Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK


HUBUNGAN KUMPARAN TRANSFORMATOR 3
FASA
Dosen Pengampu:
Sugijono, S.T.,M.M.

Kelas LT 2D
Kelompok 3
Hanif Khirul Fahmy
Hening Puteri R
Ikhwan Zuhri
Luqman Hakim

(09)
(10)
(11)
(12)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015

JOB 9 Hubungan Kumparan Transformator 3 Fasa


1.

TUJUAN
Setelah melaksanakan praktek ini, mahasiswa dapat :

Mengindentifikasi terminal kumparan transformator 3 fasa sesuai dengan


rekomendasi IEC.

Menentukan dengan benar simbol hubungan dari rangkaian transformator


3 fasa.

Menggambarkan diagram vektor tegangan transformator 3 fasa sesuai


dengan macam hubungannya

2.

PENDAHULUAN
Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa perlu diadakan
pengetesan polaritas

agar didapatkan hasil rangkaian sesuai dengan yang

diinginkan.
Identifikasi terminal transformator 3 fasa sesuai dengan rekomendasi IEC
adalah sebagai berikut :
Terminal tegangan tinggi ( TT ) :
Untuk polaritas rendah adalah A1, B1, dan C1
Untuk polaritas tinggi adalah A2, B2, dan C2
Untuk neteral adalah N
Terminal tegangan rendah ( TR ) :
Untuk polaritas rendah adalah a1, b1, dan c1
Untuk polaritas tinggi adalah a2, b2, dan c2
Untuk netral adalah n
Macam hubungan kumparan transformator 3 fasa baik primer maupun
sekunder ada tiga, yaitu hubungan bintang (Y), segitiga () dan zig- zag (Z).
Kumparan primer dan sekunder dapat dirangkai dalam hubungan yang
berbeda dan berarti terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk
memudahkan dalam mengingatnya biasa digunakan sistem jam untuk
menyatakan selisih fasa antara sisi primer dan sisi sekunder pada suatu fasanya.
Jarum panjang (menit) menyatakan arah vektor tegangan primer ( selalu

menunjuk angka 12 ) dan jarum pendek ( jam ) menyatakan vektor tegangan


sekunder. Selisih fasanya adalah besar sudut yang dibentuk oleh kedua jarum
tersebut.
Contoh : Yd5 artinya kumparan tegangan tinggi dalam hubungan bintang
(Y) dan kumparan tegangan rendah dalam hubungan segitiga (), dan selisih
fasanya sebesar sudut yang dibentuk jarum panjang dan jarum pendek pada
saat pukul 5 (lima).
Gambar diagram fasa tegangannya adalah sebagai berikut :
12

12
A

Gambar 9.1. Diagram Fasa

3.

4.

PERALATAN
1. ACPS 220 V

1 buah

2. Transformator 1 fasa 220/48 V

3 buah

3. Multimeter Analog

1 buah

4. Kabel jumper

20 buah.

GAMBAR RANGKAIAN
Mengetes pole trafo untuk menentukan kutub yang positif + dan negative
- pada keluaran trafo dengan cara sbb :

- Tes Pole 1

Gambar 9.2. Rangkaian percobaan tes pole 1


Tabel 9.1. Polaritas 1
V1

V2

V3

Keterangan

100

25

125

V3 = V1 + V2

- Tes Pole 2

Gambar 9.3. Rangkaian percobaan tes pole 2

Tabel 9.2. Polaritas 2


V1
100

V2
25

A2

a2

A1

a1

B2

b2

B1

b1

C2

c2

C1

c1

V3
75

Keterangan
V3 = V1 V2

A2

a2

A1

a1

B2

b2

B1

b1

C2

c2

C1

c1

Gambar 9.4. Rangkaian 1 6

A2

a2

A1

a1

B2

B1
C

C2

C1

b2

Gambar 9.5. Rangkaian 2

A1

a1

B2

b2

B1

b1

C2

c2

C1

c1

c1

Gambar 9.6. Rangkaian 3

Gambar 9.7. Rangkaian 4 9

A2

a2

A1

a1

B2

b2

B1

b1

C2

c2

C1

c1

Gambar 9.8. Rangkaian 5


5.

a2

b1

c2

A2

LANGKAH KERJA

1) Menentukan polaritas terminal masing-masing transformator satu fasa yang


akan dirangkai menjadi sebuah transformator tiga fasa. Menandai terminalterminalnya sesuai dengan rekomendasi IEC.
2) Membuat rangkaian seperti gambar rangkaian 1.
3) Menghubungkan primer transformator tiga fasa yang telah dirangkai tersebut
dengan sumber tegangan AC tiga fasa 3 x 380 V / 220 V ( A pada L1, B pada
L2, C pada L3 dan N pada N ). Mencatat tegangan-tegangannya pada tabel 1.
4) Untuk mengetahui tipe hubungannya atau kelompok jamnya, sambungkan
terminal A dengan terminal a. kemudian catat tegangan antara terminal C dan
c, B dan c, C dan b serta A dan B pada tabel 2.
5) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 2, dan 3
6) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 4, dan 5 , tetapi karena sisi
tegangan tinggi terhubung segitiga tidak boleh diberi sumber 3 x 380 Volt
6.

LEMBAR KERJA
Tabel 9.3. Pengukuran Tegangan Primer dan Sekunder
Tegangan
( Volt )
AB
BC
CA
AN
BN
CN
Ab
Bc
Ca
an
bn
cn

Gb. 4.1

PERCOBAAN
Gb. 4.2 Gb. 4.3 Gb. 4.4

Gb. 4.5

360
357
356
204
208
204
86
85
85
49
49
49

360
357
356
204
208
204
49
49
48
-

215
218
213
125
125
128
24
24
24
0,1
0,1
0,1

358
355
354
204
207
202
48
48
49
-

223
220
221
53
52
52
-

Tabel 9.4. Pengukuran Tegangan Antar Primer - Sekunder


Tegangan
( volt )

Gb. 4.1

Gb. 4.2

PERCOBAAN
Gb. 4.3
Gb. 4.4

Gb. 4.5

Cc
Bc
Cb
AB
Catatan
7.

270
324
321
360
Yy12

360
404
354
360

312
315
358
358
Yd11

228
220
220
215
Dd6

24
240
24
215
Dd1

ANALISA DATA
Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa, pada masing-masing

transformator dilakukan pengecekan polaritas guna memastikan polaritas output


dan input transformator.
Pada percobaan 2 gambar 4.1 menunjukkan hubungan Yy dengan jam
vector pukul 12, karena dari data didapatkan Cc < Bc = Cb > Cc< AB . Kemudian
pada percobaan gambar 4.2 menunjukkan hubungan Yd dengan jam vector tidak
diketahui, karena data yang didapat tidak ada yang sesuai dengan data referensi
jam vector. Sedangkan untuk gambar 4.3 menunjukkan hubungan Yy dengan jam
vector menunjukkan pukul 11 karena dari data didapatkan Cc = Bc < Cb > Cc
<AB. Untuk praktikum gambar 4.4 jam vector menunjukkan hubungan Dd dengan
jam vector menunjukkan pukul 6, karena dari data didapatkan Cc > Bc = Cb < Cc
> AB dan untuk percobaan gambar 4.5 menunjukkan hubungan Dd1 dengan jam
vector menunjukkan pukul 1, karena dari data didapatkan Cc < Bc > Cb = Cc <
AB.

8.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Pada hasil percobaan pengukuran tegangan antara pimer dan sekunder
dapat digambarkan dengan vector jam
2. Dalam kumparan trafo tiga fasa digunakan selisih jam yaitu untuk
memudahkan dalam mengingat and menyatakan selisih fasa antara sisi
primer dan sekunder.
3. Terminal tegangan rendah berfungsi untuk polaritas rendah, a1, b1, c1
untuk a2, b2, c2 dan netral menggunakan N

4. Terminal trafo tiga fasa digunakan sebagai terminal teganagan tinggi, yaitu
untuk polaritas rendah a1, b1, c1 sedangkan polaritas tinggi a2, b2, c2 dan
untuk netral menggunakan N
5. Tegangan pada belitan primer sama dengan Tegangan sekunder
6. Pada belitan primer hubungan bintang nilai V line = 3 V fasa
7. Tegangan output dipengaruhi oleh pemberian tegangan pada sisi
kumparan primer. Sehingga perbandingan Vp/Vs=Np/Hs=Is/Ip.
8. Penggunaan trafo yang masih sehat akan menghasilkan data yang
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai