PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
karena itu keberadaan rumah yang sehat, aman, serasi dan teratur sangat
diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.
Pengertian rumah disini mencakup ruangan yang ada didalam rumah, halaman dan
area disekelilingnya.
Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan
sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan
setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia. Rumah harus dapat
mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh pemakainya,
sehingga kebutuhan ruang da aktivitas setiap penghuninya dapat berjalan dengan
baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor-faktor yang dapat
merugikan kesehatan. Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung,
bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang
sempurna baik fisik, rohani maupun sosial.
2.2 Fungsi Rumah
Fungsi rumah bagi manusia sebagai berikut :
a) Sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat
melaksanakan kewajiban sehari-hari.
b) Sebagai temapt untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa
kekeluargaan bagi segenap anggota keluarga yang ada
c) Sebaai lambang untuk melindungi diri dari bahaya yang datang
mengancam.
d) Sebagai status sosial yang dimiliki yang masih dirasakan hingga saat ini.
e) Sebagai temapt untuk meletakkan atau menyimpan barang-barang
berharga yang dimiliki, yang terutama masih ditemui pada masyarakat
pedesaan.
2.3 Persyaratan Rumah Sehat
Menurut Budiman Chandra (2007) persyaratan rumah sehat yang
tercantum dalam Residential Enviroment dari WHO (1974) antara lain :
a) Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai
tempat istirahat.
b) Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, memasakn, mandi, mencuci,
kakus, dan kamar mandi.
c) Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
d) Bebas dari bahan bangunan berbahaya.
e) Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi
penghuninya dari gempa, keruntuhan dan penyakit menular.
f) Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
Persyaratan rumah sehat sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian
rumah sehat (Depkes RI 2007)
a) Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah,
adanya ruanan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-masing
penghuni.
b) Memenuhi persyaratan penceahan penularan penyakit antar penghuni
rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah
tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak
berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.
c) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang
timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan
garis sempadan jalan, konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan
kecelakaan didalam rumah.
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut
Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
a) Bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain : debu total kurang ari
150mg/m2, asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum
(Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan.
5
dan
tidak
rawan
kecelakaan.
Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir.
Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.
Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
c) Pencahayaan
Pencahayaan alam dan atau buatan langusng maupun tidak langusng
dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal
60 lux dan tidak menyilaukan mata.
d) Kualitas udara
Suhu udara nyaman antar 18-300C
Kelembaban udara 40-70%
Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam
Pertukaran udara 5 kaki 3/menit/penghuni
Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam
Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
e) Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10%
luas lantai.
f) Vektor penyakit : tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang
didalam rumah.
g) Penyediaan air
Tersedia saran penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60
Pada dasarnya sumber air bersih berasal dari air tanah dan air
permukaan. Air yang diperoleh dari air tanah, yang kemudin
dinaikkan keatas dengan berbagai macam cara seperti sumur pompa
tangan, sumur gali dengan tali timba. Air dari mata air dapat dijadikan
sebagai sumber air bersih, agar kualitas air menjadi baik maka mata
air perlu dibuatkan perlindungan agar tidak tercemar
Air yang berasal dari sungai atau danau juga dapat dimafaatkan
menjadi air bersih setelah dilakukan pengolahan terlebih dahulu
sehingga memenuhi syarat kesehatan
Air hujan juga dapat digunakan sebgai sumber air bersih, carana
adalah dengan menampung air hujan setelah turun hujan 5-10 menit
dan disimpan untuk keperluan rumah tangga.
d) Masalah yang berkaitan dengan air
- Sarana air bersih yang tidak sehat
Sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat
menjadi sumber penularan penyakit. Masih ada masyarakat yang
mengambil air untuk eperluan rumah tangga berasal dari air sungai
atau mata air yang tidak terlindungi, tindakan ini tidak baik karena
air yang diambil tidak sehat. Sarana penampungan air hujan yang
sudah retak-retak tidak dapat melindungi air hujan yang disimpan
didalamnya agar tetap bersih, karena dinding yang retak menjadi
tempat berkembangbiaknya lumut yang dapat menngotori air.
Sumur pompa tangan yang tidak dilengkapi lantai kedap air
menjadikan sumur tersebut tidak sehat, karena air bekas pakai
-
cara direbus.
Perilaku tidak sehat berkaitan dengan air
Mengotori sungai dengan membuang sampah dan berak disungai
adalah tindakan yang tidak baik karena kualitas air sungai menjadi
jelek dan menjadi sumber penyakit.
Membuat sumur didekat sungai yang kotor atau tercemar juga
tidak baik karena air yang mengalir ke dalam sumur kemungkinan
masih tercemar.
Menggunakan sungai untuk keperluan mandi, mencuci, gosok gigi
maupun
untuk
memasak
dapat
membahayakan
kesehatan
masyarakat.
Mengambil air dari sumber atau sarana air bersih yang tidak sehat
untuk keperluan rumah tangga akan membahayakan kesehatan
penggunaannya
Perilaku tidak baik dengan mengambil air dari sungai atau sumur
yang tidak terjaga dapat menyebabkan sakit pemakai air tersebut
Mengambil air dari tempat penyimpanan air seperti tempayan, bak
air, tidak boleh dengan tangan masuk ke dalam air karena dapat
mengotori air. Menghambur-hamburkan air adalah termasuk
perilaku yang tidak baik karena akan mengurangi kandungan air
didalam tanah. Air limpahan yang tidak dibuang dengan benar
daapt menggenang dan menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Minum air yang belum diolah terlebih dahulu dapat menyebabkan
-
sakit karena kuman penyakit yang ada didalam air belum mati.
Penyakit yang berhubungan dengan air
Jenis penyakit yang berhubungan dengan air antara lain sakit
perut, diare, sakit kulit, sakit mata, kecacingan, demam berdarah,
malaria, kaki gajah (filariasis), dan lain-lain:
b) Air Limbah
a) Pengertian
10
Air limbah ialah air bekas dari kamar mandi, tempat cuci dan dapur,
tidak termasuk air dari jamban/wc. Air limbah juga mengandung
kuman yang diantaranya kuman-kuman tersebut dapat menyebabkan
penyakit sehingga air limbah menjadi sumber penularan penyakit.
b) Sarana pembuangan air limbah yang sehat dan tidak sehat
- Sarana pembuangan air limbah yang sehat
Sarana pembuangan air limbah yang sehat yaitu yang dapat
mengalirkan air limbah dati sumbernya (dapur, kamar mandi) ke
tempat penampungan air limbah dengan lancar tanpa mencemari
-
sumur
maka
dapat
mencemari
sumur.
Tempat
11
Sakit kulit
Disebabkan karena menggunakan air yang telah tercemar kotoran,
baik yang berasal dari sampah, tinja, atau kotoran hewan untuk
mencuci muka.
Kecacingan
Dapat terjadi karena bermain-main ditempat pembuangan air
limbah kemudian makan dengan tanpa cuci tangan dengan sabun
terlebih dahulu. Atau bermain ditempat pembuangan air limbah
tanpa alas kaki sehingga larva cacing masuk ke dalam tubuh
melalui kaki.
Malaria
Nyamuk malaria berkembang biak di air yang tergenang, oleh
karena itu bila ada air yang menggenang harus dialirkan agar tidak
ada nyamuk yang bertelur ditempat tersebut. Tempat bertelur
nyamuk malaria antara lain sawah, kolam, danau, terutama
didaerah pantai.
Filariasis
Filariasis atau sering disebut penyakit kaki gajah, karena kaki
menjadi bengkak seperti kaki gajah, disebabkan oleh cacing filaria
yang menyumbat pembuluh darah balik, sehingga mengakibatkan
pembengkakakn. Cacing filaia terdapat didalam tubuh nyamuk
culex yang biasa berkembang biak di air kotor yang tergenang
seperti got, comberan, dan rawa. Untuk mencegahnya yaitu
mengalirkan airatau menutup agar tidak ada nyamuk yang bertelur
ditempat tersebut.
c) Sampah
Pengertian
Sampah adalah semua benda padat yang karena sifatnya tidak
12
dan sumur.
Perilaku yang sehat dan tidak sehat berkaitan dengan sampah
Sampa harus diperlalukakan dengann benar agar tidak
membahayakan manusia bahkan dapat mendatangkan manfaat.
Sapah dikumpulkan ditempat sampah yang memenuhi syarat
kesehatan atau dibuang dilubang tanah dan menguburnya,
13
sehingga
tidak
dijangkau
serangga
dan
tikus.
Seringkali
tersebut.
Menutup
tempat
penyimpanan
air
dan
14
tanah permukaan.
Perilaku yang sehat dan tidak sehat berkaitan dengan tinja
Masih sering dijumpai orang melakukan buang air besar ditempat
terbuka
seperti
disungai/parit,
dikebun/pekarangan,
di
15
Masuk ke air
sehingga air
tercemar
TINJA
Tangan
memegan
g
tinja/cebo
Lalat
hinggap
ditinja
Air tercemar
diminum/cuci
tangan
Makan
dengan
tangan tidak
cuci tangan
pakai sabun
Lalat
hinggap di
makanan
Sakit
perut,
diare
Makanan
dimakan
manusia
16
Kecacingan
Tinja manusia dan kotoran hewan banyak mengandung telur
cacing yang dapat tertelan masuk kedalam tubuh manusia
sehingga menjadi kecacingan. Satu ekor cacing dapat bertelur
lebih dari 100.000 telur. Cacing dalam tubuh perlu makan yang
diambil dari sari makanan yang ada diusus manusia.
Penyakit kecacingan selain disebabkan masuknya telur cacing
kedalam mulut dapat pula disebabkan karena masuknya larva
cacing (cacing yang baru menetas) ke dalam tubuh melalui kulit.
Biasanya larva cacing menembus kulit kaki yang tidak memakai
alas kaki atau sepatu. Alur penularan penyakit kecacingan melalui
tinja dapat dijelaskan seperti diagram dibawah ini.
17
lainnya
Mencegah bau yang tidak sedap
Konstruksi dudukannya dibuat dengan baik & aman bagi pengguna
18
keamanan
Bangunan dapat menghindarkan/melindungi dari kemungkinan
timbulnya bau
- Mudah dibersihkan dan tersedia ventilasi udara yang cukup
c) Penampung tinja (Bangunan Bagian Bawah)
Penampung tinja adalah lubang dibawah tanah, dapat berbentuk persegi,
lingkaran, bundar atau yang lainnya. Kedalaman tergantung pada kondisi
tanah dan permukaan air tanah di musim hjan. Pada tanah yang kurang
stabil, penampung tinja harus dilapisi seluruhnya atau sebagian dengan
19
bahan penguat sperti anyaman bambu, batu bata, ring beton dan lainlain. Pertimbangan untuk bangunan bagian bawah antara lain :
- Daya resap tanah (jenis tanah)
- Kepadatan penduduk (ketersediaan lahan)
- Ketinggian muka air tanah
- Jenis bangunan, jarak bangunan dan kemiringan letak bangunan
-
lubang/kapasitas)
- Diutamakan dapat menggunakan bahan lokal
- Bangunan yang permanen dilengkapi dengan manhole
Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada
penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk memutuskan
rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini. agar usaha
tersebut berhasil, akses masyarakat pada jamban harus mencapai 100%
pada seluruh komunitas. Keadaan ini kemudian lebih dikenal dengan
istilah Open defecation Free (ODF). Suatu masyarakat disebut ODF jika :
- Semua masyarakat telah BAB (Buang Air Besar) hanya dijamban
yang sehat dan membuang tinja / kotoran bayi hanya ke jamban
-
sanitasi.
Suatu komunitas yan sudah mencapai status Bebas dari Buang Air Besar
Sembarangan, pada tahap pasca ODF diharapkan akan mencapai tahap
yang disebut Sanitasi Total. Sanitasi Total akan dicapai jika semua
masyarakat disuatu komunitas telah:
- Mempunyai akses dan menggunakan jambban sehat
- Mencuci tanagn pakai sabun dan benar saat sebelum makan,
setelah BAB, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak
-
20
d) Konstruksi Jamban
Konstruksi Jamban pada daerah pasang surut pantai, daerah banjir, serta
rumah panggung. Pada kondisi khusus ini, konstruksi jamban dapat
dibuat dengan dua model :
- Jamban dengan permukaan ditinggikan. Jamban model ini dapat
dilihat sebagaimana gambar dibawah ini. dengan meninggikan
permukaan dasar bangunan jamban sehingga dapat menampung
rumah jamban sekaligus penampunggan tinja dibawahnya.
21
22
BAB III
STUDI KASUS
23
3.1 Cakupan rumah yang memiliki akses Jamban Sehat se wilayah kerja
PUSKESMAS tanah garam
Salah satu masalah sanitasi yang ada di kecamatan Lubuk Sikarah
adalah masih rendahnya cakupan dan akses masyarakat terhadap jamban.
Cakupan kepemilikan jamban baru sekitar 70% dari sekitar jumlah rumah
yang ada. Sedangkan untuk akses terhadap jamban baru sekitar 74%, jauh
dibawah target MDGs yaitu sekitar 100%. Hal ini dipengaruhi oleh banyak
faktor, antara lain tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat, sosial
budaya, status ekonomi, ketersediaan air bersih dan sarana yang kurang
memadai.
Status ekonomi berkontribusi terhadap rendahnya cakupan dan akses
terhadap jamban terutama jamban sehat. Kemampuan ekonomi masyarakat
miskin sangat rendah, sehingga masyarakat tidak mampu membuat jamban,
karena untuk membuat jamban membutuhkan biaya yang tidak murah. Hal
inilah yang menyebabkan jumlah penduduk dengan cakupan kepemilikan dan
pemanfaatan jamban rendah.
Dari segi pengetahuan, masih banyak masyarakat yang belum
mengerti betapa berbahayanya jika kita buang air besar sembarangan.
Rendahnya pengetahuan masyarakat akan penyakit-penyakit yang dapat
ditularkan melalui air sangat berpengaruh terhadap kebiasaan buang air besar
mereka. Kurangnya informasi tentan penggunaan jamban di masyarakat
membuat kebiasaaan buang air besar di sembarang tempat sulit dirubah.
Tantangan lain dalam mengahadapi maslah sanitasi adaalh soial
buadaya dan perilaku masyarakat yang masih terbiasa buang air bear
disembarang tempat, khusunya dibadan air yang jua digunakan untuk mandi,
mencuci, dan kebutuhan higienis lainnya. Dilihat dari segi sosial budaya,
masyarakat Lubuk Sikarah masih ada yang mempunyai kebiasaan buang air
besar disungai. Hal ini akan menjadi sumber infeksi penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui air. Hal ini sejalan juga dengan tingkat pendidikan yang
24
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
positif pula bagi para pengambil kebijakan. Dengan adanya kegiatan ini
masyarakat penerima bantuan diharapkan mampu mewujudkan stimulant
yang diberikan menjadi sebuah bangunan jamban yang layak. Pada tahun
2012 masyarakat diberikan paket berupa closet gratis. Paket yang diberikan
hanya berupa stimulant karena harapannya masyarakat bisa terpicu dengan
adanya stimulant ini dan tidak hanya menggantungkan pada pemerintah saja.
Jadi dengan pemberian paket closet gratis secara tidak langsung masyarakat
dapat secara aktif membuat jambannya sendiri.
-Melakukan
penyuluhan
kepada
masyarakat
tentang
pentingnya
jamban sehat
-Pembangunan jamban percontohan
Pemberdayaan dan pembinaan kader
kesehatan
-Melakukan monitoring dan intervensi
setiapbulandandilakukan musyawarah
desa sesudahnya
27
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat ekonomi dan kebiasaan
masyarakat terhadap kepemilikan jamban di Kecamatan Lubuk Sikarah maka
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
29
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Cet. Ke 2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
Badan Standarisasi Nasional (2000), SNI 19-6466-2000 Tata Cara Evaluasi
Lapangan untuk Sistem Peresapan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga,
Badan Standarisasi Nasional Jakarta
Djonoputro, E.R, dkk (2011), Jamban Sehat, www.pamsimas.org, Tanggal akses
13 juli 2015
30
31