Anda di halaman 1dari 3

[tutup]

Demensia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel
ini boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah, bukan untuk diagnosis diri dan tidak
dapat menggantikan diagnosis medis.
Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis.
Wikipedia bukan pengganti dokter.
Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan
profesional.

Demensia (bahasa Inggris: dementia, senility) merupakan istilah yang digunakan untuk
menjelaskan penurunan fungsional yang seringkali disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada
otak.[1] Demensia adalah kumpulan penyakit dengan gejala-gejala yang mana mengakibatkan
perubahan pada pasien dalam cara berpikir dan berinteraksi dengan orang lain. Seringkali,
memori jangka pendek, pikiran, kemampuan berbicara dan kemampuan motorik terpengaruh.
Beberapa bentuk demensia mengubah kepribadian pasien. Penderita demensia akan kehilangan
kemampuan tertentu dan pengetahuannya yang telah didapatkan sebelumnya. Hal inilah yang
terutama membedakan dengan kondisi lainnya yang mempengaruhi pikiran. Orang yang
mengalami masalah pembelajaran, atau ber-IQ rendah tidak akan pernah memiliki kemampuan
tertentu, tetapi orang yang terkena demensia akan kehilangan kemampuan yang telah
didapatkannya. Demensia biasanya terjadi pada usia lanjut. Beberapa jenis demensia dapat
diperlambat kemundurannya. Bentuk demensia yang umum adalah Alzheimer yang merupakan
50 hingga 60 persen dari semua kasus demensia. Bentuk lainnya termasuk demensia karena
faktor pembuluh darah (vascular dementia) dan lewy body dementia.[butuh rujukan]

Gejala-gejalanya
Seseorang mungkin menderita demensia, jika terjadi pemburukan pada: [2]

Kemampuan mengambil keputusan (Decision-making ability)


Kebijaksanaan (Judgment)

Orientasi waktu dan ruang (Orientation in time and space)

Pemecahan masalah (Problem solving)

Kemampuan berbicara (Verbal communication)

Perubahan perilaku termasuk:

Makan
Berpakaian (mungkin membutuhkan bantuan)

Kegemaran

Aktivitas rutin (mungkin menjadi tak dapat melakuakn pekerjaan rumah tangga)

Kepribadian (tanggapan yang tak semestinya, kurnag dalam pengendalian emosi)

Jenis-jenis demensia
Beberapa jenis demensia dapat dipulihkan. Hal ini berarti kerusakan dapat diperbaiki. Jenis
lainnya tak dapat dipulihkan. Hal ini berati kerusakan yang sudah terjadi tidak dapat diperbaiki.
Demensia yang tak dapat dipulihkan biasanya disebabkan oleh penyakit yang tak dapat
disembuhkan, seperti Alzheimer. Dimensia yang dapat dipulihkan termasuk diffuse axonal injury
setelah kecelakaan pada kepala dan otak, dikenal sebagai trauma kepala/otak Traumatic brain
injury.
Penyakit Creutzfeldt-Jakob menyebabkan demensia yang terjadi memburuk dengan cepat, dalam
hitungan minggu atau bulan, dan ini disebabkan oleh adanya prion (di Indonesia dikenal sebagai
Penyakit Sapi Gila, tetapi belum pernah diketahui terjadi pada orang Indonesia).[3] Jenis lainnya
seperti encephalopathy atau delirium yang berkembang secara lambat, selama bertahun-tahun.
Dua penyebab utama demensia adalah Alzheimer dan Multi-infarct disease.[4] Glioma
sehubungan dengan tumor adalah penyebab lainnya yang diketahui. Alcohol dementia, kadangkadang dihubungkan dengan Wernicke-Korsakoff syndrome, dan hal ini disebabkan
pengunaan/minum alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang.
Penyebab metabolisme yang mungkin menjadi penyebab demensia, misalnya gagal hati (Hepatic
encephalopathy) atau gagal ginjal; dan subdural hematoma yang kronis. Kemungkinan lain
termasuk infeksi otak karena meningitis yang menyebabkan keracunan obat untuk viral
encephalitis (misalnya obat-obatan anticonvulsant).
Demensia juga dapat diinduksi oleh defisiensi niasin.[5]
Demensia pada Alzheimer dikategorikan sebagai simtoma degeneratif otak yang progresif.
Mengingat beban yang ditimbulkan penyakit ini, masyarakat perlu mewaspadai gangguan
perilaku dan psikologik penderita demensia Alzheimer.[6]
Yang lainnya adalah

Demensia vaskular[7][8]
Pada tahap ini, menurut skala MMSE (bahasa Inggris: Mini-Mental State Examination),
penderita mengalami gangguan minor pada orientasi tempat, waktu dan ingatan, pada 3
tahun pertama,[9] yang disebut MCI (bahasa Inggris: mild cognitive impairment) dengan
penurunan ketebalan dan
volume otak pada korteks entorinal, hipokampus dan girus supramarginal.[10]

Demensia yang disertai badan Lewy[7]


Demensia frontotemporal, terjadi pada penderita sklerosis lateral amiotrofik dan penyakit
degeneratif lobus frontotemporal.

Demensia paralitik, jenis demensia yang ditemukan oleh Julius Wagner-Jauregg.

Rujukan
1.
2.

^ (Inggris) "Dementia". MedlinePlus. Diakses tanggal 2010-06-05.


^ Calleo J, Stanley M (2008). "Anxiety Disorders in Later Life Differentiated
Diagnosis and Treatment Strategies". Psychiatric Times 25 (8).

3.

^ Belay ED, Schonberger LB (2002). "Variant CreutzfeldtJakob disease and


bovine spongiform encephalopathy". Clin. Lab. Med. 22 (4): 84962, vvi.
doi:10.1016/S0272-2712(02)00024-0. PMID 12489284.

4.

^ Neuropathology Group. Medical Research Council Cognitive Function and


Aging Study (2001). "Pathological correlates of late-onset dementia in a multicentre,
community-based population in England and Wales. Neuropathology Group of the
Medical Research Council Cognitive Function and Ageing Study (MRC CFAS)". Lancet
357 (9251): 16975. doi:10.1016/S0140-6736(00)03589-3. PMID 11213093.

5.

^ (Inggris) "Dietary niacin and the risk of incident Alzheimer's disease and of
cognitive decline". Rush Institute for Healthy Aging, Centers for Disease Control and
Prevention; Morris MC, Evans DA, Bienias JL, Scherr PA, Tangney CC, Hebert LE,
Bennett DA, Wilson RS, Aggarwal N. Diakses tanggal 2010-06-29.

6.

^ http://alzheimerindonesia.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=27:definisi- alzheimer&catid=30:thecommunity&Itemid=30

7.

^ a b (Inggris) "Recommendations for the diagnosis and management of


Alzheimer's disease and other disorders associated with dementia: EFNS guideline".
Memory Disorders Research Group, Department of Neurology, Rigshospitalet,
Copenhagen University Hospital; Waldemar G, Dubois B, Emre M, Georges J, McKeith
IG, Rossor M, Scheltens P, Tariska P, Winblad B; EFNS. Diakses tanggal 2010-06-29.

8.

^ (Inggris) "Cognitive deficits in preclinical Alzheimer's disease and vascular


dementia: patterns of findings from the Kungsholmen Project.". Karolinska Institutet,
Aging Research Center; Bckman L, Small BJ. Diakses tanggal 2010-06-29.

9.

^ (Inggris)"A preclinical phase in vascular dementia: cognitive impairment three


years before diagnosis". Aging Research Center, Division of Geriatric Epidemiology,
Neurotec, Karolinska Institutet, and Stockholm Gerontology Research Center; Jones S,
Laukka EJ, Small BJ, Fratiglioni L, Bckman L. Diakses tanggal 2010-06-29.

10.

^ (Inggris)"MRI software accurately IDs preclinical Alzheimers disease".


Massachusetts General Hospital; Rebekah Moan. Diakses tanggal 2010-06-29.

Anda mungkin juga menyukai