Anda di halaman 1dari 9

A.

Tujuan
1. Menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan
dalam pembuatan
emulsi
2. membuat emulsi dengan menggunakan emulgator golongan surfaktan
3. mengevaluasi kestabilan suatu emulsi
4. menenntukan HLB butuh minyak yang digunakan dalam pembuatan
emulsi.
B. Dasar Teori
Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil secara termodinami
yang mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur,
dimana satu diantaranya didispersikan sebagai bola-bola dalam fase cair
lain. Sistem dibuat stabil dengan adanya suatu zat pengemulsi. Dalam
bidang farmasi emulsi biasanya terdiri dari minyak dan air. Berdasarkan
fase terdispersi dikenal dua jenis emulsi, yaitu emulsi tipe M/A dan emulsi
tipe A/M.
Tipe emulsi minyak dalam air (M/A) apabila fase minyak
didispersikan sebagai bola-bola keseluruh fase kontinu air .Tipe emulsi air
dalam minyak (A/M) apabila fase minyak bertindak sebagai fase kontinu.
Dalam pembuatan suatu emulsi pemilihan emulgator merupakan faktor
yang penting karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak
dipengaruhi oleg emulgator yang digunakan. Ada empat teori untuk
melihat proses terjadinya emulsi, yaitu teori tegangan permukaan, teori
orientasi bentuk biji, teori interfacial film dan teori lapisan listrik rangkap.
Metode yang digunakan untuk menilai efisiensi emulgator yang
ditambahkan adalah metode HLB (Hydrophilic-Lyphopilic Balance). Makin
tinggi harga HLB suatu surfaktan semakin bersifat polar. Selain itu harga
HLB butuh suatu minyak tetap untuk suatu sistem emulsi tertentu dan
harga ini ditentukan berdasarkan percobaan.

Emulsi adalah suatu sistem yang tidak stabil karena adanya energi
bebas permukaan yang besar. Hal ini tejadi karena pada proses
pembuatannya luas permukaan salah satu fase akan bertambah berlipatlipat kali. Sistem tersebut selalu memantapkan diri agar energi bebas bisa
menjadi nol yaitu dengan cara penggabungan globul. Berdasarkan hal
tersebut dikenal beberapa fenomena ketidakstabilan emulsi, yaitu:
1. flokulasi dan creaming
2. Koalesan dan demulsifikasi
C.Alat Dan Bahan

Alat
- Gelas ukur 100 ml
- Beker gelas 250 ml
- Tabung reaksi
- Mixer
- Termometer
Bahan
- Minyak kelapa
- Asam Stearat
- TEA

D. Cara Kerja
Penentuan HLB butuh minyak dengan jarak HLB besar

Bahan

Hitung jumlah TEA dan Asam stearat yang dibutuhkan untuk

masing-masing harga HLB butuh


Timbang masing-masing minyak, air TEA dan asam stearat

sejumlah yang dibutuhkan


Campurkan minyak dengan asam stearat dan air dengan TEA
Panaskan diatas penangas air sampai suhu mencapai 75C
Tambahakan campuran minyak kedalam campuran air dan
segera diaduk dengan pengaduk elektrik pada kecepatan dan

waktu yang sama


Masukan kedalam tabung sedimentasi dan beri tanda untuk

masing-masing HLB
amati kestabilan selama 5 hari

Harga HLB

E. Data Pengamatan
Dari pengukuran creaming yang telah dilakukan selama 5 hari setelah pembentukan emulsi,
diperoleh data sebagai berikut.
HLB

Tinggi Creaming (cm) pada hari kelima


Tabung 1
Tabung 2
Stabil
Stabil
1,2
0,3
0,1
0,2
0,1
0,5

9
10
11
12

Tabel pengamatan tinggi fase air dan fase minyak


HLB
Buth
9

tabung
1

10

11

Hari

Tinggi Fase Air

Tinggi Fase

Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat

3,8 cm
3,8 cm
3,8 cm
3,8 cm
4 cm
4,9 cm
4,9 cm
4,9 cm
4,9 cm
4,9 cm
8,2 cm
8,2 cm
8,3 cm
8,3 cm
8,3 cm
10,5 cm
10,5 cm
10,5 cm
10,5 cm

minyak
8,4
8,4
8,4
8,4
7,2
6,9
6,9
6,9
6,9
6,9
3,3
3,3
3,2
3,2
3,2
2.9
2,9
2,9
2,9

Kelima

10,7 cm

2,6

Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat

7,4
7,4
7,4
8,8

cm
cm
cm
cm

5,6
5,6
5,6
4,2

Kelima
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima

12

4,2
1,9
1.9
1,9
1,7
1,7
1,3
1,3
1,3
1
1
3,8
3,8
3,8
3,6
3,4

8,8 cm
12,6 cm
12,6 cm
12,6 cm
12,8 cm
12,8 cm
11,7 cm
11,7 cm
11,7 cm
12 cm
12 cm
8,5 cm
8,5 cm
8,5 cm
8,7 cm
8,9 cm

F. Perhitungan
TEA HLB = 12
Asamstearat HLB =6
Misalnya sebanyak 5g

A% a =

(xHLB b)
HLB aHLB b

x 100%

B% b = (100%-A%)
1. HLB Butuh 9
% TEA

(96)
(126)

x 100%

% asam stearat

= (100%-50%)
=

3
6

= 50%

x 100 %

50
100 x 5g = 2,5g
2. HLB Butuh 10

= 50%

50
100

X 5g = 2,5g

% TEA

(106)
(126)

x 100%

% asam stearat

= (100%-66,67%)
=

4
6

x 100 %

= 33,33%

= 66,67%

66,67
100 x 5g =3,33g

33,33
100

X 5g = 1,66 g

3. HLB butuh 11
% TEA

(116)
(126)

x 100%

% asam stearat

= (100%-83,33%)
=

5
6

x 100 %

=16,67%

= 83,33%

83,33
100 x 5g = 4,166 g

16,67
100 X 5g = 0,233g

4. HLB butuh 12
% TEA

(126)
(126)

x 100%

% asam stearat

= (100%-100%)
=

6
6

x 100 %

= 0%

=100%

100
100 x 5g = 5g
G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan emulsifikasi. Percobaan ini bertujuan
agar mahasiswa mampu menghitung jumlah emulgator golongan surfaktan yang digunakan
dalam pembuatan emulsi, membuat emulsi dengan menggunakan emulgator golongan
surfaktan, mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi dan menentukan HLB butuh minyak
yang digunkan dalam pembuatan emulsi.

Emulsi adalah suatu sistem dispersi yang secara termodinamik tidak stabil, terdiri dari
paling sedikit dua cairan yang tidak bercampur dan satu diantaranya terdispersi sebagai
globul-globul dalam cairan lainnya.Emulsi yang akan dibuat pada percobaan ini adalah
emulsi minyak dalam air. Kestabilan emulsi tergantung dari emulgator yang digunakan.
Creaming merupakan salah satu bentuk ketidakstabilan emulsi yang akan diamati pada
percobaan ini. Creaming merupakan suatu peristiwa terjadinya lapisan-lapisan dengan
konsentrasi yang berbeda-beda di dalam emulsi. Lapisan dengan konsentrasi paling pekat
akan berada di sebelah atas atau bawah tergantung dari bobot jenis fase.
Pada percobaan emulsifikasi ini akan dibuat satu seri emulsi dengan nilai HLB butuh
masing-masing 9,10,11,12. Bahan yang digunakan adalah minyak makan dan air, sedangkan
untuk emulgator digunakan emulgator kombinasi surfaktan yaitu Asam Stearat dan TEA.
Proses pengerjaan diawali dengan menghitung jumlah Asam stearat dan TEA yang
dibutuhkan untuk setiap nilai HLB butuh mulai dari HLB butuh 9 sampai HLB 12. Dari hasil
perhitungan diperoleh jumlah Asam Stearat dan TEA yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
HLB
9
10
11
12

TEA (g)
2,5
3,33
4,166
5

Asam Stearat (g)


2,5
1,66
0,833
0

Setelah mengetahui jumlah masing-masing asam stearat dan TEA yang digunakan,
praktikan kemudian membuat emulsi untuk masing-masing nilai HLB butuh. Pertama-tama
dilakukan penimbangan seluruh bahan sejumlah yang dibutuhkan. Kemudian minyak
dicampurkan dengan asam stearat dan ditempatkan dalam cawan penguap. Minyak dicampur
dengan asam stearat karena asam stearat bersifat non polar, hal ini dapat diketahui dari nilai
HLB asam stearat yang relative rendah yaitu 6 sehingga sesuai dengan sifat minyak yang
nonpolar. Selanjutnya, air dicampurkan dengan TEA dan ditempatkan dalam dalam cawan
penguap yang lain. Air yang digunakan adalah sebanyak 35 mL. Perhitungan jumlah air yang
dibutuhkan adalah :
Air= 50 ml (10 ml minyak + 5 gram emulgator)
= 35 gram

Karena berat jenis air adalah 1 gram/mL jadi volume air yang ditambahkan adalah :

Volume air

35 gram
1g
mL

= 35 mL
Pencampuran TEA dengan air karena nilai HLB TEA relatif tinggi yaitu sebesar 12.
Nilai HLB yang tinggi menunjukkan bahwa TEA bersifat polar sehingga dapat bercampur
dengan air yang bersifat polar. Kedua cawan penguap yang telah berisi campuran tersebut
kemudian dipanaskan di atas penangas air. Setelah dipanaskan, campuran minyak
dimasukkan ke dalam campuran air dan diaduk dalam lumpang yang panas. Pengdukan harus
konstan agar tidak terjadi pecahnya emulsi dan tercampur merata.
Terbentuknya emulsi ditandai dengan berubahnya warna campuran menjadi putih susu.
Setelah terbentuk emulsi, emulsi dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi (tabung reaksi)
dan diberi tanda sesuai dengan nilai HLB-nya. Tinggi emulsi dalam tabung diusahakan sama
agar mempermudah dalam membandingkan kestabilan dari tiap emulsi. Selanjutnya, diamati
ketidakstabilan emulsi yang terjadi selama 5 hari.
Dari hasil pengamatan, setelah emulsi dipindahkan ke dalam tabung sedimentasi semua
emulsi mengalami creaming, terkecuali HLB butuh 9. Terbentuknya creaming menandakan
emulsi yang terbentuk tidak stabil. Creaming yang terbentuk mengarah ke atas. Dari hasil
pengukuran tinggi creaming pada saat hari ke-5 diperoleh data sebagai berikut.
HLB
9
10
11
12

Tinggi Creaming (cm) pada hari kelima


Tabung 1
Tabung 2
Stabil
Stabil
1,2
0,3
0,1
0,2
0,1
0,5

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua emulsi yang dibuat ternyata tidak stabil,
karena terjadi creming pada semua tabung sedimentasi terkecuali HLB butuh 9. Walaupun

oleh beberapa peneliti creaming tidak dipertimbangkan sebagai ketidakstabilan, namun


creaming berpotensi terhadap terjadinya penggabungan fase dalam yang sempurna. Jadi,
semakin tinggi creaming yang terjadi, semakin besar pula potensi fase dalam untuk
bergabung secara sempurna.
Ketidakstabilan emulsi dapat terjadi karena penggunaan emulgator yang tidak sesuai,
selain itu penurunan suhu yang tiba-tiba dapat menyebabkan emulsi menjadi tidak stabil.
Penambahan air secara langsung dalam campuran juga mempengaruhi pembentukan emulsi
yang tidak stabil.
H.Kesimpulan
1. Emulsi adalah suatu sistem dispersi yang secara termodinamika tidak stabil, terdiri
dari paling sedikit dua cairan yang tidak bercampur dan satu diantaranya terdispersi
sebagai globul-globul dalam cairan lainnya. Sistem ini umumnya distabilkan dengan
emulgator.
2. Creaming adalah suatu peristiwa terjadinya lapisan-lapisan dengan konsentrasi yang
berbeda-beda di dalam emulsi.
3. Emulsi dengan bahan air dan minyak kelapa menggunakan emulgator TEA dan
asam stearat dengan HL9,10,11 dan 12 tidak stabil karena mengalami creaming,
dimana creaming yang terbentuk mengarah ke atas, terkecuali HLB 9 yang stabil.
4. Diantara emulsi-emulsi yang diamati, emulsi yang paling stabil adalah emulsi
dengan HLB 9, karena pada hari terakhir tidak ditemukannya creaming.
5. Ketidakstabilan emulsi dapat terjadi karena penggunaan emulgator yang tidak
sesuai, selain itu penurunan suhu yang tiba-tiba dapat menyebabkan emulsi menjadi
tidak stabil. Penambahan air secara langsung dalam campuran juga mempengaruhi
pembentukan emulsi yang tidak stabil.

Daftar Pustaka

Anief, Moh. 2000. Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek. Yogjakarta : Gadjah Mada
University Press
Anonim a. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai