Anda di halaman 1dari 3

1.

Wanita Usia Subur (WUS)


a. Pengertian Wanita Usia Subur (WUS)
Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ
reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20 45 tahun. Pada wanita
usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada
pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95%
untuk hamil. Pada usia 30-an tahun prosentasenya menurun hingga 90%.
Sedangkan memasuki usia 40 tahun, kesempatan hamil berkurang hingga
menjadi 40%. Setelah usia 40 tahun wanita hanya punya maksimal 10%
kesempatan untuk hamil. Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal
yang sangat penting untuk diketahui (Suparyanto, 2011).
b. Kejadian dalam masa subur
Gejala menstruasi atau haid merupakan peristiwa penting pada masa
pubertas yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual dimana
benar- benar telah siap secara biologis menjalani fungsi kewanitaan. Timbulnya
bermacam macam peristiwa yaitu: reaksi hormonal, reaksi biologis, reaksi
psikis dan berlangsung siklis/Cyclisdan terjadi pengulangan secara periodik
peristiwa menstruasi. Semua ini berproses pada suasana hati yang normal
(Zein&Suryani, 2005). Wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil setiap
bulanya secara teratur menggeluarkan darah dari alat kandungnya. Kejadian ini
disebut menstruasi atau haid. Adapun siklus menstruasi sendiri menurut
Prawirohardjo (2005), dibedakan menjadi 3 masa, yaitu :
1) Masa haid, selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu
endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon
ovarium paling rendah (minimum).
2) Masa proliferasi, sampai hari keempat belas. Pada waktu itu
endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium mengadakan
proliferasi. Antara hari ke-12 dan ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum
dari ovarium yang disebut ovulasi.
3) Masa sekresi, hari ke-14 sampai ke-28. Masa- masa sesudah ovulasi
yang berlangsung hari ke-14 sampai hari ke-28 pada masa ini korpus
rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Masa
ini untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi.

c. Penyakit kanker organ reproduksi yang biasa terjadi pada Wanita.


Menurut Ranggiansanka (2010), penyakit kanker organ reproduksi
pada wanita, yaitu :
1) Kanker vagina
Kanker vagina adalah tumor ganas pada vagina. Vagina adalah
saluran sepanjang 7,510 cm, ujung atasnya berhubungan dengan
serviks (leher rahim/bagian terendah dari rahim), sedangkan ujung
bawahnya berhubungan dengan vulva.
2) Kanker saluran telur
Kanker saluran telur adalah tumor ganas pada saluran telur (tuba
falopii). Kanker tuba falopii sangat jarang terjadi di seluruh dunia
dilaporkan kasus sebanyak kurang dari 1500- 2000. Kanker biasanya
merupakan penyebaran dari organ lain (misalnya ovarium / indung
telur).
3) Kanker indung telur
Kanker indung telur (kanker ovarium) adalah tumor ganas pada
ovarium (indung telur). Kanker ovarium bisa menyebar secara
langsung ke daerah disekitarnya dan melalui sistem getah bening bisa
menyebar ke bagian lain dari panggul dan perut, sedangan melalui
pembuluh darah, kanker bisa menyebar ke hati dan paru- paru.
4) Kanker vulva
Kanker vulva adalah tumor ganas pada vulva. Vulva merupakan
bagian luar dari sistem reproduksi wanita, yang meliputi labia, lubang
vagina, lubang uretra dan klitoris. 3-4 % kanker vulva terjadi pada
sistem reproduksi wanita.
5) Kanker rahim
Kanker rahim adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan
rahim). Kanker bisa menyebar (metastase) secara lokal maupun ke
bagian tubuh (misalnya kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah
disekitar rahim, sistem getah bening atau ke bagian tubuh lainnya
melalui pembuluh darah).
6) Kanker leher rahim (serviks).
Kanker leher rahim (serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam leher rahim/serviks(bagian terendah dari rahim yang menempel
pada puncak vagina. kanker serviks biasanya menyerang wanita
berusia 35-55 tahun. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa

yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar
penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.
Cara Deteksi Dini Kanker Serviks, yaitu :
a) Pap smear
Pap smear adalah metode skrining ginekologi. Pap smear dilakukan
untuk menemukan proses-proses premalignant atau prakeganasan dan
malignancy atau keganasan di ektoserviks atau leher rahim bagian luar,
dan infeksi dalam endoserviks atau leher rahim bagian dalam dan
endometrium (Emilia, dkk 2010).
b) Pap Net
Pap net adalah pap smear yang diolah dan diinterprestasi dengan
sistem komputer. Sistem ini memiliki keuntungan lebih sensitive dari
pada interprestasi pap smear secara konvensional. Pada dasarnya
prinsip pemeriksaan Pap smear adalah mengambil epitel permukaan
serviks yang mengelupas/eksfoliasi dimana epitel permukaan serviks
selalu mengalami regenerasi dan digantikan lapisan epitel dibawahnya
(Rasjidi, 2009).
c) Biopsi
Biopsi adalah salah satu prosedur diagnosis kanker serviks dengan
mengambil sedikit jaringan serviks (2-3 mm). kuretase endoserviks
dikerjakan sedalam 1-2 cm pada endoserviks, dan dilakukan pada 4
kuadran. Prosedur ini menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien
sehingga memerlukan oral analgesia (Rasjidi, 2009).
d) Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) adalah Tes visual
menggunakan larutan asam cuka (asam asetat 3-5%) dan larutan
iodium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi
setelah dilakukan olesan (Rasjidi, 2009)

Anda mungkin juga menyukai