TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infeksi kulit
2.1.1 Definisi
Manusia adalah host alami bagi banyak spesies bakteri mendiami pada
suatu permukaan di kulit sebagai flora normal. Bakteri juga dapat di
kelompokkan dari beberapa flora bakteri dari kulit. Terdiri dari 3 kelompok
flora normal yaitu Resident flora yang bermaksud mikroorganisme tertentu
yang hidup menetap dan selalu dijumpai pada bagian tubuh tertentu dan
pada usia tertentu. Seterusnya, Temporary resident flora yang dimaksudkan
sebagai bakteri yang kontaminasi, berkembang biak dan dijumpai pada
bagian tubuh tertentu tetapi hanya sementara. Selain itu, Trasient flora yang
dikenali sebagai bakteri yang mengkontaminasi pada bahagian kulit
tertentu, tetapi tidak berkembang biak pada permukaan tersebut. (Gerd et
al, 1965)
2.1.2 Etiologi
Kulit lebih terdedah pada lingkungan daripada organ lain. Hal ini dapat
disebabkan, beberapa atau secara minor terjadinya infeksi yang tertutup
oleh lapisan kasar,keratin kering yang mengandungi beberapa nutrisi untuk
membantu pertumbuhan bakteri pada permukaan kulit. Streptococci dan
Stapylococci dapat menyebabkan terjadi abses.Impetigo dan erysipelas
adalah penyakit kulit yang disebabkan terinfeksi bakteri Staphylococcus
maupun Streptococcus dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.( McConell ,
2007)
aureus
dan
Streptococcus
hemolytikus
dan
Oleh karena itu, faktor risiko dapat dibagi dalam dua kategori.Pertama,
adalah berhubungan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penyakit atau memiliki implikasi prognostik. Faktor risiko dalam kategori
Universitas
Sumatera Utara
Selain itu, beberapa faktor risiko pasien terkait dapat berkorelasi dengan
prognosis yang lebih buruk, kemajuan yang lebih cepat dari penyakit,
penyembuhan
lebih
lambat
dan,
juga,
patogen
resisten
dalam
infeksi. Interaksi antara bakteri dan permukaan jaringan pada proses adhesi
adalah
kompleks.
Beberapa
faktor
memainkan
peranan
penting:
adalah
diekskresikan
oleh
sel
hidup
yang
berkonsentrasi tinggi pada medium cair dan sering pada bakteri gram
positif dan gram negatif dengan kepentingan medis yang besar.Beberapa
dari toksin toksin ini telah berperan besar dalam sejarah dunia.Misalnya,
tetanus yang disebabkan oleh toksin dari Corynebacterium tetanus yang
membunuh.Hal ini disebabkan, bermulanya penciptaan vaksin terhadap
pencegahan bakteri berikut.Selanjutnya, endotoksin adalah terletak pada
bagian keseluruhan dinding sel bakteri gram negatif.Dilepaskan saat
Universitas
Sumatera Utara
Agen umum
Primer
Impetigo
Impetigo krustosa
Streptococcus hemolyticus
Impetigo bulosa
Staphylococcus aureus
Grup A Streptococci
S. aureus
Folikulitis
S. aureus
Superfisial follikulitis
Staphylococcus follikulitis
S. aureus
Furunkel
Pitted keratolisis
S. aureus
Gram positif coryneforms
Universitas Sumatera
Utara
Sekunder
Ulkus diabetikum
Citrobacter
fruendii,
Acinetobacter
baumanii
Luka Bakar
Pseudomonas aeruginosa,
Burkholderia
cepacia
th
perkembangan
infeksi
oleh
adanya
edema
ini
lebih
sering
terjadi
pada
bayi
sebagai
folikulitis
staphylococcal.Lesi
primer
adalah
putih
Furunkel
Pitted keratolysis
Ulkus diabetikum
Universitas
Sumatera Utara
1 Luka bakar
Luka bakar penyebab tersering terjadi berasal dari sumber panas
yang kering seperti api, atau lembab seperti cairan atau gas panas.
Luka bakar dapat berupa pembengkakan dan pelepuhan pada kulit.
( Pierce A et al, 2006 )
2.1.7 Diagnosis
Swab dan kultur, seperti kultur darah, juga menyebabkan nilai rendah.
Sebelum swabbing, luka ulserasi seharusnya debridement dan dibersihkan
dengan irigasi normal saline. Kesulitan pada tes ini adalah dalam
menentukan kultur swab yang positif dalam mewakili salah satu agen
Universitas
Sumatera Utara
patogen dan yang mewakili hanya kolonisasi kulit. Pada kerusakan kulit
yang disebabkan oleh luka adalah yang ditandai dengan manifestasi
cardinal infeksi kulit, swab jaringan adalah yang paling berguna, karena
memberi nilai probabilitas yang tinggi dalam mendeteksi bakteri penyebab
infeksi kulit. (Coleman et al, 2008)
2.1.8 Tatalaksana
Universitas
Sumatera Utara
2.1.9 Komplikasi
Faktor resiko
Etiologi umum
Empiris antibiotik
Infeksi ringan
Staphylococcus aureus,
( daerah
bagian pinggang)
Sefazolin, Seftriazon
Streptococcus pyogenes
Infeksi berat
(diatas
Staphylococcus aureus
bahagian
Sefazolin
kemudian
diberikan kloxasillin
pinggang)
atau
Sefalezin
Infeksi ringan
Staphylococcus aureus,
(dibawah bahagian
Streptococcus pyogenes
Ditambah
daerah pinggang)
Klindamisin
atau Metronidazol(
terdapat
jika
bakteri bersifat
anaerob)
Komplikasi,
atau
gejala
sisa,
biasanya
terkait
dengan
infeksi
osteomyelitis,
bakteremia,
endokarditis,
septikemia,
atau
Universitas
Sumatera Utara
Terapi antibiotik yang tepat adalah kunci untuk pengobatan infeksi. Terapi
empiris harus tergantung pada beberapa faktor: patogen potensial,
keparahan penyakit, komplikasi klinis dan instrumen masuk (misalnya,
gigitan hewan). Untuk semua lesi tidak rumit, terapi empiris harus
menargetkan flora kulit Gram-positif yang khas, seperti S. pyogenes dan S.
aureus.Untuk lesi di bagian bawah pinggang, terapi juga harus diarahkan
terhadap spesies enterik. Karakteristik yang menyulitkan pada infeksi kulit
termasuk rawat inap jangka panjang dan terapi antibiotik, diabetes, lesi
progresif dan nekrotik yang cepat, luka gigitan, faktor risiko HIV dan bagi
masyarakat terkait bakteri patogenik. Terapi empiris untuk infeksi kulit
dalam pengaturan di atas harus mencakup dari patogen yang biasa
ditemui.Akhirnya, durasi terapi dan penggunaan terapi oral terbaik
ditentukan oleh tindak lanjut dan penilaian klinis yang baik.Hal ini juga
diketahui apakah pedoman terapi saat rawat jalan dan perawatan pasien di
Universitas
Sumatera Utara
Universitas
Sumatera Utara