Anda di halaman 1dari 88

Prinsip

Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3)
Doni Hikmat Ramdhan, PhD
Dept. Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UI

AC2

Topik
Konsep dasar, ruang lingkup, sejarah

UU dan Peraturan K3
Kesehatan Kerja dan PAK
Praktek dan Penerapan K3 di Industri dan Bisnis

Isu K3 terkini di Indonesia

AC3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keilmuan K3 ialah ilmu dan seni dalam
pengelolaan hazard (bahaya) dan risiko agar
tercipta kondisi tempat kerja yang aman dan
sehat.

Ilmu K3 bersifat multidisiplin, yang


meliputi ilmu dasar dan ilmu
terapan.
4

PRINSIP K3
Setiap pekerjaan bisa dilakukan dengan

selamat
Kecelakaan pasti ada sebabnya
Penyebab kecelakaan harus

dicegah/ditiadakan
AC5

Pentingnya K3
Tuntutan HAM

Regulasi Internasional,
Nasional, Lokal

Pertimbangan ekonomi
Citra
AC6

Semua orang memerlukan


keselamatan dan kesehatan

Untuk menjaga HAM tidak


mengalami distorsi maka diperlu
Hukum
Menjamin pelaksanaan
HAM, menekan Inciden,
Accident,
Menekan Claim
Citra pada publik,
klien, pemerintah,

Tujuan K3
Mencegah/ mengadakan usaha pencegahan agar karyawan

tidak mendapat luka/cidera/mati


Tidak terjadinya kerugian / kerusakan pada alat
/material/produksi
Upaya pengawasan thd 4 M yaitu : manusia, material, mesin,
metode kerja yang dapat memberikan lingkungan kerja aman
dan nyaman sehingga tidak terjadi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja

AC7

Sejarah K3
1700 tahun sebelum masehi Raja Hamurabi dari kerajaan

Babylonia

ahli bangunan dihukum mati bila rumah roboh/ambruk dan

menyebabkan kematian

Zaman Mozai, 5 abad setelah Hamurabi


Ahli bangunan bertanggungjawab atas keselamatan para pelaksana
dan pekerja dengan menetapkan pemasangan pagar pengamanan
pada setiap sisi luar atap rumah.
Pada 8 M, Plinius seorang ahli Encyclopedia bangsa Roma,
mensyaratkan agar para pekerja tambang diharuskan memakai tutup
hidung
1450 Dominico Fontana diserahi tugas membangun obelisk

di tengah lapangan St. Pieter Roma

Ia selalu mensyaratkan agar para pekerja memakai topi baja.

AC8

Peraturan K3
UU no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

UU no 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention

no 81 (Kovensi Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri


dan Perdagangan)
PP no 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3
Permenaker no 13 tahu 2011 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Kimia dan Fisika di tempat kerja

AC9

Contoh Kecelakaan Kerja

Tertimpa berton, 11 pekerja


konstruksi tewas

10

Kecelakaan
di Pabrik

Kecelakaan
Tambang

AC11

AC12

Piper Alpha
July 6th, 1988

Cost $1,500,000,000
167 killed from 225
Occidental UK went out of business in two years

AC13

Pekerja terpajan TRICHLOROETHYLENE

80 ppm

AC14

Kamijima et al. 2008

Sindrom hipersensitif akibat pajanan Trichloroethylene

Huang et al. 2006


(A) Exfoliative dermatitis

(B) Erythema multiforme


(C) Stevens-Johnson syndrome (D)Toxic dermal necrolysis

15

Bagaimana K3 di indonesia?
Data INDONESIA (2007)
83,714 Kasus - 349 per hari
6,506 Cacat - 57 per hari

1,883 Meninggal 8 per hari

7,5 Juta pekerja terdaftar di Jamsostek


106 Juta pekerja (Data BPS)

16

Sumber: PT Jam
17

The Percentage of Work-Accidents


Based on each Sector 2001 - 2010

Forestry
4%
Mining
3%
Transport
ation
9%

18

Others
20%

Construction
ConstructionManufacturing
32%
Transportation
Mining
Forestry
Others
Manufactur
ing

Kenapa bisa terjadi?


Bagaimana pencegahanya?

19

AC20

Industrial Revolution
Factory managers reasoned that
workers were hurt because
Number is Up
Carelessness

People Error

ACCIDENT
Act of God

Cost of doing
Business
PEOPLE PROBLEM

AC21

Accident prevention strategy

AC22

Domino Theory
1932 First Scientific Approach to
Accident/Prevention - H.W. Heinrich.

Industrial Accident Prevention

Social
Environment
and Ancestry

Fault of the
Person
(Carelessness)

Unsafe Act
or
Condition

MISTAKES OF PEOPLE
AC23

Accident

Injury

Domino Theory
Herbert W. Heinrich Travelers Insurance Company
In the late 1920s, studying reports of 75,000 workplace

accidents, he concluded the following:


88% of accidents are caused by unsafe acts committed by fellow workers

10% of accidents are caused by unsafe conditions


2% of accidents are unavoidable

Contemporary research considers domino theory as outdated

however todays more widely accepted theories can be traced back


to Heinrichs study.

24

Heinrichs Theory
Corrective Action Sequence
(The three Es)

AC25

Engineering

Education

Enforcement

The Swiss cheese model of


accident causation (Reason)
Some holes due
to active failures

Hazards

Other holes due to


latent conditions

Losses
Successive layers of defences, barriers, & safeguards
AC26

AC27

Strategic model
Performance & risk through layers
of protection to reduce the potential for
major incidents and losses:

The Swiss Cheese Model

plant engineering hardware, control

systems, physical layouts


Hazard
processes management systems to
identify, control and mitigate risks, and
drive continuous operational
improvement
people capability in terms of
Plant
leadership skills, relevant knowledge and
experience, and the organizational
Processes
culture

Hard barriers are more reliable than


soft barriers, but all ultimately rely on
people

Protective
Barriers

Weaknesses
or Holes

People

deliver
Performance

Accident

28

3 Periode dalam pengelolaan keselamatan kerja (Hopkins, 2006)

Engineering
Safety management
Accident
rate

Behaviour/
Human factors

Time
Design
engineering
AC29

Procedures

Behavioural modification

Bahaya & Risiko di kegiatan Penambangan

Kegiatan Pengupasan
Lapisan Penutup
Bahaya :
Jalan sempit,
Interaksi antar unit, debu
Risiko :
Tabrakan antar unit
Gangguan pernafasan

30

Kondisi Tidak Selamat


Perilaku Tidak Selamat
31

Latar Belakang Bahaya & Risiko di kegiatan Penambangan

Kegiatan
Persiapan
Tambang

Bahaya :
Pengoperasi
an unit besar
(Excavator)
32

Manajemen risiko

AC33

Manajemen Risiko K3
Penerapan secara sistematis
dari kebijakan manajemen,
prosedur dan aktivitas dalam
kegiatan identifikasi bahaya,
analisa, penilaian, evaluasi,
penanganan dan pemantauan
serta review risiko

AC34

Sumber/situasi yang berpotensi menimbulkan


cedera/kerugian (manusia, properti, lingkungan
atau kombinasi ketiganya)

AC35

Bahaya fisik/physical hazards


Bahaya kimia/chemical hazards
Bahaya biologi/biological hazards
Bahaya
psikologis/psychological
hazards
Bahaya ergonomi

CHEMICAL & DUST


HAZARDS
(cleaning products, pesticides,
asbestos, etc.)

ERGONOMIC
HAZARDS

BIOLOGICAL
HAZARDS

(repetition, lifting, awkward


postures, etc.)

(mold, insects/pests,
communicable diseases, etc.)

WORK ORGANIZATION
HAZARDS
Things that cause STRESS!

AC36

SAFETY HAZARDS

PHYSICAL HAZARDS

(slips, trips and falls, faulty


equipment, etc.)

(noise, temperature extremes,


radiation, etc.)

Kombinasi dari kemungkinan (likelihood) dan akibat


(Consequence) dari sebuah kejadian berbahaya yang spesifik.
Risiko akan mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu

AC37

Kemungkinan

Akibat

TAHAPAN MANAJEMEN RISIKO


PERSIAPAN

AKIBAT

KEMUNGKINAN

EVALUASI RISIKO

PENGENDALIAN RISIKO
AC38

Source: AS/NZS4360 (1999)

MONITOR & REVIEW

ANALISA RISIKO

Penilaian Risiko

IDENTIFIKASI BAHAYA

PERSIAPAN
Sebelum pelaksanaan manajemen risiko, organisasi perlu melakukan
beberapa persiapan antara lain;
Ruang lingkup kegiatan manajemen risiko
rutin/non rutin (mis : redesain, perbaikan)
aktifitas oleh personil internal &/ eksternal
fasilitas (oleh internal/eksternal)
Personil yang terlibat
Standar dalam penentuan kriteria risiko
Prosedur dan dokumentasi terkait, seperti:
prosedur manajemen risiko & komunikasi
daftar bahaya dan risiko (risk register)
form rencana/program pengendalian

AC39

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui & mendata


bahaya-bahaya apa saja yang ada di tempat kerjanya.
Personil yang melaksanakan kegiatan identifikasi bahaya
perlu mempertimbangkan hal-hal seperti;
Apa sumber yang berpotensi menimbulkan cidera ?
Bagaimana cidera dapat terjadi ?
Siapa yang dapat cidera ?

Hazard?

AC40

Location

Menetapkan cara untuk membantu mengidentifikasi bahayabahaya di tempat kerja. Beberapa cara tersebut antara lain
melalui;
Diskusi/Brainstorming
Mereview catatan K3 organisasi;
laporan kecelakaan, laporan bahaya, hasil audit
Studi literatur (MSDS, statistik industri)
Wawancara dengan pekerja (user)
Inspeksi dan observasi tempat kerja
Regulasi dan atau standar K3

41

Analisa Risiko

Analisa risiko dilakukan dengan menentukan


akibat yang timbul dan kemungkinan akibat
tersebut untuk dapat terjadi.

Metode analisa risiko dapat dilakukan dengan


cara kualitatif, semikuantitatif dan kuantitatif.

Salah satu metode yang banyak digunakan yaitu


matrik risiko (kualitatif)

AC42

Matriks Penilaian Risiko


AKIBAT

PELUANG

No
Injuries

First
Aid/Minor

Moderate/
Medical

Major/
Cacat

Fatal/Catas
trophic

Almost Certain
Hampir pasti terjadi

Likely
Besar kemungkinan terjadi

M
L
L
L

E
H
H
M
M

E
E
E
H
H

E
E
E
E
H

Moderate
Dapat terjadi
Unlikley
Kecil kemungkinan terjadi
Rare
Jarang terjadi

M
L
L

Extreme : Penghentian kegiatan, keterlibatan manajemen puncak


High
: Penanganan dengan penjadualan yang secepatnya
Moderate : Penjadualan dan penetapan tanggung jawab tindakan akan ditetapkan
Low
: Kendalikan dengan prosedur yang ada/rutin
Sumber AS/NZS 4360 : Risk Management

AC43

Evaluasi Risiko
Tahap evaluasi risiko bertujuan agar organisasi dapat
menetapkan keputusan, berdasarkan hasil dari analisa risiko
sebelumnya, mengenai risiko mana yang memerlukan
pengendalian & prioritas pengendaliannya.

Hasil Analisa Risiko


Lakukan pengambilan keputusan

Apakah risiko bisa diterima?

(acceptable risk?)

Apakah risiko harus


dikendalikan?
(risk reduction/control)?

AC44

Pengendalian Risiko

Bila suatu risiko tidak dapat diterima


maka
harus
dilakukan
upaya
pengendalian
risiko
agar
tidak
menimbulkan kecelakaan/kerugian.
Prinsip dari pengendalian risiko/risk
control dalam K3 yaitu:

Menghindari risiko
Mengurangi risiko
mengurangi kemungkinan
mengurangi akibat

AC45

AC46

Alat Pelindung
Diri

Pengendalian
Administratif

Rekayasa/
Engineering

Substitusi

Eliminasi

Hirarki Pengendalian Risiko K3


Eliminasi
Yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja.
Subtitusi
Yaitu mengganti dengan bahan/proses yang lebih aman

Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta


Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan

AC47

Hirarki Pengendalian Risiko K3

Rekayasa Teknik
Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding)
Pemasangan general dan local ventilation
Pemasangan alat sensor otomatis

48

CONTROLS: Engineering
CONTROL AT THE SOURCE!
Limits the hazard but doesnt entirely remove it.
Other Examples:
Mechanical Guards
Wet Methods for Dust
Enclosures/Isolation
DilutionVentilation

Image: by JohnRH4's photostream


Image: by Kare_Products

AC49

Proper
equipment

Local Exhaust
Image: by purpleslogs photostream

Re-designed Tools

Hirarki Pengendalian Risiko K3


Pengendalian Administratif
Pemisahan lokasi

Pergantian shift kerja


Pemberlakuan sistim ijin kerja
Pelatihan karyawan

Pembatasan akses ke area kerja


50

CONTROLS: Administrative
Aimed at Reducing Employee Exposure to Hazards
Not Removing Them!

Changes in work procedures such as:

Written safety policies/rules

Schedule changes, such as:


Lengthened or Additional Rest Breaks
Job Rotation
Adjusting the Work Pace

Training with the goal of reducing the duration,


frequency and severity of exposure to
hazards

AC51

but

CONTROLS: PPE
Personal Protective Equipment
Control of LAST RESORT!
Special Clothing
Eye Protection

Hearing Protection
Respiratory Protection
52

CONTROL IS AT THE WORKER!

Pemantauan dan Tinjauan Ulang


Setelah rencana tindakan pengendalian risiko dilakukan
maka selanjutnya perlu dipantau dan ditinjau ulang apakah
tindakan tersebut sudah efektif atau belum.

Bentuk pemantauan antara lain ;


inspeksi
pemantauan lingkungan
audit

AC53

Komunikasi dan Konsultasi


Tujuan:
Memberikan informasi kepada pekerja mengenai risiko yang ada di
tempat kerja
Memberikan awareness kepada pekerja mengenai risiko dan berperan
aktif dalam identifikasi bahaya
Memastikan pekerja memahami dan menerima strategi pengendalian
yang ditetapkan

Tentukan:
Kenapa
Bagaimana
Untuk Apa

AC54

Bahaya/risiko
dikomunikasikan

Latar Belakang Bahaya & Risiko di kegiatan Penambangan

Kegiatan Perawatan
dan Perbaikan Unit

Bahaya :
Penggunaan ganjal
yang tidak standar
Risiko :
Terlindas unit

55

Latar Belakang Bahaya & Risiko di kegiatan Penambangan


Kegiatan Perawatan dan
Perbaikan Unit
Bahaya :
Penggunaan ganjal yang
tidak standar
Risiko :
Tertimpa unit

56

AC57

AC58

Five Main Scientific Areas


Occupational
Health
Industrial
Hygiene

Behavior Science
and Culture
59

Safety

Ergonomics

Harmonisasi pekerja, alat dan tempat kerja

Management Systems
Health
Sciences

Management
Workers
Work
place

Disease

hazard

risk

Loss
Accident injury

Equipment
Management

Safety
Sciences

Management Systems
60

61

Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja
62

Promosi dan pemeliharaan derajat tertinggi fisik,


mental dan kesejahteraan sosial para pekerja
dengan mencegah dari bahaya-bahaya yang

akan ditimbulkan dan melakukan pengendalian


risiko serta adaptasi terhadap lingkungan pekerja
agar mereka bekerja dengan aman.

(ILO/WHO 1950)

Manfaat Kesehatan Kerja


Mengurangi risiko masalah kesehatan di tempat
kerja.

Tujuan Kesehatan Kerja


Pekerjanya fit for work
Tidak stress
Area kerja tertata dengan rapi dan benar serta
menggunakan peralatan yang tepat dan aman
63

Kesehatan kerja lebih banyak berfokus pada


pencegahan primer dari bahaya-bahaya
yang akan ditimbulkan di tempat kerja.
Pada kesehatan kerja, ini mengacu pada
identifikasi dan pengendalian risiko yang

timbul.

64

Peny. Akibat Kerja & Peny. Yg.


Berhubungan dengan pekerjaan

Perkembangan daftar peny akibat kerja:


1919 1 penyakit : Anthrax
1925 3 penyakit
1934 10 penyakit
ILO Encyclopaedi of Occupational Health
and Safety 70 penyakit
Indonesia: Keppres RI 22.1993 31
penyakit karena hubungan kerja

65

DEFINISI-DEFINISI:

Simposium Internasional mengenai PAK

Penyakit akibat kerja Occupational


Disease:

Penyakit yang mempunyai penyebab yang


spesifik atau asosiasi kuat dengan pekerjaan,
yang pada umumnya terdiri dari satu agen
penyebab yang sudah diakui

66

Definisi-definisi

Penyakit yang berhubungan dengan


pekerjaan Work Related Disease:

Penyakit yang mempunyai beberapa agen


penyebab, dimana faktor pada pekerjaan
memegang peranan bersama dengan faktor
risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit
yang mempunyai etiologi yang kompleks

67

Definisi-definisi

Keppres RI no 22/1993

Penyakit yang timbul karena hubungan


kerja :

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja


adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja

68

Hubungan peny. Akibat Kerja &


peny. Yg. Berhub.dg pekerjaan

P.A.K

PENY. BERHUBUNGAN DG. PEK

NON-PAK

FAKTOR PEKERJAAN

BUKAN FAKTOR PEKERJAAN


69

Higiene Industri
70

Ilmu dan seni yang berfokus kepada


antisipasi, rekognisi, evaluasi, dan
pengendalian terhadap faktor lingkungan
atau tekanan yang berasal dari tempat
kerja dan dapat menyebabkan kesakitan,
mempengaruhi kesehatan, atau menggangu
kenyamanan pekerja atau masyarakat
sekitar
American Conference of Industrial
Hygienists

71

Antisipasi

Rekognisi
SCOPE

Evaluasi

Pengendalian
Hendra. 2014. Industrial hygiene. Depok: FKM
Universitas Indonesia (PPt Dosen)

72

Bahasa Yunani
Ergon (kerja) dan nomos (aturan),
secara keseluruhan ergonomi berarti
aturan yang berkaitan dengan kerja.

Ergonomi
Ilmu yang mempelajari tentang
manusia dalam melakukan
pekerjaannya menjadikan
manusia sebagai pusat dalam
perancangannya

Mencakup:
metode kerja, peralatan,
lingkungan fisik kerja, organisasi
kerja
AC73

Definisi ergonomi menurut OSHA


Ilmu yang mempelajari tentang perancangan
pekerjaan untuk menyesuaikan dengan
pekerja, sehingga pekerja tidak memaksakan
secara fisik untuk dapat melaksanakan suatu
pekerjaan

Ergonomi
Antropometri

Ergonomi kognitif

mengatur mengenai ukuran dari tubuh


dimensi linier terhadap alat kerja maupun
penunjang kerja lainnya

Bagaimana informasi yang ada dalam


lingkup pekerjaan diolah dalam diri
manusia

Ergonomi fisik
Pengukuran kerja dari
segi tenaga yang
dikeluarkan

AC74

Lingkungan
fisik kerja
Pengaruh lingkungan
fisik terhadap
performance kerja dan
kesehatan pekerja

Human system
organization
Menyesuaikan tuntutan
kerja dengan
kapabilitas atau
kemampuan karyawan

Pendekatan
Sistem Manajemen K3

AC75

Hazard Profile
Menunjukkan gabungan dari karakteristik dalam lingkungan
kerja yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerusakan
atau kerugian pada pekerja.

AC76

Datang Sehat, Kerja Giat, Pulang Selamat


Masa Depan Cerah
Sehat Jasmani
Sehat Rohani
Cukup Materi

AC77

Company Regulation
HES Mgmt Plan
Housekeeping
Access Control
Work Permit
Lock Out Tag Out
SOP/JSA
PPE
MSDS
Etc

Keuntungan yang besar


Perusahaan Yang Dihargai
Diperhitungkan didunia
bisnis

SMK3
PP no 50 tahun 2012 tentang SMK3
OHSAS 18000: OHSMS

AC78

Dasar Hukum SMK3 PP 50 Tahun 2012

UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2


Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

UU No 14 Tahun 1969 (Ketentuan Pokok Tenaga Kerja)


Pasal 9 dan Pasal 10 tentang Hak perlindungan terhadap Kesehatan dan keselamatan kerja dan
peran pemerintah dalam perlindungan kesehatan dan keseslamatan kerja

UU No 13 Tahun 2003 (Ketenaga kerjaan)

UU No 1 Tahun 1970

Pasal 86

Keselamatan
Kerja

Pekerja/buruh mempunyai
hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja

Pasal 87
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan

PP No 50 2012
Penerapaan SMK3

79

STRUKTUR PP 50 Tahun 2012

PP 50
Tahun 2012

BAB I
Ketentuan
Umum
Pasal 1,2,3

BAB II
SMK3

Bagian Kesatu
Umum

Bagian Kedua
Kebijakan K3

Pasal 4,5,6

Pasal 7&8

LAMPIRAN

BAB III
Penilaian SMK3
Pasal 16 & 17

Bagian Ketiga
Perencanaan K3

Pasal 9

BAB IV
Pengawasan
Pasal 18, 19, 20

BAB V
Ketentuan
Peralihan
Pasal 21

Bagian Keempat
Pelaksanaan Rencana

Bagian Kelima
Pemantauan& Evalusi

Pasal
10,11,12,13

Pasal 14

BAB VI
Ketentuan
Penutup
Pasal 22

Bagian Keenam
Peninjauan&
Peningkatan

Pasal 15

Lampiran 1 (Pedoman Penerapan SMK3)


Lampiran 2 (Pedoman Penilaian Penerapan SMK3)
Lampiran 3 (Laporan Audit SMK3)
80

Tujuan Penerapan SMK3

Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja


yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja


dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh;

Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk


mendorong produktivitas.

Sumber

Pasal 2

81

Kewajiban Penerapan SMK3 PP 50 Tahun 2012

Memiliki
Buruh/Pekerja
Minimal 100
orang
Dan atau
Memiliki Tingkat
Potensi Bahaya Tinggi
sesuai Peraturan
Peundang-undangan
Sumber

Pasal 5 Ayat 2

82

Elemen Audit SMK3 PP 50 Tahun 2012

1. Pembangunan dan
pemeliharaan komitmen

5. Pembelian

9. Pengelolaan material
dan perpindahannya

2. Strategi
pendokumentasian

6. Keamanan bekerja
berdasarkan SMK3

10. Pengumpulan dan


penggunaan jasa

3. Peninjauan ulang
desain dan kontrak

7. Standar pemantauan

11. Audit SMK3

4. Pengendalian
dokumen

8. Pelaporan dan
perbaikan

12. Pengembangan
keterampilan dan
kemampuan

83

Prinsip Penerapan SMK3 PP No 50 Tahun 2012

Perbaikan
Berkelanjutan
Kebijakan K3
Kaji ulang
manajemen
Pemeriksaan dan
tindakan perbaikan

Perencanaan
Pelaksanaan

Sumber

Pasal 6 Ayat 1

84

Tingkat Pencapaian Penerapan SMK3 PP 50 Tahun 2012

Ketegori
Perusahaan

Tingkat Pencapaiaan Penerapan

0 - 59 %

60 - 84 %

85 - 100 %

Tingkat Awal
(64 Kriteria)

Kurang

Baik

Memuaskan

Tingkat Transisi
(122 Kriteria)

Kurang

Baik

Memuaskan

Tingkat Lanjutan
(166 Kriteria)

Kurang

Baik

Memuaskan

85

Statistik Kecelakaan ITM

Tingkat kekerapan kecelakaan (IFR) PT. ITM tahun


2011 mengalami penurunan 68% di banding tahun
2010.

86

Statistik Kecelakaan ITM

Tingkat keparahan kecelakaan (ISR) PT. ITM tahun 2011


mengalami penurunan 17% di banding tahun 2010.
87

AC88

Anda mungkin juga menyukai