TUBERKULOSIS
Oleh:
Ramdan Puja Irwanda Timang 15014101318
Hurles I Palilu 15014101276
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
Ramdan Puja Irwanda Timang 15014101318
Hurles I Palilu 15014101276
Mengetahui,
Pembimbing Klinik I
Pembimbing Klinik II
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN HOME VISIT
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Status Pernikahan
Tanggal Kunjungan
: Ny. SS
: 56 tahun
: Perempuan
: Ranomuut Lingkungan 1
: Sekolah Dasar
: Ibu Rumah Tangga
: Kristen
: Janda
: 25 Juni 2016
Keterangan:
: Meninggal dunia
: Penderita
: Anak Perempuan Penderita
: Menantu laki laki penderita
: Cucu Penderita
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Anggota
SS
AS
S
FS
TS
Umur
56 tahun
36 tahun
36 tahun
13 tahun
7 tahun
Jenis
kelamin
P
P
P
L
P
Hubunga
n
keluarga
Istri
Menantu
Anak
Cucu
Cucu
Keadaan
fisik
Sakit
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
Kepemilikan rumah
: Milik sendiri
Ukuran rumah
Daerah rumah
Bertingkat/tidak
: Tidak
Ruang tamu
: 1 ruang
Ruang makan
: 1 ruang
Kamar tidur
: 2 ruang
Kamar mandi/WC
: 1 ruang
Dapur
: 1 ruang
10 Ruang lainnya
: -
11 Dinding rumah
: Beton
12 Ventilasi rumah
13 Lantai rumah
: Tehel/keramik
14 Atap rumah
: Seng
15 Sumur/sumber air
: Air Sumur
16 Sumber/listrik
17 Septi tank
: Ada
E. DENAH RUMAH
wc
KAMAR
RUANG TAMU
KAMAR
Riwayat Medis
Riwayat Gizi
Klinis
: Tuberkulosis Paru
1. Fungsi biologis
2. Fungsi patologis
a. Social
b. Cultural
dimasyarakat.
d. Economic
e. Education
utama.
f. Medical
3. Fungsi psikologis
Penderita tinggal dengan anak dan cucu penderita. Hubungan keluarga
terjalin akrab dan harmonis dengan kemampuan menyelesaikan
masalah secara musyawarah.
I. WAWANCARA
Pemeriksa
Pasien
Pemeriksa
Pasien
Pemeriksa
Pasien
Pemeriksa
Pasien
Pemeriksa
Pasien
bulan.
Pemeriksa : Jadi begini bu, obat yang diberikan harus diminum secara
teratur. Setelah obat diminum selama 6 bulan sebaiknya ibu
segera ke puskesmas untuk kontrol. Jika batuk sebaiknya
ditutup pakai masker, dan usahakan membuka jendela pada
pagi sampai sore hari agar rumah mendapat matahari yang
cukup. Makan makanan yang bergizi seimbang, terutama
yang mengandung protein , istirahat yang cukup, dan hindari
tidur larut malam.
Pasien
: Terima kasih banyak dokter atas informasinya.
Pemeriksa : Sama-sama ibu
J. DAFTAR MASALAH
1. Masalah medis
2. Masalah nonmedis
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
2. Penyebab
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang,
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh
karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat
mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa
jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat
dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.
3. Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi Tb paru yaitu menurut Depkes (2007) yaitu :
Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
a. Tuberkulosis paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan
(parenkim) paru. tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar
pada hilus.
b. Tuberkulosis ekstra paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,
misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium),
kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran
kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada
Tb Paru:
BTA positif.
1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks
kuman Tb positif.
1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3
spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya
hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
negatif.
Foto toraks
tuberkulosis.
Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non
OAT.
Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi
abnormal
menunjukkan
gambaran
pengobatan.
Klasifikasi berdasarkan tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat
pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien yaitu :
a. Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).
b. Kasus kambuh (relaps)
Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh tetapi
kambuh lagi.
c. Kasus setelah putus berobat (default )
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan
atau lebih dengan BTA positif.
d. Kasus setelah gagal (failure)
Demam
Serangan demam pertama dapat sembuh kembali, tetapi kadang-kadang
Batuk
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk biasanya dialami
4 minggu dan bahkan berbulan-bulan. Sifat batuk dimulai dari batuk non
produktif. Keadaan ini biasanya akan berlanjut menjadi batuk darah. Kebanyakan
batuk darah pada tuberculosis terjadi pada kavitas, tetapi dapat juga terjadi pada
ulkus dinding bronkus.
c.
Sesak napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas.
Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya
sudah meliputi bagian paru-paru.
d. Nyeri dada
Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga
menimbulkan pleuritis.
e. Malaise
Tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering
ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (BB
menurun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, dan berkeringat malam. Gejala
malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur
(Ari Sandi, 2012)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Rontgen Toraks
Pada hasil pemeriksaan rontgen toraks, sering didapatkan adanya suatu
lesi sebelum ditemukan gejala subjektif awal. Sebelum pemeriksaan fisik,
dokter juga menemukan suatu kelainan paru. Pemeriksaan rontgen toraks
ini sangat berguna untuk mengevaluasi hasil pengobatan, di mana hal ini
bergantung pada tipe keterlibatan dan kerentanan bakteri tuberkel terhadap
OAT. Penyembuhan total sering kali terjadi di beberapa area dan ini adalah
observasi yang dapat muncul pada sebuah proses penyembuhan yang
lengkap.
b. Pemeriksaan CT-scan
Pemeriksaan CT-scan dilakukan untuk menemukan hubungan kasus
TB inaktif/stabil yang ditunjukkan dengan adanya gambaran garis-garis
fibrotik ireguler, pita parenkimal, klasifikasi nodul dan adenopati,
perubahan kelengkungan berkas bronkhovaskuler, bronkhiektasis, serta
emfisema perisikatrisial. Pemeriksaan CT-scan sangat bermanfaat untuk
mendeteksi adanya pembentukan kavitas dan lebih dapat diandalkan
daripada pemeriksaan rontgen biasa.
c. Radiologis TB Paru Milier
TB milier akut diikuti oleh invasi pembuluh darah secara
masif/menyeluruh serta mengakibatkan penyakit akut yang berat dan
sering disertai akibat fatal sebelum penggunaan OAT. Hasil pemeriksaan
rontgen toraks bergantung pada ukuran dan jumlah tuberkel milier. Pada
beberapa pasien TB milier, tidak ada lesi yang terlihat pada hasil rontgen
toraks, tetapi ada beberapa kasus dimana bentuk milier klasik berkembang
seiring dengan perjalanan penyakitnya.
d. Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis terbaik dari penyakit Tuberculosis diperoleh dengan
pemeriksaan mikrobiologi melalui isolasi bakteri. Untuk membedakan
species Mycobacterium yang satu dengan lainnya harus dilihat sifat
koloni, waktu pertumbuhan, sifat biokimia pada berbagai media,
perbedaan kepekaan terhadap OAT dan percobaan, serta perbedaan
kepekaan kulit terhadap berbagai jenis antigen Mycobacterium.
6. Penatalaksanaan
Pengobatan
tuberkulosis
bertujuan
untuk
menyembuhkan
pasien,
1. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan
etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum
obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).
Diberikan kepada:
a. Penderita baru TBC paru BTA positif.
b. Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
2. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada :
a. Penderita kambuh.
b. Penderita gagal terapi.
c. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
3. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung
aktif(10).
4. Kategori 4: RHZES
Diberikan pada kasus Tb kronik .
7. Pencegahan
Pencegahan TBC harus dilakukan ketika salah seorang dari kerabat kita ada yang
tertular penyakit TBC. Karena penyakit TBC merupakan salah satu penyakit menular
yang bisa ditularkan melalui dahak penderita TBC. Selain itu makanan yang
mengandung kuman TBC juga bisa menjadi penyebab menyebarkan penyakit TBC.
Pencegahan TBC terkadang menjadi langkah yang dilupakan oleh sebagian orang.
Jika seseorang memiliki tes positif untuk infeksi laten TBC, dokter mungkin
menyarankan untuk mengkonsumsi obat untuk mengurangi resiko terkena tbc aktif.
Satu-satunya jenis TBC yang menular adalah varietas aktif, saat itu mempengaruhi
paru-paru. Jadi, jika dapat mencegah TBC dari menjadi aktif, penderita tersebut tidak
akan mengirimkan TBC ke orang lain.
Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar
dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk tbc
aktif.
untuk melawan infeksi sehingga lebih cepat sembuh. Ini adalah langkah yang
paling penting yang dapat diambil untuk melindungi diri sendiri dan orang lain
dari tbc. Bila penderita menghentikan pengobatan dini atau melewatkan dosis,
bakteri tbc
memiliki
kesempatan
untuk mengembangkan
mutasi
yang
memungkinkan mereka untuk bertahan hidup bahkan jika diberi obat tbc yang
paling kuat sekalipun. Strain yang resistan terhadap obat yang dihasilkan jauh
lebih mematikan dan sulit diobati.
: Tuberkulosis
: Lingkungan tempat tinggal yang padat
: Penderita adalah seorang Ibu yang tinggal bersama
anak dan cucu. ..
Skala fungsi sosial : Skala 1 ( Tidak ada kesulitan )
Fungsi keluarga
: Cukup baik
B. Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC adalah penyakit
yang dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk
minum obat secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk
memeriksakan diri ke klinik/puskesmas.
LAMPIRAN