Anda di halaman 1dari 13

Startup asal Makassar Wakili Indonesia pada Ajang

"Startup Istanbul" di Turki


Rabu, 10 Agustus 2016 | 19:05 WIB
AKARTA, KOMPAS.com - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memilih seorang pebisnis digital
pemula untuk mewakili Indonesia mengikuti lomba startup yang akan digelar di Istanbul, Turki
Oktober mendatang.
Dalam keterangan resmi Bekraf, Rabu (10/8/2016), wakil Indonesia yang akan maju ke Turki
adalah Cristianto Rian (24).
Peserta Bekraf for Pre-startup (Bekup) ini akan mengusung produk andalannya TarraSmart
(Transformation Radio for LifeSmart), sebuah aplikasi radio online berbasis web dan Android.
Sebelumnya, TarraSmart adalah sebuah nama untuk toko online pribadinya, namun
tidakberkembang dengan baik. Hingga akhirnya menemukan ide untuk membuat aplikasi radio
online dua tahun kemudian.
Ide tersebut muncul setelah melihat radio online yang ada saat itu memiliki antarmuka yang sulit
digunakan serta pengguna harus memasang aplikasi plugin pihak ketiga.
Setelah mengikuti Bekup, saya dapat mengetahui bagaimana cara membangun startup dengan
benar, membangun team work yang kuat dan melakukan pitching ke investor atau costumer
potensial, tutur Tian.
Tian kemudian mengajak Mohammad Taufik dan Ibnu Wahab Saimima sebagai co-founder
untuk mengembangkan aplikasi tersebut.
"Dari sana program Bekup, saya mendapat panduan membuat model bisnis dan tahu caranya
untuk menghasilkan revenue, sekaligus juga mendapatkan networking luas yang dimiliki
Bekraf," kata dia.
Editor

: Bambang Priyo Jatmiko

Pabrik Sepatu di Salatiga Ini Butuh 8.000 Pekerja


Selasa, 9 Agustus 2016 | 22:00 WIB
Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko menjadi rebutan karyawan untuk berselfi,
saat kunjungannya di PT Selalu Cinta Indonesia (SCI), pabrik sepatu di Jl. Lingkar
Selatan Salatiga, Dusun Tetep, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota
Salatiga, Selasa (9/8/2016) siang.

SALATIGA, KOMPAS.com - PT Selalu Cinta Indoseia (SCI), produsen sepatu olah raga untuk
ekspor, menantang Pemkot Salatiga untuk memenuhi kebutuhan karyawan sebanyak 8.000 orang
dalam waktu dekat.
Adam, Deputi Direktur HRD Grup PT KMK Global Sports , induk PT SCI, mengatakan hal
tersebut saat kunjungan Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko ke PT SCI di Jl. Lingkar
Selatan Salatiga, Dusun Tetep, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga,
Selasa (9/8/2016) siang.
"Salah satu target PT SCI adalah mampu memproduksi 350 ribu pasang sepatu tiap bulan, sedang
kebutuhan kami adalah terpenuhinya 8.000 tenaga kerja dalam waktu dekat ini. Kalau pemkot
tidak sanggup, maka kami akan mencari sendiri ke sekolah-sekolah langsung," kata Adam.
Sementara itu Heru Sudjatmoko menyimpulkan dengan besarnya target produksi sepatu tersebut
ini bisa menjadi perlambang kemajuan Salatiga.
Ia mengingatkan kepada perusahaan agar tidak selalu berorientasi pada keuntungan, akan tetapi
juga ada tanggungjawab sosial yang juga harus dipikul oleh perusahaan.
"Semoga dengan beroperasinya pabrik sepatu di Salatiga akan meningkatkan kesejahteraan para
karyawan, serta mendatangkan laba yang banyak bagi pabrik. Namun apalah artinya laba yang
banyak jika tidak bermanfaat bagi karyawan, masyarakat lingkungan juga masyarakat nasional
pada umumnya," sambut Heru.
Kehadiran Wakil Gubernur Jateng menjadi perhatian utama para karyawati. Mereka menjadikan
Heru sebagai sasaran untuk foto selfie bersama. "Selfi dulu dong pak Wagub ...," rayu salah
seorang karyawati.
Heru pun nampak sabar meladeni permintaan foto para karyawati yang kompak memakai
seragam batik tersebut.

Ini Cerita Rhenald Kasali yang Ikut Awasi Dimulainya


Operasional Terminal 3 Baru
Kamis, 11 Agustus 2016 | 07:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia yang juga


Komisaris Utama Angkasa Pura II (AP II), Rhenald Kasali mengakui pengoperasian Terminal 3
baru di Bandara Soekarno-Hatta masih banyak yang perlu diperbaiki.
Rhenald mengatakan pada hari pertama operasional Terminal 3 yang baru, masih ada kekurangan
di sana-sini, seperti calon penumpang yang masih bingung, dan sejumlah gangguan seperti listrik
yang padam.
"Ketaksempurnaan itu memang ada di kami, dan akan terus diperbaiki. Namun, saya ucapkan
terima kasih atas besarnya rasa cinta Anda kepada karya anak bangsa yang mungkin belum
sempurna," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (11/8/2016).
Sejauh ini, pembangunan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta tanpa melibatkan bantuan asing.
Seluruh pegawai AP II dikerahkan guna menyukseskan operasional terminal yang diharapkan
bisa menyaingi Changi Singapura ini.
Tak hanya staf, semua direksi ikut turun ke bawah membantu tim operasional menyempurnakan
segala hal.
"Sampai pukul 02.00 tanggal 9 Agustus dini hari, saya masih berada di area terminal tiga dan
kondisinya masih kondusif. Sementara semua direksi piket tanpa istirahat hingga malam hari
berikutnya," ujarnya.
Dugaan Sabotase
Rhenald juga mengungkapkan ada dugaan sabotase menjelang dimulainya operasional Terminal
3. Hal itu terlihat dari adanya kabel jaringan komputer yang dipotong-potong orang tak
bertanggung jawab.
"Sabotase? Atau mungkin orang iseng? Entahlah. Lebih baik kami cepat perbaiki saja," ungkap
Rhenald.
Sementara terkait dengan masalah listrik, Rhenald juga menceritakan bahwa itu berawal dari
seorang petugas yang tengah memasang interior bussiness lounge yang membuat korseleting
listrik. Akibatnya, areal seputar lounge itu pun padam.
"Namun, beritanya segera menyebar, seakan-akan listrik semua areal padam, lalu AC mati, dan
seluruh sistem terganggu. Ini tentu kurang tepat. Karena gangguan listrik bersifat lokal dan tak
ada sistem yang terganggu," katanya.
Namun demikian, manajemen AP II tetap memberi perhatian terhadap keluhan penumpang.
"Sekecil apapun diperhatikan, dijadikan cambuk untuk koreksi," ujarnya.

Maya Setyawan Kamis, 11 Agustus 2016 | 12:54


Baru 50 ribu pengunjung aja dah hancur2an, lebih2 pax 25 juta?
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Maya Setyawan Kamis, 11 Agustus 2016 | 12:49


@Andi.Susilo wajar apa, sama bali dan medan Soeta kelihatan amatir. Rheinald
Kasali dan Budi Karya kelihatan begonya...2 org yg katanya terbaik kalah sama sdm
dari medan dan bali...
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Andi Susilo Kamis, 11 Agustus 2016 | 12:01


Terminal baru wajar aja lah, justru harus segera di buka agar segera ada koreksi
seperti ini, kalo hanya koreksi yg menurut saya gak beberapa itu kan sebentar juga
bisa di selesaikan.
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Maya Setyawan Kamis, 11 Agustus 2016 | 11:49


Professor abal2. Baru ngurusin AP2 aja dah kedodoran. Sekarang malah nuduh.
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Maya Setyawan Kamis, 11 Agustus 2016 | 11:44


Guru besar tapi suruh tekel proyek baru sekelas T3U aja sdh berantakan. Sekarang
malah nuduh ini itu. Gak kepake org gini di luar negeri.
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Tas Biru Tua Kamis, 11 Agustus 2016 | 10:12

Yakin buat cambuk pak? nanti kalo di kritik kami dibilang pasukan antek asing,
pasukan bayaran, bla bla.... masak iya begitu?
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Andreas Lucky Lukwira Kamis, 11 Agustus 2016 | 08:42


baru 3 hari operasi sudah di-judge gagal. jangankan memindahkan bandara yg
harus mindahin pula sistem sofware dan hardware, yg mindahin terminal ke
Pulogebang saja susahnya setengah mati padahal cuma mindahin loket (tanpa
sistem).
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Widjaja Mansur Kamis, 11 Agustus 2016 | 08:03


ini sudah delay 2 bulan, masih kurang sana-sini... apalagi launch sebelum lebaran...
bisa disaster... Jonan is right!!!!

Ekonomi

Bisnis

"Kontrak Pecat", Perjanjian di Balik Keberhasilan Indonesia Tembus Standar


Penerbangan AS
Kamis, 11 Agustus 2016 | 08:05 WIB

KOMPAS.com Banyak cerita di balik keberhasilan Indonesia menembus standar otoritas


penerbangan sipil di Amerika Serikat atau Federal Aviation Administration (FAA).
Teranyar, terungkap adanya "kontrak kerja" siap dipecat yang dibuat jajaran pejabat eselon I dan
II Direktorat Jenderal Perhubungan Udara bila gagal meloloskan Indonesia masuk kategori 1
FAA.
Saat itu, Menteri Perhubungan masih dijabat oleh Ignasius Jonan. "Waktu itu begitu (sepakat siap
dipecat), tetapi kan sekarang berhasil," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Suprasetyo
sembari tertawa kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (10/8/2016).
Ia menceritakan, kontrak kerja siap dipecat itu dibuat saat ia akan diangkat Jonan sebagai Dirjen
Perhubungan Udara pada Januari 2015. Meski begitu, kontrak kerja itu tidak tersurat di dalam
selembar kertas atau dokumen.

Jonan dan Suprasetyo hanya mengandalkan rasa saling percaya. "Dulu kontrak waktu saya akan
diangkat, enggak tertulis, tetapi kontrak lisan dengan Pak Jonan," kata pria 58 tahun kelahiran
Magelang itu.
Selama ini, standar FAA kerap dianggap sebagai standar tertinggi sektor penerbangan dunia.
Pemerintah juga mengakui hal tersebut.
Namun, Suprasetyo mengungkapkan bahwa kontrak kerja itu tidak hanya berlaku untuk FAA,
tetapi juga pencabutan larangan terbang ke Eropa.
Pada Juni 2016 lalu, Uni Eropa sudah terlebih dahulu mencabut larangan terbang tiga maskapai
asal Indonesia, yakni Citilink, Lion Air, dan Batik Air.
Pernyataan Suprasetyo dibenarkan oleh mantan Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M
Djuraid. Menurut ia, kontrak kerja siap dipecat itu merupakan target yang diberikan Jonan
kepada jajaran pejabat di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
"Kontrak istilah saja. Tidak hanya disampaikan ke Pak Suprasetyo, tetapi juga kepada para
direktur. Pak Jonan memosisikan ini sebagai hal yang sangat penting dan jadi prioritas," ucap
Hadi.
Bahkan, kata dia, Jonan memantau langsung realisasi kontrak kerja itu secara konsisten.
Beberapa kali diagendakan pembahasan khusus mengenai persoalan FAA dalam rapat pimpinan
yang rutin digelar setiap Selasa.
Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara,
Mohammad Alwi, juga mengungkapkan adanya kontrak kerja khusus dengan Jonan. Setelah
Indonesia menembus katagori 1 FAA, ia langsung menghubungi mantan bosnya yang sudah
tidak lagi menjabat sebagai menteri.
"Setelah ganti empat menteri dan empat dirjen, akhirnya usaha ini berhasil. Saya sudah bilang ke
Pak Jonan bahwa tugas saya untuk FAA ini sudah selesai," tutur Alwi seperti dikutip dari Antara.
Prestasi itu sekaligus mengakhiri penantian panjang Indonesia yang hampir 10 tahun hanya
duduk dikategori 2 FAA. Artinya, standar penerbangan Indonesia tidak memenuhi standar
Amerika Serikat.
Berkat keberhasilan Indonesia menembus kategori 1 FAA, maskapai nasional diperbolehkan
mengudara lagi di langit Negeri Paman Sam.
Santoso Kamis, 11 Agustus 2016 | 12:19

Lebih mudah Menjadi PENJILAT Asal Bapak Senang Daripada Merawat/Menjaga


IDEALISME , Bravo Ignasius Jonan
(0) (0) Tanggapi Laporkan

mada siallagan Kamis, 11 Agustus 2016 | 10:48


@Akhmad. setuju dgn anda, ga ada urgensinya pak Jonan di berhentikan kinerjanya
bagus.
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Akhmad Kamis, 11 Agustus 2016 | 09:59


kerja pak jonan memang oke!sayang nya di negeri ini, orang-orang seperti jonan
selalu di singkirkan! saya kecewa jokowi memecat jonan tanpa alasan yg
jelas.kemenhub sekarang manyun,gk ada gebrakan apapun!
(1) (0) Tanggapi Laporkan

Paul Nugroho Kamis, 11 Agustus 2016 | 09:44


Cara agar Indonesia maju, terapkan "KONTRAK-PECAT" di semua
KEMENTERIAN! .......berani???
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Hendra Kurnia Kamis, 11 Agustus 2016 | 09:36


ah sayang banget orang hebat macam Pak Jonan diganti. Kerja keras Pak Jonan luar
biasa merevolusi transportasi Indonesia. Ini karena Pak Jonan lebih banyak kerja dari
pada banyak bicara
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Hendra Kurnia Kamis, 11 Agustus 2016 | 09:36

ah sayang banget orang hebat macam Pak Jonan diganti. Kerja keras Pak Jonan luar
biasa merevolusi transportasi Indonesia. Ini karena Pak Jonan lebih banyak kerja dari
pada banyak bicara
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Fiat131 Fiat 131 Kamis, 11 Agustus 2016 | 09:25


Kita trauma...stasiun kembali kumuh...bandara semrawut...angkot2 jorok...taksi
nembak...calo2 tiket marak...setelah pak jonan" di
tendang"...maklum...pak...uang..dan politik...mengalahkan..."idealisme"
(1) (0) Tanggapi Laporkan

Cipluk Norak Kamis, 11 Agustus 2016 | 09:24


kok bisa lulus yah beberapa kali kejadian penumpang berkeliaran memblokir di area
appron.....memang kerja keras yg patut dihargai entah bagaimana kejadian seperti
ini diabaikan
(0) (0) Tanggapi Laporkan

List Kamis, 11 Agustus 2016 | 09:18


Pak Jonan Memang Hebat...., Sangat Disayangkan Punya Menteri Bagus Kinerjanya
Dipecat. Pak Jonan Adalah Kurban Politik,
(1) (0) Tanggapi Laporkan

Dimas Mamuju Kamis, 11 Agustus 2016 | 09:10


Gara-gara masalah Ground Handling maskapai abal-abal itu, kita kehilangan org
berprestasi dipemerintahan.
(1) (0) Tanggapi Laporkan

Ani K Kamis, 11 Agustus 2016 | 09:08

Sayang menterinya bukan Pak Jonan lagi..


(0) (0) Tanggapi Laporkan

Logg Innoff Kamis, 11 Agustus 2016 | 09:02


sayang, pak jonan dipecat karena desakan si RK yang menjabat
watimpres...padahal hanya pak jonan ini yang berani terhadap maskapai abal2 ini
(1) (0) Tanggapi Laporkan

Adri P. Andito Kamis, 11 Agustus 2016 | 09:00


Orang hebat kenapa koq dipecat ya, gantinya malah belum tentu bs bgitu....
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Dimas Kerik Kamis, 11 Agustus 2016 | 08:59


Jonan ... masterpiece yang tersingkir karena POLITIK ... Tks pak Jonan
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Dimas Kerik Kamis, 11 Agustus 2016 | 08:59


Jonan ... masterpiece yang tersingkir karena POLITIK ... Tks pak Jonan
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Dimas Kerik Kamis, 11 Agustus 2016 | 08:59


Jonan ... masterpiece yang tersingkir karena POLITIK ... Tks pak Jonan
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Domu Halomoan Kamis, 11 Agustus 2016 | 08:57

Salut Buat Pak Jonan dan Jajaran Dirjen Perhungan Udara..


(0) (0) Tanggapi Laporkan

Anton Kurniawan Kamis, 11 Agustus 2016 | 08:54


Thank u pak jonan, sudah benahi sektor utara, ayo yg batu benahi laut dan darat.
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Ikhwanudin Kamis, 11 Agustus 2016 | 08:53


Tradisi itu harusnya diterapkan di Kementerian Pertanian dan Perdagangan, agar
mampu menurunkan harga daging dan komoditas lain, agar ekonomi pasar tidak
menjadi ekonomi preman, kata menko perekonomian Darmin Nasution
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Ikhwanudin Kamis, 11 Agustus 2016 | 08:50


Prificiat untuk pak Jonan dan Dirjen2 yg terlibat, teruskan tradisi meski menteri
berganti, agar Indonesia dihargai didunia penerbangan
(1) (0) Tanggapi Laporkan

Liat Liat Kamis, 11 Agustus 2016 | 08:34


@Kang.Parlan saya setuju dgn Anda. KAI luar biasa sekarang.
(0) (0) Tanggapi Laporkan

Kang Parlan Kamis, 11 Agustus 2016 | 08:29


Jonan orang hebat gw gak akan lupa itu bagaimana beliau membenahi KAI
merupakan legenda yang hidup.

Selamat Pak Jonan, anda sukses menjalankan tgs negara

JAKARTA, KOMPAS.com - Bandara Ferdinand Lumban Tobing, Tapanuli Tengah diselimuti


cuaca panas ketika rombongan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN
Rini Soemarno keluar dari pesawat khusus King Air 200, Minggu (7/8/2016).
Saat itu, jarum jam menunjukan Pukul 12.10 WIB. Menariknya, rombongan dari pesawat
kalibrasi milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu kompak mengenakan setelan kemeja
putih lengan panjang dan celana bahan hitam.
Di antara rombongan, seorang pria berbadan besar menyelinap. Perawakannya tidak asing bagi
pewarta yang kerap meliput di sektor perhubungan.
Saat para menteri berjalan ke arah terminal bandara, ia nyaris tidak pernah jauh dari rombongan.
Bahkan, berjalan tepat di belakang dua menteri tersebut. Ia adalah Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo.
"Pak, selamat atas keberhasilan Indonesia tembus kategori 1 FAA," sapa Kompas.com sambil
berjabat tangan.
Wajah Suprasetyo sumringah. Ia melemparkan senyum yang disusul tawa sambil
mengencangkan jabatan tangannya. Beberapa hari sebelum kunjungan itu, kabar baik memang
hinggap di telinga para pejabat Kemenhub.
Berdasarkan informasi hasil audit penerbangan dari otoritas penerbangan sipil di Amerika
Serikat atau Federal Aviation Administration (FAA), Indonesia dinyatakan lolos standar
keselamatan dan keamanan dengan kategori 1.
Kabar tersebut sekaligus mengakhiri penantian panjang Indonesia yang hampir 10 tahun hanya
duduk dikategori 2 FAA. Artinya, standar penerbangan Indonesia tidak memenuhi standar
Amerika Serikat.
Berkat hasil itu, maskapai Indonesia diperbolehkan mengudara lagi di langit Negeri Paman Sam.
Di Balik Itu...
Namun jauh sebelum kabar gembira itu datang, banyak yang sudah dilakukan pemerintah. Sejak
1,5 tahun lalu, saat Menteri Perhubungan dijabat oleh Ignasius Jonan, Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara menggenjot perbaikan standar keselamatan penerbangan.
Berdasarkan audit International Aviation Safety Assesment (IASA) pada 2007 silam, ada 283
temuan dalam standar keselamatan penerbangan Indonesia yang harus diperbaiki oleh otoritas
penerbangan Indonesia.
Saat itu, Kemenhub dinilai tidak melakukan pengawasan keselamatan terhadap operator
angkutan udara sesuai standar internasional.
September 2015, saat rapat dengan Komisi V DPR, Ignasius Jonan bahkan sempat menyatakan

siap mundur dari jabatanya bila Indonesia gagal tembus katagori 1 FAA.
Selama ini, standar FAA kerap dianggap sebagai standar tertinggi sektor penerbangan dunia.
Pemerintah juga mengakui hal tersebut.
Kini, setelah Indonesia berhasil masuk lolos standar FAA dan Jonan sudah tidak lagi duduk
sebagai Menteri Perhubungan, fakta-fakta baru muncul kepermukaan.
Sejumlah pejabat Ditjen Udara Kemenhub mengungkapkan ada semacam kontrak kerja khusus
dengan Jonan. Bila Indonesia gagal masuk kategori 1 FAA, maka para pejabat Ditjen Udara
harus siap dicopot dari jabatannya.
"Setelah ganti empat menteri dan empat dirjen, akhirnya usaha ini berhasil. Saya sudah bilang ke
Pak Jonan, bahwa tugas saya untuk FAA ini sudah selesai," kata Direktur Kelaikudaraan dan
Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan,
Mohammad Alwi, seperti dikutip dari Antara.
Suprasetyo juga mengungkapkan hal yang sama kepada Kompas.com. Baginya kontrak kerja
dengan Jonan itu justru melecut semangat perbaikan di sektor perhubungan udara sehingga
mampu lolos kategori 1 FAA.
"Pada 20 Juli 2016 lalu, saya ke Washington DC. FAA mengatakan Indonesia sudah memenuhi
standar," kata Suprasetyo.
Selama menjabat 21 bulan, Jonan memang terkenal tegas. Selama itu pula, ribuan pegawai
Kemenhub yang sudah bertahun-tahun menduduki jabatan itu-itu saja dimutasikan bahkan
sampai ke daerah terpencil.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang baru dua minggu dilantik pun bangga dengan
lolosnya Indonesia menjadi katagori 1 FAA. Bagi mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu,
hasil tersebut masukkan prestasi hasil kerja keras Kementerian Perhubungan.
"Itu harus disyukuri sebagai prestasi yang baik dari teman-teman perhubungan khususnya
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara," ucap Budi.
Cerita di Balik Keberhasilan Indonesia Tembus Kategori 1 Otoritas Penerbangan AS
rombongan dari pesawat kalibrasi milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu kompak
mengenakan setelan kemeja putih lengan panjang dan celana bahan h http://kom.ps/AFv5yx

Tinjau Stasiun Manggarai, Menhub: Yah Do It Program Pak


Jonan
August 10, 2016

JAKARTA Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan tinjauan ke stasiun


Manggarai dengan menggunakan commuterline Jabodetabek, Rabu (10/8).
Usai meninjau stasiun Manggarai, Budi meminta PT KAI untuk terus meningkatkan pelayanan.
Menurut Budi, kereta api merupakan moda transportasi yang paling efisien.
Ia mencontohkan, commuterline saat ini jumlah total penumpang pertahunnya mencapai lebih
dari 280 juta penumpang.
Jumlah itu, sambung Budi, masih akan ditingkatkan lagi menjadi 420 juta penumpang per
tahunnya.
Moda kereta api paling efisien dan ekonomis. Ini program yang baik yang dilakukan Pak Jonan.
Kita harus mengawal lebih baik lagi ke depannya. Saat ini penumpang perhari nya mencapai
sekitar 800 ribu. Akan terus dinaikan menjadi 1,2 juta penumpang perharinya, ucap Budi.
Budi menambahkan, saat ini porsi moda kereta api baru sekitar 10 persen dibanding moda
transportasi lainnya.
Ke depan kereta api akan ditingkatkan porsinya menjadi 25 persen. Kita harus berfikir cepat
untuk mencapai upaya itu, tandas mantan dirut PT AP II ini. (chi/jpnn)

Anda mungkin juga menyukai