Anda di halaman 1dari 2

TANJUNG SELOR Hutan kota merupakan salah satu komponen ruang terbuka

hijau. Keberadaan hutan kota juga sangat berfungsi sebagai sistem hidrologi,
menciptakan iklim mikro, menjaga keseim-bangan oksigen dan karbon dioksida,
mengurangi polutan dan meredam kebisingan. Selain itu, juga berfungsi untuk
menambah nilai estetika dan keasrian kota, sehingga berdampak positif terhadap
kualitas ling-kungan dan kehidupan masyarakat disekitarnya.
Menanggapi keberadaaan Hutan Kota Bundayati di Kota Tanjung Selor, anggota
DPRD Kabupaten Bulungan, Ir Gurdi mengatakan sudah sepantasnya Pemerintah
menjaga serta melestarikannya. Apalagi, dengan maraknya izin perkebunan dan
pertambangan diterbitkan maka hutan kota Bundayati merupakan benteng terakhir
Kota
Tanjung
Selor
sebagai
daerah
resapan
yang
masih
tersisa.
Dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor sekarang udara perkotaan
semakin tercemar oleh berbagai polutan yang berdampak terhadap kualitas
lingkungan dan kesehatan makhluk hidup yang ada disekitarnya, imbuh Gurdi
kepada Koran Kaltim siang kemarin.
Selain itu, adanya hutan kota berbagai polutan dan partikel padat yang tersuspensi
pada lapisan biosfer bumi akan dapat dibersihkan oleh tajuk pohon melalui proses
jerapan dan serapan. Berbagai polutan dan partikel tersebut sebagian akan
terserap masuk ke dalam stomata dan sebagian lagi akan terjerap (menempel)
pada permukaan daun, khususnya daun yang memiliki tekstut permukaan yang
kasar.
Manfaat lain dari adanya hutan kota ini adalah menjadikan udara yang lebih bersih
dan sehat. Daerah yang merupakan tempat penimbunan sampah sementara atau
permanen mengeluarkan bau yang tidak sedap. Maka hutan kota akan dapat
bermanfaat untuk mengurangi bau karena dapat menyerap bau secara langsung.
Dapat menjadi penahan angin yang bergerak dari sumber bau, dan pelindung tanah
dari hasil dekomposisi sampah serta penyerap zat berbahaya yang mungkin
terkandung dalam sampah seperti logam berat, pestisida serta bahan beracun dan
berbahaya lainnya.
Jika hutan kota Tanjung Selor dapat dioptimalkan fungsinya maka tidak menutup
kemingkinan lahan yang dikelilingi oleh pohon kelapa sawit itu dapat dijadikan
acuan seperti pusat penelitian bagi civitas akademika terutama yang menyangkut
tentang flora dan fauna, kata Gurdi. (sah/advhumasdprd).

ANJUNG SELOR Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Pemprov Kaltara
Suheriyatna melalui Kepala Bidang Bina Marga DPU-TR Sudjadi menjelaskan
rencananya pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) di Tanjung Selor sebagai ibu
kota provinsi. Secara ideal disebutkan sebuah kota harus mempunyai 30 persen
ruang terbuka hijau. Untuk itu, pemerintah provinsi dalam hal ini DPU-TR
mengundang beberapa stakeholder dari Pemkab Bulungan dan juga perusahaan

swasta
maupun
BUMN
untuk
siap
bekerjasama.
30 persen RTH nantinya dirancang dengan ketentuan 20 persen untuk umum/publik
dan 10 persen taman privat. Dikatakan Sudjadi, untuk saat ini Dinas Kebersihan
Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Bulungan telah merupaya membangun ruang
terbuka hijau sebagai contoh di tepian Kampung Arab hingga ke area Kulteka.
Sebagai evaluasi, RTH sudah cukup baik untuk beberapa titik namun kurang adanya
pemeliharaan contohnya di Jalan Cenderawasih dan juga rencana RTH dalam bentuk
hutan kota yang hingga kini belum ada sentuhan dari pemerintah setempat.
Menyikapi hal ini, Pemprov Kaltara akan memfasilitasi perusahaan swasta dan juga
BUMN serta Pemkab Bulungan dalam hal ini DKPP untuk menciptakan sebuah ruang
terbuka hijau. Yang jelas kerja sama ini tidak akan merugikan sepihak, semua
saling diuntungkan. Semua akan mendapat output, ujar Sudjadi dalam paparan
DPU-TR terkait penyusunan pembangunan RTH kota. Pola kerjasama yang
ditawarkan kepada baik perusahaan swasta/BUMN dan Pemkab Bulungan tidak
harus
pembangunan
RTH
saja.
Sementara dipaparkan Kepala Seksi Perencanaan, Pemanfaatan dan Pengendalian
DPU-TR Anang Dwi Candra terkait kesepakatan pemerintah dengan pihak swasta
maupun BUMN. Tanjung Selor yang ditetapkan dalam 10 kota percontohan di
Indonesia menjadi kota baru sekaligus ibu kota provinsi mempunyai prioritas
penting untuk saat ini, meski daerah lain juga membutuhkan atensi. Sebagai kota
baru percontohan, Tanjung Selor juga dituntut untuk menjadi kota hijau. Artinya,
kota
ini
bisa
memberikan
kenyamanan.
Tanjung Selor saat ini disorot terus oleh pemerintah pusat karena masuk dalam 10
kota percontohan, untuk itu baik pemerintah provinsi dan juga pemerintah
kabupaten harus bisa mewujudkan hal itu, kata Anang. Strategi yang ditawarkan
salah satunya meningkatkan kualitas dan kuantitas taman.

Anda mungkin juga menyukai