Anda di halaman 1dari 3

Strategy Implementation

Strategy Implemetation adalah kumpulan jumlah kegiatan dan pilihan yang wajib
untuk pelaksanaan sebuah rencana strategi. Ini adalah sebuah proses dimana objektif,
strategi, dan kebijakan ditempatkan menjadi kegiatan melalui program pengembangan
dan taktik, persediaan, dan prosedur. Meskipun implementasi sering dianggap hanya
setelah strategi tersebut dirumuskan, Implementasi sebenarnya adalah sebuah bagian
penting dari manajemen strategi. Oleh sebab itu rumusan strategi dan implementasi
strategi harus dianggap sebagai dua sisi mata uang yang sama.
Implementasi yang buruk disebutkan atas sebuah angka dari kegagalan strategi.
Contohnya, penelitian memperlihatkan bahwa setengah dari semua perolehan tidak
mendapatkan apa yang telah diekspektasikannya, dan satu dari empat perusahaan
internasional tidak berhasil.Komunikasi yang buruk adalah pemberitahuan yang paling
bermasalah di pos gabungan, sinergi harapan yang realistis, masalah yang terstruktur,
rencana pokok yang hilang, semangat yang hilang, kurangnya komitmen dari pihak
manajemen, dan belum adanya strategi yang tepat sasaran. Sebuah penelitian dari A.
T..Kearney telah menemukan bahwa sebuah perusahaan baru saja dua tahun dimana
membuat sebuah akuisisi. Setelah tahun kedua, pintu kesempatan untuk menempa
sinergi tersebut telah semakin dekat. Penelitian Kearney telah didukung oleh penelitian
lebih lanjut Bert, MacDonald dan Herd. Ditengah kesuksesan penelitian yang diperoleh,
70% sampai 85% dari semua sinergi gabungan telah disadari tidak lebih dari 12 bulan
pertama, meskipun sisanya disadari pada tahun kedua.
Untuk memulai proses implementasinya, pembuat strategi harus menyadari
beberapa pertanyaan seperti dibawah:

Siapa orang yang akan melaksanakan rencana strategi?


Apa yang harus dilakukan untuk menyelaraskan operasi perusahaan dengan
pimpinan yang baru?
Bagaimana setiap orang akan bekerjasama untuk melakukan apa yang
dibutuhkan?

Pertanyaan tersebut dan yang mirip seharusnya pada awalnya telah disebutkan ketika
sebuah pro dan kontra tentang alternatif strategi telah dianalisa. Begitupun juga harus
disebutkan lagi sebelum rencana implementasi yang sesuai dapat di buat. Kecuali jika
pihak manajemen dapat menjawab beberapa pertanyaan pertanyaan dasar yang
cukup memuaskan, meskipun strategi yang telah direncanakan dengan baik itu tidak
mungkin memberikan sebuah hasil yang diinginkan.
Sebuah survey dari 93 fortune 500 firms telah memperlihatkan lebih dari
setengah perusahaan yang berpengalaman yang mengikuti 10 persoalan ketika mereka

mencoba untuk mengimplementasikan sebuah perubahan strategi. Berikut bebera


papersoalan disusun menurut frekuensinya :
1.
2.
3.
4.
5.

Implementasinya mengambil banyak waktu lebih dari rencana awal


Persoalan utama yang tidak disangka muncul
Beberapa kegiatan tidak terkoordinasi dengan efektif
Kegiatan persaingan dan krisis perhatian dari implementasi
Karyawan yang terlibat tersebut tidak cukup pantas dan sanggup untuk
menjalankan perkerjaan mereka
6. Karyawan kelas bawah yang kurang diberi pelatihan
7. Tidak terkontrolnya faktor masalah diluar lingkungan
8. Beberapa manajer tidak cukup memberikan sifat kepemimpinannya
9. Inti pelaksanaan beberapa tugas dan aktifitas yang buruk
10. Buruknya pengamatan system informasi terhadap beberapa aktifitas

Siapakah yang mengimplementasikan strategi tersebut?


Tergantung bagaimana sebuah perusahaan itu diorganisir, orang-orang yang
menjalankan strategi tersebut kemungkinan akan menjadi lebih berbeda susunannya
daripada orang orang yang merumuskan strategi tersebut. Di dalam kebanyakan
perusahaan multi industry bersekala besar, setiap orang di sebuah organisasi tersebut
merupakan orang pelaksana strategi tersebut. Wakil Ketua di area tersebut dan direktur
divisi atau strategic business unit (SBUs) bekerja dengan bawahan mereka untuk
menempatkan bersama memperbesar skala pelaksanaan rencana tersebut. Manajer
Pabrik, Manajer Proyek dan Kepala Unit menempatkan rencana-rencana tersebut untuk
pabrik utama mereka, Departemen dan Unit tersebut. Oleh karena itu, setiap
operasional manajer turun ke menejemen lini pertama seperti supervisor dan setiap
karyawan yang mana dilibatkan beberapa cara dalam pelaksanaan perusahaan, bisnis,
dan fungsi strategis tersebut.
Di perusahaan tersebut banyak orang yang sangat penting untuk pelaksanaan
keberhasilan strategi yang mungkin memiliki sedikit untuk melakukan pengembangan
perusahaan dan bahkan strategi bisnis. Oleh karena itu, mereka mungkin
keseluruhannya tidak menyadari data dari dalam jumlah besar dan pekerjaan tersebut
yang telah pergi kedalam proses formula. Kecuali jika mengubah dalam bentuk misi,
objektif, strategi dan kewajiban dan yang paling pentingnya untuk sebuah perusahaan
adalah komunikasi yang jelas untuk semua manajer operasional, disanapun terdapat
banyak pertentangan dan kelambatan. Manajer mungkin berharap untuk mempengaruhi
top manajement membuang rencana barunya dan mengganti dengan cara yang lama.
Ini adalah satu alas an mengapa melibatkan orang orang di semua level organisasi

dalam perumusan dan pelaksanaan strategi yang cenderung untuk menghasilkan


performa terbaik secara terorganisasi.

Anda mungkin juga menyukai