SALATIGA, KOMPAS.com - PT Selalu Cinta Indoseia (SCI), produsen sepatu olah raga untuk
ekspor, menantang Pemkot Salatiga untuk memenuhi kebutuhan karyawan sebanyak 8.000 orang
dalam waktu dekat.
Adam, Deputi Direktur HRD Grup PT KMK Global Sports , induk PT SCI, mengatakan hal
tersebut saat kunjungan Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko ke PT SCI di Jl. Lingkar
Selatan Salatiga, Dusun Tetep, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga,
Selasa (9/8/2016) siang.
"Salah satu target PT SCI adalah mampu memproduksi 350 ribu pasang sepatu tiap bulan, sedang
kebutuhan kami adalah terpenuhinya 8.000 tenaga kerja dalam waktu dekat ini. Kalau pemkot
tidak sanggup, maka kami akan mencari sendiri ke sekolah-sekolah langsung," kata Adam.
Sementara itu Heru Sudjatmoko menyimpulkan dengan besarnya target produksi sepatu tersebut
ini bisa menjadi perlambang kemajuan Salatiga.
Ia mengingatkan kepada perusahaan agar tidak selalu berorientasi pada keuntungan, akan tetapi
juga ada tanggungjawab sosial yang juga harus dipikul oleh perusahaan.
"Semoga dengan beroperasinya pabrik sepatu di Salatiga akan meningkatkan kesejahteraan para
karyawan, serta mendatangkan laba yang banyak bagi pabrik. Namun apalah artinya laba yang
banyak jika tidak bermanfaat bagi karyawan, masyarakat lingkungan juga masyarakat nasional
pada umumnya," sambut Heru.
Kehadiran Wakil Gubernur Jateng menjadi perhatian utama para karyawati. Mereka menjadikan
Heru sebagai sasaran untuk foto selfie bersama. "Selfi dulu dong pak Wagub ...," rayu salah
seorang karyawati.
Heru pun nampak sabar meladeni permintaan foto para karyawati yang kompak memakai
seragam batik tersebut.
Yakin buat cambuk pak? nanti kalo di kritik kami dibilang pasukan antek asing,
pasukan bayaran, bla bla.... masak iya begitu?
(0) (0) Tanggapi Laporkan
Ekonomi
Bisnis
Jonan dan Suprasetyo hanya mengandalkan rasa saling percaya. "Dulu kontrak waktu saya akan
diangkat, enggak tertulis, tetapi kontrak lisan dengan Pak Jonan," kata pria 58 tahun kelahiran
Magelang itu.
Selama ini, standar FAA kerap dianggap sebagai standar tertinggi sektor penerbangan dunia.
Pemerintah juga mengakui hal tersebut.
Namun, Suprasetyo mengungkapkan bahwa kontrak kerja itu tidak hanya berlaku untuk FAA,
tetapi juga pencabutan larangan terbang ke Eropa.
Pada Juni 2016 lalu, Uni Eropa sudah terlebih dahulu mencabut larangan terbang tiga maskapai
asal Indonesia, yakni Citilink, Lion Air, dan Batik Air.
Pernyataan Suprasetyo dibenarkan oleh mantan Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M
Djuraid. Menurut ia, kontrak kerja siap dipecat itu merupakan target yang diberikan Jonan
kepada jajaran pejabat di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
"Kontrak istilah saja. Tidak hanya disampaikan ke Pak Suprasetyo, tetapi juga kepada para
direktur. Pak Jonan memosisikan ini sebagai hal yang sangat penting dan jadi prioritas," ucap
Hadi.
Bahkan, kata dia, Jonan memantau langsung realisasi kontrak kerja itu secara konsisten.
Beberapa kali diagendakan pembahasan khusus mengenai persoalan FAA dalam rapat pimpinan
yang rutin digelar setiap Selasa.
Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara,
Mohammad Alwi, juga mengungkapkan adanya kontrak kerja khusus dengan Jonan. Setelah
Indonesia menembus katagori 1 FAA, ia langsung menghubungi mantan bosnya yang sudah
tidak lagi menjabat sebagai menteri.
"Setelah ganti empat menteri dan empat dirjen, akhirnya usaha ini berhasil. Saya sudah bilang ke
Pak Jonan bahwa tugas saya untuk FAA ini sudah selesai," tutur Alwi seperti dikutip dari Antara.
Prestasi itu sekaligus mengakhiri penantian panjang Indonesia yang hampir 10 tahun hanya
duduk dikategori 2 FAA. Artinya, standar penerbangan Indonesia tidak memenuhi standar
Amerika Serikat.
Berkat keberhasilan Indonesia menembus kategori 1 FAA, maskapai nasional diperbolehkan
mengudara lagi di langit Negeri Paman Sam.
Santoso Kamis, 11 Agustus 2016 | 12:19
ah sayang banget orang hebat macam Pak Jonan diganti. Kerja keras Pak Jonan luar
biasa merevolusi transportasi Indonesia. Ini karena Pak Jonan lebih banyak kerja dari
pada banyak bicara
(0) (0) Tanggapi Laporkan
siap mundur dari jabatanya bila Indonesia gagal tembus katagori 1 FAA.
Selama ini, standar FAA kerap dianggap sebagai standar tertinggi sektor penerbangan dunia.
Pemerintah juga mengakui hal tersebut.
Kini, setelah Indonesia berhasil masuk lolos standar FAA dan Jonan sudah tidak lagi duduk
sebagai Menteri Perhubungan, fakta-fakta baru muncul kepermukaan.
Sejumlah pejabat Ditjen Udara Kemenhub mengungkapkan ada semacam kontrak kerja khusus
dengan Jonan. Bila Indonesia gagal masuk kategori 1 FAA, maka para pejabat Ditjen Udara
harus siap dicopot dari jabatannya.
"Setelah ganti empat menteri dan empat dirjen, akhirnya usaha ini berhasil. Saya sudah bilang ke
Pak Jonan, bahwa tugas saya untuk FAA ini sudah selesai," kata Direktur Kelaikudaraan dan
Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan,
Mohammad Alwi, seperti dikutip dari Antara.
Suprasetyo juga mengungkapkan hal yang sama kepada Kompas.com. Baginya kontrak kerja
dengan Jonan itu justru melecut semangat perbaikan di sektor perhubungan udara sehingga
mampu lolos kategori 1 FAA.
"Pada 20 Juli 2016 lalu, saya ke Washington DC. FAA mengatakan Indonesia sudah memenuhi
standar," kata Suprasetyo.
Selama menjabat 21 bulan, Jonan memang terkenal tegas. Selama itu pula, ribuan pegawai
Kemenhub yang sudah bertahun-tahun menduduki jabatan itu-itu saja dimutasikan bahkan
sampai ke daerah terpencil.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang baru dua minggu dilantik pun bangga dengan
lolosnya Indonesia menjadi katagori 1 FAA. Bagi mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu,
hasil tersebut masukkan prestasi hasil kerja keras Kementerian Perhubungan.
"Itu harus disyukuri sebagai prestasi yang baik dari teman-teman perhubungan khususnya
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara," ucap Budi.
Cerita di Balik Keberhasilan Indonesia Tembus Kategori 1 Otoritas Penerbangan AS
rombongan dari pesawat kalibrasi milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu kompak
mengenakan setelan kemeja putih lengan panjang dan celana bahan h http://kom.ps/AFv5yx