Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

PRE EKLAMSI BERAT(PEB)


I. KONSEP TEORITIS
1)

Definisi
Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tandatanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul
setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih.
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan proteinuria.
Preeklamsia adalah timbulanya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia 20 minggu atau segera setelah persalinan.

2)

Anatomi Fisiologi
Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Segala perubahan fisik dialami wanita selama hamil berhubungan dengan beberapa
sistem yang disebabkan oleh efek khusus dari hormon. Perubahan ini terjadi dalam rangka
persiapan perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk bersalin, perkembangan
payudara untuk pembentukan/produksi air susu selama masa nifas.
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh
hipertrofi otot polos uterus.Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah
advokat, agak gepeng.Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat dan pada akhir
kehamilan kembali seperti semula, lonjong seperti telur.
Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :

1. Pada kehamilan 4 minggu fundus uteri blum teraba


2. Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti telur bebek fundus uteri berada di
belakang simfisis.
3. Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa, fundus uteri 1-2 jari di atas
simfisis pubis.
4. Pada kehamilan 16 minggu fundus uteri kira-kira pertengahan simfisis dengan pusat.
5. Kehamilan 20 minggu, fundus uteri 2-3 jari di bawah pusat.
6. Kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira setinggi pusat.
7. Kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas pusat.
8. Kehamilan 32 minggu, fundus uteri pertengahan umbilicus dan prosessus xypoideus.
9. Kehamilan 36-38 minggu, fundus uteri kira-kira 1 jari di bawah prosessus xypoideus.
10. Kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali kira-kira 3 jari di bawah prosessus
xypoideus.
b. Vagina
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon estrogen sehingga tampak
lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).Tanda ini disebut tanda Chadwick.
c. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai


terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu.Namun akan mengecil setelah
plasenta terbentuk, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.
Lambat laun fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta.
d. Payudara
Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu.
Areola mammapun tampak lebih hitam karena hiperpigmentasi.
e. Sistem Sirkulasi
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta,
uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula.Volume
darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah
yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah kira-kira 25%, dengan puncak
kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi kira-kira 30%.
f. Sistem Respirasi
Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh rasa sesak nafas.Hal
ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas karena usus tertekan oleh uterus yang
membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.
g. Traktus Digestivus
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea) karena hormon estrogen
yang meningkat.Tonus otot traktus digestivus juga menurun.Pada bulan-bulan pertama
kehamilan tidak jarang dijumpai gejala muntah pada pagi hari yang dikenal sebagai
moorning sickness dan bila terlampau sering dan banyak dikeluarkan disebut hiperemesis
gravidarum.
h. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang
membesar sehingga ibu lebih sering kencing dan ini akan hilang dengan makin tuanya
kehamilan, namun akan timbul lagi pada akhir kehamilan karena bagian terendah janin
mulai turun memasuki Pintu Atas Panggul.
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh
hormon Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang dikeluarkan oleh lobus anterior
hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal
sebagai kloasma gravidarum. Namun Pada kulit perut dijumpai perubahan kulit menjadi
kebiru-biruan yang disebut striae livide.
j. Metabolisme dalam Kehamilan
Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat hingga 15-20 %.Kelenjar
gondok juga tampak lebih jelas, hal ini ditemukan pada kehamilan trimester akhir.Protein
yang diperlukan sebanyak 1 gr/kg BB perhari untuk perkembangan badan, alat kandungan,
mammae, dan untuk janin, serta disimpan pula untuk laktasi nanti.Janin membutuhkan 3040 gr kalsium untuk pembentukan tulang terutama pada trimester ketiga.Dengan demikian

makanan ibu hamil harus mengandung kalsium, paling tidak 1,5-2,5 gr perharinya sehingga
dapat diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium yang tertahan untuk keperluan janin sehingga janin
tidak akan mengganggu kalsium ibu. Wanita hamil juga memerlukan tambahan zat besi
sebanyak 800 mg untuk pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan agar
tidak terjadi perdarahan pada waktu persalinan.
k. Kenaikan Berat Badan
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adaptasi ibu terhadap
pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat badan adalah 4 kg dalam kehamilan 20
minggu, dan 8,5 kg dalam 20 minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam trimester akhir) jadi
totalnya 12,5 kg.
3)

Etiologi
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara pasti,tapi pada
penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat perubahan yang khas pada berbagai
alat.Tapi kelainan yang menyertai penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air
dan coogulasi intravaskulaer.
Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan
tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai preeklamsi.
Sebab pre eklamasi belum diketahui,
Vasospasmus menyebabkan :

a.

b.

Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia yaitu :

Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan

molahidatidosa
Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.

c.

Factor Perdisposisi Preeklamsi

4)
a.

Hypertensi
Pada otak (sakit kepala, kejang)
Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
Pada hati (icterus)
Pada retina (amourose)

Molahidatidosa
Diabetes melitus
Kehamilan ganda
Hidrocepalus
Obesitas
Umur yang lebih dari 35 tahun
Klasifikasi
Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
Preeklamsi Ringan :

1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada posisi berbaring terlentang,
atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih, kenaikan sistolik 30 mmHg/lebih. Cara
pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam,
dan sebaiknya 6 jam.
2) Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB meningkat)
3) Proteinuri kuwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, sedangkan kuwalitatif 1+ & 2+ pada
urine kateter atau midstream.
b.

Preeklamsi Berat
1)
2)
3)
4)
5)

5)

TD 160/110 mmHg atau lebih


Proteinuria 5gr atau lebih perliter
Oliguria (jumlah urine <500cc/24 jam)
Adanya gangguan serebri, gangguan visus, dan rasa nyeri pada efigastrium
Terdapat edema paru dan sianosis
Manifestasi Klinis

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali.
Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
TD > 140/90 mmHg atau
Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
Diastolik>15 mmHg
Tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di curigai sebagai

preeklamsi
8) Proteinuria
Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau pemeriksaan kuwalitatif +1 /

+2.
Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter atau urine porsi
tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6 jam.

6)

Patofisiologi
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi
peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ ,
termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses
pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya
hipertensi arterial.Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas
dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ
tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan
pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.

7).

Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga
0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine
meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
2) USG : untuk mengetahui keadaan janin
3) NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

8).

Komplikasi
Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi antara lain atonia
uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis Elevated Liver Enzymes, Low
Platelet Cown), ablasi retina, KID (Koagulasi Intra Vaskular Diseminata), gagal ginjal,
perdarahan otal, oedem paru, gagal jantung, syok dan kematian.
Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut kronisnya insufisiensi uteroplasental,
misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.

9). Penatalaksanaan
a. Prinsip Penatalaksanaan Pre-Eklampsia
1) Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
2) Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
3) Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janin
terhambat, hipoksia sampai kematian janin)
4) Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin setelah
matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau ibu akan lebih berat jika
persalinan ditunda lebih lama.
b. Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Ringan
1)
2)

Dapat dikatakan tidak mempunyai risiko bagi ibu maupun janin


Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat lainnya, tidak perlu dirawat

3)

kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-100 mmhg).


Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang hari dan minimal 8

4)
5)
6)

jam pada malam hari)


Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.
Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat antihipertensi :
metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari,
atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau pindolol 1-3 x 5 mg/hari (max.30

7)
8)
9)

mg/hari).
Diet rendah garam dan diuretik tidak perlu
Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap 1 minggu
Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2 minggu rawat
jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut, atau pasien

10)

menunjukkan tanda-tanda pre-eklampsia berat. Berikan juga obat antihipertensi.


Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-eklampsia berat.

11)

Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan


Pengakhiran kehamilan : ditunggu sampai usia 40 minggu, kecuali ditemukan
pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio plasenta, eklampsia, atau indikasi
terminasi lainnya. Minimal usia 38 minggu, janin sudah dinyatakan matur.

12)

Persalinan pada pre-eklampsia ringan dapat dilakukan spontan, atau dengan bantuan
ekstraksi untuk mempercepat kala ii.

c. Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Berat


Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. Aktif berarti : kehamilan diakhiri /
diterminasi bersama dengan pengobatan medisinal. Konservatif berarti : kehamilan
dipertahankan bersama dengan pengobatan medisinal. Prinsip : Tetap pemantauan janin
dengan klinis, USG, kardiotokografi.
1)

Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di ruang khusus di daerah kamar
bersalin. Tidak harus ruangan gelap. Penderita ditangani aktif bila ada satu atau lebih
kriteria ini.
o
o
o
o
o

Ada tanda-tanda impending eklampsia


Ada hellp syndrome
Ada kegagalan penanganan konservatif
Ada tanda-tanda gawat janin atau iugr
Usia kehamilan 35 minggu atau lebih
Pengobatan medisinal : diberikan obat anti kejang MgSO4 dalam infus dextrose 5%

sebanyak 500 cc tiap 6 jam. Cara pemberian MgSO4 : dosis awal 2 gram intravena
diberikan dalam 10 menit, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan sebanyak 2 gram per jam
drip infus (80 ml/jam atau 15-20 tetes/menit). Syarat pemberian MgSO4 : frekuensi napas
lebih dari 16 kali permenit tidak ada tanda-tanda gawat napas diuresis lebih dari 100 ml
dalam 4 jam sebelumnya refleks patella positif. MgSO4 dihentikan bila : ada tandatanda intoksikasi atau setelah 24 jam pasca persalinan atau bila baru 6 jam pasca
persalinan sudah terdapat perbaikan yang nyata. Siapkan antidotum MgSO4 yaitu Caglukonas 10% (1 gram dalam 10 cc NaCl 0.9%, diberikan intravena dalam 3 menit).Obat
anti hipertensi diberikan bila tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau tekanan
darah diastolik lebih dari 110 mmHg.Obat yang dipakai umumnya nifedipin dengan dosis
3-4 kali 10 mg oral. Bila dalam 2 jam belum turun dapat diberi tambahan 10 mg lagi.
Terminasi kehamilan : bila penderita belum in partu, dilakukan induksi persalinan dengan
amniotomi, oksitosin drip, kateter Folley, atau prostaglandin E2. Sectio cesarea dilakukan
bila syarat induksi tidak terpenuhi atau ada kontraindikasi partus pervaginam.Pada
persalinan pervaginam kala 2, bila perlu dibantu ekstraksi vakum atau cunam.
2)

Penanganan konservatif
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending
eclampsia dengan keadaan janin baik, dilakukan penanganan konservatif.Medisinal : sama

dengan pada penanganan aktif. MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda
pre-eklampsia ringan, selambatnya dalam waktu 24 jam. Bila sesudah 24 jam tidak ada
perbaikan maka keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan dan harus segera
dilakukan terminasi. jangan lupa : oksigen dengan nasal kanul, 4-6 l / menit, obstetrik :
pemantauan ketat keadaan ibu dan janin. bila ada indikasi, langsung terminasi.
Menjelaskan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan. Istirahat
tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi,
dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring.Diet tinggi protein, dan rendah lemak,
karbohidat, garam dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.
Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat penderita tanpa memberikan
diuretika dan obat anthipertensi, memang merupakan kemajuan yang penting dari
pemeriksaan antenatal yang baik.
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1.
1)

Pengkajian
Data Biografi
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau > 35 tahun

2)

Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama : biasanya klien dengan preeklamsia mengeluh demam, sakit kepala,
Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri

epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur


Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi

kronik, DM
Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta

riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya


Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh
karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya

3)

Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan
eklamsia sebelumnya.

4)

Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah ikut KB
maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan pemberhentian
kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan kontrasepsi.

5)
a.

Pola aktivitas sehari-hari


Aktivitas

Gejala : Biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan, penambahan berat badan atau

penurunan BB, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-.


Tanda : Pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka

b.

Sirkulasi

c.

Gejala : Biasanya terjadi penurunan oksigen.


Abdomen

Gejala
Inspeksi : Biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm, apakah adanya sikatrik
bekas operasi atau tidak ( - )
Palpasi :
Leopold I

: Biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus teraba


massa besar, lunak, noduler

Leopold II

: Teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian bagian kecil janin di


sebelah kanan.

Leopold III :

Biasanya teraba masa keras, terfiksir

Leopold IV :

Biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul

Auskultasi : Biasanya terdengar BJA 142 x/1 regular


d.

Eliminasi

e.

Gejala : Biasanya proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup, oliguria
Makanan / cairan

f.

Gejala : Biasanya terjadi peningkatan berat badan dan penurunan , muntah-muntah


Tanda : Biasanya nyeri epigastrium,
Integritas ego

g.

Gejala : Perasaan takut.


Tanda : Cemas.
Neurosensori

h.

Gejala : Biasanya terjadi hipertensi


Tanda : Biasanya terjadi kejang atau koma
Nyeri / kenyamanan

Gejala : Biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus, gangguan

penglihatan.
Tanda : Biasanya klien gelisah,

i.

Pernafasan

Gejala : Biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, Rhonki, Whezing, sonor

Tanda : Biasanya ada irama teratur atau tidak, apakah ada bising atau tidak.

j.

Keamanan

6)

Gejala : Apakah adanya gangguan pengihatan, perdarahan spontan.


Pemeriksaan Fisik

a.
b.
c.

Keadaan Umum : baik, sedang, lemah


Kesadaran : Composmentis (e = 4, v = 5, m = 6)
Pemeriksaan Fisik (Persistem)
Sistem pernafasan

Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin kurang, kurang dari 14x/menit,


klien biasanya mengalami sesak sehabis melakukan aktifitas, krekes mungkin ada, adanya
edema paru hiper refleksia klonus pada kaki.
Sistem cardiovaskuler
Inspeksi : Apakah Adanya sianosis, kulit pucat, konjungtiva anemis.
Palpasi :

Tekanan darah : Biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan TD, melebihi tingkat

dasar setetah 20 minggu kehamilan,


Nadi : Biasanya nadi meningkat atau menurun
Leher : Apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan Vena Jugularis, jika ada
bendungan menandakan bahwa jantung ibu mengalami gangguan. Edema periorbital
yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam Suhu dingin

Auskultasi : Untuk mendengarkan detak jantung janin untuk mengetahui adanya fotal
distress, bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan janin melemah.
System reproduksi
Dada
Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan pada payudara.

Genetalia
Inspeksi : adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah, adakah
pembesaran kelenjar bartholini / tidak.

Abdomen
Palpasi : untuk mengetahui tinggi fundus uteri, letak janin, lokasi edema, periksa bagian
uterus biasanya terdapat kontraksi uterus

Sistem integument perkemihan


Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada ekstermitas akibat gangguan filtrasi
glomelurus yang meretensi garam dan natrium, (Fungsi ginjal menurun).
Oliguria
Proteinuria
Sistem persarafan

Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki


Sistem Pencernaan
Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah epigastrium (kuadran II kiri atas),
anoreksia, mual dan muntah.
7)

Pengelompokan Data
a. Data Subyektif
Biasanya ibu mengeluh Panas
Biasanya ibu mengeluh sakit kepala
Biasanya ibu mengeluh nyeri kepala
Biasanya ibu mengeluh nyeri perut akibat fotal distress pada janin
Biasanya ibu mengeluh tegang pada perutnya
Biasanya mengeluh nyeri
Skala nyeri (2-4)
Klien biasanya mengatakan kurang nafsu makan
Klien biasanya sering mual muntah
Klien biasanya sering bertanya
Klien biasanya sering mengungkapkan kecemasan
b. Data Obyektif
Biasanya teraba panas
Biasanya tampak wajah ibu meringis kesakitan
Biasanya ibu tampak kejang
Biasanya ibu tampak lemah
Biasanya penglihatan ibu kabur
Biasanya klien tampak cemas
Biasanya klien tampak gelisah
Biasanya klien tampak kurus,
Biasanya klien tampak lemah, konjungtiva anemis.
Tonus otot perut tampa tegang
Biasanya ibu tampak meringis kesakitan
Biasanya tamapa cemas
Biasanya DJJ bayi cepat >160
Bisanya ibu tampak meringis kesakitan
Biasanya ibu tampak cemas
Biasanya skala nyeri 4 = nyeri ringan (skala nyeri 1-5)
Aktivitas janin menurun
DJJ meningkat >160

2.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang bisa muncul yaitu:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi,
3. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Gangguan mekanisme regulasi.
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Hambatan Kognitif

3.

Intervensi Keperawatan

a.

Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik


Tujuan : Setelah dilakukan perawatan tidak terjadi nyeri atau ibu dapat mengantisipasi
nyerinya
Kriteria Hasil

Ibu mengerti penyebab nyerinya


Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya

Intervensi
Kaji tingkat intensitas nyeri pasien

1.

1.

Rasional
Ambang nyeri setiap orang berbeda
,dengan demikian akan dapat menentukan
tindakan perawatan yang sesuai dengan

2.

Jelaskan penyebab nyerinya

3.

Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri


dengan nafas dalam bila HIS timbul

2.

respon pasien terhadap nyerinya.


Ibu dapat memahami penyebab nyerinya

3.

sehingga bisa kooperatif


Dengan nafas dalam otot-otot dapat
berelaksasi , terjadi vasodilatasi pembuluh
darah, expansi paru optimal sehingga

4.
4.

kebutuhan 02 pada jaringan terpenuhi


Untuk mengalihkan perhatian pasien

Bantu ibu dengan


mengusap/massage pada bagian
yang nyeri
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi.
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan nafsu makan meningkat atau normal
Kriteria hasil

BB meningkat atau normal


Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi

1.

Intervensi
Kaji adanya alergi makanan

2.

Anjurkan

3.

meningkatkan intake Fe
Berikan substansi gula

4.

pasien

untuk

1.

Rasional
Untuk mengetahui apakah pasien ada alergi

2.

makanan
intake fe dapat meningkatkan kekuatan

3.

tulang
substansi gula dapat meningkatkan energi

Berikan makanan yang terpilih 4.

pasien
Untuk memenuhi status gizi pasien

(sudah dikonsultasikan dengan ahli


gizi)
Ajarkan

5.

5.
pasien

bagaimana

Catatan harian makanan dapat mengetahui


asupan nutrisi pasien

membuat catatan makanan harian


c.

Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan Gngguan mekanisme regulasi.


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan
volume cairan seimbang.
Kriteria Hasil :

Tidak terdapat tanda-tanda edema.


Hasil laboratorium hematokrit dalam batas normal.
Menggunakan pemahaman tentang kebutuhan akan pemantauan peningkatan tekanan
darah, protein dan urine.

Intervensi
masukan dan

1.

Pantau

pengeluaran 1.

2.

cairan setiap hari.


Timbang berat badan secara rutin.

3.

Pantau tanda-tanda vital, catat waktu

4.

pengisian kapiler.
Kaji ulang masukan diit dari protein

Rasional
Pembatasan dalam pemberian

cairan

2.

dapat mengurangi odema.


Mengetahui peningkatan berat badan

3.
4.

yang berlebih
Menjaga peningkatan vital sign berlebih.
Kesesuaian dalam pemberian informasi

dan kalori, berikan informasi sesuai 5.

dapat mengurangi tingkat kecemasan.


Menghindari edema anasarka. Krena

5.

dengan kebutuhan.
Perhatikan
tanda-tanda

cairan yang tidakmampu keluar.


Pembesaran vena jugularis merupakan

6.
7.

berlebihan atau berlanjut.


Kaji distensi vena jugularis.
7.
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam

edema 6.

pengaturan diet rendah garam.


8.

Kolaborasi

dalam

8.

tanda dari pembengkakan dri jantung.


Diet rendah garam akan memngurangi
asupan Na dalam tubuh.
Pemberian diuretik akan mengurangi
cairan yang tertimbun di tubuh melalui

pemberian

urine.

antidiuretik

d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :

1.

Ibu tampak tenang


Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan
Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang

Intervensi
Evaluasi tingkat kecemasan ibu

1.

Rasional
Tingkat kecemasan ringan dan sedang
bisa

ditoleransi

pengertian
2.

Jelaskan mekanisme proses persalinan


2.

3.

Gali dan tingkatkan mekanisme koping

dengan

sedangkan

pemberian
yang

berat

diperlukan tindakan medikamentosa


Pengetahuan terhadap proses persalinan
diharapkan dapat mengurangi emosional

ibu yang efektif


3.
4.

Beri support system pada ibu

ibu yang maladaptive.


Kecemasan akan dapat teratasi jika
mekanisme koping yang dimiliki ibu

4.

efektif
Ibu dapat mempunyai motivasi untuk
menghadapi keadaan yang sekarang secara
lapang dada asehingga dapat membawa
ketenangan hati

e.

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Hambatan Kognitif.


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x30 menit diharapkan
pengetahuan bertambah.
Kriteria hasil :

Mengungkapkan pemahaman tentang proses penyakit.


Klien tidak cemas.

1.

Intervensi
Berikan informasi tentang tanda dan gejala yang

2.

mengindentifikasi kondisi yang memburuk.


Berikan informasi tentang jaminan protein adekuat
dalam diit klien dengan kemungkinan atau pre-

3.

1.

mencegah komplikasi
2.

Kliaen dapat
mempertahankan konsumsi

eklamsia ringan.
Pertahankan agar klien dapat informasi tentang
kondisi kesehatan, hasil tes, dan kesejahteraan janin.

Rasional
Pemberian informasi dapat

3.

protein yang adekuat


Informasi yang diperoleh
akan mempertahankan
status kesehatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Vicky. (2010). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran.Jakarta :EGC
Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. (2010). Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam
Kehamilan di Indonesia, edisi (4). Kelompok Kerja Penyusun

Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta :EGC
Manjoer, Arif, dkk. (2011). Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid Ketiga.Jakarta : Media Aesculapius
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed rev, Jakarta: Rineka Cipta
Prawirohardjo, S. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP
Prawirohardjo, S. (2010).Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP
Robert J. M.(2011). Carl A Hubel Oxydative Stress in Preeclampsia. AJOG, 190: 117 8
Sofoewan S.(2010). Preeklampsia Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia, patogen.
Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan esis, dan kemungkinan
pencegahannya. MOGI, 27; 141 151.
Syaifudin.(2011). Anatomi Fisiologi.EGC. Jakarta.
Yusmardi.(2012). Perbandingan Kadar Asam Folat Serum MaternalPreeklampsia Berat dengan
Kehamilan Normal. Tesis Bagian Obgyn FK USU : RSUP Haji Adam Malik
Kusuma Hardi dan Nurain Huda Amin. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. jilid 2. Yogyakarta : Media Action Publishing.

7)

Pohon Masalah
Pre Eklamsi

Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan

Ekspansiplasma

ekspansi massa sel darah

Anemia fisiologis pada


kehamilan

Peningkatan volume plasma darah

Vasodilatasi

albumin serum
tekana

n osmotik keloid

Hemokonsentrasi

resistensi vasculer
sistemik /sistemik
vasculer resisten (SVR)

curah jantung

Hipertensi arterial

Ketidak efektifan perfusi


jaringan perifer

Edema

Intoleransi aktivitas

aliran plasma ginjal

Laju filtrasi glomerulus

Hepatoseluler GFR
endoteliosis glumerulus

SRAA protein realease

hematoksit maternal

Perfusi organ maternal


termasuk perfusi ke unit
janin uretroplasma

Vasospasme siklik lanjut


menurunkan perfusi
organ dengan
menghancurkan sel-sel
darah merah

Kapasitas O2 maternal
Kontraksi
jala
n
lahi
r

Nyeri
akut

IUGR

IUFD

Duka cita

Penanganan pre eklamsi

Berat
36 minggu

Konservatif
Membaik

Tunggu Aterm

Akhiri kehamilan

Gagal
(12-24 jam)

Akhiri
kehamilan

36 minggu

Aktif

Akhiri
kehamilan

Ringan

Konservatif
Membaik

Tunggu aterm

Partus biasa

Memburuk

Akkhiri pada
37 minggu

Anda mungkin juga menyukai