Anda di halaman 1dari 35

KINERJA BADAN KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM PELAYANAN


PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB)
DI KABUPATEN GUNUNG MAS
Sihay
(Nim. 112002)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Kristen Palangkaraya

ABSTRAK
Pasca otonomi luas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah wewenang bidang Pelayanan Keluarga Berencana
diserahkan secara luas pada Daerah. Hal ini menimbulkan implikasi dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi baik dari sisi personil, wewenang dan anggaran. Kerap kali daerah
belum siap menerima pelimpahan tersebut tanpa didukung anggaran yang memadai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis
kinerja Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
dalam pelayanan keluarga berencana (KB) di Kabupaten Gunung Mas dan menganalisis
faktor-faktor penghambat kinerja Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak dalam pelayanan keluarga berencana (KB) di Kabupaten Gunung
Mas.
Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif dan tipe penelitian diskriptif
eksploratif. Data dikumpul melalui wawancara dan observasi dengan fokus pelayanan
bidang keluarga berencana.
Hasil penelitian menunjukan kinerja Badan Keluarga Berencana
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gunung Mas dalam
pelayanan keluarga berencana (KB) relatif cukup baik yang ditunjukan dengan terealisasi
berbagai program dan proyek dengan baik, dilaksanakan secara terbuka (trasparan), dan
akuntabel sebagaimana prinsip-prinsip good governance; Pelaksanaan program kegiatan
pelayanan keluarga berencana (KB) diupayakan dilakukan secara tepat, akurat, efisien
dan efektif kendatipun tidak semua program mampu dilaksanakan sebagaimana
diharapkan karena berbagai persoalan internal dan eksternal. Faktor-faktor yang
menghambat kinerja Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kabupaten Gunung Mas melingkupi faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal menyangkut sumberdaya penyelenggara khususnya penyuluh
keluarga berencana dan sarana dan prasarana yang terbatas. Faktor-faktor pendukung
menyangkut Tersedianya sumber daya manusia yang professional kendatipun masih
bersifat terbatas dan harus ditingkatkan; Tersedianya Alokasi Anggaran Pembangunan
Keluarga Berencana kendatipun harus ditingkat sehingga berbagai program kegiatan
dapat dilaksanakan secara bertahap; Tersedianya perangkat organisasi yang memadai.
Kata Kunci : Kinerja, pelayanan publik.

FAMILY PLANNING BOARD PERFORMANCE EMPOWERMENT OF


WOMEN AND CHILD PROTECTION SERVICE IN THE FAMILY
PLANNING PROGRAM (KB)
DISTRICT GUNUNG MAS
Sihay
(Nim. 112002)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Kristen Palangkaraya

ABSTRACT
Post broad autonomy as stipulated in Law No.32 of 2004 on Regional
Government authority areas of Family Planning Services submitted widely in the
Region. This raises the implication in the implementation of tasks and functions both in
terms of personnel, authority and budget. Often the area is not ready to accept the
transfer without the support of an adequate budget.
The purpose of this study is to describe and analyze the performance of Agency
for Family Planning for Women's Empowerment and Child Protection in the service of
family planning (FP) in Gunung Mas and analyze the factors inhibiting the performance
of Agency for Family Planning for Women's Empowerment and Child Protection in the
service of family planning (KB) in Gunung Mas.
The research method with qualitative approach and exploratory descriptive
research type. Data was collected through interviews and observations with a focus on
the fields of family planning services.
The results showed the performance of Agency for Family Planning for Women's
Empowerment and Child Protection Gunung Mas in the service of family planning (KB)
relatively well shown by the realization of various programs and projects well, carried
out openly (transparently), and accountability as principles of good governance; The
implementation of program activities of family planning services (KB) strived carried
out correctly, accurately, efficiently and effectively although not all programs are able to
be executed as expected due to various internal and external problems. Factors that
inhibit the performance of Agency for Family Planning for Women's Empowerment and
Child Protection Gunung Mas covers internal factors and external factors. Internal
factors concerning resource extension organizers particularly family planning and
infrastructure is limited. Supporting factors concerning the availability of human
resources professionals in spite of still limited and should be improved; Availability of
Family Planning Development Budget Allocation despite various programs must be level
so that the activities can be carried out in stages; The availability of adequate
organization.
Keywords: Performance, public services

PENDAHULUAN

menjadi persoalan tersendiri bagi


bangsa Indonesia dimana bangsa

Latar Belakang Masalah


Prediksi

Januari

tersebut akan menghadapi hal-hal

2015

baik

jumlah penduduk dunia diperkirakan


sebanyak

7,2

milyar.

lapangan

(CBR), perkawinan muda, perceraian

Serikat

dan lain-lain.

(id.wikipedia.org).
Penduduk

Indonesia

merupakan

penduduk

daya modal yang tinggi manakala

Tetapi

Badan

dibidang penggendalian penduduk


dan

baik yang melahirkan pengangguran,

penyelenggaraan

Keluarga

Berencana di Indonesia. Undang-

dan

undang No 25 Tahun 2009 tentang

lain-lain.
Pertumbuhan
yang

(BKKB).

departeman yang bertanggungjawab

sumberdaya yang

keterbelakangan

Nasional

Keluarga

suatu badan resmi pemerintah dan

dan beban bagi negara manakala

kemiskinan,

organisasi

BKKBN dibentuk sejak 1970 sebagai

yang

banyak juga menjadi suatu masalah


tidak memiliki

Koordinasi

Berencana

dioptimalkan

penduduk

institusi

dengan

penduduk ini yang dikenal dengan

negara sebagai suatu kekuatan bagi


potensi.

tinggi

publik khusus menangani masalah

Jumlah

penduduk yang besar dari suatu


jika

pertumbuhan

yang

membentuk

penduduk dikelola dengan baik dan


keberdayaan.

dalam

mengendalikan

potensi negara sebagai sumberdaya

bangsa

kesempatan

permasalahan angka kelahiran kasar

urutan renking ke-4 setelah Cina,

suatu

mendapatkan

memperoleh pendidikan yang rendah,

Factbook 2004 Indonesia menduduki

memiliki

kemiskinan,

permukiman,

dunia. Berdasarkan data CIA World

Amerika

pekerjaan,

persaingan

kepadatan penduduk terbanyak di

dan

persoalan

kepadatan, gizi buruk, persaingan

Indonesia

adalah negara termasuk memiliki

India

menyangkut

tinggi

dengan

perkembangan

penduduk

kependudukan

dan

pembangunan keluarga menyebutkan

kapasitas

bahwa program keluarga berencana

sumberdaya manusia yang rendahnya

(KB) yang dikelalo badan institusi


3

public BKKBN adalah sebagai suatu

penanganan permasalahan penduduk

program

menjadi

guna

upaya

mengatur

kewenangan

Pemerintah

kelahiran anak, jarak dan usia ideal

Pusat, sejak otonomi daerah yang

melahirkan,

kehamilan,

luas bergeser menjadi kewenangan

melalui promosi perlindungan dan

bersama antara Pemerintah Pusat dan

bantuan sesuai dengan hak reproduksi

Pemerintah

untuk mewujudkan keluarga yang

penduduk era otonomi daerah diatur

berkualitas.

dimana,

mengatur

Program

Keluarga

Daerah.

Penanganan

Pemerintah

pusat

tetap

Berencana Nasional merupakan salah

bertanggung jawab atas pengelolaan

satu program dalam rangka menekan

atau

laju pertumbuhan penduduk. Salah

kontrasepsi

satu pokok dalam program keluarga

pasangan usia subur (PUS) sementara

berencana

pemerintah provinsi, kabupaten, dan

nasional

adalah

penyediaan

alat

dan

untuk

kebutuhan

menghimpun dan mengajak segenap

kota

masyarakat untuk berpartisipasi aktif

penegendalian dan pendistribusian

dalam

dan

kebutuhan alat dan obat kontrasepsi

membudayakan norma keluarga kecil

serta pelaksanaan pelayanan keluarga

bahagia

rangka

berencana (KB) didaerah. Untuk

meningkatkan mutu sumber daya

menunjang dan mempercepat tujuan

manusia Indonesia.

pembangunan dalam bidang keluarga

melembagakan
sejahtera

dalam

Cara yang

bertanggung

obat

jawab

dalam

digunakan untuk mewujudkan norma

berencana

keluarga kecil bahagia sejahtera yaitu

beberapa kebijakan, yaitu perluasan

mengatur

jangkauan,

jarak

dengan

kelahiran

menggunakan

anak
alat

peserta

kontrasepsi (Wiknjososro, 2005).

(KB) telah ditetapkan


pembinaan
KB

pelembagaan

Desentralisasi dan otonomi

terhadap

terus
dan

menerus,

pembudayaan

NKKBS

serta

daerah era reformasi telah menggeser

keterpaduan

pelaksanaan

tanggungjawab

penataan,

berencana (KB). Selanjutnya untuk

penangan

mendukung kebijakan tersebut terus

permasalahan penduduk di daerah.

dimantapkan usaha-usaha operasional

Jika sejak tahun 1970 kebijakan

dalam

pengendalian

dan

bentuk

upaya

peningkatan
keluarga

pemerataan

pelayanan KB didaerah, peningkatan

dalam

kualitas baik tenaga, maupun sarana

pengendalian, pengembangkan dan

pelayanan

peningkatan

KB,

penggalangan

program

dan

kualitas

sumberdaya

kemandirian, peningkatan peran serta

manusia

generasi

daerah Badan Keluarga Berencana

muda

dan

pemantapan

pelaksanaan program dilapangan.


Kebijakan
kabupaten

Pemberdayaan

pemerintah

Gunung

Mas,

penduduk

kegiatan

Indonesia

Perempuan

Perlindungan

Anak

di
Dan

Kabupaten

dalam

Gunung Mas harus memiliki kinerja

pembangunan dibidang pengendalian

yang baik. Kinerja Badan Keluarga

pertumbuhan penduduk dan Keluarga

Berencana Pemberdayaan Perempuan

Berencana Nasional, melalui Badan

Dan Perlindungan Anak Kabupaten

Keluarga Berencana Pembedayaan

Gunung Mas

Perempuan Dan Perlindungan Anak

keluaran (output) berbagai program

Kabupaten

telah

kegiatan bahkan out come (hasil

yang

akhir),

Gunung

mengalokasikan

Mas,

anggaran

dapat dilihat

apakah

telah

dari

memenuhi

bersumber dari APBD. Tersedianya

harapan

yang

anggaran

sebagaimana

maksud dan tujuan

daerah

melalui

Badan

diinginkan

Keluarga Berencana Pemberdayaan

dibentuknya institusi publik ini dan

Perempuan Dan Perlindungan Anak

bagaimana dampak berbagai program

Kabupaten Gunung Mas diharapkan

kegiatan tersebut bagi penyelesaian

dapat melaksanakan tugas dan fungsi

permasalahan bidang kependudukan

negara dalam pelayanan program KB

khusus dalam penulisan ini terkait

di daerah. Pelayanan Pemerintah

dengan

Daerah

keluarga berencana (KB).

Kabupaten

Gunung

Mas

pelaksanaan

program

dibidang kependudukan diwujudkan


dalam bentuk program atau kegiatan

Tujuan Penelitian

baik program KB, program kesehatan


reproduksi

remaja,

Berdasarkan perumusan masalah

program

diatas, tujuan penelitian ini diarahkan

pelayanan kontrasepsi.

pada hal-hal sebagai berikut :

Terkait dengan pelaksanaan

1. Mendiskripsikan

tugas dan fungsi yang diwujudkan

menganalisis
5

dan
kinerja

Badan

Keluarga

Berencana

b. Bagi Pemerintah Kabupaten

Pemberdayaan Perempuan dan

Gunung Mas sebagai bahan

Perlindungan

masukan

pelayanan

Anak

keluarga

dalam
berencana

kinerja

Keluarga

c. Sebagai kegiatan tugas akhir

Badan

guna persyaratan penyelesaian

Pemberdayaan Perempuan dan


pelayanan

Anak

keluarga

dalam
berencana

jurusan

(S1)

ilmu

dan

Ilmu

Politik

Raya.
ini

diharapkan
TINJAUAN PUSTAKA

hal sebagaimana berikut ini :

Kinerja Pemerintah

1. Manfaat Teoritis

1. Konsep Kinerja

Sebagai pengayaan konsep dan


kinerja

Istilah

institusi

kerja

atau
seringkali

disamakan dengan istilah yang

2. Manfaat Praktis

lain yaitu job performance. Teori

a. Sebagai evaluasi dan masukan


Badan

kinerja

penampilan

publik dalam pelayanan publik.

bagi

satu

Universitas Kristen Palangka

dapat memberikan manfaat pada hal-

terkait

program strata

Sosial

Manfaat Penelitian

teori

pendidikan

pemerintahan Fakultas Ilmu

(KB) di Kabupaten Gunung Mas.


Penelitian

bidang

keluarga berencana (KB).

Berencana

Perlindungan

di

kependudukan dan pelayanan

faktor-faktor

penghambat

penetapan

kebijakan

(KB) di Kabupaten Gunung Mas.


2. Mendiskripsikan
dan
menganalisis

guna

tentang job performance adalah

Keluarga

teori psikologi tentang proses

Berencana , Pemberdayaan

tingkah

Perempuan dan Perlindungan

sehingga ia menghasilkan sesuatu

Anak Kabupaten

yang

Gunung

laku

kerja

menjadi

seseorang

tujuan

dari

Mas guna peningkatan kinerja

pekerjaannya.

di bidang pelayanan keluarga

Prawirosentono

berencana (KB).

kinerja merupakan suatu hasil

Menurut
(1992

: 2)

kerja yang dicapai oleh seseorang

atau

kelompok

organisasi,

orang

sesuai

dalam

melihat

dengan

keberhasilan

atau

kegagalan pelaksanaan kebijakan,

wewenang dan tanggungjawab

program

masing-masing,

rangka

dengan sasaran dan tujuan yang

organisasi

telah ditetapkan dalam rangka

bersangkutan secara legal, tidak

mewujudkan visi dan misi suatu

melanggar hukum dan sesuai

organisasi.

dengan moral dan etika. Konsep

analisis kinerja organisasi publik,

dasar

basic

diperlukan indikator kinerja, baik

performance)

yang bersifat kualitatif maupun

pendekatan

kuantitatif, yang menggambarkan

melalui the engineering approach

tingkat pencapaian suatu sasaran

defines

atau

mencapai

dalam

tujuan

kinerja

conceptions
dapat

(the

of

dilakukan
performance

dan

the

dan

kegiatan

Untuk

tujuan

sesuai

melakukan

yang

ditetapkan,

economic marketplace approach.

sehingga indikator kinerja harus

Kinerja

merupakan sesuatu yang dapat

menurut

engineering

approach diartikan sebagai rasio

dihitung

(perbandingan)

sumber

digunakan sebagai dasar untuk

(input)

menilai

dengan standar unit-unit kerja

kinerja,

yang dihasilkan. Sedangkan the

perencanaan,

economic marketplace approach

maupun tahap setelah kegiatan

berkaitan dengan tingkat produksi

selesai.

daya

yang

antara

yang digunakan

dihasilkan,

disesuaikan

dan
atau

diukur

untuk

melihat

tingkat

dalam

tahap

baik

pelaksanaan,

Lenvine dkk

(1990

; 45)

dengan penggunaan sumber daya

mengusulkan tiga konsep yang

tertentu (Widodo, 2001: 207).

dapat

Analisis kinerja merupakan

dipergunakan

mengukur

kinerja

suatu metode untuk memahami

publik, yaitu :

sejauhmana

a. Responsiveness,

dicapai

kemajuan

dibandingkan

yang
dengan

untuk
birokrasi
yakni

kemampuan organisasi untuk

tujuan yang telah ditetapkan.

mengenali

Kegiatan ini digunakan untuk

masyarakat, menyusun agenda


7

kebutuhan

dan prioritas pelayanan serta

memiliki kinerja yang jelek

mengembangkan

pula.

program

program-

pelayanan

publik

b. Responsibility,

yakni

sesuai dengan kebutuhan dan

menjelaskan

apakah

aspirasi masyarakat. Secara

pelaksanaan

kegiatan

singkat, responsiveness disini

organisasi

menunjukan

dilakukan

keselarasan

publik
sesuai

itu
dengan

antara program dan kegiatan

prinsip-prinsip

pelayanan dengan kebutuhan

yang benar atau sesuai dengan

dan

masyarakat.

kebijakan

dimasukkan

secara implisit atau eksplisit.

aspirasi

Responsivitas

sebagai salah satu indikator

administrasi

organisasi,

c. Accountability,

baik

menunjuk

kinerja karena responsivitas

pada seberapa besar kebijakan

secara

langsung

dan kegiatan organisasi publik

menggambarkan kemampuan

tunduk pada para pejabat

organisasi

politik

publik

menjalankan
tujuannya,

antara

dipilih

oleh

dan

rakyat. Dalam konteks ini,

terutama

untuk

konsep akuntabilitas publik

kebutuhan

masyarakat.
dengan

yang

misi

memenuhi
yang

dalam

dapat

Responsivitas

rendah

melihat

ditunjukkan

kebijakan

ketidakselarasan
pelayanan

digunakan

untuk

seberapa

besar

dan

kegiatan

organisasi publik itu konsisten

dan

dengan kehendak masyarakat

kebutuhan masyarakat. Hal

banyak.

tersebut jelas menunjukkan

publik tidak hanya bisa dilihat

kegagalan organisasi dalam

dari ukuran internal yang

mewujudkan misi dan tujuan

dikembangkan oleh organisasi

organisasi publik. Organisasi

publik

atau

yang memiliki responsivitas

seperti

pencapaian

rendah

akan tetapi kinerja sebaiknya

dengan

sendirinya

harus

Kinerja organisasi

dinilai

pemerintah,

dari

target,
ukuran

eksternal, seperti nilai-nilai

diharapkan sebagai salah satu

dan

indikator kinerja yang penting.

norma

dalam

yang

berlaku

masyarakat.

Suatu

organisasi

publik

kegiatan

b. Kualitas Layanan
Isu mengenai kualitas layanan

memiliki akuntabilitas yang

cenderung

tinggi

itu

penting

dianggap benar dan sesuai

kinerja

organisasi

pelayanan

dengan nilai dan norma yang

publik.

Banyak

pandangan

berkembang

negatif

yang

terbentuk

mengenai

organisasi

kalau

kegiatan

dalam

masyarakat.

menjadi
dalam

semakin

menjelaskan

publik

Selanjutnya, Dwiyanto (2001 :

muncul karena ketidakpuasan

60) menambahkan beberapa indikator

masyarakat terhadap kualitas

yang

layanan

biasanya

digunakan

untuk

yang

diterima

mengukur kinerja birokrasi publik,

organisasi

selain

demikian, kepuasan masyarakat

yang

dikemukakan

oleh

Lenvine dkk (1990), yakni :


a. Produktivitas
Konsep

produktivitas

hanya

mengukur

publik.

dari

Dengan

terhadap

layanan

dapat

dijadikan

indikator

kinerja

tidak

organisasi publik. Keuntungan

tingkat

utama menggunakan kepuasan

efisiensi, tetapi juga efektivitas

masyarakat sebagai indikator

pelayanan. Produktivitas pada

kinerja

umumnya

mengenai kepuasan masyarakat

dipahami

sebagai

adalah

rasio antara input dan output.

seringkali

Konsep ini dirasa terlalu sempit

mudah dan murah.

dan

kemudian

Accounting

General

Office

Sebagai

informasi

tersedia
suatu

secara
proses

(GAO)

perilaku seseorang atau sekelompok

mencoba mengembangkan satu

orang yang menghasilkan sesuatu

ukuran produktivitas yang lebih

sesuai dengan tujuan yang telah

luas

memasukkan

ditetapkan, maka kinerja antar orang

seberapa besar pelayanan publik

yang satu dengan lainnya di dalam

itu

situasi

dengan
memiliki

hasil

yang
9

kerja

dipengaruhi

oleh

perbedaan karakteristik dari individu,

kinerja merupakan proses mencatat

disamping itu orang yang sama dapat

dan

menghasilkan

pelaksanaan kegiatan dalam arah

performance

kerja

mengukur

pencapaian

yang berbeda di dalam situasi yang

pencapaian

berbeda pula, sehingga secara umum,

accomplishment) melalui hasil-hasil

kinerja dipengaruhi oleh dua hal,

yang ditampilkan berupa produk,

yaitu

jasa, ataupun suatu proses.

faktor-faktor

individu

dan

misi

(mision

faktor-faktor situasi.
Secara

ringkas

dapat

Prinsip-prinsip

pemilihan

dikatakan bahwa pengukuran tentang

ukuran kinerja menurut Johson dan

job performance atau kinerja itu

Levin adalah :

tergantung kepada jenis pekerjaannya

Evaluasi kembali ukuran yang ada,

dan tujuan dari organisasi. Johson

pengukuran harus memotivasi tim

dan Levin (Widodo,

kerja untuk pencapaian tujuan (Goal-

menyatakan

bahwa

2001: 207)
faktor-faktor

driven Teamwork),

yang bisa digunakan dalam menilai

mengukur kegiatan yang penting,

kinerja adalah kualitas dan kuantitas

tidak hanya hasil keseluruhan,

pekerjaan,

proses

kerja

kepemimpinan,
pengetahuan

sama,
kehati-hatian,

mengenai

pengukuran

merupakan

perangkat yang terintegrasi,

jabatan,

fokus pengukuran harus melibatkan

kerajinan, kesetiaan, dapat tidaknya

akuntabilitas publik (2001 : 207).

diandalkan dan inisiatif. Selanjutnya

Berdasarkan uraian diatas,

dijelaskan bahwa kinerja dapat dilihat

maka

berdasarkan kualitas kerja, kuantitas

kinerja merupakan hasil kerja yang

kerja, sampel dari suatu tugas yang

telah dicapai oleh seseorang atau

merupakan bagian dari pekerjaan,

sekelompok

waktu

untuk

organisasi sesuai dengan wewenang

mempelajari tugas, jumlah promosi

dan tanggungjawab yang dimilikinya,

yang

sehingga

yang

dibutuhkan

pernah

kelompok
sehingga

dilampaui,

serta

rating

rating

dapat

disimpulkan

orang

dalam

pengukuran

bahwa

suatu

kinerja

atasan,

merupakan metode untuk menilai

pengukuran/penilaian

kemajuan yang telah dicapai oleh

10

seseorang atau sekelompok orang

fisik, keinginan atau motivasinya,

dalam

dibandingkan

umur, jenis kelamin, pendidikan,

dengan dengan tujuan yang telah

pengalaman kerja, latar belakang

ditetapkan. Pengukuran digunakan

budaya

untuk penilaian atas keberhasilan,

personal lainnya.

organisasi

kegagalan pelaksanaan tugas pokok


dan

fungsi

organisasi

b. Faktor

yang

dan

variabel-variabel

sosial

dan

meliputi

organisasi,

kebijaksanaan

didasarkan pada tujuan dan sasaran

organisasi,

jenis

yang telah ditetapkan dalam rangka

pengawasan, sistem upah dan

mewujudkan visi dan misi organisasi.

lingkungan sosial.
Melemahnya

2. Faktor-Faktor

Yang

lembaga

Mempengaruhi Kinerja
Kinerja

lembaga

dengan

dan

peran kinerja

institusi

sebagaimana
institusi

latihan

publik

mestinya

harapan

sesuai

masyarakat,

publik merupakan cermin dari

disebabkan oleh

kadar terlaksananya kehidupan

utama. Kedua faktor penyebab itu

bernegara

adalah faktor internal dan faktor

yang

demokrasi,

2 (dua) faktor

sehingga kajian terhadap faktor-

eksternal. Fried (1966 :

faktor yang berpengaruh terhadap

mengajukan faktor-faktor yang

kinerja

menghambat

birokrasi

pemerintah

210)

kinerja

institusi

Faktor-faktor

tersebut

menjadi sesuatu yang penting,

public.

mengingat

dan

meliputi : informasi, keahlian,

oleh

legitimasi,

fungsi

tugas

yang

pokok

diemban

kepemimpinan,

institusi publik tersebut di era

kekerasan (violence), peraturan

otonomi saat ini sangat. Johson

(rules). Sedangkan Curtis (1978)

dan Levin (ibid) menyatakan

mengidentifkasi beberapa sumber

bahwa ada 2 (dua) macam faktor

kelemahan birokrasi publik, yang

yang dapat mempengaruhi kinerja

meliputi

kekurangan

fasilitas

seseorang, yaitu :

kerja,

kekurangan

sarana

a. Faktor individual yang meliputi

penelitian

sikap, sifat-sifat kepribadian, sifat

dan

kekurangan tenaga.
11

kepustakaan,

beroperasi secara diam-diam


B.

Program Keluarga Berencana

karena pimpinan Negara pada

(KB)

waktu

itu

1. Konsep dan Dasar Hukum

keluarga

anti

kepada

berencana

Program keluarga berencana

dalam

(KB)

gerakan keluarga berencana


Gerakan

masa

maka

Orde

Baru

Keluarga

diakui dan dimasukan dalam

Indonesia

program pemerintah. Struktur

adalah perkumpulan keluarga

organisasi program gerakan

berencana

keluarga

Berencana

PKBI

di

Indonesia

yang

atau

didirikan

di

berencana

juga

mengalami perubahan pada

Jakarta tanggal 23 Desember

tanggal 17 Oktober

1968

1957

didirikan

yaitu

dan

badan

diikuti

oleh

sebagai

Departemen

LKBN

Lembaga Keluarga Berencana

Kesehatan tahun 1967 yang

Nasional

bergerak

secara

silent

pemerintah, kemudian pada

operation.

Dalam

rangka

tahun

1970

sebagai

semi

lembaga

ini

membantu masyarakat yang

diganti menjadi BKKBN atau

memerlukan bantuan secara

Badan Koordinasi Keluaraga

sukarela,

Keluarga

Berencana

Nasional

yang

Berencana terus meningkat

merupakan

badan

resmi

terutama

pidato

pemerintah dan departemen

pada

dan bertanggungjawab penuh

1967

terhadap pelaksanaan program

usaha
setelah

pemimpin

negara

tanggal

16 Agustus

dimana

gerakan

Berencana

di

Keluarga

Keluarga

Indonesia

Indonesia.

memasuki era peralihan jika

Berencana

di

KB adalah singkatan

selama Orde Lama program

dari

gerakan Keluarga Berencana

menurut

dilakukan oleh sekelompok

Indonesia 1997), maksud dari

tenaga

pada ini adalah Gerakan

sukarela

yang

12

Keluarga

Berencana

(kamus

bahasa

untuk membentuk keluarga

mencegah

yang

konsepsi

sehat

dan

sejahtera

terjadinya
dengan

dengan membatasi kelahiran.

menggunakan

Keluarga

obat-obatan.

berencana

(KB)

merupakan salah satu usaha

Program

KB

alat

atau

dilaksanakan

untuk merencanakan jumlah

berdasarkan amanat Undang-undang

anak serta jarak kelahiran

No.

menggunakan

Perkembangan Kependudukan

alat

kontrasepsi.

Keluarga

Tahun

1992

Pembangunan Keluarga

Berencana (KB) adalah :


1. Keluarga

10

Selanjutnya

Berencana

dirubah

tentang
dan

Sejahtera.
dengan

Peraturan pemerintah No. 21 Tahun

menurut UU. No.10 Tahun

1994

1992

Pembangunan

(tentang

perkembangan

tentang

Penyelenggaraaan
Keluarga

Sejahtera

dan Peraturan Pemerintah No. 27

kependudukan

dan

Tahun 1994 tentang Pengelolaan

pembangunan

keluarga

Perkembangan Kependudukan. Surat

sejahtera

adalah

peningkatan

peran

Keputusan

Menteri

Negara

serta

Pemberdayaan Perempuan / Kepala

melalui

BKKBN No. 10/B5/2001 Tahun 2001

pendewasaan

usaha

tentang Organisasi dan Tata Kerja

perkawianan

(PUP)

BKKBN Pusat, Surat Menteri Negara

pengunturan

kelahiran

masyarakat

keluarga kecil, bahagia dan


sejahtera.
2. Keluarga berencana (KB)

Perempuan Kepala

BKKBN

74/HK.010/B5/2001

No.

Tahun 2001 tentang Tata Kerja


BKKBN

adalah suatu usaha untuk


menjarangkan

Pemberdayaan

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota.

atau

merencanakan jumlah dan


jarak

kehamilan

memakai
adalah

dengan

2.

kontrasepsi,
cara

Prinsip

Dasar

Program KB

untuk
13

dan

Tujuan

Program

keluarga

sehingga

bisa

berencana (KB) mempunyai

didayagunakan

prinsip sebagaimana berikut

mudah

ini :

memberikan

1. Bahwa sub sistem informasi


manajemen
nasional

program
harus

KB

manajemen

dapat

dukungan

harus

KB
dapat

mendayagunakan teknologi
informasi

ada dalam lembaga program

untuk

mewujudkan

KB maupun yang berada

kemudahan

akses dan peluang yang

diluar lembaga.
2. Bahwa sub system informasi
harus

untuk

program

nasional

system yang lain, baik yang

nasional

cepat

program.
5. Bahwa sub system infomasi

terintegrasi dengan sub-sub

manajemen program

dan

secara

besar kepada semua pihak

KB

(BKKBN 2001, 34).

dapat

Adapun

tujuan

dari

berfungsi untuk memantau

Program Keluarga Berencana

pelaksanaan

(KB) secara umum adalah :

kewenangan

wajib dan standart pelayanan

Meningkatkan

minimal sebagai indicator

ibu dan anak dalam rangka

kinerja.
3. Bahwa sub sistem informasi

mewujudkan NKKBS (Norma

manajeman
harus

program

bermanfaat

pengumpul

Keluarga

KB
bagi

sejahtera

KB

kelahiran

sekaligus

menjamin

adalah

memperkuat
data

mengendalikan

penduduk.

kepada desentralisasi yang


pengolahan

dengan

terkendalinya

nasional harus berorientasi


berarti

Bahagia

terwujudnya masyarakat yang

data,

program

Kecil

Sejahtera) yang menjadi dasar

masyarakat, dan manajemen.


4. Bahwa sub sistem informasi
manajemen

kesejahteraan

jumlah

dan

pertambahan
Secara

a)

khusus

meningkatkan

penduduk

untuk

menggunakan alat kontrasepsi;

informasi dikabupaten/kota,

14

b) menurunnya jumlah angka


kelahiran

bayi

dan

meningkatkannya

c)

3. Kinerja Pelayanan di Bidang

kesehatan

keluarga berencana (KB)

keluarga berencana dengan cara

Pelayanan kontrasepsi

penjarangan kelahiran.

saat

Sasaran dan target yang

pasangan

Keluarga

sebagai

aadalah

supaya

segera

bagaimana
tercapai

dan

dirasakan

masyarakat,

ingin dicapai dengan program


Berencan

ini

khususnya
suami-istri,
salah

kebutuhannya.

melembaganya

kontrasepsi

satu
Pelayanan

yang

semula

Norma Keluarga Kecil yang

menjadi program pemerintah

Bahagia

dan

Sejahtera

dengan orientasi pemenuhan

(NKKBS)

pada

masyarakat

target melalui subsidi penuh

Indonesia. Sasaran yang mesti

dari pemerintah, berangsur-

digarap untuk mencapai target

angsur

tersebut adalah :

suatu gerakan masyarakat

a)

bergeser

menjadi

Pasangan Usia Subur (PUS)

yang

yaitu pasangan suami istri yang

kebutuhannya

hidup bersama dimana istrinya

bersedia membayar untuk

berusia 15-49 tahun, yang harus

memenuhinya.

dimotivasi

pelayanan

sehingga

terus-menerus
menjadi

pesrta

sadar

Non PUS, yaitu anak sekolah,

kesehatan

orang

karena

pemuda-pemudi,

Peran

Berencana diarahkan untuk


menunjang

belum

hingga

Keluarga

Keluarga Berencana Lestari; b)


yang

akan

kawin,

tercapainya
ibu

dan

kehamilan

bayi,
yang

pasangan

diinginkan dan berlangsung

tokoh

pada keadaan dan saat yang

masyarakat, dan Institusional

tepat, akan lebih menjamin

yaitu

keselamatan ibu dan bayi

diatas

lembaga

45

tahun,

berbagai

organisasi,
masyarakat,

yang

pemerintah dan swasta.

Pelayanan
15

dikandungnya.
KB

bertujuan

menunda,

menjarangkan,

dan isteri. Suami juga

atau membatasi kehamilan

perlu

bila

sudah

aktif dalam ber KB

demikian

dengan menggunakan

jumlah

cukup.

anak

Dengan

pelayanan

KB

sangat

alat/metode

berguna dalam pengaturan

kontrasepsi untuk pria.


c.
Memberi informasi

kehamilan dan pencegahan


kehamilan

yang

tidak

diinginkan atau tidak tepat

perlu

diperhatikan:
a. Prioritas

pelayanan

KB diberikan terutama

banyak

anak

terlalu

Setiap

klien

untuk

berhak

mendapat

informasi

mengenai

hal

ini,
dapat

paling cocok sesuai

(lebih

dekat jarak kehamilan

dengan

hasil

pemeriksaan

fisik

sebelum pelayanan KB

(kurang dari 2 tahun),

diberikan

dan terlalu tua (lebih


dari 35 tahun).
b. Menekankan
bahwa
tanggung

kontrasepsi.

tentang metoda yang

dari 3 orang), terlalu

KB

kelemahan

cocok bagi dirinya.


d. Memberi
nasehat

terlalu

muda (usia kurang dari


tahun),

keuntungan

metode yang paling

mempunyai keadaan 4

20

adil

mempertimbangkan

Subur yang isterinya


yaitu

tentang

sehingga

kepada Pasangan Usia

terlalu

dan

masing-masing metode

dalam pelayanan Keluarga


yang

lengkap
dan

waktu. Ada lima hal penting


Berencana

berpartisipasi

kepada

klien,

untuk

memudahkan

klien

menentukan pilihan.
e. Memberi
informasi

merupakan
jawab

tentang kontraindikasi

bersama antara suami

pemakaian

16

berbagai

metode

kontrasepsi.

dan

Pelaksanaan pelayanan

kesejahteraan

KB perlu melakukan

masyarakat melalui program

skrining

keluarga berencana (Kb).

atau

penyaringan

fisik

METODE PENELITIAN

terhadap klien untuk


memastikan

A. Jenis Penelitian

bahwa

tidak

Menurut Indriantoro dan

terdapat

kontraindikasi

Supomo (2009;225) sifat atau jenis

bagi

pemakaian

data ada dua yaitu data kuantitatif dan

metoda

data

kontrasepsi yang akan


tindakan

surat

pernyataan

setuju

(informed

consent)

dari

(Depkes,

nilai

dapat

kualitatif

berbentuk angka, tetapi hanya berupa


tanggapan

uraian

atau

dan

penjelasan

yang

Keluarga

Berencana,

Pemberdayaan

Perempuan
Mas

tugas

dan

memiliki
tanggungjawab

yang

Dalam
metode

yang

deskriptif
metode

digunakan

17

yaitu

bertujuan
masalah
data,

menganalisa

dan

data

selanjutnya

dan

kesimpulan.

pengendalian

digunakan

yang

mengumpilkan

dalam

penelitian

kualitatif

memecahkan

Anak

Gunung

data

peneliti adalah data kualitatif.

secara khusus oleh Badan

Perlindungan

sifat

yang

dalam hal ini dilaksanakan

melaksanakan

Data

mengenai sifat, karakter, dan tidak

disimpulkan

pemerintah

Kabupaten

relative.

berhubungan dengan penelitian. Jenis

Berdasarkan
bahwa,

kuantitatif

merupakan data-data atau informasi

2002).
diatas

Data

berdasarkan pada jenis absolut atau

operatif

diperlukan

kualitatif.

merupakan data yang dapat dihitung

dipilih. Khusus untuk

klien

hidup

melalui

pemeriksaa

dan

peningkatan

ini,
adalah
suatu
untuk

dengan
menyusun,

memprestasikan

Pengambilan

menarik
data

dilakukan dengan cara teknik survei

kependudukan terkait program

yaitu wawancara langsung dengan

keluarga berencana (KB).

responden dan berpedoman pada


daftar

pertanyaan

disiapkan

yang

C. Fokus Penelitian

telah

sebelumnya,

Penelitian ini memfokuskan

(Nazir

pada 2 (dua) hal pokok terkait obyek

1983:9).

kajian menyangkut kinerja organisasi


institusi publik yakni Badan Keluarga

B. Lokasi Penelitian

Berencana,

Penelitian ini dilaksankan


di

Kabupaten

Khususnya

Gunung

di

Perempuan dan Perlindungan Anak

Mas.

instansi

dalam pelayanan keluarga berencana

Badan

(KB) di Kabupaten Gunung Mas

Keluarga Berencana, Pemberdayaan

yang diukur dari :

Perempuan dan Perlindungan Anak


Kabupaten

Gunung

Mas.

besar pelayanan publik itu memiliki


hasil yang diharapkan dan kualitas

pemerintah daerah yakni karena :

layanan

1. Mengingat Gunung Mas masih


akan

menyebabkan

Pemberdayaan

penduduk.
2. Menarik mengamati bagaimana
Mas

Kabupaten

pemekaran

terlalu

muda
pertumbuhan

keluarga berencana

sebagai

yang

yakni

dengan

mengurus

(KB)

di

faktor

individual

yang

meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian,


sifat

penduduk

secara

dan

Kabupaten Gunung Mas diukur dari

yang

fisik,

keinginan

atau

motivasinya, umur, jenis kelamin,

melalui program KB.


3. BKBP3A merupakan instansi
teknis

Perempuan

Perlindungan Anak dalam pelayanan

keterbatasannya mengupayakan
laju

kepuasan

kinerja Badan Keluarga Berencana

kenaikan

Gunung

menyangkut

masyarakat terhadap layanan.


Faktor-faktor penghambat

banyak pendatang luar, kalu


terkendali

produktivitas

yakni rasio antara input dan output

Ada

beberapa alasan dipilihnya instansi

tidak

Pemberdayaan

pendidikan, pengalaman kerja, latar

khusus

belakang

masalah

budaya

sosial/organisasi,

18

dan

faktor
meliputi

kebijaksanaan

organisasi,

jenis

Kepala Bidang Pelayanan

latihan dan pengawasan, sistem upah

KB

dan lingkungan sosial.

: 1 orang

D. Sumber Data
-

Menurut Indriantoro dan

Kepala
Pelayanan

Supomo (2009;149) sumber data ada


sekunder. Sumber data yang dipakai

Kepala

peneliti adalah data primer maupun

KB

dan

Sub

Bidang

Perlindungan Anak

data sekunder.

: 1 orang

Data Primer

Kepala
1 orang

diperoleh dari hasil wawancara,


observasi.

dilakukan

Wawancara

kepada

Bidang

Pemberdayaan Perempuan:

Data primer adalah data yang


dan

Bidang

Informasi Analisis: 1 orang

2 (dua) yaitu data primer dan data

1.

Sub

Masyarakat Peserta KB

Aparatur

: 4 orang

Pemerintah Desa. Selain itu


wawancara
kepada

dilakukan
pihak-pihak

juga

2.

yang
Sementara data sekunder terdiri

berkaitan dan bersinggungan


dengan

pemerintah

Adapun
informannya

Data Sekunder

dari literatur dan dokumen-

desa.

rincian

dari

adalah

sebagai

dokumen lain, dan juga hasilhasil penelitian orang lain yang


mempunyai

berikut :

korelasi

erat

dengan kajian ini.


-

Kepala BKBP3A
: 1 orang
E. Teknik Pengumpulan Data

Sekretaris BKBP3A

Teknik pengumpulan data

: 1 orang

yang

digunakan

lapangan
19

yaitu

adalah
fakta-fakta

studi
yang

dikumpulkan secara langsung dari

pengumpulan

lokasi peneliti yaitu :

dilakukan dengan jalan mencari

1.

data

Wawancara (interview)
Tehnik

pengkumpulan

data

yang

yang

berupa

catatan

transkrip maupun berupa data

dengan cara tanya jawab lansung

data

terhadap

yang

dokumentasi ini peneliti gunakan

Dalam

untuk mengumpulkan informasi.

penulis

Informasi yang penulis butuhkan

menggunakan model wawancara

dalam penelitian ini tentunya

bebas terarah. Wawancara bebas

informasi

terarah

berkaitan

pihak

berkepentingan.
penelitian

ini,

merupakan

wawancara

proses

dimana

interview

pada

pokok

diarahkan
permasalahan

2.

data

yang

dipecahkan

sebagai

wawancara

akan

penting.

Metode

informasi

dengan

yang

program

keluarga berencana.
3.

Observasi

akan

Observasi adalah suatu kegiatan

pedoman

mengamati dan mencatat dalam

tetapi

para

rangka pengumpulan data data

informan diberi ruang secara

yang

bebas memberikan jawaban atau

secara konsep, metode observasi

tekanan

adalah

atau

paksaan

dari

diperlukan.

pengamatan

peneliti.

pendengakatan

Dokumentasi

sistematika

Dokumentasi
pengumpulan
menghimpun

data

Sedangkan
dan
dengan

fenomena

merupakan

fenomena

yang

diselidiki.

dengan

Observasi

juga

merupakan

dokumen

pengamatan

yang

meliputi

dokumen atau data data yang

kegiatan pemusatan perhatian

relevan, biasa bentuknya benda,

terhadap suatu obyek dengan

tulisan, gambar, literatur, prasasti

menggunakan

dan lain lain. Dari definisi

Dalam penelitian ini, peneliti

diatas dapat diketahui bahwa

menggunakan

yang dimaksud dengan metode

partisipasi yaitu dengan cara

dokumentasi

mengamati langsung ditengah

ialah

metode

20

seluruh

indra.

observasi

tengah masyarakat yang menjadi

dan Hiberman (dalam Meleong, 2000

obyek penelitian.

: 120) analisis data dalam penulisan


ini dengan tahapan-tahapan analisis

F. Teknik Analisis Data

sebagai berikut :

Analisa data merupakan


upaya

untuk

sistematika

menelaah

yang

berbagai

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan
data

atau

diperoleh

sumber

dari

perkerjaan yang sangat sukar

yaitu

wawancara,observasi

adalah

diperlukan

kecermatan,

dan

ketelitian, kehatian-hatian agar

dokumentasi. Kemudian data tersebut

data-data yang diperoleh benar-

diklasifikasikan

dengan

benar sesuai dengan kenyataan

kerangka peneliti kualitatif deskriptif

dan memiliki validitas data yang

yang
kondisi,

sesuai

berupaya
latar

menggambarkan
penelitian

tinggi.
2. Penyajian Data
Penyajian data dirancang guna

secara

menyeluruh dan sejarah data yang

menggabungkan informasi yang

ditarik suatu penemuan penelitian.


Dalam

penelitian

ini

tersusun dalam bentuk yang

peneliti

padu

memberikan gambaran tentang upaya


Keluarga

Perempuan

Perlindungan

Anak

yang

Dan

Verifikasi
Penarikan

yang digunakan, data yang terkumpul

kegiatan

diolah, dan disusun dalam beberapa

dipecahkan.

masalah

Adapun

kesimpulan
yang

mencatat,

kategori menurut kriteria yang timbul


dari

kemungkinan

dan pengambilan tindakkan.


3. Penarikan Kesimpulan Dan

Untuk menganalisa data

logis

memberi

adanya penarikan kesimpulan

Kabupaten

Gunung Mas.

secara

diraih.

menyusun sekumpulan informasi

Berencana,

Pemberdayaan

mudah

Penyajian data dilakukan dengan

pelayanan keluarga berencana oleh


Badan

dan

yang

langkah-

mencari

adalah
arti,

keteraturan-

keteraturan,

pola-pola,

penjelasan,

konfiguraasi-

konfigurasi, yang mungkin alur

langkah analisa data yang dilakukan

sebab akibat dan propisisi.

penulis mengacu pada data Milles


21

Kesimpulan juga diverifikasi yaitu

berpartisipasi

pemikiran kembali yang melintas

melembagakan dan membudayakan

dalam pikiran penganalisis selama

Norma

penyimpulan, tinjauan ulang pada

Sejahtera

catatan-catatan lapangan, tukar pikir

meningkatkan mutu sumber daya

di

manusia

antara

teman

meminta
kepada

respon

sejawat,
atau

koresponden

atau

komentar

yang

aktif

Keluarga

dalam

Kecil

Bahagia

dalam

rangka

Indonesia

seperti

diungkapkan Kepala BKBP3ABapak

telah

Isaskar,SH yakni :

dijaring datanya untuk membaca

BKBP3Adiera

kesimpulan yang telah disimpulkan

daerah ini merupakan institusi publik

peneliti, kekokohan dan kecocokkan.

yang

memiliki

tanggungjawab

serta

menekan

laju

kependudukan

pendudukan,

meningkatkan kesejahteraan hidup

Usaha pemerintah dalam


menghadapi

tugas

pertumbuhan

PEMBAHASAN

otonomi

keluarga,

salah

kesehatan

dan

satunya adalah keluarga berencana.

kesejahteraan ibu dan anak di daerah

Program

(wawancara, 12 Juli 2015).

keluarga

merupakan suatu

berencana

Badan

program untuk

Keluarga

yang

Berencana Pemberdayaan Perempuan

berkualitas

dan Perlindungan Anak Kabupaten

adalah keluarga yang sejahtera, sehat,

Gunung Mas menurut Sekretaris

maju, mandiri, memiliki jumlah anak

BKBP3ADr.

yang ideal, berwawasan kedepan,

menyatakan :

mewujudkan
berkualitas.

bertanggung
Program

keluarga
Keluarga

jawab,
Keluarga

Maria

harmonis.

Dalam melaksanakan tugas

Berencana

dan fungsinya, merencanakan dan

merupakan salah satu program dalam

melaksanakan

rangka menekan laju pertumbuhan

sebagaimana berikut ini :

penduduk dimana salah satu kegiatan

1. Meningkatnya

atau program yang dilakukan adalah

Administrasi

menghimpun dan mengajak segenap

terdiri dari :

potensi

masyarakat

Efianti

untuk

22

program-program
Program

Perkantoran

yang

Penyediaan jasa komunikasi,

Pembinaan Kesertaan ber-KB

sumber daya air dan listrik


Penyediaan jasa peralatan dan

3.

Meningkatan Program Bidang

pertengkapan kantor
Penyediaan jasa adimistrasi

yang terdiri dari :

keuangan
Penyediaan alat tulis kantor
Penyediaan barang cetakan dan

penggandaan
Rapat-rapat koordinasi dan

konsultasi ke luar daerah


Penyediaan Jasa Non PNS
Rapat-rapat koordinasi dan

Pemberdayaan Keluarga Sejahtera

Pembinaan keluarga balita dan

anak
Pembinaan Ketahanan Remaja
Peningkatan Ketahanan Keluarga

Lansia
Remberdayaan Ekonomi

Keluarga
Penyeriaan Data, informasi dan
Dokumentasi Program

konsultasi dalam daerah


2. Meningkatnya

Program

Bidang Keluarga Berencana yang


terdiri dari:

Pembmaan Keluarga Berencana


Peningkatan Kesertaan KB

Kependudukan dan KB
Pengelolaan Pembangunan

Kependudukan dan KB
Penelitian dan Pengembangan
Kependudukan

4.

Galcitas, wilayah khusus dan

Meningkatnya Program

Bidang Pemberdayaan Perempuan

sasaran khusus
Peningkatan advokasi dan KIE

Penguatan Kelembagaan

Program Kependudukan dan KB


Peningkatan pembinaan
kesertaan ber-KB jalur

Organsasi Perempuan
Pembinaan Gerakan Sayang Ibu
Pembinaan Advokasi dan Gender
Peningkatan Kesejahteraan

Keluarga dan Rumah Lestari


Peningkatan kualitas hidup

yang terdiri dari :

pemerintah
Peningkatan pembinaan

kesertaan ber-KB jalur swasta


Peningkatan kualitas kesehatan

reproduksi
Peningkatan Pembinaan Lini

Bidang Pertindungan Anak yang

Lapangan
Pelayanan pemasangan
kontrasepsi KB

perempuan
5.

Meningkatnya Program

terdiri dari :

23

Forum Anak Nasional (FAN).

Perlindungan

Anak

serta pelaksanaan pelayanan keluarga


berencana (KB) di daerah.

dan

pembangunan dalam bidang keluarga


berencana

kekerasan pada anak.


Penyusunan dan harmonisasi

jangkauan,

kebijakan

pelembagaan

peserta

penanganan

terus
dan

menerus,

pembudayaan

serta

hukum, anak kebutuhan khusus

keterpaduan

pelaksanaan

dan hak sipil anak


Penyusunan dan

berencana (KB). Selanjutnya untuk

harmonisasi

pemenuhan

terpadu

disemua

dalam

pelayanan

pusat

tetap

generasi

kontrasepsi

alat

untuk

dan

penduduk.

obat

kebutuhan

dan

pemantapan

pertumbuhan
Kurangnya

peran

pemerintah

dalam

menggalakkan

program

KB

mengakibatkan

tingginya pertambahan pendudukan

pemerintah provinsi, kabupaten, dan


jawab

muda

mengendalikan

pasangan usia subur (pus). Sementara


bertanggung

penggalangan

Pemerintah harus berperan dalam

bertanggung jawab atas pengelolaan


penyediaan

KB,

pelaksanaan program dilapangan.

BKBP3A.
Pemerintah

pemerataan

kemandirian, peningkatan peran serta

Badan Keluarga Berencana Nasional


melalui

upaya

kualitas baik tenaga, maupun sarana

bidang,

kabupaten

bentuk

pelayanan KB di daerah, peningkatan

termasuk keterpaduan program antara


SKPD

keluarga

dimantapkan usaha-usaha operasional

Program tersebut dilaksanakan


secara

peningkatan

mendukung kebijakan tersebut terus

hak

anak.

kota

KB

terhadap

NKKBS

pendidikan anak dan kesehatan

atau

pembinaan

anak yang berhadapan dengan

kebijakan

dan

(KB) telah ditetapkan

beberapa kebijakan, yaitu perluasan

penghapusan

untuk

Untuk

menunjang dan mempercepat tujuan

Penghapusan KDRT.
Pencegahan bahaya narkotika
Penyusunan dan harmonisasi
kebijakan

kebutuhan alat dan obat kontrasepsi

Hari Anak Nasional (HAN).


Kota Layak Anak (KLA).
Sosialisasi Peraturan Tentang

yang akan meningkatnya, kebutuhan

dalam

pelayanan

penegendalian dan pendistribusian

lapangan

24

kesehatan,
pekerjaan

pendidikan,
yang

cukup,

berdampak

pada

naiknya

angka

program KB di daerah dan telah

pengangguran dan kemiskinan seperti

menyusun berbagai program dan

diungkapkan Kepala BKBP3ABapak

kegiatan dengan baik, efisien, efektif,

Isaskar,SH yakni :

transparan

Pengendalian
penduduk

pertumbuhan

harus

dan

akuntable

sesuai

prinsip-prinsip good governance.

dilakukan

Berdasarkan

pernyataan

yang

pemerintah, baik Pemerintah Pusat

disampaikan Sekretaris BKBP3ADr.

maupun Pemerintah Daerah Provinsi,

Maria Efianti ada beberapa program

Kabupaten/Kota.

kegiatan yang telah dilaksanakan

Pengendalian

pertumbuhan
pertambahan

penting

karena

pendudukan

dalam bidang KB

yakni :

akan

a. Program Keluarga Berencana :


1. Rapat konsultasi program KB.
meningkatkanya,
kebutuhan
2. Pembinaan PLKB
pelayanan kesehatan, pendidikan,
3. Distribusi alat/obat KB.
4. Penyediaan
sarana
dan
lapangan pekerjaan dan naiknya
prasana KB.
angka pengangguran dan kemiskinan
5. Pelaksanaan hari keluarga.
(wawancara, 12 Juli 2015).
b. Program
Kesehatan
Kebijakan pemerintah kabupaten

Reproduksi Remaja

Gunung Mas, dalam pembangunan di

Advokasi dan KIE tentang

bidang pengendalian pertumbuhan

kesehatan

penduduk dan Keluarga Berencana

(KRR).

Nasional, melalui Badan Keluarga

Berencana Keliling (TKBK).


2. Pelayanan TNI Manunggal KB-

Dan Perlindungan Anak Kabupaten


Gunung Mas, telah mengalokasikan
yang

bersumber

APBD.

Tersedianya

anggaran

tersebut

agar

Keluarga

Badan

KES

dari

(TMKK)

tingkat

kecamatan.
3. Pelayanan TNI Manunggal KBKES

Berencana Pemberdayaan Perempuan

(TMKK)

kabupaten.
4. Pelayanan

Dan Perlindungan Anak Kabupaten


Gunung Mas

Remaja

c. Program Pelayanan kontrasepsi


1. Pelayanan
Tim
Keluarga

Berencana Pembedayaan Perempuan

anggaran

Reproduksi

KB-KES-PKK

tingkat kabupaten.

dapat menjalankan

tugas dan fungsinya dalam pelayanan


25

tingkat

Terkait dengan program untuk


kegiatan

pelayanan

intra uterine devices (IUD), implant,

keluarga

suntik, kondom, metode operatif

berencana dan untuk mewujudkan

untuk wanita (tubektomi), metode

Norma

operatif untuk pria (vasektomi), dan

Keluarga

Sejahtera

yaitu

Kecil

Bahagia

mengatur

jarak

kontrasepsi pil.

Cara yang baik

kelahiran anak dengan menggunakan

dalam pemilihan alat kontrasepsi

alat

sangat

kontrasepsi

sebagaimana

bergantung

dari

calon

diungkapkan oleh Kepala Bidang

pengguna kontrasepsi. Dimana para

Keluarga Sejahtera Abrori, S. Pd

ibu sebaiknnya mencari informasi

yakni :

terlebih dahulu tentang cara-cara KB

Untuk melaksanakan kegiatan

berdasarkan informasi yang lengkap,

pelayanan kependudukan di daerah


Kabupaten

Gunung

dilaksanakan

dengan

akurat dan benar.

Mas

Menurut

Kepala

Bidang

berbagai

Pelayanan

Keluarga

kegiatan program seperti diantaranya

Marthine,

S.Farm,

program pelayanan KB, program

memutuskan suatu cara konstrasepsi

Norma

sebaiknya

Keluarga

Kecil

Bahagia

Berencana
Apt

apseptor

KB

dalam
harus

Sejahtera, program pengarus utamaan

mempertimbangkan

gender,

pemberdayaan

kontrasepsi yang rasional, efektif dan

perempuan, program perlindung anak

efisien. Pelayanan kontrasepsi saat ini

dan lain-lain (wawancara , 13 Juli

dirasakan

2015).

pasangan suami-istri, sebagai salah

program

Dalam

masyarakat,

jarak

sebagai

bagian

kontrasepsi yang semula menjadi

keluarga

program pemerintah dengan orientasi

berencana (KB) dilaksanakan dengan

pemenuhan target melalui subsidi

metode kontrasepsi. Menurut Kepala

penuh dari pemerintah, berangsur-

Bidang

angsur

program

anak

pelayanan

Pelayanan

Keluarga

kebutuhannya.

khususnya

mengatur

kelahiran

satu

penggunaan

bergeser

Pelayanan

menjadi

suatu

Berencana Marthine, S.Farm,Apt

gerakan masyarakat yang sadar akan

bermacam-macam

kebutuhannya

metode

kontrasepsi itu adalah seperti metode

membayar

26

hingga
untuk

bersedia

memenuhinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

kesehatan pada dasarnya adalah

dalam memilih metode kontrasepsi

respon

adalah :

terhadap stimulus yang berkaitan

a. Faktor pasangan, yang dapat

dengan

sakit

mempengaruhi motivasi dalam

system

pelayanan

kesehatan,

memilih

makanan

serta

lingkungan.

metode

kontrasepsi,

seseorang
dan

penyakit,

yaitu meliputi : umur, gaya

Batasan

hidup,

unsur pokok, yaitu respon dan

frekuensi

senggama,

ini

(organisme)

mempunyai

jumlah anak yang diinginkan,

stimulus

pengalaman

Respon atau reaksi manusia baik

dengan

alat

atau

dua

kontrasepsi yang lalu, sikap dari

bersifat

individu sendiri dan sikap dari

persepsi dan sikap), maupun

pasangan (suami).
b. Faktor kesehatan, yang dapat

bersifat aktif (tindakan yang

mempengaruhi
kontraindikasi

stimulus atau rangsangan disini

atau

terdiri dari empat unsur pokok,

relative, yaitu meliputi : status

yakni sakit dan penyakit, system

kesehatan, riwayat haid, riwayat

pelayanan kesehatan , makanan

keluarga, pemeriksaan fisik, dan

dan lingkungan.

pemeriksaan panggul.
c. Faktor metode kontrasepsi, yang
berhubungan

dengan

Di Kabupaten Gunung
Mas, kesadaran masyarakat terhadap

tingkat

pentingnya

penerimaan dan pemakaian yang


berkesinambungan,

yaitu

meliputi:

efek

efektivitas,

berencana

kelahiran anak sangat dirasakan.


Masyarakat
sukarela

komplikasi yang potensial dan

secara

sadar

melaksanakan

serta

program

tersebut karena dirasakan manfaat

besarnya biaya. Keikutsertaan

secara langsung oleh keluarga seperti

seorang akseptor dalam keluarga

diungkapkan salah seorang akseptor

berencana juga tidak terlepas dari


kesehatan.

keluarga

dengan mengatur jumlah anak dan

samping, kerugian, komplikasi-

perilaku

(pengetahuan,

nyata atau praktek), sedangkan

keadaan
absolute

positif

rangsangan.

KB yakni :

Perilaku
27

Saya

secara

sukarela

kehamilan yang tidak diinginkan atau

mengikuti dan melaksanakan

tidak tepat waktu. Menurutnya Ada

program keluarga berencana

lima hal penting dalam pelayanan

(KB)

Keluarga

karena

program

dirasakan

ini

manfaatnya

Berencana

yang

perlu

diperhatikan :

langsung oleh kita sendiri.

1.

Prioritas pelayanan KB diberikan

Jika anak banyak dan selalu

terutama kepada Pasangan Usia

melahirkan

sedangkan

Subur yang isterinya mempunyai

pendapatan setiap bulan tetap

keadaan 4 terlalu yaitu terlalu

maka

muda (usia kurang dari 20

kemiskinan

yang

dihadapi. Karena itu saya

tahun),

senang

(lebih dari 3 orang), terlalu dekat

mengikuti

KB

(wawancara , 13 Juli 2015).

terlalu

banyak

anak

jarak kehamilan (kurang dari 2


tahun), dan terlalu tua (lebih dari

Menurut
Pelayanan

Kepala

Keluarga

Bidang

35 tahun).

Berencana

2.

Menekankan

bahwa

Marthine, S.Farm, Apt (wawancara

merupakan

12

pelayanan

bersama antara suami dan isteri.

Keluarga Berencana diarahkan untuk

Suami juga perlu berpartisipasi

menunjang tercapainya kesehatan ibu

aktif dalam ber KB dengan

dan bayi, karena kehamilan yang

menggunakan

diinginkan dan berlangsung pada

kontrasepsi untuk pria.

Juli

2015)

peran

keadaan dan saat yang tepat, akan

3.

tanggung

KB
jawab

alat/metode

Memberi informasi lengkap dan

lebih menjamin keselamatan ibu dan

adil tentang keuntungan dan

bayi yang dikandungnya. Pelayanan

kelemahan

KB

metode kontrasepsi. Setiap klien

bertujuan

menjarangkan,

atau

menunda,

berhak

untuk

mendapat

kehamilan bila jumlah anak sudah

informasi

mengenai

hal

cukup. Dengan demikian pelayanan

sehingga

KB sangat berguna dalam pengaturan

mempertimbangkan metode yang

kehamilan

paling cocok bagi dirinya.

dan

membatasi

masing-masing

pencegahan

28

ini,
dapat

4.

Memberi nasehat tentang metoda

Kepala BKBP3ABapak Isaskar,SH

yang paling cocok sesuai dengan

yakni :

hasil pemeriksaan fisik sebelum

5.

Pelaksanaan

pelayanan KB diberikan kepada

program

klien, untuk memudahkan klien

BKBP3Adiupayakan

menentukan pilihan.

secara

Memberi

informasi

kontraindikasi
berbagai

metode

program

kegiatan

di

kantor

dilaksanakan

terbuka

dan

tentang

bertanggungjawab. Semua kegiatan

pemakaian

diarahkan dalam rangka mencapai

kontrasepsi.

tujuan pelaksanaan

program dan

Pelaksanaan pelayanan KB perlu

dilakukan secara efisien dan efektif

melakukan

(wawancara, 12 Juli 2015).

skrining

atau

penyaringan melalui pemeriksaa


fisik

terhadap

untuk

juga dilaksanakan dengan cepat, tepat

memastikan bahwa tidak terdapat

dan akurat agar masyarakat atau

kontradikasi

pemakaian

pihak yang menerima jasa layanan

metoda kontrasepsi yang akan

merasa puas. Tidak jarang dalam

dipilih. Khusus untuk tindakan

pelaksanaan

operatif

permasalahan,

pernyataan

klien

Pelaksanaan program kegiatan

bagi

diperlukan
setuju

surat

(informed

program

mendapat

kesalahan

atau

keterlambatan. Keterlambatan dan

consent) dari peserta.

kelemahan pelayanan terjadi akibat


banyak faktor, baik kondisi sarana

Dalam pelaksanaan program


kegiatan,

kegiatan,

personil dan lainnya. Akibat berbagai

menyelenggarakan

hal tersebut berakibat pada kinerja

Mas

kegiatan

dengan

yakni

penunjang

BKBP3AKabupaten

Gunung

prinsip-prinsip

prasarana

memperhatikan

good

transparan,

pelayanan

governance
efektif

BKBP3Asendiri

belum

mampu dilaksanakan secara optimal,

dan

namun

akuntable. Pelaksanaan program yang

secara

menyeluruh

dapat

berjalan sebagaimana mestinya.

transparan dilakukan untuk semua

Berdasarkan evaluasi prestasi

kegiatan sebagaimana diungkapkan

yang

dicapai

dalam

pelaksanaan

kegiatan di bidang KB, Kabupaten


29

Gunung

Mas

tahun

2010

telah

telah

diraih

BKBP3AKabupaten

berhasil menjalankan program KB

Gunung Mas sebagai bagian SKPD di

guna meningkatkan capaian kinerja

lingkungan

upaya mengejar target dan menekan

Kabupaten Gunung Mas.

Pemerintah

Daerah

angka kelahiran dan menekan laju


pertumbuhan

penduduk

mendapat

dengan

B.

penghargaan

MANGGALA

Faktor-faktor
kinerja

KARYA

penghambat

Badan

Berencana

Keluarga

Pemberdayaan

KENCANA dari presiden Republik

Perempuan dan Perlindungan

Indonesia di Bandung yang diterima

Anak

langsung

keluarga berencana (KB) di

Bupati

Gunung Mas

HAMBIT BINTIH. Pada Tahun 2013

dalam

pelayanan

Kabupaten Gunung Mas

ketua TP-PKK Kabupaten Gunung


Mas

Ny.

ROSIATI

Badan Keluarga Berencana

HAMBIT

Pemberdayaan Perempuan dan

BINTIH mendapat juara III (tiga)

Perlindungan Anak Kabupaten

tingkat nasional dikendari, karena


telah

Gunung

melaksanakan/mensukseskan

kegiatan

KB-KES-PKK

penyelenggaraan

tingkat

Terkait

dengan

keluarga

tatakelola

pemerintah

daerah

Mas

tahun

daerah

2014

internal.

telah

predikat

kantor

lingkungan

Daerah

Kabupaten

Faktor

internal

BKBP3AKabupaten

Gunung Mas, sedangkan faktor


eksternal berasal dari hal-hal

Satuan Kerja Perangkat Pemerintah


di

kendala-kendala

bersumber dari dalam organisasi

Wajar

WTP merupakan prestasi seluruh


(SKPD)

(KB)

melingkupi faktor-faktor yang

Tanpa Pengecualian (WTP). Predikat

Pemerintah

dan

baik bersifat eksternal atau pun

Kabupaten

memperoleh penghargaan penilaian

Daerah

tugas

berencana

menghadapi

keuangan pemerintah daerah pun,

keuangan

dalam

fungsi khusus bidang pelayanan

kabupaten.

Gunung

Mas

diluar

lingkungan

BKBP3AKabupaten
Mas.

Gunung Mas, termasuk prestasi yang

30

kantor
Gunung

Faktor faktor internal


yang

kurang

pelaksanaan

(a).

mendukung
program

wilayah

dan

cukup

luas

dan

Belum

memadainya infrastuktur.

Pemberdayaan

Perempuan

dan

(b). Masih rendahnya kepedulian

Perlindungan

masyarakat

Anak dapat diidentifikasi sebagi

terhadap

pentingnya keluarga Berencana.

berikut :
a.

geografis

Kabupaten Gunung Mas yang

kegiatan di bidang Keluarga


Berencana,

Keadaan

Sedangkan faktor - faktor yang

Masih terbatasnya data penduduk

mendukung

di bidang Keluarga Berencana

dalam

kinerja

pelaksanaan tugas dan fungsi Badan

dan Keluarga Sejahtera yang

Keluarga Berencana Pemberdayaan

valid dan reliable

Perempuan dan Perlindungan Anak


b.

Masih kuranganya kuantitas dan

Kabupaten Gunung Mas dalam di

kualitas serta penyebaran tenaga

bidang Keluarga Berencana (KB)

PKB

adalah :

(Penyuluh

Keluarga

Berencana) di lapangan.
a.

c.

Kurang

memadainya

Tersedianya sumber daya manusia


yang professional kendatipun masih

fasilitas

sarana dan prasarana penyuluhan

bersifat

keluarga berencana.

ditingkatkan.

Faktor
eksternal

yang

b.

faktor

program

Tersedianya

Alokasi

dan

harus

Anggaran

Pembangunan Keluarga Berencana

kurang

kendatipun

mendukung (tantangan) dalam


pelaksanaan

terbatas

harus

ditingkat

sehingga berbagai program kegiatan

dan

dapat dilaksanakan secara bertahap.

kegiatan di bidang Keluarga


Berencana,

c.

Pemberdayaan

yang memadai.

Perempuan dan Perlindungan


Anak,

dapat

Tersedianya perangkat organisasi

diidentifikasi

Berdasarkan

sebagai berikut :

hasil

penelitian

diatas dapat dibuktikan bahwa kinerja


31

lembaga institusi publik sebagaimana

Perempuan dan Perlindungan

halnya

Anak Kabupaten Gunung Mas

kinerja

Badan

Keluarga

Berencana Pemberdayaan Perempuan

dalam

dan Perlindungan Anak Kabupaten

berencana (KB) relatif cukup

Gunung

baik yang ditunjukan dengan

Mas

di

bidang

Keluarga Berencana (KB)

benar

adanya

dalam

dipengaruhi

sebagaimana

terealisasi

faktor-faktor

keluarga

berbagai

program

dan proyek dengan baik yang


dilaksanakan

secara

dan Levin menyatakan bahwa ada 2

(trasparan),

dan

(dua) macam faktor yang dapat

sebagaimana

mempengaruhi

good governance.

yaitu

diungkapkan

pelayanan

kinerja

faktor

Johson

seseorang,

individual

yang

2.

Badan

terbuka
akuntabel

prinsip-prinsip

Keluarga

Berencana

meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian,

Pemberdayaan Perempuan dan

sifat

Perlindungan Anak Kabupaten

fisik,

keinginan

atau

motivasinya, umur, jenis kelamin,

Gunung

pendidikan, pengalaman kerja, latar

pelaksanaan program kegiatan

belakang

pelayanan keluarga berencana

budaya

dan

variabel-

Mas

variabel personal lainnya dan faktor

(KB)

sosial

melakukan

dan

organisasi,

kebijaksanaan

meliputi

organisasi,

jenis

tepat,

dalam

selalu

berupaya

kegiatan

akurat,

efisien

secara
dan

latihan dan pengawasan, sistem upah

efektif, kendatipun tidak semua

dan lingkungan sosial.

program mampu dilaksanakan


sebagaimana diharapkan karena

PENUTUP

berbagai persoalan internal dan

Kesimpulan

eksternal.

Berdasarkan uraian bab-bab

3.

Faktor

faktor

yang

kinerja

Badan

sebelumnya dapat ditarik

menghambat

kesimpulan dalam penelitian ini

Keluarga

sebagai berikut :

Pemberdayaan Perempuan dan

1.

Kinerja
Berencana

Badan

Berencana

Keluarga

Perlindungan Anak Kabupaten

Pemberdayaan

Gunung Mas melingkupi faktor

32

internal dan faktor eksternal.

Gunung Mas diharapkan dapat

Faktor

menyangkut

meningkatkan sarana prasarana

penyelenggara

dan kualitas sumberdaya yang

internal

sumberdaya

khususnya penyuluh keluarga

dimiliki

berencana

berbanding

dan

sarana

dan

agar

berjalan

lurus

dengan

prasarana yang terbatas. Faktor-

perkembangan masyarakata dan

faktor pendukung menyangkut

tuntutan

Tersedianya sumber daya manusia

bersendikan

yang

good governance.

professional

kendatipun

masih bersifat terbatas dan harus

2.

ditingkatkan; Tersedianya Alokasi


kendatipun

ditingkat

sehingga

berbagai

program

kegiatan

dapat

yang

baik

prinsip-prinsip

Keluarga

Berencana

Pemberdayaan Perempuan dan

Anggaran Pembangunan Keluarga


Berencana

Badan

kerja

Perlindungan Anak Kabupaten

harus

Gunung Mas diharapkan dapat


memperkuat

komunikasi

bertahap;

internal dan eksternal dengan

Tersedianya perangkat organisasi

tingkat pemerintahan kabupaten

yang memadai.

atau SKPD terkait, pemerintah

dilaksanakan

secara

provinsi dan pemerintah pusat


Saran

guna sinergitas program dan

Sebagai akhir dari penelitian ini

anggaran.

penulis mencoba memberikan saransaran

guna

Badan

peningkatan

Keluarga

Pemberdayaan

3.

Pemerintah Kabupaten Gunung

kinerja

Mas dan DPRD Kabupaten

Berencana

Gunung Mas diharapkan dapat

Perempuan

dan

menetapkan prioritas program-

Perlindungan

Anak

Kabupaten

program terkait kependudukan

Gunung

dalam

di

bidang

dan pelayanan keluarga kecil

(KB)

bahagia dan sejahtera serta

Mas

Keluarga

Berencana

sebagaimana berikut ini :


1.

Badan

Keluarga

perlindungan perempuan dan


Berencana

anak,

agar

berbagai

Pemberdayaan Perempuan dan

permasalahan

tentang

Perlindungan Anak Kabupaten

pertumbuhan

penduduk,

33

kualitas

dan

kesejahteraan

Maswar Noerdin, 2003. Informasi


Manajemen Program KB
Nasional; Jakarta

hidup perempuan, anak-anak


terjamin dengan baik.

Meleong Lexy. J, 2006. Metodologi


Penelitian
Kualitatif.
Bandung
: PT Remaja
Rosdakarya.

REFERENSI
Abd ar-Rahim Umran. 1997. Islam
dan KB. Jakarta: Lentera

Meleong Lexy. J,2000. Metodologi


Penelitian
Kualitatif,
Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.

Curtis. 1978. Kinerja Instansi Publik


di Indonesia Dalam Masa
Reformasi, Gramedia, Jakarta.

Mukti Ali, Prof. 1971. Agama dan


Keluarga Berencana. Jakarta:
BKKBN.

Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan, 1995. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Edisi
Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Ndraha,
Talizidulu.
1990.
Pembangunan
Masyarakat
Mempersiapkan
Mayarakat
Tinggal Landas. Rineke Cipta,
Jakarta.

Dwiyanto, Agus. 2001. Kinerja


Pelayanan
Publik.
UGM
Yogyakarta.
Fried,

1966. Kinerja Instansi


Pemerintahan di Indonesia,
Ghalia Bandung.

Nazir, mohammad, 1983. Metodologi


Penelitian. Ghalia Indonesia,
Jakarta

Hamijoyo, Santoso, S. dan A.


Iskandar. 1974. Partisipasi
Masyarakat, Seminar.

Supomo dan Indriantoro, 2009.


Metode Penelitian Kualitatif.
Pustaka Ilmu. Jakarta.

Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga


Berencana
dan
Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan

Wiknjososro,
2005.
Keluarga
Berencana Nasional, BKKBN
Jakarta.

id.wikipedia.org.

Widodo, 2000. Kinerja Instansi


Publik. Pelita, Jakarta.

34

Anda mungkin juga menyukai