PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.1.1 Sejarah PT. Perkebunaan Nusantara X (Persero)
PT. Perkebunan Nusantaa X (Persero) didirikan berdasarkan peraturan
pemerintah RI No. 15 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 yaitu pengalihan
bentuk Badan Usaha Milik Negara dari PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)
dan Akte Notaris Harul Kamil, SH No. 43 tanggal 11 Maret 1996, dikandung
maksud untuk mewujudkan PT. Perkebunan Nusantara X sebagai perusahaan
agribisnis yang mampu mnghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi
yang menuntut adanya produktifitas, profesionalisme dan peningkatan daya saing
yang tinggi disamping upaya efesiensi usaha.
Dengan restrukturisasi tersebut, maka PT. Perkebunan Nusantara X bukan
lagi hanya mengemban misi dan tujuan nasional dalam upaya meningkatkan
produksi dan komoditas lainnya secara nasional namun juga dituntut untuk
mampu berperan dan bersaing di pasar global. PT. Perkebunan Nusantara X
(Persero) merupakan peleburan dari tiga PT. Perkebunan yang memiliki latar
belakang sebagai berikut:
a) Eks PT. Perkebunan XIX
Berawal dari nasionalisasi perusahaan milik Belanda Handel Industrie
Enlandbouwmaatsceha Kerchem (indonesia) NV menjadi PPN (baru) yang
pada tahun 1961 berdasarkan peraturan pemerintah No. 175 tanggal 26 April
1961 menjadi PPN Jateng I.
Dengan peraturan pemerintah No. 30 tahun 1963 dalam rangka pengkhususan
usaha menjadi PPN tembakau IV yang selanjutnya pada tahun 1968 dengan
peraturan pemerintah tahun 1968 PPN tembakau IV digabung dengan PPN
tembakau VII menjadi perusahaan negara sampai peleburan menjadi PT.
Perkebunan Nusantara X (Persero).
b) Eks PT. Perkebunan XXI dan XXII
Berdasarkan Undang-Undang No. 86 tentang nasionalisasi perubahan
perkebunan setelah beberapa kali mengalami perubahan dan penyempurnaan
organisasi BUMN Departemen Pertanian, berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 23 Tahun 1973 PT. Perkebunan XXI dan PT. Perkebunan XXII
digabungkan, dan membawahi 12 pabrik gula dan dua rumah sakit dengan
wilayah pembantu gubernur di Surabaya dan Kediri.
Kemudian berdasarkan Surat Menteri Keuangan kepada Menteri Pertanian
No. S-9111/ MK Agustus 1991 ditetapkan sebagai pabrik karung Petjangan
sebagai unit usaha PT. Perkebunan dengan beberapa perlakuan khusus dalam
manajemen personalianya.
PT. Perkebunan XXI-XXII (Persero) ditetapkan pula sebagai pengelola PT.
Perkebunan Wilayah Jawa Tengah.
c) Eks PT. Perkebunan XXVII
Dari nasionalisai perusahaan-perusahaan milik Belanda tahun 1985 beberapa
diantaranya Fa Anemaat & Co. Basoekische Tabaaks Maatchappij (BTM),
LMOD dan LMS. Dalam perkembangan selanjutnya terjadi reorganisasi
perusahaan mulai dari Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) baru hingga
melebur menjadi PT. Perkebunan Nusantra X (Persero) seperti yang dikenal
saat ini.
2.1.2 Lokasi perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)
Alamat Kantor Pusat: Jalan Jembatan Merah No. 3-11 Surabaya 60175.
Telepon: (031) 3523143 s/d 3523147
Faksimile: (031) 3523167
Email: contac@ptpn10.com
Website: http://www.ptpn10.com
Wilayah kerja PT. Perkebunan nusantara X (Persero) tersebar di Jawa Timur dan
Jawa Tengah dan berpusat pada kantor pusat direksi di Surabaya dengan
membawahi beberapa unit usaha.
2.1.3 Profil Bisnis Perusahaan
A. Visi perusahaan
Visi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) yaitu: Menjadi perusahaan
agrobisnis berbasis perkebunan termuka di indonesia yang tumbuh dan
berkembang bersama mitra.
B. Misi Perusahaan
Misi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) yaitu:
a) Berkomitmen menghasilkan produk berbasis bahan baku tebu dan
tembakau yang berdaya saing tinggi untuk pasar domestik maupun
internasional.
b) Mendedikasikan pelayanan rumah sakit kepada masyarakat umum dan
perkebunan untuk hidup sehat.
c) Mendedikasikan diri untuk selalu meningkatkan nilai-nilai bagi kepuasan
2. Tebu yang berasal dari tanaman petani atau istilah lazimnya tebu rakyat
(TR) seluas 90% dari total tanaman tebu.
b. Tetes (Molasses)
Tetes merupakan hasil dari komoditas terbesar setelah gula pada PT.
Perkebunan Nuantara X. Produk ini duhasilkan sebagai turunan dari hasil
produksi gula. Sebelumnya produk ini masih sebagai produk sampingan,
tetapi pada perkembangannya, perusahaan menetapkan tetes sebagai produk
utama karena daya jual produk ini sangat tinggi disukung dari permintaan tiap
tahun yang selalu meningkat, namun sayangnya sayangnya hasil produksi
dari tetes masih sangat terbatas. Produk tetes (molasses) ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan alkohol, bio etanol, sebagai stater dari
pembuatan monosodium glutamate atau bumbu penyedap rasa, dan lain-lain.
B. produk lainnya
Selain memproduksi gula dan tetes, PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) juga
memiliki beberapa usaha lain, yaitu:
1. Unit usaha tembakau
Tembakau merupakan komoditas yang diekspor ke luar negeri. Daerah tujuan
ekspor terbesar adalah negara-negara Eropa. Tembakau merupakan komoditas
yang sifatnya fancy product, artinya nilainya tergantung dari kualitas, sedangkan
permintaan setiap pembeli memiliki spesifikasi yang berbeda-beda, sehingga
sangat sulit untuk bisa menilai komoditas ini secara obyektif. Produktifitas
tembakau per-tahun bervariasi, bergantung pada iklim, hama, penyakit dan
kondisi topografi daerah penanaman tembakau. Berikut ini nama perkebunan
tembakau beserta lokasinya:
a) Jember: kebun ajung gayasan, kebun kertosari
b) Klaten: kebun arum, gayamprit, wedibirit
2. Unit usaha rumah sakit
Sejak tanggal 1 desember 2003, unit usaha rumah sakit ditetapkan sebagai strategi
penjualan yang meliputi lokasi:
a) Rumah Sakit Gatoel yang berkapasitas 7500 pasien yang berada di
Kabupaten Mojokerto
b) Rumah Sakit Toelong Redjo berkapasitas 5000 pasien yang berada di
Kabupaten Kediri
Komisaris
Direktur Utama
Direktur
Pemasaran
Kepala
KBU
Tembakau
Administra
tur Kebun
Pimipnan
Unit
Industri
Bobbin
Kepala
KBU
Rumah
Kepala
Rumah
Sakit
Kabid.
Pemasara
n
Derektur
Keuangan
Kabid.
Keuang
an
Direktur
Produksi
Kabid.
Produks
i
Direktur
SDM
Kabid.
SDM
Sekretari
s
Perusaha
Administra
tur PG
Karo SPI
Staf
Direksi
Kepala Bidang
Pemasaran
Drs. H. IRAWAN
Kepala Urusan
Pemasaran
Produk Gula & Analissis
Pasar
Administrasi Gula
Dra. Nur
Handayani
Ismet Wahyu W.,
SE
Analisa Pasar
Nurul
Yudayanti, SE
Administrasi Tetes
H. Sutjahjo Widjaja,
SE
Ari Wibowo, SE
Agendaris
Suroso
Rendemen : Proses pembuatan gula dari tebu melalui beberapa tahap dimulai dari lahan sampai
ke emplasemen gilingan, mengesktrak nira di gilingan, pemurnian nira, penguapan, kristalisasi,
puteran sampai pengepakan gula dalam karung. Dari berbagai tahap tersebut terjadi kehilangan
gula dalam hal ini sukrosa sehingga jumlah sukrosa yang seharusnya bisa dikristalkan menjadi
gula berkurang (http://kemuningwkst.blogspot.com/2010/01/segala-sesuatu-tentang-rendemengula.html)
Distributor I
Distributor II
Distributor III
Konsumen
(end user)
Ket:
Dari diagram tersebut, PTPN
merupakan
produsen, yang
akan
Distributor II
Distributor III
Konsumen
(end user)
Distributor I/
Bulog
Dari alur tersebut PTPN X dan Bulog dapat menjaga kestabilan harga lebih
mudah dari pada melewati distributor 1. Adapun proses distribusi gula dari PTPN
X ke distributor dapat dilihat di Flowchart sebagaimana dibawah ini:
Pabrik Gula
Laporan
Harian PB34
KANTOR DIREKSI
BULOG
Bidang Pemasaran
Rekapitulasi
Persediaan
Masing-masing
Pembeli
Surat
Konfirmasi
Surat
Penawaran
Rekapitulasi
Persediaan
seluruh PG
Check stok
ad
a
Tida
k
Batal
Surat
Penegasan
DO
Gudang
Proses
PO
PO
SPS
Persetujuan
Ya
Transpor
tir
Keterangan
1. PG
mengirimkan
laporan
harian PB34 kepada kantor
Direksi Bidang Pemasaran
secara online untuk membuat
laporan persediaan.
2. Bidang Pemasaran membuat
rekapitulasi
persediaan
seluruh PG.
3. Pembeli
membuat
surat
penawaran kepada BULOG.
4. BULOG
membuat
surat
konfirmasi pada Kantor Direksi
bidang pemasaran tentang
adanya penawaran dari pihak
pembeli.
5. Apabila
persediaan
ada,
bidang
pemasaran
menerbitkan surat penegasan
kepada
BULOG
dan
bila
persediaan tidak ada maka
transaksi batal.
6. Setelah
menerima
surat
penegasan,
BULOG
memproses PO.
7. BULOG meminta persetujuan
dari pihak pembeli terhadap
harga yang ditawarkan oleh
Kantor
Direksi
bidang
pemasaran.
8. Apabila setuju, BULOG akan
menerbitkan PO.
9. BULOG mengeluarkan SPS
dengan perihal kesepakatan
pembayaran.
10.
Kantor Direksi bidang
pemasaran menerbitkan DO
setelah pembayaran 100%
diterima.
11.
DO diserahkan kepada
pembeli
untuk
ditujukan
kepada transportir.
12.
Transportir dari pihak
pembeli
melakukan
pengambilan Gula di gudang
dengan membawa DO.
masyarakat
umum,
karena
gula
rafinase
hanya
Dalam diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa seharusnya ada keterkaitan yang
erat antara pemerintah dan produsen (Pengolah dan petani) dimana didalam
hubungan keduamya di fasilitasi oleh kebijaksanaan public dan supporting system
yang terkait dengan produksi dan distribusi. Tetapi dalam diagram tersebut belum
ada monitor pemerintah dan produsen terhadap kualitas dan harga oleh karena itu
perlu control yang jelas dari pemerintah dan produsen terhadap distribusi hingga
ke end user. Dalam hal ini pihak yang berwajib berkepentingan terhadap proses