbuhan tersebut pun tingkat konsumsi
masih belum melebihi kapasitas yang ada hingga
tahun 2018.
Hingga 2018 pabrik baru yang akan melakukan
kegiatan produksi adalah pabrik semen milik PT
Semen Gresik di Rembang, PT Semen Padang di
17

Indarung, PT Cemindo Gemilang di Bayah Banten.


Adapun rencana perluasan pabrik Bosowa ditunda.
Sementara ada dua produsen baru lainnya yang
serius membangun pabrik di dalam negeri, tetapi
belum pada tingkat pembangunan fisik. Keduanya
adalah SDIC (China) di Papua dan Ultra Technology
Cement (India) di Wonogiri Jawa Tengah.
Tabel 3. Perkembangan Kapasitas Produksi dan Proyeksi
Konsumsi Semen Nasional, (ribu ton)
NO PRODUSEN SEMEN
1
INDOCEMENT
TUNGGAL PERKASA
2
SEMEN TONASA
3
SEMEN PADANG
4
SEMEN GRESIK
5
HOLCIM INDONESIA
6
SEMEN BOSOWA
MAROS
7
SEMEN ANDALAS
INDONESIA
8
SEMEN BATURAJA
9
SEMEN KUPANG
10 SEMEN JAWA [SCG]
11 CEMINDO GEMILANG
KAPASITAS SEMEN
NASIONAL

2014
2015
2016
2017
2018
20,500 24,900 27,400 29,900 29,900
7,500
7,500
7,500
10,500 11,530 14,530
13,800 13,800 16,800
9,100 12,400 12,400
5,500
5,500
5,500
3,200

3,200

3,200

7,500
14,530
16,800
12,400
5,500

7,500
14,530
16,800
12,400
5,500

3,200

3,200

2,000
570

2,000
3,850
3,850
3,850
570
570
570
570
1,800
1,800
1,800
1,800
750
750
4,750
4,750
4,750
73,420 83,950 98,300 100,800 100,850

JIka pun investor dari China berhasil


merealisasikan rencana relokasi pabrik mereka di
Indonesia, maka pengaruhnya tidaklah signifikan
terhadap kelebihan suplai semen dalam negeri.
Sebab, total kapasitas produksi kelima calon investor
tersebut hanya mencapai 20 juta ton per tahun saja.
Sehingga total kapasitas produksi nasional pada
2017 mencapai 120,85 juta ton.
Tabel 4. Calon Investor dari China dan Kapasitas Produksi
N

CALON INVESTOR

JUTA TPT

LOKASI

18

O
1 CHINA ANHUI
2
3
4
5

CHINA TRIO INT'L. ENG CO. LTD


PT JUI SHIN INDONESIA
CHINA TRIUMPH INTL. ENG. CO.
LTD
WILMAR GROUP
TOTAL

12.500KALSEL, KALTIM, KALBAR,


PAPU BARAT
1.500SUBANG, JABAR
2.500KARAWANG, JABAR
1.500GROBOGAN, JATENG
2.000BANTEN
20.000

Pada dasarnya, kelebihan produksi pada


beberapa tahun terakhir tidak perlu dirisaukan
karena diyakini pertumbuhan konsumsi semen akan
terus meningkat. Selain itu, ada dua fakta yang bisa
menjadi dasar para produsen semen untuk terus
berinvestasi menambah kapasitasnya, yaitu pada
tahun 2013 Indonesia pernah mengimpor Portland
semen sebanyak 1.365.200 ton. Untuk pengimporan
tersebut menghabiskan devisa sebanyak US$ 100,99
juta. Jika dikurs ke rupiah pada Rp 10 ribu saja,
artinya kita menghabiskan dana sebanyak Rp 1,0
triliun. Hal ini membuktikan kita belum sepenuhnya
swasembada semen. Jika ada kelebihan pasokan
dalam
negeri,
sebenarnya
Indonesia
sangat
berpeluang untuk melakukan ekspor. Singapura
merupakan pengimpor terbesar Portland cement di
dunia. Secara geografis Singapura sangat dekat
dengan Indonesia, sehingga seharusnya produsen
semen Indonesia mampu menekan harga distribusi
untuk bersaing dengan negara-negara eksportir
utama ke negara ini, yakni Jepang, Taiwan dan China,
yang ketiganya pada 2013 memasok 85% kebutuhan
semen negara ini.
Bagi produsen semen swasta tidak akan
mudah untuk bertarung di proyek mengingat
19

infrastruktur yang akan dibangun pemerintah dewasa


ini cenderung diberikan kepada perusahaanperusahaan BUMN. Di sisi retail, ajang persaingan
baru akan terjadi di luar Jawa yakni di Kalimantan,
Sulawesi dan Papua karena pemain baru akan masuk
ke wilayah tersebut yang tentu saja dengan harga
yang kompetitif. Sementara kondisi persaingan di
Jawa Barat akan makin berat persaingan oleh karena
hadirnya SCG dan Merah Putih. Mengapa bisa
demikian? Karena karakter konsumen semen di Jawa
Barat tidak seloyal di Jawa Timur, Sulawesi Selatan
atau di Sumatera Barat. Tingkat loyalitas hanya
sekitar 80 persen. artinya, ada 20% konsumen yang
mudah
berpindah
merek,
dimana
mereka
mementingkan harga dari pada kualitas (price
concern).
Jadi
jika dengan
optimis pertumbuhan
konsumsi semen mampu mencapai 15% pertahun di
masa mendatang, maka dengan kapasitas produksi
yang ada saat ini, di tahun 2020 akan terjadi
kekurangan supply semen nasional. Belum lagi
dengan luasnya kebutuhan semen di Negara ASEAN
dimana mulai 2016 seharusnya produsen semen
nasional juga memperluas pasarnya hingga di
seluruh wilayah Asia Tenggara.

20

Gambar 4. Proyeksi kondisi


nasional di tahun mendatang.

Supply

demand

semen

3.3. Potensi pasar semen di Jawa Timur


konsumsi semen baik di tingkat Nasional
maupun provinsi menunjukkan tren kenaikan dari
tahun ke tahun. Hal ini terutama disebabkan oleh
pertumbuhan ekonomi yang meningkat serta terus
dilakukannya pembangunan infrastruktur di berbagai
wilayah indonesia. Di Jawa Timur sendiri kenaikan
tersebut cukup signifikan. Tren konsumsi semen di
Jawa Timur bisa dilihat pada grafik dan tabel di
bawah ini. Konsumsi semen di jawa timur pada tahun
2012 tercatat sebesar 6.964.532 ton, tahun 2013
sebesar 7.400.367 ton kemudian naik menjadi
7.997.366 ton pada tahun 2014 dan data terakhir
pada tahun 2015 adalah 8.100.049 ton.

21

Gambar 5. Tren kenaikan konsumsi semen di Jawa Timur

Di pulau Jawa, Jawa Timur merupakan provinsi


dengan konsumsi semen yang terbesar setelah Jawa
Barat. Provinsi jawa barat pada tahun 2015
mencatatkan konsumsi semen sebesar 8.933.035
ton. Di bawah Jawa Timur adalah provinsi Jawa
Tengah dengan konsumsi semen sebesar 7.124.229
ton pada tahun 2015, disusul oleh Jakarta dengan
konsumsi semen sebesar 5.314.457 ton. Konsumsi
semen terkecil di pulau Jawa adalah Yogyakarta yang
hanya mengkonsumsi semen sebesar 940.386 ton
pada tahun 2015.

22

Gambar 6. Tren kenaikan konsumsi semen Jawa Timur


dibandingkan provinsi lain di pulau jawa

Besarnya konsumsi semen di jawa Timur ini


sangat terlihat jika dibandingkan dengan konsumsi
semen di beberapa pulau lain di Indonesia. Konsumsi
semen di Jawa Timur pada tahun 2015 masih lebih
besar dari konsumsi semen di pulau kalimantan yang
hanya sebesar 4.060.649 ton, di pulau Sulawesi
sebesar 4.785.364 ton atau di Nusa Tenggara sebesar
3.255.259 ton. Konsumsi semen Jawa Timur juga
lebih besar dari konsumsi semen di Maluku & irian
jaya yang hanya mengkonsumsi semen sebesar
1.340.297 ton pada tahun 2015. Perbandingan
konsumsi semen di Jawa Timur dengan beberapa
pulau lain bisa dilihat pada grafik di bawah ini.
Jadi potensi pasar semen di Jawa Timur sangat
besar jika dibandingkan dengan berbagai wilayah lain
di indonesia. Oleh karena itu banyak investor baik
investor dalam negeri (pemerintah dan swasta)
maupun luar negeri yang tertarik untuk mendirikan
pabrik semen di Jawa Timur.

23

Gambar 7. Tren kenaikan konsumsi semen Jawa Timur


dibandingkan pulau lain di indoonesia

Berdasarkan tren kenaikan dari tahun ke


tahun,
maka
diprediksi
pada
tahun-tahun
mendatang, konsumsi semen di jawa Timur akan
terus meningkat dengan tajam. Hal ini diperkuat
dengan adanya kebijakan
pemerintah yang
memprioritaskan pembangunan infrastruktur di
berbagai wilayah Indonesia
3.4. Proyeksi kebutuhan Semen di Jawa Timur
Besarnya kebutuhan semen di Jawa Timur ini
tidak lepas dari banyaknya penduduk di Jawa Timur
serta tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi di Jawa
Timur. Dari tahun ke tahun di Jawa Timur terjadi
peningkatan terhadap kebutuhan akan rumah
tinggal. Saat ini sedang gencar di bangun proyek
bangunan vertical (apartement) khususnya di
Surabaya. Oleh karena itu diprediksi kebutuhan
semen di Jawa Timur terus akan meningkat dengan
pertumbuhan 10% sampai 15% pertahun.
24

Pada tabel 5. di bawah ini terlihat konsumsi


semen di Jawa Timur yang terus meningkat dengan
rata-rata tingkat pertumbuhan 8,02%. Peningkatan
tertinggi terjadi di tahun 2012 dan peningkatan
terendah terjadi di tahun 2015. Di tahun 2015 terjadi
kelesuan
perekonomian
dimana pembangunan
beberapa proyek infrastruktur terjadi penundaan.
Namun dengan adanya penurunan pertumbuhan
konsumsi semen di tahun 2015, produsen semen
justru semakin gencar meningkatkan penjualan
ekspornya.
Tabel 5. Tingkat pertumbuhan konsumsi semen di Jawa
Timur

Diyakini pada tahun 2016 dan beberapa tahun


mendatang kebutuhan semen di Jawa timur mulai
meningkat tajam dengan dimulainya kembali
pembangunan infrastruktur yang sempat tertunda di
tahun-tahun
sebelumnya.
Dengan
prediksi
pertumbuhan konsumsi semen sebesar 15%, maka
kebutuhan semen di jawa Timur akan melonjak
sampai 16.292.900 ton pada tahun 2020.

25

Gambar 8. Proyeksi kebutuhan semen di Jawa Timur

3.5. Ketersediaan Bahan Baku Semen di Jawa


Timur
Dari sisi ketersediaan bahan baku semen, Jawa
Timur
merupakan
wilayah
yang
mempunyai
cadangan bahan baku semen cukup melimpah. Pada
grafik di bawah ini terlihat ketersediaan bahan baku
semen di jawa timur. Data tersebut masih akan terus
berubah dengan kecenderungan peningkatan jumlah
masing-masing bahan baku karena masih ada
beberapa daerah berpotensi memiliki sumber daya
alam yang mendukung ketersediaan bahan baku
semen namun belum tereksplorasi hingga sekarang.

26

Gambar 9. Ketersediaan bahan baku industri semen di


Jawa Timur

Gambar 10. Ketersediaan cadangan bahan baku industri


semen di Jawa Timur (Ha lahan galian mineral)

27

3.6. Peluang Berlakunya MEA di tahun 2016


Tahun
2016
ini
merupakan
awal
diberlakukannya perdagangan bebas ASEAN, atau
sering dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA). Indonesia adalah salah satu Negara yang
menandatangani
perjanjian
tersebut.
Hal
ini
merupakan peluang sekaligus tantangan bagi dunia
ekonomi dalam Negeri, terlebih jika melihat bahwa
produk-produk lokal unggulan Indonesia hendaknya
mampu bersaing dengan produk luar Negeri.
Indonesia yang berpenduduk sekitar 237 juta
jiwa adalah pasar yang besar, yakni sekitar 40% dari
total penduduk di Asia Tenggara. Bagi pelaku usaha
di Indonesia, ini merupakan peluang sekaligus
tantangan untuk mengambil pasar di dalam dan luar
Negeri. Tantangannya adalah seberapa kuat Industri
dan produk lokal Indonesia dapat bersaing dengan
Industri dan produk di Negara ASEAN.
Potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber
daya manusia (SDM) yang sudah ada merupakan
modal utama Indonesia, terutama Jawa Timur, untuk
bersaing di MEA. Pemerintah Provinsi Jawa Timur
mempunyai peran yang sangat besar untuk
meningkatkan produktifitas dan daya saing produk
lokal agar mampu bersaing dengan Negara peserta
MEA. Daya saing itu, antara lain, dipengaruhi oleh
faktor infrastruktur, kesinambungan antara pasokan
sumber energi dan bunga perbankan yang rendah.
Oleh karena itu, yang perlu segera dilakukan oleh

28

Pemerintah Provinsi adalah mengatasi problem daya


saing dan berusaha memasarkan produk local secara
maksimal ke Negara anggota ASEAN.
Meski pun MEA resmi berlaku pada 1 Januari
2016. Namun sebenarnya pasar bebas industri
semen sudah terjadi pada tahun 1991, yang ditandai
dengan bea masuk 0% bagi negara ASEAN yang
memasarkan produknya ke pasar nasional. MEA
bukanlah kendala bagi Industri Semen di Indonesia,
bahkan menjadi peluang besar untuk memasarkan
produknya ke seluruh negara ASEAN.
Ada tiga
negara produsen semen terbesar di ASEAN yaitu
Thailand, Vietnam dan Indonesia, sisanya adalah
negara pengimpor semen. Masih ada 31,5 juta ton
peluang pasar yang bisa diisi, ini berarti ceruk yang
sangat besar.
Salah satu produsen semen terbesar di
Indonesia yang berada di Jawa Timur, PT Semen
Indonesia, telah siap bertanding di pasar bebas
tingkat Asia Tenggara ini. Hal ini dibuktikan dengan
akuisisi Thang Long Cement Vietnam yang
berhadapan langsung dengan negara-negara ASEAN.
PT Semen Indonesia juga telah menyiapkan SDM
untuk menghadapi MEA dengan mendirikan Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP SMI Group) yang berkerjasama
dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Lembaga ini bertujuan menciptakan dan memperkuat
daya saing PT Semen Indonesia di industri semen
ASEAN.

29

BAB IV
PERMASALAHAN
PENGEMBANGAN
DIMASA MENDATANG

SEMEN

Pada
jangka
panjang,
dengan
optimis
diasumsikan laju pertumbuhan kebutuhan semen
bisa mencapai 15% per tahun
diprediksi
akan
terjadi kondisi marginal antara pasokan dan
kebutuhan semen pada tahun 2019. Dengan
demikian perlu dilakukan upaya perluasan atau
pembangunan pabrik baru pada tahun 2016 agar di
tahun 2019 sudah bisa beroperasi.
Namun di sisi lain, industri Semen dihadapkan
pada beberapa permasalahan antara lain sebagai
berikut:
1. Mulai terbatasnya potensi batu kapur di pulau
Jawa. Dimana pulau jawa merupakan pulau
dengantingkat konsumsi semen paling banyak
(lebih dari 60%);
2. Kontinuitas pasokan batubara yang tidak terjamin
untuk waktu jangka panjang;

30

3. Masih terdapatnya masalah pengamanan bahan


baku jangka menengah dan jangka panjang;
4. Efisiensi energi pada proses pembuatan klinker
belum optimal;
5. Terdapat beberapa pabrik yang sudah tua dan
perlu pembaharuan teknologi yang disesuaikan
dengan ketersediaan kualitas bahan baku, energi
dan bahan bakar;
6. Bahan bakar batubara dan energy lainnya untuk
jangka panjang perlu diperlukan pengamanan;
7. Kemampuan
penanganan /pengelolaan
gas
buang/emisi
perlu
terus ditingkatkan untuk
menekan pencemaran lingkungan; dan
8. Fasilitas pelabuhan khususnya di wilayah KTI yang
belum memadai mengakibatkan sering terjadinya
demorage bagi kapal pengangkut semen yang
sandar, sehingga berakibat tingginya biaya
distribusi.
Untuk mengembangan industri semen di Jawa
Timur, perlu segera diambil langkah-langkah
antisipatif sejak dini agar kemungkinan terjadinya
kekurangan
suplai
semen
pada
tahun-tahun
mendatang bisa dihindari. Meskipun pada saat ini
utilisasi
pemanfaatan
kapasitas
pabrik
baru
mencapai sekitar 75%, dengan memperhatikan
pertumbuhan
permintaan
yang
diperkirakan
mencapai sekitar sekitar 10% - 15%, akan
menyebabkan terjadinya kekurangan pasokan semen
bila tidak ada penambahan kapasitas/pembangunan
pabrik baru.
Selain Perlunya penambahan kapasitas untuk
mengantisipasi
terus
meningkatnya
permintaa
31

semen,
para
pelaku
industri
juga
harus
mempersiapkan insfrastruktur untuk mempermudah
dan mempercepat jalur distribusi. Salah satu cara
adalah dengan memperbanyak packing plant di
daerah-daerah
yang
fasilitas
transportasinya
terbatas.
Dalam jangka pendek, untuk mengantisipasi
oversupply dalam satu atau dua tahun ke depan,
pelaku industri harus berupaya meningkatkan pasar
ekspor terutama di Negara-negara asean. Telah
diberlakukannya MEA harus benar-benar dijadikan
peluang untuk memperluas jaringan pemasaran
semen ke tingkat ASEAN.
Pemerintah dalam hal ini sebagai pembuat
regulator
sudah
seharusnya
memberikan
dukungannya agar pencapaian target-target yang
ada di bidang industry terutama semen bisa
terwujud. Hal ini kemudian diwujudkan
oleh
Kementerian Perindustrian pada tahun 2009 dengan
mengeluarkan
Permen
Nomor:104/MInd/Per/10/2009 Tentang Peta Panduan (RoadMap)
Pengembangan Klaster Industri Semen pada tanggal
14 Oktober 2009. Permen ini sebagai kelanjutan dari
Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang
Kebijakan Industri Nasional.
Semen merupakan komoditi strategis yang
memanfaatkan potensi sumber daya alam bahan
galian nonlogam berupa batu kapur,tanah liat, pasir
besi
dan
gypsum
(diimpor)
melalui
proses
pembakaran temperature tinggi (di atas 1.000 oC).
Produsen semen nasional telah mampu memproduksi
11 jenis semen menurut kegunaannya, namun yang
32

paling banyak digunakan adalah semen Portland


(tipe I-V), semen komposit / campur dan semen
putih. Hasil produksi diutamakan untuk memenuhi
kebutuhan
nasional
untuk
mendukung
pembangunan
infrastruktur
dan
perumahan,
sedangkan kelebihan produksi bisa diekspor agar
proses produksi berkesinambungan dan silo-silo tidak
penuh.
Meskipun dengan laju
pertumbuhan yang
fluktuatif, namun kebutuhan semen dipastikan akan
terus meningkat terutama di Jawa dan Sumatera.
Peningkatan
kebutuhan semen secara nasional
diasumsikan 10%-15% pertahun didasarkan pada 2
faktor penting yaitu:
1. Pertumbuhan Ekonomi Nasional (PDB) yang
diestimasi sekitar 4%5%;
2. Kebutuhan semen perkapita masih relative rendah
(150 kg/kapita) di antara negara ASEAN.
Dengan ada dua faktor tersebut ditambah dengan
harapan berjalannya program pemerintah untuk
pembangunan
infrastruktur
besar-besaran
di
berbagai wiayah di Indonesia, maka asumsi
pertumbuhan kebutuhan semen secara maksimal
dapat dicapai.

BAB V

ANALISA SWOT PENGEMBANGAN


SEMEN DI JAWA TIMUR

INDUSTRI

Agar
bisa
membuat
strategi
untuk
mengembangkan industri semen di masa mendatang,
33

maka diperlukan analisa SWOT.Analisa dilakukan


melalui identifikasi kekuatan dan kelemahan diri
dipadukan dengan menganalisa peluang dan
ancaman dari lingkungan sekitar. Pada kasus industri
semen yang dikaitkan dengan promosi potensi jawa
timur untuk menarik minat investor, maka faktor
yang menjadi kekuatan adalah:
1. Tersedianya pasokan bahan baku semen di
sejumlah wilayah di Jawa Timur
2. Secara geografis, Jawa Timur adalah wilayah
pesisir yang dekat dengan laut lepas sehingga
jalur distribusi ke luar pulau bisa dilakukan secara
lebih mudah
3. Tersedia SDM yang produktif dengan tingkat
pendidikan yang tinggi
4. Adanya dukungan dari pemerintah Daerah untuk
pengembangan industri Semen
Sedangkan sejumlah faktor yang dapat dianggap
sebagai kelemahan yang menghambat kinerja
industri semen dan investasi di bidang industri
semen, antara lain:
1. Masih adanya resistensi dari penduduk lokal
terutama ring I yang melakukan penolakan
terhadap kegiatan industrialisasi di wilayahnya
2. Masih rawannya konflik ketenagakerjaan terkait
pengaturan standart upah minimum regional
(UMR)
3. Kestabilan ekonomi dan politik yang masih belum
mantap
Dari sisi lingkungan sekitar, peluang-peluang yang
ada untuk bisa kita manfaatkan adalah:

34

1. Adanya rencana pembangunan indfrastruktur di


berbagai wilayah oleh pemerintah pusat
2. Banyaknya
investor
yang
tertarik
untuk
berinvestasi di Indonesia, khususnya Jawa Timur
3. Terbukanya
pasar
bebas
Asean
yang
memudahkan kita menawarkan produk dan
potensi wilayah ke Negara tetangga
Namun kita juga harus waspada dengan beberapa
ancaman yang muncul, yaitu:
1. Kemungkinan naiknya harga bahan energi seperti
minyak dan batu bara akan menambah biaya
produksi dan distribusi semen secara signifikan
2. biaya produksi juga bisa meningkat akibat dari
pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD
mengingat kurang lebih 50% biaya produksi
berdenominasi USD
3. Serta bermunculannya pesaing baru dari manca
Negara, baik persaingan di bidang industry,
produk, maupun tenaga kerja
4. Issue industri hijau ramah lingkungan. Dimana
seringkali industri semen dikaitkan sebagai
penyumbang emisi CO2 di alam sekitar yang akan
menyebabkan pemanasan global
Dari berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
dipadu dengan peluang untuk mengatasi ancaman
yang muncul, maka dikembangkanlah berbagai
strategi atau kebijakan seperti di bawah ini:
a) Peningkatan kapasitas /pasokan semen
b) Pembangunan insfrastruktur penunjang (packing
plant, fasilitas jalan, pelabuhan, dan transportasi)
c) Peningkatan volume eksport
d) Promosi potensi wilayah ke Negara-negara
ASEAN
35

a)
b)
c)
d)
e)
f)

Mempercepat
pembangunan
insfrastruktur/perumahan rakyat
Mengedukasi masyarakat terkait industri Hijau
dan ramah lingkungan
Menjaga kestabllan ekonomi dan politik di
daerah
Memberikan pelatihan dan sertifikasi bagi calon
tenaga kerja
Melakukan inovasi untuk efisiensi prodeksi
Menjaga lingkungan sekitar area industri agar
tetap seimbang dan tidak rusak
Memanfaatkan energi terbarukan agar tidak
tergantung ke energy fosil

36

BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisa
yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. konsumsi semen di Jawa Timur yang terus
meningkat dengan rata-rata tingkat pertumbuhan
8,02%. Peningkatan tertinggi terjadi di tahun 2012
dan peningkatan terendah terjadi di tahun 2015.
Konsumsi Semen Jatim pada Tahun 2015 sebesar
8,1 juta ton dan merupakan konsumsi semen
tertinggi kedua setelah Jawa Barat dan masih
melebihi konsumsi beberapa pulai lain seperti
Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan
Irian Jaya.
2. Diprediksi, dengan gencarnya pembangunan
infrastruktur di Jawa Timur dan pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur yang sangat tinggi, yaitu 5,3
di tahun 2015, maka pertumbuhan konsumsi
Semen di Jawa Timur akan mencapai 10%-15%
pertahun.
3. Sementara ini, secara nasional terjadi oversupply
produk semen karena beberapa produsen Semen
meningkatkan
kapasitasnya
dalam
rangka
berlakunya
MEA,
Namun
jika
prediksi
pertumbuhan kebutuhan semen nasional bisa
mencapai 15% pertahun, maka pada tahun 2019
37

mulai akan terjadi kekurangan pasokan semen


nasional. Hal ini didukung oleh fakta bahwa
konsumsi semen domestik perkapita Indonesia
masih relative rendah (150kg/kapita) sehingga
masih sangat berpeluang untuk ditingkatkan.
4. Untuk mengantisipasi oversupply produk semen
beberpa tahun ke depan, maka salah satu solusi
adalah meningkatkan pangsa pasar ekspor
dimana mulai tahun 2016 pasar ASEAN menjadi
sangat terbuka.
5. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk
berinvestasi sehingga beberapa tahun lagi saat
permintaan semen sudah meningkat tajam, pabrik
semen yang dikembangkan sudah siap untuk
beroperasi dan ikut meramaikan persaingan yang
ada. Dalam hal ini, Jawa Timur merupakan wilayah
dengan ketersediaan bahan baku yang cukup
melimpah sehingga sangat cocok untuk tempat
pengemangan pabrik semen baru.

5.2.

Rekomendasi

Rekomendasi yang bisa diberikan, baik kepada


pelaku industri maupun pemerintah terkait dengan
perkembangan industri semen di Jawa Timur adalah:
1. Produsen semen yang memiliki pabrik berusia tua
perlu
merevitalisasi
pabriknya
dengan
mengupgrade peralatan dan teknologinya agar
efisiensi produksi bisa ditingkatkan. Di era MEA
pasti persaingan akan semakin ketat dan
dibutuhkan kualitas produk yang tinggi dengan
38

harga yang kompettitif. Produksi yang ramah


lingkungan dan hemat energi akan sulit untuk
dilakukan jika usia peralatan sudah lebih dari 15
tahun.
2. Jaringan distribusi merupakan kekuatan yang
perlu dimiliki oleh produsen semen agar produk
bisa sampai ke tangan konsumen dengan lebih
cepat dan murah. Oleh karena itu, disamping
meningkatkan kapasitas produksi, pelaku bisnis
semen
harus
juga
membangun
fasilitas
infrastruktur jaringan distribusi terutama di
daerah-daerah yang sulit terjangkau.
3. Dengan mulai nya keterbukaan pasar ASEAN,
Pemerintah harus mengambil peluang yang ada,
yaitu luasnya pangsa pasar sehingga pemerintah
bisa berpromosi ke berbagai Negara terkait
potensi yang dimiliki oleh berbagai wilayah di
Jawa Timur.
4. Pemerintah harus memberikan jaminan baik
kepada investor maupun masyarakat bahwa
pembukaan industri semen yang baru di suatu
daerah tidak akan membawa dampak negatif ke
lingkungan, masyarakat, maupun para pelaku
industri yang lain. Jaminan ini bisa berupa adanya
peraturan yang tidak merugikan salah satu pihak.
5. Pemerintah
harus
bisa
menjaga
iklim
perekonomian dan politik di Jawa Timur agar
kondusif sehingga pertumbuhan ekonomi bisa
meningkat dan tidak ada kekuatiran calon
investor untuk masuk ke Jawa Timur.

39

40

Anda mungkin juga menyukai