PENDAHULUAN
Industri semen telah menjadi salah satu
penunjang utama pembangunan infrastruktur di
Indonesia. Industri ini berkontribusi memasok
kebutuhan bahan konstruksi dan juga berperan
mengakselerasi perkembangan industri lainnya.
Pertumbuhan dan permintaan semen di Indonesia
trennya terus meningkat. Menggeliatnya
proyek
pembangunan infrastruktur menjadi salah satu
pemicu
semakin bergairahnya pasar semen di
Indonesia. Apalagi saat ini Pemerintahan Joko Widodo
dan
Jusuf
Kalla
sedang
gencar-gencarnya
membangun infrastruktur di semua lini. Mulai dari
pelabuhan, jalan tol, hingga jalur kereta api guna
mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah lesunya
kondisi ekonomi global. Dengan jumlah anggaran
APBN mencapai Rp 2100 triliun, dimana Rp 400
triliun akan digunakan untuk proyek pembangunan
infrastruktur, telah menyedot perhatian pelaku bisnis
termasuk industri. Demikian juga pada sektor
properti, kendati dikatakan lesu, pembangunan
properti di Indonesia tetap semarak. Hal ini juga
dipicu dengan program besar pemerintah yang
mencanangkan sejuta rumah untuk rakyat.
Dengan Kebijakan pemerintah tersebut serta
jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, telah
menjadi faktor pendorong kenaikan kapasitas dan
ekspansi sejumlah produsen semen di Indonesia.
Setidaknya ada dua alasan yang mendasari semakin
1
BAB II
PROFIL INDUSTRI SEMEN DI JAWA TIMUR
(SEMEN GRESIK)
Keberadaan
Semen
Gresik miliki
peran
strategis. Ini adalah pabrik semen pertama yang ada
di pulau Jawa, melengkapi Pabrik Semen Indarung
Sumatera
Barat
yang
sudah
ada
sebelumnya. Berikutnya, Semen Gresik miliki peran
vital
menyuplai
kebutuhan
Semen
bagi
pembangunan infrastruktur di pulau Jawa yang maju
pesat.
Setelah diresmikan oleh Presiden RI Ir.
Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1957, pabrik
Semen Gresik langsung beroperasi. Sesuai setting
awal, target produksi 250 ribu ton per tahun mampu
dicapai. Dari sisi ekonomis, Semen Gresik dinilai
cukup strategis. Itu tak lepas dari keberadaannya di
2.1
Perubahan
Semen
Gresik
berstatus multi national corporation
menjadi
Semen
Gresik
terus
berbenah
dan
mengembangkan manajemennya. Dibawah adalah
gambaran transformasi yang telah dilakukan oleh
Semen Gresik hingga sekarang.
Transformasi
Perseroan
sebagai
upaya
meningkatkan kinerja, setelah penerapan Functional
Holding melalui
sinergi
dari
masing-masing
kompetensi perusahaan baik dibidang operasional
maupun
dibidang
pemasaran.
Perseroan
meningkatkan kualitas pengelolaan organisasi dan
melakukan komunikasi yang lebih intensif dengan
pemangku kepentingan di masing-masing operating
company.
Pada
tahun
2012,
Perseroan
semakin
mengintensifkan upaya membentuk strategic holding
company yang lebih menjamin terlaksananya sinergi
5
10
12
2011
19.591.30
0
2012
22.477.44
5
2013
25.449.7
14
2014
26.155.91
8
2015
25.968.7
89
127.148
19.718.44
8
76.946
22.554.3
91
328.756
25.778.4
70
197.284
26.353.2
02
481.943
26.450.
732
BAB III
GAMBARAN SUPPLY DEMAND SEMEN NASIONAL
Semen adalah komoditas yang sangat
strategis
bagi
Indonesia.
Sebagai
negara
berkembang yang terus melakukan pembangunan,
13
15
16
membutuhkan
bahan
bangunan
permanen.
Sedangkan
meningkatnya
kapasitas
terjadi
dikarenakan banyaknya produsen yang membangun
pabrik baru dan meningkatkan kapasitasnya mulai
tahun 2013 sampai 2015. Peningkatan kapasitas ini
untuk menyongsong munculnya pasar baru yaitu
Masyarakat ekonomi Asean (MEA).
Pada Gambar 1 terlihat bahwa konsumsi
semen nasional terus meningkat dari tahun ketahun
(meskipun secara tingkat pertumbuhan mengalami
penurunan). Hal ini juga memacu para produsen
semen meningkatkan kapasitas produksi. Beberapa
produsen semen telah membangun pabrik baru
sehingga diperkirakan kapasitas produksi semen
nasional akan meingkat tajam beberapa tahun ke
depan saat semua pabrik baru beroperasi.
Dari tahun 2014 hingga 2018 utilitas pabrik
semen akan berada pada kisaran di atas 75%. Utilitas
adalah riil produksi dibagi kapasitas produksi
dikalikan seratus persen. Dalam hal ini diasumsikan
jumlah produksi kurang lebih sama dengan jumlah
konsumsi. Sebab, sifat semen adalah tidak tahan
lama disimpan di gudang. Pertumbuhan kebutuhan
semen diperkirakan bisa naik pada 10-15% per
tahun, jika pemerintah merealisasikan pembangunan
infrastruktur
sebagaimana
direncanakan.
Pada
tingkat pertumbuhan tersebut pun tingkat konsumsi
masih belum melebihi kapasitas yang ada hingga
tahun 2018.
Hingga 2018 pabrik baru yang akan melakukan
kegiatan produksi adalah pabrik semen milik PT
Semen Gresik di Rembang, PT Semen Padang di
17
2014
2015
2016
2017
2018
20,500 24,900 27,400 29,900 29,900
7,500
7,500
7,500
10,500 11,530 14,530
13,800 13,800 16,800
9,100 12,400 12,400
5,500
5,500
5,500
3,200
3,200
3,200
7,500
14,530
16,800
12,400
5,500
7,500
14,530
16,800
12,400
5,500
3,200
3,200
2,000
570
2,000
3,850
3,850
3,850
570
570
570
570
1,800
1,800
1,800
1,800
750
750
4,750
4,750
4,750
73,420 83,950 98,300 100,800 100,850
CALON INVESTOR
JUTA TPT
LOKASI
18
O
1 CHINA ANHUI
2
3
4
5
20
Supply
demand
semen
21
22
23
25
26
27
28
29
BAB IV
PERMASALAHAN
PENGEMBANGAN
DIMASA MENDATANG
SEMEN
Pada
jangka
panjang,
dengan
optimis
diasumsikan laju pertumbuhan kebutuhan semen
bisa mencapai 15% per tahun
diprediksi
akan
terjadi kondisi marginal antara pasokan dan
kebutuhan semen pada tahun 2019. Dengan
demikian perlu dilakukan upaya perluasan atau
pembangunan pabrik baru pada tahun 2016 agar di
tahun 2019 sudah bisa beroperasi.
Namun di sisi lain, industri Semen dihadapkan
pada beberapa permasalahan antara lain sebagai
berikut:
1. Mulai terbatasnya potensi batu kapur di pulau
Jawa. Dimana pulau jawa merupakan pulau
dengantingkat konsumsi semen paling banyak
(lebih dari 60%);
2. Kontinuitas pasokan batubara yang tidak terjamin
untuk waktu jangka panjang;
30
semen,
para
pelaku
industri
juga
harus
mempersiapkan insfrastruktur untuk mempermudah
dan mempercepat jalur distribusi. Salah satu cara
adalah dengan memperbanyak packing plant di
daerah-daerah
yang
fasilitas
transportasinya
terbatas.
Dalam jangka pendek, untuk mengantisipasi
oversupply dalam satu atau dua tahun ke depan,
pelaku industri harus berupaya meningkatkan pasar
ekspor terutama di Negara-negara asean. Telah
diberlakukannya MEA harus benar-benar dijadikan
peluang untuk memperluas jaringan pemasaran
semen ke tingkat ASEAN.
Pemerintah dalam hal ini sebagai pembuat
regulator
sudah
seharusnya
memberikan
dukungannya agar pencapaian target-target yang
ada di bidang industry terutama semen bisa
terwujud. Hal ini kemudian diwujudkan
oleh
Kementerian Perindustrian pada tahun 2009 dengan
mengeluarkan
Permen
Nomor:104/MInd/Per/10/2009 Tentang Peta Panduan (RoadMap)
Pengembangan Klaster Industri Semen pada tanggal
14 Oktober 2009. Permen ini sebagai kelanjutan dari
Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang
Kebijakan Industri Nasional.
Semen merupakan komoditi strategis yang
memanfaatkan potensi sumber daya alam bahan
galian nonlogam berupa batu kapur,tanah liat, pasir
besi
dan
gypsum
(diimpor)
melalui
proses
pembakaran temperature tinggi (di atas 1.000 oC).
Produsen semen nasional telah mampu memproduksi
11 jenis semen menurut kegunaannya, namun yang
32
BAB V
INDUSTRI
Agar
bisa
membuat
strategi
untuk
mengembangkan industri semen di masa mendatang,
33
34
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Mempercepat
pembangunan
insfrastruktur/perumahan rakyat
Mengedukasi masyarakat terkait industri Hijau
dan ramah lingkungan
Menjaga kestabllan ekonomi dan politik di
daerah
Memberikan pelatihan dan sertifikasi bagi calon
tenaga kerja
Melakukan inovasi untuk efisiensi prodeksi
Menjaga lingkungan sekitar area industri agar
tetap seimbang dan tidak rusak
Memanfaatkan energi terbarukan agar tidak
tergantung ke energy fosil
36
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisa
yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. konsumsi semen di Jawa Timur yang terus
meningkat dengan rata-rata tingkat pertumbuhan
8,02%. Peningkatan tertinggi terjadi di tahun 2012
dan peningkatan terendah terjadi di tahun 2015.
Konsumsi Semen Jatim pada Tahun 2015 sebesar
8,1 juta ton dan merupakan konsumsi semen
tertinggi kedua setelah Jawa Barat dan masih
melebihi konsumsi beberapa pulai lain seperti
Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan
Irian Jaya.
2. Diprediksi, dengan gencarnya pembangunan
infrastruktur di Jawa Timur dan pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur yang sangat tinggi, yaitu 5,3
di tahun 2015, maka pertumbuhan konsumsi
Semen di Jawa Timur akan mencapai 10%-15%
pertahun.
3. Sementara ini, secara nasional terjadi oversupply
produk semen karena beberapa produsen Semen
meningkatkan
kapasitasnya
dalam
rangka
berlakunya
MEA,
Namun
jika
prediksi
pertumbuhan kebutuhan semen nasional bisa
mencapai 15% pertahun, maka pada tahun 2019
37
5.2.
Rekomendasi
39
40