Anda di halaman 1dari 33

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

SYARAT- SYARAT DAN


KETENTUAN TEKNIS
BAB I
LINGKUP PEKERJAAN TANGGUNG JAWAB
KONTRAKTOR
1.1. DATA PROGRAM
Nama Kegiatan

: PENGADAAN JALAN DAN JEMBATAN LINGKUNGAN

Pekerjaan

: Peningkatan Jalan Lingkungan

Lokasi

: PJL Ds. RANUKLINDUNGAN-GRATI

Wilayah

: III

Tahun Anggaran

: 2016

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan pada kegiatan ini adalah PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
Kegiatan Tahun Anggaran 2016 yang dilaksanakan sesuai gambar terlampir. Uraian/Jenis
Pekerjaan:
1. Pekerjaan Persiapan dan Sasaran Utama Penunjang Pekerjaan.
2. Pekerjaan Jalan Hotmix

1.3. PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN


1.3.1. Uraian spesifikasi bahan-bahan dan persyaratan pelaksanaan, secara umum ditentukan
pada patokan dan kualitas bahan-bahan, cara pelaksanaannya dan lain-lain petunjuk yang
berhubungan dengan peraturan pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia.
Selama pelaksanaan kontrak ini, harus betul-betul ditaati dan dilaksanakan sebagai
tambahan persyaratan dari semua pasal-pasal yang diuraikan.
Pada khususnya peraturan-peraturan berikut berkenaan dengan hal terserbut diatas:
i.

Pedoman Pelaksanaan APBN/ Perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya.

ii.

Pedoman tata cara penyelenggaraan pembangunan Bangunan Negara yang


dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (Dit. Jen. CIPTA KARYA).

iii.

Pemeriksaan umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan bangunan : H.I 3 PUBB


1966; NI-33, PUBB-1966.

iv.

Peraturan Beton Indonesia; PBI.Ni-2/ 1955; PBI.NI-2/1971.

v.

Peraturan Muatan Indonesia; PMI,.NI-18/1969.

vi.

Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

vii. Peraturan perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) antara lain
tentang larangan mengerjakan anak-anak dibawah umur.
viii. Dan peraturan-peraturan lain yang belum tercantum diatas tetapi berkaitan dengan
pekerjaan ini.
Bilamana tidak ada lagi sumber dari standar dan kertentuan-ketentuan lain yang sah
berlaku di Republik Indonesia, maka standar internasional lainnya yang biasa
diperbandingkan, dapat dipergunakan sebagai pengganti standar yang telah diperinci di
atas dan harus dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
1.3.2. Semua bahanbahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini, harus didatangkan dalam
keadaan baru sama sekali dan tanpa cacat terkecuali ditentukan lain dalam persyaratan
kontrak ini.
1.3.3. Spesifikasi ini hanya menguraikan pekerjaan untuk spesifikasi pekerjaan struktur
diuraikan secara terperinci dalam spesifikasi terpisah.

1.4. RENCANA KERJA


Dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari dari saat penunjukan pemenang. Kontraktor harus
mengajukan rencana kerja atau action plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar
pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaaan seperti yang
disebutkan dalam Dokumen Lelang, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan
cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapanpersiapannya, peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup
lingkup dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan, dan pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan
kelangsungan kegiatan tersebut di atas.

1.5. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR


Sebelum pelaksanaan pekejaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi yang
akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Pejabat Pembuat Komitmen atau
PPTK atau Pengawas Lapangan. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian
kontraktor tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan konstruksi menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan tidak berarti
membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab atas pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

1.6. TENAGA KERJA


1.7. Tenaga-tenaga yang yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli / terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai
dengan ketentuan/ petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

1.8. SATUAN UKURAN


Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini yang digunakan dalam
pekerjaan adalah standar meter dan Kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksud adalah
satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

1.9. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN


Bila kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Pejabat Pembuat Komitmen,
PPTK, Pengawas Lapangan bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuk itu harus
diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau oleh orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh
Kontraktor.
Orang-orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan, atau Kontraktor akan menyediakan
penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.

1.10. LAPORAN
a. Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk
setiap satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan
sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah pengerahan
tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat yang dipergunakan, jumlah
pengiriman bahan-bahan bangunan ke lokasi pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan
yang telah selesai, masalah-masalah yang timbul dilapangan serta pemecahannya, dan
rencana kerja minggu berikutnya.
b. Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor pada setiap akhir pekan
untuk dievaluasi
c. Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syaratsyarat umum kontrak.

1.11. GAMBAR-GAMBAR DAN UKURAN


a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan adalah:
1. Gambar yang termasuk dalam dokumen Lelang

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

2. Gambar perubahan yang disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas


Lapangan.
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan.
b. Kalkir asli dari gambar-gambar Kegiatan disimpan oleh Pejabat Pembuat Komitmen,
PPTK, Pengawas Lapangan. Kontraktor diberi 2 (dua) set cetak biru dari semua
gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan kontraktor akan tambahan cetak biru
dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.
c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set cetak biru di kantor lapangan untuk
dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (Shop drawing) dan detailnya harus mendapat persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan sebelum dipergunakan dalam
pelaksanaan Kegiatan.
e. Pada penyerahan akhir pekerjaan (Penyerahan Pertama dan Terakhir) harus disertai
Gambar hasil pelaksanaan (as built drawings).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistim matrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

1.12. WILAYAH KERJA


a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan bangunan
di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Kontraktor kecuali
ada pertimbangan khusus dan persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi Kegiatan, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari Gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus berkoordinasi dengan instansi yang
terkait, apabila di dalam lokasi Kegiatan terdapat jaringan pekerjaan yang tidak
berhubungan dengan kewenangan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan ataupun kontraktor pelaksana.
1.13. BAHAN BAHAN MUTU PEKERJAAN
a. Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam
negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban
Aparatur Negara Tgl. 23 Desember 1980, Keppres 16/1994 dan Keppres No. 24/1995.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

b. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahanbahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan.
c. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah
edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan
standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan sebelum dipergunakan.
d. Untuk bahan yang mutunya yang masih berdasarkan standar internasional, apabila
diperlukan, Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan dapat meminta
Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor yang menjual atau
pabrik yang memproduksi bahan yang bersangkutan.
e. Bahan-bahan bangunan atau tenaga kerja lokal/ setempat yang memenuhi syarat teknis
sesuai dengan peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk dipergunakan untuk dengan
mendapatkan ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
f. Bila bahan-bahan bangunan yang memenuhi spesifikasi terdapat beberapa/ bermacammacam jenis merk diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan dipilih satu jenis.
g. Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, apabila bahan bangunan tersebut
mempunyai beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan
dipergunakan yang mutu/ kwalitas kelas I (KW. I).
h. Bila Rekanan/ kontraktor sudah menandatangani untuk dilaksanakan jenis dan mutu
bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan, harus
ditolak atau dikeluarkan dari lokasi Kegiatan paling lambat 1 x 24 jam setelah ditolak
atas biaya/ tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
i. Contoh/sampel yang dikehendaki oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan, Kontraktor harus segera menyediakan tanpa kelambatan atas biaya
Kontraktor dan harus sesuai dengan ketetapan (RKS).
j. Bila dalam uraian dalam syarat-syarat disebutkan nama pabrik/produk dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukkan kwalitas dan tipe dari barangbarang yang dikehendaki Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
k. Kontraktor Pelaksana harus menawarkan harga-harga barang/bahan tersebut sesuai RKS
dan Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan dan bahan yang ditawarkan dalam harga
satuan pekerjaan dan atau harga satuan bahan/upah adalah mengikat.
l. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim kel okasi Kegiatan, Kontraktor harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Pejabat Pembuat Komitmen,

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

PPTK, Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan diteliti mengenai jenis, mutu, berat,
kekuatan, dan sifat-sifat penting lainnya dari bahan tersebut.
m. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi Kegiatan ternyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya, maka
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan berwenang untuk menolak
bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti
dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
n. Semua bahan yang disimpan di lokasi Kegiatan harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya
yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan tersebut.
o. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kontraktor dilarang menyimpan bahan-bahan
yang berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan
kimia sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan
sekitarnyan dapat dijamin.

1.14. PEMBONGKARAN STRUKTUR YANG ADA


Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik keseluruhan ataupun sebagian,
pemindahannya dan struktur lain yang diperlukan untuk dibongkar untuk memungkinkan
pembangunan atau perpanjangan atau perbaikan dari struktur yang memiliki fungsi yang
sama seperti struktur yang tua (atau bagian dari struktur) yang akan dibongkar.
Pekerjaan harus juga meliputi pemindahan yang memenuhi syarat dari material bongkaran
dari pasal ini, yang meliputi baik pembuangan maupun penyelamatan, penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan terhadap kerusakan dari material yang
ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

1.15. PENGATURAN PEMBUANGAN SISASISA


Kontraktor harus melakukan seluruh pengaturan yang diperlukan dengan pemilik tanah dan
memikul seluruh biaya, untuk memperoleh lokasi yang sesuai untuk pembuangan material
sisa dan untuk pernyimpanan dari material yang diselamatkan.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SARANA UTAMA
PENUNJANG PEKERJAAN
2.1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pekerjaan Persiapan adalah suatu pekerjaan awal yang merupakan suatu kesatuan
pekerjaan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan utama yang diatur dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Surat Perjanjian/ kontrak, yang meliputi:
a. Sewa Kantor Kegiatan/ Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan
yang dilengkapi meja, kursi, dan papan tulis.
b. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan kerja.
c. Pembuatan foto dokumentasi.
Pengambilan Foto Dokumentasi.
-

Permulaan pekerjaan ( 0 % )

Setiap Jenis/ Item Pekerjaan (proses dan finish )

Setiap Pengajuan Pembayaran Angsuran

Setelah masa pemeliharaan berakhir.

Foto harus berwarna ukuran postcard sebanyak masing-masing 3 (tiga) lembar. Disusun
dalam album dan diberi keterangan. Kontraktor/Rekanan harus menyediakan segala
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang baik, sempurna dan efisien dengan
urutan yang teratur, termasuk alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti Concrete
Mixer (Beton Molen), Penggetar Beton (Vibrator), Pompa Air, Pemadat (Compactor),
alat pengangkat (Hoist) dan sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
2. Pekerjaan Pengukuran adalah suatu pekerjaan pemasangan patok kayu meranti sebagai
patokan/ pengukuran awal untuk menetukan peil/ elevasi.
3. Pembersihan lokasi awal, dilaksanakan untuk memudahkan pekerjaan pengukuran dan
pekerjaan lainnya.

2.2. PEMBERSIHAN LAPANGAN


Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan,
semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material tersebut
harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan Pekerjaan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan harus juga dibersihkan
dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan
kembali.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya tanggung jawab dan beban
Kontraktor, serta harus diperhitungkan termasuk Overhead pada analisa harga satuan
pekerjaan.

2.3. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


1. Selama pelaksanaan pekerjaan pihak rekanan/ kontraktor diwajibkan mengadakan
segala keperluan untuk keamanan dan kesejahteraan para pekerja dan tamu, seperti
PPPK, sanitasi, air minum dan fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi
segala peraturan, tata tertib, ordonasi pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.
2. Rekanan/Kontraktor diharuskan membatasi daerah operasinya di sekitar lokasi
pekerjaan dan mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain.
3. Rekanan/Kontraktor harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil dan hak pemakai
jalan bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu
lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama pekerjaan berlangsung.
4. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Rekanan/Kontraktor bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan bangunan yang ada di sekitarnya, utilitas, jalan-jalan, saluransaluran pembuangan dan sebagainya di lokasi dan kerusakan sejenis yang disebabkan
karena pelaksanaan Pekerjaan dalam arti yang luas. Itu semua diperbaiki kontraktor
hingga dapat diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
5. Kontrktor bertanggung jawab atas keamanan dan kerusakan seluruh pekerjaan termasuk
bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instansi, hingga Kontrak selesai dan diterima
baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

2.4. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH


2.4.1. Air Minum dan Air Kerja
a. Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih di tempat
pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Kontraktor harus mengadakan air kerja untuk keperluan pekerjaan selama pelaksanaan
dapat mempergunakan atau menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air
sendiri (guna memperhitungkan pembayarannya) atau air sumur yang bersih/ jernih
dan tawar, bila hal ini meragukan harus diperiksa di laboratorium.

2.4.2. Kecelakaan Kerja.


a. Apabila terjadi kecelakaan pada tenaga kerja pada waktu melaksanakan pekerjaan,
kontraktor harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban.
Biaya pengobataan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus segera

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan.
b. Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk PPPK yang selalu
tersedia dalam saat dan berada di tempat kantor lapangan (direksi keet).

2.5.

PENGUKURAN

2.5.1. Jaringan Titik Tetap


a. Jaringan patok titik tetap diambil berdasarkan referensi titik tetap (Patok
Beton/Bangunan Permanen) yang dipasang oleh dinas terkait yang terdekat.
b. semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di atas.
c. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam Kegiatan ini tercantum
dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas di lapangan.

2.5.2. Pengukuran Kembali.


a. Apabila ada perubahan ditentukan/disesuaikan dengan kondisi lapangan setempat
bersama Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
b. Alat-alat ukur yang dipergunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan sebelum
pekerjaan dimulai semua alat ukur yang dipakai harus mendapat persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan, baik dari jenisnya maupun
kondisinya.
c. Cara pengukuran ketepatan hasil pengukuran, toleransi salah tutup, dan pembuatan
serta pemasangan patok bantu akan ditentukan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan.
d. Apabila timbul keragu-raguan dari pihak Kontraktor dalam menginterpretasikan
angka-angka elevasi dalam gambar, maka hal ini harus dilaporkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan untuk dimintakan penjelasannya.
e. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan hasil
pengukuran ulang, maka Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan
akan memutuskan hal itu.
f. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
g. Hasil pengukuran kembali harus sudah diserahkan dan disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan selambat-selambatnya 10 hari setelah tanggal
SPMK.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

2.5.3. Pekerjaan Pengukuran Dan Survei Lapangan


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya untuk
melakukan survei dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan khususnya
lokasi rencana konstruksi apakah tidak terdapat kesesuaian. Kontraktor bersama-sama
dengan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan harus secara
bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan menyetujui
semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.
b. Kontraktor harus merawat dan menyediakan dan merawat stasion survei yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan harus membongkarnya setelah pekerjaan
setelah selesai.
c. Kontraktor harus memberitahu Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan sekurang-kurangnya 24 jam sebelumnya, bila akan mengadakan leveling
pada semua bagian daripada pekerjaan.
d. Kontraktor harus menyediakan, atas biaya kontraktor, semua bantuan yang diperlukan
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan dalam pengadakan
pengecekan leveling tersebut.
e. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan bila dipandang perlu untuk mengadakan penelitian kelurusan
maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
f. Kontraktor harus membuat peil/ titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap
bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
g. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut
ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap
mengadakan pengukuran ulang.
h. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan
sudah ditera kebenarannya/ dikalibrasi.
i. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut. Koordinat, serta letak patokpatok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen,
PPTK, Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil
laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
j. Jika menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan
kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk menyelesaikan pekerjaan survei ini
tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau
melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang ditentukan, Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

10

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada
Kontraktor.
2.5.4. Pematokan dan Bouwplank
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktror harus melaksanakan pematokan
dan pemasangan bouwplank sesuai petuntuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan.
b. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan dibuat selebar pondasi
saluran.
c. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak serta
harus dijaga agar tidak rusak/ hilang selama pelaksanaan pekerjaan.
d. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar pelaksanaan
pekerjaan baik dalam penentuan lebar saluran, tinggi saluran maupun tebal pasangan/
konstruksi lainnya.
e. Untuk pekerjaan jalan lingkungan dipasang patok kayu tiap jarak 50 m dan pada
bagian atas setinggi 50 cm di permukaan tanah dicat meni dan diberi Nomor Sta
(Stadium).

2.6.

KANTOR LAPANGAN/ RUANGAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, PPTK,


PENGAWAS LAPANGAN
a. Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan selama pelaksanaan pekerjaan,
transportasi, alat komunikasi serta gudang untuk menyimpan bahan dan peralatannya.
b. Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
c. Pada saat pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan harus dibongkar
merupakan oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan perlengkapan
tetap menjadi menjadi milik Kontraktor.
d. Penyediaan dan pengerjaan hal-hal yang tersebut pada artikel ini tidak akan mendapat
pembiayaan tersendiri tetapi kesemuanya harus sudah termasuk dalam pembiayaan
menurut Kontrak pada mata pembiayaan sewa kantor lapangan (direksi keet).
e. Kontraktor bertanggung jawab atas semua pengadaan fasilitas tersebut pada butir a dan
b.
f. Kontraktor harus membuat bangunan kantor lapangan (direksi keet) serta gudang bahan
yang luas dan bentuknya akan ditentukan kemudian.
g. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar didalamnya bebas dari air hujan dan sinar
matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

11

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

h. Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain di ruang kantor


lapangan (direksi keet) atas usulan Kontraktor dan persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

2.7. PENGATURAN LALU LINTAS


a. Lalu Lintas Kegiatan.
1. Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus mematuhi dan mentaati
ketentuan dan peraturan lalu lintas umum yang berlaku, sejauh pekerjaannya
mempengaruhi kelancaran lalu lintas umum. Dalam hal ini Kontraktor diharuskan
mendapatkan pengarahan dan pedoman dari instansi setempat yang berwenang yaitu
polisi lalu lintas dan Dinas Perhubungan.
2. Penggunaan jalan dan jembatan umum harus diatur sedemikian rupa agar gangguan
lalu lintas dan kerusakan yang timbul sebagai akibatnya dijaga sekecil mungkin.
Perbaikan kerusakan terhadap jalan, jembatan, gorong yang diakibatkan oleh lalu
lintas Kegiatan dibebankan oleh Kontraktor dan harus disetujui Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
b. Rambu-rambu Sementara.
Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan menempatkan ramburambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi termasuk rintangan-rintangan di
sekitar lokasi Kegiatan. Penempatannya harus dengan persetujuan polisi lalu lintas atau
instansi lain yang berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta susunan kalimat pada
rambu dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap pengendara kendaaraan
dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari harus diberi penerangan. Apabila pekerjaan
telah dinyatakan selesai oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan,
Kontraktor harus menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan
sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama pelaksanaan dipergunakan untuk
pengaturan lalu lintas disekitar lokasi Kegiatan.

2.8. PAPAN NAMA KEGIATAN


Kontraktor harus membuat dan memasang papan nama kegiatan ukuran 0,8 x 1 m di lokasi
yang ditunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Ukuran, bentuk
dan susunan kata-kata dan warna akan ditentukan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan.
2.9. GAMBAR-GAMBAR YANG HARUS DIPERSIAPKAN OLEH KONTRAKTOR
2.9.1. Umum
Pelaksanaan pengukuran awal oleh Kontraktor yang dilaksanakan sejak diterimanya Surat
Perintah Mulai Kerja dari Pejabat Pembuat Komitmen, dimaksud untuk mendapatkan

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

12

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

gambaran kondisi lapangan sesungguhnya dibandingkan dengan gambar yang diterima


oleh Kontraktor dari Pejabat Pembuat Komitmen.
Data dan hasil pengukuran awal oleh Kontraktor yang telah disyahkan dan disetujui oleh
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan pekerjaan tersebut, akan
menjadi acuan dasar pembuatan gambar-gambar selama waktu pelaksanaan sampai
selesai pekerjaan.
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut di atas, akan merupakan dasar pokok
kesepakatan bersama antara Kontraktor dan Pejabat Pembuat Komitmen untuk
menghitung volume dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah
dilaksanakan oleh Kontraktor, serta yang harus dibayar oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh kontraktor, harus bisa memberikan secara
jelas hal-hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi antara
lain.
Bentuk tiap jenis bangunan jalan yang akan dikerjakan
Elevasi muka tanah asli dan masing-masing pekerjaan
Dimensi bangunan jalan sebagai pelengkap.
Jenis serta komposisi material yang dipergunakan
Rencana garis galian pondasi jalan/jembatan
Hal-hal lain sesuai petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan
pekerjaan
Adapaun gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor meliputi antara lain:
Construction Drawing atau Working Drawing .
Shop Drawing .
As Built Drawing.
Semua gambar-gambar tersebut di atas, baru bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaan dan acuan dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila sudah
mendapat persetujuan dan disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan.
2.9.2. Construction Drawing Atau Working Drawing
Construction Drawing Atau Working Drawing adalah gambar rencana bangun yang
telah disesuaikan dengan kondisi lapangan sesungguhnya dan setelah disetujui dan
disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana elevasi posisi
dan kedudukan dari masing-masing jenis bangunan jalan yang tergambar Construction
Drawing Atau Working Drawing harus mengacu dan didasarkan pada Design
Drawing yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

13

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

Apabila karena kondisi dan posisi lapangan yang sesungguhnya, sehingga mengakibatkan
perlu adanya penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka
Kontraktor harus konsultasi dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Atas dasar persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen, jika ada penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka
kondisi terakhir rancang bangun yang telah disepakati bersama, disetujui dan disyahkan
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan adalah yang mengikat pada
kondisi awal pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan dasar serta acuan utama bagi
Kontraktor pada pelaksanaan pekerjaan.
Construction Drawing Atau Working Drawing yang dipersiapkan oleh kontraktor
tersebut, harus bisa memberikan suatu gambaran rancang bangun yang akan dilaksanakan
pada kondisi nyata lapangan, sehingga perlu dan harus dicantumkan anatara lain :
Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal.
Dimensi rencana bangunan jalan.
Elevasi posisi dan kedudukan bangunan jalan
Jenis dan komposisi material yang akan dipakai dan lain-lain.
Construction Drawing Atau Working Drawing yang disyahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, dipakai sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal saat akan dimulainya
pelaksanaan pekerjaan atau Mutual Cheek pada kondisi pelaksanaan 0%.
Kontraktor wajib membuat copy Construction Drawing Atau Working Drawing
sebanyak minimum 3 (Tiga) Copy, dengan distribusi dua copy untuk PPTK, Pengawas
Lapangan, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta gambar aslinya harus
gambar aslinya harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Pembuatan Working Drawing dan perhitungan Mutual Check harus sudah selesai dan
disetujui oleh PPTK, Pengawas Lapangan dan Pejabat Pembuat Komitmen selambatlambatnya 2 minggu setelah tanggal SPMK.
Selama waktu pelaksanaan pekerjaan dari waktu ke waktu, dimungkinkan adanya
penyesuaian pelaksanaan karena kondisi Engineering Adjustment, atau perubahan desain
Revised Design, semuanya bisa mengakibatkan perubahan volume pelaksanaan pekerjaan
menjadi bertambah atau berkurang.
Untuk kondisi Engineering Adjustment, tidak diperlukan adanya gambar baru yang
disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, namun Kontraktor wajib memberikan laporan
tertulis serta sketsa penyesuaian guna mendapatkan persetujuan dari PPTK, Pengawas
Lapangan pekerjaan dan tembusan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Sedang pada kondisi perubahan desain Revised Design, Pejabat Pembuat Komitmen
secara resmi akan memberikan gambar perubahan desain yang telah disyahkan oleh Pejabat

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

14

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

Pembuat Komitmen kepada Kontraktor secara administratif dalam bentuk Variation


Order.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan Construction Drawing Atau
Working Drawing termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk
Overhead pada analisa satuan pekerjaan.
2.9.3. Shop Drawing
Apabila pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan, ada unit bangunan yang harus
dikerjakan pembuatannya di luar areal Kegiatan, dan karena sifat kekhususannya harus dan
terpaksa dikerjakan oleh Sub-Kontraktor, maka sebelumnya Sub- Kontraktor yang
bersangkutan diharuskan membuat dan menyerahkan gambar rencana bentuk unit bangunan
tersebut, lengkap dengan perhitungan konstruksinya.
Shop Drawing yang disiapkan oleh Sub-Kontraktor tersebut, harus diserahkan pada
Pejabat Pembuat Komitmen, diperiksa, dikoreksi apabila perlu, dan untuk selanjutnya
disyahkan oleh Pemilik Kegiatan.
Gambar Unit bangunan atau Shop Drawing tersebut harus secara lengkap memuat:
Bentuk unit bangunan serta dimensinya.
Material yang akan dipakai serta spesifikasinya.
List Komponen unit bangunan yang memuat:
a. Panjang lebar, tebal komponen unit bangunan
b. Berat persatuan komponen unit bangunan
c. Jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain
Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi termasuk dalam
kategori Shop Drawing.
Kontraktor wajib membuat copy Shop Drawing sebanyak minimum 5 (lima) copy,
dengan distribusi dua Copy untuk PPTK, dan Pengawas Lapangan, satu copy dipasang di
barak kerja, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta gambar aslinya harus
diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan Shop Drawing termasuk
penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk Overhead pada analisa harga
satuan pekerjaan.
2.9.4. As Built Drawing
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan, berikut pekerjaan
tambah atau kurang berdasarkan Variasi Order yang diberikan oleh Pejabat Pembuat

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

15

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

Komitmen, dan Kontraktor telah melakukan pengukuran ulang akhir pekerjaan, maka
Kontraktor diwajibkan membuat gambar purna bangun atau As Built Drawing.
Gambar purna bangun atau As Built Drawing tersebut, harus lengkap berisi antara lain:
-

Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada.

Dimensi dan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.

Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.

Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.

Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Kontraktor kepada
PPTK, Pengawas Lapangan pekerjaqan untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya
diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen guna mendapatkan pengesahan dari Pejabat
Pembuat Komitmen.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor atau yang
mutual check volume pekerjaan 100%, semua mengacu dan didasarkan pada gambar
purna bangun yang telah disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dan merupakan
volume akhir yang akan dibayar oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat copy As Built Drawing sebanyak 5 (lima) copy, dengan
distribusi dua Copy untuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan
pekerjaan dan Pengawas, 3 (tiga) copy serta gambar aslinya harus diserahkan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen, termasuk data dan perhitungan hasil pengukuran akhir sebagai
pendukungnya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan

As Built Drawing termasuk

penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk Overhead pada analisa harga
satuan pada analisa harga satuan pekerjaan.
As Built Drawing harus sudah diserahkan dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen,
PPTK, Pengawas Lapangan selambatnya-lambatnya bersamaan dengan Berita Acara
Penyerahan I.

2.9.5. Administrasi Kegiatan


Kontraktor wajib menyediakan dan membuat kelengkapan administrasi lapangan berupa
buku tamu, buku laporan bahan, material, alat dan pekerja, catatan harian cuaca dan lainlain yang diperlukan untuk kelengkapan administrasi. Kontraktor wajib membuat harian,
laporan mingguan dan laporan bulanan lengkap dengan data penunjangnya dan foto
dokumentasi sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Kegiatan.
Sebelum memulai aktifitas Kontraktor diwajibkan untuk membuat jadwal atau schedule,
rencana kerja, metode kerja, kebutuhan material, Kebutuhan sumberdaya daan peralatan

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

16

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

dan harus mendapat persetujuan dari pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan.

2.10. PHOTO DOKUMENTASI


Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan
pada akibat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo dokumentasi.
Photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan
gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak
dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologi bisa merupakan
satu gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut.
Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau
secara garis kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.
Photo dokumentasi tersebut, pelaksanaan pengambilnya dilakukan pada kondisi tahap
kegiatan pelaksanaan Pekerjaan:
Saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0%.
Saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%
Saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100%.
Photo dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-masing 5
(lima), dengan distribusi 1(satu) Copy dipasang dibarak kerja dan 4 (empat) copy lainnya
ditata rapi pada album photo kemudian diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Pada saat pengambilan photo dokumentasi akhir pelaksanaan pekerjaan, disamping cetakan
ukuran kartu pos sebanyak 4 (empat) copy, sedangkan pengambilan photo dokumentasinya
dari 1 (satu) titik lain yang berbeda lokasi, dan akan ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan pekerjaan.
Disamping photo dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Pejabat Pembuat Komitmen,
PPTK, Pengawas Lapangan pekerjaan Kontraktor bisa melaksanakan pengambilan photo
dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan
mempunyai nilai penting untuk didokumentasikan.
Pada saat penyerahan photo dokumentasi, Kontraktor juga harus menyerahkan negatif film,
ditata menurut ukuran photo dokumentasi yang diserahkan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya
menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor, serta harus diperhitungkan termasuk
Overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

17

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

2.11. PENGERINGAN ATAU COFFERING DAN DEWATERING


Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan
kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan
yang akan dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air,
karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut.
Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai
sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun
rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan
pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif, terutama pada masyarakat
dan lingkungan setempat.
Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pejabat Pembuat Komitmen
tidak diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka, semua yang timbul akibat
pekerjaan pengeringan ini menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk Overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pejabat Pembuat Komitmen memerlukan adanya
konstruksi pengeringan sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri, maka
perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pengeringan tersebut di
atas, diperhitungkan dalam satuan (unit) m, sedangkan harga satuan pekerjaan yang
ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang
dipergunakan Overhead dan keuntungan Kontraktor.

2.12. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSA BAHAN BANGUNAN


a. Kontraktor harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara
pekerjaannya dan tidak akan mengerjakan tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian
dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
b. Kontraktor menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut Dokumen Kontrak dalam keadaan baru dan semua pekerjaan akan berkualitas
baik bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat
dianggap defecktif (rusak).
c. Dalam pengajuan penawaran harga kontraktor harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian/ pemeriksaan berbagai bahan yang dipergunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan. Diluar jumlah tersebut kontraktor tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya
pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

18

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

2.13. PEKERJAAN YANG TIDAK BAIK


a. Pejabat Pembuat Komitmen atau PPTK berhak mengeluarkan instruksi agar Kontraktor
membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa atau mengatur untuk
mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang
belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Biaya untuk
pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Kontraktor untuk disempurnakan sesuai
dengan dokumen kontrak.
b. Pejabat Pembuat Komitmen atau PPTK berhak mengeluarkan instruksi untuk
menyingkirkan dari tempat pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang
apa saja yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak.
c. Pejabat Pembuat Komitmen berhak mengeluarkan perintah yang dikehendaki
pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

19

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

BAB III
PEKERJAAN JALAN HOTMIX
3.1 MOBILISASI
Pengiriman unit-unit peralatan Perkerasan Aspal Hotmix lengkap dengan unit Pemecah
Batu Pengiriman unit-unit peralatan Pekerjaan Badan Jalan dan tanah.

3.2 GALIAN BIASA


Galian untuk keperluan pekerjaan Talud dan Parit Dilaksanakan setelah SPMK dan telah
mendapatkan persetujuan dari PPK yang meliputi Galian Tanah, Buangan Tanah Lebih dan
Urugan Tanah Kembali untuk . Sebelum pekerjaan galian dimulai maka perlu dilakukan
pengukuran sekeliling area bangunan. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kekeliruan pada
saat pekerjaan galian dilaksanakan.
Pekerjaan galian akan didahului dengan pekerjaan pengupasan lapisan teratas yang berupa
lapisan urugan. Pekerjaan galian ini disesuaikan dengan peil dalam gambar desain. Pekerjaan
galian ini menggunakan cara manual dengan peralatan sederhana. Pekerjaan lainya adalah
urugan tanah kembali bekas galian dilakukan setelah pekerjaan pasangan selesai
dilaksanakan dan dipadatkan kemudian sisa tanah dibuang pada pada lokasi tertentu hingga
terlihat rapi dan sempurna.
Pekerjaan tanah ini dilakukan untuk semua pekerjaan Talud dan Parit

3.3. PASANGAN BATU


Membersihkan galian yang telah dibuat dan kontrol kedalaman dan lebar galian serta
kelurusannya sesuai profil yang dipasang. Mengamparkan pasir sebagai lapisan dasar
pondasi dan dipadatkan sehingga mempunyai permukaan yang rata dengan tebal minimum
+20 cm. Menghampar spesi talud dan memasang batu dengan rapi dengan posisi batu
mendatar dan mengisi celah-celah antara batu

bagian samping sampai penuh sengan

dipasang drainase air tanah dengan menggunakan pipa pralon dengan jarak rata rata 1 meter
selang seling. Setelah selesai dilakukan pekerjaan plesteran pada bagian atas talud serta
dilakukan plester siaran pada permukaan dengan rapi.

3.4. BAHAN RESAP PENGIKAT DAN PEREKAT


1. Bahan untuk lapis resap pengikat (prime coat)
Cutback bitumen jenis MC-30.
2. Bahan untuk lapis perekat (tack coat)
Cutback bitumen jenis RC-70.
Aspal emulsi kationik : CSS-1, CSS-1h

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

20

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

3. Aplikasi bitumen
Lapis resap pengikat : 1,00 1,50 Ltr/m2.
Lapis perekat :

Jenis bahan

Takaran pada permukaan baru


atau pada permukaan yang
sudah tua dan licin (Ltr/m2)

Cutback RC-70
Aspal emulsi

Takaran pada permukaan


yang berpori, permukaan
yang lapuk (Ltr/m2)

0,15 - 0,40

0,15 0,35

*) Aspal emulsi + air = 100 : 40


3.5. PEKERJAAN HOTMIX

0,40
Pekerjaan lapisan Asphalt Treated Base (ATB) menggunakan alat : 1,00
1). Jenis alat di pusat pencampuran aspal
a. Asphalt Mixing Plant (AMP) dapat berupa pusat pencampuran dengan penakaran
(batching) atau pusat pencampuran menerus (continuous).
AMP harus memiliki kapasitas
secara menerus

yang cukup melayani mesin penghampar

(tidak terhenti-henti) sewaktu menghampar campuran pada

kecepatan normal dan ketebalan yang disyaratkan. AMP harus dirancang, dan
dioperasikan sedemikian rupa untuk menghasilkan campuran dalam batas toleransi
sesuai dengan Campuran Kerja.
b. Wheel Loader : alat untuk memindahkan agregat batu pecah dan pasir (abu batu) dari
tumpukan material ke dalam hoper cold bin.
c. Dump Truck : untuk mengangkut campuran aspal, tiap muatan harus ditutup dengan
kanvas/terpal atau bahan lainnya yang cocok, dengan ukuran yang sedemikian rupa
agar dapat melindungi campuran terhadap cuaca.
2). Jenis alat di lokasi badan jalan
a. Asphalt Finisher : untuk pembentuk dan penghampar campuran aspal panas (hotmix).
b. Tandem Roller : untuk breakdown rolling dan finishing rolling.
c. Pneumatic Tire Roller : untuk pemadatan intermediate.
3). Timbangan
Timbangan untuk setiap kotak timbang atau corong tuang (hopper) dapat berupa
jenis batang (beam) atau springless dial, harus berketelitian 0,5 % kali beban
maximum yang diperlukan.
Bila timbangan jenis batang, maka harus ada suatu batang timbangan tersendiri
untuk setiap ukuran agregat. Suatu tell tale dial harus dipasang dan ini akan mulai
berfungsi bila beban yang sedang ditimbang berada dalam 50 kg dari yang

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

21

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

diharapkan. Gerakan vertikal secukupnya harus dimungkinkan bagi batang tersebut


untuk memungkinkan tell tale dial berfungsi dengan benar.
Bila timbangan jenis springless dial, maka ujung penunjuk harus di-stel dekat
pada permukaan dial yang bersangkutan. Timbangan tersebut harus dilengkapi
dengan alat- alat penunjuk yang dapat disesuaikan untuk memberikan tanda berat
dari setiap bahan yang akan ditimbang.
Timbangan untuk menimbang bahan bitumen harus sesuai dengan spesifikasi,
nilai perbedaan angka minimum harus tidak boleh lebih besar dari 1 kg. Timbangan
jenis dial
untuk menimbang bahan bitumen harus berkapasitas kurang dari 2 kali berat
bahan yang akan ditimbang dan harus dibaca sampai skala kg yang terdekat.
Timbangan jenis batang harus diperlengkapi dengan suatu sarana penunjuk yang
mulai berfungsi bila beban yang ditimbang berada dalam 5 kg dari yang
diharapkan.
4). Peralatan untuk persiapan bahan bitumen
Tanki-tanki penyimpan bahan bitumen harus dilengkapi untuk memanaskan bahan.
Sistem sirkulasi untuk bahan bitumen harus berukuran cukup untuk menjamin sirkulasi
yang layak dan terus menerus selama seluruh periode operasi. Total kapasitas
penyimpanan tanki harus 30.000 liter dan minimum 2 buah tanki berkapasitas sama
harus disediakan.
5). Alat penyalur bahan untuk alat pengering
Instalasi harus diperlengkapi dengan suatu sarana mekanis yang tepat untuk
menyalurkan agregat kedalam alat pengering sedemikian rupa sehingga dapat
dicapai produksi dan temperatur yang merata.
6). Alat pengering
Suatu

alat

pengering

berputar

untuk

pengeringan

dan

pemanasan

agregat

harus disediakan.
7). Saringan
Saringan instalasi yang mampu menyaring semua agregat sampai ukuran-ukuran
dan proporsi-proporsi yang ditetapkan, dan berkapasitas sedikit lebih besar dari kapasitas
penuh alat pencampur harus disediakan. Saringan tersebut harus mempunyai suatu
efisiensi operasi

sedemikian

rupa

sehingga

agregat

yang

disimpan

dalam

setiap tempat penyimpanan harus tidak berisi lebih dari 10 % bahan yang berukuran
terlalu besar atau terlalu kecil.
8). Penampung
Instalasi harus memiliki tempat-tempat penyimpan yang berkapasitas cukup untuk
melayani alat pencampur bila sedang beroperasi dalam kapasitas penuh. Tempat

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

22

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

penyimpanan harus dibagi

sekurang-kurangnya dalam 3 kompartemen dan harus

disusun sehingga menjamin penyimpanan fraksi-fraksi agregat secara terpisah dan


cukup. Setiap kompartemen harus dilengkapi dengan suatu pipa pelimpah.
9). Unit pengendali bitumen
Alat meteran untuk bahan bitumen harus berupa suatu pompa meteran aspal.
Bila digunakan AMP jenis Batch maka pompa harus menyediakan jumlah bahan
bitumen yang direncanakan untuk setiap penakaran. Untuk AMP jenis Continuous
maka kecepatan operasi dari pompa harus disesuaikan dengan arus agregat kedalam
campuran dengan suatu pengendali, alat tersebut harus dengan mudah dan tepat dapat
diatur.
10). Peralatan pengukur suhu
Metal thermometer yang berskala 100 oC s/d 200 oC harus ditempatkan dalam
jalur pemasukan bitumen yang sesuai dekat klep pengeluaran pada unit
pencampur tersebut.
Instalasi diperlengkapi dengan termometer berskala cakra angka dial).
11). Pengumpul debu
AMP harus dilengkapi dengan suatu alat pengumpul debu (dust collector) untuk
membuang atau mengembalikan ke elevator.
12). Pengendali waktu pencampuran
AMP harus diperlengkapi dengan sarana-sarana untuk mengatur waktu
pencampuran.
13). Truck scale
Timbangan dan rumah timbang harus disediakan untuk menimbang truck-truck
bermuatan hotmix yang siap untuk dikirim ke lokasi pekerjaan.
14). Persyaratan keamanan
Tangga-tangga yang cocok dan aman yang menuju ke landasan alat pencampur
dan tangga-tangga berpengaman yang menuju ke unit-unit instalasi lainnya
harus ditempatkan pada semua jalan masuk ke operasi instalasi.
Jalan lintasan yang cukup lebar dan tanpa rintangan harus dipelihara sepanjang
waktu di dalam dan sekitar ruang pemuatan truck.
15). Persyaratan khusus untuk AMP jenis Batch
Alat pencampur jenis Batch harus merupakan jenis twin-pugmill (pengaduk putar
ganda) yang

mampu menghasilkan suatu campuran yang merata dalam batas

toleransi job mix formula. Alat ini harus diberi selubung pemanas (heat jacketed)
dengan uap air, minyak panas atau sarana lain. Kapasitas pencampur harus tidak
kurang dari 1 ton. Pencampur harus
pengendalian

siklus

pengadukan.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

mempunyai

pengukur

Perioda pengadukan

kering

waktu

untuk

di-definisikan

23

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

sebagai interval waktu antara pembukaan pintu kotak timbangan dan permulaan
penggunaan bitumen. Perioda pengadukan basah adalah interval antara waktu bahan
bitumen disemprotkan pada agregat dan waktu pintu pencampur dibuka.
17). Peralatan penghampar
Peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus terdiri dari mesin
penghampar (asphalt
menghampar

finisher)

yang

bertenaga

penggerak

sendiri,

mampu

dan menyelesaikan campuran tepat pada garis, kelandaian, dan

penampang melintang yang diminta.


Mesin penghampar harus dilengkapi dengan corong-curah dan ulir pendistribusi
dari jenis yang dapat berputar balik untuk menempatkan campuran secara merata di
depan batang perata (screed) yang dapat distel.
Mesin

penghampar

harus

menggunakan

perlengkapan

penyeimbang

(equalizing runner), pelurus (straightedge runner), lengan perata (evener arm)


atau alat-alat pengganti yang bersangkutan lainnya, untuk mempertahankan
kelandaian dan tepi perkerasan jalan tepat pada garis dan ketinggian permukaan
yang diberikan dalam gambar dengan tanpa menggunakan acuan samping yang
bersifat tetap.
Peralatan tersebut harus meliputi alat yang dapat distel untuk memberikan
bentuk penampang melintang yang ditentukan dan mengatur ketebalan yang
diperlukan.
Mesin penghampar harus dilengkapi dengan batang perata (screed) yang
dapat digerakkan
perata

yang memiliki perlengkapan untuk memanaskan batang

yang bersangkutan

sampai

temperatur

yang

diperlukan

untuk

menghampar campuran hotmix.


Istilah perataan (screeds) meliputi segala pemotongan, pengumpulan (crowding),
atau tindakan praktis lainnya yang efektif dalam menghasilkan suatu permukaan
akhir yang memiliki kerataan

dan tekstur

yang ditetapkan, dengan tanpa

pembelahan, penggeseran atau pengaluran.


18). Peralatan pemadat
a. Mesin gilas roda baja (Tandem Roller) dan mesin gilas roda ban bertekanan angin
(Pneumatic Tire Roller) diperlukan untuk setiap mesin penghampar (Asphalt
Finisher).
b. Pneumatic tire roller harus yang mempunyai tidak kurang dari pada 7 roda
dengan ban-ban pemadat bertapak halus yang ber-ukuran dan ber-konstruksi
sama, dapat beroperasi dengan suatu tekanan ban sebesar 8,50 kg/cm2.
c. Mesin gilas harus mampu menghasilkan suatu tekanan beban roda belakang tidak
kurang dari pada 400 kg per 0,1 m meliputi tidak kurang dari 0,5 m lebar mesin

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

24

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

gilas. Sekurang-kurangnya

salah

satu

dari

mesin

gilas

harus

mampu

menghasilkan suatu tekanan gilas sebesar 600 kg per 0,1 m lebar.

PEKERJAAN LAPEN LEVELING


Lapisan Penetrasi Macadam (lapen), merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok
dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan cara
disemprotkan di atasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Di atas lapen ini biasanya diberi laburan
aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan bervariasi dari 4-10 cm.

A. Bahan
1. Agregat

Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kunci dan agregat penutup yang bersih,
keras dengan kualitas seragam dan bebas dari kotoran lempung, bahan-bahan
tumbuh-tumbuhan atau bahan lainnya yang harus dibuang.

Batas perbedaan agregat

Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-batas agregat ukuran
nominal 2,5 cm 6,25 cm yang tergantung kepada ketebalan lapisan dengan ukuran
lebih /3 cm tebal rencana.

Agregat kunci untuk lapisan utama harus lolos saringan 25 mm tetap tidak boleh lebih
dari 5% akan lolos dari saringan 9,5 mm.

2. Gradasi agregat
Ukuran Ayakan
ASTM
(mm)
Agegat Pokok :
3
75
2
63
2
50
1
38
1
25

19
Agregat Pengunci :
1
25

19
3/8
9,5

% Berat Yang Lolos


Tebal Lapisan (cm)
7-10
5-8

4-5

100
90 100
35 70
0 15
05
-

100
95 100
35 70
0 15
05

100
95 100
05

100
95 100
05

100
95 100
05

05
95 100
100

3. Bahan Pengikat (Aspal)

Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70 yang memenuhi AASHTO M20.

Aspal emulsi CRS1 atau CRS2 yang memenuhi ketentuan Pd S-01-1995-03 (AASHTO
M208) atau RS1 atau RS2 yang memenuhi ketentuan AASHTO M140.

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

25

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

Aspal cair penguapan cepat (rapid curing) jenis RC250 atau RC800 yang memenuhi
ketentuan Pd S-03-1995-03, atau aspal cair penguapan sedang (medium curing) jenis
MC250 atau MC800 yang memenuhi ketentuan Pd S-02-1995-03.

4. Syarat-Syarat Kualitas Agregat


Agregat yang digunakan untuk lapis permukaan penetrasi macadam adalah sebagai berikut.
URAIAN
1. Kehilangan berat karena abrasi 500
2. Indeks serpihan (brithish standart)
3. Penahanan aspal setelah pelapisan dan
pengelupasan

BATANG BESI
Maksimum 40%
Maksimum 25%
Minimum 95%

B. Peralatan pelaksanaan

Dump truck

Loader

Penggilas tandem 6-8 ton atau penggilas beroda tiga 6-8 ton

Penggilas beroda karet 10-12 ton bila diperlukan

Hand sprayer

Truk penebar agregat

Penyapu, sikat, karung, keranjang, kaleng aspal, sekop, gerobak dorong, dan
peralatan kecil lainnya.

Ketel aspal

Penggilas seperti cara mekanis

C. Pelaksanaan
1.

Persiapan Lapangan
Penetrasi macadam akan dipasang diatas pondasi yang telah dibangun diatas
permukaan dengan lapis penutup yang akan meliputi:
Diletakkan diatas permukaan lapis penutup yang ada permukaan tersebut harus
dilapisi aspal pelekat pada suatu tingkat pemakaian tidak melebihi 0,51/m2.
Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu
bahan lain yang harus dibuang.
Sebelum pemasangan agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara
terpisah dilapangan untuk mencegah pencampuran dan harus selalu bersih.
Penghamparan dan Pemadatan

2.

Metode mekanis
Penghamparan dan pemadatan agregat pokok

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

26

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

Truk penebar agregat harus dijalankan dengan kecepatan sedemikiansehingga


kuantitas agregatadalah seperti yang disyaratkan dan diperoleh permukaan yang
rata.
Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat6-8 ton yang bergerak dengan
kecepatan kurang dari 3 km/jam. Pemadatan dilakukan dalam arah memanjang,
dimulai dari tepi luar hamparan dan dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan
penggilasan harus tumpang tindih(overlap) paling sedikit setengah lebar alat
pemadat. Pemadatan harus dilakukan sampai memperoleh permukaan yang rata
dan stabil (minimum 6 lintasan).
Penyemprotan Aspal
Temperatur aspal dalam distributor harus dijaga pada temperature yang
disyaratkan untuk jenis aspal yang disyaratkan.
Temperatur Penyemprotan Aspal
Jenis Aspal
Temperatur Penyemprotan (oC)
60/70 Pen
165-175
80/100 Pen
155-165
Kamar, atau sebagaimana petunjuk
Emulsi
pabrik
Aspal
cair
80-90
RC/MC 250
Aspal
cair
105-115
RC/MC 800
Penebaran dan pemadatan agregat pengunci
Segera setelah penyemprotan aspal, agregat pengunci harus ditebarkan pada
takaran yang disyaratkan dan dengan cara yang sedemikian hingga tidak ada roda
yang melintasi lokasi yang belum tertutup bahan aspal. Takaran penebaran harus
sedemikian hingga, setelah pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat
pokok terisi dan agregatpokok masih nampak.
Pemadatan agregat pengunci harus dimulai segera setelah penebaran agregat
pengunci. Dengan cara yang sama seperti yang telah diuraikan diatas. Jika
diperlukan, tambahan agregat pengunci harus ditambahkan dalam jumlah kecil dan
disapu perlahan-lahan diatas permukaan selama pemadatan. Pemadatan harus
dilanjutkan sampai agregat pengunci tertanam dan terkunci penuh dalam lapisan
dibawahnya.

3.

Metode Manual
Penghamparan dan pemadatan agregat pokok

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

27

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

Jumlah agregat yang ditebar d atas permukaan yang telah disiapkan harus
sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh dengan
ketrampilan penebaran dan menggunakan perkakas tanganseperti penggaru.
Pemadatan dilaksanakan seperti pada metode mekanis.
Penyemprotan aspal dapat dikerjakan dengan menggunakan penyemprot tangan
(hand sprayer) dengan temperatu aspal seperti yang disebutkan diatas. Takaran
penggunaan aspal harus serata mungkin pada takaran yang direncanakan.
Penebaran dan pemadatan agregat pengunci dilaksanakan dengan cara yang sama
dengan agregat pokok.

D.

Kontrol Kualitas dan Pengujian Di Lapangan

1. Penyimpanan tiap fraksi agregat harus terpisah untuk menghindari tercampurnya


agregat, dan harus dijaga kebersihannya dari benda asing.
2. Penyimpanan aspal dalam drum harus dengan cara tertentu agar tidak terjadi
kebocoran atau kemasukan air.
3. Suhu pemanasan aspal harus sesuai dengan yang ditunjukkan pada tabel.
Jenis Aspal
60/70 Pen
80/100 Pen
Emulsi
Aspal
cair
RC/MC 250
Aspal
cair
RC/MC 800

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

Temperatur Penyemprotan (oC)


165-175
155-165
Kamar, atau sebagaimana petunjuk
pabrik
80-90
105-115

28

Rencana Kerja Dan Syarat- Syarat (RKS)

BAB IV
PEKERJAAN LAIN-LAIN
4.1

PERUBAHAN-PERUBAHAN
Apabila ada perubahan dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas karena sesuatu hal harus
seijin Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.

4.2

PENUTUP
Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) tidak disebutkan hal-hal yang
dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan, tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan hal ini
menjadi bagian yang nyata dilaksanakan dan disediakan oleh Rekanan, harus dianggap
sebagai telah dibuat didalam spesifikasi ini jadi tidak terhitung sebagai pekerjaan tambah/
meer werk.

Dibuat oleh
CV. DWIJAYA KONSULTAN

AGUS WAHYUDI, ST
Direktur

Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan

29

KABUPATEN PASURUAN

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

DINAS CIPTA KARYA


Jl. Raya Raci Km. 9 Bangil Telp. (0343) 748 368 Fax. (0343) 748 367
PASURUAN

GAMBAR RENCANA
KEGIATAN

: PENGADAAN JALAN DAN JEMBATAN LINGKUNGAN


TAHUN ANGGARAN 2016

PEKERJAAN : PERENCANAAN (DED) PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN


WILAYAH III
LOKASI
: PJL Ds. RANUKLINDUNGAN - GRATI
DESA
: RANUKLINDUNGAN
KECAMATAN : GRATI

CV. DWIJAYA KONSULTAN

KABUPATEN PASURUAN

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

DINAS CIPTA KARYA


Jl. Raya Raci Km. 9 Bangil Telp. (0343) 748 368 Fax. (0343) 748 367
PASURUAN

PATALGRATI

KEGIATAN
PENGADAAN JALAN DAN JEMBATAN LINGKUNGAN
TAHUN ANGGARAN 2016

TREWUNG

PEKERJAAN

Jalan Desa

PERENCANAAN (DED) PENINGKATAN


JALAN LINGKUNGAN WILAYAH III
LOKASI

Jalan Desa

PJL Ds. RANUKLINDUNGAN - GRATI


KECAMATAN GRATI
MENGETAHUI
Kepala Dinas Cipta Karya
Kabupaten Pasuruan
BALAI DESA
RANUKLINDUNGAN

Ir. Misbah Zunib, M.Si


NIP. 19610807 199003 1 013

MENGETAHUI / MENYETUJUI

Jalan Desa

Jalan Desa

Jalan Kabupaten

Kabid Permukiman
Perkotaan dan Pedesaan
Ir. Trijuli Krisnanto, MM
NIP. 19630703 199901 1 001

MENYETUJUI
Kasie Perencanaan dan Evaluasi
Program Bidang Permukiman
Perkotaan dan Pedesaan
Kristinah
NIP. 19670629 199403 2 005

STA 0 + 000

Ruas 2
P = 530,00 m
L = 3,00 m

+0

00

PENANGGUNG
JAWAB

SD

RENCANA JALAN HOTMIX HRS 30 mm


Jalan Desa

A0

CV. DWIJAYA KONSULTAN

DIPERIKSA

DIGAMBAR

STA 0 + 000

ST

KONSULTAN PERENCANA

LOKA SAPI POTONG


GRATI

STA 0 + 200

Jalan Desa

Makam

Ruas 1
P = 200,00 m
L = 2,40 m

STA 0 + 200

STA 0 + 530

Agus Wahyudi, ST

Ari Prabowo, ST

Enik Ika Anggraini, ST

DIREKTUR

TEAM LEADER

DRAFTER

JUDUL GAMBAR

Ruas 3
P = 200,00 m
L = 3,00 m

- LAYOUT PENANGANAN

SKALA

NON SKALA

RANUKLINDUNGAN

LAYOUT PENANGANAN
NON SKALA

NO LEMBAR

JML LEMBAR

KODE

01

03

RHB

KABUPATEN PASURUAN

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

DINAS CIPTA KARYA


Jl. Raya Raci Km. 9 Bangil Telp. (0343) 748 368 Fax. (0343) 748 367
PASURUAN

KEGIATAN
PENGADAAN JALAN DAN JEMBATAN LINGKUNGAN
TAHUN ANGGARAN 2016

Existing Makadam
Rusak

2%

Lataston Lapis Aus (HRS-WC) 30 mm


Tack Coat 0,35 Ltr/m
Hamparan Batu Pecah 0,5/1
Semprotan Aspal 1,5 Ltr/m
Hamparan Batu Pecah 1/2-1/1
Semprotan Aspal 2,7 Ltr/m
Hamparan Split 2/3
Hamparan Batu Pecah 3/5
Semprotan Aspal 1,0 Ltr/m

PEKERJAAN
PERENCANAAN (DED) PENINGKATAN
JALAN LINGKUNGAN WILAYAH III
LOKASI
PJL Ds. RANUKLINDUNGAN - GRATI
KECAMATAN GRATI
MENGETAHUI

Base Course

Kepala Dinas Cipta Karya


Kabupaten Pasuruan
Ir. Misbah Zunib, M.Si

DETAIL LAPIS FONDASI ATAU PERATA


PENETRASI MACADAM +LATASTON LAPIS AUS (HRS-WC) 30 mm

NIP. 19610807 199003 1 013

MENGETAHUI / MENYETUJUI
Kabid Permukiman
Perkotaan dan Pedesaan

Skala 1 : 25

Ir. Trijuli Krisnanto, MM


NIP. 19630703 199901 1 001

MENYETUJUI

HRS, t padat = 3 Cm

Kasie Perencanaan dan Evaluasi


Program Bidang Permukiman
Perkotaan dan Pedesaan
Kristinah

Pas. Makadam Lama Dibersihkan Dari kotoran,


dikicir Aspal 1 kg/m2

NIP. 19670629 199403 2 005

KONSULTAN PERENCANA

CV. DWIJAYA KONSULTAN

PENANGGUNG
JAWAB

DIPERIKSA

DIGAMBAR

varian

DETAIL PENANGANAN HOTMIX HRS, t padat = 3 cm

Agus Wahyudi, ST

Ari Prabowo, ST

Enik Ika Anggraini, ST

DIREKTUR

TEAM LEADER

DRAFTER

JUDUL GAMBAR

Skala 1 : 25

SKALA

- DETAIL LAPIS PONDASI ATAU PERATA

1 : 25

- DETAIL PENANGANAN HOTMIX HRS


t padat = 3 cm

1 : 25

NO LEMBAR

JML LEMBAR

KODE

02

03

RHB

KABUPATEN PASURUAN

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

DINAS CIPTA KARYA


Jl. Raya Raci Km. 9 Bangil Telp. (0343) 748 368 Fax. (0343) 748 367
PASURUAN

KEGIATAN
PENGADAAN JALAN DAN JEMBATAN LINGKUNGAN
TAHUN ANGGARAN 2016

PEKERJAAN
Makadam

HRS, t padat = 3cm

250

240

PERENCANAAN (DED) PENINGKATAN


JALAN LINGKUNGAN WILAYAH III
LOKASI

TYPICAL CROSS SECTION existing (R - 1)

TYPICAL CROSS SECTION (R - 1)

Skala 1 : 25

Skala 1 : 25

Ruas 1
L : 2,50 m
P : 200,00 m

Ruas 1
L : 2,40 m
P : 200,00 m

PJL Ds. RANUKLINDUNGAN - GRATI


KECAMATAN GRATI
MENGETAHUI
Kepala Dinas Cipta Karya
Kabupaten Pasuruan
Ir. Misbah Zunib, M.Si
NIP. 19610807 199003 1 013

MENGETAHUI / MENYETUJUI
Kabid Permukiman
Perkotaan dan Pedesaan
HRS, t padat = 3cm

Makadam

Ir. Trijuli Krisnanto, MM


NIP. 19630703 199901 1 001

300

300

MENYETUJUI

TYPICAL CROSS SECTION existing (R - 2)

TYPICAL CROSS SECTION (R - 2)

Skala 1 : 25

Skala 1 : 25

Ruas 1
L : 3,00 m
P : 530,00 m

Ruas 2
L : 3,00 m
P : 530,00 m

Kasie Perencanaan dan Evaluasi


Program Bidang Permukiman
Perkotaan dan Pedesaan
Kristinah
NIP. 19670629 199403 2 005

KONSULTAN PERENCANA

CV. DWIJAYA KONSULTAN

PENANGGUNG
JAWAB
Makadam

HRS, t padat = 3cm

300

300

TYPICAL CROSS SECTION existing (R - 3)

Skala 1 : 25

Ruas 1
L : 3,00 m
P : 200,00 m

Ruas 3
L : 3,00 m
P : 200,00 m

DIGAMBAR

Agus Wahyudi, ST

Ari Prabowo, ST

Enik Ika Anggraini, ST

DIREKTUR

TEAM LEADER

DRAFTER

TYPICAL CROSS SECTION (R - 3)

Skala 1 : 25

DIPERIKSA

JUDUL GAMBAR

SKALA

- TYPICAL CROSS SECTION existing (R-1)

1 : 25

- TYPICAL CROSS SECTION (R-1)

1 : 25

NO LEMBAR

JML LEMBAR

KODE

03

03

RHB

Anda mungkin juga menyukai