LANDASAN TEORI
9
sebuah sistem juga memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang
mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem (Tata
Sutabri, 2012: 13-14). Didalam bukunya adapun karakteristik yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
a. Komponen sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
bekerja sama membentuk suatu kesatuan.
b. Batasan sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem
dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya.
c. Lingkungan luar sistem (Environment)
Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut dengan lingkungan luar
sistem.
d. Penghubung sistem (Interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut
dengan penghubung sistem atau interface.
e. Masukan sistem (Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang
dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).
f. Keluaran sistem (Output)
Hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna.
g. Pengolah sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan
manjadi keluaran.
h. Sasaran sistem (Objective)
Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat
determanistik.
10
2.1.2 Pengertian Informasi
Seperti yang dipaparkan oleh Tata Sutabri (2012: 21-22), informasi
merupakan proses lebih lanjut dari data yang sudah memiliki nilai tambah.
Informasi dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Informasi Strategis. Informasi ini digunakan untuk mengambil keputusan
jangka panjang, yang mencakup informasi eksternal, rencana perluasan
perusahaan, dan sebagainya.
b. Informasi Taktis. Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka
panjang menengah, seperti informasi tren penjualan yang dapat dimanfaatkan
untuk menyusun rencana penjualan.
c. Informasi Teknis. Informasi ini dibutuhkan untuk keperluan oprasional seharihari, seperti informasi persediaan stock, retur penjualan, dan laporan kas
harian.
Menurut OBrien dan Marakas (2010: 34), informasi merupakan data
yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai
akhir tertentu.
Sedangkan menurut Gelinas dan Dull (2008: 17), informasi adalah data
yang dipresentasikan dalam bentuk yang berguna untuk aktivitas pengambilan
keputusan.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Seperti yang dipaparkan oleh Hall (2008: 6), sistem informasi adalah
sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses
menjadi informasi dan distribusikan atau disebarkan kepada para pemakai.
11
pilihan tentang disposisi sumber daya berharga pada waktu yang tepat, akurat,
dan lengkap dengan biaya ekonomi kognitif yang minimal dan untuk akuisisi,
pengolahan, penyimpanan, dan pengambilan. MIS menyediakan beberapa
keuntungan organisasi bisnis: menjadi lebih efektif dan efisien berkoordinasi
antar departemen; cepat dan dapat dihandalkan, mengakses data dan dokumen
yang relevan, kurangnya penggunaan tenaga kerja, pergaikan dalam teknik
organisasi departemen, dan mendukung kegiatan sehari-hari.
Menurut Pusica, dan Pusica (2009: 61), komponen dari sistem
informasi adalah:
1. Hardware (computers)
2. Software (program untuk komputer).
3. Orgware (organisasi yang menggunakan sistem informasi).
4. Lifeware (seseorang yang menggunakan dan memodifikasi sistem
informasi).
5. Database (database untuk menyimpan dan memperoleh informasi untuk
sistem sesungguhnya).
6. Netware (komunikasi antar sistem informasi dan pengguna).
12
1. Membuat laporan eksternal.
Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan
laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhuan informasi dari para
investor, kreditor, dinas, pajak, badan-badan pemerintah, dan yang lain.
2. Mendukung aktivitas rutin.
Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk
menangani aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan.
3. Mendukung pengambilan keputusan.
Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang
tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi.
4. Perencanaan dan pengendalian
Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan
pengendalian.
5. Menerapkan pengendalian internal
Pengendalian internal (internal control) mencakup kebijakan-kebijakan,
prosedur-prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi
aset-aset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara
keakuratan data keuangan.
tugas
didalam
mengidentifikasi
kebutuhan
persediaan,
13
(2) Prepare Purchase Order, terdapat dokumen yang terkait yaitu
purchase order (PO).
(3) Recive Goods, terdapat dokumen yang terkait yaitu receiving record.
(4) Update Inventory Records
(5) Set Up Account Payable, terdapat dokumen yang terkait yaitu supplier
invoice.
2.3.2 The Cash Disbursements System
Menurut Hall (2008: 243), cash disbursements system sebuah proses
pembayaran dari dibuatnya obligasi didalam sistem pembayaran. Tujuan dari
prinsip ini adalah memastikan bahwa hanya creditor yang sah untuk menerima
pembayaran dan jumlah pembayarannya disiapkan dengan tepat waktu dan
benar.
Menurut Soemarso (2008: 323-325), dari segi akuntansi, yang
dimaksud dengan kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau
bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebaga alat pelunasan
kewajiban pada nilai nominalnya. Termasuk sebagai kas adalah rekening giro
di bank dan uang kas yang ada di perusahaan. Prosedur pengeluaran kas harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Semua
pengeluaran dilakukan
dengan check.
Pengeluaran-
14
3. Membantu dalam penyajian laporan internal dan laporan eksternal.
Menurut En dan Suryandi (2011: 7), pembelian merupakan salah satu
aktivitas yang sangat penting bagi perusahaan, yaitu sebagai bagian utama dari
fungsi pengadaan untuk kebutuhan perusahaan. Tidak terkecuali dalam
perusahaan jasa, pembelian juga sangat penting agar perusahaan dapat
memberikan pelayanan jasanya kepada konsumen. Untuk itulah maka
pembelian perusahaan harus efektif.
2.3.4. Fungsi yang Terkait
Menurut Mulyadi (2010: 299-300), fungsi yang terkait dalam sistem
akuntansi pembelian adalah:
1. Fungsi Gudang. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang
bertanggung jawab untuk menagjukan permintaan pembelian sesuai dengan
posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang
telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2. Fungsi
Pembelian.
Fungsi
pembelian
bertanggung
jawab
untuk
15
3. Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan
melakukan pemilihan pemasok.
4. Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
5. Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh
pemasok.
6. Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi
gudang untuk disimpan.
7. Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi
akuntansi.
8. Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar
faktur dari pemasok tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang
timbul dari transaksi pembelian.
2.3.5. Tahapan Siklus Pembelian (Purchasing Cycle)
Siklus pembelian mencakup proses pembelian, penerimaan barang
maupun jasa. Setiap perusahaan memiliki tahapan siklus pembelian yang
berbeda-beda. Namun, secara umum tahapan siklus pembelian pada
perusahaan perusahaan memiliki kemiripan satu sama lain. Menurut Jones dan
Rama (2009: 24), siklus perolehan terdiri atas berbagai macam organisasi
memiliki kemiripan dan kebanyakan mencakup beberapa atau seluruh operasi
berikut ini :
1. Menghubungi pemasok.
Sebelum melakukan pembelian, sebuah perusahaan mungkin menghubungi
beberapa pemasok untuk memperoleh pemahaman tentang produk dan jasa
yang tersedia, demikian juga dengan penetapan harganya.
2. Memproses permintaan.
Dokumen permintaan yang meminta barang atau jasa mungkin pertama
kali dibuat oleh karyawan dan disetujui oleh penyelia. Permintaan ini
kemudian digunakan oleh Departemen Pembelian untuk menempatkan
pemesanan.
3. Melakukan kesepakatan dengan pemasok untuk membeli barang di masa
depan.
Kesepakatan dengan pemasok meliputi pesanan pembelian (pesananpesanan sebenarnya dikirim ke pemasok) dan menghubungi pemasok.
4. Menerima barang atau jasa dari pemasok.
16
Organisasi harus memastikan bahwa barang-barang yang benarlah yang
diterima dan dalam keadaan baik. Di organisasi besar, unit penerimaan
yang terpisah bertanggung jawab atas penerimaan barang-barang tersebut.
Departemen penerimaan menerima barang dan meneruskannya ke
departemen permintaan.
5. Mengakui klaim atas barang atau jasa yang diterima.
Setelah barang diterima, pemasok akan mengirimkan faktur. Jika
tagihannya akurat, Departemen Utang Usaha mencatat faktur tersebut.
6. Memilih faktur yang akan dibayar.
Banyak perusahaan memilih faktur-faktur yang akan dibayar berdasarkan
suatu jadwal, sering kali mingguan.
7. Menulis cek.
Setelah memilih faktur yang akan dibayar, cek ditulis, ditandatangani, dan
dikirim ke pemasok.
2.3.6. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian
Menurut Mulyadi (2010: 301-302), jaringan prosedur yang membentuk
sistem akuntansi pembelian adalah:
a. Prosedur permintaan pembelian. Dalam prosedur ini fungsi gudang
mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan
pembelian kepada fungsi pembelian.
b. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok. Dalam
prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran
harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga
barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinakn
pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang
diperlukan oleh perusahaan.
(1) Sistem akuntansi pembelian dengan pengadaan langsung.
(2) Sistem akuntansi pembelian dengan penunjukan langsung.
(3) Sistem akuntansi pembelian dengan lelang.
c.
17
utang) mengenai order pembelian yang sudah dilkeluarkan oleh
perusahaan.
d.
e.
f.
18
2. Kejadian tidak dicatat sama sekali, terlambat dicatat, atau sengaja
dicatat dua kali.
3. Kesalahan dalam mencatat unsur-unsur data seperti berikut ini:
a. Jenis barang atau jasa salah.
b. Salah jumlah atau harga.
c. Agen eksternal atau internal salah
d. Salah mencatat unsur-unsur data lainnya yang disimpan di
record kejadian seperti tanggal, syarat-syarat kredit, akun buku
besar, dan sebagainya.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
19
8.
2.
3.
20
perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan
yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur
mengenai maksud pembayaran (berfungsi sebagai remittance advice)
2.4.
21
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem akuntansi biaya
produksi.
b. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual.
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur dalam sistem penjualan
disamping prosedur lainnya seperti: perosedur order penjualan, prosedur
persetujuan kredit, prosedur pengiriman barang, prosedur penagihan,
prosedur pencatatan piutang.
c. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari
pembeli.
Jika produk jadi yang telah dijual dikembalikan oleh pembeli, maka
transaksi retur penjualan ini akan memperngaruhi persedian produk jadi,
yaitu menambah kuantitas produk jadi dalam kartu gudang yang
diselenggarakan oleh Bagian Gudang dan menambah kuantitas dan harga
pokok jadi yang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dalam kartu
persediaan produk jadi.
d. Prosedur pencatatan tambahan dan penyesuaian kembali harga pokok
persediaan produk dalam proses.
Pencatatan persediaan produk dalam proses umumnya dilakukan oleh
perusahaan pada ahir periode, pada saat dibuat laporan keuangan bulanan
dan laporan keuangan tahunan.
e. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem
pembelian. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli.
f. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada
pemasok.
Jika persediaan yang telah dibeli dikembalikan kepada pemasok, maka
transaksi retur pembelian ini akan memperngaruhi persediaan yang
bersangkutan, yaitu mengurangi kuantitas persediaan dalam kartu gudang
yang diselenggarakan oleh bagian Gudang dan mengurangi kuantitas dan
harga pokok persediaan yang dicatat oleh Bagian Kartu Persediaan dalam
kartu persediaan yang bersangkutan.
g. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.
Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem
akuntansi biaya produksi.
22
h. Prosedur
pencatatan
tambahan
harga
pokok
persediaan
karena
Akurasi Catatan
Menurut Heizer dan Render (2011: 86), kebijakan-kebijakan
persediaan yang baik tidak ada artinya jika manajemen tidak
mengetahui persediaan yang tersedia. Akurasi catatan adalah sebuah
unsur kritis dalam sistem produksi dan persediaan. Hanya ketika
sebuah organisasi dapat menentukan secara akurat apa yang
dimilikinya sekarang, organisasi tersebut dapat mengambil keputusan
yang tepat mengenai pemesanan, penjadwalan, dan pengiriman.
Untuk menjamin akurasi, penyimpanan catatan masuk dan keluar
harus baik, begitu juga keamanan ruang penyimpanan. Sebuah ruang
penyimpanan yang tertata dengan baik akan memiliki akses yang
terbatas, housekeeping yang bagus, dan area penyimpanan yang
menyimpan persediaan dalam jumlah yang tepat.
2.4.3.2
23
Bagaimanapun juga, waktu antara penempatan dan penerimaan
sebuah pesanan, disebut waktu tunggu (lead time) atau waktu
pengantaran. Jadi, keputusan kapan harus memesan biasanya
dinyatakan dengan menggunakan sebuah titik pesanan ulang (reorder
point- ROP), yaitu tingkat persediaan dimana ketika persediaan telah
mencapai tingkat tersebut, pemesanan harus dilakukan.
Perhitungan reorder point menggunakan rumus:
ROP = (Permintaan per hari) x (Waktu tunggu untuk pesanan baru
dalam hari) = d x L + safety stock
Keterangan:
ROP = reorder point, titik pemesanan ulang.
D = permintaan per hari (d=D/ jumlah hari kerja).
L = lead time, waktu pengiriman.
Persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang
mengizinkan terjadinya ketidaksamaan permintaan atau dengan kata
lain sebuah penyangga.
2.5.
Fungsi Gudang.
2.
Fungsi Pembelian.
3.
Fungsi Pengiriman.
4.
Fungsi Akuntansi.
24
Dokumen yang digunakan dalam sistem retur pembelian adalah:
1.
2.
2.6.
25
pertimbangkan adalah keputusan mengenai sumber modal yang akan mereka
pergunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Salah satu modal yang
dapat mereka pergunakan adalah utang.
2.6.2. Prosedur Pencatatan Utang
Menurut Mulyadi (2010: 342), ada dua metode pencatatan utang:
account payable dan voucher payable procedure. Dalam account procedure,
catatan utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk tiap
kreditur, yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok,
jumlah yang terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang. Dalam voucher
payable procedures, tidak diselenggarakan kartu utang, namun digunakan arsip
voucher (bukti kas keluar) yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau
menurut tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas keluar ini berfungsi sebagai
catatan utang.
2.6.3. Voucher Payable Procedures
Menurut Mulyadi (2010: 345-349), dokumen yang digunakan dalam
voucher payable procedure adalah:
1. Bukti kas keluar atau kombinasi bukti kas keluar dan cek (voucher atau
voucher check). Bukti kas keluar ini merupakan formulir pokok dalam
voucher payable procedure. Formulir ini mempunyai 3 fungsi: (1) sebagai
surat perintah kepada bagian kasa untuk melakukan pengeluaran kas
sejumlah yang tercantum didalamnya, (2) sebagai pemberitahuan kepada
kreditor mengenai tujuan pembayarannya (sebagai remittance advice), dan
(3) sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan atau
distribusi lain.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam voucher payable procedure
adalah:
1. Register bukti kas keluar (voucher register).
2. Register cek (check register).
Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedure dapat
dibagi menjadi berikut:
1. One-time Voucher procedures. One-time Voucher procedures ini
dibagi menjadi dua:
a. One-time Voucher procedures dengan dasar tunai (cash basis).
Dalam prosedur ini, faktur yang diterima oleh fungsi akuntansi
26
dari pemasok disimpan dalam arsip sementara menurut tanggal
jatuh temponya. Pada saat jatuh tempo faktur tersebut, fungsi
akuntansi membuat bukti kas keluar dan kemudian mencatatnya
dalam jurnal pengeluaran kas.
b. One-time Voucher procedures dengan dasar waktu (accrual
basis) dalam prosedur ini, pada saat faktur diterima oleh bagian
utang dari pemasok, langsung dibuatkan bukti kas keluar oleh
bagian utang, yang kemudian dasar dokumen ini dilakukan
pencatatan transaksi pembelian dalam register kas keluar
(voucher register). Pada saat bukti kas keluar tersebut jatuh
tempo, dokumen ini dikirimkan ke bagian kasa sebagai dasar
untuk membuat cek untuk dibayarkan kepada pemasok.
Pengeluaran cek ini dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
Prosedur ini sering juga disebut sebagai full-fledged voucher
system.
2. Built-up Voucher Prochedure. Dalam prosedur ini, satu set voucher
dapat digunakan untuk menampung lebih dari satu faktur dari
pemasok.
2.7.
2.8.
2.9.
Pengendalian Internal
Menururt Jones dan Rama (2009: 132), Pengendalian internal adalah suatu
proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lainnya,
27
yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan
pencapaian sasaran kategori sebagai berikut: efektifitas dan efisiensi operasi;
keandalan pelaporan keuangan; dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
2.9.1. Pengendalian Internal Menurut Laporan COSO
Menururt
Jones
dan
Rama
(2009:
133),
laporan
COSO
2.10
Metode Analisis
Menurut Satzinger et al. (2005: 60) object oriented analysis
mendefinisikan semua tipe objek yang melakukan pekerjaan di dalam sistem
dan menunjukkan apa saja interaksi pengguna yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Object oriented design mendefinisikan semua tipe objek yang
dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan alat-alat didalam
sistem serta menunjukkan bagaimana objek-objek tersebut berinteraksi untuk
28
menyelesaikan tugas dan menyempurnakan definisi dari masing-masing objek
agar dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu.
Satzinger
et
al.
(2005:
126-127),
didalam
29
1. Mengumpulkan informasi secara rinci.
2. Mendefinisikan persyaratan fungsional.
3. Mendefinisikan persyaratan nonfungsional.
4. Memprioritaskan kepada kebutuhan atau persyaratan.
5. Mengembangkan user interface dialogs.
6. Mengevaluasi kebutuhan pengguna.
2.10.3 Design Discipline Activities
Menurut Satzinger et al. (2005: 263-264), pengembangan
sistem adalah disiplin ilmu yang menggambarkan organisasi, dan
struktur dari komponen sistem yang keduanya pada level arsitektur, dan
level detail, dengan tujuan untuk merancang dan mengembangkan
tujuan dari sistem. Architectural design adalah desain keseluruhan dari
struktur sistem. Ada enam tahap dalam design yaitu:
1. Design support service architecture and deployment environment.
2. Design the software architecture.
3. Design use case realization.
4. Design the database.
5. Design the system and user interface.
6. Design the system security and control.
Menurut Satzinger et al. (2005: 508-510), Input integrity controls,
digunakan dengan seluruh mekanisme masukan, dari perangkat
elektronik untuk standarisasi masukan menggunakan keyboard.
Pengendalian masukan adalah level tambahan dari verifikasi yang
membantu mengurangi error dalam penginputan data. Terdiri dari
empat teknik pengendalian adalah:
a. Field combination control, mereview beberapa kombinasi dari
kolom untuk memastikan bahwa data yang dimasukkan benar.
b. Value limit control, sebuah cara untuk memeriksa angka untuk
memastikan bahwa jumlah yang dimasukkan masuk akal.
c. Completeness control, memastikan bahwa semua kolom benar
benar selesai dimasukkan.
d. Data validation control, memastikan bahwa kolom angka yang
berisikan kode adalah benar.
30
Database intergrity control, kebanyakan database management
system menyediakan tambahan lapisan pengendalian. Ada lima area
utama dari keamanan dan pengendalian yang diimplementasikan
kedalam database yaitu:
a. Access control, kembali kepada kemampuan pengguna untuk
mendapatkan akses kedalam data.
b. Encryption, digunakan dikedua data didalam database dan
penyebaran data, khususnya keseluruhan secara umum.
c. Transaction control, sebuah teknik dari informasi terbaru
kedalam database pada saat login yang digunakan sebagai audit
informasi terdiri atas id, tanggal, waktu, data masukan, dan tipe
update.
d. Update control, database management system didesain untuk
mendukung program aplikasi secara bersama-sama.
2.10.4 Implementation
Menurut Satzinger et al. (2005: 532), aktivitas yang terkait
dengan komponen software, yang dibangun atau diperoleh, tergantung
pada proyek tertentu. Component adalah modul software yang dirakit,
siap digunakan, dan dengan interface yang baik untuk menyambung
kepada client atau bagian lain didalam sistem. Terdapat 3 langkah
dalam implementasi yaitu: 1.) Build software components, 2.) Acquire
software component, dan 3.) Intergrate software components.
2.10.5 Dockument Flowchart
Analisa yang digunakan untuk menganalisa kegiatan proses
bisnis perusahaan salah satunya adalah menggunakan flowchart.
Menurut Mulyadi (2010: 60-63), sistem akuntansi dapat dijelaskan
dengan menggunakan bagan alir dokumen. Gambar 2.2, melukiskan
simbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk
membuat bagan alir dokumen yang menggambarkan sistem tertentu.
31
2.11
Metode Perancangan
2.11.1 Activity Diagram
Menurut Satzinger et al. (2005: 144), salah satu cara efektif
untuk menangkap informasi mengenai proses bisnis adalah melalui
penggunaan diagram. Satu manfaat dari menggunakan diagram dan
models adalah menjadikan mekanisme komunikasi yang kuat antara tim
proyek dan pengguna. Activity diagram adalah diagram alur kerja
sederhana yang menggambarkan aktivitas dari user (atau sistem) yang
berbeda-beda, pihak yang melakukan tiap aktivitas, dan aliran yang
berurutan dari aktivitas-aktivitas tersebut.
32
33
tagihan telah diberikan kepada pelanggan pada saat penjualan terjadi,
jika tagihan tersebut belum dibayarkan selama 15 hari sistem akan
mengirimkan pemberitahuan terahir. Dari contoh disini menunjukkan
bahwa temporal event pada saat waktu mengirimkan pemberitahuan
terahir pada saat 15 hari setelah tanggal tagihan.
(3) State event: event yang terjadi ketika sesuatu terjadi di dalam sistem
sehingga yang memicu adanya kebutuhan untuk proses selanjutnya.
Contoh sederhana dari state event adalah jika stok persediaan berada
dibawah reorder point, maka state event yang dihasilkan yaitu
pemberitahuan yang berupa telah mencapai reorder point.
Event table adalah katalog dari sebuah use case yang beisikan event
dalam dan potongan-potongan kunci dari sebuah informasi mengenai
tiap-tiap kejadian di dalam kolom. Event table terdiri atas baris-baris
dan kolom-kolom, yang merepresentasikan kejadian dan detail dari
masing-masing kejadian. Event table berisikan informasi yang terdiri
dari:
a. Event : kejadian yang menyebabkan sistem melakukan sesuatu.
b. Trigger : sinyal yang memberitahukan kepada sistem bahwa
suatu event terjadi, baik karena adanya data yang harus diproses
ataupun karena titik waktu tertentu.
c. Source : external agent atau aktor (berupa orang, bukan sistem
atau database).
d. Use case : interaksi antara aktor dengan sistem.
e. Response : keluaran atau output yang dihasilkan oleh sistem.
f. Destination : external agent yang menerima data dari sistem.
34
2.11.3 Use Case Diagram
Menurut Satzinger et al. (2005: 214), use case adalah aktivitas
yang dilakukan oleh sistem dalam merespon event yang terjadi. Actor
merupakan orang atau sesuatu yang sesungguhnya menyentuh atau
berinteraksi dengan sistem. Actor selau berada diluar automation
boundary dari sebuah sistem tetapi sebagai bagian dari pengguna
sistem.
8. Intermediate Description
Intermediate Description merupakan pengembangan dari brief
description untuk menyertakan aliran internal dari aktifitas
35
untuk sebuah use case. Exception dapat didokumentasikan jika
diperlukan.
36
37
sebelumnya,
dan
laporan
sebelumnya,
dan
langkah
ke
tiga
Simbol
0..1
1..1
0..*
1..*
"Stereotype Name"
Class Name :: Parent Class
Attribute list
Method List
Visibility name:type-expression
(parameter list)
Gambar 2.8 Design Class Notation
(Sumber: Satzinger et al. (2005: 304)
38
Penjelasan Gambar 2.3, format analisis yang digunakan untuk
menjelaskan masing-masing atribut:
1) Attribute visibility: visibility menunjukkan apakah object lain dapat
mengakses attribute secara langsung. A + (plus) adalah sebuah
tanda yang mengindikasikan attribute dapat terlihat atau bersifat
public, dan a (minus) menandakan bahwa attribute tidak dapat
terlihat atau bersifat private.
2) Attribute name
3) Type-expression: a type-expression yang dapat berupa character,
string, integer, number, currency, atau date.
4) Initial value
5) Property: ditempatkan dalam kurung kurawal. Contoh: {key}.
Format yang digunakan dalam method list:
a. Method visibility
b. Method name
c. Type-expression: (tipe dari return parameter dari method).
d. Method parameter list: (argument yang masuk).
Gambar berikut ini contoh dari hasil UML Class Diagram yang
telah terisi dengan nama class, attributes, dan method sebagai berikut:
39
Generalization adalah pertimbangan akan kelompok dengan jenis tipe
yang sama, contohnya ada banyak jenis kendaraan seperti mobil,
motor, sepeda, pesawat, dan sebagainya. Sedangkan specialization
adalah sifat atau karakteristik umum akan jenis-jenis hal yang berbeda,
sebagai contoh jenis khusus dari mobil adalah mobil sport, sedan, jeep,
dan sebagainya. Generalization/specialization hierarchy digunakan
untuk mengurutkan atau memberikan tingkatan akan hal-hal umum
menjadi khusus.
2. Whole-part hierarchy notation
Whole-part hierarchies menggambarkan hubungan keterkaitan antara
sebuah objek dengan komponennya. Ada dua jenis whole-part
hierarchies,
yaitu
aggregation
dan
composition.
Aggregation
40
sekarang
dapat
dikembangkan
dengan
layer,
beberapa
class
baru
harus
lebih
di
41
42
43
ketidakcocokan antara program yang dikatikan dengan bahasa
pemograman dan perintah SQL database.
didalam
interaksi
sesama
diagram.
Untuk
44
relationship sendiri menggambarkan suatu hubungan antar elemen
dalam package diagram, class diagram, dan interaction diagram,
yang mengindikasikan dimana jika terjadi perubahan pada suatu
elemen (elemen yang independent), maka elemen lainnya (elemen
yang dependent) juga berdampak di dalam sistem, jadi percancang
dapat melacak secara langsung dampak dari perubahan yang terjadi.
45
meliputi semua hal yang digunakan oleh pengguna akhir saat
menggunakan sistem, baik secara fisik, persepsi, dan konseptual.
(1) Aspek fisik dari user interface: mencakup alat-alat yang benarbenar disentuh oleh pengguna, seperti keyboard, mouse, layar
sentuh, atau keypad.
(2) Aspek persepsi dari user interface: mencakup semua yang dilihat,
didengar atau disentuh (melewati alat fisik) oleh pengguna.
Contoh real dari apa yang dilihat oleh pengguna adalah semua
data dan petunjuk yang ditampilkan di layar, termasuk garis,
bentuk, angka-angka, dan kata-kata. Contoh real dari apa yang
didengar oleh pengguna adalah suara yang berasal dari sistem,
seperti bunyi beep atau click yang memberitahukan kepada
pengguna bahwa sistem mengenali pilihan yang dimaksud.
Contoh untuk apa yang disentuh oleh pengguna adalah menu,
dialog box, dan tombol yang ada di layar dengan menggunakan
mouse.
(3) Aspek konseptual dari user interface: mencakup segala sesuatu
yang pengguna ketahui dari cara penggunaan sistem, termasuk
semua masalah yang ada di dalam sistem yang pengguna
manipulasi, pengoprasian yang bisa dilakukan, dan prosedur telah
diikuti
untuk
melakukan
pengoprasian.
Pengguna
harus
46
Ben Shneiderman mengajukan delapan prinsip yang dapat
diterapkan pada kebanyakan interactive system yang disebut
dengan Eight Golden Rules, yaitu:
a) Usahakan untuk konsisten (strive for consistency)
b) Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut (enable
frequent users to use shortcuts)
c) Memberikan umpan balik yang informatif (offer informative
feedback)
d) Merancang dialog untuk menghasilkan penutupan (design
dialogs to yield closure)
e) Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana (offer simle
error handling)
f) Memungkinkan untuk kembali ke tindakan sebelumnya dengan
mudah (permit easy reversal of actions)
g) Mendukung tempat pengendalian internal (support internal
locus of control)
h) Mengurangi muatan memory jangka pendek (reducing shortterm memory load)
2.11.12 Deployment and Software Architecture
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:270) deployment
environment
terdiri
dari
hardware,
software,
dan
network.
47
Clustered architecture merupakan tipe arsitektur yang
menggunakan beberapa komputer dengan model dan
produksi yang sama.
b. Multicomputer Architecture
Multicomputer architecture merupakan tipe arsitektur yang
menggunakan beberapa komputer namun dengan spesifikasi
yang berbeda-beda.
Deployment architecture menurut Satzinger, Jackson, dan
Burd (2005:272) dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Centralized Architecture
Centralized architecture merupakan arsitektur yang menggambarkan
penyebaran
sistem
komputer
pada
satu
lokasi.
Centralized
sistem
komputer
pada
beberapa
tempat
dengan
Client/server architecture
Client/server architecture membagi software ke dalam dua tipe, client
dan server. Server berfungsi untuk mengolah sumber informasi atau
menyediakan servis. Sedangkan, client berfungsi untuk berkomunikasi
dengan server untuk meminta sumber daya atau servis dan server akan
merespon terhadap permintaan tersebut.
2.
48
b. Business logic layer
Merupakan layer yang mengimplementasikan aturan dan prosedur
dari proses bisnis.
c. View layer
Merupakan layer yang menerima input dan menampilkan hasil
proses.
2.12
yaitu
pendekatan
yang
mengasumsikan
bahwa
proyek
49
5. Support Phase
Untuk menjaga sistem agar dapat beroperasi secara produktif dari awal
penggunaan hingga tahun-tahun berikutnya.
2.13
Kerangaka Berfikir
Kerangka berpikir yang duguanakan dalam proses perancangan sistem atau
aplikasi ini yaitu menggunakan fase proses perancangan sistem yang dimana terdapat
empat fase yaitu:
a.
Fase planning.
b. Fase analyisis.
c.
Fase design.
dalam
sistem
berjalan.
Fase
analisis
digunakan
juga
untuk
50
Setelah fase perancangan selesai dilakukan, maka tahap yang terakhir dilakukan
adalah fase implementasi yang terdiri dari design activities and environment,
spesifikasi hardware dan software dan rencana implementasi gant chart. Di bawah ini
adalah Gambar 2.15 yang menjelaskan kerangka befikir: