Anda di halaman 1dari 13

Rahmani Timorita Yulianti, Dr.

Dra, MAg
Program Studi Ekonomi Islam
FIAI UII

PENGERTIAN DASAR FILOSOFI


Dasar = Asas = Suatu kebenaran yg dijadikan pedoman

Filosofi berasal dari bahasa Yunani yaitu Philosophia


(Philein: cinta, Sophia: kebijaksanaan, pengetahuan,
kearifan, kebenaran)
Dasar Filosofi adalah suatu dasar kebenaran yg dijadikan
pedoman

DASAR FILOSOFI LKS


Kesatuan/Tauhid (Unity)

Keseimbangan (Equilibrium)

Kehendak bebas (Free Will)


Tanggung jawab
(Responsibility

Kesatuan/Tauhid (Unity)
Kesatuan/tauhid (Unity) merupakan dimensi vertikal yang
menunjukkan bahwa petunjuk (hidayah) yang benar berasal dari
Allah SWT.
Hal ini dapat menjadi pendorong bagi integrasi sosial, karena semua
manusia dipandang sama dihadapan Allah SWT shg tidak
diperbolehkan mendzalimi diri sendiri dan orang lain.
Manusia juga merdeka karena tidak seorangpun berhak memperbudak
sesamanya. Kepercayaan ini diyakini seluruh umat Islam, sehingga dapat
mendorong manusia dengan sukarela melakukan tindakan sosial
yang bermanfaat seperti tolong-menolong.

KESEIMBANGAN (EQUILIBRIUM)

Keseimbangan atau al-Adl wa


al-Ihsan (Equilibrium) adalah
dimensi horisontal yang
menuntut terwujudnya
keseimbangan masyarakat,
prinsip ini menghendaki jalan
lurus dengan menciptakan
tatanan umat yang menghindari
perilaku merugikan

KEHENDAK BEBAS
(FREE WILL)

Kebebasan manusia untuk menentukan sikap dan


perilaku -baik dan jahat- yg bersumber dari posisi
manusia sebagai wakil (Khalifah) Allah swt di bumi
dan posisinya sebagai makhluk yang dianugerahi
kehendak bebas utk memakmurkan bumi

TANGGUNGJAWAB
(RESPONSIBILITY)
Dalam kebebasan yang
dianugerahkan Allah swt
tersebut, ditanamkan melalui
prinsip tanggung jawab,
komitmen mutlak terhadap
upaya peningkatan
kesejahteraan sesama manusia.

KARAKTERISTIK LKS

1) Implementasi prinsip ekonomi Islam dengan ciri:


a)
b)
c)

Pelarangan riba,gharar,maisir,mubadzir,batil
Tidak mengenal konsep Time Value Of Money tetapi
menggunakan konsep Economic Value of Time
Uang sebagai alat tukar bukan komoditas yang
diperdagangkan

2) Investasi atas dasar bagi hasil bukan sistem bunga


3) Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atau jasa
4) Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan
sektor riel

KARAKTERISTIK
5) Dalam menerima titipan dan investasi, Lembaga
KeuanganSyariah harus sesuai dengan prinsip syariah
yg ada di Al Quran dan Al Hadis serta fatwa Dewan
Syariah Nasional.
6)Hubungan antara investor (penyimpan dana), pengguna
dana, dan Lembaga Keuangan Syariah sebagai
intermediary institution, berdasarkan kemitraan,
bukan hubungan debitur-kreditur
7)Bisnis Lembaga Keuangan Syariah bukan hanya
berdasarkan profit oriented, tetapi
juga falah oriented, yakni kemakmuran di dunia dan
kebahagiaan di akhirat

KARAKTERISTIK
8) Konsep yang digunakan dalam transaksi Lembaga
Keuangan Syariah berdasarkan prinsip
kemitraan bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa utk
transaksi komersial, dan pinjam-meminjam (qardh)
serta dana kebajikan (qardhul hasan) guna transaksi
sosial
9) Lembaga Keuangan Syariah hanya melakukan investasi
yang halal dan tidak menimbulkan kemudharatan serta
tidak merugikan syiar Islam.
10) Berasas kemitraan, keadilan, transparansi dan
universal

LANDASAN HUKUM LKS


Al Quran, Al Hadis dan ijtihad ulama (Fatwa DSN)

Deregulasi sektor perbankan pada tahun 1983, tidak

diperbolehkan membuka Bank


Paket Kebijakan Oktober (PAKTO) 1988, yang berisi
liberalisasi industri perbankan dengan
diperbolehkannya mendirikan Bank bebas bunga atau
bunga 0 %
UU No. 7 / 1992 tentang perbankan,dengan PP No.72 /
1992 tentang Bank berdasar bagi hasil
UU No.10 / 1998 tentang revisi UU No.7 / 1992, diatur
dengan lebih rinci landasan hukum serta jenis usaha
yang dapat dioperasikan oleh Bank Syariah, Bank
konvensional diperbolehkan membuka cabang Syariah
atau konversi menjadi Bank Syariah

LANDASAN ...
Undang-undang No.2 tahun 1992 tentang Asuransi

Undang-undang No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun.


Undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
Undang-undang Koperasi untuk BMT
UU No. 23 / 1999 tentang BI yang mengakomodir pengendalian

moneter Bank Syariah dapat dilaksanakan dengan prinsip


Syariah, dengan diterbitkan SWBI (Sertifikat Wadiah Bank
Indonesia), yang telah diubah dengan Undang-undang No.4 tahun
2003
Ketentuan BI tentang Bank Umum Syariah:
a) SE BI No. 32 / 2 /UPPB tgl 12 Mei 1999
b) SK Dir BI No. 32 / 34 / KEP / DIR / tgl 12 Mei 1999
Ketentuan BI tentang BPR Syariah:
a) SE BI No. 32 / 4/ UPPB tgl 12 Mei 1999
b) SK DIR BI No. 32 /36 / KEP/ DIR / tgl 12 Mei 1999
UU No. 21 / 2008 tentang Perbankan Syariah, dsb.

ALHAMDULILLAH..

Anda mungkin juga menyukai