Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Forensik biasanya selalu dikaitkan dengan tindak pidana
(tindakan melawan hukum), Tapi dengan perkembangan sekarang ini
Forensik juga dapat menjelaskan suatu masalah yang berhubungan
dengan kasus-kasus pidana bahkan juga kasus perdata.
Tercatat penggunaan forensik pertama kali pada abad ke M.J.B.
Orfilla (1787 1853) pria berkebangsaan Spanyol yang pindah ke
Perancis pada 1807, dimana dia kemudian menetap dan menjadi Dekan
fakultas kedokteran di Paris. Merupakan orang pertama yang
menggunakan bukti-bukti ilmiah untuk pengadilan criminal di Paris.
Kasusnya adalah pembunuhan dengan meracuni korban dengan
menggunakan Arsen yang dilakukan oleh seorang isteri kepada
suaminya (sebelumnya, setiap orang yang meninggal dianggap suatu
mistik, atau sudah ajal dan tidak pernah dijadikan kasus di pengadilan).
Pada pertengahan abad ke 19, pertama kali ilmu kimia,
mikroskopi, dan fotografi dimanfaatkan dalam penyidikan kasus
kriminal (Eckert, 1980). Revolusi ini merupakan gambaran tanggung
jawab dari petugas penyidik dalam penegakan hukum.
Alphonse Bertillon (1853-19) adalah seorang ilmuwan yang
pertama kali secara sistematis meneliti ukuran tubuh manusia sebagai
parameter dalam personal indentifikasi. Sampai awal 1900-an metode

dari Bertillon sangat ampuh digunakan pada personal indentifikasi.


Bertillon

dikenal

sebagai

bapak

identifikasi

kriminal

(criminal

identification).
Francis Galton (1822-1911) pertama kali meneliti sidik jari dan
mengembangkan metode klasifikasi
dari sidik jari. Hasil penelitiannya
1
sekarang ini digunakan sebagai metode dasar dalam personal
identifikasi.
Pertumbuhan kejahatan di dalam masyarakat sangat berkaitan
dengan

perubahan-perubahan

masyarakat

dengan

lingkungan

penyebab kejahatan baik yang terletak pada diri setiap individu


manusia maupun pada kondisi dan lingkungan sosial yang dapat
menghasilkan peningkatan serta perkembangan perilaku kejahatan
yang berbeda dari masa ke masa dan tak dapat diramalkan
sebelumnya.

Dengan

kata-kata

lain

dapat

disebutkan

bahwa

perkembangan yang menyangkut frekuensi, kualitas, dan intensitas,


serta kemungkinan tumbuhnya kejahatan baru banyak dipengaruhi
oleh

aspek

modernisasi

dalam

mobilitas

sosial,

urbanisasi,

pertambahan penduduk, industrialisasi, dan perubahan teknologi.


Berbagai pengaruh dan sebab pertumbuhan kejahatan itu dapat
mencerminkan kenyataan makin majemuknya kejahatan dengan
beberapa tipe, derajat, dan sifat yang berbeda-beda. Sebagian
kejahatan baru ini digolongkan inkonvensional.

Ada yang mengemukakan bahwa kejahatan itu diibaratkan


sebagai penghisap energi sesuatu bangsa. Mungkin pernyataan ini
terlalu dilebih-lebihkan, akan tetapi yang jelas ialah bahwa kejahatan
mengakibatkan kerugian bagi masyarakat, kelancaran produksi
terganggu, perasaan orang menjadi cemas dan tidak dapat tenang
bekerja,

dan

sebagainya.

Namun

bagaimanapun

juga

suatu

masyarakat yang sehat tentu mempunyai daya tahan yang cukup


terhadap kejahatan baik itu dilakukan oleh warganya maupun oleh
orang luar.
Tidak ada satu Negara pun yang sunyi dari kejahatan, apakah
itu negara yang sudah berkembang, ataupun negara yang sedang
berkembang. Adalah suatu ilusi belaka apabila diharapkan kejahatan
akan lenyap di muka bumi ini. Banyak kasus-kasus kejahatan yang
terjadi sekarang ini memerlukan keterangan saksi maupun saksi ahli
dalam menyelesaikan kasus tersebut.
Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah timbulnya pengembangan dan penyidikannya perlu pula cara
dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang modern
salah satu usaha menanggulangi masalah tersebut yaitu di bentuknya
Laboratorium forensik.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
disamping

berpengaruh

pada

tingkat

kehidupan

juga

dapat

menimbulkan dampak negative dengan munculnya kejahatan yang

memanfaatkan kemajuan IPTEK tersebut. Untuk dapat mengatasi


segala Kriminalitas mulai dari yang tradisional yang memanfaatkan
IPTEK harus diterapkan Science Crime Investigation (SCI) adalah
penyelidikan kejahatan secara Ilmiah yang di dukung oleh berbagai
disiplin ilmu baik ilmu murni maupun ilmu terapan hingga dikenal
dengan Ilmu forensic.
Penulis Ini bertujuan mengetahui apa Peran Laboratorium
Forensik dalam mengungkap kasus kriminal dan untuk mengetahui
sikap penegak hukum apabila terjadi perbedaan antara keterangan
saksi dan keterangan ahli. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana peranan laboratorium forensik Polri dalam pemeriksaan
barang bukti guna kepentingan penyidikan tindak pidana criminal dan
apa hambatan laboratorium forensic Polri dalam pemeriksaan barang
bukti guna kepentingan penyidikan tindak pidana criminal juga
penerapannya pada kasus criminal.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, jenis data yang
digunakan meliputi data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan
data melalui wawancara, studi pustaka, perundang-undangan, buku
atau tulisan yang berhubungan dengan obyek penelitian. Data yang
diperoleh disusun dalam bentuk metode kualitatif. Hingga dapat
menambah wawasan juga dapat sebagai bahan pertimbangan dalam
memutuskan perkara. Dalam penyidikan suatu kasus kejahatan,
observasi terhadap bukti fisik dan interpretasi dari hasil analisis

(pengujian) barang bukti merupakan alat utama dalam penyidikan


tersebut.
Penyidikan suatu tindak pidana criminal merupakan suatu tanda
keharusan menerapkan pembuktian dan pemeriksaan bukti fisik
secara ilmiah. Sehingga diharapkan tujuan dari hukum acara pidana,
dapat tercapai yaitu mencari kebenaran materil. Tujuan ini tertuang
dalam keputusan Menteri Kehakiman No.M.01.PW.07.03 tahun 1983:
untuk

mencari

dan

mendapatkan

setidak-tidaknya

mendekati

kebenaran materil, ialah kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari


suatu perkara pidana. Dengan menerapkan ketentuan hukum acara
secara jujur dan tepat dengan menerapkan ketentuan hukum acara
pidana secara jujur dan tepat dengan tujuan untuk mencari siapakah
pelaku yang dapat di dakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum,
dan selanjutnya meminta pemeriksaan putusan dari pengadilan guna
menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah
dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan.
Laboratorium Forensik POLRI merupakan salah satu sarana
untuk membantu penyilidikan dan penyidikan yang kewenangannya
diatur dalam UU No.8 Tahun 1981 tentang KUHP. Kemudian hasil
laboratorium persidangan dapat dijadikan alat bukti guna mendukung
dan melancarkan jalannya persidangan . berdasar hasil penelitian
tersebut diharapkan dapat memperoleh gambaran mengenai cara
kerja

dari

tangan

ahli

laboratorium

Forensik

POLRI

dalam

melaksanakan pemeriksaan secara ilmiah terhadap barang bukti


tindak pidana. Adanya pembuktian ilmiah ini diharapkan polisi, jaksa,
dan hakim tidaklah mengandalkan pengaduan dari tersangka atau
saksi hidup dalam penyidikan dan menyelesaikan suatu perkara.
Adapun mengenai tindak kejahatan biasanya meninggalkan
bukti- bukti tindak kejahatan itu sendiri yang dapat pula melalui
pemeriksaan

barang

bukti

mati

yang

dapat

diperiksa

secara

laboratories. Peranan laboratorium forensik penting artinya dalam


mengungkap kasus criminal melalui pemeriksaan barang bukti juga
dapat memberi keterangan, jawaban atau suatu tindak kejahatan yang
telah terjadi demi kebenaran dan keadilan.
Sebagaimana dalam surah al maidah ayat 8 berikut:






Artinya :
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orangorang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah
S.W.T, menjadi sanksi dengan adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat dengan takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah S.W.T sesungguhnya Allah S.w.t maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan. Al-maidah;8

Surah ini senafas juga surah an nisa ayat 135 yang berbunyi;









Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang
benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah
biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih
tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan
jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS: An-Nisaa
Ayat: 135)
Maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji sebuah peranan
dengan judul Peranan Laboratorium Forensik Dalam Mengungkap
Kasus Kejahatan guna mendapat kebenaran dan menjerat para
tersangka sesuai dengan perbuatan kejahatannya.
B. Rumusan Masalah:
1. Sejauh mana peranan laboratorium forensic dalam mengungkap
kasus criminal ?
2. Apa saja kendala laboratorium forensic dalam menemukan
kebenaran materil suatu kasus tindak pidana?

C. Tujuan penelitian

1. untuk mengetahui dan menganalisis peranan laboratorium forensic


dalam mengungkap kejahatan di kota Makassar.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis hambatan dalam laboratorium
forensic dalam menjalani tugas dan fungsi hingga menjadi alat bukti
materil
D. Kegunaan penelitian
1. Dari segi praktis
a. Dengan mengetahui bentuk pelaksanaan tugas dan fungsi
laboratorium
pemahaman

forensik
juga

selain
akan

memberikan
dapat

kemudahan

dengan

mudah

mengklasifikasikan bagian forensik .


b. Dengan pemeriksaan dilakukan secara laboratories maka akan
tercipta suatu kepastian hukum.
2. Dari segi ilmiah.
a. Dapat menjadi masukan bagi semua pihak pada umumnya
guna menambah khasanah demi pengembangan ilmu hukum,
terkhusus hukum pidana.

Anda mungkin juga menyukai