Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka capaian target MGDs tahun 2015 dan RPJMN 2010-2014 pada bidang sanitasi,
maka pemerintah Indonesia merumuskan kebijakan nasional sebagai langkah kongkrit dalam
percepatan capaian di maksud dengan membuat kebijakan program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP). Di mana percepatan yang di lakukan adalah melakuan senergi
antar pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten / kota dengan menyiapkan sistim kelembagaan
mulai dari pusat ( PMU dan PIU) hingga ke daerah dengan nomenklatur Pokja Sanitasi.
Pada tahun 2012 Kabupaten Halmahera Utara melakukan tahapan pertama advokasi para pihak
di daerah dan tahapan kedua penyiapan kelembagaan dengan menyiapkan seluruh prasyarat
administrasi dan di ajukan surat peminatan kepada pokja Provinsi untuk keikutsertaan program
PPSP.
Pada tahun 2013 kabupaten Halmahera Utara di nyatakan menjadi peserta program PPSP maka
pokja yang telah ada melakukan kock of untuk melaksanakan tahapan ketiga yaitu penyusunan
perencanaan strategis untuk menyusun produk dokemen Buku putih Sanitasi (BPS) dan Strategi
Sanitasi Kabupaten (SSK), mengapa dokumen Buku putih Sanitasi kabupaten Halmahera Utara
menjadi penting?. Karena dokumen BPS pada hakekatnya adalah merupakan gambaran
karakteristik dan kondisi sanitasi serta prioritas dan arah pengembangan perencanaan sanitasi
kabupaten Halmahera Utara dan masyarakat saat ini.
Adapun kegunaan BPS bagi kabupaten adalah merupakan Baseline data terkait kondisi sanitasi
kabupaten Halmahera Utara saat ini. Pada dokumen BPS akan menggambarkan secara jelas
kondisi Profil wilayah, Profil Sanitasi, Isu strategis dan permasalahan mendesak, peta area
berisiko dan posisi pengelolaan sanitasi, sehingga BPS sangat penting kaitannya dalam
penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Halmahera Utara dan menjadikannya sebagai acuan
monitoring dan evaluasi sanitasi kedepan.

1.2 . LANDASAN GERAK


1.2.1. Pengertian Sanitasi
1
Pokja Sanitasi
Kabupaten Halmahera Utara 2013

Pengertian sanitasi dalam penyusunan BPS ini mengacu pada defenisi Buku referensi Opsi system
dan Teknologi Sanitasi yang mendefinisikan sanitasi adalah Upaya membuang limbah cair
domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik di tingkat
rumah tangga maupun di lingkungan perumahan, yang di dasarkan pada ruang lingkup sanitasi
sebagai berikut:
Air limbah domestik
Black water : air buangan jamban (urin, tinja, dan air gelontoran)
Grey water : air buangan mandi dan cuci
Pengelolaan persampahan**
Kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah.
Termasuk dalam sanitasi: sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga
Drainase lingkungan/tersier *
Sistem saluran awal yang melayani kawasan kota tertentu, seperti kompleks perumahan, area
pasar, perkantoran, areal industri, dan perkantoran.
Prohisan
meliputi promosi kesehatan, perubahan perilaku, sanitasi di rumah tangga (5 pilar), dan sanitasi
sekolah
1.2.2. Wilayah Kajian

Berdasarkan definisi dan ruang lingkup di maksud , maka pojka berpandangan harus
melakukan kajian yang komprehensip dengan mengedepankan prinsip prioritas, tepat
sasaran, tingkat resiko kesehatan dan dampak lingkungan, terkoordinasi lintas SKPD,
pertimbangan kemampuan anggaran pelaksanaan study Ehra dan dengan mengacu
pada dokumen daerah seperti

RPJMD ( 2012-2032)

dan RTRW (2012-2032)

sehingga rencana wilayah kajian bisa terintegrasi dengan rencana pembangunan


daerah melalui rencana tararuang wilayah yang telah ada.
Tahapan kemudian Pokja bersepakat

menentukan daerah pengembangan prioritas

yang ada di RTRW (PKN, PKL) dengan mengkompilasi prinsip yang telah di sepakati
di atas. Kemudian menentukan sampling kecamatan, desa/kelurahan sebagai wilayah
kajian yaitu empat kecamatan kawasan kota yang meliputi kecamatan tobelo utara,
2
Pokja Sanitasi
Kabupaten Halmahera Utara 2013

tobelo selatan , kecamatan Tobelo, dan tobelo tengah dengan jumlah desa/kel secara
keseluruhan 20 Desa dengan total responden 500 KK ibu rumah tangga atau anak
perempuan yang telah berumur di atas 18 tahun.
1.2.3. Visi dan Misi Kabupaten Halmahera Utara
Sebagai upaya pencapaian dan maksimalisasi penyusunan dokumen buku putih yang di harapkan
sebagai dokumen daerah dan akan mendapat dukungan kebijakan dari Bupati dan DPRD kabupaten
Halmahera utara, maka di pandang perlu oleh pokja kabupaten menyandingkan visi misi bupati yang
di jabarkan dalam RPJMD agar dapat terintegrasi pada visi dan misi yang mana terkait rencana
pembangunan sanitasi yang akan di lakukan kedepan.
Melihat visi dan misi bupati dalam RPJMD adalah sebagai berikut:
Halmahera Utara yang Aman, Adil, Damai dan Sejahtera dalam suasana kekeluargaan sejati.Maju
dan mampu bersaing dan tetap dalam bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia.
Makna yang terkandung dalam Visi
1. Aman, artinya Masyarakatnya membangun dan bekerja dengan tidak rasa takut atau waswas;
2. Adil, artinya seimbang dan selaras secara proporsional kadar dan takar masing-masing
komponen;
3. Damai dan Sejahtera, artinya ada rasa percaya satu dengan yang lain dalam suasana
kekeluargaan, persaudaraan dan cinta lingkungan serta pemenuhan kebutuhan untuk
meningkatkan taraf hidup;
4. Maju, artinya berjuang tanpa pamrih untuk meraih sesuatu yang lebih baik dan mampu
bersaing baik lokal, regional, Nasional maupun global. Semua itu tetap dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pencapaian visi dari bupati maka di dukung dengan beberapa poin Misi sebagai
kebijakan operasionalnya sebagai berikut :
Misi Pertama

Memantapkan ketertiban dan keamanan yang telah dicapai selama


ini untuk lebih memberikan rasa aman dan nyaman kepada

Misi Kedua

penduduk yang mendiami Halmahera Utara


Membangun sarana dan prasarana wilayah yang seimbang secara
3
Pokja Sanitasi
Kabupaten Halmahera Utara 2013

proposional baik jalan dan jembatan, pendidikan, kesehatan,


telekomunikasi, air bersih, pasar, pelabuhan udara, dermaga laut
Misi Ketiga

dan lainnya
Mengupayakan dan mendorong saling percaya, dan saling
melindungi baik antar sesama manusia maupun manusia dengan
alam sekitar dan yang paling utama adalah tercipta hubungan yang

Misi Keempat

sungguh-sungguh antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa


Menciptakan iklim yang sehat untuk berkompetisi secara sportif

Misi Kelima

menuju kemajuan yang kompetitif dalam segala hal


Menjaga dan melestarikan rasa kebangsaaan dan nasionalisme
yang tinggi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dari uraian visi dan misi Bupati ada terdapat sinkronisasi dan relevansi dengan konsep
kebijakan pembangunan sanitasi pada visi di mana dimaknai dengan kata adil dan sejahtera
yang kemudian di breakdown dengan misi pada misi Kedua dan ke Lima .
Kita sadari bahwa konsekwensi pembangunan harus selaras dengan kebutuhan

wilayah

peruntukannya agar dapat tertata dan di kembangkan sesuai dengan tingkat pertumbuhan
penduduk di masa depan, maka dalam mendukung visi dan misi pembangunan sebagai
pelayanan public semua perencanaan harus konsisten dengan wilayah pengembangan nasional
maupun Lokal.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
1.3.1. Maksud
Maksud penyusunan buku putih sanitasi ini adalah sebagai berikut:
a. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Utara akan menjadi dasar dan acuan
dimulainya pekerjaan sanitasi di Kabupaten Halmahera Utara.
b. Buku putih sanitasi merupakan hasil kerja beberapa dinas yang terkait dengan persoalanpersoalan sanitasi.
c. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Halmahera Utara ini menyajikan data-data sanitasi yang
sesuai dengan kebutuhan sanitasi di Kabupaten Halmahera Utara.
d. Buku Putih Sanitasi ini nantinya menjadi panduan kebijakan Pemerintah Kabupaten
1.3.2.

Halmahera Utara dalam mengatur dan memanejemen kegiatan sanitasi.


Tujuan
Tujuan penyusunan ini buku putih ini adalah:
1. Melakukan pemetaan kondisi sanitasi per perbidang di wilayah
kabupaten Halmahera Utara
2. Melakukan pemetaan sistem sanitasi dan cakupan layanannya,
4
Pokja Sanitasi
Kabupaten Halmahera Utara 2013

3. Melakukan pemetaan kondisi layanan sanitasi yang ada dan sedang


dilaksanakan,
4. Pemetaan isu dan permasalahan sanitasi serta posisi pengelolaannya di
kabupaten Halmahera Utara.
5. Mendorong terwujudnya perencanaan dan pembangunan sanitasi yang
lebih komprehensif
1.4. METODOLOGI
Metodologi Penyusunan Buku Putih Sanitasi di lakukan oleh pokja melalui rapat persamaan
prespsepsi untuk memperoleh data sekunder yang akan menjadi suplemen dalam penyusunan buku
putih sanitasi terkait dengan data profil wilayan yang menjadi domain Bappeda, badan statestik,
DPPKAD , SKPD pendidikan,SKPD kesehatan yang akan menjadi input pada bab I dan II. Yang
selanjudnya untuk input data pada profil Sanitasi BAB III, IV DAN V di lakukan dengan dua
pendekatan pengumpulan data yaitu data sekunder dan data primer Study EHRA serta data survey
non EHRA yang di kompilasikan juga dengan presepsi SKPD yang terlibat dalam Pokja .
1. Sumber Data
a. Dokumen-dokumen daerah yang berkaitan dengan data-data sanitasi yang menjadi ruang
lingkup pekerjaan pada dinas/badan/kantor yang terkait, baik langsung maupun tidak
langsung, misalnya yang berupa data kependudukan, data keuangan daerah, data kondisi
social budaya, kelembagaan & peraturan , tata ruang. , system pengelolaan sanitasi, data
peta dan foto pendukung.
b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas
dinas/badan/kantor yang terkait untuk klarifikasi data-data. Narasumber ini tidak terbatas,
dapat diperoleh dari pihak masyarakat sipil, swasta dan tokoh masyarakat yang dapat
mendukung data primer sanitasi yang diperlukan.
2. Pengumpulan Data
Data sekunder dapat di kumpulkan pada SKPD berupa dokumen RPJMD, RTRW,
Halutdalam angka, dok. Statestik, dok APBD , Renstra /renja SKPD yang kemudian di
lakukan kompilasi dan analisis sesuai kebutuhan BAB per BAB .
Data Primer Study EHRA dan Survey non EHRA di lakukan oleh POKJA dengan
menggunakan sampling wawancara terhadap responden sebagai nara sumber secara
partisipatif yang kemudian hasil dari kosioner akan di imput dalam instrument EHRA dan di
analisi , Sementara untuk survey non EHRA di lakukan diskusi tematik dan wawancara
5
Pokja Sanitasi
Kabupaten Halmahera Utara 2013

langsung terhadap nara sumbernya yang hasilnya akan di olah sebagai informasi dalam input
BAB per BAB.
3. Perencanaan ( Proses penulisan )
Dalam tahap PROSES penulisan pokja bersepakat melakukan penbagian peran dan
tugas agar tahapan dan kendala yang di hadapi nantinya bisa di minimalisir, maka pokja
menyepakati penyusunan jadwal dalam proses penulisan BPS ( SKPD mana tugas apa, siapa
penanggungjawabnya, data apa yang di butuhkan, bagaimana penjaminan mutunya, kapan di
selesaikan), dari kesepakatan tersebut diatas maka penulisan dokumen di lakukan oleh
POKJA yang di damping fasilitator mulai dari menelaah darft BPS dengan tuntunan panduan
praktis penyusunan Buku Putih Sanitasi ( BPS ) dan langkah langkah praktis dalam
pemenuhan kebutuhan data dan informasi BAB dan Sub BAB. Data data yang telah di olah
dan di peroleh pokja di jadikan input di masing masing BAB yang kemudian di evaluasi
bersama dan di lakukan penjaminan mutu secara internal yang selanjudnya di upload
kenawasis untuk di lakukan penjaminan mutu kualitas di tingkat tim panel Pokja Provinsi
Sedangkan tahapan yang di lakukan untuk mendukung proses penyusunan dokumen
BPS Pokja kabupaten mengindentifikasi tahapan tahapan sebagai berikut :
1. Pengumpulan data sekunder
2. Pemetaan awal kondisi sanitasi
3. Survey/Studi (pengumpulan data primer)
4. Pemetaan kondisi sanitasi berdasarkan hasil studi (terutama studi EHRA)
5. Penetapan area bersisiko tinggi dan analisa penyebab utama masalah sanitasi
6. Finalisasi Buku Putih Sanitasi

6
Pokja Sanitasi
Kabupaten Halmahera Utara 2013

1.5. DASAR HUKUM DAN KAITANNYADENGANDOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA


1.5.1.

Dasar Hukum
Dalam penyusunan Dokumen Buku Putih Sanitasi pokja menyepakati Dasar Hukum, Posisi,
Fungsi, dan Peran Buku Putih Sanitasi dengan dokumen yang ada di daerah dengan tujuan
agar kedepannya dapat terintegrasi dalam Proses perencanaan regular di Daerah melalui
Musrenbang Kabupaten.
Adapun dasar pertimbangan penyusunan BPS terkait dengan Regulasi secara Nasional, dan
Daerah yang menjadi dasar hokum yaitu :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Pemukiman;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ), sebagaimana telah diubah untuk yang kedua
kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
7
Pokja Sanitasi
Kabupaten Halmahera Utara 2013

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM) ;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1994 tentang
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Anggaran Daerah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana yang telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan,
19. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Utara Nomor 14 Tahun 2006 tentang Sampah
dan Retribusi Sampah
20. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Utara Nomor 8 tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Halmahera Utara;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Utara Nomor 41 Tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2010 2014.
22. Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Utara Nomor 09 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2012 2032.

1.5.2. Keterkaitan Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya.


Berangkat dari dasar hokum, di atas maka Buku putih yang menjadi salah satu amanat
pelayanan dasar dalam pemenuhan pembangunan sanitasi di Daerah yang akan di laksanakan oleh
8
Pokja Sanitasi
Kabupaten Halmahera Utara 2013

pemerintah Daerah, Swasta dan Masyarakat dapat terintegrasi dengan Dokumen perencanaan
daerah lainnya agar tujuan pembangunan dapat di capai secara komprehensif , multi sector dan
keberlanjutan adapun hubungannya pada diagram di bawah ini
Diagram 1.5.2.

Visi pengelolaan Sanitasi


Jangka Panjang 20 Tahun
dan wilayah spasialnya
Wilayah
BPS

RPJPD
RPJPD

RPJMD

RTRW

RENJA SKPD

Area beresiko Bab


V

Visi-misi, kondisi geografis, administrasi,


demografi, social budaya dan sarana prasarana
sanitasi bab I,II,III BPS

RENSTRA SKPD

RKPD

kajian

Struktur anggaran sanitasi, struktur APBD,


perekonomian daerah lima tahun Bab II,III dan
IV BPS

Rencara kerja sanitasi tahunan


daerah Bab IV BPS
Rencara kerja sanitasi tahunan
SKPD Bab IV BPS

9
Pokja Sanitasi
Kabupaten Halmahera Utara 2013

Anda mungkin juga menyukai