Teori yang dikemukakan Putnam dan Jonson dan Hall memiliki perbedaan, Putnam lebih
fokus terhadap strategi serta langkah-langkah diplomatik, sedangkan tulisan Jonsson dan Hall
cenderung membahas tugas para diplomat. Secara umum pandangan yang disampaikan oleh Putnam,
Jonsson dan Hall telah merepresentasikan tugas-tugas diplomatik yang dijalankan oleh seorang
diplomat, namun pandangan-pandangan tersebut tidak terlepas dari kelemahan. Dalam penjelasannya
Putnam tidak menguraikan keadaan-keadaan tertentu sebuah negara, yang kebijakan diplomatiknya
diambil tanpa terkait langsung dengan kebijakan domestik dan kepentingan negara tersebut, seperti
kebijakan kemanusiaan yang terkait dengan penanganan bencana alam dan sebagainya. Di sisi lain,
pandangan Jonsson dan Hall terhadap tugas-tugas seorang diplomat juga dirasa terlalu idealis anpa
mempertimbangkan hal-hal lain yang mempengaruhi keputusan-keputusan diplomatiknya.
Bonn-Summit yang diselenggarakan pada tahun 1978 berhasil menyetujui beberapa
kebijakan finansial pada pertemuan tingkat internasional dengan tujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di tingkat domestik. Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri juga telah
menyepakati penambahan volume perdagangan di antara Republik Indonesia dengan Kerajaan
Britania Raya1. Kesepakatan global ini bertujuan untuk memajukan perekonomian domestik kedua
negara. Kedua kasus tersebut diatas membuktikan bahwa dalam proses diplomasi sangat dibutuhkan
kepiawaian dalam melakukan negosiasi agar tercapai setiap kepentingan dari pihak-pihak yang
bersangkutan. Dimana kepentingan tersebut nantinya akan mensejahterakan masyarakat di negara
mereka.
1 http://news.bisnis.com/read/20130924/18/164960/marty-natalegawa-perdagangan-inggris-danindonesia-meningkat