Anda di halaman 1dari 1

Dasar Hukum Non-Advokat Beracara di Pengadilan

Apakah bisa seseorang (bukan advokat) beracara di dalam sidang pengadilan pidana
maupun perdata? Apa dasar hukumnya?

Jawaban :
Tidak ada kewajiban untuk mewakilkan kepada advokat pada saat seseorang ingin beracara di
peradilan perdata. Hal ini sesuai dengan pasal 118 HIR, bahwa suatu gugatan dapat dimasukkan
oleh penggugat atau kuasa hukumnya. Jadi, apabila seseorang ingin beracara di peradilan
perdata, ia tidak harus mewakilkan kepada advokat. Seseorang, misalnya, dapat mengajukan
permohonan sebagai kuasa insidentil kepada Ketua Pengadilan dengan melampirkan surat
keterangan dari Lurah/Kepala Desa yang menerangkan bahwa calon kuasa masih ada hubungan
keluarga sedarah atau semenda sampai derajat ketiga (lihat Pedoman Teknis Administrasi dan
Teknis Peradilan Perdata Umum dan Perdata Khusus, Buku II, Edisi 2007, Mahkamah Agung RI,
Jakarta, 2008).
Sedangkan untuk peradilan pidana, kita harus merujuk pada Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP). Pasal 54 KUHAP mengatakan bahwa guna kepentingan pembelaan, tersangka
atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama
dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan dalam
undang-undang ini. Jadi, apabila seseorang ingin beracara di pengadilan pidana untuk dirinya
sendiri, hal ini dapat dilakukan. Akan tetapi, ia dapat juga -- apabila ia inginkan -- menunjuk
penasehat hukum untuk membela dirinya.
Pengecualian dari kebolehan beracara untuk diri sendiri seperti diatur dalam pasal 54 di atas
adalah apabila dakwaan yang dikenakan adalah tindak pidana yang diancam dengan pidana
mati atau ancaman pidana 15 tahun atau lebih (pasal 56 KUHAP). Dalam hal ini, tersangka atau
terdakwa WAJIB didampingi oleh penasehat hukum.
Selanjutnya, untuk penasehat hukum yang akan mendampingi terdakwa, haruslah memenuhi
ketentuan dalam undang-undang untuk memberikan bantuan hukum. Merujuk pada pasal 1 angka
13 KUHAP, penasehat hukum adalah seorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh atau
berdasar undang-undang untuk memberi bantuan hukum. Berdasarkan pasal 1 angka 1 UndangUndang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa
hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan Undang-Undang ini. Dari rumusan pasal tersebut jelas bahwa jika seseorang ingin
menjadi penasehat hukum sebagaimana dirumuskan dalam KUHAP, haruslah merupakan
advokat.
Demikian sejauh yang kami ketahui. Semoga bermanfaat.

1.
2.
3.

Dasar hukum:
HIR (Het Herziene Indonesisch Reglemen, Staatblad Tahun 1941 No. 44)
Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat

Anda mungkin juga menyukai