Anda di halaman 1dari 4

BAB 5

Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Menurut hasil pengujian secara parsial, variabel Inflasi berpengaruh positif
secara signifikan terhadap Foreign Direct Investment, karena memiliki tingkat
signifikansisebesar 0,001 kurang dari 0,05. Inflasi (selama bukan hiperinflasi)
merupakkan isyarat bahwa di negara yang bersangkutan sedang terjadi
peningkatan konsumsi. Peningkatan konsumsi ini diduga terjadi karena
adanya peningkatan pendapatan. Meningkatnya permintaan akan barang dan
jasa, cepatnya peredaran barang dan jasa, dan meningkatnya jumlah produksi
pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan bagi para investor.
2. Menurut hasil pengujian secara parsial, variabel Produk Domestik Bruto
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Foreign Direct Investment,
karena memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000kurang dari 0,05. Hal ini
dikarenakan bahwa angka Produk Domestik Bruto yang semakin tinggi
menandakan jumlah konsumsi dan pasar negara tersebut sangat besar,
sehingga negara tersebut memiliki pasar konsumen potensial bagi produk
ataupun jasa investor asing.
3. Menurut hasil pengujian secara parsial, variabel SBI berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Foreign Direct Investment, karena memiliki tingkat
signifikan0,019kurang dari 0,05. Hal tersebut dikarenakan ketika terjadi
peningkatan suku bunga, para investor cenderung memilih untuk menyimpan
uangnya di bank daripada melakukan sebuah investasi.
4. Menurut hasil pengujian secara parsial, variabel Nilai Ekspor berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap Foreign Direct Investment, karena
memiliki tingkat signifikansi 0,169lebih dari dari 0,05.Hal tersebut
dikarenakan semakin tinggi ekspor maka produksi negara tersebut akan turut
meningkat. Saat produksi semakin tinggi maka upah pekerja akan ikut naik

49

sehingga menyebabkan pendapatan masyarakat negara tersebut ikut


meningkat. Dengan tingginya pendapatan, maka tingkat konsumsi juga akan
naik, hal ini menjadi daya tarik karena bisa menjadi pasar potensial produk
investor asing.
5. Menurut hasil pengujian secara parsial, tingkat suku bunga riil berpengaruh
negatif secara signifikan terhadap Foreign Direct Investment, karena memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,024 kurang dari 0,05. Hal tersebut dikarenakan
semakin tinggi tingkat suku bunga akan meningkatkan biaya modal yang
akan ditanggung oleh perusahaan. Peningkatan suku bunga akan memberikan
dampak pada investasi, dimana investasi akan mengalami penurunan dan
penurunan suku bunga akan memberikan dampak yang positif karena
investasi akan mengalami kenaikan
6. Menurut hasil pengujian secara parsial, variabel upah pekerja berpengaruh
positif secara signifikan terhadap Foreugn Direct Investment, karena memiliki
tingkat signifikansi sebesar 0,03 kurang dari 0,05. Hal tersebut dikarenakan
Indonesia merupakan negara dengan kenaikan upah minimum yang cukup
rendah dan kemungkinan tidak terlalu mempengaruhi keputusan Investor.
7. Menurut hasil pengujian secara parsial, variabel Inflasi berpengaruh secara
positif dan tidak signifikan terhadap Kurs Rupiah, karena memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,993 lebih dari 0,05. Naiknya harga barang mendorong
terjadinya inflasi. Inflasi menyebabkan uang akan berkurang nilainya, dalam
artiaan berkurangnya barang dan jasa yang dapat dibeli dan berkurangnya
jumlah mata uang lain yang dapat diperoleh. Sehingga hal ini mendorong
rupiah terus terdepresiasi karena adanya inflasi.
8. Menurut hasil pengujian secara parsial, variabel Produk Domestik Bruto
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Kurs Rupiah, karena
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,856 lebih dari 0,05. Hal ini terjadi
(berdasarkan pendekatan Keynesian) karena dengan peningkatan pendapatan
akan meningkatkan impor yang selanjutnya akan meningkatkan permintaan
valuta asing guna membiayai impor tersebut, oleh karena itu PDB akan
mempengaruhi nilai tukar.
9. Menurut hasil pengujian secara parsial, variabel SBI berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap Kurs Rupiah, karena memiliki tingkat
50

signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05. Negara yang memiliki suku
bunga tinggi pada umumnya diikuti oleh persentase tingkat inflasi yang tinggi
pula, berbeda dengan negara dengan tingkat suku bunga minim namun tingkat
inflasi yang rendah, sehingga nilai return real yang diterima bisa lebih tinggi
pada tingkat suku bunga minim tersebut.
10. Menurut hasil pengujian secara parsial, variabel Ekspor berpengaruh secara
negatif dan signifikan terhadap Kurs Rupiah, karena memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05. Hal ini dapat terjadi karena nilai
ekspor memberikan banyak pengaruh terhadap kurs rupiah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar nilai ekspor maka semakin nilai tukar
rupiah akan semakin terapresiasi.
11. Menurut hasil pengujian secara parsial, variabel suku bunga riil berpengaruh
positif secara signifikan terhadap Kurs Rupiah, karena memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05. The Fed telah beberapa kali
menaikkan suku bunganya, sehingga tingginya suku bunga riil di Indonesia
tidak berdampak pada penguatan rupiah bahkan berbanding terbalik.
12. Menurut hasil pengujian secara parsial, variabel upah pekerja berpengaruh
positif secara signifikan terhadap Kurs Rupiah, karena memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05. Kenaikan upah pekerja akan
berpengaruh pada terdepresiasinya nilai tukar rupiah. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan upah kerja meningkat akan menyebabkan jumlah uang beredar
meningkat yang menyebabkan nilai rupiah menurun.

12.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan maka dapat diberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi para investor atau calon investor yang ingin berinvestasi di Indonesia,
agar terlebih dahulu melihat kondisi fundamental melalui analisa makro
ekonomi seperti variabel Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Produk Domestik
Bruto, Suku Bunga Riil, Nilai Ekspor dan Upah Pekerja

51

2. Sebaiknya investor juga menggunakan informasi informasi yang berkaitan


dengan penyebab pergerakan kurs rupiah, karena jika para investor asing
menanamkan modal di Indonesia, maka mata uang utama yang digunakan
dalam bisnisnya adalah mata uang rupiah.
3. Bagi pemerintah sebaiknya harus menciptakan iklim berbisnis yang bagus
dengan menjaga perekonomian tetap stabil. Menjaga tingkat bunga dari
fluktuasi berlebihan, kestabilan nilai tukar rupiah, peningkatan Produk
Domestik Bruto serta peningkatan Nilai Ekspor.
4. Penelitian ini hanya menggunakan 4 (enam) variabel independen dimana
keenam variabel tersebut merupakan faktor makro ekomoni, sedangkan faktor
yang mempengaruhi investasi asing langsung dan pergerakan kurs rupiah bisa
berasal diluar enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga
disarankan penelitian berikutnya mengenai analisis investasi asing langsung
dan kurs rupiah tidak hanya menggunakan keenam variabel tersebut tetapi
juga memperhatikan variabel lain.
5. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

tambahan referensi, dan diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan


penelitiaan yang lebih lanjut berkaitan dengan faktor faktor yang
mempengaruhi investasi asing langsung dan kurs rupiah. Dengan ditambah
faktor faktor makro ekonomi lain.

52

Anda mungkin juga menyukai