Definisi
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tandatanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul
setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih.
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan proteinuria.
Preeklamsia adalah timbulanya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia 20 minggu atau segera setelah persalinan.
2)
Anatomi Fisiologi
Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Segala perubahan fisik dialami wanita selama hamil berhubungan dengan beberapa
sistem yang disebabkan oleh efek khusus dari hormon. Perubahan ini terjadi dalam rangka
persiapan perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk bersalin, perkembangan
payudara untuk pembentukan/produksi air susu selama masa nifas.
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh
hipertrofi otot polos uterus.Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah
advokat, agak gepeng.Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat dan pada akhir
kehamilan kembali seperti semula, lonjong seperti telur.
Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :
makanan ibu hamil harus mengandung kalsium, paling tidak 1,5-2,5 gr perharinya sehingga
dapat diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium yang tertahan untuk keperluan janin sehingga janin
tidak akan mengganggu kalsium ibu. Wanita hamil juga memerlukan tambahan zat besi
sebanyak 800 mg untuk pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan agar
tidak terjadi perdarahan pada waktu persalinan.
k. Kenaikan Berat Badan
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adaptasi ibu terhadap
pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat badan adalah 4 kg dalam kehamilan 20
minggu, dan 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam trimester akhir) jadi
totalnya 12,5 kg.
3)
Etiologi
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara pasti,tapi pada
penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat perubahan yang khas pada berbagai
alat.Tapi kelainan yang menyertai penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air
dan coogulasi intravaskulaer.
Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan
tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai preeklamsi.
Sebab pre eklamasi belum diketahui,
Vasospasmus menyebabkan :
a.
b.
Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia yaitu :
molahidatidosa
Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.
c.
4)
a.
Hypertensi
Pada otak (sakit kepala, kejang)
Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
Pada hati (icterus)
Pada retina (amourose)
Molahidatidosa
Diabetes melitus
Kehamilan ganda
Hidrocepalus
Obesitas
Umur yang lebih dari 35 tahun
Klasifikasi
Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
Preeklamsi Ringan :
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada posisi berbaring terlentang,
atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih, kenaikan sistolik 30 mmHg/lebih. Cara
pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam,
dan sebaiknya 6 jam.
2) Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB meningkat)
3) Proteinuri kuwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, sedangkan kuwalitatif 1+ & 2+ pada
urine kateter atau midstream.
b.
Preeklamsi Berat
1)
2)
3)
4)
5)
5)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali.
Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
TD > 140/90 mmHg atau
Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
Diastolik>15 mmHg
Tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di curigai sebagai
preeklamsi
8) Proteinuria
Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau pemeriksaan kuwalitatif +1 /
+2.
Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter atau urine porsi
tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6 jam.
6)
Patofisiologi
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi
peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ ,
termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses
pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya
hipertensi arterial.Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas
dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ
tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan
pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.
7).
Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga
0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine
meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
2) USG : untuk mengetahui keadaan janin
3) NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
8).
Komplikasi
Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi antara lain atonia
uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis Elevated Liver Enzymes, Low
Platelet Cown), ablasi retina, KID (Koagulasi Intra Vaskular Diseminata), gagal ginjal,
perdarahan otal, oedem paru, gagal jantung, syok dan kematian.
Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut kronisnya insufisiensi uteroplasental,
misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.
9). Penatalaksanaan
a. Prinsip Penatalaksanaan Pre-Eklampsia
1) Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
2) Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
3) Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janin
terhambat, hipoksia sampai kematian janin)
4) Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin setelah
matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau ibu akan lebih berat jika
persalinan ditunda lebih lama.
b. Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Ringan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
mg/hari).
Diet rendah garam dan diuretik tidak perlu
Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap 1 minggu
Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2 minggu rawat
jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut, atau pasien
10)
11)
12)
Persalinan pada pre-eklampsia ringan dapat dilakukan spontan, atau dengan bantuan
ekstraksi untuk mempercepat kala ii.
Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di daerah kamar
bersalin. Tidak harus ruangan gelap. Penderita ditangani aktif bila ada satu atau lebih
kriteria ini.
o
o
o
o
o
sebanyak 500 cc tiap 6 jam. Cara pemberian MgSO4 : dosis awal 2 gram intravena
diberikan dalam 10 menit, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam
drip infus (80 ml/jam atau 15-20 tetes/menit). Syarat pemberian MgSO4 : frekuensi napas
lebih dari 16 kali permenit tidak ada tanda-tanda gawat napas diuresis lebih dari 100 ml
dalam 4 jam sebelumnya refleks patella positif. MgSO4 dihentikan bila : ada tandatanda intoksikasi atau setelah 24 jam pasca persalinan atau bila baru 6 jam pasca
persalinan sudah terdapat perbaikan yang nyata. Siapkan antidotum MgSO4 yaitu Caglukonas 10% (1 gram dalam 10 cc NaCl 0.9%, diberikan intravena dalam 3 menit).Obat
anti hipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau tekanan
darah diastolik lebih dari 110 mmHg.Obat yang dipakai umumnya nifedipin dengan dosis
3-4 kali 10 mg oral. Bila dalam 2 jam belum turun dapat diberi tambahan 10 mg lagi.
Terminasi kehamilan : bila penderita belum in partu, dilakukan induksi persalinan dengan
amniotomi, oksitosin drip, kateter Folley, atau prostaglandin E2. Sectio cesarea dilakukan
bila syarat induksi tidak terpenuhi atau ada kontraindikasi partus pervaginam.Pada
persalinan pervaginam kala 2, bila perlu dibantu ekstraksi vakum atau cunam.
2)
Penanganan konservatif
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending
eclampsia dengan keadaan janin baik, dilakukan penanganan konservatif.Medisinal : sama
dengan pada penanganan aktif. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda
pre-eklampsia ringan, selambatnya dalam waktu 24 jam. Bila sesudah 24 jam tidak ada
perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan dan harus segera
dilakukan terminasi. jangan lupa : oksigen dengan nasal kanul, 4-6 l / menit, obstetrik :
pemantauan ketat keadaan ibu dan janin. bila ada indikasi, langsung terminasi.
Menjelaskan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat
tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi,
dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring.Diet tinggi protein, dan rendah lemak,
karbohidat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.
Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat penderita tanpa memberikan
diuretika dan obat anthipertensi, memang merupakan kemajuan yang penting dari
pemeriksaan antenatal yang baik.
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1.
1)
Pengkajian
Data Biografi
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau > 35 tahun
2)
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : biasanya klien dengan preeklamsia mengeluh demam, sakit kepala,
Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri
kronik, DM
Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta
3)
Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan
eklamsia sebelumnya.
4)
Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah ikut KB
maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan pemberhentian
kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan kontrasepsi.
5)
a.
Gejala : Biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan, penambahan berat badan atau
b.
Sirkulasi
c.
Gejala
Inspeksi : Biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm, apakah adanya sikatrik
bekas operasi atau tidak ( - )
Palpasi :
Leopold I
Leopold II
Leopold III :
Leopold IV :
Biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul
Eliminasi
e.
Gejala : Biasanya proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup, oliguria
Makanan / cairan
f.
g.
h.
Gejala : Biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus, gangguan
penglihatan.
Tanda : Biasanya klien gelisah,
i.
Pernafasan
Gejala : Biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, Rhonki, Whezing, sonor
Tanda : Biasanya ada irama teratur atau tidak, apakah ada bising atau tidak.
j.
Keamanan
6)
a.
b.
c.
Tekanan darah : Biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan TD, melebihi tingkat
Auskultasi : Untuk mendengarkan detak jantung janin untuk mengetahui adanya fotal
distress, bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan janin melemah.
System reproduksi
Dada
Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan pada payudara.
Genetalia
Inspeksi : adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah, adakah
pembesaran kelenjar bartholini / tidak.
Abdomen
Palpasi : untuk mengetahui tinggi fundus uteri, letak janin, lokasi edema, periksa bagian
uterus biasanya terdapat kontraksi uterus
Pengelompokan Data
a. Data Subyektif
Biasanya ibu mengeluh Panas
Biasanya ibu mengeluh sakit kepala
Biasanya ibu mengeluh nyeri kepala
Biasanya ibu mengeluh nyeri perut akibat fotal distress pada janin
Biasanya ibu mengeluh tegang pada perutnya
Biasanya mengeluh nyeri
Skala nyeri (2-4)
Klien biasanya mengatakan kurang nafsu makan
Klien biasanya sering mual muntah
Klien biasanya sering bertanya
Klien biasanya sering mengungkapkan kecemasan
b. Data Obyektif
Biasanya teraba panas
Biasanya tampak wajah ibu meringis kesakitan
Biasanya ibu tampak kejang
Biasanya ibu tampak lemah
Biasanya penglihatan ibu kabur
Biasanya klien tampak cemas
Biasanya klien tampak gelisah
Biasanya klien tampak kurus,
Biasanya klien tampak lemah, konjungtiva anemis.
Tonus otot perut tampa tegang
Biasanya ibu tampak meringis kesakitan
Biasanya tamapa cemas
Biasanya DJJ bayi cepat >160
Bisanya ibu tampak meringis kesakitan
Biasanya ibu tampak cemas
Biasanya skala nyeri 4 = nyeri ringan (skala nyeri 1-5)
Aktivitas janin menurun
DJJ meningkat >160
2.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang bisa muncul yaitu:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi,
3. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Gangguan mekanisme regulasi.
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Hambatan Kognitif
3.
Intervensi Keperawatan
a.
Intervensi
Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
1.
1.
Rasional
Ambang nyeri setiap orang berbeda
,dengan demikian akan dapat menentukan
tindakan perawatan yang sesuai dengan
2.
3.
2.
3.
4.
4.
1.
Intervensi
Kaji adanya alergi makanan
2.
Anjurkan
3.
meningkatkan intake Fe
Berikan substansi gula
4.
pasien
untuk
1.
Rasional
Untuk mengetahui apakah pasien ada alergi
2.
makanan
intake fe dapat meningkatkan kekuatan
3.
tulang
substansi gula dapat meningkatkan energi
pasien
Untuk memenuhi status gizi pasien
5.
5.
pasien
bagaimana
Intervensi
masukan dan
1.
Pantau
pengeluaran 1.
2.
3.
4.
pengisian kapiler.
Kaji ulang masukan diit dari protein
Rasional
Pembatasan dalam pemberian
cairan
2.
3.
4.
yang berlebih
Menjaga peningkatan vital sign berlebih.
Kesesuaian dalam pemberian informasi
5.
dengan kebutuhan.
Perhatikan
tanda-tanda
6.
7.
edema 6.
Kolaborasi
dalam
8.
pemberian
urine.
antidiuretik
1.
Intervensi
Evaluasi tingkat kecemasan ibu
1.
Rasional
Tingkat kecemasan ringan dan sedang
bisa
ditoleransi
pengertian
2.
3.
dengan
sedangkan
pemberian
yang
berat
4.
efektif
Ibu dapat mempunyai motivasi untuk
menghadapi keadaan yang sekarang secara
lapang dada asehingga dapat membawa
ketenangan hati
e.
1.
Intervensi
Berikan informasi tentang tanda dan gejala yang
2.
3.
1.
mencegah komplikasi
2.
Kliaen dapat
mempertahankan konsumsi
eklamsia ringan.
Pertahankan agar klien dapat informasi tentang
kondisi kesehatan, hasil tes, dan kesejahteraan janin.
Rasional
Pemberian informasi dapat
3.
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Vicky. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran.Jakarta :EGC
Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. (2010). Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam
Kehamilan di Indonesia, edisi (4). Kelompok Kerja Penyusun
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta :EGC
Manjoer, Arif, dkk. (2011). Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid Ketiga.Jakarta : Media Aesculapius
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed rev, Jakarta: Rineka Cipta
Prawirohardjo, S. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP
Prawirohardjo, S. (2010).Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP
Robert J. M.(2011). Carl A Hubel Oxydative Stress in Preeclampsia. AJOG, 190: 117 8
Sofoewan S.(2010). Preeklampsia Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia, patogen.
Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan esis, dan kemungkinan
pencegahannya. MOGI, 27; 141 151.
Syaifudin.(2011). Anatomi Fisiologi.EGC. Jakarta.
Yusmardi.(2012). Perbandingan Kadar Asam Folat Serum MaternalPreeklampsia Berat dengan
Kehamilan Normal. Tesis Bagian Obgyn FK USU : RSUP Haji Adam Malik
Kusuma Hardi dan Nurain Huda Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. jilid 2. Yogyakarta : Media Action Publishing.
7)
Pohon Masalah
Pre Eklamsi
Ekspansiplasma
Vasodilatasi
albumin serum
tekana
n osmotik keloid
Hemokonsentrasi
resistensi vasculer
sistemik /sistemik
vasculer resisten (SVR)
curah jantung
Hipertensi arterial
Edema
Intoleransi aktivitas
Hepatoseluler GFR
endoteliosis glumerulus
hematoksit maternal
Kapasitas O2 maternal
Kontraksi
jala
n
lahi
r
Nyeri
akut
IUGR
IUFD
Duka cita
Berat
36 minggu
Konservatif
Membaik
Tunggu Aterm
Akhiri kehamilan
Gagal
(12-24 jam)
Akhiri
kehamilan
36 minggu
Aktif
Akhiri
kehamilan
Ringan
Konservatif
Membaik
Tunggu aterm
Partus biasa
Memburuk
Akkhiri pada
37 minggu