Analisislaporankeuanganpemerintahpusatdandaerah 151023034036 Lva1 App6891
Analisislaporankeuanganpemerintahpusatdandaerah 151023034036 Lva1 App6891
20120420476
Akuntansi Keuangan
Pemerintah Daerah
Kelas J
sumber daya keuangan kepada daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
Komponen LKPD
Komponen dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut :
1. Laporan Realisasi APBD (LRA)
2. Neraca
3. Laporan Arus Kas (LAK)
4. Catatan Atas Laporan Keuangan (komite standar akuntasi pemerintah pusat dan
daerah).
5. Selain empat bentuk unsur laporan keuangan yang dikemukakan di atas, masingmasing daerah diharuskan menyampaikan informasi yang berkaitan dengan
keuangan daerah, yaitu laporan keuangan badan usaha milik daerah dan data yang
Masyarakat
SA-PPKD sebagai pengguna anggaran (entitas akuntansi) yang akan
menghasilkan laporan keuangan PPKD yang terdiri dari LRA PPKD, Neraca
PPKD, dan CaLK PPKD.
SA-Konsolidator sebagai wakil pemda (entitas pelaporan) yang akan mencatat
transaksi resiprokal antara SKPD dan PPKD (selaku BUD) dan melakukan
proses konsolidasi lapkeu (lapkeu dari seluruh SKPD dan PPKD menjadi lapkeu
pemda yang terdiri dari Laporan Realisai APBD (LRA), Neraca Pemda, LAK,
Neraca
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Arus Kas
Catatan Atas Laporan Keuangan
Tiap-tiap daerah merupakan satu entitas-entitas yang akan membuat laporan
keuangannya dan akan diserahkan ke Pemerintah Pusat. Pemerintah pusat yang juga
sebagai suatu entitas akan menggabungkan laporan keuangan daerah-daerah tersebut
(prepayment).
Kerangka umum sistem akuntansi pemerintah daerah
1) Satuan kerja memberikan dokumen-dokumen sumber (ds) seperti surat perintah
membayar uang (spmu) dan surat tanda setoran (sts) dari transaksi keuangannya
kepada unit keuangan pemerintah daerah.
2) Unit pembukuan dan unit perhitungan melakuan pembukuan bulanan (ds) tersebut
dengan menggunakan komputer akuntansi (komputer yang telah disiapkan untuk
keperluan akuntansi) termasuk perangkat lunak (software) akuntansi.
3) Dari proses akuntansi tersebut dihasilkan jurnal yang sekaligus diposting ke dalam
buku besar dan buku pembantu secara otomatis untuk setiap satuan kerja.
Bila dokumen di atas telah di verifikasi dan benar maka dilanjutkan dengan
proses komputer untuk pembuatan laporan pertanggungjawaban (lpj).
Lpj dikirimkan kepada kepala daerah sebagai pertanggungjawaban satuan kerja
atas pelaksanaan anggaran, satu copy dikirim kepada satuan kerja yang
bersangkutan untuk kebutuhan pertanggungjawaban dan manajemen. Satu copy
untuk arsip unit perhitungan.
Lpj konsolidasi juga harus diberikan kepada kepala daerah agar dapat
apabila
didasarkan
pada
basis
akrual,
yakni
berdasarkan
apabila
terdapat
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
yangmengharuskan penyajian suatu laporan keuangan dengan basis kas, maka laporan
keuangan dimaksud wajib disajikan demikian.
Meskipun memiliki akses terhadap detail informasi yang tercantum di dalam
laporan keuangan, pemerintah wajib memperhatikan informasi yangdisajikan dalam
laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian,dan pengambilan
keputusan. Selanjutnya, pemerintah dapat menentukan bentukdan jenis informasi
tambahan untuk kebutuhan sendiri di luar jenis informasi yangdiatur dalam kerangka
peraturan
perundang
undangan
wajib
menyajikan
laporan
pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari:
a. Pemerintah pusat
b. Pemerintah daerah
c. Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintahpusat
d. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasilainnya, jika
menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib
menyajikan laporan keuangan.
Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syaratpengelolaan,
pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas
dan misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari
entitas pelaporan lainnya.
Mempertanggungjawabkan
pengelolaan
sumber
daya
serta
Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakatberdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah
dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya
pengeluaran tersebut.
Evaluasi Kinerja
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaansumber
daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.
Tujuan Pelaporan keuangan
Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan
baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
a. menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumberdaya
keuangan
b. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalanuntuk
membiayai seluruh pengeluaran
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telahdicapai
d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanaiseluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya
sisa
lebih/kurang
pelaksanaananggaran,
saldo
anggaran
lebih,
menyajikan laporan lain dan/atau elemen informasi akuntansi yang diwajibkan oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan (statutory reports).
diselenggarakan
berdasarkan
peraturan
daerah.
Prinsip Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang
dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara
akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna
laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah
delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah:
a. Basis akuntansi
b. Prinsip nilai historis
c. Prinsip realisasi
d. Prinsip substansi mengungguli bentuk formal
e. Prinsip periodisitas
f. Prinsip konsistensi
g. Prinsip pengungkapan lengkap
h. Prinsip penyajian wajar.
Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuanganpemerintah adalah basis
akrual, untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas.Dalam hal
peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas,
maka entitas wajib menyajikan laporan demikian.Basis akrual untuk LO berarti bahwa
pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi
walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai
kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas
Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak
luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO.
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas,maka LRA
disusun berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan
diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas
pelaporan; serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas
dikeluarkan dari Rekening KasUmum Negara/Daerah. Namun demikian, bilamana
anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun
berdasarkan basis akrual.Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan
ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau
kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat
dimilikinya
dapat
ditentukan.Periode
utama
yang
digunakan
adalah
berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode
akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa
metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik dibanding
metode lama.Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam
Laporan Keuangan.
Penyajian Wajar (Fair Presentation)
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan RealisasiAnggaran,
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus
Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam rangka
penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun laporan keuangan
ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.Ketidakpastian seperti
itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan
pertimbangan
sehat
dalam
penyusunan
laporan
keuangan.Pertimbangan
sehat